Anda di halaman 1dari 10

SELF CONFIDENCE BAGI REMAJA

SELF CONFIDENCE
APA ITU SELF CONFIDENCE

SELF CONFIDENCE atau “Kepercayaan Diri”

Kepercayaan diri merupakan salah satu aspek kepribadian yang berupa keyakinan akan kemam-
puan diri seseorang sehingga tidak terpengaruh oleh orang lain dan dapat bertindak sesuai kehen-
dak, gembira, optimis, cukup toleran, dan bertanggung jawab

Kepercayaan diri adalah sikap positif seseorang individu yang memampukan dirinya untuk mengem-
bangkan penilaian positif, baik terhadap diri sendiri maupun terhadap  lingkungan/situasi yang di-
hadapinya. 
Bagaimana kepercayaan diri tumbuh ??

menyatakan bahwa percaya diri merupakan suatu keyakinan seseorang yang tumbuh dari sikap
sanggup berdiri sendiri yaitu kesanggupan untuk berbuat baik, menguasai diri, mengontrol tindakan
sendiri, mengatur diri sendiri, dan bebas dari pengendalian orang lain.

Rasa percaya diri yang tinggi sebenarnya hanya merujuk pada adanya beberapa aspek dari kehidu-
pan individu tersebut bahwa ia merasa memiliki kompetensi, yakin mampu dan percaya bahwa dia
bisa karena didukung oleh pengalaman, potensi aktual, prestasi, serta harapan yang realistik ter-
hadap diri sendiri
Remaja dan self confidence
Kepercayaan diri pada remaja tampak pada sikap yang mener-
ima diri sebagaimana adanya. Penerimaan diri merupakan
sikap yang mencerminkan rasa senang
sehubungan dengan kenyataan diri sendiri. Sikap tersebut
merupakan perwujudan dari kepuasan terhadap kualitas ke-
mampuan diri yang nyata. Remaja yang puas pada kualitas
dirinya akan cenderung merasa aman, tidak kecewa dan tahu
apa yang dibutuhkannya, sehingga dapat mandiri dan tidak
bergantung pada orang lain dalam memutuskan segala sesu-
atu secara objektif.
KEPERCAYAAN MENURUT AHLI a:
Remaja yang percaya diri juga cenderung mempunyai gambaran dan konsep
diri yang positif. Hurlock (1991) menyatakan bahwa reaksi positif seseorang
terhadap penampilan dirinya sendiri akan menimbulkan rasa puas yang akan
mempengaruhi perkembangan mentalnya.
Disisi lain, remaja yang kurang percaya diri akan menunjukkan perilaku seperti,
tidak bisa berbuat banyak, selalu ragu dalam menjalan tugas, tidak berani
berbicara jika tidak mendapatkan dukungan, menutup diri, cenderung sedapat
mungkin menghindari situasi komunikasi, menarik diri dari lingkungan, sedikit
melibatkan diri dalam kegiatan atau kelompok, menjadi agresif, bersikap berta-
han dan membalas dendam perlakuan yang dianggap tidak adil.
Menurut Mastuti & Aswi (2008) individu yang tidak percaya diri biasanya dise-
babkan oleh individu tersebut tidak mendidik sendiri dan hanya menunggu
orang melakukan sesuatu kepada dirinya. Semakin individu kehilangan suatu
kepercayaan diri, maka akan semakin sulit untuk memutuskan yang terbaik
apa yang harus dilakukan kepada dirinya, dalam keadaan yang seperti ini re-
maja cenderung akan kehilangan motivasi
Remaja dan self confidence

Menurut Mastuti & Aswi (2008) individu yang tidak percaya diri biasanya dise-
babkan oleh individu tersebut tidak mendidik sendiri dan hanya menunggu orang
melakukan sesuatu kepada dirinya. Semakin individu kehilangan suatu keper-
cayaan diri, maka akan semakin sulit untuk memutuskan yang terbaik apa yang
harus dilakukan kepada dirinya, dalam keadaan yang seperti ini remaja cen-
derung akan kehilangan motivasi
Bagaimana kepercayaan diri tumbuh ??

Rasa tidak percaya diri ditandai dengan adanya kelemahan-kelemahan yang


ada dalam diri individu dan menghambat dalam pencapaian tujuan hidup. Pur-
nawan (2009) mendeteksi sejumlah penyebab kurang percaya diri, di an-
taranya: pengaruh lingkungan, sering diremehkan dan dikucilkan oleh teman
sejawat, pola asuh orang tua yang sering melarang dan membatasi kegiatan
anak, orang tua yang selalu memarahi kesalahan anak, tetapi tidak pernah
memberi penghargaan apabila anak melakukan hal yang positif, kurang kasih
sayang, penghargaan atau pujian dari keluarga, trauma kegagalan dimasa lalu,
trauma dipermalukan atau dihina di depan umum, kelemahan yang ada pada
diri seseorang, seringkali pula menjadi penyebab timbul atau hilangnya rasa
percaya diri. Misalnya, penampilan yang buruk, cacat fisik, dan latar pen-
didikan yang rendah.
Menjadi remaja yang memiliki
self confidence yang tinggi
rasa percaya diri merupakan sikap mental optimisme dari kesanggupan remaja terhadap ke-
mampuan diri untuk menyelesaikan segala sesuatu dan kemampuan diri untuk melakukan
penyesuaian diri pada situasi yang dihadapi. Terdapat beberapa aspek kepercayaan diri yang
harus dimiliki oleh remaja:
1. Keyakinan kemampuan diri (sikap positif seseorang tentang dirinya. Ia mampu secara
sungguh-sungguh akan apa yang dilakukannya)
2. Optimis adalah sikap positif yang dimiliki seseorang yang selalu berpandangan baik dalam
menghadapi segala hal tentang diri dan kemampuannya.
3. Objektif (Orang yang memandang permasalahan atau sesuatu sesuai dengan kebenaran
yang semestinya, bukan menurut kebenaran pribadi atau menurut dirinya sendiri)
4. Bertanggung jawab adalah kesediaan orang untuk menanggung segala sesuatu yang telah
menjadi konsekuensinya
5. Rasional dan realistis adalah analisa terhadap sesuatu masalah, sesuatu hal, dan suatu ke-
jadian dengan menggunakan pemikiran yang dapat diterima oleh akal dan sesuai dengan
kenyataan.
Ciri-ciri remaja yang memiliki
confidence yang tinggi

1. Percaya akan kompetensi/kemampuan diri, hingga tidak membutuhkan pu-


jian, pengakuan, penerimaan, ataupun hormat orang lain.
2. Tidak terdorong untuk menunjukkan sikap konformis demi diterima oleh
orang lain atau kelompo
3. Berani menerima dan menghadapi penolakan orang lain atau berani men-
jadi diri sendiri.
4. Punya pengendalian diri yang baik (tidak moody dan emosinya stabil).
5. memandang keberhasilan atau kegagalan, bergantung pada usaha diri
sendri dan tidak mudah menyerah pada nasib atau keadaan serta tidak
bergantung/mengharapkan bantuan orang lain.
Ciri-ciri remaja yang memiliki
confidence yang rendah

1. Berusaha menunjukkan sikap konformitas (memaksakan merubah sikap demi


orang lain), semata-mata demi mendapatkan pengakuan dan penerimaan kelom-
pok.
2. Menyimpan rasa takut/kekhawatiran terhadap penolakkan.
3. Sulit menerima realita diri (terlebih menerima kekurangan diri) dan memandang
rendah kemampuan diri sendiri – namun dilain pihak, memasang harapan yang
tidak realistik terhadap diri sendiri.
4. Pesimis, mudah menilai segala sesuatu dari sisi negatif.
5. Takut gagal, sehingga menghindari segala risiko dan tidak berani memasang tar-
get untuk berhasi
6. Cenderung menolak pujian yang ditujukan secara tulus (karena undervalue diri

Anda mungkin juga menyukai