Anda di halaman 1dari 3

“HUBUNGAN FEAR OF MISSING OUT (FOMO) DALAM PENGGUNAAN MEDIA

SOSIAL PADA KALANGAN YANG MEMILIKI SELF-CONFIDENT”

 Kepercayaan Diri
Kepercayaan diri dimulai dari diri sendiri dan dukungan orang lain. Percaya diri
dapat merubah seseorang yang tidak berani menghadapi sesuatu, dengan memiliki
percaya diri seseorang menjadi lebih percaya diri dan mampu menghadapi atau
melakukan sesuatu. Keyakinan adalah kualitas atau perasaan yakin akan kemampuan diri
sendiri. Keyakinan seseorang terhadap semua aspek manfaat dan keyakinan ini
membantunya mencapai berbagai tujuan dalam hidupnya. Keyakinan adalah kualitas
seseorang yang memiliki rasa yakin dan percaya pada kemampuannya. Sehingga semua
rencana hidup dapat direncanakan dengan baik.
Bisa juga dikatakan bahwa orang yang percaya diri adalah orang yang mengetahui
kemampuannya dan dapat menggunakan kemampuannya. Orang yang percaya diri hanya
ingin mendengar apa yang orang lain katakan sebagai masukan yang bisa membuat
mereka lebih baik. Kepercayaan tidak diciptakan oleh kelahiran atau warisan.
Kepercayaan diperoleh melalui proses interpersonal yang terbentuk selama hidup
seseorang. Dengan kata lain, kepercayaan diri muncul dari berbagai pengalaman yang
terjadi saat berinteraksi satu sama lain di lingkungan baru atau lama. Interaksi sosial ini
dapat dilakukan melalui lingkungan keluarga karena keluarga seringkali merupakan
tempat terdekat yang dimiliki seseorang.
Dalam keluarga, seorang anak dapat memperoleh pendidikan yang bermanfaat
baginya di masa depan. Kursus ini mengacu pada, seperti pendidikan moral, pendidikan
teknis dan pendidikan etika. Semua pelajaran tersebut dapat diterapkan dalam kehidupan
sehari-hari dan akan terus berkembang seiring berjalannya waktu. Oleh karena itu,
melatih dan membangun rasa percaya diri dapat dimulai dari lingkungan. Percaya diri
dapat didefinisikan sebagai perasaan percaya diri dan keberanian yang dapat membuat
Anda bahagia. Orang yang berani mampu beradaptasi dengan lingkungan baru, dan orang
yang berani lebih kohesif dan mudah beradaptasi daripada mereka yang tidak. Karena
orang yang percaya diri memiliki pegangan yang kuat, dapat mengembangkan motivasi,
dapat belajar dan bekerja keras untuk maju, serta memiliki keyakinan terhadap
pekerjaannya (Iswidharmanjaya & Enterprise, 2014: 40-41).
Kesimpulan: Jadi pada kesimpulannya adalah kepercayaan diri dapat
didefinisikan sebagai sikap atau perilaku yang dipelajari dari umpan balik atau
penerimaan positif. Dengan kata lain, kepercayaan diri adalah hal baik yang dapat
berguna bagi kehidupan seseorang di masa depan. Setiap orang harus percaya diri karena
mereka selalu berpikir bahwa mereka memiliki keterampilan yang dapat digunakan
dalam kehidupan mereka.

Seorang pemberani selalu memiliki keberanian untuk menjalani hidupnya. Ia akan


selalu berusaha menunjukkan kemampuan dan prestasinya. Yang terpenting adalah orang
yang percaya diri selalu bisa menghadapi dan menyelesaikan masalah sesulit apapun.

 Aspek-aspek Kepercayaan Diri


Lauster (dalam Wijayaratna, 2008) mengungkapkan dimensi kepercayaan diri
yaitu:
1. Keyakinan terhadap kemampuan diri sendiri, yaitu sikap yang benar
seseorang terhadap dirinya sendiri bahwa ia benar-benar memahami apa
yang dilakukannya.
2. Harapan, itulah sikap yang benar dari seseorang yang selalu berpikiran
positif tentang segala hal tentang dirinya, harapannya dan kemampuannya.
3. Objektif, yaitu sikap seseorang yang menganggap suatu masalah atau
sesuatu sebagai kebenaran yang seharusnya, bukan menurut kebenarannya
sendiri.
4. Yang bergantung pada kemauan seseorang untuk mengambil apa pun yang
telah menjadi hasilnya
5. Logis dan rasional, yaitu kemampuan seseorang untuk menganalisis
masalah dengan menggunakan ide-ide yang diterima yang rasional dan
konsisten dengan kenyataan.

Kesimpulan: Maka dari itu kesimpulannya adalah pada aspek-aspek kepercayaan diri
mempunyai beberapa bagian, yaitu keyakinan, harapan, objektif, bertergantungan, serta logis
dan rasional.

 Faktor Mempengaruhi Kepercayaan Diri


Padahal, banyak faktor yang mempengaruhi kepercayaan diri seseorang. Menilik
faktor-faktor yang sangat mempengaruhi rasa percaya diri tersebut, berikut
penjelasannya:
1. Orang Tua
Orang tua adalah kontak manusia yang pertama dan paling kuat, sehingga
tidak jarang orang tua dan anak menjadi seperti dua orang dengan telepati
tingkat tinggi. Informasi yang diberikan orang tua kepada anaknya lebih
dapat dipercaya daripada informasi yang diberikan oleh orang lain dan
bertahan hingga mereka dewasa.
2. Teman sebaya
Teman sebaya adalah hal kedua yang membuat seseorang merasa percaya
diri. Seringkali seseorang memiliki rasa percaya diri yang tinggi,
sayangnya karena lingkungannya dan teman sebayanya mengurangi rasa
percaya diri orang tersebut dan membuat rasa percaya dirinya hilang.
Perilaku seperti intimidasi dan bentuk lainnya sering ditoleransi.
3. Perusahaan
Masyarakat sangat memperhatikan realitas seorang anak, siapa bapaknya,
rasnya dan lain-lain, sehingga hal ini banyak mempengaruhi konsep diri
orang tersebut. Perilaku lingkungan yang membuat orang takut mencoba,
takut salah, semuanya akan ditentukan.

Kesimpulan: Kesimpulannya adalah seperti yang sudah dibahas sebelumnya jika


percaya diri tidak datang hadir sejak saat lahir, tetapi terbentuk oleh pengalaman-
pengalaman yang dijalani selama masa hidupnya. Adapun faktor-faktor yang bisa
memunculkan rasa percaya diri, terdiri dari, keadaan fisik, tingkat pendidikan, kualitas
hubungan dalam keluarga, interaksi sosial, dan jenis kelamin.

Anda mungkin juga menyukai