Anda di halaman 1dari 13

DREAM IT, ACHIEVE IT!

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Budi Pekerti

Disusun Oleh:
Tia Marina
P07120111036

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN YOGYAKARTA
JURUSAN KEPERAWATAN
2014
DREAM IT, ACHIEVE IT!

Tidak ada seorangpun yang dilahirkan di dunia ini bercita-cita


menjadi orang gagal. Cobalah bertanya kepada orang di sekitar
mengenai impian mereka dalam hidup ini. Banyak yang mengatakan
bermimpi itu mudah; ironisnya begitu banyak orang justru takut bahkan
menyerah untuk bermimpi. Akan tetapi, harus diingat ada pepatah
mengatakan “Ada seribu jalan menuju ke Roma”. Pepatah tersebut
senada dengan ada begitu banyak cara untuk mencapai mimpi.
Pencapaian mimpi bagi satu orang dengan yang lain belum tentu sama.
Seperti halnya mimpi, kisah dan perjalan hidup seseorang juga
berbeda-beda. Perjalanan kehidupan tersebut tentu memberikan bekal-
bekal yang menjadikan kita menjadi semakin dewasa dalam menyikapi
kehidupan. Setiap orang juga mempunyai hari-hari terbaik atau bahkan
hari terburuk di sepanjang perjalanan kehidupan. Hari-hari terbaik bisa
berupa kemenangan, keberhasilan, sukacita atau mungkin sebuah
keberuntungan. Sedangkan hari terburuk sering kali dikaitkan pada hal-
hal yang kurang mujur, tersudut, atau termarjinalkan. Ada satu jeda yang
memberikan perbedaan antara manusia sukses dan gagal. Jeda tersebut
akan tampak sederhana, namun memberikan dampak besar bagi
kehidupan seseorang. Suatu jeda yang memberikan warna berbeda.
Kesuksesan adalah hasil proses tahap demi tahap, dari sekedar
biji sampai masak pohon. Boleh saja kita berharap mendapatkan rejeki
mendadak. Tapi awas, harapan-harapan seperti ini bisa menjadi
bumerang karena menghalangi kita memajukan diri. Malah, kemalasan
bisa timbul dan daya kreatif pun mati. Setiap kesuksesan membutuhkan
biaya. Tengoklah pengorbanan para atlet olah raga kelas dunia yang
bergemilang prestasi, harta dan ketenaran. Sebagai atlet kasta tertinggi,
mereka mencapai itu semua setelah merelakan masa muda mereka
sirna.
Petenis Maria Sharapova (Rusia) dan pegolf Annika Sorenstam
(Swedia) rela menghabiskan kesehariannya sewaktu remaja dahulu untuk
berlatih, bersekolan, dan berlatih lagi. Mereka tahu, kesuksesan menuntut
terciptanya kebiasaan terlebih dahulu. Kebiasaan sendiri adalah
perwujudan dari kedisiplinan. Disiplin menjadi sebuah pola yang
mendasari aktivitas untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
Widarso (2002) memberikan dua definisi terhadap kata “sukses”
yaitu: (1) the achievement of something desired, planned, or attempted
(pencapaian sesuatu prestasi yang diinginkan, direncanakan, atau
dicoba); the gaining of frame or prosperity (pencapaian kemasyuran atau
kemakmuran). Banyak orang memberikan pemaknaan kata sukses
dengan mengaitkan pencapaian dalam hal kekayaan materi atau jabatan
yang tinggi. Sehingga ketika ada orang yang kaya raya atau jabatannya
tinggi kemudian dikatakan “wah, orang itu sukses” tanpa kemudian
mempertanyakan bagaimana kedudukan atau kekayaan tersebut dapat
diraih seseorang.
Kepemilikan kekayaan materi sesungguhnya tidak tepat untuk dijadikan
tolak ukur terhadap kesuksesan karena untuk menjadi sukses diperlukan upaya
yang ditempuh dengan cara berpikir dan bertindak secara positif. Sedangkan
kekayaan materi dapat diperoleh dari banyak arah seperti warisan orang tua,
usaha dalam koridor yang positif, dan atau koridor yang negatif seperti
eksploitasi terhadap sesama, korupsi, kolusi, manipulasi, dan sebagainya.
Pencapaian prestasi lebih sesuai untuk dijadikan indikator dalam
mengukur kesuksesan seseorang, sehingga dapat dikatakan bahwa orang yang
sukses adalah “high achiever” (orang yang sangat berprestasi) atau “peak
performer” (orang yang berada di puncak kinerjanya). Dan sangatlah mungkin
seorang high achiever atau peak performer ini memiliki kehidupan yang
sederhana, dan tidak kaya. Sehingga tidaklah pantas orang yang kaya tanpa
prestasi kemudian dikatakan sebagai orang yang sukses. Bill Gates misalnya,
kesuksesan yang diperolehnya berasal dari pencapaian prestasi dalam hal
penciptaan software komputer yang mengagumkan, dan kekayaan materi hanya
berlaku sebagai reward yang menyertai prestasinya.
Untuk mempersiapkan kesuksesan anda, Widarso (2002) memberikan
beberapa kiat yang perlu dilakukan dalam upaya berpikir dan bertindak positif
sebagai berikut :
1. Berpikir Positif
Apapun atau bagamanapun diri kita, harus kita terima dengan bangga dan
lapang dada : inilah aku! Aku adalah unik. Kebanggan ini bukanlah sesuatu
yang mengada-ada, karena hal tersebut memanglah ada, hanya kita mau
memilih melihat dan mengakuinya atau tidak.
Ralph Waldo Emerson (1803-1882) penyair dan pemikir Amerika pernah
membuat sebuah puisi yang menggambarkan optimisme dan cara berpikir
yang positif yang direpresentasikannya dalam analogi perdebatan antara
gunung dan tupai” sebagai berikut :
“If’i’m not so large as you,
you’re not so small as I,
And not half so spry;
I’ll not deny, you make
A very pretty squirrel track,
Talents differ; all is well and wisely put!
If Icannot carry forests on my bag,
Neither can you crack a nut.”
Jikalau aku tidak sebesar kamu
Kamupun tidak semungil aku
Dan sedikitpun tidak selincah aku;
Aku takkan mengingkari, engkau membuatlintasan tupai yang demikian
indah,
Bakat memang berbeda; semua baik adanya
Dan secara bijaksama dikaruniakan!
Jika aku tidak bisa menggendong hutan di punggungku,
Engkaupun tidak bisa mengupas kacang.
 
2. Ikutilah Jalan Pikiran Anda Sendiri
“Think for yourself” artinya lakukan apa yang menurut dirimu sendiri baik
dilakukan demi kemajuan / perkembangan pribadi, tentu disertai dengan
keputusan yang bukan impulsi (perbuatan tanpa landasan berpikir yang
masak). Jangan biarkan pendapat umum mendikte dan membuatmu
melakukan apa yang menurut orang lain baik untuk dilakukan karena
keberhasilan sebagian besar terletak pada perjuangan diri sendiri, bukan
pada pendapat / penilaian orang lain. Berpikirlah bahwa kita bisa melakukan /
menjadi sesuatu karena kita punya potensi untuk itu dengan jalan/caramu
sendiri untuk berhasil, sebagaimana lagu “My Way” ciptaan Paul Anka yang
menggambarkan kesuksesan dengan “I did it my Way”.
3. Lakukan Apa yang Menjadi Kelebihan Anda
Temukan kelebihan anda, apapun bentuknya, dan kemudian kembangkan
semaksimal mungkin. Kenali potensi diri dengan sebaik mungkin sebagai titik
awal dimana anda akan mulai berjalan. Tetap bertahan dari segala tantangan
dan godaan untuk menyerah. 
4. Milikilah Komitmen
Komitmen dalam bahasa inggris “commitment” berarti keterlibattan secara
terus menerus (pengabdian) pada suatu hal atau suatu bidang. Kemajuan
atau kemunduran dalam hal atau bidang itu dengan sendirinya menjadi
tanggung jawabnya. Contoh komitmen yang menngetarkan hati dapat ditemui
dalam diri Mochtar Lubis, yang berprofesi sebagai wartawan, novelis dan
cendekiawan yang kritikan- kritikannya terutama lewat harian Indonesia Raya
yang dipimpinnya selalu pedas, lugas, dan pas. Baik selama orde lama
maupun orde baru, ia pernah dijebloskan ke penjara karena tulisan-
tulisannya.Namun berada di penjara tidak membuatnya merasa sedih yang
berkepanjangan, patah semangat, dankemudian “mati”. Dalampenjara ia
terus menulis dan tetap garang menyuarakan isi hati nuraninya. Buku
“Catatan Subversif (Sinar Harapan,1980)” adalah tulisannya yang dibuat
selama dalam penjara pada Orde Lama. Dan “Nirbaya-sebuah buku harian
dalam tempat Tahanan” adalah tulisannya yang dibuat selama dalam penjara
Nirbaya dekat Taman Mini Indonesia Indah.  Orang kaya memiliki komitmen
kuat seperti Mochtar Lubis mampu bekerja keras sendirian tanpa
mengandalkan bantuan orang lain dan juga tidak mengandalkan “kehangatan
kelompok”. Orang yang mempunyai komitmen juga mampu berkorban demi
apa  yang diyakininya, dengan demikian menunda kesenangannya.
Sementara yang lain tifur nyenayk, ia terjaga untuk membaca dan
mewujudkan gagasannya. Sementara yang lain berteduh karena hujan dan
panas, ia pergi ke lapangan untuk mengumpulkan fakta. Komitmen
merupakan pendorong bagi pencapaian prestasi, karena itu, milikilah
komitmen.
5. Berbangga dengan Apa yang Anda Kerjakan
Berbanggalah dengan apa yang anda kerjakan, betapapun tidak populernya
bidang ilmu atau pekerjaan yang dilakukan dari waktu ke waktu. Jangan
pernah berpikir bahwa “ilmu yang aku tekuni ini tidak berarti” atau
“pekerjaanku ini adalahpekerjaan yang rendah dan tidak mempunyai nilai”.
W.S. Rendra, seorang penyair terkenal pernah berujar bahwa dalam ilmu
silat ada tidak ada juara dua, sedang dalam ilmu surat tidak ada juara satu.
Dalam ilmu silat auatu dikenal dengan pertarungan antara dua jago silat akan
terjadi duel dan salah satunya akan tewas sehingga berarti tidak akan ada
juaran dua. Berbeda dengan ilmu surat (ilmu yang mengandalkan
kemampuan intelek, otak dan bukan otot, yang biasanya diungkapkan
dengan dan disimpan dalam bahasa tulis atau surat) tidak ada juara satu
karena dalam kehidupan ini terdiri dari berbagai macam ilmu pengetahuan
dalam semua aspek kehidupan sehingga terlampau besar untuk “dimuat”
dalam satu diri manusia. Satu aspek harus didukung aspek yang lain dan
akan saling membutuhkan sehingga tidak ada yang terbaik atau yang
terhebat. Semuanya baik dan semuanya hebat. Semuanya penting dan
berguna. Semuanya unggul dan saling membutuhkan serta saling
melengkapi. Orang yang tidak bangga pada bidang ia geluti tidak akan
berprestasi karena hidupnya disibukkan dengan perasaan rendah diri dan
membandingkan popularitas bidangnya dengan bidang yang ditekuni orang
lain. Energi yang dipergunakan untuk membandingkan itu semestinya dapat
diarahkan untuk berprestasi.
6. Capailah Hasil, Jangan Kesempurnaan
Tidak berarti bertindak ngawur tanpa berpikir. Tetapi dalam berkarya,
janganlah terpaku untuk memikirkan kesempurnaan karena beban tersebut
akan menjadikan kita takut untuk melangkah, kemudian menunggu dan
menunggu hingga datang saat yang sempurna, menunggu fasilitas yang
sempurna, menunggu konsentrasi yang sempurna, menunggu pemusatan
tenaga yang sempurna, dan sekian “menunggu lagi”. Akhirnya tidak
dihasilkan apapun sehingga penting untuk diingat mengenai pencapaian
hasil, jangan kesempurnaan. Contohnya adalah Bunda Teresa yang memiliki
tekad serta itikad baik untuk menyelamatkan anak-anak dan keluarga miskin
dari kehancuran. Bunda Teresa tidak memikirkan apakah segala program
pelayanan cinta kasihnya itu dirumuskan sempurna atau tidak menurut
sebuah rumusan formal organisasi serta sudahkah sarana terpenuhi. Yang
penting adalah bertindak dulu untuk meringankan beban penderitaan para
kaum pinggiran, dan baginya penyempurnaan dapat dilakukan dalam
perjalanan aktivitas tersebut.    
7. Perluaslah Pergaulan dan Galanglah Persahabatan
Pergaulan atau persahabatan penting bagi kehidupan pribadi karena
menjadikan diri semakin manusiawi. Persahabatan juga menciptakan
jaringan kerja informal yang efektif dan efisien.
8. Bersainglah dengan Diri Sendiri
Yang terpenting adalah sudah dan selalu berusaha melakukan yang terbaik.
Bagaimanapun juga, kesuksesan bukanlah tujuan, kesuksesan adalah
sarana bagi kita untuk menjadi lebih manusiawi karena apalah arti
kesuksesan ketika harus mengorbankan manusia lainnya. Perlu disadari
bahwa kerja atau karya (termasuk di dalamnya gaji, jabatan, tingkat
kesuksesan, dan lain-lain) haruslah diabdikan untuk kemajuan umat manusia.
Kita tidak semestinya iri melihat orang lain sukses, tidak semestinya frustasi
jika tidak bisa menjadi lebih sukses daripada sebelumnya. Tetapi sebaliknya,
tidak perlu sombong jika kebetulan kita lebih sukses dari pada orang lain.
Kerja atau karya hanyalah sebagai sarana untuk memanusiakan diri kita
sendiri dan sesama. Apalah artinya kesuksesan yang dicapai dengan cara
yang tidak menjunjung serta memuliakan manusia dan kemanusiaan, tetapi
justru merendahkan dan menginjak injak martabat manusia dan
kemanusiaan?
9. Hitunglah Berkah Anda
“Apalah untungnya bagi seorang manusia jika seandainya ia mendapatkan
seluruh dunia tetapi kehilangan jiwanya?” kata-kata bijak ini mengingatkan
agar orang tidak mencari harta kekayaan atau mengejar prestasi sedemikian
hebatnya sehingga melupakan kehidupan rohaninya : menjadijauh dari
Tuhan dan sesamanya. Harta benda atau prestasinya melimpah ruah, tetapi
kehidupan rohaninya kering kerontang.
10. Sisihkan Satu Jam Sehari
“productive work, love and thought are possible only if a person can be, when
necessary, quiet, and alone with himself” (kerja, cinta, dan pikiran yang
produktif hanya mungkin kalau seseorang, manakala perlu, bisa berdiam diri,
dengan tenag dan berada dalam kesendirian). Anda bisa menyisihkan waktu
untuk menyendiri dan menikmati apapun yang menjadi hobi anda dengan
rentang waktu yang bervariasi dalam setiap harinya. Sebaiknya jangan terlalu
singkat karena akann berakhir ketika anda belum memperoleh kebahagiaan,
dan sebaiknya jangan terlalu lama karena pekerjaan dapat terbengkalai. Satu
ajam agaknya alokasi waktu yang ideal, entah pagi, siang, sore, atau malam
hari. Mengapa tidak? Satu jam  yang teduh tepat sekali digunakan untuk
berefleksi.
11. Tanamkanlah Kehendak untuk Membuat Hidup Lebih Berarti
Ironis memang, saat ini justru banyak dijumpai dalam kehidupan yang
makmur justru orang tidak tahu mau berbuat apa dengan kehidupannya. Baik
yang sukses maupun yang gagal sama-sama merasa frustasi dan merasa
bosan dengan hidup. Alternatif tindakan yang tidak masuk akal kemudian
dilakukan seperti menelan pil ekstasi, menyedot heroin atau kokain,
menyuntikkan morfin, mengisap ganja dan sebagainya. Sungguh tindakan
yang bodoh dan tidak masuk akal karena merupakan bentuk penyiksaan diri.
Salah satu penyebab orang menyia-nyiakan hidupnya adalah karena tidak
adanya tujuan hidup yang altruistik. Milikilah kehendak untuk berarti dalam
hidup atau “will to meaning”, kehendak untuk hidup lebih berarti bagi diri
pribadi dan sesama atau tujuan hiduo yang altruistik sebagai energi agar
semangat hidup tetap menyala.
Dalam pencapaian mimpi dan prestasi menjadi high achiever atau peak
performance, karakter mempunyai peranan penting. Karakter merupakan potret
diri seseorang yang sebenarnya. Setiap orang memiliki karakter dan karakter
dapat menggambarkan diri seseorang apakah baik atau buruk. Karakter
sebenarnya terjadi pada saat apa yang kita lakukan tidak ada yang
memperhatikan tingkah kita. Perilaku berkaitan dengan karakter , dimana
perilaku ialah apa yang dilakukan sedangkan karakter adalah kumpulan perilaku
yang tampil didepan umum maupun saat sendiri dirangkai secara konsisten
didalam kehidupan, pola perilaku yang berulang – ulang apakah itu baik, buruk
atau membentuk dan memperkuat karakter seseorang.
Ketiadaan karakter yang mendukung dalam pencapaian sukses
mengakibatkan banyak hal buruk yang terjadi pada hidup, termasuk dalam
mencapai kesuksesan. Fokus kekuatan karakter, akan memberikan umur
panjang dalam pencapaian kesuksesan. Bertahannya pencapaian sukses harus
dibangun diatas karakter yang baik karena karakter yang baik akan melindungi
pencapaian (prestasi) dan mencegah terjadinya penyesalan.
Menurut Haryanto Kandani (2010) ada tujuh karakter yang harus
dibangun di dalam diri kita sebagai seorang achiever yaitu:
1. Keberanian (Courage)
Suatu kualitas pikiran dan tindakan seseorang untuk menghadapi rasa
takutnya.  Berani melangkah untuk menggapai impian yang tinggi dan
meninggalkan zona nyaman. Dalam mencapai hidup yang sukses
membutuhkan keberanian yang disertai dengan keyakinan yang matang.
Cara untuk  menambah keberanian adalah melakukan apa yang kita takuti.
2. Kedisiplinan (Discipline)
Kemampuan untuk mengarahkan diri sendiri untuk melakukan apa yang
seharusnya dilakukan, bukan melakukan apa yang diinginkan saja. Sikap
yang membawa pencapaian kesuksesan yaitu menanamkan kedisiplinan.
Kebiasaan baik membutuhkan kedisiplinan.
3. Kejujuran (Honesty)
Keselarasan antara pikiran, perkataan, dan tindakan yang menuju
kebenaran. Menggapai sukses dengan mempertahankan kualitas karakter.
Kualitas kejujuran menunjukan integritas seseorang. Dengan memiliki
integritas maka akan membawa kehidupan seseorang lebih baik dan
terhormat. Seseorang yang mempunyai integritas tinggi, akan selalu
konsisten dengan nilai-nilai hidupnya, sehingga akan menarik peluang yang
datang. “ Kejujuran menunjukkan siapa diri kita sebenarnya “
4. Kebaikan (Kindness)
Kualitas sikap dan tindakan menunjukkan kepedulian besar terhadap orang
lain dengan mengorbankan kepentingan diri sendiri. Seperti halnya bersikap
baik kepada orang lain maka kebaikan tersebut akan berbalik pada diri
sendiri. Hidup seperti bumerang, apa yang kita miliki akan bisa lepas dan
akan kembali lagi pada diri kita.
5. Kerendahan Hati (Humility)
Sikap hati yang tidak membanggakan diri sendiri. Rendah hati tidak sama
dengan rendah diri atau yang mengarah pada rasa minder. Rendah hati
merupakan suatu tanda kebesaran seseorang yang dimiliki oleh high
achiever, agar tidak menjadinya sombong ketika mencapai suatu kesuksesan
yang dia gapai. Kesuksesan dan kerendahan hati harus berjalan seiring.
Jangan sampai pencapaian kesuksesan akan kandas. Rendah hati akan
membuat seseorang yang diatasnya merasa lebih nyaman dan membuat
seseorang yang dibawahnya tidak merasa minder. Seseorang yang memiliki
sikap rendah hati selalu mengakui jika kemampuannya berasal dari Tuhan,
dan tanpa Tuhan tidak dapat berbuat apa-apa. Kerendahan hati yang
sebenarnya, tidak memandang rendah orang lain.
6. Ketekunan (Persistent)
Upaya yang terus menerus dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu tanpa
menyerah, hingga meraih keberhasilan. Tidak ada sesuatu yang bernilai
dapat diraih tanpa adanya ketekunan. Seseorang harus menghadapi
berbagai tantangan dan yakin bahwa yang dilakukannya adalah benar.
Orang biasa dengan ketekunan yang luar biasa, mereka memiliki keinginan
yang kuat untuk mengerjakan apapun, asalkan mampu mencapai tujuan.
7. Kegigihan (Perseverance)
Kekuatan jiwa seseorang untuk bertahan menghadapi berbagai tekanan dan
tantangan hidup. Karakter kegigihan tidak akan mudah menyerah dan tahan
banting dengan adanya suatu cobaan yang dihadapi. Dengan kegigihan,
maka seseorang akan menemukan berbagai cara untuk mencapai sesuatu.

Setiawan (2013) dalam bukunya Life Will Never be the Same


menuliskan kisah tentang pemuda dengan perjuangan habis-habisan
yang senada dengan 5 kunci produktivitas dari Brian Tracy, yaitu :
1. Kerja keras
Penjual kerupuk dan kacang goreng telah melakukan sebuah kebiasaan
brilian yang tidak semua orang lakukan, yakni kerja keras. Percayakah jika
mereka pun membutuhkan waktu untuk membangun kebiasaan mereka
untuk bekerja keras? Kita harus percaya karena tidak ada sesuatu yang
sifatnya kebetulan. Air hjan pun tidak pernah turun secara kebetulan bukan?
2. Bekerja dengan cepat
Banyak dari kita bereaksi sangat lambat atau bahkan tidak bereaksi sama
sekali terhadap peluang besar yang berada di hadapan kita.
3. Bekerja dengan cerdas
Orang rata-rata menyibukkan diri mereka agar tampak seolah mereka benar-
benar sibuk. Sadarkah, bahwa tindakan yang dilakukan adalah membunuh
diri sendiri secara perlahan tanpa disadari. Benjamin Tregoe menuliskan
bahwa “penggunaan waktu yang sangat buruk adalah melakukan dengan
baik sesuatu yang seharusnya tidak dilakukan”. Penggunaan waktu untuk
bekerja dengan cerdas adalah kunci mendapatkan uang.
4. Bekerja dengan kekuatan
Kekuatan sejati seseorang yang sebenarnya terlihat justru dalam keadaan
kritis. Semakin banyak waktu yang digunakan unutk melakukan sesuatu,
seseorang akan semakin baik dalam melakukan aktivitas tersebut.
5. Bekerja dengan lebih efisien
Bekerja di saat yang tepat untuk mendapatkan hasil yang diinginkan. Dalam
suatu cerita, ada penjual asongan yang berjualan di jalan pada saat jam
biasa. Kebanyakan para pedagang berjualan pada jam-jam sibuk atau saat
istirahat kantor. Namun, penjual ini justru berjualan saat yang sebaliknya,
karena pada jam sibuk para pengguna jalan berfokus pada tujuannya agar
mereka dapat segera sampai, sedangkan pada situasi biasa sangat mungkin
pengguna jalan untuk lebih memperhatikan keadaan di sekitarnya sehingga
memungkinkan produk mereka dibeli. Di sini penjual jalanan itu telah
membuktikan bahwa kerja cerdas dan efisien jauh lebih mendatangkan
keuntungan.
6. Bekerja lebih baik
“If better is possible, Good is not enough”, tentu pepatah ini tidak asing lagi.
Pepatah tersebut menekankan dengan jelas, jika melakukan sesuatu dengan
baik saja tidak cukup karena kompetitor melakukan sesuatu yang jauh lebih
dahsyat dari apa yang kita lakukan.

Sehingga, kehidupan seperti apayang kita inginkan dalam hidup ini?


Mimpi mana yang ingin diwujudkan? Jika menginginkan hidup yang biasa saja,
kita cukup mengambil tindakan yang biasa orang lain lakukan. Tetapi jika
menginginkan kehidupan yng berbeda, mulailah tindakan dengan tindakan yang
berbeda saat ini juga. Orang sukses dan gagal sama-sama seorang pemimpi.
Perbedaannya, orang gagal adalah mereka yang terlelap dalam mimpi yang
seakan-akan keadaan itu akan membawa impian menjadi kenyataan, sedangkan
orang sukses adalah mereka yang terus bermimpi dan mewujudkan impian itu
menjadi kenyataan dengan action.
If we can DREAM it, we can ACHIEVE it! Just do your best!
DAFTAR PUSTAKA

Kandani, Haryanto. 2010. The Achiever. Jakarta : PT Elex Media Komputindo


Kelompok Gramedia Anggota IKAPI

Setiawan, Davit. 2013. Life Will Never be the Same. Jakarta : PT Elex Media
Komputindo Kelompok Gramedia Anggota IKAPI

Widarso, Wishnusubroto. 2002. Berpikir dan Bertindak Positif : 11 Kiat untuk


Meraih Suksesi. Yogyakarta : Kanisius.

Anda mungkin juga menyukai