Anda di halaman 1dari 21

Yaa Rabb, jadikanlah aku bagi kedamaian-Mu.

Jika ada kebencian, biarkanlah aku menanamkan cinta;


Jika ada luka, biarkanlah aku menjadi penyembuh;
Jika ada keraguan, biarkanlah aku menebarkan keyakinan;
Jika ada keputusasaan, biarkanlah aku memberikan harapan;
Jika ada kegelapan, biarkanlah aku memancarkan cahaya;
Jika ada kesedihan, biarkanlah aku melimpahkan kesenangan.
Yaa Rabb, limpahilah aku kekuatan untuk menyayangi dan disayangi, untuk
memahami dan dipahami, untuk mencintai dan dicintai.
Sebab, hanya dengan memberi kami akan menerima;
Hanya dengan memaafkan kami akan dimaafkan.

1
JANGAN TUNDA UNTUK BAHAGIA
Langkah Nyata untuk Hidup Lebih Tenteram dan Lebih Produktif
(Bestseller di Kanada)
Penulis: Azim Jamal (International Bestselling Author)
Ditulis kembali oleh: Syifa Nur Syahira

Langkah pertama: Mengenali Diri Sendiri


Dalam kehidupan ini, setiap orang memiliki tujuan. Kita harus menempuh perjalanan ke dalam
diri untuk menemukan hakikat tujuan hidup kita yang sesungguhnya. Semakin jelas misi hidup
yang kita tetapkan, semakin besar kesempatan kita untuk memenuhinya.
Setiap hari adalah hari baru, hari yang membuat kita selalu belajar tentang diri kita dan
lingkungan sekitar kita. Agar bisa tetap belajar, kita perlu memperhatikan dan merenungkan
berbagai pengalaman kita sehari-hari. Kita baru bisa belajar, setidaknya satu pelajaran penting
setiap hari, bila kita benar-benar menyadari apa yang tengah berlangsung di sekitar kita.
Setiap pilihan membentuk takdir kita. Karena itu, buatlah pilihan yang bijak yang sesuai
dengan takdir yang kita cita-citakan.
TEMUKAN DIRI ANDA
 Mengetahui siapa anda, apa yang anda inginkan, dan bagaimana anda ingin
mengarahkan hidup anda. Luangkan waktu yang cukup untuk mempersiapkan
pernyataan misi.
 Kebiasaan membuat catatan harian akan membantu kita untuk mengevaluasi setiap
tindakan dan perilaku. Melalui proses ini kita membandingkan tindakan serta perilaku
kita dengan misi hidup kita, kemudian mengupayakan perbaikan jika ada kesenjangan
di antara keduanya.
 Senantiasa sadar dan terjaga akan membantu kita untuk menghadapi setiap pengalaman
dan peristiwa dalam hidup kita.
 Menyadari kelemahan dan kekurangan, juga kekuatan dan keistimewaan diri kita
sendiri akan menghindarkan kita dari kegagalan.
 Kita senantiasa membuat berbagai pilihan. Ketika kita membuat pilihan-pilihan bijak
yang sesuai dengan misi hidup kita, sebenarnya kita tengah menciptakan takdir yang
lebih baik bagi diri kita sendiri.
 Kita punya kebebasan untuk membuat berbagai pilihan tetapi tidak punya kebebasan
untuk memilih akibat-akibat dari pilihan yang kita ambil.
 Hidup tidaklah ditentukan dan pasti. Kita menciptakan sendiri takdir kita ketika kita
membuat berbagai pilihan dan bergerak menuju takdir tersebut.
LANGKAH-LANGKAH SEDERHANA UNTUK MENGENALI DIRI SENDIRI
1. Tentukan misi anda*.
2. Selalu sadar dan terjaga**.
3. Ketahuilah, pikiran anda akan membentuk takdir anda***.

2
REFLEKSI

TANYAKAN KEPADA DIRI ANDA *:


1. Apa peran yang ingin kumainkan dalam hidupku ini?
2. Apa yang kuharapkan dari diriku dalam setiap peran itu?
3. Prinsip-prinsip apakah yang dapat memanduku mencapai cita-cita itu?
4. Apa hasrat utamaku dalam hidup ini? kegiatan apa sajakah yang menantang,
menggairahkan, dan paling banyak menyita waktuku?
5. Pekerjaan apakah yang dapat membuatku benar-benar merasa nyaman sehingga dapat
melakukan sesuatu yang berbeda dan menikmatinya?
6. Apa sesungguhnya kekuatan unik yang kumiliki?
7. Jika aku meninggal hari ini, aku ingin dikenang seperti apa? apa yang ingin kudengar
dari para pelayat tentang diriku?

TANYAKAN KEPADA DIRI ANDA **:


1. Bagaimanakah aku bereaksi terhadap berbagai situasi dalam hidupku, terutama
keadaan buruk?
2. Apakah aku cenderung berpikir secara optimis, ataukah pesimis?
3. Apa sajakah kekuatan-kekuatan yang kumiliki? Bagaimanakah aku bisa
meningkatkan kekuatan-kekuatan tersebut?
4. Apa sajakah titik-titik kelemahanku? Bagaimanakah kelemahan-kelemahan itu
memengaruhi diriku?
5. Bagaimanakah mengantisipasi kesulitan dan permasalahan, dan kemudian
mempergunakan kekuatanku untuk menjamin bahwa reaksiku terhadap suatu
peristiwa benar-benar sesuai dengan misi hidupku?

TANYAKAN KEPADA DIRI ANDA ***:


1. Pilihan-pilihan apa sajakah yang telah aku buat selama 24 jam terakhir?
2. Mengapa aku membuat pilihan-pilihan itu?
3. Apa sajakah akibat-akibat yang mungkin terjadi dari pilihan-pilihan tersebut?
4. Apakah aku yakin bahwa pilihan-pilihanku itu akan membentuk takdirku?
5. Setiap kali anda membuat pilihan, bertanyalah kepada diri anda sendiri, “Apakah
pilihan ini mengarahkanku menuju takdir yang kuinginkan?”
6. Ketika aku berjalan melenceng dari takdirku, apakah itu disebabkan oleh pilihan-
pilihan yang kuambil?
7. Bagaimanakah cara untuk meyakinkan bahwa pilihan-pilihan yang kubuat telah sesuai
dengan misi hidupku?

3
Langkah kedua: Menjaga Perilaku Positif
Kita semua dikaruniai cara-cara yang unik dan khas. Ketika kita menemukan siapa diri kita
sebenarnya dan meyakini kemampuan kita sendiri, kita menemukan bahwa dunia pun mulai
percaya pada kita. Jika kita telah merasa yakin pada diri sendiri, dunia juga akan yakin terhadap
kita.
Karunia datang kepada kita setiap hari. Sebagian orang mungkin mendapat karunia lebih
banyak daripada yang lain. Namun, semakin kita fokus pada apa yang kita miliki dan apa yang
kita terima setiap hari, semakin banyak karunia yang kita peroleh. Jadi, menikmati dan
mensyukuri karunia yang kita peroleh tidak hanya membuat kita fokus pada hal-hal positif
dalam hidup, tetapi juga menciptakan energi untuk mengembangkan karunia-karunia itu.
Kita tidak bisa mengendalikan apa yang dipikirkan dan dilakukan orang lain. Kita hanya bisa
mengendalikan pikiran dan tindakan kita sendiri. Semakin kita memusatkan perhatian pada
pikiran dan tindakan kita, semakin kita bisa mengendalikan kebahagiaan kita sendiri. Artinya,
kita tidak perlu mencemaskan apa yang dipikirkan orang lain tentang diri kita dan biasakanlah
berprasangka baik kepada orang lain.
Kita harus berusaha setiap saat agar melakukan yang terbaik yang bisa kita lakukan. Kita akan
merasa baik ketika memenangi sesuatu dalam kehidupan, tetapi kita akan merasa lebih baik
lagi ketika mengetahui bahwa kita telah melakukan yang terbaik-tanpa memedulikan apakah
setelah itu kita menang atau kalah. Setelah mengerahkan dan melakukan yang terbaik, kita
tidak lagi mencemaskan hasil yang kita capai; apa pun yang terjadi, tentu ia terjadi karena
alasan dan demi tujuan yang terbaik.
Hidup selalu menyertakan pasang surut. Ini merupakan hukum alam yang berlaku universal.
Kita mesti merasa bahagia, baik di saat lapang maupun di saat sulit. Sebab, dalam setiap derita
dan kesulitan akan selalu ada kebaikan dan pelajaran yang berharga. Apabila kita hidup dengan
tenang dan percaya diri, kita akan dihormati. Bila kita egois, kita akan direndahkan dan tak
dihormati.

MENJAGA PERILAKU POSITIF


Kebahagiaan ditentukan oleh sikap dan perilaku yang baik. Kebahagiaan kita tidak bergantung
pada lingkungan luar. Ketika kita merasa percaya diri, rendah hati, menghargai orang lain,
berprasangka baik kepada orang lain, dan berjuang untuk melakukan yang terbaik, berarti kita
telah berada di jalur yang benar menuju kebahagiaan.
 Jika kita tidak percaya pada diri kita sendiri, tidak akan ada orang lain yang akan
mempercayai kita.
 Satu-satunya batasan yang kita miliki adalah visi dan pandangan kita.
 Ketika kita fokus pada anugerah dan keistimewaan yang kita miliki, semua itu akan
memberi kita kebahagiaan dan kemuliaan.
 Ketika kita tak lagi mencemaskan apa yang dipikirkan orang lain tentang diri kita, kita
telah memegang kendali untuk menciptakan kebahagiaan.

4
 Sangat sulit untuk menghakimi diri sendiri, apalagi menghakimi orang lain. Karena itu,
tetaplah berprasangka baik kepada orang lain.
 Satu-satunya hal yang bisa kita harapkan dari diri kita adalah usaha kita yang terbaik.
Setelah mempersembahkan yang terbaik, dalam bidang apapun, kita tidak akan
merisaukan hasil yang mungkin terjadi.
 Ketika kita mulai percaya bahwa segala sesuatu terjadi karena alasan dan demi tujuan
yang baik, berarti kita melepaskan energi buruk yang selama ini membelenggu kita
dalam samudera penyesalan dan putus asa.
 Reaksi dan pemahaman kita terhadap penderitaan atau rasa sakit akan membantu kita
mengurangi rasa sakit, bahkan mengubah penderitaan menjadi kesempatan untuk
bangkit dan berkembang.
 Kesombongan merupakan gambaran kebodohan dan kekurangan. Kepercayaan dan
kebangaan diri yang terbebas dari egoisme akan membangkitkan energi positif.

LANGKAH-LANGKAH SEDERHANA UNTUK MENJAGA PERILAKU POSITIF


1. Meneguhkan keyakinan diri*.
2. Singkirkan egoisme, pelihara kebanggan diri**.
3. Mengubah penderitaan menjadi kesempatan***.
4. Percayalah, tak ada yang sia-sia****.
5. Lakukanlah yang terbaik*****.
6. Berbaik sangka kepada orang lain******.
7. Jangan cemaskan apa yang dipikirkan orang lain*******.
8. Bersyukurlah********.

5
REFLEKSI

TANYAKAN KEPADA DIRI ANDA*:


1. Apakah aku telah mempergunakan potensiku sepenuhnya?
2. Apakah aku mengetahui apa yang benar-benar kuinginkan dalam hidup?
3. Sekuat apakah keyakinanku bahwa aku akan mencapai semua tujuan itu?
4. Jika aku diberi apa pun yang kuinginkan di masa depan, untuk tujuan apakah
kupergunakan semua pemberian itu dan mengapa aku memilih tujuan itu?
5. Apa yang menghalangiku untuk bermimpi dan mewujudkan mimpi-mimpi tersebut?
Apakah aku takut sukses? Jika benar begitu, mengapa?
6. Apa langkah-langkah yang dapat membuatku lebih terampil dan cakap untuk meraih
sukses?

TANYAKAN KEPADA DIRI ANDA**:


1. Apa yang akan terjadi pada kebanggaanku ketika bencana menimpa dan
menjatuhkanku?
2. Apa yang aku rasakan ketika seseorang merendahkan dan menghinaku?
3. Karena kesombongan bersifat samar dan lembut, bagaimanakah aku bisa mengetahui
bahwa aku punya sifat sombong?

TANYAKAN KEPADA DIRI ANDA***:


1. Bagaimanakah aku bisa mengubah yang minus menjadi plus?
2. Dapatkah aku mengingat sebuah peristiwa ketika aku berhasil mengubah kepedihan
menjadi peluang?
3. Dapatkah aku mengingat kesedihan di masa lalu ketika aku memiliki potensi untuk
mengubah kepedihan itu menjadi kesempatan untuk berkembang lebih baik?

TANYAKAN KEPADA DIRI ANDA****:


1. Kejadian paling buruk apakah yang terjadi padaku minggu ini?
2. Apakah aku bisa mendapatkan sesuatu yang baik dari kejadian buruk tersebut?
3. Hal paling buruk apakah yang aku alami pada tahun kemarin?
4. Apa akibat yang muncul kemudian setelah peristiwa itu? adakah suatu berkah kebaikan
atau pencerahan berharga yang kudapatkan dari pengalaman buruk itu?

TANYAKAN KEPADA DIRI ANDA*****:


1. Sudahkah aku memberikan yang terbaik dalam pekerjaanku hari ini? jika belum,
kenapa?
2. Sebaik apakah upaya yang telah kulakukan pada berbagai hal yang sangat penting dan
mendukung misi hidupku?

6
3. Bagaimanakah aku bereaksi ketika dihadapkan pada kekalahan? Dan bagaimanakah
aku bereaksi menghadapi kemenangan?

TANYAKAN KEPADA DIRI ANDA******:


1. Bisakah aku mengingat kembali kejadian ketika aku menilai buruk seseorang?
2. Bisakah aku mengingat kembali kejadian ketika seseorang menilaiku dengan penilaian
yang buruk dan tak bertanggung jawab?
3. Bagaimanakah perasaanku ketika orang-orang menilaiku secara serampangan?
4. Bagaimana rasanya ketika aku berprasangka baik kepada orang lain?
5. Apa hal terburuk yang mungkin terjadi bila aku berprasangka baik kepada orang lain?
Sebaliknya, apa yang aku rasakan ketika menilai orang lain secara sembarangan?
6. Ketika terjadi sesuatu yang tak diinginkan, siapa yang harus aku salahkan? Mengapa?

TANYAKAN KEPADA DIRI ANDA*******:


1. Apakah aku selalu mencemaskan pendapat orang lain? Apakah pendapat mereka lebih
penting daripada pendapatku sendiri, pendapat pasanganku, anakku, dan orangtuaku?
2. Berapa banyak energi dan upaya yang telah kuhabiskan untuk mengubah pendapat
orang lain tentang diriku?
3. Bisakah aku mengingat kembali kejadian ketika aku mencemaskan pendapat seseorang
tentang diriku? Apakah kecemasanku itu memberikan manfaat dan kebaikan?

TANYAKAN KEPADA DIRI ANDA ********:


1. Bagaimana rasanya jika hari ini semua yang aku dambakan terwujud?
2. Bagaimana rasanya setelah enam bulan memiliki semua ini? apakah aku akan memiliki
keinginan lain yang harus kupenuhi? Bagaimana jika keinginan-keinginan baru itu
berbeda dengan keinginan yang sudah tercapai?
3. Bagaimanakah menghentikan siklus membutuhkan dan menginginkan, kemudian
beralih menuju proses memberi dan menyumbang?
4. Bagaimana rasanya jika aku fokus pada apa yang sudah kumiliki daripada memikirkan
segala sesuatu yang belum aku punya? Hal apa sajakah yang dapat menenangkan dan
membahagiakan hidupku selain kenikmatan material?

7
Langkah ketiga: Mengasah Keterampilan
Kita memiliki berbagai peran untuk dijalankan dalam hidup dan waktu kita yang terbatas.
Sepanjang hidup ini kita harus menunaikan tanggung jawab dan berusaha mewujudkan cita-
cita kita. Dengan memfokuskan perhatian pada hal-hal yang utama dan senantiasa memiliki
pandangan yang seimbang, kita akan mampu menunaikan segala tanggung jawab, meraih
sukses, dan menciptakan keharmonisan.
Apabila kita bekerja dengan bangga, meneguhkan dan membantu orang lain, serta menjadi
pemimpin sejati dalam setiap langkah, kita telah membuat perbedaan positif pada diri kita dan
orang-orang di sekitar kita.
Setiap kali anda dimintai nasehat oleh seseorang, mulailah dengan mengajukan pertanyaan
daripada memberi nasehat atau solusi. Berilah orang lain beberapa pilihan yang tersedia,
biarkan mereka sendiri yang mengambil keputusan.
MENGASAH KETERAMPILAN
Kemampuan, kecakapan, dan keterampilan merupakan perangkat penting yang kita butuhkan
untuk menjalani kehidupan secara lebih efektif. Jika kita memiliki kecakapan dan keterampilan
yang memadai, kita memiliki kesempatan yang lebih besar untuk merasakan kebahagiaan.
 Dengan memusatkan perhatian dan energi pada beberapa hal yang paling utama, kita
bisa meningkatkan kualitas hidup.
 Keseimbangan dan keserasian diperoleh dengan mengurangi kerja dan meluangkan
waktu untuk hal-hal penting dalam hidup, termasuk urusan keluarga, kesehatan, profesi,
spiritualitas, dan keuangan.
 Bila kita mencintai apa yang kita kerjakan, kita akan menciptakan keunggulan di tempat
kerja.
 Ketika kita menarik orang lain melakukan sesuatu yang baik, mereka akan terdorong
untuk melakukan kebaikan lebih banyak lagi.
 Kita semua adalah pemimpin. Sifat-sifat kepemimpinan yang baik akan memampukan
kita untuk terus mendaki jenjang-jenjang kesuksesan.
 Begitu kita menyadari potensi sejati kita dan membantu orang lain bekerja sesuai
dengan potensi penuhnya, kita menemukan kebahagiaan dan kekayaan dalam hidup
kita sendiri.
 Membuat perbedaan positif dalam kehidupan orang lain akan memunculkan potensi
terbaik yang kita miliki.
LANGKAH-LANGKAH SEDERHANA UNTUK MENGASAH KETERAMPILAN
1. Tetap fokus*.
2. Membuat perbedaan yang positif**.
3. Memberdayakan, bukan memperdaya***.
4. Menarik orang lain untuk melakukan sesuatu yang benar****.
5. Menjadi pemimpin*****.
6. Mencintai pekerjaan******.
7. Kesehatan merupakan harta yang sangat berharga*******.
8. Hidup seimbang dan serasi********.

8
REFLEKSI

TANYAKAN KEPADA DIRI ANDA*:


1. Faktor-faktor apa sajakah yang dapat memanduku untuk mengatur waktu yang kumiliki
dengan sebaik-baiknya?
2. Bisakah aku bilang “tidak” pada berbagai hal yang semestinya aku tidak terlibat di
dalamnya? Jika tidak bisa, mengapa? Dan bagaimana caranya agar aku bisa bilang
“tidak”?
3. Jika hanya ada tiga hal penting yang harus aku utamakan dalam hidup ini, apa sajakah
tiga hal itu? mengapa aku memilih ketiga hal itu?

TANYAKAN KEPADA DIRI ANDA**:


1. Sudahkah aku membuat perbedaan yang baik pada seseorang hari ini?
2. Atau sebaliknya, apakah aku telah mendorong orang lain berbuat buruk pada hari ini?
bagaimanakah perasaanku setelah melakukan tindakan seperti itu?

TANYAKAN KEPADA DIRI ANDA***:


1. Ketika aku menawarkan nasihat kepada seseorang, apakah aku mempertimbangkan
pandangan orang lain?
2. Apa yang aku rasakan ketika seseorang memberitahuku tentang mana yang boleh dan
mana yang tidak?
3. Apa yang kulakukan ketika ingin seseorang membantuku saat menghadapi kesulitan?

TANYAKAN KEPADA DIRI ANDA****:


1. Apakah aku telah berusaha memuji orang lain dalam setiap kesempatan?
2. Kapan terakhir kali aku mendorong dan memberikan semangat kepada orang lain?
3. Apakah hari ini aku berniat memuji orang lain tetapi belum kulakukan?
4. Bagaimana rasanya ketika orang lain memujiku?
5. Belakangan ini, apakah aku pernah mengkritik orang lain? Bila situasi seperti itu terjadi
lagi, bisakah aku menanganinya dengan hasil yang lebih baik?

TANYAKAN KEPADA DIRI ANDA*****:


1. Sudahkah aku memerankan gaya kepemimpinan dalam hidupku? Jika tidak, bisakah
aku menjadi pemimpin baik sebagai orangtua, pemimpin kantor, pengajar di sekolah,
atau pun di tempat ibadah?
2. Sebagai pemimpin, apakah aku telah memberdayakan orang lain atau justru membuat
orang lain kehilangan daya kreativitasnya?
3. Apakah aku telah menjadi pendengar yang baik? Apakah aku bisa menyimak dan
memahami bahasa yang tak terucapkan?

9
4. Apakah aku cenderung mencela kesalahan orang lain, ataukah berusaha menarik dan
membimbing orang lain untuk melakukan sesuatu dengan benar?
5. Apakah aku telah menjadi pengikut yang baik, tetapi tak dapat menjadi pemimpin?

TANYAKAN KEPADA DIRI ANDA******:


1. Apakah aku menganggap pekerjaan semata-mata sebagai sarana untuk mendapatkan
uang? Jika aku sudah mandiri dari sisi keuangan, apakah aku akan tetap menjalani
pekerjaanku itu?
2. Apakah aku bersemangat melakukan pekerjaanku? Apakah aku memiliki keunggulan
dibanding orang lain dan bisa membuat perbedaan positif bagi diriku dan orang lain?
3. Apa yang akan kulakukan agar bisa mempersembahkan yang terbaik dalam
pekerjaanku?

TANYAKAN KEPADA DIRI ANDA*******:


1. Apakah aku bisa melakukan latihan kebugaran fisik?
2. Apakah aku mengikuti diet kesehatan, termasuk di dalamnya memenuhi kebutuhan
terhadap udara yang bersih dan segar serta air putih yang menyehatkan?
3. Apakah aku telah membuat perencanaan keuangan?

TANYAKAN KEPADA DIRI ANDA********:


1. Bagaimana aku bisa memainkan berbagai peran dan tanggung jawab seraya tetap bisa
menjaga keseimbangan?
2. Kriteria apakah yang aku pergunakan untuk mengevaluasi apakah aku sudah seimbang
atau tidak?
3. Apakah aku telah mengalokasikan cukup waktu untuk kepentingan keluarga, kesehatan,
membaca, pencarian ruhani, dan kebutuhan finansial?
4. Apakah aku mengatur waktu, ataukah aku yang diatur waktu?
5. Apakah aku lebih banyak terikat kepada waktuku ataukah kepada hubunganku?

10
Langkah keempat: Membangun Hubungan yang Sehat
Hubungan kita dengan sahabat terdekat sangatlah penting. Bila kita punya hubungan sehat yang
penuh kasih, saling menghormati, selalu berdialog, dan saling memberi pelajaran, kita akan
mendapatkan kebahagiaan. Ikatan persahabatan yang tulus akan bertahan melintasi zaman dan
tempat. Sangat penting untuk menjaga dan menghormati persahabatan kita, karena mereka,
pada masa-masa tertentu, berbagi suka dan duka dengan kita.

MEMBANGUN HUBUNGAN YANG SEHAT


Hubungan-hubungan yang kita jalin dengan sesama manusia merupakan kunci menuju
kebahagiaan. Ketika kita dapat mewujudkan harmoni di tengah keluarga, menumbuhkan anak-
anak dengan penuh cinta, serta menghargai dan menerima perbedaan, niscaya kita akan
merasakan kebahagiaan dan kepuasan dalam kehidupan kita.
 Kebahagiaan yang diberikan oleh cinta tanpa syarat melampaui kebahagiaan yang
diberikan oleh harta kekayaan maupun ketenaran.
 Komunikasi yang efektif merupakan modal utama untuk menciptakan hubungan yang
sehat.
 Mengenali beragam perbedaan sebagai sumber kekuatan.
 Menikmati kehidupan keluarga serta menjaga hubungan yang harmonis dan penuh
penghargaan merupakan modal utama untuk meraih kebahagiaan.
 Menumbuhkan anak-anak dengan penuh kasih sayang dan cinta dapat melahirkan
kebahagiaan dan kepuasan jiwa.

LANGKAH-LANGKAH SEDERHANA UNTUK MEMBANGUN


HUBUNGAN YANG SEHAT
1. Cinta sejati*.
2. Nilai penting anak-anak**. Anakmu bukanlah anakmu. Mereka adalah anak-anak
kehidupan yang memiliki jalannya sendiri. Mereka datang melaluimu, tetapi bukan
darimu. Meskipun mereka bersamamu, mereka bukanlah milikmu. (Kahlil Gibran).
Percayai, hargai, dan berdayakan anak anda.
3. Menikmati waktu bersama keluarga***.
4. Hargailah perbedaan****.
5. Komunikasi yang indah dan efektif*****.

11
REFLEKSI

TANYAKAN KEPADA DIRI ANDA*:


1. Kepada siapakah aku merasakan hubungan yang paling dekat? Apakah aku mencitai
orang itu tanpa syarat?
2. Bayangkan bahwa orang yang anda cintai ada di hadapan anda. Kemudian bayangkan
ketika ia telah berusia sembilan puluh tahun. Tanyalah diri anda,”Apakah kelak aku
tetap mencintainya?”
3. Bagaimanakah caranya agar hubunganku saat ini tetap bertahan saat berhadapan
dengan bencana, penderitaan, trauma, dan isu-isu kesehatan yang menakutkan?
4. Mungkinkah cintaku kepadanya akan bertahan sementara aku mengetahui bahwa ia
yang kucintai telah melakukan sesuatu yang sama sekali tidak patut?

TANYAKAN KEPADA DIRI ANDA**:


1. Apakah aku telah menyiapkan akar dan sayap bagi anak-anakku?
2. Apakah aku telah menjadi contoh yang baik bagi anak-anakku?
3. Apakah aku mengenali tekanan yang dirasakan anak-anakku dan kemudian memberi
mereka perhatian yang penuh cinta dan kecakapan untuk belajar menghadapi tekanan?

TANYAKAN KEPADA DIRI ANDA***:


1. Apakah aku merasa nyaman dengan waktu yang kuhabiskan bersama keluarga dan
teman-temanku? Jika tidak, apakah yang harus kulakukan untuk mengubahnya?
2. Bagaimanakah aku memperlakukan orangtuaku? Seperti itukah kelak anak-anakku
akan memperlakukanku?
3. Apakah aku telah mengungkapkan penghargaan, penerimaan, pengertian, dan empati
kepada pasanganku?
4. Apakah aku menikmati keterbukaan komunikasi dalam hubunganku dengan anggota
keluargaku?

TANYAKAN KEPADA DIRI ANDA****:


1. Jika semua orang sama, akan menjadi seperti apakah dunia yang akan aku hidupi ini?
apa yang akan aku rindukan? Bagaimanakah keadaan dunia seperti itu jika
dibandingkan dengan keadaan dunia saat ini yang sarat perbedaan dan penuh warna?
2. Apakah yang aku pelajari dari orang lain hari ini? bagaimanakah aku bisa belajar dari
mereka?
3. Apakah hari ini aku menilai seseorang dengan penilaian yang buruk semata-mata
karena perbedaan-perbedaan yang dimilikinya?

TANYAKAN KEPADA DIRI ANDA*****:


1. Apakah aku memiliki jadwal harian untuk berkomunikasi dengan keluargaku?

12
2. Apakah aku sering meluangkan waktu untuk berkomunikasi dengan teman-temanku?
3. Apakah aku menjadi pendengar yang aktif?
4. Apakah aku mendengarkan orang lain dengan keinginan untuk memahami?
5. Apakah aku selalu bisa menerima dan menghormati sudut pandang orang lain?
6. Apakah aku mengkomunikasikan secara terbuka perasaan-perasaanku kepada orang
yang paling dekat denganku?

13
Langkah kelima: Menjadikan Etika dan Nilai Sebagai Panduan Hidup
Hidup secara etis, kebiasaan memaafkan orang lain, dan ketulusan niat merupakan tiga hal
yang kita butuhkan agar kita bisa berhubungan dengan realitas ruhani, dan pada gilirannya, kita
akan merasakan kehadiran Tuhan.
Dari segala kesenangan yang ada, tak ada yang menandingi kenikmatan memberi. Ketika kita
menyenangkan orang lain, sebenarnya kita sedang menyenangkan hidup kita sendiri. Semakin
banyak kita memberi, semakin banyak kita memiliki.
LANGKAH-LANGKAH SEDERHANA DALAM MENJADIKAN ETIKA
DAN NILAI SEBAGAI PANDUAN HIDUP
1. Hidup secara etis*.
2. Nikmat memberi**. Para sufi menegaskan bahwa seorang manusia yang kaya raya
adalah mereka yang mampu memberikan waktu, pengetahuan, kekayaan, dan doa-doa
yang baik kepada orang lain. Dalam pandangan para sufi, orang yang kaya raya dengan
harta yang berlimpah tetapi enggan memberi adalah orang yang sangat miskin.
Memberi tanpa pamrih adalah sumber kebahagiaan. Ada banyak cara dan banyak hal
yang bisa diberikan. Kita bisa memberi ilmu, waktu, pemikiran, kekayaan atau
bimbingan dan nasihat. Setiap saat dan setiap detik selalu ada kesempatan untuk
memberi. Jadi, biarkanlah pengaruh baik berbekas dalam hati setiap orang yang
berpapasan dengan kita di jalan. Berikanlah senyuman kepada mereka, atau pujian, dan
doa-doa yang baik. Semua itu tak membutuhkan biaya sama sekali. Berikanlah apapun
yang bisa kita berikan. Ada begitu banyak jalan dan cara untuk memberi, yang
semuanya bernilai dan sangat berharga. Ketika kita menolong orang lain, sesungguhnya
kita tengah melapangkan jalan bagi datangnya pertolongan kepada kita. Kebahagiaan
bagaikan bayangan; semakin sering kita mengikutinya, semakin bayangan itu berlari
menghindari kita. Jadi, berikanlah kebahagiaan kepada orang lain. Biarkanlah mereka
merasakan kebahagiaan melalui diri kita sehingga, bagaikan bayangan, kebahagiaan
akan mengikuti kita ke mana pun kita beranjak pergi.
3. Memaafkan sepenuh hati***. Pada waktu tertentu sepanjang hidup kita, mungkin kita
pernah dilukai seseorang. Sama halnya, sangat mungkin kita pernah menyakiti dan
melukai orang lain, baik sengaja maupun tidak sengaja, disadari maupun tidak disadari.
Ketika kita disakiti dan dilukai orang lain, bekas lukanya akan bertahan untuk jangka
waktu yang cukup lama. Semakin dalam luka yang diderita, semakin lama bekas
lukanya bertahan, dan semakin sulit untuk disembuhkan. Salah satu jalan yang penting
yang dapat membantu kita untuk memulihkan diri dari bekas-bekas luka adalah
memaafkan dengan sepenuh hati. Sekali kita memaafkan seseorang dengan sepenuh
hati, kita telah memulai perjalanan untuk menyembuhkan diri sendiri. Dengan
memaafkan, kita telah mengurangi dampak buruk terlukanya hati kita, dan secara
bertahap kita dapat menghimpun lebih banyak energi untuk berpikir dan berbuat
kebaikan. Tindakan memaafkan melapangkan jalan bagi kita untuk meraih kebahagiaan.
Belajarlah untuk melepaskan emosi sebelum memaafkan. Ketika kita mulai belajar
memaafkan sepenuh hati, kita sebenarnya tengah melepaskan energi buruk yang
menghalangi perkembangan spiritual kita. Semakin sering kita memaafkan orang lain,

14
semakin kita terbebaskan dari energi negatif, dan semakin berkembang energi positif
yang membantu kita meraih puncak potensi yang kita miliki. Dengan cara itu, secara
bertahap kita akan meraih kebahagiaan hidup yang abadi.
4. Niat yang tulus****.

15
REFLEKSI

TANYAKAN KEPADA DIRI ANDA*:


1. Apakah aku memiliki kelemahan moral yang akan menggiringku pada perilaku yang
tidak etis?
2. Apakah aku selama ini sering melakukan aktivitas yang tidak etis? Jika benar,
mengapa aku terus-terusan melakukan aktivitas seperti itu?
3. Apakah aku menunggu waktu yang tepat untuk berubah?
4. Apakah aku bisa memutuskan pilihan yang benar saat ini dalam pelbagai bidang
kehidupanku yang membutuhkan perhatian?

TANYAKAN KEPADA DIRI ANDA**:


1. Apakah aku memberikan dengan tulus tanpa pamrih apa yang aku miliki kepada
orang-orang terdekatku dan kepada orang lainnya?
2. Apakah aku merasa bahagia melihat kesuksesan orang lain?
3. Apakah aku selalu mendoakan kebaikan bagi orang lain?
4. Apakah aku meyakini semakin banyak memberi, semakin banyak pula aku
menerima?
5. Apakah aku percaya bahwa begitu banyak hal bagi semua orang dan bahwa apa yang
didapatkan seseorang sesungguhnya tidak mengurangi bagian yang akan aku
dapatkan?
6. Dengan cara apakah aku memberikan diriku pada hari ini?
7. Dalam keadaan seperti apakah biasanya aku enggan memberi?

TANYAKAN KEPADA DIRI ANDA***:


1. Adakah seseorang dalam kehidupanku yang pernah melukai hatiku begitu parah
sehingga aku tak mau memaafkannya sepenuh hati? Bagaimanakah perasaanku saat
mengingat peristiwa itu?
2. Adakah seseorang yang pernah kulukai baik sengaja maupun tidak sengaja yang
mungkin tidak akan memaafkanku sepenuh hati? Bagaimanakah perasaanku? Apakah
aku merasa bahwa aku mungkin akan dimaafkan?
3. Apakah yang akan kurasakan jika aku atau mereka memaafkan masing-masing
kesalahan yang dilakukan pihak lain dengan sepenuh hati?

TANYAKAN KEPADA DIRI ANDA****:


1. Ketika aku tidak kukuh menggapai tujuan dan keinginanku, pernahkah aku
mempertanyakan niat sejati yang melandasi semua aktivitasku itu? apakah aku
dipengaruhi oleh pikiran dari pendapat orang-orang tentang diriku, ataukah aku
berpegang teguh pada tekad dan niatku?
2. Mengapa aku melakukan suatu aktivitas? Apakah aktivitas itu berkesesuaian dengan
misi hidupku? Apakah ia mengarahkanku pada upaya untuk mewujudkan misi visiku?

16
Langkah keenam: Membangkitkan Spiritualitas
Berbeda dengan dimensi kehidupan jasmani yang fana dan sementara, kehidupan ruhani kita
abadi. Bila kita menginginkan kebahagiaan abadi, kita mesti terhubung dengan realitas ruhani
dan berusaha menjalani setiap aktivitas sebagai aktivitas Ilahi. Cara ini dapat ditempuh dengan
menghubungkan segala aktivitas jasmani dengan dimensi ruhani. Apa pun yang kita lakukan,
kita mesti menilai manfaatnya dari sisi ruhani. Dengan begitu, kita bisa mengubah tindakan
yang semata-mata bersifat material menjadi tindakan spiritual. Melalui shalat, dzikir, membaca
dan mentadaburi Al-Qur’an, meditasi, perenungan terhadap alam semesta, dan hubungan tak
terpisahkan dengan realitas ruhani, kita bisa menjalani kehidupan yang penuh berkah dan
bahagia.

MEMBANGKITKAN SPIRITUALITAS
 Sesungguhnya tubuh jasmani ini bersifat fana dan sementara, sedangkan ruhani akan
tetap abadi.
 Keseimbangan antara kehidupan spiritual dan material merupakan kunci untuk meraih
kebahagiaan.
 Kita terhubung dengan ruh ketika kita mendasari setiap tindakan dan perilaku
kesehariaan dengan nilai-nilai spiritual.
 Doa adalah sarana yang ampuh untuk penyembuhan, harapan, dan keimanan.
 Meditasi merupakan bentuk konsentrasi yang lebih tinggi, yang tidak hanya berfungsi
untuk menghilangkan stress, tetapi juga untuk memaknai segala bentuk kehidupan yang
kita alami dengan pemaknaan yang lebih dalam.
 Alam semesta senantiasa memberi kita pelajaran yang berharga. Dengan merenungkan
alam beserta keajaiban ciptaannya, kita bisa hidup selaras dengan segala sesuatu di
sekeliling kita.
 Ketulusan niat merupakan akar yang akan menumbuhkan kegigihan, kenikmatan, dan
kebahagiaan.
 Ketika kita memaafkan dengan tulus, sesungguhnya kita tengah membangkitkan energi
positif yang kita miliki.
 Penderitaan adalah bagian hidup yang tak terpisahkan. Kita semua merasakan
penderitaan, besar maupun kecil. Melalui perenungan, kita dapat menemukan makna
terdalam penderitaan. Pada keburukan selalu ada kebaikan yang tersimpan.

LANGKAH-LANGKAH SEDERHANA UNTUK MEMBANGKITKAN


SPIRITUALITAS
1. Terhubung dengan ruh*.
2. Menarik makna dari derita**. Suka dan duka hakikatnya adalah tak terpisahkan.
Kebahagiaan dan penderitaan berjalan beriringan. Kita terlalu sering menilai
penderitaan hanya dari sisi luar, tapi tidak berusaha untuk memahami esensinya.
Penderitaan membuat kita rendah hati dan lebih menyayangi orang lain. Terlalu banyak
dimanjakkan kemakmuran dan kesuksesan akan semakin membuat kita sombong.
Penderitaan dapat meningkatkan nilai kebaikan yang terkandung di dalamnya.
Penderitaan merupakan sebuah rancangan yang akan menjadikan kehidupan kita lebih

17
bermakna dan memberi kita sesuatu untuk diperjuangkan. Jika kita memiliki segala
sesuatu yang kita inginkan dalam hidup, tidak ada lagi tantangan yang akan
menyemarakkan hidup kita. Hidup menjadi tanpa warna dan membosankan. Maknailah
penderitaan sebagai peluang bagi kita untuk beristirahat sejenak dari segala kesibukan
untuk menikmati keindahan semesta. Sebagai manusia yang tidak sempurna, kita
bagaikan lingkaran yang tidak lengkap.
3. Merenungkan dan menikmati keajaiban semesta***.
4. Meditasi****.
5. Merasakan kekuatan doa*****. Pengertian setiap orang tentang doa, dan bagaimana
cara mengekspresikan permohonan mereka tidak akan mengurangi fungsi doa. Doa-
doa yang kita panjatkan setiap saat merupakan sarana yang menghubungkan kita
dengan kehidupan spiritual. Namun, agar berfungsi lebih efektif, setiap doa yang kita
panjatkan harus diterjemahkan ke dalam tindakan dan perilaku sehari-hari. Doa
meneguhkan keyakinan, dan keyakinan menguatkan doa.

18
REFLEKSI

TANYAKAN KEPADA DIRI ANDA*:


1. Apakah aku menyadari fitrah diriku sebagai makhluk spiritual?
2. Apa yang telah kulakukan untuk menumbuhkan dan mengembangkan spiritualitasku?
3. Apakah aku terhubung dengan manusia lain dalam realitas spiritual?
4. Ketika anak-anak yang tak berdosa menderita, siapakah yang mesti bertanggung
jawab?
5. Ketika aku melihat seseorang, apa yang sesungguhnya sedang aku lihat? Apakah aku
memperhatikan penampilannya, karakternya, kepribadiannya, ataukah jiwanya?
Pernahkah aku mencoba memperhatikan jiwanya yang terkandung di balik
penampilan jasmaninya?
6. Apakah aku telah berusaha mencari makna spiritual dari berbagai pengalaman
hidupku?

TANYAKAN KEPADA DIRI ANDA**:


1. Bisakah aku mengingat saat-saat ketika aku merasa sangat menderita atau sangat
berduka? Apa makna atau pelajaran yang bisa aku dapatkan dari peristiwa itu?
2. Bisakah aku memikirkan sesuatu kebaikan yang berasal dari ketidakberuntungan
dalam hidupku?
3. Bisakah aku menyebutkan sebuah contoh yang menunjukkan bahwa penderitaan yang
dialami orang lain akan membuatku lebih dekat dengan dia dan dia lebih dekat
denganku?
4. Berapa kali penderitaan berguna dalam hidupku dan bagi perkembangan diriku?

TANYAKAN KEPADA DIRI ANDA***:


1. Apakah pesan yang bisa kudapatkan dari alam semesta?
2. Kapan terakhir kali aku memperhatikan matahari terbit di ufuk timur atau tenggelam
di ufuk barat serta merenungkan pancaran sinarnya yang hangat dan menghidupkan?
3. Kapan terakhir kali aku memperhatikan diriku sendiri atau orang lain dan terpesona
menyadari betapa hebatnya kita diciptakan?
4. Pernahkah aku memperhatikan burung-burung yang terbang di angkasa atau bebek
yang berenang di kolam, kemudian menghargai betapa hidup ini teramat
mengagumkan?

TANYAKAN KEPADA DIRI ANDA****:


1. Apakah sesungguhnya makna hidup yang lebih dalam?
2. Di manakah aku bisa menemukan kunci kebahagiaan batin?
3. Bagaimanakah cara untuk bisa terhubung dengan jiwa dan ruhku?

19
TANYAKAN KEPADA DIRI ANDA*****:
1. Adakah sesuatu yang mesti aku syukuri hari ini?
2. Apakah pada hari ini dan di waktu-waktu sebelumnya melakukan kesalahan atau
sesuatu yang menyakiti orang lain?
3. Apakah aku membutuhkan kekuatan untuk menjalankan sesuatu yang tidak dapat
kulakukan atau tak kuasa kuhadapi?
4. Sudahkah aku berdoa setiap hari agar bisa meraih cita-cita dan tujuan hidupku?

20
Langkah ketujuh: Menikmati Perjalanan
Kebahagiaan merupakan pilihan. Kita semua bisa memilihnya. Maka, mari kita pilih bahagia
dan mulailah untuk merasa bahagia sekarang juga. Bahagia tidak berada jauh di sana, tetapi di
sini dan saat ini. Begitu kita berpikir bahwa kita bahagia maka kita bahagia. Dengan cara itu,
kita akan mampu menghadapi segala tantangan hidup disertai rasa percaya diri yang tinggi dan
sikap yang optimis. Setiap saat kita selalu menunda-nunda saat untuk hidup. Padahal, waktu
untuk hidup adalah saat ini. Jika kita tak bahagia sekarang dan saat ini, kapan lagi kita akan
bahagia? Setiap momen adalah karunia yang tak ternilai. Kebahagiaan bukanlah tujuan,
melainkan proses. Hidup adalah perjalanan yang tiap langkahnya harus dinikmati. Lincoln
berkata, “Orang akan merasa bahagia bila pikirannya bahagia.” Apabila kita hidup untuk saat
ini, kita bisa meningkatkan kualitas berbagai peluang yang bisa didapatkan saat ini. Beban yang
kita bawa dari masa lalu sesungguhnya telah berlalu dan pergi selamanya. Masa depan kita
terbentang pada setiap momen yang kita hidupi. Tidak ada masa depan yang lain. Masa depan
adalah hari ini. Sekarang. Jika kita menjalani setiap saat dengan energi yang penuh, secara
bertahap kita akan meraih kebahagiaan yang kita impikan. Bahagialah sekarang juga.
MENIKMATI PERJALANAN
 Setiap hari yang kita lalui adalah kesempatan yang dianugerahkan.
 Hidup ini singkat. Hayatilah. Curahkan segenap energi anda. Nikmatilah.
 Hari kemarin telah lewat. Besok belum tentu datang. Hari ini adalah rahmat. Terimalah,
dan nikmatilah.
 Hidup adalah seni melukis tanpa penghapus. Mari kita jadikan hidup ini sebagai
mahakarya yang menciptakan kebahagiaan.
 Kebahagiaan tidak berada jauh di sana, tetapi ia ada di sini bukanlah jauh di sana, dan
saat ini.

TANYAKAN KEPADA DIRI ANDA:


1. Apakah aku selalu membawa beban masa lalu dan kecemasan akan masa depan?
bagaimanakah menyelaraskan hidup spontan dan menikmati saat ini dengan kemestian
untuk membuat rencana dan membuat peta menuju masa depan?
2. Jika aku memiliki dunia dan seluruh isinya: berapa banyak daging yang bisa kita makan
sehari? Berapa rumah yang bisa kita tempati? Berapa mobil yang bisa kita kendarai?
Berapa ranjang yang bisa kita tiduri? Berapa sebenarnya yang benar-benar kita
butuhkan?
Menempuh enam langkah yang dipaparkan dalam buku akan memberi kita ketenangan batin
karena kita bisa menjalani kehidupan dengan potensi yang penuh. Kita juga selalu menjadikan
etika dan nilai sebagai panduan hidup. Akhirnya, pada langkah ketujuh, yang perlu kita lakukan
adalah membiarkan diri kita dalam kesenangan dan kebahagiaan. Nikmatilah hari-hari anda.
Nikmatilah saat ini. Namun, jika kita menetapi langkah ketujuh tanpa melakukan enam langkah
sebelumnya, kebahagiaan yang kita rasakan bersifat sementara dan terbatas. Kebahagiaan yang
langgeng dan abadi diraih setelah kita menempuh enam langkah sebelumnya seraya menikmati
semua prosesnya.
Selamat mencoba!

21

Anda mungkin juga menyukai