Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH BIMBINGAN DAN KONSELING

“JENIS-JENIS FORMAT KEGIATAN BK”


Dosen Pengampu: Drs. Taufik ,M.Pd,kons

Disusun oleh:
Nuzula Rahma Putri 22075220

MATA KULIAH UMUM


UNIVESITAS NEGERI PADANG
2022

A. Format kegiatan klasikal bimbingan dan konseling

1
Format kegiatan klasikal yaitu suatu kegiatan bimbingan dan konseling yang
melayani klien dalam satu kelas. Misalnya jika ada suatu masalah yang timbul
didalam suatu kelas, maka seorang konselor harus berperan untuk dapat membantu
menyelesaikan masalah yang sedang terjadi tersebut, namun cara menyelesaikannya
yaitu dengan cara dikumpulkan semua klien yang ada didalalam kelas tersebut karena
masalah yang dihadapi itu akan didiskusikan secara bersama-sama dengan dibimbing
oleh seorang konselor tersebut.
Menurut Santoso (2011:139) bimbingan kelas (klasikal) adalah program yang
dirancang menuntut konselor untuk melakukan kontak langsung dengan para peserta
didik di kelas. Secara terjadwal, konselor memberikan pelayanan bimbingan kepada
para peserta didik. Kegiatan bimbingan kelas ini bisa berupa diskusi kelas atau brain
storming (curah pendapat). Layanan bimbingan klasikal mempunyai berbagai fungsi,
antara lain sebagai berikut :
 Dapat terjadinya interaksi sehingga saling mengenal antara Guru Bimbingan
dan Konseling atau konselor dengan peserta didik atau konseli
 Dapat sebagai wadah atau adanya media terjadinya komunikasi langsung
antara Guru Bimbingan Konseling dengan peserta didik, khusus bagi peserta didik
dapat menyampaikan permasalahan kelas atau pribadi atau curhat di kelas.
 Dapat terjadinya kesempatan bagi Guru Bimbingan Konseling melakukan tatap
muka, wawancara dan observasi terhadap kondisi peserta didik dan suasana belajar di
kelas.
 Sebagai upaya pemahaman terhadap peserta didik dan upaya pencegahan,
penyembuhan, perbaikan, pemeliharaan, dan pengembangan pikiran, perasaan, dan
kehendak serta prilaku peserta didik.
1. Pelaksanaan Bimbingan Klasikal bimbingan dan konseling Layanan bimbingan
klasikal merupakan layanan dalam bimbingan dan konseling. Layanan bimbingan
klasikal berbeda dengan mengajar. Layanan ini juga memiliki beberapa ketentuan
dalam pelaksannanya. Adapun perbedaannya antara mengajar dan membimbing :
a. Layanan bimbingan klasikal bukanlah suatu kegiatan mengajar atau menyampaikan
materi pelajaran sebagaimana mata pelajaran yang dirancang dalam kurikulum
pendidikan disekolah, melainkan menyampaikan informasi yang dapat berpengaruh
terhadap tercapainya perkembangan yang optimal seluruh aspek perkembangan dan
tercapainya kemandirian peserta didik atau konseli.
b. Materi bimbingan klasikal berkaitan erat dengan domain bimbingan dan konseling
yaitu bimbingan belajar, pribadi, sosial dan karir, serta aspek-aspek perkembangan
peserta didik.
c. Guru mata pelajaran dalam melaksanakan tuganya adalah menyelenggarakan
pembelajaran yang mendidik, dan tugas guru bimbingan dan konseling atau konselor
adalah menyelenggarakan layanan bimbingan konseling yang memendirikan peserta
didik atau konseli.

2
2. Langkah-langkah bimbingan klasikal Untuk dapat melaksanakan layanan
bimbingan klasikal secara baik, ada beberapa langkah yang perlu diperhatikan sebagai
berikut :
a. Melakukan pemahaman peserta didik ( menetukan kelas layanan, menyiapkan
instrument pemahaman peserta didik, pengumpulan data, analisis data, dan
merumuskan pemahaman ).
b. Menentukan kecenderungan kebutuhan layanan bimbingan klasikal bagi peserta
didik/konsli atas dasar hasil pemahaman peserta didik.
c. Memilih metode dan teknik yang sesui untuk memberian layanan bimbingan
klasikal ( ceramah-diskusi; atau ceramah-simulasidiskusi, atau ceramah-
tugasdiskusi ).
d. Persiapan pemberian layanan bimbingan klasikal dapat disiapkan secara tertulis
merupakan suatu bukti administrasi kegiatan, dengan demikian materi layanannya
disajikan secara terencana dengan harapan mencapai hasil yang optimal, sebab
disusun atas dasar kebutuhan dan literature yang relevan.
e. Memilih sistematika persiapan yang dapat disusun oleh Guru Bimbingan dan
Konseling atau Konselor, dengan catatn telah mencerminkan adanya kesiapan layanan
bimbingan klasikal dan persiapan diketahui oleh Koordinator Bimbingan dan
Konseling dan atau Kepala sekolah.
f. Mempersiapkan alat bantu untuk melaksanakan pemberian layanan bimbingan
klasikal sesuai dengan kebutuhan layanan.
g. Evaluasi pemberian layanan bimbingan klasikal perlu dilakukan untuk mengetahui
bagaimana proses, tepat tidaknya layanan yang diberikan atau perkembangan sikap
dan prilaku atau tingkat ketercapaian tugas-tugas perkembangan.
Secara umum aspek yang dievaluasi meliputi : kesesuaian program dalam
pelaksanaan, keterlaksanaan program, hambatan-hambatan yang dijumpai, dampak
terhadap kegiatan belajar mengajar, dan respon peserta didik personal sekolah, dan
orang tua serta perubahan perkembangan peserta didik ( tugas-tugas perkembangan )
atau perkembangan belajar, pribadi, sosial, dan karirnya.

B. Format kegiatan kelompok bimbingan dan konseling


Format kegiatan kelompok yaitu suatu format kegiatan bimbingan dan
konseling yang melayani sejumlah klien dalam bentuk kelompok melalui dinamika
kelompok tersebut. Misalnya seorang konselor mengarahkan atau membimbing klien
dalam sejumlah kelompok, yang ketika ada permasalahan diwaktu itu maka
diselesaikan melalui secara kelompok, yang dibantu oleh seorang konselor yang
sudah prefesional. Prayitno (2008: 61) bahwa “Bimbingan kelompok adalah
memanfaatkan dinamika untuk mencapai tujuan-tujuan bimbingan dan konseling,
bimbingan kelompok lebih menekankan suatu upaya bimbingan kepada individu
melalui kelompok”.

3
1. Tujuan konseling kelompok meliputi:
a. Melatih anggota kelompok agar berani berbicara dengan orang banyak.
b. Melatih anggota kelompok agar berani berbicara dengan orang banyak.
c. Dapat mengembangkan bakat dan minat masing-masing anggota kelompok.
d. Mengentaskan permasalahan-permasalahan kelompok.
2. Unsur Konseling Kelompok Dalam kegiatan konseling kelompok, terdapat
beberapa unsur sehingga kegiatan tersebut disebut konseling kelompok. Adapun
unsur-unsur yang ada dalam konseling kelompok yaitu:
a. Anggota kelompok, adalah individu normal yang mempunyai masalah dalam
rentangan penyesuaian yang masih dapat diatasi oleh peimpin kelompok maupun
anggota kelompok yang lainnya.
b. Pemimpin kelompok, adalah seseorang ahli yang memimpin jalannya kegiatan
konseling kelompok. Konseling kelompok dipimpin oleh seorang konselor atau
psikolog yang profesional dengan latihan khusus bekerja dengan kelompok.
c. Permasalahan yang dihadapi antar anggota konseling kelomppok adalah sama.
d. Metode yang dilaksanakan dalam konseling kelompok berpusat pada proses
kelompok dan perasaan kelompok.
e. Interaksi antar anggota kelompok sangat penting dan tidak bisa dinomor duakan.
f. Kegiatan konseling kelompok dilaksanakan berdasar pada alam kesadaran masing-
masing anggota kelompok dan juga pemimpin kelompok.
g. Menekankan pada perasaan dan kebutuhan anggota.
h. Adanya dinamika kelompok antar anggota kelompok dalam kegiatan konseling
kelompok.
i. Ada unsur bantuan yang dilakukan oleh pemimpin kelompok.

C. Format kegiatan individual bimbingan dan konseling


Format kegiatan individual Yaitu suatu format kegiatan bimbingan dan
konseling yang melayani klien secara perorangan. Dalam format individual ini,
seorang konselor hanya menuntaskan pelayanan masalah yang dihadapi oleh seorang
konselor tersebut, karena dengan pormat layanan individual inilah seorang konselor
bisa memberikan masukan masukan, seperti memberikan masukan motivasi biar klien
tersebut bisa mendiri. Format layanan individual ini akan diaplikasikan kedalam
layanan perorangan, yang mana seorang klien untuk menyelesaikan masalahnya
diperlukan dengan cara bertatap muka antara konselor dan klien. Dan disinilah perlu
pemahaman konselor tentang pemahaman individu kliennya, yang mana Pemahaman
individu merupakan awal dari kegiatan bimbingan dan konseling.

4
Tanpa adanya pemahaman terhadap individu, sangat sulit bagi Guru
Pembimbing untuk memberikan bantuan karena pada dasarnya bimbingan adalah
bantuan dalam rangka pengembangan pribadi. Adapun hal-hal yang perlu dipahami
dari seorang individu dalam rangka pelaksanaan bimbingan dan konseling, adalah
sebagai berikut :
1. Identitas diri, yaitu berbagai aspek yang secara langsung menjadi keunikan pribadi
2. Kondisi jasmaniah dan kesehatan
3. Kapasitas ( umum/Intligensi dan khusus/Bakau) dan kecakapan
4. Sikap dan minat
5. Watak dan tempramen
6. Cita-cita sekolah dan pekerjaan
7. Aktivitas social
8. Hobi dan pengisian waktu luang
9. Kelebihan atau keluarbiasaan dan kelainan-kelainan yang dimiliki
10. Latar belakang keluarga siswa.

D. Format kegiatan lapangan bimbingan dan konseling


Format kegiatan lapangan yaitu kegiatan bimbingan dan konseling yang
melayani kepentingan kliennya melalui kegiatan diluar kelas atau lapangan.
Misalnya : Seorang konselor itu harus berperan penting dalam mengarahkan dan
membina kliennya untuk membantu meyelesaikan masalah yang sedang dihadapi
kliennya, ketika kliennya itu berada diluar kelas atau diluar ruangan, konselor bisa
menjumpai kliennya dilapangan mana saja, supaya masalah klien tersebut bisa
diketahui dan diselesaikan.
Dalam hal ini kegiatan bimbingan konseling lapangan, bisa kita lakukan
dengan cara Praktek Lapangan Bimbingan dan Konseling Luar Sekolah yaitu disebut
dengan PLBK Luar Sekolah. Maksud dari kegiatan ini adalah untuk meningkatkan
wawasan, keterampilan, dan sikap dari siswa atau klien tersebut. Dan disilah konselor
atau guru bisa memberikan bimbingan dan konselingnya pada siswa atau kliennya
tersebut. Manfaat PLBK Luar Sekolah Bagi siswa tersebut adalah untuk dapat
mencegah dan mengatasi terjadinya masalah-masalah pribadinya dalam bersosialisasi
pada teman, guru, orang tua dan lain-lainnya, supaya anak tersebut dapat menjadi
siswa yang suka bersosialisasi pada dilinkungan sekolah, dirumah dan masyarakat
sekitar.
E. Format kegiatan Jarak Jauh bimbingan dan konseling
Format kegiatan Jarak Jauh yaitu format kegiatan bimbingan dan konseling
yang melayani kepentingan siswa melalui media atau saluran jarak jauh, seperti surat
dan sarana elektronik. Pada saat sekarang, alat elektronik merupakan peminat

5
terbanyak diseluruh dunia dan mengalahkan surat sebagai alat kegiatan Jarak Jauh
bimbingan dan konseling, dan yang sering kita pakai sebagai alat elektronik
penghubung dalam berkomunikasi adalah, seperti internet dan hp. Disini Internet
merupakan hal yang sangat dinikmati oleh orang dewasa, orang yang berusia lanjut,
remaja dan termasuk anak-anak. Salah satu layanan Format kegiatan Jarak Jauh
bimbingan dan konseling sebagai alat komunikasi antara konselor dengan konseli
adalah sebagai berikut :
1. Layanan Bimbingan dan Konseling Berbasis Videoconference Videoconference
atau konferensi video merupakan bagian dari dunia teleconference. Video conference
dapat diartikan sesuai dengan suku katanya, yaitu video = video, conference =
konferensi, maka video conference adalah konferensi video dimana data yang
ditransmisikan dalam bentuk video atau audiovisual. Videoconference adalah
telekomunikasi dengan menggunakan audio dan video sehingga terjadi pertemuan
ditempat yang berbeda-beda. Ini bisa berupa dua lokasi yang berebeda ( point to
point) atau mengikutsertakan beberapa lokasi sekaligus di dalam satu ruangan
konferensi (multi-point). Sudah tentunya untuk menjalankan layanan ini, pada
masingmasing sekolah disediakan sarana internet, komputer dengan camera (webcam)
atau laptop sebagai piranti utama untuk menjalankan program ini. Melalui video
conference ini antar kosnelor serta siswa/ konseli bisa bertatap muka secara langsung
walaupun bersifat virtual, maka bentuk layanan yang bisa diupayakan adalah
tergantung kreasi dari konselor itu sendiri. Bentuk layanan bimbingan dan konseling
yang bisa diupayakan yaitu: layanan konsultasi, layanan informasi, layanan konseling
individual, layanan konseling kelompok, beserta layanan lain yang bisa
dikembangkan oleh masing-masing konselor dan sesuai dengan kebutuhan konseli.
2. Layanan Bimbingan dan Konseling Berbasis Telepon Pada prinspinya, kita hidup
dalam dunia yang selalu berkembang, istilah teelpon tidak asing lagi terdengar di
telinga kita. Bahkan benda tersebut sudah menjamur ke pelosok-pelosok negeri
sebagai alat komunikasi canggih jarak jauh. Dan telepon merupakan pelayanan
komunikasi yang sangat bagus dalam aspek pelayanan bimbingan dan konseling, yang
merupakan suatu cara inovatif dalam mendukung sesuatu kegiatan layanan jarak jauh.
Telepon berasal dari suku kata “tele” artinya jauh dan “ phone” artinya suara. Jadi
telepon adalah suara jarak jauh. Seperti kita kenal di zaman yang semodern ini, bahwa
telepon merupakan barang elektronik yang mempermudah telewicara dan pengiriman
pesan secaraa otomatis. Dan oleh sebab itu, Layanan Bimbingan dan Konseling jarak
jauh, bukan saja bekembang tetapi sudah banyak dipakai dan diminati oleh manusia
seperti acara tv, vidio, internet, telepon, dan sebagainya.
F. Format kegiatan kolaboratif bimbingan dan konseling
Format kegiatan Pendekatan Khusus/Kolaboratif yaitu format kegiatan
bimbingan dan konseling yang melayani kepentingan peserta didik melalui
pendekatan kepada pihakpihak yang dapat memberikan kemudahan atau masukan dan
hal-hal yang bermanfaat kepada peserta didik tersebut. Kolaboratif dalam kamus
bahasa indonesia sama dengan kolaborasi. Jadi Kolaborasi adalah suatu bentuk
kerjasama, interaksi, kompromi beberapa elemen yang terkait baik individu, lembaga
dan atau pihak-pihak yang terlibat secara langsung dan tidak langsung yang menerima
akibat.

6
DAFTAR PUSTAKA

ardi, Dewa Ketut Dkk, 2008. “Proses Bimbingan dan Konseling di Sekolah”. Jakarta:
Rineka Cipta.
Sukardi, Dewa Ketut, 2008, “Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan
Konseling di Sekolah, Jakarta: Rieneka Cipta.
Suharsimi, 1966.” Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Teori dan Praktik”.Jakarta :
PT.Rineka Cipta.
Syahril dan Ahmad 1986. “Pengantar Bimbingan dan Konseling”.Padang: Angkasa
Raya.
Tohirin. 2007.”Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah (Berbasis
Integrasi)”. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Suhertina. 2014.” Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling. Pekanbaru”: CV Mutiara
Pesisir Sumatra
Prayitno. 2004. “Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta”: Rineka Cipta Halen.
2002. Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Ciputat Pre

Anda mungkin juga menyukai