Anda di halaman 1dari 3

Pembelajar Sepanjang Hayat

Mempelajari, Melakukan Perubahan, dan


Mempertahankan

Pendidikan dan ilmu pengetahuan merupakan salah satu hal penting yang
mendorong kesuksesan seseorang. Dalam hal ini, terdapat sang pengajar dan sang
pembelajar yang memiliki salah satu prinsip yang sama. Prinsip tersebut adalah
menjadi seorang pembelajar sepanjang hayat. Hal ini berarti, sang pengajar juga
akan terus menggali ilmu dan pengetahuan demi mengajarkan hal yang serupa
kepada pembelajar yang lain.
Konsep pembelajar sepanjang hayat, merupakan sebuah acuan untuk menuntut
ilmu tanpa merasa terbatasi oleh ruang dan waktu. Hal ini juga mengacu pada
pembelajaran dari setiap pengalaman yang dilalui oleh setiap orang. Bahkan setiap
langkah terkadang menyimpan banyak pengajaran yang bisa saja terlewatkan. Ini
mengajarkan kepada kita untuk tidak mengabaikan setiap peristiwa dalam hidup,
karena bisa saja terdapat banyak hal yang dapat dipelajari dan berguna untuk
perjalanan hidup di kemudian hari.
Kembali pada menuntut ilmu yang tak dibatasi oleh waktu, kita bisa lihat salah
satu contohnya dengan diadakannya sekolah lansia. Walaupun mungkin masih
terdengar cukup asing, tapi nyatanya sekolah lansia ini sudah ada sejak beberapa
tahun lalu. Sekolah lansia ini merupakan pendidikan non formal yang
memberikan informasi, pelatihan kesehatan, keagamaan, sosial, dan budaya.
Sebagai generasi muda, tentunya kita jangan sampai tertinggal apalagi terkalahkan
oleh hal tersebut. Kita harus lebih bisa meraih dan menggali ilmu sebaik dan
sebanyak mungkin. Menjadi pembelajar yang dapat mengambil inti sari
pembelajaran untuk bekal di masa mendatang. Berusaha mendapat pembelajaran
yang bisa berguna di sepanjang hidup kita.
Setiap pengalaman adalah pembelajaran terbaik. Setiap tempat adalah sekolah dan
setiap orang adalah guru. Tak ada waktu pasti kapan kita harus mulai belajar, dan
kapan kita harus berhenti. Namun, alangkah lebih baik bila kita tidak memutus tali
ajaran yang terus menerus terulur demi menuntun kehidupan kita. Tak ada
salahnya untuk terus menerus mempelajari hal-hal baik. Selagi dapat berimbas
positif dalam diri kita, jangan hentikan pembelajaran itu.
Pengertian pembelajaran menurut Kimbleg adalah sebuah perubahan kekal secara
relatif dalam keupayaan kelakukan akibat latihan yang diperkukuh. Sedangkan
menurut Corey, pembelajaran adalah suatu proses dimana lingkungan seseorang
secara disengaja dikelola untuk memungkinkan ia turut serta dalam tingkah laku
dalam kondisi khusus atau menghasilkan respon terhadap situasi tertentu. Hal ini
berarti pembelajar bukan hanya seseorang yang memiliki banyak teori-teori serta
materi yang ada di dalam buku, tapi juga mereka yang memperhatikan tingkah
laku serta perubahan dalam proses kehidupan mereka.
Kekekalan ilmu, tentunya kita tidak asing lagi dengan hal ini. Ilmu mengalahkan
harta yang hanya bersifat sementara. Ilmu dapat dibawa dari waktu ke waktu, dari
generasi ke generasi, hingga dari zaman ke zaman. Orang-orang yang berlomba-
lomba untuk memperoleh dan mendapatkan ilmu yang kekal adalah orang-orang
yang sangat beruntung juga hebat. Mereka tidak memedulikan batasan waktu
untuk memperoleh segudang ilmu yang tak bisa dimiliki oleh sembarang orang.
Atsushi Makino dalam Sista dkk menjelaskan, pendidikan sepanjang hayat berarti
dasar bagi usaha membangun, merawat, serta mengembangkan program-program
dan kesempatan belajar sepanjang kehidupan manusia. Hal ini juga berarti
pembelajar sepanjang hayat ialah mereka yang membekali diri dengan
keseluruhan peristiwa belajar mengajar dalam kehidupan manusia. Proses ini
berlangsung seumur hidup, berkelanjutan, dan tidak dibatasi waktu maupun
tempat dari sejak manusia lahir hingga meninggal.
Menurut para ahli lainnya, belajar sepanjang hayat maksudnya adalah jangan
pernah berhenti belajar dan belajar. Belajar tidak hanya fornal tapi juga informal.
Belajarlah di manapun kapanpun, dan dalam keadaan apapun. Hal ini
mengingatkan kita untuk selalu belajar. Jangan terlalu pemilih untuk menentukan
kapan, di mana, dan dalam keadaan apa kita akan belajar. Dan jangan pernah
berhenti, jangan mudah merasa puas dengan apa yang sudah kita pelajari.
Konsep belajar sepanjang hayat sering pula dikatakan sebagai belajar
berkesinambungan ( continuing learning ). Dengan terus menerus belajar,
seseorang tidak akan ketinggalan zaman dan dapat memperbaharui
pengetahuannya, terutama bagi mereka yang sudah berusia lanjut. Dengan
pengetahuan yang selalu diperbaharui ini, mereka tidak akan terasing dan generasi
muda, mereka tidak akan menjadi snile atau pikun secara dini, dan tetap dapat
memberikan sumbangannya bagi kehidupan di lingkungannya.
Albert Einstein pernah mengatakan ,”Education is what remains after one has
forgotten what one has learned in school.” Hal ini menjelaskan bahwa kita
seringkali melupakan apa yang sudah kita pelajari di sekolah, dan pembelajaran
sesungguhnya berarti apa yang kita temukan setelahnya, dalam kehidupan sehari-
hari. Namun, akan sangat rugi kalau kita melupakan apa saja yang sudah
dipelajari di sekolah. Maka dari itu, kita harus membuat tips, cara, dan
menemukan terobosan apa yang seharusnya kita lakukan agar tidak melupakan
ajaran-ajaran penting tersebut.
Yang pertama, kita harus menentukan tujuan belajar kita dengan jelas. Jangan
sampai kita mempelajari sesuatu dengan asal-asalan. Kita harus tahu untuk apa
kita belajar. Kedua, mulailah dari hal-hal kecil. Jangan terburu-buru, mulailah dari
langkah awal yang membuatmu nyaman. Ketiga, ubah cara belajar menjadi lebih
menyenangkan. Jangan sampai kita merasa terpaksa untuk belajar. Kita harus
menikmati setiap proses dalam pembelajaran.
Selain itu, ada juga beberapa cara yang mempermudah kita dalam mengingat ilmu
yang sudah kita pelajari. Pertama, mencatat atau menulis. Tidak hanya rajin
membaca, rajin menulis atau mencatat juga amat penting saat kita mempelajari
suatu ilmu. Dengan mencatat atau merangkum, kita akan lebih mudah dalam
menyerap ilmu, bahkan proses menulis tersebut dapat secara otomatis membuat
kita menghapal apa yang kita pelajari. Selain itu, manusia tentunya tidak luput
dari lupa. Ketika suatu saat nanti kita terlupa akan ilmu yang telah kita pelajari,
kita akan membutuhkan tulisan atau catatan tersebut untuk memanggil kembali
ingatan kita.
Kedua, menerapkannya. Pada prosesnya, upaya menerapkan ilmu seringkali tidak
lebih mudah daripada proses mempelajarinya. Pun, tidak semua orang yang
memperoleh suatu ilmu, mampu mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Dan yang ketiga, berbagi ilmu. Kita bisa mengambil contoh dari seorang guru.
Meski usianya semakin lanjut dan kemampuannya untuk mengingat mulai
berkurang, seorang guru tetap mampu mengajarkan ilmu kepada anak didiknya
dengan baik. Hal ini dikarenakan, beliau terus membagi ilmunya kepada setiap
generasi, sehingga ilmu yang beliau miliki tidak pernah hilang dan tetap melekat
dalam ingatannya.
Contoh tersebut juga merupakan salah satu contoh pembelajaran sepanjang hayat.
Ilmunya tak pernah putus, terus mengalir. Apalagi jika para pembelajar juga
menerapkan hal yang sama dalam diri masing-masing. Meneruskan ilmu kepada
siapapun. Hal itu akan membantunya menjadi salah seorang pembelajar sepanjang
hayat, karena selain belajar caranya mendapatkan ilmu, ia juga belajar dan
mengimplementasikan bagaimana caranya mempertahankan ilmu.
Pada intinya, pembelajar sepanjang hayat adalah mereka yang terus berusaha
memperoleh ilmu, melakukan perubahan, serta melakukan berbagai cara untuk
mempertahankan ilmu tersebut. Karena pada akhirnya, yang bertahan abadi
nantinya bukanlah dirinya sendiri, melainkan ilmu yang ia peroleh dan sebarkan.

Anda mungkin juga menyukai