Anda di halaman 1dari 3

Nama : Nida FAdilah Febrianti

NIM : K1C022085

Kelompok : MIPA 1

Pembelajar Sepanjang Hayat

Belajar dapat diartikan sebagai sebuah proses untuk berubah. Berubah dari yang belum
mampu menjadi mampu. Berubah dari yang belum tahu menjadi tahu. Berubah dari yang belum
paham menjadi paham. Belajar bukan sebatas aktivitas formal yang dilakukan di sekolah atau
lembaga institusi lainnya. Arti belajar lebih luas daripada itu. Belajar berlangsung selama
perjalanan kehidupan seseorang.

Pada dasarnya, kehidupan merupakan sebuah pembelajaran. Dimulai dari kita lahir
sampai akhir. Pastinya sudah banyak jalan yang kita lewati untuk sampai di titik ini. Dimulai dari
kita lahir, balita, remaja, sampai dewasa. Dalam perjalanan itu, semua orang pastinya memiliki
jalannya masing-masing. Dalam perjalanan itulah kita mendapatkan sebuah pembelajaran.
Pembelajaran yang berbeda tetapi memiliki makna yang sama.

Untuk sampai pada fase dewasa, pasti telah melalui banyak hal. Tentunya pendidikan
formal juga sangat berarti dalam proses pembelajaran ini. Dimulai dari PAUD, TK, SD, SMP,
SMA, bahkan sampai ke dunia KULIAH. Semakin tinggi tingkatannya, semakin besar juga
tanggungjawabnya. Di dunia perkuliahan ini, mahasiswa sudah menjadi golongan orang dewasa.
Dimana memikul tanggungjawab yang besar.

Orang dewasa berarti orang yang sudah mampu untuk mengendalikan diri. Dewasa juga
dapat diartikan sebagai orang yang sudah tahu apa yang dia mau. Dewasa merupakan titik
puncak dimana kita sebagai individu harus bisa mengekspresikan diri kita. Dewasa juga menjadi
bagian yang sangat penting di dalam pembelajar sepanjang hayat ini.

Sesuai dengan 4 pilar dari UNESCO, yaitu learning to know, learning to do, learning to
be, dan learning to live together. Dalam pembelajar sepanjang hayat, 4 pilar ini sangat penting
untuk diperhatikan. Dari learning to know, kita dapat mengambil kesimpulan untuk belajar untuk
mengetahui hal-hal lain. Banyak hal di dunia ini yang tidak kita ketahui dan banyak hal yang
perlu kita ketahui. Kita dapat belajar dari hal yang kita ketahui dan tidak kita ketahui.

Learning to do berarti kita belajar melakukan suatu hal. Dengan terjun langsung untuk
melakukan sesuatu, kita dapat lebih banyak pengalaman. Pengalaman tersebut dapat memberikan
sebuah pelajaran, tidak hanya pelajaran formal tapi bisa juga pelajaran hidup. Kita harus berani
untuk melakukan aksi. Dengan begitu, kita bisa mendapatkan pembelajaran yang nyata.

Learning to be berarti kita belajar untuk menjadi. Menjadi disini dapat memiliki banyak
arti, bisa menjadi seseorang, bisa juga menjadi sesuatu. Menjadi seseorang bukan berarti kita
meniru orang lain tetapi kita menjadi orang yang berarti, berharga, atau bermanfaat bagi orang
lain. Menjadi sesuatu dapat berarti kita menjadi sesuatu yang dapat berharga bagi orang dan
lingkungan sekitar.

Learning to live together berarti kita harus bisa beradaptasi dengan lingkungan sekitar.
Ini juga dapat diartikan sebagai adaptif. Proses adaptasi seseorang dengan lingkungan sekitarnya
pasti berbeda-beda. Ada yang bisa langsung beradaptasi, ada juga yang membutuhkan waktu
yang singkat maupun waktu yang lama. Hal ini terjadi karena kepribadian seseorang yang
berbeda-beda. Dengan begitu, kita dapat belajar untuk menyesuaikan diri dengan orang dan
lingkungan sekitar.

Dengan mengikuti 4 pilar UNESCO tersebut, kita dapat melalui proses menemukan
makna baru dalam setiap hal yang kita jalani. Pembelajar sepanjang hayat memang tidak
sepenuhnya berisi tentang pembelajaran formal saja, tetapi juga pembelajaran tentang hidup.
Dalam hidup ini, selain harus adaptif kita juga harus inovatif. Inovatif berarti kita dapat
menemukan hal-hal unik untuk menciptakan hal yang baru.

Dalam proses pembelajaran orang dewasa ini, memiliki beberapa ciri khas. Yang pertama
ada motivasi. Motivasi dibangun oleh diri sendiri. Motivasi sendiri bisa mendorong kita untuk
mencapai cita-cita, untuk kebermanfataan bagi masyarakat, dan masih banyak hal lainnya.
Motivasi ini harus dibuat agar kita tidak kehilangan arah di tengah perjalanan.

Yang kedua ada perhatian. Kita harus memiliki perhatian atau empati terhadap proses
belajar kita dalam setiap pemmbelajaran. Contoh sederhananya adalah dengan menuliskan apa
yang disampaikan atau diajarkan oleh dosen di dalam kelas. Hal sederhana tersebut dapat
membenakkan ilmu di otak kita.

Yang ketiga ada menerima dan mengingat. Hal ini berarti kita harus mencemati setiap hal
dengan baik. Dengan ketelitian tersebut, kita bisa saja mendapatkan jackpot yang
menguntungkan bagi diri kita. Yang keempat ada reproduksi. Reproduksi berarti membua ulang.
Hal sederhana dalam dunia perkuliahan adalah memiliki catatan untuk setiap mata kuliah dan
membacanya kembali ketika sampai di rumah.

Yang kelima ada generalisasi. Ini dapat dilakukan dengan sharing bersama teman-teman.
Dengan membahas suatu hal bersama teman kita, kita dapat bertukar pikiran dan menemukan hal
yang baru lagi yang bisa kita pelajari. Yang terakhir ada menerapkan. Menerapkan berarti kita
harus dapat menerapkan pembelajaran tersebut untuk hal-hal yang positif. Dengan mengabdi
kepada negara, bermanfaat bagi orang dan lingkungan sekitar, dan tentunya masih banyak hal
positif lainnya.

Dalam proses pembelajjar sepanjang hayat ini pastinya tidak luput dari kesalahan
maupun kegagalan. Banyak hal yang dapat menghambat dalam prosesnya ini. Salah satunya
ialah hobi. Jika kita terlalu larut dalam menjalankan hobi, kita bisa saja tidak mempunyai
semangat lagi untuk menjalankan proses pembelajaran. Untuk mengurangi hal itu, kita dapat
mengatur waktu kita untuk hal-hal yang ingin dan tidak ingin kita lakukan. Selain itu, kita juga
harus bisa untuk menentukan skala prioritas kita. Untuk mendapatkan output yang baik, kita
harus memiliki input yang baik juga.

Hal-hal yang harus diperhatikan pada pembelajar sepanjang hayat ini adalah, mudah
beradaptasi, menjadi warga negara yang baik, bertanggungjawab, dan unggul dalam iptek.
Mudah beradaptasi berarti kita memiliki sikap yang adaptif. Adaptif di dalam lingkungan
masyarakat, pertemanan, maupun yang lainnya.

Menjadi warga negara yang baik berarti kita harus menjaga nama baik negara dan juga
nama baik kita di hadapan negara. Menjaga nama baik memang merupakan hal yang gampang
gampang sulit untuk dilakukan. Terkadang ada saja perbuatan yang tidak kita sadari dapat
mencoreng nama baik kita di hadapan orang lain. Tapi bukan berarti kita harus menyerah dan
malah berbuat seenaknya. Kita harus tetap menjaga sikap dan nama baik kita dan negara di
hadapan yang lain.

Hal lain yang harus diperhatikan adalah responsible. Responsible atau tanggungjawab
adalah suatu sikap yang harus dimiliki oleh setiap individu. Dengan bertanggungjawab, pasti
semakin sedikit kemungkinan yang dapat melepaskan kita dari suatu kesalahan. Tanggungjawab
bukan hanya pada kesalahan, tetapi juga pada jabatan, kehadiran, dan lain-lain. Ini merupakan
hal yang mudah diucapkan tetapi terkadang sulit untuk dilakukan. Semakin dewasa, semakin
tinggi juga tanggungjawab kita terhadap sesuatu dan hidup ini.

Hal lain yang tak kalah penting adalah unggul dalam iptek. Seiring berjalannya waktu,
dunia akan semakin maju dan pastinya teknologi juga akan semakin canggih. Kita juga harus
mengikuti perkembangan dunia ini agar tidak tertinggal. Semakin kita unggul dalam iptek,
semakin mudah untuk kita mengikuti perkembangan dunia. Hal ini dapat mempermudah kita
untuk melakukan pembelajaran.

Nikmati setiap proses yang kamu jalani. Tidak semuanya berfokus pada hasil, terus
hargai proses sebagai sesuatu yang sangat berarti. Jadilah pribadi yang live longlerner.

Anda mungkin juga menyukai