1. Mengembangkan dan menerapkan kemampuan berpikir abstrak Menurut Petrin, pada masa
kanak-kanak, pola pikirnya adalah berpikir konkrit. Artinya kita percaya akan apa yang kita lihat
dan melihat suatu masalah dari satu sudut pandang. Pemikiran ini berkembang seiring berjalannya
waktu menjadi berpikir lebih abstrak pada masa remaja. Sementara pada masa dewasa, pemikiran
individu akan berubah menjadi lebih filosofis dan idealis. “Pada saat dewasa juga, anak kita lebih
mampu mempertimbangkan berbagai sudut pandang pada saat yang sama. Empati meningkat,
berminat dalam isu-isu kemasyarakatan dan menempatkan diri pada posisi orang lain,” jelas Petrin.
2. Memenuhi Tuntutan dan Tanggung Jawab sebagai Orang yang Semakin Dewasa “ Kalau ada
anak remaja yang bilang bahwa mereka sudah dewasa, itu belum tentu. Mereka mungkin masih
pada tahap mempelajari keterampilan yang diperlukan untuk peran-peran mereka ketika dewasa,”
ujarnya. “ Nah, bisa dikatakan dewasa ketika minat mereka sudah stabil, mampu berkompromi,
punya perhatian lebih ke orang lain, dan punya pemikiran tentang peran seseorang dalam hidupnya,”
jelas Petrin. Petrin menekankan bahwa masa remaja adalah masa yang rentan akan masuknya
banyak informasi dari berbagai tempat.
Melewati tahapan tahapan dalam hidup memanglah tidak selalu stagnan, banyak rintangan yang
harus dihadapi di dalamnya dan sampailah titik dimana kita sebagai individu diharuskan untuk
selalu berproses, dan mencari akan makna baru. Langkah aktualisasi diri yang akan saya lakukan
untuk menuju goals saya ialah :
1. Belajar untuk mencari tahu, artinya jangan selalu merasa cepat puas dengan apa yang diperoleh
dan menjadi individual yang haus akan ilmu.
Sebagai contoh di masa pandemi ini, mungkin peserta didik bisa diajak melakukan riset dan
penelitian tentang keseharian pelajar. Misalnya, apa dampak pandemi dengan perkembangan
tekhnologi atau bagaimana pandemi berdampak dalam proses belajar dari sudut pandang
psikologis.
2. Belajar untuk mengimplementasikan apa yang sudah didapat serta dapat berdampak secara
positif terhadap lingkungan, apapun konteks ilmu yang didapat.
Cara yang dapat di tempuh dalam menciptakan kesiapan belajar siswa sehingga mereka
bersemangat untuk mengikuti pelajaran?
5 Cara Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa
Tingkatkan Kualitas Guru.
Maksimalkan Fasilitas Pembelajaran.
Pilih Metode Pembelajaran yang Tepat.
Memanfaatkan Media Belajar.
Lakukan Evaluasi Pembelajaran.
3. Belajar untuk terus menjadi lebih baik lagi serta pandai dalam meningkatkan kualitas diri yaitu
dengan
1. Berpikir Positif
Cara penting dalam meningkatkan kualitas diri yakni berpikir positif. Pasalnya, saat kamu dipenuhi
pikiran negatif cenderung menyalahkan dirimu sendiri dan merasa bahwa tidak ada kecocokan
dalam melakukan sesuatu yang sudah dipilih.
Dengan begitu, akan sulit untuk berkembang bahkan maju karena terus-terusan merasa seperti itu.
Maka, tips mengatasinya adalah dengan berpikir positif dan yakin bahwa kamu pantas serta mampu
menjalaninya.
3. Bersikap Aktif
Kualitas diri juga bisa ditingkatkan dengan bersikap aktif dalam menjalani urusan apapun pada
kehidupan. Perilaku seperti ini akan memudahkanmu memperoleh informasi dan wawasan baru
yang selama ini tidak diketahui.
Dengan sikap tersebut, kamu pun dapat diandalkan oleh siapa saja untuk mengerjakan sesuatu. Jadi,
kemungkinan mengembangkan diri akan semakin bertambah dan tentu siap menjadi pribadi yang
lebih baik.
6. Perluas Relasi
Tak hanya kemampuan, guna meningkatkan kualitas diri, kamu juga diwajibkan untuk memperluas
relasi. Dengan begitu, beragam informasi serta pengalaman baru bisa kamu dapatkan secara
langsung.
Mengembangkan jaringan dan koneksi seperti ini nyatanya akan mempermudah segala urusan.
Kamu dapat mencarinya melalui kegiatan sosial, seminar, atau memanfaatkan berbagai situs media
sosial.
4. Belajar untuk mampu memposisikan diri seiring dengan perkembangan zaman yang amat adaptif
(Pembelajaran Adaptif) ini sebenarnya didorong oleh pemikiran tentang pembelajaran yang
disesuaikan sebenernya tidak bisa dicapai dalam skala yang besar dengan menggunakan metode
lama. Yang dimaksud metode lama disini adalah proses pendekatan yang bersifat tradisional atau
jadul, atau terkadang disebut juga metode non-adaptif.
Pada dasarnya, sistem pembelajaran adaptif ini berupaya untuk mengubah para siswa atau murid
yang biasanya hanya sebagai penerima informasi, sekarang diubah menjadi bagian yang aktif dan
berkolaborasi dalam sebuah proses pendidikan.
Terlebih lagi di kala sudah menjadi mahasiswa memang merupakan awal dimana kita untuk
berproses, dan serba harus mau memulai dari diri sendiri, yang tadinya semasa paud-SMA selalu
dibimbing, akan tetapi di masa ini harus bisa mandiri dan dapat memanfaatkan masa masa kuliah
dengan semaksimal mungkin, dan sebagai seorang mahasiswi kita menjadi center learning dimana
kita mendapatkan kebebasan untuk berekspresi, serta merdeka untuk belajar, dan harus pandai
melawan atau mengontrol diri.
Cara Aktualisasi Diri sebagai seorang mahasiswa adalah dengan mampu mengambil keputusan,
mampu mengarahkan diri, bertanggung jawab, dan selalu berproses.
Aktualisasi diri adalah kebutuhan untuk menyadari dan memanfaatkan potensi diri juga pemenuhan
diri dan pemahaman akan batasan-batasan serta kekurangan yang ada pada dirinya. Abraham
Maslow (1954) menjelaskan bahwa aktualisasi diri adalah kebutuhan seseorang untuk mampu
menjadi apa yang diinginkan sesuai dengan potensi yang dimiliki. Kim Egel, seorang dokter jiwa di
San Diego, berpendapat bahwa aktualisasi diri adalah kemampuan untuk menjadi versi terbaik dari
diri sendiri. Namun hal ini bukan berarti kesempurnaan, karena kesulitan dalam menghadapi hidup
akan tetap kamu lalui.
Kebutuhan akan aktualisasi diri dapat diraih setelah kebutuhan pada empat tingkat sebelumnya
sudah terpenuhi. Sehingga dapat dikatakan juga bahwa aktualisasi diri adalah puncak kematangan
dan kedewasaan seseorang. Aktualisasi diri adalah salah satu dari lima tingkatan kebutuhan
manusia Maslow (1943), tingkatan tersebut adalah kebutuhan dasar yaitu fisiologis dan rasa aman,
kebutuhan psikologis yaitu kebutuhan sosial dan penghargaan, serta kebutuhan aktualisasi diri.
Kebutuhan fisiologis meliputi makanan, air, oksigen, tidur, tempat berlindung, dan lain sebagainya.
Sementara kebutuhan keamanan dan keselamatan adalah keamanan fisik, stabilitas, ketergantungan,
perlindungan, serta bebas dari ancaman (kesehatan, ketakutan, kecemasan, bahaya, dan keadaan).
Tingkat selanjutnya adalah kebutuhan sosial dan kasih sayang seperti persahabatan, memiliki
pasangan dan anak, keanggotaan dalam keluarga atau kelompok, dan bertetangga. Sedangkan
kebutuhan akan penghargaan adalah pencapaian, rasa hormat, harga diri, kompetensi, dan reputasi.
Pada tingkat teratas yaitu aktualisasi diri adalah pemenuhan diri, realisasi seluruh potensi dan
kebutuhan untuk menjadi kreatif. Seseorang yang dapat meraih aktualisasi diri dapat lebih
mengekspresikan diri, menjadi lebih manusiawi, serta tidak terpengaruh oleh budaya.
Aktualisasi diri dibutuhkan agar seseorang dapat mengetahui apa hal yang terbaik untuk mereka,
daripada memaksakan kemauan akan sesuatu yang tidak dapat dicapai. Hal ini juga termasuk
memanfaatkan kemampuan diri dan mengambil langkah terbaik untuk meningkatkan potensi diri
mereka tersebut.
Proses di perguruan tinggi harus dengan 4 pilar unesco yang wajib di jalankan
Belajar di perguruan tinggi akan menjadi unggul, anggun secara moral menjadi warga negara yang
bertanggung jawab, menjadi pusat student akan menjadi mahasiswa yang aktif dengan diskusi atau
bertukar pendapat bersama teman teman yang lain.