Anda di halaman 1dari 7

SOAL DAN JAWABAN

Mata Kuliah
BELAJAR DAN PEMBELAJARAN
Oleh :

NAMA : ANGKE MAWINEY

NIM : 203030216058

PROGRAM STUDI BIMBINGAN KONSELING


JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
TAHUN 2020

Soal
1. Sebutkan dan jelaskan 4 pilar Pendidikan abad XXI UNESCO! Tuliskan
masing-masing satu contoh
2. Sebutkan dan jelaskan jenis-jenis motivasi anak dalam belajar dan
pembelajaran !
3. Apa saja tujuan dan jenis-jenis penguatan yag di berikan guru dalam
pembelajaran!
4. Apa saja prinsip belajar kognitif, afektif, dan psykomotorik dalam proses
pembelajaan!
5. Apa saja tujuan, fungsi, dan jenis-jenis evaluasi dalam pembelajaran ?

Jawab
1. Belajar untuk mengetahui (learn to know)
Aktifitas belajar merupakan kegiatan untuk mencari dan
mengetahui sesuatu bermanfaat bagi individu. Berarti belajar itu
mencakup seluruh aktivitas dalam rangka  mencari dan menggali ilmu
pengetahuan guna memperluas wawasan pemikiran. Pilar ini bertolak
pada pemberdayaan aspek intelektual (kognitif). Contohnya :
Guru/Pendidik sebagai Fasilitator Guru/Pendidik berperan memberikan
pelayanan memudahkan siswa/peserta didik dalam kegiatan proses
pembelajaran.

Belajar untuk mengerjakan (learn to do)


Untuk dapat mengerjakan sesuatu dengan baik, orang harus
memiliki keterampilan dan kecakapan dalam hidup. Ilmu pengetahuan
tidak selalu bersifat teoritis namun ada pula yang memerlukan
keterampilan untuk menerapkannya. Kuncinya adalah orang selalu
berusaha untuk berlatih melakukan sesuatu agar mahir dan terampil.

Belajar untuk menjadi diri sendiri (learning to be)


Pilar ini mendorong manusia untuk belajar mengembangkan diri.
Pendidikan yang dijalani harus mampu memperkukuh jati diri individu
sebagai umat beragama, berbangsa dan bernegara. Dapat menumbuhkan
karakter yang baik pada individu. Contohnya: Bakat dan minat siswa,
bertanggung jawab.

Belajar untuk hidup bermasyarakat (learn together)


Manusia adalah makhluk sosial yang saling membutuhkan satu
sama lainnya. Prinsip kerja sama dan gotong royong menjadi satu aset
berharga untuk mengembangkan diri menjadi pribadi yang mempunyai
rasa sosial yang tingi. Disinilah pentingnya pendidikan berwawasan
sosial dan lingkungan. Contohnya : Belajar berperilaku sesuai dengan
norma dan kaidah yang berlaku di masyarakat, belajar menjadi orang
yang berhasil, sesungguhnya merupakan proses pencapaian aktualisasi
diri.

2. Jenis-jenis Motivasi anak dalam belajar dan pembelajaran adalah


 Motivasi prestasi. Orang dengan tipe motivasi ini fokus pada
pencapaian tujuan. Motivasi ini membentuk dasar bagi kehidupan
yang baik, memberikan motivasi kepribadian dinamis dan
menghormati diri sendiri. Orang biasanya menetapkan target yang
dicapai tidak terlalu sulit dalam pencapaian. Dengan melakukan ini,
mereka memastikan melakukan tugas-tugas yang bisa mereka capai.
 Motivasi peningkatan diri. Jika Anda tidak mendapatkan motivasi dari
luar, temukan motivasi dari diri sendiri. Motivasi diri adalah
kemampuan untuk memenuhi keinginan, harapan, atau tujuan tanpa
dipengaruhi oleh orang lain. Motivasi diri penting untuk mencapai
kesuksesan dalam pekerjaan dan kehidupan pribadi. Menurut hirarki
kebutuhan Maslow, orang memiliki kebutuhan manusia diatur dalam
tangga lima langkah. Sebelum lebih tinggi tingkat kebutuhan
diaktifkan, tingkat kebutuhan lebih rendah harus dipenuhi. Dalam
urutan, kebutuhan bersifat fisiologis, keamanan, sosial, harga diri, dan
aktualisasi diri.
 Motivasi ekstrinsik. Bentuk motivasiyang memanifestasikan dirinya
positif serta negatif. Motivasi positif muncul dalam bentuk hadiah atau
mengobati, dan dapat dinyatakan dalam arti negatif dengan cara
memeras atau mengancam. Motivas ekstrinsik berlaku pada kedua
kasus dan efektif.
 Motivasi takut. Ketakutan juga merupakan salah satu motivasi. Kita
“takut” mengemudi di sisi jalan yang salah. Kita takut berjalan terlalu
dekat dengan tepi tebing. Kita takut bahan kimia beracun. Ketakutan
ini memotivasi kita untuk membuat keputusan yang baik soal
keselamatan kita. Tapi jangan biarkan menjadi kebiasaan yang dapat
mengendalikan kita. Jika kita tidak bisa melawan dengan cara positif,
lakukan secara kreatif.
 Motivasi investasi. Penting untuk menginvestasikan diri secara fisik,
emosional, dan finansial dalam suatu tugas. Semakin diinvestasikan
dalam suatu tugas, semakin besar kemungkinan ia akan mampu
melakukan pekerjaan dengan baik dan lengkap. Contohnya, jika
mimpi menjadi seorang penyanyi, ia harus memiliki komitmen togal
dalam mencapai tujuan ini. Ia perlu bekerja keras pada apa yang ingin
dicapai.
 Motivasi sosial. Banyak orang menganggap kehidupan sosial mereka
sebagai motivasi terbesar mereka. Teman-teman mereka adalah
motivator terbaik mereka. Ide untuk diterima di antara sekelompok
orang adalah motivasi untuk mencapai tujuan hidup. Penelitian
menunjukkan bahwa siswa cenderung dipengaruhi motivasi sosial
untuk melakukan tugas-tugas seperti itu untuk menyenangkan orang-
orang yang mereka kagumi atau hormati.
 Motivasi sikap. Jika Anda berpikir positif, Anda bisa mencapai hal-hal
yang kadang dianggap tidak realistis oleh orang lain. Sikap positif
membantu Anda membangun hubungan yang kuat dan tetap
termotivasi. Jika Anda memiliki tujuan dalam pikiran namun
kurang motivasi, cobalah miliki sikap positif. Ini akan
menaikkan motivasi Anda sendiri.

3. Dalam kegiatan pembelajaran , tujuan member penguatan adalah sebagai


berikut:

1. meningkatkan perhatian siswa,


2. membangkitkan dan memelihara motivasi siswa,
3. memudahkan siswa belajar,
4. mengontrol dan memodifikasi tingkah laku siswa,
5. memunculkan rasa percaya diri pada siswa,
6. mendorong perilaku yang positif pada siswa, dan
7. menjaga kelas yang kondusif.
Komponen Ketrampilan Memberi Penguatan.
Penguatan pada dasarnya dapat diberikan dalam dua jenis yaitu
penguatan verbal dan penguatan nonverbal.
1. Penguatan Verbal. Penguatan verbal paling mudah digunakan dalam
kegitan pembelajaran dalam bentuk komentar, pujian, dukungan,
pengakuan, atau dorongan yang diharapkan dapat meningkatkan
tingkah laku dan penampilan siswa yang positif. Contoh: 1) Kata-
kata: bagus, baik, luarbiasa, yak, betul. 2) Kalimat: Pekerjaanmu
rapi sekali; Wah, tulisanmu rapid an bagus; Anak-anak yang lain
perlu meniru sikap Dono
2. Penguatan Non-verbal. Penguatan nonverbal dapat ditunjukkan
dengan berbagai cara sebagai berikut:
 Mimik dan gerakan badan. Mimik dan gerakan badan seperti
senyuman, anggukan, tepukan tangan, atau acungan ibu jari
dapat mengkomunikasikan kepuasan guru terhadap siswa, yang
tentu saja merupakan penguatan yang sangat berarti bagi siswa.
 Gerak mendekati. Gerak mendekati dapat ditunjukkan guru
dengan cara melangkah mendekati siswa, berdiri di samping
siswa atau kelompok siswa, bahkan dalam situasi tertentu duduk
bersama siswa atau kelompok siswa. Tujuan dari mendekati
adalah memberikan perhatian.
 Sentuhan. Sentuhan seperti menepuk-nepuk bahu, atau pundak
siswa, menjabat tangan siswa atau mengangkat tangan siswa
yang menang, jika dilakukan dengan tepat, dapat merupakan
penguatan yang efektif bagi siswa. Namun, jenis penguatan ini
harus dipergunakan dengan penuh kehati-hatian dengan
memperhatikan umur, jenis kelamin, serta latar belakang siswa.
 Kegiatan yang menyenangkan. Pada dasarnya, siswa akan
menjadi senang jika diberikan kesempatan untuk mengerjakan
sesuatu yang menjadi kegemarannya atau sesuatu yang
memungkinkan dia berprestasi. Oleh karena itu, kegiatan yang
disenangi siswa dapat digunakan sebagai penguatan.
 Pemberian simbol atau benda. Simbol dapat berupa tanda cek
(V), komentar tertulis pada buku siswa, berbagai tanda dengan
warna tertentu misalnya merah, kuning, hijau, atau biru.
 Penguatan tak penuh. Penguatan tak penuh diberikan untuk
jawaban siswa yang hanya sebagian benar, sedangakan bagian
lainnya masih perlu diperbaiki oleh siswa yang lain.

4. Belajar kognitif adalah dimana belajar yang berkaitan dengan aspek


intelektual. Kompetensi kawasan kognitif meliputi menghafal,
memahami, mengaplikasikan, menganalsis, mensitesakan dan menilai
pengalaman belajar. Pengalaman belajar untuk kegiatan hafalan dapat
berupa berlatih menghafal misalnya menggunakan jembatan ingatan yaitu
dengan dihubungkan dengan benda-benda, kata-kata atau sebagainya
yang biasa ditemukan dan mudah diingat sebagai jembatan kita untuk
mengingat hafalan kita. Jenis materi pembelajaran yang perlu dihafal
dapat berupa fakta,konsep,prinsip, dan procedure. Pengalaman belajar
untuk tingkat pemahaman dilakukan dengan membandingkan,
mengidentifikasikan karakteristik dansebagainya. Pengalaman belajar
tingkatan aplikasi dilakukan dengan jalan menerapkan rumus dalil atau
prinsip terhadap kasus nyata yang terjadi di lapangan. Pengalaman belajar
tingkatan sintesis dilakukan dengan memadukan berbagai unsure atau
komponen,menyusun membentuk bangunan, menggambar dan
sebagainya. Pengalaman belajar untuk mencapai kemampuan dasar
tingkatan penilaian dilakukan dengan memberikan penilaian terhadap
objek studi menggunakan criteria tertentu.
Berkaitan dengan kawasan afektif, pengalaman belajar yang perlu
dilakukan agar siswa mencapai tingkatan kompetensi afektif yaitu dengan
mengamati dan menirukan contoh/model, mendatangi objek studi yang
dapat memupuk pertumbuhan nilai, berbuat atau berpartisipasi aktif
sesuai dengan tuntutan nilai yang dipelajari dan sebagainya.
Untuk kawasan psikomotor, pengalaman belajar yang dapat dilakukan
untuk mencapai kompetensi ini adalah berlatih dengan frekuensi tinggi
dan intensif, latihan menirukan, menstimulasikan, mendemonstrasikan,
gerakan.
5. Tujuan Evaluasi
 Untuk bisa mengetahui seberapa baik tingkat penguasaan seseorang
terhadap kompetensi yang telah ditetapkan.
 Untuk dapat mengetahui apa saja kesulitan yang dialami seseorang
dalam kegiatannya sehingga bisa dilakukan diagnosis dan
kemungkinan memberikan remedia teaching.
 Untuk mengetahui suatu tingkat efisiensi dan efektivitas suatu metode,
media dan sumber daya lainnya dalam melaksanakan suatu kegiatan.
 Sebagai salah satu umpan balik dan informasi penting bagi pelaksana
evaluasi untuk memperbaiki kekurangan yang ada dimana hal tersebut
dapat dijadikan sebagai acuan dalam mengambil keputusan di masa
mendatang.

Jenis – Jenis Evaluasi

1. Evaluasi Formatif
Evaluasi formatif ialah suatu penilaian terhadap hasil-hasil yang
telah dicapai selama dilaksanakannya suatu kegiatan atau program
kerja. Umumnya, waktu pelaksanaan evaluasi ini dilaksanakan secara
rutin perbulan atau per tahun.
Sesuai dengan keperluan informasi hasil penilaian. Manfaatnya,
memberikan umpan balik kepada manajer program terkait kemajuan hasil
yang telah dicapai serta hambatan-hambatan apa saja yang dihadapi
selama berlangsungnya suatu kegiatan atau program kerja tersebut.
2. Evaluasi Sumatif
Evaluasi sumatif yaitu sebuah penilaian terhadap hasil-hasil yang
telah dicapai selama dilaksanakannya suatu kegiatan atau program
kerja, secara keseluruhan dari awal sampai akhir kegiatan.
Waktu pelaksanaan hasil evaluasi ini sendiri diadakan pada saat
akhir kegiatan sesuai dengan jangka waktu yang ditetapkan oleh suatu
kegiatan atau program kerja.

Fungsi Evaluasi
1. Fungsi Selektif
Fungsi selektif ialah salah satu fungsi yang dapat menyeleksi
seseorang apakah memiliki komptensi yang sesuai dengan standar
yang ditetapkan. Misalnya yaitu menentukan seseorang diterima
kerja atau tidak, menentukan seseorang naik jabatan atau tidak, dan
lainnya.
2. Fungsi Diagnosa
Fungsi diagnosa bertujuan untuk dapat mengetahui
kelebihan dan kekurangan seseorang dalam bidang kompetensi
tertentu. Misalnya untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan
seorang siswa dalam bidang studi yang didapatkannya di sekolah.
3. Fungsi Penempatan
Fungsi penempatan bertujuan untuk dapat mengetahui di
mana posisi terbaik seseorang dalam suatu bidang tertentu.
Misalnya untuk mengetahui posisi terbaik seorang karyawan sesuai
dengan bidangnya di dalam suatu perusahaan.
4. Fungsi Pengukuran Keberhasilan
Dalam hal ini, evaluasi berfungsi untuk bisa mengukur
tingkat keberhasilan suatu program, termasuk metode yang
dipakai, penggunaan sarana, dan pencapaian tujuan.

Anda mungkin juga menyukai