Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam hidup ini setiap manusia mempunyai tujuan.
Untuk mencapai suatu tujuan manusia harus belajar dari
segala hal. Diperlukan juga motivasi atau dorongan yang
kuat dari dalam maupun dari luar. Oleh karena motivasi
adalah bermaksud sebab, tujuan atau pendorong, faktor
inilah yang harus diperhatikan agar semua berjalan dengan
maksimal. Kurangnya motivasi menjadi penyebab
timbulnya maslah untuk mencapai tujuan tersebut. Untuk
mencapai suatu tujuan dengan memotivasi diri dalam
belajar, akan menjadi penggerak utama untuk berusaha
keras mencapai atau mendapat apa yang diinginkan. Lebih
penting sesuatu yang ingin dicapai, dimiliki, diselesaikan
atau ditujui, lebih serius dan lebih kuatlah usaha
seseorang, sebuah keluarga, organisasi, masyarakat atau
negara untuk mencapai apa yang telah ditetapkan. Jadi,
dengan tujuan atau hasrat yang lebih penting atau besar,
lebih kuatlah pula dorongan atau motivasi seseorang itu
untuk berusaha bagi mencapai tujuannya.
Pada dasarnya serangkaian kegiatan yang dilakukan
oleh mahasiswa sebenarnya dilatar belakangi oleh sesuatu
atau secara umum dinamakan motivasi inilah yang
mendorong mereka untuk melakukan suatu kegiatan atau
pekerjaan, begitu juga untuk belajar sangat diperlukan
adanya motivasi. Hasil belajar akan menjadi optimal jika
memiliki motivasi. Makin tepat motivasi yang diberikan,
akan makin berhasil pula pelajaran itu. Jadi, motivasi akan

1
selalu senantiasa menetukan intensitas usaha belajar bagi
para mahasiswa. Perlu ditegaskan bahwa motivasi
bertalian dengan suatu tujuan. disamping itu motivasi
dapat berfungsi sebagai pendorong usaha dan pencapaian
prestasi. Seseorang melakukan suatu usaha karena adanya
motivasi. Adanya motivasi yang baik dalam belajar akan
menunjukan hasil yang baik. Dengan kata lain, dengan
adanya usaha yang tekun dan terutama di dasari adanya
motivasi maka seseorang yang belajar itu akan dapat
melahirkan prestasi yang baik.
Perlu kita ketahui, sebagian besar peserta didik yang
pernah kita temui, dalam proses pembelajarannya banyak
diberikan tugas-tugas oleh pendidiknya. Tugas yang
diberikan pendidik sebenarnya memiliki maksud yang baik,
yakni untuk menjadikan peserta didik lebih berperan aktif
dalam proses pembelajaran. Namun terkadang yang terjadi
adalah peserta didik sering menelantarkan tugas, terasa
terbebani dalam mengerjakan, hingga tugas itu terabaikan
atau tidak dikerjakan. Permasalahan permasalahan ini
diduga karena peserta didik kurang memiliki motivasi
dalam belajar, bisa juga mereka tidak termotivasi terhadap
tugas itu. Kemauan mereka terhadap penyelesaian tugas
dirasa sedikit kurang dan tidak begitu tertarik.
Kita umumnya memiliki kemauan yang kuat untuk
berubah ketika mengetahui pentingnya makna perubahan.
Sesuai dengan kenyataan itu, maka anda perlu mengenali
kebermaknaan kegiatan belajar bagi anda. Makna sebuah
kegiatan dalam belajar perlu ditekankan oleh pendidik,
bagaimana sebuah kegiatan itu menjadi penting,
mempunyai arti bagi dirinya. Sehingga secara sadar dan ia

2
rela untuk meluangkan waktunya demi melaksanakan
kegiatan ataupun tugas yang diberikan guru. Oleh karena
itu, penulis dalam makalah ini tertarik untuk mendiskusikan
motivasi-motivasi dalam belajar serta bagaimana
memberikan pemahaman akan kebermaknaan belajar atau
kebermaknaan sebuah tugas yang kemudian hal ini
menjadi tanggung jawab peserta didik.

B. Rumusan masalah
1. Bagaimana strategi meningkatkan motivasi belajar ?

BAB II
PEMBAHASAN

A. Strategi Meningkatkan Motivasi Belajar: Kebermaknaan Tugas


1. Pengertian motivasi
Motivasi ialah proses mendorong dan mempertahankan tujuan
dengan mengarahkan perilaku. Hal ini merupakan sebuah defenisi kognitif
karena mendalikan bahwa siswa membuat tujuan dan menggunakan proses
kognitif dan perilaku untuk mencapai tujuan mereka. Meski pandangan
mengenai perilaku motivasi juga dikaji.1
Soemanto secara umum mendefinisikan motivasi sebagai suatu
perubahan tenaga yang ditandai oleh dorongan efektif dan reaksi-reaksi
pencapaian tujuan. Karena perilaku manusia itu selalu bertujuan, kita dapat

1 Daleh H. Schunk, Teori-Teori Pembelajaran Persepektif Pendidikan,


(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2012)., hlm., 475

3
meyimpulkan bahwa perubahan tenaga yang memberi kekuatan bagi
tingkah laku mencapai tujuan telah terjadi di dalam diri seseorang.2
2. Fungsi motivasi
Perlu ditegaskan bahwa motivasi bertalian dengan suatu tujuan yang
berpengaruh pada aktivitas. Fungsi motivasi menurut Sadirman adalah
sebagai berikut:3
a. Mendorong manusia untuk berbuat. Artinya motivasi bias dijadikan
sebagai penggerak atau motor yang melepaskan energi. Motivasi
dalam hal ini merupakan motor penggerak dari setiap kegiatan yang
akan dikerjakan.
b. Menentukan arah perbuatan kearah tujuan yang hendak dicapai.
Dengan demikian, motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang
harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya.
c. Menyeleksi perbuatan, yaitu menentukan perbuatan-perbuatan apa
yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan dengan
menyisikan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan
tersebut.
Demikian posisi motivasi yang sangat vital, tetapi tidak berarti
seseorang dapat mencapai hasil belajar yang baik karena berhasil
tidaknya seorang anak dalam belajar itu tidak hanya dipengaruhi oleh
motivasi saja, melainkan banyak faktor yang mempengaruhinya, dan
motivasi hanya salah satunya.
3. Motivasi dalam belajar
Dalam pembelajaran motivasi adalah sesuatu yang menggerakan
atau mendorong siswa untuk belajar atau menguasai materi pembelajaran
yang sedang diikutinya. Tanpa motivasi, siswa tidak akan tertarik dan
serius dalam mengikuti pembelajaran. Sebaliknya dengan adanya motivasi
yang tinggi, siswa akan tertarik dan terlibat aktif bahkan berinisiatif dalam

2 Abdul Majid, Strategi Pembelajaran, (Bandung: PT. Remaja


Rosdakarya, 2013)., hlm.. 307.

3 Ibid., hlm. 309.

4
proses pembelajaran. Dengan motivasi yang tinggi siswa akan berupaya
sekuat-kautnya dan dengan menempuh berbagai strategi yang positif untuk
mencapai keberhasilan dalam belajar.
Upaya siswa dalam mencapai keberhasilan belajar tersebut
meliputi mendengarkan ceramah dengan serius, menjawab pertanyaan,
berpartisipasi aktif dalam diskusi, mengerjakan tugas-tugas yang diberikan
oleh guru. Bahkan tidak jarang siswa yang memiliki motivasi belajar yang
tinggi akan memberikan masukan dalam bentuk gagasan atau usulan
kepada guru atau kepada kelas tentang berbagai kegiatan tambahan bahkan
tugas tambahan untuk memperluas dan memperdalam lingkup materi
pelajaran yang harus dipelajari. Motivasi yang tinggi membuat siswa haus
akan bebagai aspek yang terkait dengan topik dan mata pelajaran yang
dipelajarinya. Ia pun akan menetapkan targetnya sediri yang melebihi
target yang ditetapkan oleh guru atau kurikulum. Ia mencari sendiri materi
pelajaran yang ingin dikuasainya melalui berbagai sumber dan cara
menurut inisiatifnya sendiri.4
B. Strategi Memotivasi Siswa
Al-Ghazali dalam kitabnya Tahdzib Al-Akhlak wa Mualajat
Amradh al-Qulub mengemukakan bahwa setiap kali seorang anak
menunjukkan perilaku mulia atau perbuatan yang baik seyogyanya ia
memperoleh pujian dan jika perlu diberi hadiah atau insentif dengan
sesuatu yang menggembirakannya, atau ditujukan pujian kepadanya
didepan orang-orang sekitarnya.5
Kemudian jika suatu saat ia bersikap berlawanan dengan itu,
sebaiknya orangtua dan guru berpura-pura tidak mengetahui agar tidak
membuka rahasianya. Apalagi jika anak sendiri merahasiakannya. Setelah
itu apabila ia mengulangi lagi perbuatannya, sebaiknya ia di tegur secar
rahasia (tidak didepan orang lain) dan memberitahunya akibat buruk dari

4 Abdorrakhman Gintings, Esensi Praktis Belajar Dan Pembelajaran,


(Bandung: Humaniora, 2008), hlm., 86-87

5 Ibid., hlm. 320.

5
perbuatannya dan katakan kepadanya untuk tidak mengulanginya lagi.
Namun ketika memberitahu janganlah berlebihan dan mengecamnya setiap
saat karena terlalu sering menerima kecaman akan membuatnya menerima
hal itu sebagai sesuatu yang biasa dan dapat mendorongnya ke arah
perbuatan yang lebih buruk lagi.
1. Gunakan metode dan kegiatan yang beragam
Melakukan hal yang sama secara terus-menerus bisa
menimbulkan kebosanan dan menurunkan semangat belajar. Siswa
yang bosan cenderung akan mengganggu proses belajar. Variasi akan
membuat siswa tetap konsentrasi dan termotivasi. Sesekali mencoba
sesuatu yang berbeda dengan menggunakan metode belajar yang
bervariasi di dalam kelas. Cobalah untuk membuat pembagian peran,
debat, transfer pengetahuan secara singkat, diskusi, simulasi, studi
kasus, presentasi dengan audio-visual dan kerja kelompok kecil.
2. Jadikan siswa peserta aktif
Pada usia muda sebaiknya diisi dengan melakukan kegiatan,
berkreasi, menulis, berpetualang, mendesain, menciptakan sesuatu dan
menyelesaikan suatu masalah. Jangan jadikan siswa peserta pasif di
kelas karena dapat menurunkan minat dan mengurangi rasa
keingintahuannya. Gunakanlah metode belajar yang aktif dengan
memberikan siswa tugas berupa simulasi penyelesaian suatu masalah
untuk menumbuhkan motivasi dalam belajar. Jangan berikan jawaban
apabila tugas tersebut dirasa sanggup dilakukan oleh siswa.
3. Buatlah tugas yang menantang namun realistis dan sesuai
Buatlah proses belajar yang cocok dengan siswa dan sesuai minat
mereka sehingga menarik karena mereka dapat melihat tujuan dari
belajar. Buatlah tugas yang menantang tetapi realistis. Realistis dalam
pengertian bahwa standar tugas cukup berbobot untuk memotivasi
siswa dalam menyelesaikan tugas sebaik mungkin, tetapi tidak terlalu
sulit agar jangan banyak siswa yang gagal dan berakibat turunnya
semangat untuk belajar.

6
4. Berikan petunjuk pada para siswa agar sukses dalam belajar
Jangan biarkan siswa berjuang sendiri dalam belajar. Sampaikan
pada mereka apa yang perlu dilakukan. Buatlah mereka yakin bahwa
mereka bisa sukses dan bagaimana cara mencapainya.
5. Berikan masukan
Berikan masukan para siswa dalam mengerjakan tugas mereka.
Gunakan kata-kata yang positif dalam memberikan komentar. Para
siswa akan lebih termotivasi terhadap kata-kata positif dibanding
ungkapan negatif. Komentar positif akan membangun kepercayaan
diri. Ciptakan situasi dimana anda percaya bahwa seseorang siswa bisa
maju dan sukses di masa datang
6. Pemberian penghargaan untuk memotivasi
Pemberian penghargaan seperti nilai, hadiah, dan sebagainya,
mungkin efektif bagi sebagian siswa (biasanya bagi anak kecil) tetapi
metode ini harus digunakan secara hati-hati karena berpotensi
menciptakan kompetisi. Namun demikian, penggunaan metode ini
dapat melahirkan motivasi internal.
C. Metode-Metode Yang Digunakan Untuk Meningkatkan Motivasi
Siswa Dalam Belajar
Di dalam proses belajar mengajar, penting bagi
pendidik untuk dapat menyajikan pembelajaran yang
efektif dan efisien. Dalam proses pneyajian pembelajaran
itu siswa mendapatkan pemahaman yang baik yang ketika
siswa benar-benar memiliki ketertarikan. Pendidik perlu
mengupayakan agar setiap kegiatan pembelajaran dapat
menarik perhatian siswa. Salah satu langkah yang tepat
ialah pendidik harus menguasai strategi dengan metode-
metode pengajaran. Metode penyajian adalah
pengetahuan tentang cara-cara mengajar yang
dipergunakan oleh pendidik atau instruktur. Sedangkan
pengertian lainnya ialah sebagai teknik penyajian yang

7
dikuasai pendidik untuk mengajar atau menyajikan bahan
pelajaran kepada sisiwa di dalam kelas agar pembelajaran
trsebut dapat ditangkap, dipahami dan digunakan oleh
sisiwa dengan baik.6
1. Metode diskusi
Diskusi adalah metode pembelajaran yang menghadapkan
siswa pada suatu permasalahan. Tujuan utama metode ini adalah untuk
memecahkan suatu permasalahan, menjawab pertanyaan, menambah
dan memahami pengetahuan siswa, serta untuk membuat suatu
keputusan. Oleh karena itu, diskusi lebih bersifat bertukar pengalaman
untuk menentukan keputusan tertentu secara bersama-sama.
2. Metode simulasi
Simulasi dapat digunakan sebagai metode mengajar dengan
asumsi tidak semua proses pembelajaran dapat dilakukan secara
langsung pada objek yang sebenarnya. Simulasi berasal dari kata
simulate yang artinya berpura-pura atau berbuat seakan-akan.
Metode simulasi bertujuan untuk: (1) melatih keterampilan
tertentu baik bersifat profesional maupun bagi kehidupan sehari-hari,
(2) memperoleh pemahaman tentang sesuatu konsep atau prinsip, (3)
melatih memecahkan masalah, (4) meningkatkan keaktifan belajar, (5)
memberikan motivasi belajar kepada siswa, (6) melatih siswa untuk
mengadakan kerja sama dalam situasi kelompok, (7) menumbuhkan
daya kreatif siswa, (8) melatih siswa untuk mengembangkan sikap
toleransi.
Metode simulasi terdiri dari beberapa jenis, diantaranya sebagai
berikut:
a. Sosiodrama
Sosiodrama adalah metode pembelajaran bermain peran
untuk memecahkan masalah-masalah yang berkaitan dengan

6 Roestiyah, Strategi Belajar Mengajar (Jakarta: Rineka Cipta,


2008)hlm., 1

8
fenomena sosial, permasalahan yang menyangkut hubungan antara
manusia seperti masalah kenakalan remaja, narkoba, gambaran
keluarga dan otoriter dan lain sebagainya. Sosiodrama digunakan
untuk memberikan pemahaman dan penghayatan akan masalah-
masalah sosial serta mengembangkan kemampuan siswa untuk
memecahkannya.
b. Role playing
Role playing atau bermain peran adalah metode
pembelajaran sebagai bagian dari simulasi yang diarahkan untuk
mengkreasi peristiwa sejarah, mengkreasi peristiwa-peristiwa
aktual, atau kejadian-kejadian yang mungkin muncul pada masa
mendatang. Topik yang dapat diangkat untuk role playing misalnya
memainkan peran sebagai juru kampanye suatu partai atau
gambaran keadaan yang mungkin muncul pada abad teknologi
informasi.
c. Simulasi game
Simulasi game merupakan bermain peranan, para siswa
berkompetisi untuk mencapai tujuan tertentu melalui permainan
dengan mematuhi peraturan yang ditentukan.
3. Metode tugas dan resitasi
Secara denotatif, resitasi adalah pembacaan hafalan di muka
umum atau hafalan yang diucapkan oleh siswa didalam kelas. Metode
tugas dan resitasi tidak sama dengan pekerjaan rumah, tetapi lebih luas
dari itu. Tugas dan resitasi merangsang anak untuk aktif belajar baik
secara individu atau kelompok. Tugas dan resitasi bisa dilaksanakan di
rumah, di sekolah, di perpustakaan dan tempat lainnya.
Uraian di atas menggambarkan bahwa resitasi sebagai metode
belajar siswa dengan cara memberikan tugas penghafalan, pembacaan,
pengulangan, pengujian dan pemeriksaan atas diri sendiri atau
menampilkan diri dalam menyampaikan (puisi, syair, drama).
4. Metode kerja kelompok

9
Metode kerja kelompok atau bekerja dalam situasi kelompok
mengandung pengertian bahwa siswa dalam satu kelas dipandang
sebagai satu kesatuan (kelompok) tersendiri ataupun dibagi atas
kelompok-kelompok kecil. Kelompok bisa di buat berdasarkan:
(1) Perbedaan individual dalam kemampuan belajar
(2) perbedaan minat belajar, dibuat kelompok yang terdiri atas siswa
yang mempunyai minat yang sama
(3) Pengelompokan berdasarkan wilayah tempat tinggal siswa yang
tinggal dalam satu wilayah yang dikelompokkan dalam satu
kelompok sehingga memudahkan koordinasi kerja
(4) Pengelompokan secara random atau diundi tidak melihat faktor-
faktor lain
(5) Pengelompokan atas jenis kelamin, ada kelompok pria dan
kelompok wanita
Untuk mencapai hasil yang baik, faktor yang harus
diperhatikan dalam kerja kelompok adalah:
(1) Perlu adanya dorongan yang kuat untuk bekerja pada setiap
anggota
(2) Pemecahan masalah dapat dipandang sebagai satu unit yang
dipecahkan bersama, atau masalah dibagi-bagi untuk dikerjakan
masing-masing secara individual. Hal ini bergantung kepada
kompleks tidaknya masalah yang akan diselesaikan
(3) Persaingan yang sehat antar kelompok biasanya mendorong anak
untuk belajar
(4) Sitasi yang menyenangkan antar anggota banyak menentukan
berhasil tidaknya kerja kelompok
5. Metode karyawisata (field-trip)
Karyawisata memiliki arti tersendiri, berbeda dengan
karyawisata dalam arti umum. Karyawisata disini artinya kunjungan
keluar kelas dalam rangka belajar. Contohnya mengajak siswa ke luar
kelas dalam rangka belajar. Contohnya siswa ke gedung pengadilan
untuk mengetahui sistem peradilan dan proses pengadilan selama satu
jam pelajaran. Jadi, karyawisata tersebut tidak mengambil tempat yang
jauh dari sekolah dan tidak memerlukan waktu yang lama.

10
Karyawisata dalam waktu yang lama dan tempat yang jauh disebut
studi tour.
Metode penyajian dalam pembelajaran itu banyak,
antara lain metode proyek, metode eksperimen, metode
diskusi, metode tugas, metode demonstrasi, metode
latihan, metode tanya jawab dan maih banyak contoh
metode-metode lainnya. Tugas itu merupakan salah
satu metode penyajian dalam pembelajaran. Metode
tugas dalah metode penyajian bahan dimana guru
membrikan tugas tertentu agar siswa melakukan
kegiatan belajar.7 Tugas yang dilaksanakan oleh siswa
dapat dilakukan di dalam kelas, di halaman sekolah, di
labiratorium, di perpustakaan atau di manapun siswa
mau mengerjakannya.
Metode ini diberikan karena dirasa bahan
pelajaran terlalau banyak, sementara waktu pelajaran
sedikit dan tidak mencukupi. Artinya banyaknya bahan
pelajaran yang tersedia dengan waktu yang kurang
seimbang. Agar bahan pelajaran selesai sesuai tepat
waktu, maka metode inilah yang biasanya guru gunakan
untuk mengatasinya. Metode penugasan dipandang
perlu jika memang alokasi waktu belajar tidak
mencukupi atau tidak sesuai dengan materi
pembelajaran. Kita memang sering menemui hal-hal
seperti itu, siswa dituntut menguasai materi yang
dibutuhkan namun terbentur oleh alokasi waktu yang
kurang memadai.
Tugas tidak sama dengan pekerjaan rumah,
namun lebih jauh dari itu. Tugas biasanya dilakukan di
7 Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar
(Jakarta: Rineka Cipta, 2010)hlm., 85.

11
rumah, di sekolah, di perpustakaan dan di manapun
siswa mau mengerjakannya. Tugas dan resitasi
merangsang anak untuk aktif belajar, baik secara
individual maupun secara kelompok. Karena itu, tugas
dapat diberikan secara individual, atau dapat pula
secara kelompok.8
D. Kebermaknaan tugas
Makna adalah suatu bentuk kebahasaan yang harus
dianalisis dalam batas-batas unsur-unsur penting situasi di
mana penutur mengujarnya. makna merupakan hubungan
antara bahasa dengan bahasa luar yang disepakati
bersama oleh pemakai bahasa sehingga dapat saling
dimengerti. Batasan tentang pengertian makna sangat sulit
ditentukan karena setiap pemakai bahasa memiliki
kemampuan dan cara pandang yang berbeda dalam
memaknai sebuah ujaran atau kata. Makna ditentukan oleh
lingkup kebahasaan maupun lingkup situasi yang
merupakan konsep dasar dalam kebermaknaan yang
natural yang juga didukung oleh pemahaman lintas
budaya.9 Makna dapat diwujudkan memalui kalimat yang
berbeda, baik secara lisan maupun tulisa. Suatu kalimat
dapat memiliki makna yang berbeda tergantung pada
situasi saat kalimat itu digunakan.
Kebermaknaan tugas, termasuk belajar, tidak hanya
cukup kalau dilihat dari kebermanfaatan bagi diri sendiri,
tetapi juga perlu dilihat dari berbagai pihak. Pihak-pihak
tersebut seperti orang tua, teman dekat, saudara, keluarga
, masa depan, teman sekelas, bangsa dan negara. Bahkan

8 Ibid.hlm.., 86.

9 Ibid.hlm., 70.

12
calon putra putri kita kelak. Melihat kebermaknaan tugas
dari berbagai sudut merupakan sesuatu yang penting
mengingat sekali tugas terselesaikan manfaatnya bisa
dirasakan banyak hal. Seorang juara olimpiade, misalnya,
merasakan bahwa meraih kejuaraan itu penting karena
banyak pihak yang akan bisa merasakan manfaat dan
makna dari kemenangannya, seperti diri sendiri, keluarga,
bangsa dan negara, teman di klub, supporter dan
seterrusnya. Kesadaran akan kebermaknaan suatu tugas,
berdasarkan berbagai hasil penelitian, berpengaruh
terhadap motivasi dalam belajar.
Peningkatan kualitas proses dan hasil pendidikan
pada umumnya senatiasa menjadi target utama oleh para
guru dengan mengupayakan memodifikasi berbagai teknik
dan cara dalam proses belajar mengajar. Dalam
meningkatkan proses dan hasil belajar sebagai satah satu
indikator kualitas pendidikan, perhatian terhadap kegiatan
siswa merupakan upaya langsung dan paling realitas.
Upaya tersebut diarahkan kepada pengembangan ilmu
pengetahuan, setelah mengikuti kegiatan belajar mengajar
di sekolah dalam bentuk pekerjaan tambahan (pekerjaan
rumah).
Pemberian tugas secara rutin kepada siswa dapat
membangkitkan motivasi untuk mengkaji secara
mendalam terhadap mated pelajaran. Proses belajar yang
demikian tentunya membed arti dan makna yang positip
terhadap motivasi belajar siswa. Diakui bahwa proses
belajar seseorang itu senantiasa dipengaruhi dari berbagai
faktor dan salah satu diantaranya adalah upaya guru
menciptakan kondis! yang kondusif terhadap days ingatan

13
siswa terhadap materi pelajaran. Reaksi secara positif
terhadap pemberian tugas, manakala tugas yang diberikan
disesuaikan dengan kemampuan masing-masing pribadi
siswa, karena ini besar pengaruhnya terhadap proses
berpikir seseorang dalam mememecahkan masalah yang
ditemukanpada materi pelajaran.
Dengan demikian pemberian tugas kepada siswa
adalah salah satu langkah logis untuk mengaktifkansiswa
dalam belajar mengajar. Namun dibalik itu pemberian
tugas yang sering sekali juga dapat mengakibatkan
kejenuhan dan pembagian waktu dengan mengerjakan
yang lain, sehingga guru seyogyanya berupa
memperhitungkan kemampuan dan keterbatasan dari
siswa dan dijadikan sebagai dasar membangkitkan
motivasi belajar siswa.

14
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Motivasi memegang peranan yang penting dalam proses belajar.
Apabila guru dan orang tua dapat memberikan motivasi yang baik pada
siswa atau anaknya, maka dalam diri siswa atau anak akan timbul
dorongan dan hasrat untuk belajar lebih baik. Memberikan motivasi yang
baik dan sesuai, maka anak dapat menyadari akan manfaat belajar dan
tujuan yang hendak dicapai dengan belajar tersebut. Motivasi belajar juga
diharapkan mampu menggugah semangat belajar, terutama bagi para siswa
yang malas belajar sebagai akibat pengaruh negative dari luar diri
siswa.Berdasarkan definisi-definisi para ahli, maka motivasi belajar adalah
dorongan atau hasrat kemauan untuk melaksanakan kegiatan belajar dalam
rangka mencapai tujuan.
Seorang Guru hanya sebagai fasilitator, motivator dan inspirator
dari proses kegiatan belajar mengajar di kelas, sehingga semua kualitas
dari dalam diri anak-anak didiknya, akan terbuka. Semua kreativitas
terletak di dalam diri anak-anak didik, karena anak-anak didik kita
memiliki jiwa di mana terletak sumber dari segala potensi-potensinya.
Karena ketidaktahuannyalah maka kita sebagai seorang guru adalah
pemandu spiritual untuk membantu memberikan pengetahuan kepada jiwa

15
anak-anak didik kita. Keterlibatan jiwa seorang murid dalam suatu
kegiatan belajar mengajar, akan memberikan motivasi kuat kepada
mereka. Anak-anak didik kita akan merasa dirinya berharga untuk
melakukan sesuatu yang tidak mungkin menjadi mungkin.

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Majid. 2013. Strategi Pembelajaran. Bandung: PT. Remaja


Rosdakarya.
Abdorrakhman Gintings. 2008. Esensi Praktis Belajar Dan Pembelajaran,
Bandung: Humaniora.
Daleh H. Schunk. 2012. Teori-Teori Pembelajaran Persepektif Pendidikan.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Roestiyah. 2008. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain. 2010. Strategi Belajar Mengajar
. Jakarta: Rineka Cipta.

16

Anda mungkin juga menyukai