Anda di halaman 1dari 6

PENDEKATAN DAN SISTEMATIKA FILSAFAT

I. Pengertian filsafat Secara etimologi, istilah filsafat berasal dari bahasa Arab, yaitu falsafah atau juga dari bahasa Yunani yaitu philosophia - philien : cinta dan sophia : kebijaksanaan. Jadi bisa dipahami bahwa filsafat berarti cinta kebijaksanaan. Dan seorang filsuf adalah pencari kebijaksanaan, pecinta kebijaksanaan dalam arti hakikat. Sedangkan pengertian filsafat secara terminologi sangat beragam. Para filsuf merumuskan pengertian filsafat sesuai dengan kecenderungan pemikiran kefilsafatan yang dimilikinya. Seorang Plato mengatakan bahwa : Filsafat adalah pengetahuan yang berminat mencapai pengetahuan kebenaran yang asli. Sedangkan muridnya Aristoteles berpendapat kalau filsafat adalah ilmu (pengetahuan) yang meliputi kebenaran yang terkandung didalamnya ilmu-ilmu metafisika, logika, retorika, etika, ekonomi, politik, dan estetika. Lain halnya dengan Al Farabi yang berpendapat bahwa filsafat adalah ilmu ( pengetahuan ) tentang alam maujud bagaimana hakikat yang sebenarnya. Secara terminologi maksudnya arti yang dikandung oleh istilah atau statmen filsafat lantaran batasan filsafat itu banyak, maka sebagai gambaran dikenalkan beberapa batasan sebagai berikut 1. Plato ( 428 -348 SM ) : Filsafat tidak lain dari pengetahuan tentang segala yang ada. 2. Aristoteles ( (384 322 SM) : Bahwa kewajiban filsafat adalah menyelidiki sebab dan asas segala benda. Dengan demikian filsafat bersifat ilmu umum sekali. Tugas penyelidikan tentang sebab telah dibagi sekarang oleh filsafat dengan ilmu. 3. Notonegoro: Filsafat menelaah hal-hal yang dijadikan objeknya dari sudut intinya yang mutlak, yang tetap tidak berubah , yang disebut hakekat. 4. Sidi Gazalba: Berfilsafat ialah mencari kebenaran dari kebenaran untuk kebenaran , tentang segala sesuatu yang di masalahkan, dengan berfikir radikal, sistematik dan universal. 5. Hasbullah Bakry: Ilmu Filsafat adalah ilmu yang menyelidiki segala sesuatu dengan mendalam mengenai Ke-Tuhanan, alam semesta dan manusia sehingga dapat menghasilkan pengetahuan tentang bagaimana sikap manusia itu sebenarnya setelah mencapai pengetahuan itu.

6. Al Farabi: Filsafat adalah ilmu pengetahuan tentang alam maujud bagaimana hakikat yang sebenarnya. 7. Rene Descartes: Filsafat adalah kumpulan segala pengetahuan dimana Tuhan, alam, dan manusia menjadi pokok penyelidikan. 8. Immanuel Kant: Filsafat adalah ilmu pengetahuan yang menjadi pokok pangkal dari segala pengetahuan yang didalamnya tercakup masalah epistemologi (filsafat pengetahuan) yang menjawab persoalan apa yang dapat kita ketahui. 9. Langeveld: Filsafat adalah berpikir tentang masalah - masalah yang akhir dan yang menentukan, yaitu masalah masalah yang mengenai makana keadaan, Tuhan, kebebasan. 10. N. Driakara: Filsafat adalah permenungan yang sedalam dalamnya tentang sebab sebab ada dan berbuat permenungan tentang kenyataan yang sedalam dalamnya sampai ke mengapa yang penghabisan. 11. Ir. Poedjawijatna: Filsafat adalah ilmu yang berusaha untuk mencari sebab yang sedalam dalamnya bagi segala sesuatu berdasarkan pikiran belaka. Adapun Ali Mudhofir (1996) memberikan arti filsafat sangat beragam, yaitu sebagai berikut: 1) Filsafat sebagai suatu sikap 2) Filsafat sebagai suatu metode 3) Filsafat sebagai kelompok persoalan 4) Filsafat sebagai sekelompok teori atau sistem pemikiran 5) Filsafat sebagai analisis logis tentang bahasa dan penjelasan makna istilah 6) Filsafat merupkan usaha untuk memperoleh pandangan yang menyeluruh Kesimpulannya filsafat adalah pandangan hidup seseorang atau sekelompok orang yang berkaitan dengan konsep dasar mengenai ilmu yang asli dan benar secara mendalam. Dari semua pengertian filsafat diatas, maka diambil kesimpulan bahwa filsafat Pendidikan adalah suatu proses pembentukan kemampuan dasar yang fundamental, baik menyangkut daya pikir (intelektual) maupun daya perasaan (emosional), menuju kearah tabiat manusia yang sesungguhnya. Dari itu maka filsafat pendidikan dapat juga diartikan sebagai teori umum pendidikan.

II. Metode dalam filsafat Kata metode berasal dari kata Yunani metodos, sambungan kata depan meta (ialah menuju, melalui, mengikuti, sesudah) dan kata benda hodos (ialah jalan, perjalanan, cara, arah). Kata metodos sendiri lalu berarti penelitian, metode ilmiah, hipotesis ilmiah, uraian ilmiah. Metode ialah cara bertindak menurut sistem aturan tertentu. Pengertian metode dalam filsafat secara umum: 1. Metode Historis / Sejarah Metode ini baik karena dengan demikian pertumbuhan filsafat dapat diikuti dari jumlahnya. Akan tetapi memakan waktu yang cukup lama untuk permulaannya dan bisa menimbulkan kesalahpahaman. 2. Metode Ikhtisar Metode ini membentuk soal-soal yang dibicarakan dalam filsafat dan menguraikan jawaban. 3. Metode Sistematis Metode ini mencari arti serta maksud dari kodrat manusia lalu dicari akibatakibatnya 4. Metode Kombinasi Metode ini adalah kombinasi dari cara-cara tersebut yaitu sistematis, tetapi tidak lepas dari sejarah dan dengan memperhatikan soal-soal terpenting yang timbul bagi setiap manusia yang hidup sadar dan mampu menggunakan pikirannya. Adapun filsafat sebagai disiplin ilmu dan pendidikan mempunyai metode tertentu misalnya: 1. Contemplative (perenungan) Merenung adalah memikirkan sesuatu atau segala sesuatu, tanpa keharusan adanya kontak langsung dengan objeknya, misalnya makna hidup, kebenaran, keadilan, keindahan dan sebagainya. Merenung adalah suatu cara yang sesuai dengan watak filsafat, yaitu memikirkan segala sesuatu sedalam-dalamnya, dalam keadaan tenang hening dan sungguh-sungguh dalam kesendirian atau kapan dan dimanapun.

2. Speculative Juga bagian dari perenung/ merenung. Karena melalui perenungan dengan pikiran yang tenang kritis, pikiran umum cenderung menganlisis, mengubungkan antara masalah berulang-ulang sampai pada tujuan. 3. Deductive Filsafat menggunakan metode deduktif karena filsafat berusaha mencari kebenaran hakiki. Sebenarnya filsafat menggunakan semua metode agar saling komplimentasi, selain melengkapi. Metode menurut para ahli: 1. Metode kritis: Socrates, Plato Bersifat analisis istilah dan pendapat. Merupakan hermeneutika, yang menjelaskan keyakinan, dan memperlihatkan pertentangan. Dengan jalan bertanya, berdialog, membedakan, membersihkan, menyisihkan, dan menolak akhirnya ditemukan hakikat. 2. Metode intuitif: Plotinus, Bergson Dengan jalan instropeksi intuitif dan dengan pemakaian simbol - simbol diusahakan pembersihan intelektual (bersama dengan persucian moral), sehingga tercapai suatu penerangan pikiran. 3. Metode skolastik: Aristoteles, Thomas Aquina, Filsafat abad pertengahan Bersifat sintetis deduktif dengan bertitik tolak dari definisi - definisi atau prinsip prinsip yang jelas dengan sendirinya ditarik kesimpulan - kesimpulan. 4. Metode geometris: Rene Descartes dan pengikutnya Melalui analsis mengenai hal - hal kompleks dicapai intuisi akan hakikat - hakikat sederhana, dari hakikat - hakikat itu dideduksikan seacara matematis segala pengertian lainnya. 5. Metode empiris: Hobbs, Locke, Berkeley, David Hume Hanyaa penegalamanlah menyajikan pengertian benar, maka semua pengertian dalam instropeksi dibandingkan serapan - serapan (impresi) dan kemudian disususn bersama secara geometris 6. Metode trasedental: Immanuel Kant, Neo Skolastik Bertitik tolak dari tepatnya pengertian tertentu, dengan jalan analisis diselidiki syarat - syarat apriori bagi pengertian sedemikian.

7. Metode fenomenologis: Husserl, eksistensialisme Dengan jalan beberapa pemotongan sistematis (reduction), refleksi atas fenomin dalam kesadaran mencapai penglihatan hakikat - hakikat murni. 8. Metode dialektis: Hegel, Marx Dengan jalan mengikuti dinamik pikiran atau alam sendiri, menurut triade tesis, antitesis, sintesis dicapai hakikat kenyataan. 9. Metode neo-positivistis Kenyataan dipahami menurut hakikatnya dengan jalan mempergunakan aturan aturan seperti berlaku pada ilmu pengetahuan positif. 10. Metode analitika bahasa: Witgenstein Dengan jalan analisa pemakaian bahasa sehari - hari ditentukan sah atau tidaknya ucapan - ucapan filosofis.

DAFTAR PUSTAKA

Surajiyo. 2007. Filsafat Ilmu dan Perkembangannya di Indonesia. Jakarta: PT Bumi Aksara Koento Wibisono.1997. Dasar-Dasar Filsafat. Jakarta : Universitas Terbuka Moersaleh. 1987. Filsafat Administrasi. Jakarta : Univesitas Terbuka

Anda mungkin juga menyukai