Anda di halaman 1dari 3

A.

Orientasi Pengembangan Kurikulum


Pengembangan dan pelaksanaan mempunyai cara-cara kerja yang
harus ditempuh dalam pengembangan kurikulum. Masalah yang dijadikan
orientasi dalam usaha pengembangan biasanya dijadikan arah dalam
kegiatan pengembangan kurikulumyang dilaksanakan di sekolah sehingga
dapat memberikan kejelasan bagi pengembangan dan pelaksanaan
kurikulum sekolah. Ada 3 orientasi pengembangan kurikulum yang ada di
Indonesia, yaitu:
1. Orientasi pada Bahan Pelajaran
Bahan pelajaran dijadikan titik tolak dalam pengembangan
kurikulum. Langkah yang diambil adalah menentukan garis-garis besar
bahan pelajaran lalu menjabarkan ke dalam pokok-pokok dan
subpokok pembahasan. Pertimbangan yang dipakai dalam menentukan
bahan pelajaran didasarkan atas pentingnya suatu bahan untuk jenis,
tingkat sekolah tertentu dan juga alasan dan manfaat atau relevansinya
dengan kebutuhan anak setelah hidup di masyarakat. Bahan pelajaran
yang menetukan suatu tujuan.
Kelebihannya adalah adanya kebebasan atau keluwesan dalam
menentukan bahan pelajaran yang akan diajarkan kepada murid.
Sedangkan kelemahannya terletak pada kekurang jelasan arah dan
tujuan terhadap penyusunan bahan pelajaran, tidak ada pegangan yang
sesuai dalam penentuan metode penyajian materi pelajaran dan segi
penilaian terhadap murid setelah kegiatan pengajaran tidak jelas.
2. Orientasi pada Tujuan
Orientasi ini dimulai dengan merumuskan tujuan-tujuan
pendidikan yang akan dicapai dalam kegiatan belajar mengajar yang
dilakukan di sekolah. Maka dari itu disusunlah bahan pelajaran yang
meliputi pokok-pokok dan subpokok yang akan diajarkan. Dengan
demikian semua bahan pelajaran yang dipilih untuk diajarkan itu
benar-benar sesuai dengan tujuan yang diinginkan.
Kelebihan dari orientasi pada tujuan ini adalah:
a. Tujuan yang ingin dicapai dalam kegiatan belajar mengajar sudah
jelas dan tegas.
b. Adanya tujuan yang jelas maka memudahkan penilaian untuk
mengukur hasil belajar yang telah ditetapkan.
c. Hasil penilaian yang terarah akan membantu pada pengembangan
kurikulum untuk mengadakan perbaikan atau perubahan
penyesuaian yang duperlukan.
Kelemahan orientasi ini terletak pada kesulitan merumuskan
tujuan terutama perumusan yang bersifat spesifik dan operasional
dalam aspek afektif dalam kegiatan proses pembelajaran.
3. Orientasi pada Keterampilan Proses
Orientasi pada keterampilan proses, kegiatan proses belajar
siswa sebagai suatu hal yang pokok dan utama. Sebab, dalam
pengembangan kurikulum ini titik beratnya adalah untuk memikirikan,
merencanakan, dan melaksanakan bagaimana siswa harus belajar, cara
dan langkah-langkah apa yang akan dilakukan siswa agar menguasai
keterampilan dalam proses mendapatkan sendiri ilmu pengetahuan.
Pendekatan keterampilan proses dikembangkan dalam kegiatan
proses belajar dengan pertimbangan antara lain:
a. Kecepatan perkembangan ilmu menuntut perubahan cara mengajar
guru, karena guru bukan hanya satu-satunya sumber belajar.
b. Para murid lebih menghayati hal-hal yang dipelajari melalui
percobaan dan pernyataan wajar dalam lingkungan melalui
perlakuan terhadap benda yang nyata dan melalui penugasan
melakukan kegiatan daripada hanya menerima informasi lintasan
dari guru.
c. Para siswa perlu dibina berpikir dan berbuat secara kreatif melalui
latihan bertanya, berfikir kritis dan mengupayakan berbagai
kemungkinan jawaban terhadap suatu masalah.
d. Melalui pendekatan keterampilan proses, perbedaan individu dapat
ditangani dalam kegiatan pembelajaran.
Orientasi ini perlu adanya proses belajar mengajar yang bersifat
imbal balik atau adanya komunikasi dua arah, artinya murid dan guru
sama-sama aktif dalam kegiatan pembelajaran. Siswa dituntut untuk
mendapatkan ilmu pengetahuan dan keterampilan sendiri serta
mengelola, mempergunakan dan mengomunikasikan hal-hal yang
ditemukan sendiri.

Anda mungkin juga menyukai