Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH BIMBINGAN DAN KONSELING

" Pelayanan BK Model Komprehensif"

Disusun Oleh Kelompok 11:

1. Dendi Chairi (20023060)

` 2. Faridatun nadilah (20033008)

3. Tiara aprilla (20052026)

Dosen Pengampu : Dr.Afdal, M.Pd., Kons.

BIMBINGAN DAN KONSELING

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2 MEI 2022
1
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul "Pelayanan BK Model
Komprehensif" dengan tepat waktu.

Adapun tujuan penulisan Makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah
Bimbingan dan Konseling (BK). Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan tentang "Pelayanan BK Model Komprehensif" bagi para pembaca dan juga
penulis.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr.Afdal, M.Pd., Kons. mata kuliah
Bimbingan dan Konseling yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah
pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni.

Kami menyadari, makalah ini masih jauh dari kesempurnaan.Oleh karena itu, kritik
dan saran yang membangun sangat di harapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Penulis

Padang, 20 April 2022

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................................................. i

DAFTAR ISI .............................................................................................................................................ii

BAB I ....................................................................................................................................................... 1

PENDAHULUAN.................................................................................................................................... 1

A. Latar belakang .............................................................................................................................. 1

B. Tujuan penulisan makalah ............................................................................................................ 1

BAB II ...................................................................................................................................................... 2

PEMBAHASAN ...................................................................................................................................... 2

A. Pengertian Bimbingan dan Konseling Komprehensif .................................................................. 2

B. Komponen Bimbingan dan Konseling Komprehensif ................................................................. 4

1. Layanan dasar........................................................................................................................... 5

2. Layanan perencanaan individual .............................................................................................. 6

3. Layanan responsif .................................................................................................................... 8

4. Dukungan sistem ...................................................................................................................... 9

BAB III................................................................................................................................................... 10

PENUTUP .............................................................................................................................................. 10

Kesimpulan ........................................................................................................................................ 10

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................................ 12

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Program Bimbingan dan Konseling merupakan bagian integral dari
penyelenggaraan program pendidikan di Sekolah, namun program BK memiliki
rangkaian kegiatan yang dirancang secara terorganisir dan diimplementasikan pada
naskah akademik yang disusun oleh organisasi ABKIN sebagai payung organisasi
profesi konselor. Pentingnya program Bimbingan dan Konseling setara dengan
pentingnya program pendidikan di Sekolah bahkan berperan fungsional dalam
pengembangan kompetensi peserta didik secara maksimal dan berkesinambungan.
Hakikat program Bimbingan dan Konseling komprehensif dalam tatanan reformasi
terlihat sebagai target pengembangan guru, pimpinan sekolah, orangtua, dan
masyarakat sebagai mitra kerja. Karena ilmu pengetahuan dan teknologi terus
berkembang sesuai dengan kemajuan jaman, begitupun dengan bimbingan dan
konseling. Untuk lebih memahami serta mengetahui secara umum dapat diperhatikan
uraian makalah di bawah ini.

B. Tujuan penulisan makalah


1. Memahami pengertian pelaksanaan pelayanan BK berdasarkan model
komprehensif.

2. Memahami tujuan pelaksanaan pelayanan BK berdasarkan model komprehensif.

3. Memahami contoh pelaksanaan pelayanan BK berdasarkan model komprehensif.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Bimbingan dan Konseling Komprehensif


Pengertian bimbingan secara umum dikemukakan oleh Prayitno (2009:99)
bahwa: “bimbingan merupakan porses pemberian bantuan yang dilakukan oleh orang
yang ahli kepada seseorang atau beberapa orang individu, baik anak anak, remaja
maupun dewasa, agar orang yang dibimbing dapat mengembangkan kemampuan
dirinya sendiri dan mandiri dengan memanfaatkan kekuatan individu dengan sarana
yang ada dan dapat dikembangkan berdasarkan nilai-nilai yang berlaku”.
Miller (1961) dalam surya (1988), menyatakan bahwa bimbingan merupakan
proses bantuan terhadap individu untuk mencapai mpemahaman diri yang dibutuhkan
untuk melakukan penyesuaian diri secara maksimum kepada sekolah (dalam hal itu
termasuk madrasah) keluarga, dan masyarakat (Tohirin, 2011: 16-17).
Konseling adalah hubungan tatap muka yang bersifat rahasia, penuh dengan
sikap penerimaan dan pemberian kesempatan dari konselor kepada klien. Konselor
sendiri mempergunakan pengetahuan dan keterampilannya untuk membantu klien
dalam mengatasi masalah-masalahnya (Achmad Juntika Nurihsan, 2006: 10). Menurut
Tohirin (2011:22), Konseling merupakan proses pertemuan tatap muka atau atau relasi
timbal balik antara pembimbing (konselor) dengan klien. Dalam proses pertemuan atau
hubungan timbal balik tersebut terjadi dialog atau pembicaraan yang disebut dengan
wawancara konseling.
Bimbingan dan konseling komprehensif merupakan sistem kegiatan yang
dibuat guna membantu klien dalam mengembangkan potensi dirinya seoptimal
mungkin. Namun dalam prosesnya, siswa tidak selalu mengalami perkembangan yang
baik, namun terkadang sifatnya fluktuatif atau tak stabil. Oleh sebab itulah, guna
membantu siswa dalam perkembangannya perlu diberikan layanan bimbingan dan
konseling yang komprehensif (sutirman, 2019).

2
Uman Suherman (2011:5) dalam Bhakti, C. P. (2015), menegaskan bimbingan
komprehensif merupakan pandangan mutakhir yang bertitik tolak dari asumsi yang
positif tentang potensi manusia. Berdasarkan asumsi inilah bimbingan dipandang
sebagai suatu proses memfasilitasi perkembangan yang menekankan kepada upaya
membantu semua peserta didik dalam semua fase perkembangannya. Selama ini
bimbingan sering dipandang sebagai kegiatan layanan yang mengedepankan
penyembuhan atau pemecahan masalah. Padahal selain itu bimbingan berfungsi
pencegahan, pendidikan dan pengembangan.
Bimbingan dan konseling komprehensif diprogramkan bagi seluruh siswa,
artinya bahwa semua peserta didik wajib mendapatkan layanan bimbingan dan
konseling. Oleh karena itu bimbingan dan konseling komprehensif perlu
memperhatikan: (1) ruang lingkup yang menyeluruh, (2) dirancang untuk lebih
berorientasi pada pencegahan, dan, (3) tujuannya pengembangan potensi peserta didik
(Suherman, 2011:51).
Menurut Bhakti, C. P. (2015) , bimbingan komprehensif diartikan sebagai
sebuah program layanan bantuan yang mengandung prinsip–prinsip :
1. Subjek layanan adalah semua peserta didik.
2. fokus pada kegiatan pembelajaran peserta didik dan mendorong
perkembangan peserta didik.
3. konselor dan guru merupakan fungsionaris yang bekerja sama.
4. program bimbingan terorganisir dan terencana sebagai bagian vital dari
bimbingan komprehensif.
5. peduli kepada penerimaan diri, pemahaman diri, dan peningkatan diri.
6. memfokuskan pada proses.
7. berorientasi taem work dan mensyaratkan pelayanan dari konselor profesional
yang terlatih.
8. bersifat fleksibel dan sekuensial.

Ruang lingkup bimbingan dan konseling komprehensif tidak hanya berorientasi


pada peserta didik sebagai pribadi saja, namun semua aspek kehidupan siswa sejak
usia dini sampai usia remaja (SMA/SMK) bahkan sampai dengan masyarakat. Dimana
3
fokus utamanya adalah teraktualisasinya potensi peserta didik dan berkembang optimal
sehingga peserta didik dapat meraih sukses di sekolah maupun masyarakat.
Titik berat bimbingan dan konseling komprehensif adalah mengarahkan peserta
didik agar mampu mencegah berbagai hal yang dapat menghambat perkembangannya.
Selain itu, melalui hal preventif peserta didik mampu memutuskan dan memilih
tindakan tindakan tepat yang dapat mendukung perkembangannya.
Agar pelaksanaan program bimbingan dan konseling komprehensif berjalan
sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan, maka harus dipahami 5 premis dasar
Bimbingan dan konseling komprehensif. Menurut Gysbers dan Henderson (2006:28)
lima presmis tersebut adalah:
1. Tujuan Bimbingan dan konseling bersifat kompatibel dengan tujuan
pendidikan.
2. Fokus utama layanan bimbingan dan konseling adalah mengawal
perkembangan peserta didik melalui pemenuhan fasilitas peserta didik agar
dapat tumbuh dan berkembang menjadi mandiri dan lebih optimal.
3. Program bimbingan dan konseling merupakan Team Building Approach artinya
merupakan suatu tim yang bersifat kolaboratif antar staff.
4. Program bimbingan dan konseling merupakan sebuah proses yang tersusun
secara sistematis dan dikemas melalui tahap-tahap perencanaan, desain,
implementasi, evaluasi, dan tindak lanjut.
5. Program bimbingan dan konseling harus dikendalikan oleh kepemimpinan yang
memiliki visi dan misi yang kuat mengenai bimbingan dan konseling.

B. Komponen Bimbingan dan Konseling Komprehensif


Pelayanan bimbingan dan konseling komprehensif dikemas dalam empat
komponen yaitu: (1) kurikulum bimbingan/layanan dasar, (2) perencanaan individual,
(3) pelayanan responsif, dan (4) dukungan sistem (Gybers dan Henderson, 2006: 139-
140).

4
1. Layanan dasar
Menurut Tarmizi (2018: 102) layanan dasar diartikan sebagai proses pemberian
bantuan kepada seluruh peserta didik melalui kegiatan penyiapan pengalaman
terstruktur secara klasikal atau kelompok yang disajikan secara sistematis dalam
rangka dalam rangka mengembangkan perilaku jangka panjang sesuai dengan tahap
dan tugas-tugas perkembangan (yang dituangkan sebagai standar kompetensi
kemandirian) yang diperlukan dalam pengembangan kemampuan memilih dan
mengambil keputusan dalam menjalani kehidupannya.
Secara rinci tujuan layanan ini dapat dirumuskan sebagai upaya untuk
membantu siswa agar (1) memiliki kesadaran (pemahaman) tentang diri dan
lingkungannya (pendidikan, pekerjaan, sosial budaya dan agama), (2) mampu
mengembangkan keterampilan untuk mengidentifikasi tanggung jawab atau
seperangkat tingkah laku yang layak bagi penyesuaian diri dengan lingkungannya,
(3) mampu menangani atau memenuhi kebutuhan dan masalahnya, dan (4) mampu
mengembangkan dirinya dalam rangka mencapai tujuan hidupnya.
Strategi yang dilakukan konselor dalam pelaksanaan bimbingan dan pelayanan
dasar ini dikemukakan oleh Departemen Pendidikan Nasional (2008: 224-230)
sebagai berikut:
a. Bimbingan kelas, merupakan suatu strategi yang digunakan konselor
untuk memberikan layanan kepada peserta didik dengan jalan berinteraksi
secara langsung didalam kelas.
b. Pelayanan orientasi, salah satu kegiatan kkonselor dalam membantu
peserta didik agar dapat memahami dan menyesuaikan diri dengan situasi
dan kondisi yang baru.
c. Pelayanan informasi, berupa layanan yang mennitikberatkan pada
pemberian informasi kepada peserta didik agar bisa memahami dirinya
dan lingkungannya.
d. Bimbingan kelompok, merupakan bentuk layanan bimbingan yang
diberikan kepada kelompok-kelompok kecil yang beranggotakan 5
sampai 12 peserta didik. Hal ini dimaksudkan untuk membantu peserta
didik agar dapat merespon kebutuhan dan minatnya.
5
e. Pelayanan pengumpulan data, berupa layanan yang bermaksud untuk
mengumpulkan berbagai data/informasi mengenai peserta didik secara
lengkap dan komprehensif.
Ruang lingkup yang termasuk ke dalam ranah layanan dasar (sutirman, 2019)
sebagai berikut:
a. Pengembangan keimanan dan ketaqwaan
b. Pengembangan kemampuan individual (problem solving)
c. Pengembangan sikap dan kebiasaan belajar yang positif atau keterampilan
belajar yang efektif.
d. Pengembangan prilaku sosial yang bertanggung jawab.
e. Pengembangan upaya pencapaian peran sosial sebagai pria atau wanita.
f. Pengembangan sikap penerimaan diri secara objektif dan
pengembangannya secara tepat.
g. Pengembangan sikap dan kemampuan untuk mencapai kemandirian
ekonomi.
h. Pengembangan sikap dan kemampuan mempersiapkan karir di masa
depan
i. Pengembangan upaya pencapaian hubungan baru yang lebih matang
dengan teman sebaya, baik pria atau wanita.
j. Pengembangan sikap positif terhadap pernikahan dan hidup berkeluarga

2. Layanan perencanaan individual


Layanan perencanaan individual adalah layanan bimbingan yang membantu
seluruh peserta didik dan mengimplementasikan rencana-rencana pendidikan, karir,
dan kehidupan sosial dan pribadinya. Tujuan utama dari layanan ini untuk
membantu siswa memantau pertumbuhan dan memahami perkembangan sendiri
(Henni & Abdillah, 2019: 19) .
Perencanaan individual bertujuan untuk membantu konseli, agar: (1)
memiliki pemahaman tentang diri dan lingkungannya; (2) mampu merumuskan
tujuan, perencanaan, atau pengelolaan terhadap perkembangan dirinya, baik
6
menyangkut aspek pribadi, sosial, belajar, maupun karier; dan (3) dapat melakukan
kegiatan berdasarkan pemahaman, tujuan, dan rencana yang telah dirumuskannya.
Satu hal yang perlu dilakukan konselor adalah memahami klien/peserta didik
/konseli secara mendalam beserta aspek kepribadiannya melalui berbagai assesmen
dan menyajikan informasi yang akurat tentang potensi diri dan lingkungan seta
peluang yang tersedia sehingga klien dapat:
a. Menganalisis kekuatan dan kelemahannya baik yang berkaitan dengan
potensi, bakat, minat, kepribadian dan lingkungannya.
b. Mempersiapkan diri untuk mengikuti pendidikan lanjutan yang sesuai
dengan dirinya sehingga dapat mengikuti pendidikan lanjutan dengan
suasana yang kondusif.
c. Mengukur dan menilai ketercapaian tujuan yang telah ditetapkan.
d. Mempertimbangkan dan selanjutnya memilih serta menentukan pilihan
melalui keputusan yang tepat dan bijak, sehingga apa yang nantinya
dilakukan adalah buah dari perencanaan yang matang.
Fokus pelayanan perencanaan individual adalah berbagai aktivitas yang
terarah pada pengembangan: Aspek pribadi sosial, Aspek akademik, dan Aspek
karir.
Strategi yang dikembangkan oleh Gysber dan Henderson (2006: 75)
meliputi:
a. Individual appraisal, yaitu suatu strategi dimana konselor membantu
peserta didik untuk dapat menilai dan menafsirkan potensi-potensi yang
dimilikinnya, minat, keterampilan, prestasi dan aspek kepribadiannya.
b. Individual advisement, yaitu suatu strategi yang mebantu klien agar dapat
menggunakan segala informasi untuk mengarahkan dirinya sendiri.
c. Transition planning, yaitu suatu strategi yang dimaksudkan untuk
mebantu peserta didik dalam memahami dunia kerja melalui transisi dari
dunia sekolah ke dunia kerja.
d. Follow up, yaitu suatu stategi guna memberikan layanan tindak lanjut
melalui berbagai kumpulan data untuk evaluasi dan perbaikan program
mendatang.
7
Strategi menurut yang lain langkahnya sebagai berikut: Menganalisis
kekuatan dan kelemahan diri sendiri; Merumuskan tujuan dan perencanaan
kegiatan; Melakukan kegiatan yang sesuai dengan tujuan yang telah direncanakan;
dan Mengevaluasi kegiatan yang telah dilakukan.

3. Layanan responsif
Menurut Tarmizi (2018: 102) pelayanan responsif merupakan pemberian
bantuan kepada konseli yang menghadapi kebutuhan dan masalah yang memerlukan
pertolongan dengan segera. Tujuan kelompok layanan responsif adalah
mengintervensi masalah-masalah atau kepedulian pribadi siswa yang muncul segera
dan dirasakan saat itu, berkenaan dengan masalah sosial pribadi, karier, dan/atau
masalah pengembangan pendidikan.
Tujuan pelayanan responsif adalah membantu konseli agar dapat memenuhi
kebutuhannya dan memecahkan masalah yang dialaminya atau membantu konseli
yang mengalami hambatan, kegagalan dalam mencapai tugas-tugas
perkembangannya. Tujuan pelayanan ini dapat juga dikemukakan sebagai upaya
untuk mengintervensi masalah-masalah atau kepedulian pribadi konseli yang
muncul segera dan dirasakan saat itu, berkenaan dengan masalah sosial-pribadi,
karir, dan atau masalah pengembangan pendidikan.
Layanan responsif bersifat preventif dan remedial. Preventif dengan
memberikan intervensi terhadap siswa agar mereka terhindar dari pilihan yang tidak
sehat atau tidak memadai atau membawa anak agar mampu menentukan pilihan
pada situasi tertentu. Remedial dengan memberikan intervensi terhadap siswa yang
telah memiliki pilihan yang salah atau mereka tidak memiliki kemampuan dalam
memecahkan masalah yang muncul dari pilihannya. Prioritas pemberian layanan
hendaknya disesuaikan dengan kebutuhan anak. Program bimbingan yang
komprehensif mencakup pula pemberian layanan bagi siswa yang memiliki
karakteristik tertentu seperti siswa berbakat, program pendidikan khusus, program
pendidikan jabatan, anak yang berpindah-pindah. Teknik pemberian layanan berupa
8
konsultasi individual atau kelompok siswa dalam kelompok kecil, mengamati siswa
untuk mengidentifikasi masalah, konsultasi dengan guru dan orangtua, bersama
guru dan orangtua membuat program rujukan untuk program atau spesialis lain
(Masdudi,2015:39) .

4. Dukungan sistem
Ketiga komponen di atas merupakan pemberian bimbingan dan konseling
kepada konseli secara langsung. Sedangkan dukungan sistem merupakan komponen
pelayanan dan kegiatan manajemen, tata kerja, infrastruktur (misalnya Teknologi
Informasi dan Komunikasi), dan pengembangan kemampuan profesional konselor
secara berkelanjutan, yang secara tidak langsung memberikan bantuan kepada
konseli atau memfasilitasi kelancaran perkembangan konseli (Tarmizi 2018: 113).
Program ini memberikan dukungan kepada konselor dalam memperlancar
penyelenggaraan pelayanan di atas. Sedangkan bagi personil pendidikan lainnya
adalah untuk memperlancar penyelenggaraan program pendidikan di sekolah.
Dukungan sistem meliputi aspek-aspek:
a. Pengembangan jejaring (networking) yaitu upaya menjalin kerjasama
dengan guru, orang tua dan masyarakat serta seluruh personil sekolah
agar tercipta suasana kondusif dalam proses pembelajaran dan layanan
bimbingan dan konseling.
b. Pengembangan konselor yang meliputi: pelatihan-pelatihan yang tekait
dengan bimbingan dan konseling, aktif dalam organisasi seperti
ABKIN, aktif dalam pertemuan ilmiah seperti seminar, workshop, dan
lain sebagainya. (Sugiyo, 2011)

9
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan
Pelayanan bimbingan dan konseling komprehensif dikemas dalam empat komponen yaitu:

1. Layanan dasar

Layanan dasar diartikan sebagai proses pemberian bantuan kepada seluruh


peserta didik melalui kegiatan penyiapan pengalaman terstruktur secara klasikal atau
kelompok yang disajikan secara sistematis dalam rangka dalam rangka
mengembangkan perilaku jangka panjang sesuai dengan tahap dan tugas-tugas
perkembangan (yang dituangkan sebagai standar kompetensi kemandirian) yang
diperlukan dalam pengembangan kemampuan memilih dan mengambil keputusan
dalam menjalani kehidupannya.

2. Perencanaan individual

Layanan perencanaan individual adalah layanan bimbingan yang membantu


seluruh peserta didik dan mengimplementasikan rencana-rencana pendidikan, karir,
dan kehidupan sosial dan pribadinya. Tujuan utama dari layanan ini untuk membantu
siswa memantau pertumbuhan dan memahami perkembangan sendiri

3. Pelayanan responsif

Pelayanan responsif merupakan pemberian bantuan kepada konseli yang


menghadapi kebutuhan dan masalah yang memerlukan pertolongan dengan segera.

4. Dukungan sistem

Dukungan sistem merupakan komponen pelayanan dan kegiatan manajemen,


tata kerja, infrastruktur (misalnya Teknologi Informasi dan Komunikasi), dan
pengembangan kemampuan profesional konselor secara berkelanjutan, yang secara

10
tidak langsung memberikan bantuan kepada konseli atau memfasilitasi kelancaran
perkembangan konseli.

11
DAFTAR PUSTAKA

Bhakti, C. P. (2015). Bimbingan Dan Konseling Komprehensif: Dari Paradigma Menuju


Aksi. Jurnal Fokus Konseling, 1(2).

Depdiknas, (2004). Dasar Standarisasi Profesi Konseling. Jakarta : Bagian Proyek


Peningkatan Tenaga Akdemik Dirjen Dikti

Erman Suherman & Sukjaya (1998) Statistik Penelitian Pendidikan. Bandung : FMIPA
Jurusan Pendidikan Matematika.

Gysbers, N. C., & Henderson, P. (2006). Comprehensive guidance and counseling program
evaluation: Program+ personnel= results. Vistas Online, 41, 187-190.

Henni Syafriana Nasution, A. (2019). Bimbingan Konseling “Konsep,Teori dan Aplikasinya”.


Medan: Lembaga Peduli Pengembangan Pendidikan Indonesia (LPPPI).

Masdudi. (2015). Bimbingan dan Konseling Perspektif Sekolah. Cirebon: Nurjati Press.

Nurihsan, Ahmad Juntika. (2006). Bimbingan dan Konseling dalam Berbagai Latar

Kehidupan. Bandung: Refika Aditama.

Prayitno&erman Amti. (2009). Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling, Jakarta: Rineaka


Cipta.

Sugiyono (2011). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan


R&D). Bandung : Alfabeta

Sutirna, Sutirna. (2019). BUKU BIMBINGAN KONSELING (Pendidikan Formal, Non


Formal, dan Informal).

Tarmizi. (2018). BIMBINGAN KONSELING ISLAMI. Medan: PERDANA PUBLISHING.

Tohirin. (2011). Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah (Berbasis Integritas).
Jakarta: Grafindo Persada.

12
Halaman Kontribusi

Nama NIM Deskripsi Kontribusi Anggota


Mahasiswa

1. Dendi Chairi [20023060] Membuat PPT

2.Faridatun nadilah [20033008] Mencari referensi dan menyusun makalah

3.Tiara aprilla [20052026] Mencari referensi dan menyusun makalah

13

Anda mungkin juga menyukai