2 MEI 2022
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul "Pelayanan BK Model
Komprehensif" dengan tepat waktu.
Adapun tujuan penulisan Makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah
Bimbingan dan Konseling (BK). Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan tentang "Pelayanan BK Model Komprehensif" bagi para pembaca dan juga
penulis.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr.Afdal, M.Pd., Kons. mata kuliah
Bimbingan dan Konseling yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah
pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni.
Kami menyadari, makalah ini masih jauh dari kesempurnaan.Oleh karena itu, kritik
dan saran yang membangun sangat di harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis
i
DAFTAR ISI
BAB I ....................................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN.................................................................................................................................... 1
BAB II ...................................................................................................................................................... 2
PEMBAHASAN ...................................................................................................................................... 2
1. Layanan dasar........................................................................................................................... 5
BAB III................................................................................................................................................... 10
PENUTUP .............................................................................................................................................. 10
Kesimpulan ........................................................................................................................................ 10
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Program Bimbingan dan Konseling merupakan bagian integral dari
penyelenggaraan program pendidikan di Sekolah, namun program BK memiliki
rangkaian kegiatan yang dirancang secara terorganisir dan diimplementasikan pada
naskah akademik yang disusun oleh organisasi ABKIN sebagai payung organisasi
profesi konselor. Pentingnya program Bimbingan dan Konseling setara dengan
pentingnya program pendidikan di Sekolah bahkan berperan fungsional dalam
pengembangan kompetensi peserta didik secara maksimal dan berkesinambungan.
Hakikat program Bimbingan dan Konseling komprehensif dalam tatanan reformasi
terlihat sebagai target pengembangan guru, pimpinan sekolah, orangtua, dan
masyarakat sebagai mitra kerja. Karena ilmu pengetahuan dan teknologi terus
berkembang sesuai dengan kemajuan jaman, begitupun dengan bimbingan dan
konseling. Untuk lebih memahami serta mengetahui secara umum dapat diperhatikan
uraian makalah di bawah ini.
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
Uman Suherman (2011:5) dalam Bhakti, C. P. (2015), menegaskan bimbingan
komprehensif merupakan pandangan mutakhir yang bertitik tolak dari asumsi yang
positif tentang potensi manusia. Berdasarkan asumsi inilah bimbingan dipandang
sebagai suatu proses memfasilitasi perkembangan yang menekankan kepada upaya
membantu semua peserta didik dalam semua fase perkembangannya. Selama ini
bimbingan sering dipandang sebagai kegiatan layanan yang mengedepankan
penyembuhan atau pemecahan masalah. Padahal selain itu bimbingan berfungsi
pencegahan, pendidikan dan pengembangan.
Bimbingan dan konseling komprehensif diprogramkan bagi seluruh siswa,
artinya bahwa semua peserta didik wajib mendapatkan layanan bimbingan dan
konseling. Oleh karena itu bimbingan dan konseling komprehensif perlu
memperhatikan: (1) ruang lingkup yang menyeluruh, (2) dirancang untuk lebih
berorientasi pada pencegahan, dan, (3) tujuannya pengembangan potensi peserta didik
(Suherman, 2011:51).
Menurut Bhakti, C. P. (2015) , bimbingan komprehensif diartikan sebagai
sebuah program layanan bantuan yang mengandung prinsip–prinsip :
1. Subjek layanan adalah semua peserta didik.
2. fokus pada kegiatan pembelajaran peserta didik dan mendorong
perkembangan peserta didik.
3. konselor dan guru merupakan fungsionaris yang bekerja sama.
4. program bimbingan terorganisir dan terencana sebagai bagian vital dari
bimbingan komprehensif.
5. peduli kepada penerimaan diri, pemahaman diri, dan peningkatan diri.
6. memfokuskan pada proses.
7. berorientasi taem work dan mensyaratkan pelayanan dari konselor profesional
yang terlatih.
8. bersifat fleksibel dan sekuensial.
4
1. Layanan dasar
Menurut Tarmizi (2018: 102) layanan dasar diartikan sebagai proses pemberian
bantuan kepada seluruh peserta didik melalui kegiatan penyiapan pengalaman
terstruktur secara klasikal atau kelompok yang disajikan secara sistematis dalam
rangka dalam rangka mengembangkan perilaku jangka panjang sesuai dengan tahap
dan tugas-tugas perkembangan (yang dituangkan sebagai standar kompetensi
kemandirian) yang diperlukan dalam pengembangan kemampuan memilih dan
mengambil keputusan dalam menjalani kehidupannya.
Secara rinci tujuan layanan ini dapat dirumuskan sebagai upaya untuk
membantu siswa agar (1) memiliki kesadaran (pemahaman) tentang diri dan
lingkungannya (pendidikan, pekerjaan, sosial budaya dan agama), (2) mampu
mengembangkan keterampilan untuk mengidentifikasi tanggung jawab atau
seperangkat tingkah laku yang layak bagi penyesuaian diri dengan lingkungannya,
(3) mampu menangani atau memenuhi kebutuhan dan masalahnya, dan (4) mampu
mengembangkan dirinya dalam rangka mencapai tujuan hidupnya.
Strategi yang dilakukan konselor dalam pelaksanaan bimbingan dan pelayanan
dasar ini dikemukakan oleh Departemen Pendidikan Nasional (2008: 224-230)
sebagai berikut:
a. Bimbingan kelas, merupakan suatu strategi yang digunakan konselor
untuk memberikan layanan kepada peserta didik dengan jalan berinteraksi
secara langsung didalam kelas.
b. Pelayanan orientasi, salah satu kegiatan kkonselor dalam membantu
peserta didik agar dapat memahami dan menyesuaikan diri dengan situasi
dan kondisi yang baru.
c. Pelayanan informasi, berupa layanan yang mennitikberatkan pada
pemberian informasi kepada peserta didik agar bisa memahami dirinya
dan lingkungannya.
d. Bimbingan kelompok, merupakan bentuk layanan bimbingan yang
diberikan kepada kelompok-kelompok kecil yang beranggotakan 5
sampai 12 peserta didik. Hal ini dimaksudkan untuk membantu peserta
didik agar dapat merespon kebutuhan dan minatnya.
5
e. Pelayanan pengumpulan data, berupa layanan yang bermaksud untuk
mengumpulkan berbagai data/informasi mengenai peserta didik secara
lengkap dan komprehensif.
Ruang lingkup yang termasuk ke dalam ranah layanan dasar (sutirman, 2019)
sebagai berikut:
a. Pengembangan keimanan dan ketaqwaan
b. Pengembangan kemampuan individual (problem solving)
c. Pengembangan sikap dan kebiasaan belajar yang positif atau keterampilan
belajar yang efektif.
d. Pengembangan prilaku sosial yang bertanggung jawab.
e. Pengembangan upaya pencapaian peran sosial sebagai pria atau wanita.
f. Pengembangan sikap penerimaan diri secara objektif dan
pengembangannya secara tepat.
g. Pengembangan sikap dan kemampuan untuk mencapai kemandirian
ekonomi.
h. Pengembangan sikap dan kemampuan mempersiapkan karir di masa
depan
i. Pengembangan upaya pencapaian hubungan baru yang lebih matang
dengan teman sebaya, baik pria atau wanita.
j. Pengembangan sikap positif terhadap pernikahan dan hidup berkeluarga
3. Layanan responsif
Menurut Tarmizi (2018: 102) pelayanan responsif merupakan pemberian
bantuan kepada konseli yang menghadapi kebutuhan dan masalah yang memerlukan
pertolongan dengan segera. Tujuan kelompok layanan responsif adalah
mengintervensi masalah-masalah atau kepedulian pribadi siswa yang muncul segera
dan dirasakan saat itu, berkenaan dengan masalah sosial pribadi, karier, dan/atau
masalah pengembangan pendidikan.
Tujuan pelayanan responsif adalah membantu konseli agar dapat memenuhi
kebutuhannya dan memecahkan masalah yang dialaminya atau membantu konseli
yang mengalami hambatan, kegagalan dalam mencapai tugas-tugas
perkembangannya. Tujuan pelayanan ini dapat juga dikemukakan sebagai upaya
untuk mengintervensi masalah-masalah atau kepedulian pribadi konseli yang
muncul segera dan dirasakan saat itu, berkenaan dengan masalah sosial-pribadi,
karir, dan atau masalah pengembangan pendidikan.
Layanan responsif bersifat preventif dan remedial. Preventif dengan
memberikan intervensi terhadap siswa agar mereka terhindar dari pilihan yang tidak
sehat atau tidak memadai atau membawa anak agar mampu menentukan pilihan
pada situasi tertentu. Remedial dengan memberikan intervensi terhadap siswa yang
telah memiliki pilihan yang salah atau mereka tidak memiliki kemampuan dalam
memecahkan masalah yang muncul dari pilihannya. Prioritas pemberian layanan
hendaknya disesuaikan dengan kebutuhan anak. Program bimbingan yang
komprehensif mencakup pula pemberian layanan bagi siswa yang memiliki
karakteristik tertentu seperti siswa berbakat, program pendidikan khusus, program
pendidikan jabatan, anak yang berpindah-pindah. Teknik pemberian layanan berupa
8
konsultasi individual atau kelompok siswa dalam kelompok kecil, mengamati siswa
untuk mengidentifikasi masalah, konsultasi dengan guru dan orangtua, bersama
guru dan orangtua membuat program rujukan untuk program atau spesialis lain
(Masdudi,2015:39) .
4. Dukungan sistem
Ketiga komponen di atas merupakan pemberian bimbingan dan konseling
kepada konseli secara langsung. Sedangkan dukungan sistem merupakan komponen
pelayanan dan kegiatan manajemen, tata kerja, infrastruktur (misalnya Teknologi
Informasi dan Komunikasi), dan pengembangan kemampuan profesional konselor
secara berkelanjutan, yang secara tidak langsung memberikan bantuan kepada
konseli atau memfasilitasi kelancaran perkembangan konseli (Tarmizi 2018: 113).
Program ini memberikan dukungan kepada konselor dalam memperlancar
penyelenggaraan pelayanan di atas. Sedangkan bagi personil pendidikan lainnya
adalah untuk memperlancar penyelenggaraan program pendidikan di sekolah.
Dukungan sistem meliputi aspek-aspek:
a. Pengembangan jejaring (networking) yaitu upaya menjalin kerjasama
dengan guru, orang tua dan masyarakat serta seluruh personil sekolah
agar tercipta suasana kondusif dalam proses pembelajaran dan layanan
bimbingan dan konseling.
b. Pengembangan konselor yang meliputi: pelatihan-pelatihan yang tekait
dengan bimbingan dan konseling, aktif dalam organisasi seperti
ABKIN, aktif dalam pertemuan ilmiah seperti seminar, workshop, dan
lain sebagainya. (Sugiyo, 2011)
9
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Pelayanan bimbingan dan konseling komprehensif dikemas dalam empat komponen yaitu:
1. Layanan dasar
2. Perencanaan individual
3. Pelayanan responsif
4. Dukungan sistem
10
tidak langsung memberikan bantuan kepada konseli atau memfasilitasi kelancaran
perkembangan konseli.
11
DAFTAR PUSTAKA
Erman Suherman & Sukjaya (1998) Statistik Penelitian Pendidikan. Bandung : FMIPA
Jurusan Pendidikan Matematika.
Gysbers, N. C., & Henderson, P. (2006). Comprehensive guidance and counseling program
evaluation: Program+ personnel= results. Vistas Online, 41, 187-190.
Masdudi. (2015). Bimbingan dan Konseling Perspektif Sekolah. Cirebon: Nurjati Press.
Nurihsan, Ahmad Juntika. (2006). Bimbingan dan Konseling dalam Berbagai Latar
Tohirin. (2011). Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah (Berbasis Integritas).
Jakarta: Grafindo Persada.
12
Halaman Kontribusi
13