Sebagai contoh mengetahui tingkat inteligen seorang anak, akan mengukur kepandaian melalui ukuran kemampuan menyelesaikan soal-soal. Dengan acuan bahwa tanda-tanda anak yang inteligen adalah anak yang mempunyai: a. Kemampuan untuk bekerja dengan bilangan. b. Kemampuan untuk menggunakan bahasa yang baik. c. Kemampuan untuk menanggap sesuatu yang baru (cepat mengikuti pembicaraan orang lain). d. Kemampuan untuk mengingat-ingat. e. Kemampuan untuk memahami hubungan (termasuk menangkap kelucuan). f. Kemampuan untuk berfantasi. 2. Bersifat Kuantitatif Dalam evaluasi pembelajaran, pengukuran dilakukan menggunakan sistem bilangan (angka). Hasil pengukuran berupa angka-angka ini kemudian kemudian dianalisis dan diinterpretasikan kedalam kata-kata (kualitatif). Contoh : Dari hasil pengukuran, Tika mempunyai IQ 125, sedangkan IQ Tini 105. Dengan demikian maka Tika dapat digolongkan sebagai anak yang pandai, sedangkan Tini anak yang normal. 3. Menggunakan unit-unit atau satuan-satuan (kriteria) Satuan unit ini bisa berupa kriteria seperti Sangat Memuaskan, Memuaskan, Cukup Memuaskan, Kurang Memuaskan, dan Tidak Memuaskan. 4. Bersifat Relatif Maksudnya adalah nilai seorang siswa tidak selalu konstan dari waktu ke waktu tetapi bisa saja berubah-ubah. Contoh: hasil ulangan yang diperoleh Mianti hari Senin adalah 80. Hasil hari Selasa 90. Tetapi hasil ulangan dari Sabtu hanya 50. Ketidak tetapan hasil penilaian ini disebabkan karena banyak faktor 5. Adanya kemungkinan kesalahan-kesalah Sumber-sumber kesalahan saat evaluasi pembelajaran biasanya terletak pada alat ukur (soal tes), pengukur (pendidik), yang dinilai (peserta didik), dan situasi dimana penilaian berlangsung.