Anda di halaman 1dari 18

EVALUASI PEMBELAJARAN SEJARAH

INSTRUMEN NON-TES
(Sebagain Salah Satu Tugas Mata Kuliah Evaluasi Pembelajaran Sejarah)
Dosen Pengampu : Muhammad Basri, S.Pd, M.Pd.
Nur Indah Lestari, S. Pd, M.Pd

Oleh:
Kelompok 8

Tina Wulandari 1913033009


Siti Yutiah 1913033019
Meta Iskarina 1913033023

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH


JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2021

i
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang maha pengasih lagi maha
penyayang, kami haturkan puji syukur atas kehadirat-Nya yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah tentang “Instrumen Non-Tes”. Atas dukungan moral dan
materil yang diberikan dalam penyusunan makalah ini, maka penyusun
mengucapkan banyak terimakasih kepada:
1. Orang tua, saudara, dan seluruh keluarga yang telah mencurahkan doa dan
semangat kepada kami
2. Bapak Muhammad Basri, S.Pd, M.Pd dan Ibu Nur Indah Lestari S.Pd.,
M.Pd.yang telah membantu kami dalam menyelesaikan tugas ini.
3. Teman teman yang telah banyak membantu dan memberi dukungan
khususnya teman teman dari Program Studi Pendidikan Sejarah 2019.
Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna.Oleh karena itu,
penulis mengharapkan kritik dan saran yang dapat membangun dari semua
pihak.Dan apabila kesalahan kata atau penulisan, penulis mohon maaf yang
sebesar besarnya.

Bandar Lampung, Maret 2021

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL………………………………………………………….i

KATA PENGANTAR .................................................................................. ii

DAFTAR ISI ................................................................................................ iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ........................................................................................ 1

1.2 Rumusan Masalah ................................................................................... 2

1.3 Tujuan Penulisan ..................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Instrumen Non-Tes .............................................................. 3

2.2 Macam-Macam teknik Instrumen Non-Tes ............................................. 5

2.2.1 Bagan Partisipasi ........................................................................... 5

2.2.2 Check List ..................................................................................... 6

2.2.3 Rating Scale ................................................................................ 8

2.2.4 Skala Sikap ................................................................................... 10

BAB III PENUTUP ...................................................................................... 13

3.1 Kesimpulan ............................................................................................. 13

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pendidikan merupakan suatu proses pembelajaran yang hakikatnya mencakup


kegiatan mendidik, mengajar, dan melatih. Menurut Crow and Crow dalam Munib
(2011: 32-3) pendidikan adalah proses yang berisi berbagai macam kegiatan yang
cocok bagi individu untuk kehidupan sosialnya dan membantu meneruskan adat
dan budaya serta kelembagaan sosial dari generasi ke generasi. Pendidikan bisa
dialami oleh semua orang, baik melalui lembaga maupun otodidak. Pendidikan
dimulai sebelum dan sesudah lahir, dan akan berlangsung terus sampai manusia
meninggal dunia. Oleh karena itu proses pendidikan akan berlangsung dalam
setiap tingkat kehidupan anak yang antara lain mencakup keluarga, sekolah, dan
masyarakat sehingga ketiga lingkungan tersebut seharusnya memiliki kemampuan
mendidik dengan kualitas yang memadai untuk mendukung proses perkembangan
anak ( Intan Putri Fadarwati, 2015:16).
Dalam kegiatan pembelajaran di sekolah tentunya kita perlu mengetahui
sejauh mana siswa memahami materi yang telah diberikan oleh guru. Untuk itu
dilakukanlah evaluasi pembelajaran. Evaluasi ini bertujuan sebagai patokan atau
hasil yang telah dicapai siswa sesudah pembelajaran dilaksanakan, sehingga guru
dapat memperbaiki cara pengajaran, metode atau media yang harus digunakan
dalam pembelajaran. Arifin (2013) mengemukakan bahwa pada hakikatnya
evaluasi adalah suatu proses yang sistematis dan berkelanjutan untuk menentukan
kualitas (nilai dan arti) daripada sesuatu, berdasarkan pertimbangan dan kriteria
tertentu dalam rangka mengambil suatu keputusan. Jenis evaluasi dibagi menjadi
2, yaitu tes dan non tes ( Ina, Dias &Khairunnisa, 2020:227).
Instrumen biasanya sering disebut juga sebagai alat ukur. Matondang (2009b:
87 dalam Yuyun Kusmia Dewi) menyatakan instrumen merupakan suatu alat yang
digunakan untuk mengukur suatu objek atau mengumpulkan data dari suatu
variabel. Prinsip instrumen non tes yaitu pemberian jawaban siswa yang

1
didasarkan atas relevansi dan kecocokan pendapat mereka setelah mengerjakan
suatu tugas yang diberikan (Sukardi, 2011: 169 dalam Yuyun Kusmia Dewi).

2.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas, maka yang akan menjadi rumusan masalah
adalah sebagai berikut.

1. Apakah yang dimaksud dengan Instrumen Non-Tes?


2. Apa sajakah macam-macam teknik yang digunakan dalam Instrumen
Non-Tes?

1.2 Tujuan

Berdasarkan permasalahan diatas, maka yang akan menjadi tujuan dari


makalah ini adalah sebagai berikut.

1. Untuk mengetahui tentang definisi instrument Non-Tes.


2. Untuk mengetahui tentang macam-macam teknik yang digunakan dalam
instrument Non-Tes.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Instrumen Non-Tes

Evaluasi merupakan serapan dalam istilah bahasa inggris evaluation. Dalam


kosakata Indonesia, evaluasi sering disejajarkan dengan istilah penilaian,
pengukuran, koreksi, penaksiran, pengujian dan lainnya. Ada beberapa definisi
tentang pengertian evaluasi. Zainul dan Nasution (2001) misalnya, menyatakan
bahwa evaluasi merupakan suatu proses pengambilan keputusan dengan
menggunakan informasi yang diperoleh melalui pengukuran hasil belajar, baik
yang menggunakan instrumen tes maupun non tes. Sedangkan Arikunto (2003)
mendefinisikan evaluasi sebagai serangkaian kegiatan yang ditujukan untuk
mengukur keberhasilan program pendidikan (Muhamad Mustaqim,2017: 158).

Secara umum, evaluasi pembelajaran di kelompokkan menjadi dua, yakni tes


dan non-tes. Tes adalah suatu teknik atau cara dalam rangka melaksanakan
kegiatanevaluasi, yang didalamnya terdapat berbagai item atau serangkaian tugas
yang harusdikerjakan atau dijawab oleh peserta didik, kemudian pekerjaan dan
jawaban itu menghasilkan nilai tentang perilaku anak didik tersebut. Kemudian,
jika dilihat dari jenis-jenis evaluasi tes, dapat dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu
tes tertulis, tes lesan dan tes tindakan (Muhamad Mustaqim,2017: 159).

Evaluasi non-tes merupakan jenis penilaian dengan tidak menggunakan tes.


Sigit Pramono menjelaskan pengertian dari evaluasi non-tes, yaitu penilaian yang
dilakukan tanpa menguji peserta didik, melainkan dilakukan dengan
menggunakan pengamatan secara sistematis, seperti: observasi, wawancara,
menyebarkan angket, dan meneliti dokumen.Dari pengertian beberapa ahli di atas,
maka dapat disimpulkan pengertian dari instrumen evaluasinon-tes.Instrumen
evaluasi non-tes adalah jenis penilaian terhadap peserta didik dengan tidak
menggunakan bentuk tes, melainkan bentuk pengamatan, wawancara, angket, dan
meneliti dokumen-dokumen (Rinto Hasiholan Hutapea,2019: 158).

3
Menurut pernyataan Sudijono (2012) teknik tes bukan satu-satunya teknik
untuk melakukan evaluasi hasil belajar, sebab masih ada teknik lainnya yang
dapat dipergunakan yaitu non-tes. Menurut Widiyoko dalam Maulia (2013) teknik
evaluasi non tes biasanya digunakan untuk mengukur hasil belajar yang berkenaan
dengan soft skill, terutama yang berhubungan dengan apa yang dapat dibuat atau
dikerjakan oleh peserta didik. Hal tersebut diperoleh dari hasil pemahaman yang
mereka dapatkan selama proses pembelajaran berlangsung. Dengan kata lain,
instrumen ini berhubungan dengan penampilan yang dapat diamati, dari pada
pengetahuan dan proses mental lainnya yang tidak dapat diamati dengan panca
indra (Intan Putri Fadarwati,2015:26).

Evaluasi non-tes, biasanya digunakan untuk mengetahui perubahan tingkah


laku atau sikap pada mahasiswa. Sebagaimana diketahui bersama bahwa hasil
belajar dibagi menjadi tiga ranah atau domen, yakni hasil pelajaran berupa
pengetahuan teoritis (kognitif), keterampilan (psikomotorik) dan sikap (afeksi).
Pengetahuan teoritis dapat diukur dengan menggunakan teknik tes. Sedangkan
keterampilan dapat diukur dengan menggunakan tes perbuatan. Adapun
perubahan sikap dan petumbuhan peserta didik dalam psikologi dapat diukur
dengan teknik nontes, misalnya observasi, wawancara, skala sikap, angket, check
list, dan rating scale (Muhamad Mustaqim,2017: 168).

Instrumen evaluasi non-tes dalam suatu pembelajaran sangatlah penting,


terutama dalam mengukur dan menilai ranah afektif dan psikomotorik. Sukardi
menegaskan kegunaan dari non-tes.Ia menerangkan, alat ukur non-tes sangat
berguna terutama pada evaluasi hasil pembelajaran yang erat kaitannya dengan
kualitas pribadi dan keterampilan, yang mana hanya tepat dievaluasimelalui
penampilan sebagai efek penguasaan aspek keterampilan. Hal yang sama
ditekankan oleh Sudjana. Ia menjelaskan kelebihan non-tes dari tes. Kelebihan
non-tes tersebut ialah sifatnya lebih komprehensif. Artinya, non-tes dapat
digunakan untuk menilai berbagai aspek dari peserta didik sehingga tidak hanya
untuk menilai aspek kognitif, tetapi juga aspek afektif dan psikomotoris. Dengan
demikian, instrumen evaluasi non-tes memiliki peran yang sangat penting bagi

4
seorang guru PAK dalam melaksanakan pengukuran dan penilaian ranah afektif
dan psikomotorik(Rinto Hasiholan Hutapea,2019: 158-159).

2.2 Macam-Macam Instrumen Non-Tes

1. Bagan partisipasi

Keikutsertaan secara sukarela dan disadari (partisipasi) merupakan modal


dasar bagi peserta didik agar berhasil dalam proses pembelajaran. Keikutsertaan
peserta didik merupakan salah satu usaha peserta didik untuk mempermudah
dalam memahami konsep yang sedang dibicarakan dan meningkatkan daya
ingatan tentang isi pelajaran tertentu. Kemauan untuk melibatkan diri dalam
kegiatan belajar mengajar dapat dijadikan salah satu indikasi tentang kemampuan
peserta didik dalam menyesuaikan diri dalam kelompok belajarnya
(Nasoetion,2008:42).

Keikutsertaan peserta didik dalam kegiatan pembelajaran merupakan salah


satu tujuan yang berhasil dicapai dalam pembelajaran. Partisipasi perserta didik
merupakan salah satu usaha memudahkan peserta didik dalam memahami suapau
pelajaran tertentu. Kemauan untuk berpartisipasi dan berinteraksi dalam
pembelajaran salah satu indikator seorang siswa dalam menyesuaikan diri dalam
proses pembelajaran.

Selain untuk memudahkan siswa dalam memahami materi, keikutsertaan ini


juga disediakan untuk membangun rasa percaya diri, serta meningkatkan harga
diri peserta didik. Dengan demikian keikut sertaan peserta didik dalam kegiatan
pembelajaran harus diukur, karena mempunyai informasi-informasi tentang hasil
belajar yang bersifayt non kognitif, maka dari itu untuk mengukur tingkat
keikutsertaan siswa dalam proses pembelajaran ada salah satu teknik evaluasi
yang disebut dengan bagan Partisipasi ( Diagram Partisipasi) (Nasoetion,2008:42-
43).

Dari pembahasan tersebut dapat dilihat bahwa yang dimaksud dengan "bagan
Partisipasi adalah salah satu alat evaluasi yang digunakan untuk melihat tingkat

5
kemampuan atau perkembangan peserta didik melalui daftar keikutsertaan atau
keaktifan pada saat proses pembelajaran berlangsung.

Contoh format:

Bagan Partisipasi dalam kegiatan diskusi Kelas.


Kualitas Kontribusi
No. Nama
Sangat Tidak
Penting Meragukan
Berarti Relevan

1 Abi IIII III I -

2 Bunga I II II -

3 Cinta II - I I

4 Dodo III - I II

5 Elis - IIII III II

Keterangan:
Sangat berarti : Mengemukakan gagasan baru yang penting dalam diskusi
Penting : Mengemukakan alasan-alasan penting dalam pendapatnya
Meragukan : Pendapat yang tidak didukung oleh data atau informasi lebih
lanjut
Tidak relevan : Gagasan yang diajukan tidak relevan dengan masalah yang
didiskusikan

2. Daftar Cek (Check List)

Daftar cek alat evaluasi yang berisi subjek dan aspek-aspek yang akan di nilai.
Daftar cek yang memungkinkan evaluator atau seorang guru dapat menilai atau
mencatat setiap perilaku peserta didik. Setelah cek terdapat berbagai macam
perilaku atau kegiatan yang dilakukan peserta didik, kemudian guru hanya

6
memberikan tanda centang (√) pada tiap aspek sesuai dengan hasil (Ratnawulan
dan Rusdiana,2014:214).

Dari beberapa penjelasan diatas dapat menunjukkan bahwa daftar cek


merupakan salah satu bentuk pesanan yang berisi daftar perilaku atau kegiatan
yang biasa dilakukan seorang peserta didik, kemudian guru meniainya dengan
memberikan tanda centang terhadap aspek-aspek perilaku tersebut sesuai dengan
fakta yang ada pada diri peserta didik.

Daftar cek sebagai alat evaluasi memiliki fungsi sebagai berikut:

a. Untuk memudahkan pengevaluasi dalam mengumpulkan data, karena


hanya memberikan centang terhadap aspek tertentu, sehingga proses
produksi tidak banyak waktu.
b. Hasil data yang diperoleh secara mendalam, teliti dan luas, karena item-
item atau aspek-aspek yang akan diatur terlebih dahulu yang tentunya
telah disesuaikan dengan tujuan pembelajaran.

Adapun tujuan yang dapat dicapai dengan daftar adalah sebagai berikut:

a. Daftar cek bertujuan untuk mengumpulkan data untuk tujuan orientasi,


yaitu data yang dikumpulkan dapat menggambarkan tingkah laku, sifat,
sikap kebiasaan, serta nminat peserta didik dalam kehidupanya
dilingkungan sekolah, terutama dalam kegiatan pembelajaran.
b. Daftar cek bertujuan untuk melihat tingkat peningkatan pembelajaran,
artinya data yang diperoleh mampu memberikan informasi yang berhasil
atau tidaknya proses pembelajaran, sehingga usaha-usaha untuk
meningkatkan kualitas pembelajaran dapat segera dilaksanakan (Wulan
dan Rusdiana,2014:214).

Contoh:

Daftar Cek (Check List) tentang keaktifan peserta didik dalam diskusi kelompok
pada mata pelajaran Sejarah

No. Nama Siswa SB B C K SK

7
1 Angga √
2 Aris √
3 Nano √
4 Nisa √
5 Vita √

Keterangan:
SB: Sangat Baik
B : Baik
C : Cukup
K : Kurang
SK: Sangat Kurang

3. Rating Scale

Rating scale adalah penilaian yang didasarkan pada suatu skala tertentu dari
rendah sampai tinggi. Faktor-faktor yang dipilih dalam metode ini biasanya
terbagi dalam dua jenis, yaitu berhubungan dengan pekerjaan (jumlah dan mutu
pekerjaan) dan yang berhubungan dengan karakteristik pribadi (inisiatif,
kemampuan menyesuaikan diri, kerja sama). Formulir penilaian biasanya diisi
dengan menandai tanggapan yang paling sesuai untuk setiap dimensi pelaksanaan
kerja. Tanggapan penilai dapat diberikan dengan nilai-nilai numerik agar
memungkinkan skor rata-rata dihitung dan diolah (M. Sigit Antoni, 2015: 16).
Pengertian yang lain adalah metode ini juga didasarkan pada suatu skala dari
sangat memuaskan, memuaskan, cukup, sampai kurang memuaskan, pada standar-
standar kerja kerja seperti inisiatif, tanggungjawab, hasil kerja secara umum, dan
lain-lain yang dilaksanakan langsung secara objektif. Macam-macam metode ini
ada tiga yaitu model grafik, model multiple step dan model behavioral. Pada
prinsipnya pelaksanaan dari ketiganya adalah sama tetapi berbeda dalam
konstruksinya saja (Ernawati,2007 : 35).

8
Contoh:
Skala Rating dalam penilaian Pidato Bahasa Indonesia
Nama Siswa :
Kelas :

Tabel Instrumen penilaian Skala Rating


No. Aspek yang dinilai 1 2 3 4
1. Berdiri Tegak
2. Memandang ke Arah Hadirin
3. Pronounciation
4. Sistematika
5. Mimik
6. Intonassi
7. Kejelasan Gagasan
Jumlah
Skor Maksimum 28

Kriteria Penskoran nomor 1 dan 2:


1 = bila tidak pernah melakukan
2 = bila jarang melakukan
3 = bila kadang-kadang melakukan
4 = bila selalu melakukan

Model Grafik, Pada model grafik evaluator akan memberikan tanda (V) pada
skala yang merupakan judgment dan dianggap sebagai posisi dari yang dinilai.
Beberapa kelebihan diantaranya adalah sebagai berikut.
1) Skala penilaian grafik mudah digunakan dan mudah dalam
pembuatannya.
2) Evaluator dapat menilai banyak individu dalam waktu singkat.
3) Biaya perancangan yang reatif rendah.
Selain mempunyai kelebihan, model grafik juga memiliki adanya kelemahan
diantaranya adalah sebagai berikut.

9
1) Mudah terjadi kesalahan hello effect atau kesalahan central tendency.
2) Sulit untuk melakukan perubahan bagaimana seharusnya berprilaku.
3) Sulit untuk pemanfaatan dalam tujuan spesifik untuk perbaikan.
4) Kesulitan dalam mengemukakan pada waktu merancang proram pelatihan
dan penembangan bagi yang memiliki niat buruk.
Model Multiple Step, pada model ini evaluator dihadapkan dengan beberapa
kategori alternatif yang harus dipilih. Sedangkan untuk model behavioral, ada
langka-langkah sebelumnya untuk membuat skala ini yaitu memformulasikan
terlebih dahulu faktor-faktor dari sifat dan karakteristik pekerjaan ke dalam
bentuk perilaku yang dapat diukur. Beberapa kelebihannya adalah sebagai berikut.
1) Skala yang dibuat berdasarkan perilaku dari para evaluator akan
menghilangkan ambiguitas seperti yang sering diketemukan pada model
yang lain, misalnya kategori “sangat baik”akan memberikan persepsi yang
berbeda-beda untuk masing-masing evaluator.
2) Dari partisipasi dalam pembuatan skala tersebut, maka evaluator akan
bertanggungjawab dalam pengembangannya.
3) Prosedur ini mempunyai nilai yang lebih besar untuk pengukuran berbagai
macam.
4) Skala-skala ini mempunyai nilai potensial bagi pengembangan personil
(Ernawati,2007 : 37).

4. Skala Likert (Likert Scale)


Skala ini bersifat mengukur jawaban responden ke dalam 5 titik atau 7 titik
skala dengan jarak antar skala yang sama (Jogiyanto, 2014: 184 dalam Yuyun
Kusmia Dewi). Jenis data yang digunakan dalam skala ini adalah data interval.
Adapun langkah-langkah penyusunan skala Likert adalah sebagai berikut.
1) Mengidentifikasi objek sikap yang akan diukur dan kemu-dian
menjabarkan ke dalam indikator-indikator.
2) Menyusun pernyataan berkaitan dengan objek sikap tersebut, baik dalam
bentuk pernyataan positif maupun negatif.
3) Berikan skor terentang antara 1-5 (STS,TS,N,S,SS).

10
4) Jika skala sudah tersusun dengan baik, perlu dilaksanakan uji coba di
lapangan dan dianalisis hasilnya sehingga dapat diketahui kelemahan-
kelemahannya.
5) Revisi dengan mengacu kepada hasil uji coba dan analisis (Sukiman,
2012: 128 dalam Yuyun Kusmia Dewi).
Namun demikian, dalam pengembangannya skala Likert ini dapat
dimodifikasi ke dalam titik skala yang berjumlah genap, misalnya 4. Hal ini
dikarenakan sering terjadi kecenderungan dari responden untuk memilih titik
skala yang berada di tengah (Ekawati dan Sumaryanta, 2011: 36 dalam Yuyun
Kusmia Dewi).
Contoh (1)

Apakah Anda setuju dengan pernyataan ini? STS TS N S SS


1. Mencontek adaalah perbuatan 1 2 3 4 5
tercela.
2. Perbuatan mencontek adalah 1 2 3 4 5
perbuatan menipu diri sendiri

CONTOH SKALA SIKAP


Nama Peserta didik :………..
Kelas :………..
Petunjuk :
Jawablah pernyataan dibawah ini dengan cara memilih salah satu di antara sangat
setuju (SS), setuju (S), tidak punya pendapat atau netral (N), tidak setuju (TS),
sangat tidak setuju (STS).

Tabel Instrumen Penilaian Skala Sikap


No. Pernyataan SS S N TS STS
1. Saya tidak perlu memahami tujuan
pelajaran MTK.
2. Mempelajari MTK sangat sulit.
3. Saya senang bila guru MTK

11
memberikan pekerjaan rumah.
4. Dan seterusnya

12
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Evaluasi non-tes merupakan jenis penilaian dengan tidak menggunakan


tes. Sigit Pramono menjelaskan pengertian dari evaluasi non-tes, yaitu penilaian
yang dilakukan tanpa menguji peserta didik, melainkan dilakukan dengan
menggunakan pengamatan secara sistematis, seperti: observasi, wawancara,
menyebarkan angket, dan meneliti dokumen. Menurut Widiyoko dalam Maulia
(2013) teknik evaluasi non tes biasanya digunakan untuk mengukur hasil belajar
yang berkenaan dengan soft skill, terutama yang berhubungan dengan apa yang
dapat dibuat atau dikerjakan oleh peserta didik. Hal tersebut diperoleh dari hasil
pemahaman yang mereka dapatkan selama proses pembelajaran berlangsung.
Dengan kata lain, instrumen ini berhubungan dengan penampilan yang dapat
diamati, dari pada pengetahuan dan proses mental lainnya yang tidak dapat
diamati dengan panca indra.

Dalam instrumen non-tes terdapat berbagai macam teknik diantaranya


adalah

a. Bagan Partisipan
Keikutsertaan secara sukarela dan disadari (partisipasi) merupakan modal
dasar bagi peserta didik agar berhasil dalam proses pembelajaran.
b. Daftar Cek
Daftar cek alat evaluasi yang berisi subjek dan aspek-aspek yang akan di
nilai. Daftar cek yang memungkinkan evaluator atau seorang guru dapat
menilai atau mencatat setiap perilaku peserta didik.
c. Rating Skala
Rating scale adalah penilaian yang didasarkan pada suatu skala tertentu
dari rendah sampai tinggi.
d. Skala ini bersifat mengukur jawaban responden ke dalam 5 titik atau 7 titik
skala dengan jarak antar skala yang sama.

13
DAFTAR PUSTAKA

Ekawati, Estina dan Sumaryanta. 2011. Pengembangan Instrumen Penilaian


Pembelajaran Matematika SD/SMP. Yogyakarta: PPPPTK Matematika.

Ernawati. 2007. Penilaian Kinerja Guru TK Plus Al-Kautsar Malang. Skripsi.


Universitas Islam Negeri (UIN) Malang.

Ina Magdalena, Dias Julianti Agustin & Khairunnisa. 2020. Hambatan Dalam
Penerapan Teknik Evaluasi Non Tes Di SDN Pinang 5 Tangerang. Jurnal
Halaqah. Vol.2, No.3.

Intan Putri Fadarwati. 2015. Penggunaan Teknik Evaluasi Non-Tes Dan


Hambatannya Pada Penilaian Pembelajaran Pkn Sd Di Dabin Iv
Kecamatan Tonjong Kabupaten Brebes. Skripsi. Fakultas Ilmu
Pendidikan. Universitas Negeri Semarang.

Jogiyanto. 2014. Pedoman Survei Kuisoner: Mengembangkan Kuisoner,


Mengatasi Bias dan Meningkatkan Respon. Yogyakarta : BPFE-
Yogyakarta.

Muhamad Mustaqim. 2017. Model Evaluasi Pembelajaran Stain Kudus (Studi


Kasus Sistem Evaluasi Pembelajaran Dosen Prodi Manajemen Bisnis
Syari’ah Stain Kudus). Jurnal Quality, Vol.5, No.1.

Muhammad, Sigit Antoni. 2015. Penilaian Kinerja Praktik Kerja Lapangan


(PKL) Mahasiswa Konsentrasi Manajemen Olahraga Prodi Ilmu
Keolahragaan FIK UNY. Skripsi. Universitas Negeri Yogyakarta.

Munib, Achmad. 2011. Pengantar Ilmu Pendidikan. Semarang: UNNES PRESS.

Nasoetion, Noehl. Hakekat Evaluasi Pembelajaran. Modul. Jakarta: Univeritas


Terbuka

Ratnawulan, Wulan dan Rusdiana. 2014. Evaluasi Pembelajaran.


Bandung:Pustaka Setia.

14
Rinto Hasiholan Hutapea. 2019. Instrumen Evaluasi Non-Tes dalam Penilaian
Hasil Belajar Ranah Afektif dan Psikomotorik. Jurnal Teologi dan
Pendidikan Kristen Kontekstual, Vol. 2, No.2.

Sukardi, H. M. 2011. Evaluasi Pendidikan: Prinsip Dan Operasionalnya. Jakarta


: Bumi Aksara.

Sukiman. 2012. Pengembangan Sistem Evaluasi. Yogyakarta : Insan Mandiri.

Yuyun, Kusmia Dewi.2017. Pengembangan Instrumen Non Tes Scientific


Approach Untuk Pemetaan Hasil Bellajar Fisika Siswa SMA Pada
Kompetensi Spriritual. Skripsi. Universitas Negeri Yogyakarta.

15

Anda mungkin juga menyukai