Anda di halaman 1dari 10

RESUME

MANAJEMEN KELAS
Tentang
“ Syarat-syarat Kelas yang Baik, Penataan Ruangan Kelas dan Penataan Perabot Kelas“

Disusun Oleh :
Kelompok 8
MIA NOFRIANA (17129057)
NURJANAH (17129065)

Seksi : 17 BB 05
(201911290302)

Dosen Pengampu :
Drs. Zainal Abidin, M.Pd

JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAR NEGERI PADANG

2019
A. Syarat-syarat Kelas yang Baik
Secara umum kelas yang baik dan menyenangkan memiliki syarat-syarat:
1. Rapi, bersih, sehat, dan tidak lembab
Suasana kelas yang rapi dan bersih sangat menunjang kegiatan belajar
mengajar. Suasana kelas yang demikain akan membuat para peserta didik merasa
nyaman dan betah berada di kelas. Setiap ruangan dan sudut-sudut kelas dijaga
kerapihannya. Mulai dari posisi meja dan kursi yang lurus dan sejajar, alat-alat
kebersihan tertata rapi di sudut belakang ruang kelas, tas ataupun buku tersusun rapi
di dalam loker, membuat tempat alat tulis yang nantinya disimpat di kelas, meja guru
tertata rapi, dan lain-lain. Agar ruang kelas tetap terjaga kebersihan dan kerapihannya,
maka dapat dibuat jadwal piket bergilir sehingga kebersihan dan kerapihan kelas juga
mejadi tanggung jawab guru dan peserta didik.
2. Memiliki cukup cahaya yang meneranginya
3. Sirkulasi udara cukup yaitu adanya ventilasi yang sesuai dengan ruangan kelas
4. Perabot dalam keadaan baik, cukup jumlahnya, dan ditata dengan rapi
5. Jumlah siswa tidak lebih dari 40
Jadi ketika ingin menciptakan pembelajaran yang ideal, sebelumnya juga sangat
penting bagi pihak sekolah dalam mempertimbangkan hal-hal yang dapat menghambat
idealisme tersebut. Pihak sekolah semestinya harus mampu menahan ego mereka dalam
menampung jumlah masuk siswa baru, jangan hanya membangun prestise di masyarakat
bahwa sekolah bagus adalah sekolah yang memiliki banyak siswa. Karena hal ini pasti akan
menyulitkan siswa dalam memproses informasi yang diberikan guru, dan jelas guru pun akan
kewalahan dalam menangani jumlah siswa yang terlalu banyak tersebut. Dan masukan untuk
mahasiswa calon guru adalah kita jangan hanya mempelajari tentang beragam keilmuan dan
dasar-dasar mendidik secara teoritis, tapi juga menjadi praktisi dalam dunia pendidikan
dengan memperluas pengetahuan agar terbangunnya kepercayaan dan wibawa seorang
pendidik.
Ada beberapa syarat yang harus dipenuhi bila mana kita ingin menciptakan suasana
kelas yang baik. Yang dimaksud dengan suasana kelas yang baik adalah suasana dimana
proses belajar dapat berjalan sebaik mungkin. Syarat-syarat itu adalah seperti berikut :
1) Murid harus mengalami kemajuan
2) Murid harus menghargai pelajaran yang disajikan
3) Guru harus memperoleh kepuasan
Bila ketiga hal tersebut diatas sudah dapat terpenuhi maka satu syarat terpenting untuk
proses belajar dapat dipenuhi juga. Dengan suasana yang baik pengajar akan merasa senang
dan akan berusaha menyajikan pelajaran sebaik-baiknya. Murid pun juga akan merasa puas
dan mempunyai motivasi untuk menghayati serta memikirkan secara kritis hal yang diuraikan
oleh pengajar, tetapi kalo suasana belajar tidak baik, maka proses belajar mengajar pun tidak
akan memperoleh hasil yang terbaik.

B. Penataan Ruangan Kelas


1. Pengertian Penataan Kelas
Menurut Winzer (Winataputra, 2003) menyatakan bahwa penataan kelas adalah cara-
cara yang ditempuh guru dalam menciptakan lingkungan kelas yang memungkinkan
berlangsungnya proses pembelajaran yang kondusif dan maksimal. Penataan kelas ditekankan
pada aspek pengaturan (management) lingkungan pembelajaran yaitu berkaitan dengan
pengaturan orang (siswa) dan barang/ fasilitas. Kegiatan guru tersebut dapat berupa
pengaturan kondisi dan fasilitas yang berada di dalam kelas yang diperlukan dalam proses
pembelajaran diantaranya tempat duduk, perlengkapan dan bahan ajar, lingkungan kelas
(cahaya, temperatur udara, ventilasi) dll.
Penataan kelas sangat erat kaitanya dengan pengelolaan kelas. Akhmad Sudrajat
(2008) menyatakan bahwa pengelolaan kelas lebih berkaitan dengan upaya-upaya untuk
menciptakan dan mempertahankan kondisi yang optimal bagi terjadinya proses belajar
(pembinaan rapport, penghentian perilaku peserta didik yang menyelewengkan perhatian
kelas, pemberian ganjaran, penyelesaian tugas oleh peserta didik secara tepat waktu,
penetapan norma kelompok yang produktif), didalamnya mencakup pengaturan orang
(peserta didik) dan fasilitas”.
Sedangkan penataan ruangan kelas lebih mengarah kepada peralatan yang akan
digunakan dalam proses belajar mengajar. Seperti misalnya kursi, papan tulis, meja dan
lainnya. Jadi dengan demikian penataan ruangan kelas dapat diartikan sebagai suatu
keterampilan pendidik dalam menata ruangan kelas agar tercipta lingkungan belajar yang
kondusif.
Agar tercipta suasana belajar yang menggairahkan, perlu diperhatikan pengaturan dan
penataan ruang kelas/belajar. Penyusunan dan pengaturan ruang belajar hendaknya
memungkinkan anak duduk berkelompok dan memudahkan guru bergerak secara kuasa untuk
membantu siswa dalam belajar.
Pembelajaran yang efektif dapat bermula dari iklim kelas yang dapat menciptakan
suasana belajar yang menggairahkan, untuk itu perlu diperhatikan pengaturan/ penataan
ruang kelas dan isinya, selama proses pembelajaran. Lingkungan kelas perlu ditata dengan
baik sehingga memungkinkan terjadinya interaksi yang aktif antara siswa dengan guru, dan
antar siswa.
2. Prinsip Penataan Kelas
Ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan oleh guru dalam menata lingkungan
fisik kelas menurut Loisell (Winataputra, 2003) yaitu:
1. Visibility ( Keleluasaan Pandangan)
Visibility artinya penempatan dan penataan barang-barang di dalam kelas tidak
mengganggu pandangan siswa, sehingga siswa secara leluasa dapat memandang guru,
benda atau kegiatan yang sedang berlangsung. Begitu pula guru harus dapat memandang
semua siswa saat kegiatan pembelajaran berlanngsung. Seperti misalnya jika ada lemari
buku dalam kelas maka sebaiknya ditempatkan di belakang sesuai dengan kebutuhan.
2. Accesibility (Mudah Dicapai)
Penataan ruang harus dapat memudahkan siswa untuk meraih atau mengambil
barang-barang yang dibutuhkan selama proses pembelajaran. Seperti misalnya memakai
mejah yang memiliki tempat penyimpanan tas sehingga tidak mengganggu proses
pembelajaran mengajar ketika ada salah satu siswa yang kehabisan tinta pulpen atau buku
tulis. Disini juga perlu pengaturan jarak tempat duduk siswa agar bisa dengan mudah
lewat ketika ada sesuatu yang ingin dicapai (diambil).
3. Fleksibilitas (Keluwesan)
Barang-barang di dalam kelas hendaknya mudah ditata dan dipindahkan yang
disesuaikan dengan kegiatan pembelajaran. Seperti penataan tempat duduk yang perlu
dirubah jika proses pembelajaran menggunakan metode diskusi, dan kerja kelompok.
4. Kenyamanan
Kenyamanan disini berkenaan dengan temperatur ruangan, cahaya, suara, dan
kepadatan kelas. Dimana guru harus memperhatikannya agar proses belajar mengajar bisa
berjalan dengan baik.
5. Keindahan
Prinsip keindahan ini berkenaan dengan usaha guru menata ruang kelas yang
menyenangkan dan kondusif bagi kegiatan belajar. Ruangan kelas yang indah dan
menyenangkan dapat berengaruh positif pada sikap dan tingkah laku siswa terhadap
kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan. Misalnya penembatan bunga hias dalam
ruangan sekolah. Seperti contohnya ketika anda menempatkan bunga pada meja guru,
maka sebaiknya memilih bunga yang baik dan tidak menggunakan air.
6. Tempat Duduk
Penyusunan dan pengaturan ruang belajar hendaknya memungkinkan anak duduk
berkelompok dan memudahkan guru bergerak secara leluasa untuk membantu dan
memantau tingkah laku siswa dalam belajar. Seperti misalnya penataan ruangan kelas
sesuai dengan pembelajaran siswa, bila tempat duduknya bagus, tidak terlalu rendah,
tidak terlalu besar, bundar, persegi empat panjang, sesuai dengan keadaan tubuh siswa.
Maka siswa akan merasa nyaman dan dapat belajar dengan tenang.
Pada prinsipnya, kriteria tempat duduk yang memadai adalah tempat duduk yang
bisa menunjang kegiatan belajar mengajar, yaitu aman dan nyaman untuk dipergunakan.
Di antara aspek yang perlu diperhatikan mengenai tempat duduk di antaranya adalah
sebagai berikut :
a) Segi Keamanan
Guru atau murid yang menempati tempat duduk tersebut benar-benar
merasa aman sehingga tidak perlu khawatir akan jatuh atau celaka. Dengan
demikian mereka dapat berkonsentrasi terhadap kegiatan belajar mengajar yang
sedang berlangsung.
b) Segi Kenyamanan
Kenyamanan di sini bukan berarti tempat duduk itu harus empuk (tetapi
jika mampu demikian tidak masalah), melainkan tempat duduk tersebut cukup
enak digunakan, dilihat dari alas yang diduduki harus datar dan jangan sampai
miring, mempunyai sandaran, tidak terlalu ke depan atau ke belakang. Perbedaan
tinggi antara tempat duduk dengan tempat menulis harus memadai.
c) Segi Ukuran
Agar merasa aman dan nyaman, sebaiknya diperhatikan kondisi tempat
duduk yang memenuhi hal-hal berikut :
1. Tempat duduk guru lebih tinggi dari tempat duduk siswa, agar guru mudah
mengawasi setiap kegiatan siswa.
2. Meja dan kursi untuk siswa sebaiknya :
 Terpisah, agar memudahkan pengaturan untuk kegiatan lainnya.
 Bentuknya sederhana, kokoh, dan bahannya kuat.
 Ukuran daun meja adalah 100cm x 50cm (standar)
 Tinggi meja kurang lebih setinggi pinggul siswa.
 Tinggi kursi kurang lebih setinggi lutut siswa.
3. Gaya Penataan Kelas
Dalam mempertimbangkan bagaimana anda akan mengatur ruang fisik kelas,
tergantung dari model dan model aktivitas pembelajaran apa yang akan anda terapkan.
Apakah akan melakukan aktivitas siswa melibatkan diri seluruh kelas, kelompok kecil, tugas
indivisual dsb. Pertimbangkanlah jumlah penyusunan fisik yang paling mendukung. Ada
beberapa model penyusunan ruang kelas adalah sebagai berikut:
1. Gaya Auditorium : semua murid duduk menghadap guru. Penataan ini
mengurangi kontak murid tatap muka dan guru bebas bergerak kemana saja.
2. Gaya tatap Muka : murid saling menghadap. Kemungkinan gangguan dari murid
besar sekali.
3. Gaya seminar : sejumlah besar murid (biasanya 10 orang) duduk disusun
lingkaran, persegi atau bentuk U. Gaya ini efektif jika guru ingin agar murid
berbicara satu sama lainnya atau bercakap cakap dengannya.
4. Gaya Offset : murid biasanya 3 – 4 orang duduk dibangku tetapi tidak berhadapan
langsung satu sama lain. Cocok untuk gaya pembelajaran kooperatif.
5. Gaya Klaster : biasanya 4 – 8 murid bekerja dalam kelompok kecil. Cocok untuk
pembelajaraan kolaboratif.
Selain itu Pengaturan tempat duduk juga bisa sebagai berikut :
a) Pola berderet / berbaris-berjajar
Tipe pengaturan tempat duduk seperti ini cocok untuk pengajaran
formal. Semua siswa duduk dalam deretan lurus dengan siswa yang tertinggi
duduk dibelakang dan yang pendek duduk di depan. Tempat duduk seperti ini
memudahkan para siswa / guru bergerak dari deetan satu kederetan yang lain.
Namun, terdapat kelemahan-kelemahan yaitu ; mengurangi keleluasaan siswa
belajar siswa. Posisi guru membuat dirinya mempunyai otoritas mutlak dan
memberikan pengaruh langsung yang besar pada siswa. Akhirnya siswa
menjadi terlalu tergantung, tidak ada kegiatan kerja kelompok yang dapat
dilakukan, dan komunikasi antarsiswa menjadi terbatas.
b) Pola susunan berkelompok
Pola ini memungkinkan siswa dapat berkomunikasi dengan mudah satu
sama lain dan dapat berpindah dari kelompok satu ke kelompok lain. Otoritas
guru berperan dalam posisi desentralisasi, guru hanya memberikan bimbingan
pada siswa.
c) Pola formasi tapal kuda
Pola ini menempatkan posisi guru berada di tengah-tengah para
siswanya. Pengaturan formasi ini memberikan kemudahan pada siswa untuk
saling berkomunikasi dan berkonsultasi. Pola tapal kuda biasa dipakai jika
pelajaran banyak memerlukan diskusi antarsiswa atau dengan guru.
d) Pola lingkaran atau persegi
Dalam pola lingkaran atau persegi biasanya tidak ada pemimpin
kelompok. Bila ada yang harus direkam atau dicatat, bentuk pola inilah yang
tepat. Seandainya ada suatu kegiatan / alat yang harus ditunjukkan /
diperagakan, kegiatan atau alat itu dapat diletakkan di tengah-tengah sehingga
mudah dilihat dan dikomentari oleh siswa.
4. Pengaturan Kondisi Ruangan Kelas
a. Ventilasi dan Tata Cahaya
Kondisi-kondisi yang perlu diperhatikan didalam ruang kelas adalah :
1) Ada ventilasi yang sesuai dengan ruangan kelas
2) Sebaiknya tidak merokok
3) Pengaturan cahaya perlu diperhatikan
4) Cahaya yang masuk harus cukup
5) Masuknya dari arah kiri, jangan berlawanan dengan bagian depan.
b. Pemeliharaan Kebersihan dan Penataan Keindahan Ruang Kelas
Pemeliharaan Kebersihan :
1) Siswa bergiliran untuk membersihkan kelas
2) Guru memeriksa kebersihan dan ketertiban dikelas
Penataan Keindahan
1) Memasang hiasan dinding yang mempunyai nilai edukatif (contohnya
Burung Garuda, Teks Proklamasi, Slogan Pendidikan, Para Pahlawan,
Peta/Globe)
2) Mengatur tempat duduk siswa, lemari, rak buku, dan semacamnya secara
rapi (Untuk penempatan buku diletakkan di depan dan alat peraga di
belakang)
3) Merapikan meja guru dengan memakai taplak meja, vas bunga, dan
sebagainya.
C. Penataan Perabot Kelas
Perabot kelas adalah segala sesuatu perlengkapan yang harus ada dan diperlukan di
kelas. Menurut Djauzak Ahmad (2004) perabot kelas meliputi : (a) papan tulis (b) meja kursi
guru (c) meja kursi siswa (d) almari kelas (e) jadwal pelajaran (f) papan absensi (g) daftar
piket kelas (h) kalender pendidikan (i) gambar-gambar (j) tempat cuci tangan (k) tempat
sampah (l) sapu dan alat pembersih lainnya (m) gambar-gambar alat peraga. Dari pendapat
Ahmad tersebut dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Papan Tulis
Papan tulis harus cukup besar dan permukaan dasarnya harus rata. Warna
dasar papan tulis yang mulai menipis atau belang harus segera di cat ulang. Papan
tulis harus ditempatkan di depan dan cukup cahaya. Penempatannya tidak terlalu
tinggi dan tidak terlalu rendah, sehingga siswa yang duduk dibelakang masih melihat
atau membaca tulisan yang paling bawah.
2. Meja kursi Guru
Meja kursi guru ukurannya disesuaikan dengan standart yang ada, meja guru
berlaci dan ada kuncinya, meja kursi guru ditempatkan di tempat strategis, misalnya
di kanan atau di kiri papan tulis, supaya tidak menghalangi pandangan siswa ke papan
tulis.
3. Meja kursi Siswa
Meja kursi siswa harus ditata sedemikian rupa sehingga dapat menciptakan
kondisi kelas yang menyenangkan, ukuran mejadan kursi disesuaikan dengan ukuran
badan siswa dan dilengkapi dengan tempat tas atau buku.
4. Alamari Kelas
Alamari kelas dapat ditempatkan di samping papan tulis atau sebelah kiri atau
kanan dinding bisa juga diletakkan di sebelah meja guru.
5. Jadwal Pelajaran
Jadwal pelajaran ditempatkan di tempat yang mudah dilihat.
6. Papan Absensi
Papan absensi ditempatkan di sebelah papan tulis atau di dinding samping
kelas. Guru juga harus memiliki catatan daftar hadir siswa di buku khusus, karena
daftar hadir di papan diganti setiap hari sesuai keadaan.
7. Daftar Piket kelas
Daftar piket kelas ditempatkan disamping papan absensi.
8. Kalender Pendidikan
Kalender pendidikan ditempel pada tempat yang mudah dilihat.
9. Gambar-Gambar
Gambar Presiden, Wakil Presiden, dan lambang burung Garuda Pancasila
ditempatkan di depan kelas di atas papan tulis, posisi penempatannya disesuaikan
dengan ketentuan yang berlaku.
10. Tempat Cuci Tangan dan Lap Tangan
Tempat cuci tangan dan lap tangan diletakkan di depan kelas dekat pintu
masuk.
11. Tempat sampah
Tempat sampah diletakkan di sudut kelas. Besar kecilnya tempat sampah
disesuaikan dengan kebutuhan.
DAFTAR RUJUKAN

Ahmad, D. 2004. Peningkatan Mutu Pendidikan Sebagai SaranaPembangunan Bangsa.

Jakarta : Balai Pustaka

Akhmad, S. 2008. Pengertian Pendekatan, Strategi, Metode, Teknik dan Model

Pembelajaran. Bandung : Sinar Baru Algensindo

Udin S. Winataputra. 2003. Srategi Belajar mengajar. Jakarta: Universitas Terbuka

Departemen Pendidikan Nasional

Anda mungkin juga menyukai