Anda di halaman 1dari 4

Pengembangan Tes Bentuk Uraian

a. Pengertian Tes Uraian


Tes uraian biasa disebut dengan tes subjektif, tes model ini pada
umumnya berbentuk uraian (esai). Tes bentuk uraian adalah butir soal
yang mengandung pertanyaan atau tugas, dimana jawaban atau
pengerjaan

soal

tersebut

harus

dilakukan

dengan

cara

mengekspresikan pikiran peserta tes. Ciri khas tes uraian adalah


jawaban terhadap soal tersebut tidak disediakan oleh penyusun soal,
tetapi disusun oleh peserta tes. Butir soal tipe uraian (essay test)
hanya terdiri dari pertanyaan atau tugas, adapun jawabannya harus
dipikirkan oleh peserta tes. Secara singkat dapat dikatakan bahwa tes
uraian menuntut peserta tes untuk dapat mengingat-ingat dan
mengenal kembali, dan terutama harus mempunyai daya kreativitas
yang tinggi. Secara umum tes uraian dapat dibagi menjadi dua bentuk
yaitu:
(1) tes uraian bebas atau uraian terbuka (extended response test) dan
(2) tes uraian terbatas (restricted response test).
(1) Tes Uraian Bebas (Extended Response Test)
Tes dalam bentuk ini memberikan kebebasan kepada siswa untuk
menjawab soal dengan

cara dan sistematika sendiri, namun guru

tetap harus memiliki acuan atau patokan dalam mengoreksi jawaban


pesertadidik.
Contoh :
Jelaskan perkembangan budaya Islam di Indonesia !
Bagaimana peranan budaya Islam dalam memecahkan masalahmasalah kemasyarakatan di Indonesia ?
2) Tes Uraian Terbatas (Restricted Response Test)

Tes

dalam

bentuk

ini

mengharuskan

peserta

didik

untuk

mengemukakan hal-hal tertentu sebagai batasan dari jawabannya,


kalimat jawaban boleh beraneka ragam namun pokok jawaban
haruslah sama
.
Contoh :
Tuliskan dua metode dakwah Rasulullah di awal penyebaran Islam !
Sebutkan lima rukun Iman secara berurutan !
Uraian terbatas juga memiliki istilah lain yang didasarkan atas
cara pemberian skor. Bentuk uraian objektif (BUO) memberikan
batasan skor yang pasti yaitu nilai 1 bila benar dan nilai 0 bila salah.
Dalam penulisan kunci jawaban jika jawaban lebih dari satu dapat
diberikan nilai 1 dari setiap jawaban, dan tidak ada nilai , misalnya
ketika siswa diperintahkan untuk menjawab rukun iman secara berurut
maka setiap urutan yang benar diberi nilai 1, dan untuk urutan yang
salah diberi nilai 0. Adapun bentuk uraian non objektif (BUNO)
penskorannya dibuat dalam rentangan misalnya pada pertanyaan dua
metode dakwah Rasulullah diberi rentangan nilai 0-2, maka jika
jawabannya masing-masing tidak sempurna akan terjadi penilaian
subjektif.
b. Kelebihan Tes Uraian
Setiap bentuk soal tentu mempunyai kelebihan dan kekurangan.
Begitu juga bentuk uraian. Kelebihan tes bentuk uraian antara lain:
(1) mudah menyusunnya.
(2) guru dapat menilai peserta didik mengenai kreatifitas menganalisa
dan mengsintesa suatu soal. Hal ini berarti memberikan kebebasan
yang luas kepada peserta didik untuk menyatakan tanggapannya.
(3) peserta didik tidak dapat menerka-nerka.
(4) ketepatan dan kebenaran jawaban peserta didik dapat dilihat dari
ungkapan kalimat-kalimatnya.

(5) cocok untuk mengukur dan menilai hasil belajar yang kompleks,
yang sukar diukur dengan mempergunakan bentuk objektif.
Soal tes yang tidak bisa dinyatakan dalam bentuk objektif antara
lain: yang meminta pendapat, hipotesa, asumsi, konsep, formulasi
kesimpulan,
Misalnya

hubungan

seperti

sebab

ungkapan

akibat

dan

bagaimana

pemecahan
menurut

masalah.

pendapatmu

tentang...., apa saja yang kamu ketahui tentang..., apa yang terjadi
apabila....
c. Kekurangan Tes Uraian
Kekurangan tes bentuk uraian antara lain:
(1) sulit menilai jawaban peserta didik secara tepat dan komprehensif.
(2) respon yang panjang sehingga membutuhkan waktu lebih banyak.
(3) untuk mengoreksi jawaban diperlukan waktu yang lama.
(4) guru sering terkecoh dalam memberikan nilai, karena keindahan
kalimat dan tulisan, bahkan juga oleh lembar jawaban.
(5) hanya guru-guru yang menguasai materi yang dapat mengoreksi
jawaban peserta didik, sehingga kurang praktis bila jumlah peserta
didik cukup banyak.

Jakarta 8 agustus 2015

WAHIDDIN

Anda mungkin juga menyukai