TEHUN 2019
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Teknik non tes biasanya dilakukan dengan cara wawancara, pengamatan secara
sistematis, menyebarkan angket, ataupun menilai/mengamati dokumen-dokumen
yang ada (Sudijono,2009). Pada evaluasi penilaian hasil belajar, teknik ini biasanya
digunakan untuk mengukur pada ranah afektif dan psikomotorik, sedangkan teknik
tes digunakan untuk mengukur pada ranah kognitif. Berikut ini akan dijelaskan
tentang resume pengertian, bentuk-bentuk non-tes, dan beberapa contoh dalam
pelaksanaan teknik non tes.
Teknik non tes jarang dilakukan mengingat waktu yang diperlukan juga banyak dan
juga persiapan yang lebih daripada evaluasi menggunakan tes. Namun kepentingan
yang ada membuta teknik evaluasi non tes ini juga penting
2. Rumus masalah
2. Apa saja bentuk-bentuk evaluasi non tes, dan apa kelemahan dan
kelebihannya?
BAB II
PEMBAHASAN
Menurut Wiyono dan Sunarni (2009:20-21) mengatakan bahawa Teknik non tes
adalah teknik evaluasi yang menggunakan alat dan atau instrument non tes dalam
mengumpulkan data, seperti observasi, wawancara, kuesioner, inventori, skala sikap,
cek, dan sejenisnya. Ditinjau dari cara atau metode pengambilan datanya, bisa
dibedakan atas teknik pengamatan (observation), wawancarra (interview), angket
(questionnaire) dan analisis dokumen(documentary analysis). Ditinjau dari instrumen
yang digunakan dalam pengumpulan data, ada berbagai macam, antara lain lembar
pengamatan (observation form), lembar interview (interview form), angket atau
kuesioner (questionnaire), catatan anekdot (anecdotal record)¸daftar riwayat hidup ,
instrument sosiometri (sociometry), skala penilaian (rating scale), dan daftar cek
(check list).
1. Observasi
Observasi adalah satu teknik pengumpulan data yang digunakan dalam evaluasi
pembelajaran untuk mendapatkan informasi dengan cara mengamati perilaku siswa
dalam situasi tertentu. Melalui observasi, guru dapat mengamati, mendiskripsikan
atau mengevaluasi:
Hasil belajar (product), misalnya karya seni atau hasil proyek kegiatan ilmiah.
Hubungan sosial dan gaya belajar (social relation learning style), misalnya interaksi
dengan teman, cara memecahkan masalah, kebiasaan kerja, atau gaya partisipasi
dalam kegiatan di kelas (Nitko dalam Wiyono dan Sunarni, 2009:21).
Menurut Arifin (2011:153) observasi adalah suatu proses pengamatan dan pencatatan
secara sistematis, logis, objektif, dan rasional mengenai berbagai fenomena, baik
dalam situasi yang sebenarnya maupun dalam situasi buatan untuk mencapai tujuan
tertentu. Alat yang digunakan dalam melakukan observasi disebut dengan pedoman
observasi. Observasi tidak hanya digunakan dalam kegiatan evaluasi, tetapi juga
dalam bidang penelitian, terutama penelitian kualitatif (qualitative research).
Sedangkan menurut Purwanto (1988:193) observasi ialah metode atau cara-cara
menganalisis dan mengadakan pencatatan secara sistematis mengenai tingkah laku
dengan melihat atau mengamati individu atau kelompok secara langsung.
Menurut Wiyono dan Sunarni (2009:21) jenis observasi yang dilakukan bisa
menggunakan observasi partisipasi (participastion observation), atau observasi non-
partisipasi (nonparticipation observation).Observasi partisipasi dilakukan bila
observer terlibat dalam kegiatan yang dilaksanakan. Obsrevasi non-partisipasi
dilakukan bila observer bersifat pasif atau mengamati dari luar kegiatan.
Alat atau instrument observasi yang digunakan bisa berupa daftar cek (checklist),
skala penilaian (rating scale), catatan anekdot (anecdatol record), rekaman perilaku
(behavior tallies), atau bagan partispasi (participation charts). Contoh lembar
observasi adalah sebagai berikut:
Nama Siswa :
Hari/Tgl/Jam :
Tempat :
Penilaian
No Aspek Yang Diobservasi
SL SR KD TP
1 Mengajukan pertanyaan
2 Menjawab pertanyaan
4 Mengerjakan tugas
5 Dsb
Keterangan:
observasi cocok untuk mengamati perilaku peserta didik maupun guru yang
sedang melakukan suatu kegiatan,
banyak hal yang tidak dapat diukur dengan tes, tetapi justru lebih tepat dengan
observasi,
sering kali pelaksanaan observasi terganggu oleh keadaan cuaca, bahkan ada
kesan yang kurang menyenangkan dari observer ataupun observe itu sendiri,
jika proses yang diamati memakan waktu lama, maka observasi sering
menjadi jenuh (Arifin, 2011:156). Sedangkan menurut Purwanto (1988:199-
200)
1) Kebaikannya :
Di dalam situasi yang relatif bebas dalam arti tanpa adanya tekanan-tekanan
dari luar, individu yang diamati tidak berasa on the spot dia tidak merasa
sendirian, dia melakukan kegiatan dan mengekspresikan kebiasaan minat,
serta sifat-sifatnya secara spontan.
2) Kelemahannya :
3. Teknik Wawancara
a. Pegertian Teknik Wawancara
Wawancara adalah salah satu teknik pengumpulan data yang digunakan dalam
evaluasi untuk mendapatkan informasi tentang peserta didik dengan cara mengajukan
pertanyaan-pertanyaan secara lisan (Wiyono dan Sunarni, 2009:22). Sedangkan
menurut Arifin (2011:157-158) wawancara merupakan salah satu bentuk alat evaluasi
jenis non-tes yang dilakukan melalui percakapan dan Tanya jawab. Baik langsung
maupun tidak langsung dengan peserta didik. Pengertian wawancara langsung adalah
wawancara yang dilakukan secara langsung antara pewawancara (interviewer) atau
guru dengan orang yang diwawancarai (interviewee) atau peserta didik tanpa melalui
perantara, sementara wawancara tidak langsung artinya adalah pewawancara atau
guru menanyakan sesuatu kepada peserta didik melalui perantara orang lain atau
media. Jadi, tidak menemui langsung kepada sumbernya.
Menurut Wiyono dan Sunarni (2009:22) secara umum, ada dua jenis wawancara yang
dapat digunakan sebagai teknik pengumpulan data dalam evaluasi pembelajaran,
yaitu wawancara terstruktur (structured interview) dan wawancara tidak terstruktur
(unstructured interview). Wawancara terstruktur disebur juga dengab istilah
wawancara terpimpin (guided interview), atau wawancara sistematis (systematic
interview). Sedangkan wawancara tidak terstruktur disebut juga dengan istilah
wawancara tidak terpimpin (un-uided interview) atau wawancara tidak sistematis
(non-uided interview).
a. jika jumlah peserta didik cukup banyak, maka proses wawancara banyak
menggunakan waktu, tenaga dan biaya.
c. sering timbul sikap yang kurang baik dari peserta didik yang diwawancarai
dan sikap overaction dari guru sebagai pewawancara dengan orang yang
diwawancarai (Arifin, 2011:158).
4. Teknik Kuesioner
Menurut Wiyono dan Sunarni (2009:23) kuesioner (questionnaire) adalah salah satu
teknik pengumpulan data yang bisa digunakan dalam evaluasi untuk memperoleh
informasi tentang siswa dengan cara mengajukan serangkaian pertanyaan tertulis,
sehingga diperoleh informasi yang lebih luas dan mendalam tentang diri siswa.
Dengan kata lain kuesioner merupakan suatau daftar pertanyaan yang harus diisi
siswa yang aka diukur untuk mendapatkan informasi tentang keadaan atau data diri,
pengalaman, pengetahuan, sikap atau pendapat siswa. Meskipun tidak sama persis,
teknik ini banyak disebut juga dengan istilah metode angket.
Ada beberapa jenis kuesioner. Ditinjau dari sisi yang menjawab, dapat dibedakan atas
kuesioner langsung (direct questionnaire), dan kuesioner tidak lanagsung (indirect
questionnaire). Dikatakan langsung, bila kuesioner tersebut dikirimkan dan diisi
langsung oleh orang yang dimintai informasi. Dikatakan tidak langsung, bila
kuesioner tersebut dikirimkan dan diisi oleh bukan orang yang dimintai informasi.
Ditinjau dari segi cara menjawab, dapat dibedakan atas kuesioner tertutup (closed
questionnaire) dan kuesioner terbuka (opened questionnaire). Kuesioner tertutup
adalah kuesioner yang disusun dengan menyediakan pilihan jawaban lengkap,
sehingga pengisi tinggal memberi tanda pada jawaban yang dipilih. Sedangkan
kuesioner terbuka adalah kuesioner yang disusun sedemikian rupa, sehingga pengisi
bebas mengemukakan pendapatnya (Wiyono dan Sunarni, 2009:23).
2) Bentuk angket tak berstruktur yaitu bentuk angket yang memberikan jawaban
secara terbuka. Peserta didik secara bebas menjawab pertanyaan ersebut. Hal
ini dapat memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang situasi, tetapi
kurang dapat dinilai secara objektif. Jawabanya tidak dapat dianalisis secara
statistic sehingga kesimpulanya pun hanya merupakan pandangan yang
bersifat umum.
Ada beberapa kelebihan dan kelemahan kuesioner atau angket sebagai teknik
pengumpulan data. Kelebihan kuesioner adalah dapat mengungkapkan data dalam
jumlah yang besar, sangat tepat untuk mengungkapkan kepribadian, memberikan
kesempatan waktu yang luas, dan siswa memiliki kebebasan dalam menjawabnya.
Sedangkan kelemahannya adalah sulit bisa memastikan obyektivitas jawaban siswa,
dan pertanyaan cenderung terbatas (Wiyono dan Sunarni, 2009:23). Sedangkan
menurut Arifin (2011:166) keuntungan angket antara laian (1) responden menjawab
ddengan bebass tanpa dipengaruhi oleh hubungan dengan peneliti atau penilai, dan
waktu relative lama, sehingga objektifitas dapat terjamin (2) informasi atau data
terkumpul mudah karena itemnya homogen (3) dapat digunakan untuk mengumplkan
data dari jumlah esponden yang besar yang dijadikan sampel. Kelemahanya adalah
(1) ada kemungkinan angket diiisi oleh orang lain (2) hanya diperuntukan bagi yang
dapat melihat saja (3) responden hanya menjawab berdasarkan jawaban yang ada.
Menurut Wiyono dan Sunarni (2009:23) selain ketiga teknik tersebut, teknik nontes
lain yang dapat digunakan dapat mengumpulkan data adalah melalui analisis
dokumen. Evaluasi mengenai kemajuan atau keberhasilan belajar siswa, selain
diperoleh melalui tes, juga dapat diperkaya dengan cara melakukan pemeriksaan
terhadap dokumen, misalnya dokumen tentang riwayat hidup (auto biografi) siswa.
Bentuk analisis dokumen, ada bermacam-macam. Salah satu bentuk yang sering
dilakukan adalah pemeriksaan daftar pribadi (personality inventory) atau pemeriksaan
daftar riwayat hidup. Beberapa informasi yang telaah dalam daftar pribadi antara lain
data tentang diri, baik keadaan tubuh maupun riwayat ksehatan, data tentang
kepandaian dan kecakapan yang dimiliki, data tentang sifat dan tabiat, data tentang
cita-cita dan hari depan, data keluarga, baik ayah maupun ibu, pekerjaan orang tua,
penghasilan atau alamat, data yang berhubungan dengan sekolah, dan data lain yang
dianggap perlu, misalnya kegiatan yang pernah dilakukan.
1. Kesimpulan
Teknik non tes adalah teknik evaluasi yang menggunakan alat dan atau instrument
non tes dalam mengumpulkan data, seperti observasi, wawancara, kuesioner,
inventori, skala sikap, cek, dan sejenisnya.
Observasi adalah satu teknik pengumpulan data yang digunakan dalam evaluasi
pembelajaran untuk mendapatkan informasi dengan cara mengamati perilaku siswa
dalam situasi tertentu. Melalui observasi, guru dapat mengamati, mendiskripsikan
atau mengevaluasi:
Wawancara adalah salah satu teknik pengumpulan data yang digunakan dalam
evaluasi untuk mendapatkan informasi tentang peserta didik dengan cara mengajukan
pertanyaan-pertanyaan secara lisan .
DAFTAR PUSTAKA
Djemari Mardapi. (2008). Teknik penyusunan instrument tes dan non tes. Yogyakarta:Mitra
Cendekia
Sumadi Suryabrata . (1987). Pengembangan tes hasil belajar. Jakarta:Rajawali