Anda di halaman 1dari 12

ASPEK ETIK DAN LEGAL KONSELING ONLINE

Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah


Counseling Online

Dosen Pengampu:
Aminah, S.Pd., M.M. Pd.

Oleh:

Nama Adinda Saraswati NPM. 19220054

KELAS BANJARMASIN C
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS ISLAM KALIMANTAN MUHAMMAD ARSYAD AL-
BANJARI
TAHUN 2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
limpahan rahmatnya penyusun dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu
tanpa ada halangan yang berarti dan sesuai dengan harapan.
Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada ibu Aminah, S.Pd., M.M.
Pd. sebagai dosen pengampu mata kuliah Counseling Online yang telah
membantu memberikan arahan dan pemahaman dalam penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak
kekurangan karena keterbatasan penulis. Maka dari itu penyusun sangat
mengharapkan kritik dan saran untuk menyempurnakan makalah ini. Semoga apa
yang ditulis dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.

Banjarmasin, 29 September 2021

Adinda Saraswati

i
DAFTAR IS

KATA PENGANTAR .................................................................................... i

DAFTAR ISI ................................................................................................... ii

BAB I: PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ........................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................... 3

1.3 Tujuan Penulisan ........................................................................................ 3

BAB II: PEMBAHASAN

2.1 Aspek Etika dalam Bimbingan Konseling ................................................. 4

2.2 Aspek Legal atau Profesional dalam Bimbingan Konseling...................... 6

BAB III: PENUTUP

3.1 Kesimpulan ................................................................................................ 8

3.2 Saran ........................................................................................................... 8

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 9

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kata ”etika” dalam bahasa Inggris ”ethics” artinya ilmu pengetahuan
tentang asas-asas akhlak; hal tingkah laku dan kesusilaan. Dalam bahasa Yunani
kuno “Ethos” berarti timbul dari kebiasaan adalah cabang utama filsafat yang
mempelajari nilai atau kualitas yang menjadi studi mengenai standar dan penilaian
moral. Namun dalam bahasa Indonesia etik dan etika diartikan berbeda. Kata
“etik” mempunyai dua arti yaitu 1) kumpulan asas atau nilai yang berkenaan
dengan ahlak; 2) nilai mengenai benar dan salah yang dianut suatu golongan atau
masyarakat. Sementara etika adalah ilmu tentang apa yang baik dan apa yang
buruk dan tentang hak dan kewajiban moral (akhlak).
Arti etika telah banyak dikemukakan beberapa ahli berikut. Pertama, etika
adalah bagian dari filsafat yang mengajarkan keseluruhan budi (baik dan buruk);
Kedua, etika adalah filsafat tentang nilai, kesusilaan, tentang baik dan buruk, juga
merupakan pengetahuan tentang nilai-nilai itu sendiri; Ketiga, etika ialah studi
tentang tingkah laku manusia, tidak hanya menentukan kebenarannya
sebagaimana adanya, tetapi juga menyelidiki manfaat atau kebaikan dari seluruh
tingkah-laku manusia; Keempat, etika ialah ilmu yang menyelidiki mana yang
baik dan mana yang buruk dan memperlihatkan amal perbuatan manusia sejauh
yang dapat diketahui oleh akal pikiran; Kelima, menurut Van Hoose & Kottler,
1985 dalam Gladding (2012:66) mendefinisikan etika (ethics) sebagai ilmu
filsafat mengenai tingkah laku manusia dan pengambilan keputusan moral.
Sekurang-kurangnya ada empat alasan mengapa etika perlu. Pertama, tidak
ada kesatuan tatanan normatif msehingga kita berhadapan dengan banyak
pandangan moral yang sering saling bertentangan. Dalam situasi demikian kita
sering bingung, tatanan norma dan pandangan moral mana yang harus diikuti.
Untuk mencapai suatu pendirian dalam pergolakan pandangan-pandangan moral
tersebut, etika diperlukan. Kedua, etika diperlukan untuk membantu kita agar
1
2

tidak kehilangan orientasi dalam situasi transformasi ekonomi, sosial, intelektual


dan budaya tradisional ke modern dan dapat menangkap makna hakiki dari
perubahan nilai-nilai serta mampu mengambil sikap yang dapat
dipertanggungjawabkan. Ketiga, etika dapat membuat kita sanggup untuk
menghadapi ideologi baru secara kritis dan objektif serta untuk membentuk
penilaian.
Terjadinya kemajuan teknologi pada saat ini menuntut setiap bidang
berbasis teknologi, maka dari itu menuntut bimbingan konseling sebagai profesi
yang sedang berkembang di Indonesia untuk menggunakan teknologi informasi
sebagai media mempermudah dalam melakukan kegiatan profesinya. Pelayanan
melalui Teknologi Informasi dan Komunikasi sangat mudah untuk diakses,
ditambah dengan tidak membutuhkan biaya transportasi yang sangatlah
merepotkan. Dengan adanya teknologi, pelayanan bimbingan dan konseling jadi
bersifat anonim.
Bertambahnya kemajuan teknologi ini pun, menjadi mempermudah akses
klien dalam melakukan konseling. Dengan melalui konseling online, klien lebih
mau terbuka berbicara. Konselor pun dapat menyesuaikan terhadap kesiapan klien
dalam mengambil tindakan yang diperlukan. Setelah mulai membuka komunikasi
via teknologi informasi dan komunikasi awal, maka konselor berinisiatif untuk
memulai semua kontak berikutnya. Melalui pelayanan TIK, format dalam proses
pelayanan pun menggunakan protokol yang terstruktur. Yang kita kenal dengan
konseling, yang pada saat ini konseling sudah dilakukan dengan menggunakan
fasilitas internet yang biasa kita sebut dengan E-therapy yang memungkinkan
tidak pernah bertatap mukanya antara konselor dan klien. Maka dari itu penulis
memilih judul makalah ini dengan “Aspek Etik dan Legal Konseling Online”
3

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan uraian di atas maka rumusan masalah dalam penulisan
makalah ini yaitu :
1. Apa saja aspek etika dalam bimbingan konseling?
2. Apa saja aspek legal dalam bimbingan konseling?
1.3 Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini sebagai berikut :
1. Mengetahui aspek etika dalam bimbingan konseling.
2. Mengetahui aspek legal dalam bimbingan konseling.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Aspek Etika dalam Bimbingan Konseling


Etika secara etimologi berasal dari bahasa yunani yaitu “ethos / ta etha”
yang berarti karakter, watak kesusilaan atau adat kebiasaan (Custom) yaitu cabang
utama filsafat yang mempelajari nilai atau kualitas yang menjadi studi mengenai
standar dan penilaian moral, di mana etika berhubungan erat dengan konsep
individu atau kelompok sebagai alat penilai kebenaran atau evaluasi terhadap
sesuatu yang telah dilakukan.
Etika biasanya berkaitan erat dengan perkataan moral yang merupakan
istilah dari bahasa Latin, yaitu “Mos” dan dalam bentuk jamaknya “Mores”, yang
berarti juga adat kebiasaan atau cara hidup seseorang dengan melakukan
perbuatan yang baik ( kesusilaan ), dan menghindari hal-hal tindakan yang buruk.
Dalam kamus besar bahasa Indonesia (1998) merumuskan etika dalam tiga
arti, sebagai berikut:

1. Ilmu tentang apa yang baik dan buruk, tentang hak dan kewajiban moral
2. Kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan ahklak
3. Kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan ahklak
Menurut Profesor Robert Salamon, etika dapat dikelompokkan menjadi
dua definisi, yaitu:
1. Etika merupakan karakter individu : bahwa orang yang beretika adalah
orang yang baik.
2. Etika merupakan hukum sosial : etika merupakan hukum yang mengatur,
mengendalikan serta membatasi perilaku manusia.
Etik yang lebih dikenal dengan aturan atau tata cara dalam suatu konteks
dapat dikaitkan dengan bimbingan dan konseling yang pelayanannya ditunjang
oleh teknologi informasi. Dalam etika praktik konseling profesional melalui TIK
adalah mengacu pada hukum dan kode etik konsultasi online, yang
memberitahukan konseli tentang metode konseling juga menginformasikan proses
konsultasi. Untuk menghindari kemungkinan penipuan atau main-main dalam
4
5

melakukan proses konseling, maka dapat memperjelas identitas konselor atau


konseli.
Etika Profesi Bimbingan dan Konseling adalah kaidah-kaidah perilaku
yang menjadi rujukan bagi konselor dalam melaksanakan tugas atau
tanggungjawabnya memberikan layanan bimbingan dan konseling kepada konseli.
Kaidah-kaidah perilaku yang dimaksud adalah:

 Setiap orang memiliki hak untuk mendapatkan penghargaan sebagai


manusia dan mendapatkan layanan konseling tanpa melihat suku bangsa,
agama, atau budaya.
 Setiap orang/individu memiliki hak untuk mengembangkan dan
mengarahkan diri.
 Setiap orang memiliki hak untuk memilih dan bertanggung jawab terhadap
keputusan yang diambilnya.
 Setiap konselor membantu perkembangan setiap konseli, melalui layanan
bimbingan dan koseling secara profesional.
 Hubungan konselor-konseli sebagai hubungan yang membantu yang
didasarkan kepada kode etik (etika profesi).
Kode Etika adalah seperangkat standar, peraturan, pedoman, dan nilai
yang mengatur mengarahkan perbuatan atau tindakan dalam suatu nilai yang
mengatur mengarahkan perbuatan atau tindakan dalam suatu perusahaan, profesi,
atau organisasi bagi para pekerja atau anggotanya, dan interaksi antara para
pekerja atau anggota dengan masyarakat.
Kode Etik Bimbingan dan Konseling Indonesia merupakan landasan moral
dan pedoman tingkah laku profesioanl yang dijunjung tinggi, diamalkan, dan
diamankan oleh setiap anggota profesi Bimbingan dan Konseling Indonesia. Kode
Etik Bimbingan dan Konseling Indonesia wajib dipatuhi dan diamalkan oleh
pengurus dan anggota organisasi tingkat nasional, provinsi, dan kabupaten/kota
(Anggaran Rumah Tangga ABKIN, Bab II, Pasal 2).
6

Pada saat ini konselor sedunia menggunakan KEK dari lembaga yang
bernama American Consuler Association (ACA). Akan tetapi banyak negara yang
mengadopsi KEK dari amerika serikat tersebut lalu mengadakan penyesuaian
dengan kondisi negaranya, terutama dalam hal aspek-aspek Agama, Budaya, dan
kondisi masyarakatnya. Hal itu juga terjadi di Indonesia dimana KEK dari ACA
tersebut kita saring dan kita sesuaikan dengan kondisi negara kita namun
demikian masyarakat konseling harus mempelajari KEK dari ACA tersebut
karena mengandung dasar-dasar penting didalam konseling.
2.2 Aspek Legal atau Profesional dalam Bimbingan Konseling
Profesional adalah orang yang memiliki profesi atau pekerjaan yang
dilakukan dengan memiliki kemampuan yang tinggi dan berpegang teguh kepada
nilai moral yang mengarahkan serta mendasari perbuatan. Atau definisi dari
profesional adalah orang yang hidup dengan cara mempraktekan suatu
keterampilan atau keahlian tertentu yang terlibat dengan suatu kegiatan menurut
keahliannya.

1. Kualifikasi, Kompetensi, Dan Kegiatan Profesional Konselor


2. Kualifikasi
3. Sarjana pendidikan (S-1) dalam bidang Bimbingan dan Konseling.
4. Berpendidikan profesi konselor (PPK).
5. Kompetensi
Sosok utuh kompetensi konselor terdiri atas dua komponen yang berbeda
namun terintegrasi dalam praksis sehingga tidak bisa dipisahkan yaitu kompetensi
akademik dan kompetensi profesional. Kompetensi tersebut dijabarkan seperti
berikut.
1. Memahami secara mendalam konseli yang hendak dilayani
 Menghargai dan menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan, individualitas,
kebebasan memilih, dan mengedepankan kemaslahatan konseli dalam
konteks kemaslahatan umum
 Mengaplikasikan perkembangan fisiologis dan psikologis serta perilaku
konseli
7

2. Menguasai landasan teoretik bimbingan dan konseling


 Menguasai teori dan praksis Pendidikan
 Menguasai esensi pelayanan bimbingan dan konseling dalam jalur, jenis,
dan jenjang, satuan Pendidikan
 Menguasai konsep dan praksis penelitian dalam bimbingan dan konseling
 Menguasai kerangka teoretik dan praksis bimbingan dan konseling
3. Menyelenggarakan bimbingan dan konseling yang memandirikan
 Merancang program Bimbingan dan Konseling
 Mengimplementasikan program Bimbingan dan Konseling yang
komprehensif
 Menilai proses dan hasil kegiatan Bimbingan dan Konseling.
 Menguasai konsep dan praksis asesmen untuk memahami kondisi,
kebutuhan, dan masalah konseli
4. Mengembangkan pribadi dan profesionalitas secara berkelanjutan
 Beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
 Menunjukkan integritas dan stabilitas kepribadian yang kuat
 Memiliki kesadaran dan komitmen terhadap etika professional
 Mengimplementasikan kolaborasi intern di tempat bekerja
 Berperan dalam organisasi dan kegiatan profesi bimbingan dan konseling
 Mengimplementasikan kolaborasi antarprofesi
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Kode Etika adalah seperangkat standar, peraturan, pedoman, dan nilai
yang mengatur mengarahkan perbuatan atau tindakan dalam suatu nilai yang
mengatur mengarahkan perbuatan atau tindakan dalam suatu perusahaan, profesi,
atau organisasi bagi para pekerja atau anggotanya, dan interaksi antara para
pekerja atau anggota dengan masyarakat.
Profesional adalah orang yang memiliki profesi atau pekerjaan yang
dilakukan dengan memiliki kemampuan yang tinggi dan berpegang teguh kepada
nilai moral yang mengarahkan serta mendasari perbuatan. Atau definisi dari
profesional adalah orang yang hidup dengan cara mempraktekan suatu
keterampilan atau keahlian tertentu yang terlibat dengan suatu kegiatan menurut
keahliannya.
3.2 Saran
Dalam penyusunan makalah ini, penulis menyadari masih terdapat
kelemahan-kelemahan. Untuk itu, penulis sangat mengharapkan saran dan
masukan dari para pembaca demi kesempurnaan makalah ini dikemudian hari.
Atas saran dan masukannya, Penulis selaku Penyusun makalah mengucapkan
terimakasih.

8
9

DAFTAR PUSTAKA

Dr. Hunainah, MM (2016). Etika Profesi Bimbingan Konseling. Penerbit Rizqi


Press. Bandung.
https://azmanbahauddin.wordpress.com/2012/12/01/isu-etik-dan-legal-dalam-
pelayanan-bk/
https://anjazlagua.wordpress.com/2016/12/26/aspek-etik-dan-legal-konseling/

Anda mungkin juga menyukai