Anda di halaman 1dari 6

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Keterampilan pemecahan masalah merupakan hal yang sangat penting, karena sistem
pembelajaran matematika pada ini sangat menekankan pada penggunaan keterampilan
pemecahan masalah siswa dalam proses belajar dan pembelajaran untuk mencapai tujuan yang
telah ditentukan. Tetapi dalam kegiatan pembelajaran siswa tidak hanya dituntut terampil saja
tapi juga memperoleh hasil belajar yang baik, karena keterampilan pemecahan masalah dalam
pembelajaran dapat menciptakan situasi yang baru, tidak monoton dan menarik sehingga siswa
akan lebih terlibat dalam kegiatan pembelajaran yang dilakukan.Kurangnya keterampilan
pemecahan masalah di dalam kelas dapat terjadi karena strategi pembelajaran yang digunakan
dalam mengajar kurang tepat. Guru dalam melaksanakan proses belajar harus mampu memilih
strategi pembelajaran yang tepat.

Di dalam proses belajar mengajar keterampilan pemecahan masalah siswa sangat


diperlukan agar tercipta suasana belajar yang lebih efektif dan dapat mencapai hasil yang
optimal. Agar tercipta suasana tersebut maka guru diharapkan dapat lebih meningkatkan mutu
mengajarnya dan lebih memberikan kesempatan kepada siswanya untuk berkembang dalam
memecahkan masalah, sehingga bukan hanya guru yang aktif di dalam kelas tetapi juga
mendorong siswa untuk lebih aktif dalam memecahkan masalah.

Tingkat keterampilan pemecahan masalah siswa cenderung rendah, permasalahan dalam


hal ini adalah rendahnya intensitas belajar siswa pada saat pembelajaran, hal ini terjadi karena
dalam proses belajar mengajar guru cenderung untuk memberitahukan segala sesuatunya kepada
siswa tanpa melibatkan siswa secara langsung, sehingga siswa malas untuk belajar. Guru juga
kurang memberi tugas atau latihan-latihan soal yang bersifat pemecahan masalah. Guru juga
kurang memberi tugas atau latihan-latihan soal yang bersifat pemecahan masalah. Gaya
mengajar guru masih konvensional belum mendorong siswa berani mengemukakan apa yang
ada dalam perkiraannya yang dapat membuat siswa pasif dan mempertebal rasa takut.

Keterampilan pemecahan masalah siswa di dalam mengerjakan soalsoal latihan yang


diberikan guru juga masih sangat kurang. Banyak siswa terlihat malas untuk mengerjakan soal-
soal latihan, bahkan mungkin mereka mencontek pekerjaan temannya tanpa berusaha untuk
menyelesaikan dahulu
dan biasanya siswa baru akan menulis setelah soal telah diselesaikan atau dikerjakan oleh guru.
Proses pembelajaran yang kurang adanya keterampilan pemecahan masalah siswa akan
berdampak pada rendahnya hasil belajar siswa. Oleh sebab itu upaya-upaya untuk meningkatkan
keterampilanm pemecahan masalah siswa harus dilakukan. Keterlibatan siswa dalam melakukan
kegiatan belajar mengajar dapat tertampung dalam ingatan siswa. Setiap konsep akan lebih
mudah untuk dipahami dan diingat apabila disajikan dengan metode dan cara yang tepat.
Sehingga tidak membuat siswa merasa jenuh dan bosan sehingga siswa akan lebih aktif dan
bersemangat dalam belajar matematika. Dari permasalah tersebut siswa merasa malas pada guru
mata pelajaran matematika, mereka menganggap matematika pelajaran yang sulit, oleh karena
itu siswa malas mengikuti pelajaran matematika.

B. RUMUSAN MASALAH
Dari latar belakang diatas dapat kita ambil rumusan masalah :
1. Mengidentifikasi masalah pembelajaran keterampilan dalam pemecahan masalah matematika.
2. Menetukan strategi pemecahan masalah pembelajaran keterampilan dalam pembelajaran
matematika.
C. TUJUAN PENULISAN
1. Agar dapat mengetahui dan mengidentifikasi masalah pembelajaran keterampilan dalam
pemecahan masalah matematika.
2. agar dapat mengetahui bagaimana strategi pemecahan masalah pembelajaran keterampilan
dalam pembelajaran matematika

PEMBAHASAN
A. Keterampilan
Keterampilan adalah kemampuan untuk melakukan sesuatu dengan baik, cepat dan tepat.
Keterampilan akan dapat dicapai atau ditingkatkan dengan latihan dan tindakan secara
berkesinambungan.
B. Pembelajaran Matematika
Pembelajaran matematikan adalah proses, cara atau perbuatan yang menjadikan orang
untuk belajar mengenai matematika.
C. Keterampilan Pembelajaran Matemtika
keterampilan pembelajaran matemtika adalah kemampuan seseorang dalam memalukan
pemecahan masalah berhitung dengan bail dan tepat. Keterampilan pembelajaran matematika
ditunjukkan.
D. Masalah Keterampilan Dalam Pemecahan Masalah Matematika
Matematika memilki perana penting dalam berbagai aspek di kehidupan. Banyak
permasalahan dan kegiatan hidup yang harus diselesaikan dengan menggunakan ilmu matematika
seperti menghitung, mengukur dll. Peran matematika sekarang ini semakin penting karena banyak
informasi yang disampaikan dalam bnahsa matematika seperti tabel, grafik, diagram, dan
persamaan. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk memahami dan mengusai informasi yang
berkembang pesat yaitu dengan penguasaan matematika yang kuat sejak saat ini. Menyadari
pentingnya matematika, maka belajar matematika seharusnya menjadi kebutuhan dan kegiatan
yang menyenangkan.
Namun pada kenyataannya belajar matematika sering dianggap sebagai sesuatu yang
menakutkan dan membosankan, hal ini terjadi karena selama ini belajar matematika cenderung
berupa menghiutng angka yang seolah-olah tidak ada makna dan kaitannya dengan peningkatan
dengan kemampuan berpikir untuk memecahakn berbagai masalah persoalan. Padahal dengan
belajar matematika, kita dilatih untuk senantiasa untuk berpikir logis dan kritis untuk
memecahklan permasalahan, serta dapat melatih kejujuran, ketekutan ,dan keuletan. Namun pada
dasarnya terdapat beberapa permasalahan pokok dalam keterampilan dalam pembelajaran
matematika matematika disekolah yang kita hadapi saat ini, yaitu :
1. Kemampuan siswa dalam memahami masalah masih sangat rendah.
2. Hanya sebagian kecil siswa yang mampu merencanakan cara penyelesaian.
3. Hanya sebagian kecil siswa yang mampu menafsirkan hasil akhirnya
4. Kurangnya keterampilan siswa dalam penggunaan media berbasis ICT
5. Pengaruh kelas dalam pembelajaran.tidak mampu belajar dengan spesifik.
6. Peserta didik kurang termotivasi untuk berfikir kritis dan kurang aktif
Faktor yang menyebabkan rendahnya keterampilan pemecahan masalah belajar
matematika adalah pembelajaran yang terpusat pada guru. Dalam penyampaian materi, guru
cenderung monoton menguasai kelas sehingga siswa kurang leluasa dalam menyampaikan ide –
idenya. Siswa kurang rajin dalam mengerjakan latihan – latihan soal. Siswa takut bertanya kepada
guru apabila kurang jelas atau tidak paham. Akibatnya keterampilan pemecahan masalah belajar
matematika kurang optimal serta perilaku belajar yang lain seperti suasana kelas yang
menyenangkan dalam pembelajaran matematika hampir tidak terlihat.
E. Sartegi pemecahan masalah keterampilan dalam pembelajaran matematika
Strategi Means Ends Analysis
1. Pengertian Strategi Means Ends Analysis (MEA)
MEA adalah variasi dari pembelajaran dengan pemecahan masalah (problem solving).
MEA merupakan metode pemikiran system yang dalam penerapannya merencanakan tujuan
keseluruhan. Tujuan tersebut dijadikan dalam beberapa tujuan yang pada akhirnya menjadi
beberapa langkah atau tindakan berdasarkan konsep yang berlaku. Pada setiap akhir tujuan, akan
berakhir pada tujuan yang lebih umum.3 MEA merupakan strategi yang memisahkan
permasalahan yang diketahui (problem state) dan tujuan tujuan yang akan dicapai (goal state)
yang kemudian dilanjutkan dengan melakukan berbagai cara untuk mereduksi perbedaan yang
ada di antara permasalahan dan tujuan. Means berarti alat atau cara bebeda yang bisa
memecahkan masalah, sementara Ends berarti akhir tujuan dari masalah.4
Dalam model pembelajaran Means Ends Analysis tujuan yang dicapai ada dalam cara dan
langkah itu sendiri untuk mencapai tujuan yang lebih umum dan rinci sehingga dapat
mengembangkan berpikir reflektif, kritis, logis, sistematis, dan kreatif pada pesrta didik.
Langkah-langkah yang dilakukan pada metode pembelajaran Means Ends Analysis menuntut
peserta didik mempunyai kemampuan untuk mengkomunikasikan ide dalam menganalisis sub-
sub masalah dan dalam memilih strategi solusi, serta membimbing peserta didik untuk
melaksanakan aspek pemecahan masalah. MEA juga digunakan sebagai salah satu cara untuk
mangklarifikasi gagasan seseorang ketika melakukan pembuktian matematis.
Means Ends Analysis merupakan strategi pemecahan masalah yang dalam hal ini
membagi masalah ke dalam masalah yang lebih sederhana, atau dari masalah yang khusus ke
masalah yang lebih umum. Sehingga dengan begitu akan mendapatkan kesimpulan atau tujuan
pembelajaran yang lebih dipahami dan dimengerti.
2. Ciri – Ciri Pembelajaran Means Ends Analysis
a. Memotivasi peserta didik untuk saling bekerjasama, berpartisipasi aktif, dan menarik
perhatian peserta didik dalam kegiatan pembelajaran, sehingga materi pelajaran yang
dipelajari lebih mudah dipahami.
b. Peserta didik mampu meningkatkan kemampuan pemecahan masalah, mampu berpikir
kreatif dan cermat sehingga memperoleh pengalaman belajar yang lebih bermakna
dalam pembelajaransehingga dapat meningkatkan hasil belajar matematika peserta
didik.
c. Peserta didik tidak akan dinilai berdasarkan hasil saja, namun berdasarkan proses
pengerjaan.
d. Peserta didik dituntut untuk mengetahui apa tujuan yang hendak dicapai atau masalah
apa yang hendak diselesaikan dan memecahkan suatu masalah ke dalam dua atau lebih
subtujuan dan kemudian dikerjakan berturut-turut pada masing-masing subtujuan
tersebut.
e. Pembelajaran MEA ini memusatkan pada perbedaan antara pernyataan dari suatu
masalah dengan tujuan yang hendak dicapai
3. Tujuan Pembelajaran Means Ends Analysis
Model pembelajaran Means Ends Analysis merupakan metode pemikiran system yang dalam
penerapanya merencanakan tujuan keseluruhan yaitu sebagai berikut:
a. Meningkatkan kemampuan peserta didik dalam mengembangkan konsep yang
dimilikinya serta penguasaan peserta didik terhadap materi yang akan dibelajarkan.
b. Melatih peserta didik untuk mampu berpikir secara cermat dalam menyelesaikan
masalah.
c. Mengembangkan berpikir reflektif, kritis, logis, sistematis, dan kreatif.
d. Meningkatkan hasil belajar dengan kerjasama kelompok.
4. Kelebihan Dan Kekurangan Pembelajaran Means Ends Analysis
Model Means Ends Analysis (MEA) memiliki kelebihan sebagai berikut:5
a. Peserta didik dapat terbiasa memecahkan/menyelesaikan soal-soal pemecahan masalah.
b. Peserta didik berpartisipasi lebih aktif dalam pembelajaran dan sering mengekspresikan
idenya.
c. Peserta didik memiliki kesempatan lebih banyak dalam memanfaatkan pengetahuan dan
ketrampilan.
d. Peserta didik dengan kemampuan rendah dapat merespons permasalahan dengan cara
mereka sendiri.
e. Peserta didik memiliki pengalaman banyak untuk menentukan sesuatu dalam menjawab
pertanyaan melalui diskusi kelompok.
f. MEA memudahkan peserta didik dalam memecahkan masalah.
Model Means Ends Analysis (MEA) selain memiliki kelebihan juga memiliki kelemahan
sebagai berikut:6
a. Membuat soal pemecahan masalah yang bermakna bagi peserta didik bukan merupakan
hal yang mudah.
b. Mengemukakan masalah yang langsung dapat dipahami peserta didik sangat sulit
sehingga banyak peserta didik yang mengalami kesulitan bagaimana merespons masalah
yang diberikan.
c. Lebih dominannya soal pemecahan masalah terutama soal yang terlalu sulit untuk
dikerjakan, terkadang membuat peserta didik jenuh.
d. Sebagian peserta didik bisa merasa bahwa kegiatan belajar tidak menyenagkan karena
kesulitan yang mereka hadapi.
5. Langkah-langkah dalam strategi Means Ends Analysis
a. Guru dan Siswa secara bersama-sama membahas materi.
b. Guru dan siswa membahas contoh soal dan dipecahkan bersama-sama.
c. Guru memberikan contoh soal pada siswa kemudian membimbing siswa memecahkan
suatu masalah ke dalam dua atau lebih subtujuan dan kemudian dikerjakan berturut-turut
pada masing-masing subtujuan tersebut.
d. Guru membimbing siswa mengidentifikasi perubahan bentuk soal atau permasalahan
pada setiap sub tujuan.
e. Guru mengamati pekerjaan siswa dalam memcahkan masalah yang diberikan.
f. Guru dan siswa bersama-sama mengurangi masalah atau soal padasetiap sub tujuan.
g. Guru bersama siswa mengulangi kegiatan tersebut sampai tujuan akhir terpenuhi.
h. Siswa mengerjakan soal-soal yang diberikan oleh guru.
i. Guru mempersilahkan siswa untuk menuliskan jawaban serta
j. menjelaskan didepan kelas secara bergantian.
k. Siswa yang berani maju akan mendapatkan poin tambahan.
l. Setelah pembahasan soal selesai, Guru menentukan siswa dengan nilai tertinggi.
m. Siswa yang memperoleh nilai tertinggi akan mendapatkan reword.

Anda mungkin juga menyukai