Oleh :
Abstract
The State recognizes and protects the human rights of every individual without distinction
of background, so that everyone has the right to be treated equally before the law. In an
effort to to realize the principles of the rule of law in the society and state, the role and
function of advocates as the profession that is free, independent, and responsible, besides
the judiciary and law enforcement agencies such as police and prosecutors. Through the
legal services provided, advocate stints the profession for justice under the law for the
benefit of justice seekers, including efforts to empower communities to realize their
fundamnental rights before the law .
Abstrak
Negara mengakui dan melindungi hak asasi manusia setiap individu tanpa membedakan
latar belakangnya, sehingga semua orang memiliki hak untuk diperlakukan sama dihadapn
hukum. Dalam usaha mewujudkan prinsip-prinsip Negara hukum tersebut dalam
kehidupan bermasyarakat dan bernegara, peran dan fungsi advokat sebagai profesi yang
bebas, mandiri, dan bertanggung jawab merupakan hal yang penting, di samping lembaga
peradilan dan instansi penegak hukum seperti kepolisian dan kejaksaan. Melalui jasa
hukum yang diberikan, advokat menjalankan tugas profesinya demi tegaknya keadilan
berdasarkan hukum untuk kepentingan masyarakat pencari keadilan, termasuk usaha
memberdayakan masyarakat dalam menyadari hak-hak fundamnental mereka di depan
hukum.
A. PENDAHULUAN
mengakui dan melindungi hak asasi setiap semua orang maka harus diimbangi pula
belakangnya, sehingga semua orang treatmet) bagi semua orang. Jika ada dua
sama oleh hakim tersebut (audi et alteram peran dan fungsi advokat sebagai profesi
yang diartikan secara dinamis ini jawab merupakan hal yang penting, di
adanya akses untuk memperoleh keadilan penegak hukum seperti kepolisian dan
(access to justice) bagi semua orang tanpa kejaksaan. Melalui jasa hukum yang
tanpa kecuali. Apakah orang mampu atau menyadari hak-hak fundamnental mereka
memperoleh akses kepada keadilan1. Hal profesi advokat sehingga advokat dijuluki
18 Tahun 2003 tentang Advokat dan juga terhormat2. Hal ini karena advokat
Dalam usaha mewujudkan prinsip- belakang ras, warna kulit, agama, budaya,
1
Frans Hendra Winarta, tt, “Paradigma 2
Todung Mulya Lubis, 2008, Catatan
Bantuan Hukum Sekarang Harus Banting Setir”, Hukum Todung Mulya Lubis, Mengapa Saya
http : www/bantuan-hukum/.com , diakses pada 7 Mencintai Negeri Ini, Penerbit Kompas Media
April 2014. Nusantara, Jakarta, hal. 102.
Jurnal Advokasi Vol. 5 No.2 September 2015 157
sosio-ekonomi, kaya/ misksin, keyakinan dalam mewujudkan prinsip justice for all
memberikan bantuan hukum bagi orang yang melekat ada setiap individu manusia,
advokat sejalan dengan prinsip justice for berperan, baik dari kompetensi maupun
all dan persamaan di depan hukum dan kewenangan dalam menjalankan fungsi
hak untuk didampingi oleh advokat tanpa bantuan hukum tersebut. Oleh karena
suasana sistem hukum pidana yang belum bantuan hukum bagi orang atau kelompok
mencapai titik keterpaduan (integrated miskin atau tidak mampu secara ekonomi.
tersangka atau terdakwa disiksa, bantuan hukum bagi orang atau kelompok
hukum yang adil) yang memperhatikan memberikan bantuan hukum secara cuma-
hak-hak tersangka atau terdakwa. cuma kepada pencari keadilan yang tidak
process of law dan equality before the law warga neraga mendapat perlakuan yang
peradilan yang sangat birokratis, mahal, tanpa terkecuali (justice for all/accessible
sama pada saat berurusan dengan hukum, sangat-sangat tidak memadai, kalau tidak
kaya dan mempunyai kekuasaan, dengan bantuan hukum yang dilakukan oleh
dan tidak mampu untuk membayar RI No. 18 Tahun 2003 Tentang Advokat,
tidak ada perlakuan yang sama dimuka profesi advokat, justru “memberangus”
Problem dasar yang muncul adalah tidak golongan masyarakat tidak mampu.
perlakuan yang sama dimuka hukum, luasnya bagi pemberian bantuan hukum
dapat diakses oleh semua warga negara masyarakat miskin, semangatnya adalah
meskipun diakui sebagai provesi yang yang dijual, sehingga sudah seperti
praktek yang ada selama ini, pelayanan tanggung jawab advokat dan negara
advokat jauh dari jangkauan kelompok dalam pemberian bantuan hukum secara
yang cuku lebar dengan harapan untuk dapat dikemukakan yaitu sebagai berikut :
bantuan hukum sudah mendekati sebuah negara dan advokat dalam pemberian
saja ia berada dan juga semua orang sama Covenant On Civil and Political Right
Sejalan dengan UUD NRI Tahun UUD NRI Tahun 1945, DUHAM, ICCPR
1945 dan Deklarasi tersebut, di dalam serta UU HAM Tahun 1999 tersebut di
tentang Hak Asasi Manusia, ditegaskan memberikan hak atas jaminan perlakuan
bahwa setiap orang, tanpa diskriminasi, yang sama di muka hukum bagi setiap
pengaduan, dan gugatan, baik dalam pemberian bantuan hukum secara cuma-
perkara pidana maupun dalam perkara cuma bagi orang atau kelompok
melalui proses peradilan yang bebas dan Konkretisasi pemberian bantuan hukum
tidak memihak, sesuai dengan hukum secara cuma-cuma tersebut dalam tataran
obyektif oleh hakim yang jujur dan adil perkembangannya mengalami derivasi
yang sama dihadapan pengadilan dan konsepsi bantuan hukum yang terjadi
Cuma kepada klien yang tidak mampu, kuasa, mewakili, mendampingi, membela
bantuan hukum secara cuma-cuma, yaitu diatur secara parsial dan masih dalam
jasa hukum yang diberikan advokat tanpa bentuk konsep bantuan hukum individual
tindakan hukum lain untuk kepentingan setiap anak yang menjadi korban atau
pencari keadilan yang tidak mampu. pelaku tindak pidana berhak untuk
2003 tentang Advokat tersebut, pemberi laiinya secara efektif dalam setiap tahapan
hukum, hanya dimaknai pada klien yang terjadi selama ini masih berfsifat
Pasal 1 angka (3) UU RI No. 18 Tahun pengaturan yang bersifat parsial dan tidak
2003 sebagai orang, badan hukum, atau tersistem membawa pada suatu kondisi
lembaga lain yang menerima jasa hukum belum terwujudnya suatu perubahan
dari advokat, sedangkan jasa hukum yang sosial yang berkeadilan dan kesadaran
dimaksud adalah jasa yang diberikan hukum masyarakat serta mudahnya akses
Berkaca pada kondisi tersebut dan juga miskin yang menghadapi masalah hukum
dalam rangka untuk mewujudkan negara baik perdata, pidana, maupun tata usaha
hukum yang mengakui dan melindungi negara, baik litigasi maupun nonlitigasi.
serta menjamin hak asasi warga negara Melihat konsepsi bantuan hukum
dan kesamaan dihadapan hukum, maka Tahun 2011 tentang Bantuan Hukum,
peran Negara hadir dalam membentuk UU maka bantuan hukum yang dimaksud
hukum, yaitu bahwa bantuan hukum pemerataan akses bantuan hukum dan
selain bertujuan untuk menjamin dan juga ada bentuk penyuluhan hukum,
memenuhi hak bagi orang atau kelompok konsultasi hukum, penelitian hukum dan
dilaksanakan secara merata di seluruh Hukum, dan turut sertanya negara dalam
konsep tersebut diimplementasikan dalam various” yaitu pada dasarnya terdapat dua
berbgai bentuk antara lain memberikan model (sistem) bantuan hukum yaitu :
suatu hak yang diberikan kepada kesejahteraan ini lebih luas, hal ini
bantuan hukum pembentukan dan kliennya baik secara litigasi maupun non
masyarakat yang cerdas hukum yang Salah satu hal lain yang menarik
pengadilan, namun sangat penting, tidak merata di seluruh pelosok dan hanya
Justru karena profesi advokat mengerti terdapatnya akses bagi masyarakat untuk
atau warga negara yang lainnya. Dalam melanda advokat dalam memberikan
perubahan politik atau ekonomi, dan Hukum Tahun 2008 dan Surat Edaran
sering masuk menjadi pimpinan gerakan MA No. 10 Tahun 2010 tentang Pedoman
lembaga bantuan hukum yang ada pada bantuan hukum secara individual dan
hal ini memudahkan masyarakat untuk kualitas bantuan hukum yang dihasilkan,
advokat yang tidak merata diseluruh objek yang diatur sebagai pemberi
pelosok tanah air sehingga akses bantuan hukum adalah lembaga bantuan
diakuinya peran paralegal, dosen dan kolektif dan bukan gerakan individual
cuma-cuma. Diakuinya para legal, dosen pendapat atau pernyataan dalam membela
RI No. 16 Tahun 2011 memberi peluang di dalam sidang pengadilan hukum dapat
Pasal 6 ayat (2) UU No. 16 Tahun 2011 a. Konsepsi bantuan hukum yang terjadi