Anda di halaman 1dari 18

EVALUASI KURIKULUM DAN PERUBAHAN KURIKULUM

Makalah
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Pengembangan
Kurikulum dan Pembelajaran
pada Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
UIN Alauddin Makassar

Oleh Kelompok III :


Muhammad Fahmi
Aedil Akbar
Abdul Barakah Harum
Sarindah
Nurwahyudinastia
Misnawati

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN


UIN ALAUDDIN MAKASSAR
2021
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh..

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah Swt., karena atas limpahan nikmat-Nya
berupa nikmat Iman, Islam serta Kesehatan sehingga dapat menyelesaikan makalah ini tepat
waktu. Shalawat serta salam selalu dihaturkan kepada junjungan nabi besar kita Muhammad
Saw., yang telah mengantar kita dari zaman kegelapan hingga zaman terang benderang
seperti yang kita rasakan saat ini.
Pada kesempatan kali ini, penulis akan memaparkan hasil makalah tentang “Evaluasi
dan Perubahan Kurikulum” yang berkaitan dengan penilaian, pengevaluasian kurikulum agar
ke depannya bisa mejadi lebih baik serta tujuan pendidikan bisa tercapai. Akhir kata penulis
mengucapkan terima kasih dan semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk semua pihak
yang membaca.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh..

Takalar, Mei 2021

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I
PENDAHULUAN......................................................................................................................1
A. Latar Belakang.....................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah................................................................................................................1
C. Tujuan Penulisan Makalah...................................................................................................2
BAB II
PEMBAHASAN........................................................................................................................3
A. Pengertian Evaluasi Kurikulum...........................................................................................3
B. Tujuan Evaluasi Kurikulum.................................................................................................3
C. Langkah-langkah Evaluasi Kurikulum................................................................................4
D. Objek evaluasi kurikulum....................................................................................................5
E. Peranan Evaluasi Kurikulum................................................................................................6
F. Ujian sebagai Evaluasi Sosial..............................................................................................7
G. Model-model Evaluasi Kurikulum.......................................................................................8
H. Implementasi dan Evaluasi Kurikulum..............................................................................10
I. Pentingnya Evaluasi Kurikulum........................................................................................12
BAB III
PENUTUP................................................................................................................................13
A. Kesimpulan........................................................................................................................13
B. Saran...................................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................14

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Evaluasi merupakan bagian dari system yaitu perencanaan, organisasi, pelaksanaan,
monitoring dan evaluasi. Kurikulum juga dirancang dari tahap perencanaan,
organisasi kemudian pelaksanaan dan akhirnya monitoring dan evaluasi. Tanpa
evaluasi, maka tidak akan mengetahui bagaimana kondisi kurikulum tersebut dalam
rancangan, pelaksanaan serta hasilnya. Perubahan kurikulum merupakan sebuah
keniscayaan di dalam penyelenggaraan pendidikan nasional. Hal ini dikarenakan
kebutuhan dan tuntutan zaman yang bergerak semakin dinamis, disamping problem-
problem kehidupan berbangsa dan bernegara yang perlu penyelesaian jangka panjang
melalui jalur pendidikan. Misalnya pada Kurikulum 2013 yang merupakan
penyempurnaan dari kurikulum sebelumnya yaitu Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) merupakan kurikulum yang dicanangkan dalam rangka merespon
perubahan sosial tersebut.
Kegiatan pengembangan kurikulum juga tidak akan lepas dari unsur evaluasi, karena
evaluasi merupakan salah satu komponen yang amat penting yang tidak dapat
diabaikan begitu saja. Dalam banyak hal, komponen penilaian sangat berperan dalam
menunjang keberhasilan pengembangan kurikulum, seperti yang kita ketahui,
kurikulum yang dikembangkan itu masih berupa perencanaan-perencanaan bersifat
teoritis dan abstrak. Dengan adanya evaluasi, kita akan memperoleh gambaran
mengenai keberhasilan kurikulum yang sedang dan telah dikembangkan di sekolah-
sekolah. Dari kegiatan evaluasilah akan diketahui kelebihan, kelemahan dan
kekurangan-kekurangannya.

B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas maka penulisan makalah ini
dirumuskan sebagai berikut :
1. Apa pengertian evaluasi kurikulum?
2. Apa tujuan dari evaluasi kurikulum?
3. Bagaimana langkah-langkah evaluasi kurikulum?
4. Apa saja yang menjadi objek evaluasi kurikulum?
5. Bagaimana Perananan kurikulum?

1
6. Bagaimana ujian sebagai evaluasi social?
7. Bagaimana model evaluasi kurikulum?
8. Bagaimana implementasi dan evaluasi kurikulum?
9. Bagaimana pentingnya evaluasi kurikulum?

C. Tujuan Penulisan Makalah


Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui pengertian evaluasi kurikulum
2. Untuk mengetahui tujuan dari evaluasi kurikulum
3. Untuk mengetahui langkah-langkah evaluasi kurikulum
4. Untuk mengetahui objek evaluasi kurikulum
5. Untuk mengetahui perananan kurikulum
6. Untuk mengetahui ujian sebagai evaluasi social
7. Untuk mengetahui model evaluasi kurikulum
8. Untuk mengetahui implementasi dan evaluasi kurikulum
9. Untuk mengetahui pentingnya evaluasi kurikulum

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Evaluasi Kurikulum


Chelimsky 1989 mendefinisikan evaluasi adalah suatu metode penelitian yang
sistematis untuk menilai rancangan, implementasi dan efektifitas suatu program.
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan
bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan
kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu (Pasal 1 Butir 19
UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional). Dari pengertian
evaluasi dan kurikulum di atas maka dapat disimpulkan bahwa pengertian evaluasi
kurikulum adalah
penelitian yang sistematik tentang manfaat, kesesuaian efektifitas dan efisiensi dari
kurikulum yang diterapkan. Evaluasi kurikulum adalah proses penerapan prosedur
ilmiah untuk mengumpulkan data yang valid dan reliable untuk membuat keputusan
tentang kurikulum yang sedang berjalan atau telah dijalankan. Evaluasi kurikulum
memegang peranan penting baik dalam penentuan kebijaksanaan pendidikan maupun
pada pengambilan keputusan dalam kurikulum.Hasil-hasil evaluasi kurikulum dapat
digunakan oleh para pemegang kebijaksanaan pendidikan dan para pengembang
kurikulum dalam memilih dan menetapkan kebijaksanaan pengembangan sistem
pendidikan dan pengembangan model kurikulum yang digunakan. Komponen
kurikulum yang dievaluasi juga sangat luas. Program evaluasi kurikulum bukan hanya
mengevaluasi hasil belajar siswa dan proses pembelajarannya, tetapi juga desain dan
implementasi kurikulum, kemampuan dan unjuk kerja guru, kemampuan dan
kemajuan siswa, sarana, fasilitas, dan sumber-sumber belajar, dan lain-lain.

3
B. Tujuan Evaluasi Kurikulum
Evaluasi pelaksanaan kurikulum bertujuan untuk mengukur seberapa jauh penerapan
kurikulum berstandar nasional dipakai sebagai pedoman pengembangan dan
pelaksanaan kurikulum di daerah/sekolah, sehingga pelaksanaan kurikulum dapat
dimengerti, dipahami, diterapkan dalam kehidupan sehari-hari dan dianalisa oleh
peserta didik. Evaluasi dilakukan pada setiap tahapan pelaksanaan pengembangan
kurikulum sebagai upaya untuk mengkaji ulang pelaksanaan kurikulum pada setiap
jenjang pendidikan.
Evaluasi untuk program pelaksanaan pengembangan kurikulum di daerah
memerlukan indikator keberhasilan sebagai tolak ukur pencapaian pelaksanaan
kurikulum. Indikator keberhasilan kurikulum mencakup:
a) Indikator keberhasilan sosialisasi kurikulum
b) Indikator keberhasilan penyusunan silabus
c) Indikator keberhasilan penyusunan program tahunan dan semester
d) Indikator keberhasilan penyusunan rencana pembelajaran
e) Indikator keberhasilan penyusunan bahan ajar
f) Indikator keberhasilan pelaksanaan kegiatan belajar-mengajar

Menyimak pembahasan di atas maka dapat dianalisa bahwa tujuan evaluasi kurikulum
untuk mengetahui apakah sasaran yang telah ditetapkan tercapai atau tidak setelah
kurikulum itu diimplementasikan. Selain itu, evaluasi kurikulum dimaksud juga untuk
mengetahui validitas tujuan atau sasaran kurikulum itu sendiri, termasuk penilaian
apakah kurikulum itu sesuai dengan tingkat kecerdasan pelajar atau anak didik
tertentu, apakah mode intruksional yang dipakai yang terbaik untuk mencapai tujuan
yang telah ditetapkan, apakah materi yang direkomendasikan terbaik untuk mencapai
tujuan kurikulum atau tujuan intruksional yang diinginkan.

C. Langkah-langkah Evaluasi Kurikulum


Pada dasarnya langkah-langkah dalam mengevaluasi kurikulum ada 2 langkah yaitu;
a) Tahap Persiapan
Tahap persiapan pada dasarnya menentukan apa dan bagaimana penilaian harus
dilakukan. Artinya, perlu rencana yang jelas mengenai kegiatan penilaian termasuk
alat dan sarana yang diperlukan. Ada beberapa langkah yang harus dikerjakan dalam
tahap persiapan ini, yakni;

4
1) Menyusun Term of reference (TOR) penilaian, sebagai rujukan pelaksanaan
penilaian. Dalam TOR ini dijelaskan target dan sasaran penilaian, lingkup atau
objek yang dinilai, organisasi yang menangani penilaian serta biaya
pelaksanaan penilaian.
2) Klasifikasi, artinya mengadakan penelaahan perangkat evaluasi seperti tujuan
yang ingin dicapai, isi penilaian,strategi yang digunakan, sumber data,
instrument dan jadwal penilaian.
3) Uji coba penilaian (Try-out), yakni melaksanakan teknik dan prosedur
penilaian di luar sample penilaian. Tujuan utama adalah untuk melihat
keterandalan alat-alat penilaian dan melatih tenaga penilai termasuk
logistiknya, agar kualitas data yang kelak diperoleh lebih meyakinkan
b) Tahap Pelaksanaan
Setelah uji coba dilaksanakan dan perbaikan/penyempurnaan prosedur, teknik
serta instrumen penelitian, langkah berikutnya adalah melaksanakan penilaian.
Beberapa kegiatan yang dilakukan dalam tahap pelaksanaan ini antara lain ;
Pengumpulan data di lapangan artinya melaksanakan penilaian melalui instrumen
yang telah dipersiapkan terhadap sumber data sesuai dengan program yang telah
direncanakan.
1) Menyusun dan mengolah data hasil penilaian baik data yang dihasilkan
berdasarkan persepsi pelaksana kurikulum dan kelompok sasaran
kurikulum maupun data berdasarkan hasil amatan dan monitoring penilai.
2) Menyusun deskripsi kurikulum tersebut, berdasarkan data informasi yang
diperoleh dari hasil penilaian.
3) Menentukan judgment terhadap deskripsi kurikulum berdasarkan criteria
tertentu yang telah ditentukan.judgment dapat menggunakan dua macam
logika yakni logika vertikal dan horizontal.
4) Pembahasan dan pengukuhan hasil- hasil penilaian dalam satu pertemuan
khusus yang melibatkan tim penilai dengan pelaksana kurikulum,
pengambilan keputusan dan mungkin dari unsur lain yang relevan, sangat
diperlukan, sebelum hasil–hasil tersebut dimanfaatkan.

5
a.
D. Objek evaluasi kurikulum
Objek evaluasi harus berhubungan dengan kegiatan nyata dan telah terjadi karena
tidak mungkin orang melakukan evaluasi terhadap sesuatu yang masih dlam
pikiran teoritis, kecuali orang tersebut melakukan penelitian. Objek evaluasi harus
bertitik tolak dari tujuan evaluasi itu sendiri. Hal ini dimaksudkan agar apa yang
dievaluasi relevan dengan apa yang diharapkan. Objek evaluasi kurikulum dapat
dilihat dari berbagai segi: (a) dimensi-dimensi kurikulum, mencakup dimensi
rencana, dimensi kegiatan dan dimensi hasil, (b) komponen-komponen kurikulum,
mencakup tujuan, isi, proses (metode, media, sumber lingkungan) dan evaluasi
(formatif dan sumatif) dan (c) tahap-tahap pengembangan kurikulum, mencakup
tahap perencanaan (silabus dan RPP), pelaksanaan (sekolah dan di luar sekolah),
monitoring dan evaluasi.
Objek evaluasi pembelajaran adalah sebagai berikut:
1) Tujuan pembelajaran umum atau kompetensi dasar, yatu target yang harus
dikuasai peserta didik dalam setiap pokok bahasan/topik.
2) Materi, yaitu berupa topik/pokok bahasan dan subtopic/subpokok bahasan
beserta perinciannya dlam setiap bidang studi atau mata pelajaran, materi
tersebut memiliki tiga unsur yaitu logika (benar salah, berdasarkan prosedur
keilmuan), etika(baik buruk) dan estika (keindahan).
3) Metode pembelajatran yaitu cara guru menyampaikan materi pelejaran, seperti
metode ceramah, Tanya jawab, diskusi, pemecahan masalah dll.
4) Media pembelajaran, yaitu alat-alat yang membantu untuk mempermudah
guru dalam menyampaikan isi.materi pelajaran.
5) Sumber belajar, yang meliputi pesan, orang, bahan, alat, teknik, dan latar.
6) Lingkungan, terutama lingkungan sekolah dan lingkungan kuluarga.
7) Penilaian proses dan hasil belajar, baik yang menggunkan tes maupun non-tes.
Criteria yang digunakan antara lain kesesuaiannya dengan kompetensi dasar,
hasil belajar, dan indikator: kesesuaiannya dengan tujuan dan fungsi penilaian,
unsur-unsur penting dalam penilaian, aspek-aspek yang dinilai, kesesuainnya
dengan tingkat perkembanagn peserta didik, jenis dan alat penilaian.

6
E. Peranan Evaluasi Kurikulum
Peranan evaluasi kebijaksanaan dalam kurikulum khususnya pendidikan umumnya
minimal berkenaan dengan tiga hal, yaitu:
a) Evaluasi sebagai moral judgement
Konsep utama dalam evaluasi adalah masalah nilai. Hasil dari suatu evaluasi
berisi suatu nilai yang akan digunakan untuk tindakan selanjutnya. Evaluasi bukan
merupakan suatu proses tunggal, minimal meliputi 2 kegiatan, pertama
mengumpulkan informasi dan kedua menentukan suatu keputusan.Masalah-
masalah dan konsep-konsep dalam pendidikan selalu mengalami pengembangan,
maka pertalian antara informasi pendidikan selalu mengalami perkembangan
maka pertalian antara informasi pendidikan yang diperoleh dengan keputusan
yang diambil tidak selalu sama, mengalami perkembangan pula.
b) Evaluasi dan penentuan keputusan
Pengambil keputusan dalam pendidikan atau khususnya dalam pelaksanaan
kurikulum. Pengambil keputusan dalam pelaksanaan pendidikan atau kurikulum
banyak, yaitu: guru, murid, orangtua, kepala sekolah, para inspektur, pengembang
kurikulum dan sebagainya. Siapa diantara mereka yang memegang peranan paling
besar dalam penentuan keputusan. Pada prinsipnya tiap individu di atas membuat
keputusan sesuai dengan posisinya. Pengambil keputusan dalam proses evaluasi
memegang posisi nilai yang berbeda, sesuai dengan posisinya. Salah satu
kesulitan yang dihadapi dalam penggunaan hasil evaluasi bagi pengambilan
keputusan adalah hasil evaluasi yang diterima oleh berbagai pihak pengambil
keputusan adalah sama.
c) Konsensus nilai
Dalam bagian yang terdahulu sudah dikemukakan bahwa penelitian pendidikan
dan evaluasi kurikulum sebagai perilaku sosial berisi nilai-nilai.Dalam berbagai
situasi pendidikan serta kegiatan pelaksanaan evaluasi kurikulum sejumlah nilai-
nilai dibawakan oleh orang-orang yang turut terlibat (berpartisipasi) dalam
kegiatan penilaian atau evaluasi.Para partisipan dalam evaluasi pendidikan dapat
terdiri atas orang tua, murid, guru, pengembang kurikulum, administrator, ahli
politik, ahli ekonomi, penerbit, arsitek dsb.

7
F. Ujian sebagai Evaluasi Sosial
Sejak diperkenalkan sistem ujian atau tes untuk umum di Amerika Serikat dan negara-
negara lain, pengukuran yang berbentuk umum tersebut merupakan salah satu model
evaluasi dalam pendidikan. Keberhasilan dalam ujian pengetahuan dan kemampuan
skolastik selama bertahun-tahun ditentukan oleh kemampuan mengingat fakta-fakta.
Ujian bukan saja menunjukkan nilai pengetahuan atau kemampuan secara sosial,
tetapi juga telah merupakan peraturan dari sekolah.Sistem ujian yang dilaksanakan,
lebih banyak digunakan untuk mengukur kemampuan siswa.untuk menilai gambaran
sekolah secara keseluruhan. Sedangkan untuk mengukur kemampuan siswa
digunakan istilah assessment maka untuk penilaian keseluruhan situasi sekolah lebih
tepat digunakan istilah evaluation.
Para evaluator menyadari bahwa aneka macam kerangka kerja evaluasi mempunyai
implikasi terhadap penentuan keputusan pendidikan. Barry Mc. Donald (1975),
mendasarkan argumentasinya pada anggapan dasar bahwa evaluasi merupakan
kegiatan politik. Ia membedakan adanya tiga tipe evaluasi dalam pendidikan dan
kurikulum, yaitu:
a) Evaluasi birokratik

Merupakan suatu layanan yang bersifat unconditional terhadap lembaga-lembaga


pemerintahan yang memiliki wewenang kontrol terbesar dalam alokasi sumber-
sumber pendidikan.

b) Evaluasi otokratik
Merupakan layanan evaluasi terhadap lembaga-lembaga pemerintah yang mempunyai
wewenang control cukup besar dalam mengalokasikan sumber-sumber pendidikan.
c) Evaluasi demokratik
Merupakan layanan pemberian informasi terhadap masyarakat, tentang program-
program pendidikan.

G. Model-model Evaluasi Kurikulum


Model evaluasi kurikulum sebagai fenomena sejarah merupakan suatu elemen dalam
proses sosial yang dihubungkan dengan perkembangan pendidikan. Model-model
evaluasi kurikulum diantaranya yaitu:
a) Evaluasi Model Penelitian
Model evaluasi kurikulum yang menggunakan model penelitian didasarkan atas teori
dan metode tes psikologis serta eksperimen lapangan. Eksperimen lapangan dalam

8
pendidikan, dimulai pada tahun 1930 dengan menggunakan metode yang biasa
digunakan dalam penelitian botani pertanian. Para ahli botani pertanian mengadakan
percobaan untuk ditanam pada petak-petak tanah yang memiliki kesuburan dan lain-
lain yang sama.
Dari percobaan tersebut dapat diketahui benih mana yang paling produktif.Percobaan
serupa dapat juga digunakan untuk mengetahui pengaruh tanah, pupuk dan
sebagainya terhadap produktivitas suatu macam benih. Model eksperimen dalam
botani pertanian dapat digunakan dalam pendidikan, anak dapat disamakan dengan
benih, sedang kurikulum serta berbagai fasilitas serta sistem sekolah dapat disamakan
dengan tanah dan pemeliharaannya. Untuk mengetahui tingkat kesuburan benih
(anak) serta hasil yang dicapai pada akhir program percobaan dapat digunakan tes
(pretest dan post test).
Comparative approach dalam evaluasi. Salah satu pendekatan dalam evaluasi yang
menggunakan eksperimen lapangan adalah mengadakan pembandingan antara dua
macam kelompok anak, umpamanya yang menggunakan dua metode belajar yang
berbeda. Kelompok pertama belajar membaca dengan menggunakan metode global
dan kelompok lain menggunakan metode unsur. Rancangan penelitian lapangan ini
membutuhkan persiapan yang sangat teliti dan rinci, seperti sampel, variabel yang
terkontrol, hipotesis, treatment, tes hasil belajar dan sebagainya, perlu dirumuskan
secara tepat dan rinci.
b) Evaluasi Model Objektif
Evaluasi model objektif (model tujuan) berasal dari Amerika Serikat. Perbedaan
model objektif dengan model komparatif ada dalam dua hal :
1) Dalam model objektif evaluasi merupakan bagian yang sangat penting dari
proses pengembangan kurikulum.
2) Kurikulum tidak dibandingkan dengan kurikulum lain tetapi diukur dengan
seperangkat objektif (tujuan khusus).
Beberapa persyaratan yang harus dipenuhi oleh tim pengembang model objektif,
yaitu:
1) Ada kesepakatan tentang tujuan-tujuan kurikulum.
2) Merumuskan tujuan-tujuan tersebut dalam perbuatan siswa.
3) Menyusun materi kurikulum yang sesuai dengan tujuan tersebut.
4) Mengukur kesesuaian antara perilaku siswa dengan hasil yang diinginkan.

9
Dasar-dasar teori Tylor dan Bloom menjadi prinsip sentral dalam berbagai rancangan
kurikulum dan mencapai puncaknya dalam sistem belajar berprograman dan sistem
instruksional. Sistem pengajaran yang terkenal adalah IPI (Individually Prescribed
Instruction) yaitu:
1) Tujuan-tujuan pengajaran yang disusun dalam daerah-daerah, tingkat-tingkat
dan unit-unit.
2) Suatu prosedur program testing.
3) Pedoman prosedur penulisan.
4) Materi dan alat pengajaran.
5) Kegiatan guru dalam kelas.
6) Kegiatan murid dalam kelas.
7) Prosedur pengelolaan kelas.
c) Evaluasi Model Campuran Multivariasi
Evaluasi model perbandingan dan model Tylor dan Bloom melahirkan evaluasi model
campuran multivariasi, yaitu strategi evaluasi yang menyatukan unsur-unsur dari
kedua pendekatan tersebut. Seperti halnya pada eksperimen lapangan serta usaha-
usaha awal dari Tylor dan Bloom, metode tersebut masuk kebidang kurikulum dari
proyek evaluasi.Metode-metode tersebut masuk ke bidang kurikulum setelah
komputer dan program paket berkembang yaitu tahun 1960.
Langkah-langkah model multivariasi adalah sebagai berikut:
1) Mencari sekolah yang berminat untuk dievaluasi/diteliti.
2) Melaksanakan program.
3) Sementara tim penyusun, menyusun tujuan yang meliputi semua tujuan dari
pengajaran
4) Bila semua informasi yang diharapkan telah terkumpul, maka mulailah pekerjaan
komputer.
5) Tipe analisis dapat juga digunakan untuk mengukur pengaruh dari beberapa
variabel yang berbeda.
Beberapa kesulitan yang dihadapi dalam model multivariasi yaitu:
1) Diharapkan memberikan tes statistik yang signifikan.
2) Terlalu banyaknya variabel yang perlu dihitung.
3) Model multivariasi telah mengurangi masalah control berkenaan dengan
eksperimen lapangan tetapi menghadapi masalah-masalah pembandingan.

10
H. Implementasi dan Evaluasi Kurikulum
Konsep kurikulum yang menekankan isi, memberikan perhatian besar pada analisis
pengetahuan baru yang ada, konsep situasi menuntut penilaian secara rinci tentang
lingkungan belajar dan konsep organisasi memberi perhatian besar kepada struktur
dan sekuens belajar. Perbedaan-perbedaan dalam rancangan tersebut mempengaruhi
langkah selanjutnya.

Pengembangan kurikulum yang menekankan isi, membutuhkan waktu


mempersiapkan situasi belajar dan menyatukannya dengan tujuan pengajaran yang
cukup lama. Kurikulum yang menekankan situasi, waktu untuk mempersiapkannya
lebih pendek, sedangkan kurikulum yang menekankan organisasi waktu persiapannya
hampir sama dengan kurikulum yang menekankan isi. Meskipun demikian perhatian
harus cukup banyak dipusatkan pada struktur konsep yang tidak tampak dari pada
anakisi tujuan yang tampak.

Model evaluasi kaitannya dengan teori kurikulum. Perbedaan konsep dan strategi
pengembangan dan penyebaran kurikulum, juga menimbulkan perbedaan dalam
rancangan evaluasi. Model evaluasi yang bersifat komparatif menekankan pada
objektif sangat sesuai bagi kurikulum yang bersifat rasional dan menekankan isi.
Dalam kurikulum yang menekankan situasi sukar disusun evaluasi yang bersifat
komparatif, karena konteksnya bukan terhadap guru atau satutujuan, tetapi terdapat
banyak tujuan.

Pada kurikulum yang menekankan organisasi, tugas evaluasi lebih sulit lagi, karena
isi dan hasil kurikulum bukan hal yang utama, yang utamanya adalah aktivitas dan
kemampuan siswa. Salah satu pemecahan bagi masalah ini adalah dengan pendekatan
yang bersifat eklektik seperti dalam proyek kurikulum Humaniti dari CARE. Dalam
proyek itu dicariperbandingan materi antara proyek yang menggunakan guru yang
terlatih dengan yang tidak terlatih, dalam evaluasinya juga diteliti pengaruh umum
dari proyek, dengan cara mengumpulkan bahan-bahan secara studi kasus dari sekolah-
sekolah proyek. Meskipun pendekatan perbandingan banyak memberikan hasil yang
berharga, tetapi meminta waktu terlalu banyak dari para evaluator. Dalam
perkembangan selanjutnya ternyata, bahan-bahan dari hasil studi kasus memberikan
hasil yang lebih berharga bagi evaluasi kurikulum. Teori kurikulum dan teori
evaluasi. Model evaluasi kurikulum berkaitan erat dengan dengan konsep kurikulum

11
yang digunakan, seperti model pengembangan dan penyebaran dihasilkan oleh
kurikulum yang menekankan isi. Evaluasi kurikulum yang bebas tujuan dalam
kebanyakan kurikulum bukan merupakan slah satu alternatif evaluasi tetapi
merupakan satu-satunya prosedur evaluasi yang paling memungkinkan.

Proses belajar mengajar di dalam kelas merupakan tempat untuk


mengimplementasikan dan menguji kurikulum. Dalam proses belajar mengajar semua
konsep, prinsip, nilai, pengetahuan, metode, alat dan kemampuan pengajar diuji
dalam bentuk perbuatan, yang akan mewujudkan bentuk kurikulum yang nyata.
Menurut Mars (Rusman, 2002: 22): terdapat lima elemen yang memengaruhi
implementasi kurikulum yaitu: dukungan dari kepala sekolah, dukungan dari rekan
sejawat guru, dukungan dari peserta didik, dukungan dari orang tua, dan dukungan
dari dalam diri guru yang menjadi unsur utama. Implementasi kurikulum seharusnya
menempatkan pengembangan kreativitas peserta didik lebih dari penguasaan materi.
Dalam kaitan ini, peserta didik ditempatkan sebagai subjek dalam proses belajar
mengajar (Rusman, 2009: 74-75).

Dari uraian di atas, evaluasi implementasi kurikulum adalah suatu tindakan yang
dilakukan untuk menentukan tingkat perubahan yang terjadi pada proses belajar
mengajar di dalam kelas meliputi konsep, prinsip, nilai, pengetahuan, metode, alat dan
kemampuan pengajar yang diuji dalam bentuk perbuatan untuk mewujudkan
kurikulum yang nyata.

I. Pentingnya Evaluasi Kurikulum


Pentingnya dilakukan evaluasi kurikulum. Evaluasi kurikulum dapat menyajikan
informasi mengenai kesesuaian, efektifitas dan efisiensi kurikulum tersebut terhadap
tujuan yang ingin dicapai dan penggunaan sumber daya, yang mana informasi ini
sangat berguna sebagai bahan pembuat keputusan apakah kurikulum tersebut masih
dijalankan tetapi perlu revisi atau kurikulum tersebut harus diganti dengan kurikulum
yang baru. Evaluasi kurikulum juga penting dilakukan dalam rangka penyesuaian
dengan perkembangan ilmu pengetahuan, kemajuan teknologi dan kebutuhan pasar
yang berubah.
Evaluasi kurikulum dapat menyajikan bahan informasi mengenai area – area
kelemahan kurikulum sehingga dari hasil evaluasi dapat dilakukan proses perbaikan
menuju yang lebih baik. Evaluasi ini dikenal dengan evaluasi formatif. Evaluasi ini

12
biasanya dilakukan waktu proses berjalan. Evaluasi kurikulum juga dapat menilai
kebaikan kurikulum apakah kurikulum tersebut masih tetap dilaksanakan atau tidak,
yang dikenal evaluasi sumatif.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
a) Evaluasi kurikulum adalah penelitian yang sistematik tentang manfaat, kesesuaian
efektifitas dan efisiensi dari kurikulum yang diterapkan.
b) Tujuan evaluasi kurikulum ialah untuk mengetahui apakah sasaran yang telah
ditetapkan tercapai atau tidak setelah kurikulum itu diimplementasikan.
c) Pada dasarnya langkah-langkah dalam mengevaluasi kurikulum ada 2 langkah
yaitu: (a) Tahap Persiapan (Menyusun Term of reference (TOR) penilaian,
Klasifikasi, Uji coba penilaian (Try-out)), (b) Tahan pelaksanaan (Menyusun dan
mengolah data hasil penilian, Menyusun deskripsi kurikulum, Menentukan

13
judgement terhadap deskripsi kurikulum, Pembahasan dan pengukuhan hasil-hasil
penilaian)
d) Objek evaluasi kurikulum dapat dilihat dari berbagai segi: (a) dimensi-dimensi
kurikulum, (b) komponen-komponen kurikulum, (c) tahap-tahap pengembangan
kurikulum.
e) Peranan evaluasi kebijaksanaan dalam kurikulum khususnya pendidikan
umumnya minimal berkenaan dengan tiga hal, yaitu: (a) Evaluasi sebagai moral
judgement, (b) Evaluasi dan penentuan keputusan, (c) Konsensus nilai.
f) Sistem ujian yang dilaksanakan, lebih banyak digunakan untuk mengukur
kemampuan siswa.untuk menilai gambaran sekolah secara keseluruhan.
Sedangkan untuk mengukur kemampuan siswa digunakan istilah assessment maka
untuk penilaian keseluruhan situasi sekolah lebih tepat digunakan istilah
evaluation.
g) Model-model evaluasi kurikulum diantaranya yaitu: (a) Evaluasi Model
Penelitian, (b) Evaluasi Model Objektif, (c) Evaluasi Model Campuran
Multivariasi
h) Evaluasi implementasi kurikulum adalah suatu tindakan yang dilakukan untuk
menentukan tingkat perubahan yang terjadi pada proses belajar mengajar di dalam
kelas meliputi konsep, prinsip, nilai, pengetahuan, metode, alat dan kemampuan
pengajar yang diuji dalam bentuk perbuatan untuk mewujudkan kurikulum yang
nyata.
i) Evaluasi kurikulum ini sangat berguna sebagai bahan pembuat keputusan apakah
kurikulum tersebut masih dijalankan tetapi perlu revisi atau kurikulum tersebut
harus diganti dengan kurikulum yang baru.
B. Saran
Berdasarkan seluruh rangkaian pembahasan di atas, perlunya untuk memikirkan dengan
matang tentang sistem kurikulum seperti apa yang sesuai dan sejalan dengan kebutuhan
pendidikan di indonesia. Oleh karena zaman ini dinamis, maka dari itu perlu adanya
evaluasi secara berkala agar sistem kurikulum ini selalu relevan dan tidak ketinggalan
zaman. Dengan begitu, pendidikan di indonesia akan menjadi lebih baik dan lebih baik
lagi.

14
DAFTAR PUSTAKA

Nurfitriyanielfima, 2013. EVALUASI KURIKULUM [WWW Document]. dunia pendidikan,


pengalaman dan hiburan. URL https://nurfitriyanielfima.wor
press.com/2013/10/19/evaluasi-kurikulum/ (accessed 5.5.21).

Evaluasi Kurikulum Beserta Implementasinya - Silabus [WWW Document], 2018. Silabus.


URL https://silabus.org/evaluasi-kurikulum-beserta-implementasinya/ (accessed
5.5.21).
‌Baderiah. 2018. Buku Ajar Pengembangan Kurikulum. Palopo : Kampus IAIN Palopo

Bang Fajar, 2013. Pentingnya Kurikulum untuk di Evaluasi - Kompasiana.com [WWW


Document]. KOMPASIANA. URL
https://www.kompasiana.com/bang_fajar/553008966ea834f20f8b4585/pentingnya-
kurikulum-untuk-di-evaluasi (accessed 5.5.21).

Muhammadbushairi, 2012. makalah evaluasi kurikulum [WWW Document].


muhammadbushairi.URL
https://muhammadbushairi.wordpress.com/2012/06/28/makalah-evaluasi-kurikulum/
(accessed 5.5.21).

15

Anda mungkin juga menyukai