PERSAMAAN DIFERENSIAL
ORDE 1 DERAJAT 1
Pada bab ini akan dibahas penyelesaian persamaan diferensial (PD) orde satu derajat 1 yang bentuk
umumnya adalah :
dy
f (x, y ) (2.1)
dx
1.1 Keberadaan dan Ketunggalan Penyelesaian
Misalkan f ( x , y ) adalah fungsi bernilai real yang kontinu pada suatu segiempat di bidang x-y dengan
(a,b) adalah titik interiornya, maka masalah nilai awal
dy
f ( x , y ), y( a ) b
dx
memiliki sekurang-kurangnya satu penyelesaian yang terdefinisi pada suatu interval buka J yang memuat a.
df
Sebagai tambahan jika kontinu pada segiempat, maka penyelesaian tersebut tunggal dan terdefinisi
dy
pada interval buka J 0 (mungkin lebih kecil) yang memuat a.
Contoh 2.1
dy df
1. Dalam kasus y , baik f ( x , y ) y maupun 1 kontinu di mana-mana. Jadi teorema 1
dx dy
menjamin eksistensi dari suatu penyelesaian tunggal untuk setiap data awal (a,b). Meskipun teorema
x
menjamin eksistensi hanya pada suatu interval buka yang memuat x=a, setiap penyelesaian y ( x) Ce
terdefinisi untuk setiap x.
dy df 1
2. Dalam kasus 2 y , f ( x , y ) 2 y kontinu dimana-mana untuk y 0 , tetapi
dx dy y
diskontinu jika y=0.
dy
Perhatikan masalah nilai awal : 2 y , y( 0 ) 0 . Ini adalah alasan untuk kemungkinan adanya 2
dx
penyelesaian berbeda, yaitu y 1( x ) x 2 dan y 2 ( x ) 0
x
3. y( x ) adalah penyelesaian dari persamaan diferensial y 2 x 2 y ' 0 .
cx 1
Perhatikan bahwa tidak ada penyelesaian yang melewati (0,1). Hal ini bersesuaian dengan teorema,
2
y
yaitu teorema tidak menjamin eksistensi penyelesaian yang melewati (0,1) karena f ( x , y ) tidak
x
kontinu di (0,1).
Perhatikan bahwa f juga tidak kontinu di (0,0) tapi ada penyelesaian yang melewati titik (0,0). Jadi
kekontinuan f adalah syarat cukup bukan syarat perlu.
dy df
4. Dalam kasus y 2 , f ( x , y ) y 2 dan 2 kontinu dimana-mana.
dx dy
1
Misalkan D x , y R 2 2 x 2,0 y 2 . Karena (0,1) adalah titik interior D, maka
teorema 1 menjamin ketunggalan penyelesaian.
dy 1
Pandang masalah nilai awal y 2 , y( 0 ) 1 . Penyelesaian dari masalah ini adalah y( x )
dx 1 x
yang ternyata diskontinu di x 1 . Jadi tidak ada eksistensi penyelesaian di 2 x 2 . Ini berarti J tidak
selebar D, tetapi penyelesaian mungkin eksis di J 0 (yang lebih kecil dari J).
f 1( x ) g ( y)
f 2(x )
dx 2
g 1( y )
dy C
Contoh 2.2
dy 6xydx
6xydx dy 0
Dengan faktor integrasi 1/y PD tereduksi menjadi :
dy
6xdx 0
y
2
(L2) Dengan mengintegralkan, diperoleh penyelesaian PD:
dy
6xdx
y
0
3x 2 ln y C
2
y ( x ) e 3 x C
2
y( x ) Ae 3 x
Jadi diperoleh penyelesaian umum :
2
y( x ) Ae 3x
x2 y2
dx dy 0
( x 1) ( y 1)
1 1
x 1 dx y 1 dy 0
x 1 y 1
1 1
x 1 x 1 dx y 1
dy 0
y 1
1 2 1
x x ln x 1 y 2 y ln y 1 C 1
2 2
x 2 y 2 2 x 2 y 2 ln x 1 y 1 C 2
x 12 y 12 2 ln x 1 y 1 C
■
Latihan
3
Fungsi f ( x , y ) disebut fungsi homogen berderajat n jika memenuhi fungsi f ( tx , ty ) t n f ( x , y ) dengan
t adalah konstanta.
Contoh 2.3
1. f ( x , y ) 3x 2 y 3 2x 4 y
f ( tx , ty ) 3( tx ) 2 ( ty )3 2( tx )4 ( ty )
t 5 ( 3x 2 y 3 2x 4 y )
t 5 f (x, y )
Jadi, f(x,y) adalah fungsi homogen berderajat 5.
2. g ( x , y ) 4 xy 2 2x 2 y 2
g ( tx , ty ) 4( tx )( ty ) 2 2( tx ) 2 ( ty ) 2
t 3 ( 4 xy 2 ) t 4 ( 2x 2 y 2 )
Jadi, g(x,y) bukan fungsi homogen. ■
y
(L1) Subtitusi y vx atau v ,
x
dy dv
dan dy vdx xdv atau v
dx dx
(L2) Bawa PD ke bentuk PD peubah pisah dalam v dan x.
(L3) Selesaikan dengan integral.
y
(L4)Substitusi v untuk mendapatkan kembali variabel semula.
x
Contoh 2.4
Uji homogen
M ( x , y ) 2x y
M ( x , y ) 2( x ) y ( 2x y ) M ( x , y )
N ( x , y ) x M ( x , y ) x N ( x , y )
Jadi PD di atas adalah PD homogen.
Penyelesaian PD
4
(L1)-(L3) Substitusi y vx dan dy vdx xdv , maka PD berubah menjadi :
( 2x vx )dx x ( vdx xdv ) 0
( 2 v )dx vdx xdv 0 (Persamaan dikali dengan 1 x )
( 2 2v )dx xdv 0 (PD dengan peubah pisah)
dx dv
x
2 2v
C (L4) Substitusi v y / x , diperoleh
1
ln x ln 1 v ln C
2
x ( 1 v )1 / 2 C
:
1/ 2
y
x 1 C
x
2 y
x 1 K (K C 2 )
x
5
Latihan
1. ( x 2 y )dx ( 2x 3 y )dy 0
2. ( x 3 y 3 )dx 3xy 2 dy 0
dy x 2 y 2
3.
dx xy
4. xdy ydx x 2 y 2 dx 0
dengan M dan N adalah fungsi dari x dan y yang tidak dapat dipisahkan.
Misalkan dapat ditemukan fungsi F(x,y) dengan turunan totalnya ada sedemikian sehingga :
dF ( x , y ) M ( x , y )dx N ( x , y )dy
maka F(x,y)=C adalah penyelesaian dari (2.3).
Oleh karena dF 0 maka :
F ( x , y ) F ( x , y )
dF ( x , y ) dx dy 0
x y
F ( x , y ) F ( x , y )
sehingga M ( x , y ) dan N ( x , y )
x y
Dengan demikian diperoleh :
M 2 F N 2 F
dan
y xy x yx
Jika F(x,y)=C adalah fungsi kontinu dan terdiferensial di R2 , maka :
2F 2F M N
atau (2.5)
xy yx y x
Bila (2.4) memenuhi (2.5) maka PD tersebut disebut PD Eksak.
Cara I
F
(L1)Perhatikan bahwa M(x , y )
x
Integrasikan M(x,y) terhadap x dengan y tetap.
F
dx M ( x , y )dx
x
F ( x , y ) M ( x , y )dx f ( y ) G( x , y ) f ( y )
dimana f(y) adalah fungsi sembarang dari y saja.
6
(L2) Fungsi F(x,y) pada langkah ke-2 didiferensialkan parsial terhadap y diperoleh :
F G
f ( y)
y y y
F
(L3) Karena N ( x , y ) maka
y
G
f ( y) f ' ( y )dy N y dy ,
maka diperoleh :
G
F ( x , y ) G( x , y ) N dy C
y
Cara II
Dari langkah ke 2, integrasikan N(x,y) terhadap y dengan x tetap. Langkah selanjutnnya adalah sama ,
hanya peranan x diganti y (atau sebaliknya).
F ( x , y )
N(x , y )
y
F ( x , y ) N ( x , y )dx h( x ) H ( x , y ) h( x )
H F
h' ( x ) M
x x
H
sehingga h( x ) h ' ( x )dx M
dx ,
x
maka diperoleh :
H
F ( x , y ) H( x , y ) M
dx C
x
Contoh 2.5
Selesaikan PD berikut :
x 2 y 2 dx 2xydy 0
Penyelesaian
Misalkan F(x,y) adalah penyelesaian dari PD.
Uji eksak :
F 2F
M( x , y ) x 2 y 2 2y
x xy
F 2F
N ( x , y ) 2xy 2y
y yx
Jadi, PD diatas adalah PD eksak.
Cara I
F
(L1)Perhatikan bahwa M(x , y ) x 2 y 2
x
Integrasikan M(x,y) terhadap x dengan y tetap.
1
dF x 2 y 2 dx F ( x , y ) x 3 y 2 x g ( y )
3
(L2) Fungsi F(x,y) pada langkah ke-2 didiferensialkan parsial terhadap y diperoleh :
7
F
2xy g ' ( y ) N 2xy
y
F
(L3) Karena N ( x , y ) maka g ' ( y ) 0 , maka g ( y ) C 1 .
y
Jadi, diperoleh penyelesaian :
1
F(x , y ) x 3 y 2x C1 C
3
1
atau x 3 y 2 x K
3
Cara II
F ( x , y )
(L1) Perhatikan bahwa N ( x , y ) 2xy
y
Integrasikan M(x,y) terhadap y dengan x tetap.
dF 2xydy F ( x , y ) xy h( x )
2
F
(L2) y 2 h' ( x ) M x 2 y 2
x
F
(L3) Karena M ( x , y ) maka g ' ( y ) 0 , maka g ( y ) C 1 .
x
1
sehingga g ' ( y ) 0 , maka h( x ) x 3
3
Jika M ( x , y )dx N ( x , y )dy 0 adalah persamaan tidak eksak dan dapat ditemukan suatu fungsi
( x , y ) sedemikian sehingga PD ( x , y )M ( x , y )dx N ( x , y )dy 0 merupakan PD eksak maka fungsi
( x , y ) dinamakan faktor integrasi dari PD tersebut.
Oleh karena ( x , y )M ( x , y )dx N ( x , y )dy 0 , maka :
M ( x , y ) N ( x , y )
y x
M N
M N (2.6)
y y x x
8
Ada beberapa jenis faktor integrasi antara lain :
M N
y x
f (x ) suatu fungsi dari x saja, maka e
f ( x )dx
1. Jika adalah suatu faktor integrasi PD itu.
N
M N
N
y x x
M N ,
y x
dx
N
M N
y x
sehingga jika f (x ) suatu fungsi dari x saja, maka f ( x )dx ,
N
maka diperoleh faktor integrasi e
f ( x )dx
.
M N
y x
g ( y ) suatu fungsi dari y saja, maka e
g ( y )dy
2. Jika adalah suatu faktor integrasi PD itu.
M
M N
M
y y x
M N ,
y x
dy
M
M N
y x
sehingga jika g ( y ) suatu fungsi dari y saja, maka g ( y )dx ,
M
maka diperoleh faktor integrasi e
g ( y )dy
.
1
3. Jika M ( x , y )dx N ( x , y )dy 0 merupakan PD homogen dan xM yN 0 maka adalah suatu
xM yN
faktor integrasi PD tersebut.
M N
Akan ditunjukkan
y Mx Ny x Mx Ny
9
M N
Mx Ny M M x N y
M y y y
y Mx Ny Mx Ny 2
M N
Ny MN My
y y
Mx Ny 2
M N
Mx Ny N
N x M y
N x y y
x Mx Ny Mx Ny 2
N M
Mx MN Nx
x x
Mx Ny 2
M N
y Mx Ny x Mx Ny
M N N M
Ny MN My Mx MN Nx
y y x x
Mx Ny 2
Mx Ny 2
M M N N
N x y M x y
x y x y
Mx Ny 2
N nM M nN
Mx Ny 2
0
4. Jika M ( x , y )dx N ( x , y )dy 0 dapat ditulis dalam bentuk yf ( xy )dx xg( xy )dy 0 dimana f ( xy ) g ( xy )
1
maka adalah suatu faktor integrasi PD tersebut.
xM yN
yf ( xy ) xg( xy )
Persamaan dx dy 0 eksak, jika
xy f ( xy ) g ( xy ) xy f ( xy ) g ( xy )
f f g
x f g fx
f y y y
y x f g x f g 2
2
f g
g f
y y
x f g 2
10
g f g
y f g gy
g y x x
x y f g x 2 f g 2
g f
f g
x x
y f g 2
f ( xy ) f ( xy )
Oleh karena y x , maka
y x
f f g g
g y x f y x
f g y x y x
0
y x f g x y f g xy f g 2
5. Seringkali faktor integrasi dapat diperoleh dengan pemeriksaan setelah mengelompokkan kembali suku-suku
persamaannya, yaitu dengan mengenali kelompok suku-suku tertentu yang merupakan suatu bagian diferensial eksak.
x2 y2
(L1) Periksa dulu apakah PDnya merupakan PD eksak atau bukan. Jika PD eksak, selesaikan dengan langkah
penyelesaian PD eksak. Jika bukan PD eksak, carilah faktor integrasi yang cocok agar PD semula dapat
tereduksi ke PD eksak
11
(L2) Apabila faktor integrasi yang cocok tersebut adalah salah satu dari jenis 1-jenis 4 maka selanjutnya
selesaikan dengan penyelesaian PD eksak.
(L3) Faktor integrasi mungkin dapat diperoleh dengan mengelompokkan kembali suku-suku persamaannya
yaitu dengan mengenali kelompok suku-suku tertentu yang merupakan suatu bagian diferensial eksak
(lihat tabel). Selanjutnya, persamaan tersebut dapat diintegrasikan suku demi suku untuk memperoleh
penyelesaian.
Contoh 2.6
1. Selesaikan PD berikut :
a. ( x 2 y 2 x )dx xydy 0
Uji eksak
M
M( x , y ) x 2 y 2 2y
y
N
N ( x , y ) xy y
x
Jadi persamaannya tidak eksak.
M N
y x 2 y y 1
Tetapi, f (x ) ,
N xy x
12
M N
y x 8 xy 3 e y 8 xy 2 4 4
Tetapi g( y )
M 2xy 4 e y 2 xy 3 y y
Jadi faktor integrasinya adalah e e
g ( y )dy 4 1 / y )dy
e 4 ln y 1
y4
, sehingga diperoleh persamaan diferensial
eksak:
x 1 x 2 3x
( 2xe y 2 3 )dx x 2 e y 2 4 dy 0
y y y y
Selanjutnya akan dicari penyelesaian F (x, y) C
x 1 x2 x
F ( x , y ) ( 2xe y 2 3 )dx x 2 e y
y y y
3 g( y )
y
maka,
F x 2 3x x 2 3x
x 2e y 2 4 g' ( y ) x 2e y 2 4
y y y y y
sehingga g ' ( y ) 0 , maka g ( y ) C 1
Jadi, diperoleh penyelesaian :
x2 x
F(x , y ) x 2e y 3 C1 C
y y
x2 x
atau x 2 e y 3 K
y y
c. y 2 dx x 2 xy y 2 dy 0
Persamaannya tidak eksak, homogen, dan xM yN y x 2 y 2 0 maka faktor integrasinya adalah
1 1
, sehingga diperoleh persamaan eksak :
xM yN y x y 2
2
y
dx
x 2
xy y 2 dy 0
x2 y2
y x2 y2
Selanjutnya akan dicari penyelesaian F (x, y) C
y 1 1 1 1 x y
F ( x , y ) dF x 2
y x y x y dx 2 ln x y g( y ) maka,
2
dx
2
F
2
x
g'( y )
x xy y 1 x 2 2
y x y 2
y x y y x y 2 2 2 2
1
sehingga g ' ( y ) , maka g ( y ) ln y
y
Jadi, diperoleh penyelesaian :
1 x y
ln ln y ln C atau x y y 2 K ( x y )
2 x y
d. y x 2 y 2 2 dx x 2 2x 2 y 2 dy 0
13
Persamaannya berbentuk yf ( xy )dx xg( xy )dy 0 dimana f ( xy ) g ( xy ) maka faktor integrasinya adalah
1 1
3 3 , sehingga diperoleh persamaan eksak :
xM yN 3x y
x2 y2 2 2 2x 2 y 2
dx dy 0
3x 3 y 2 3x 2 y 3
Selanjutnya penyelesaian dapat diperoleh dengan menyelesaikan persamaan diferensial eksak tersebut, yaitu:
1 1 2 1
F ( x , y ) ln x 2 2 ln y ln C atau x Ky 2 e x y
2 2
3 3x y 3
2. Dengan pengelompokan kembali suku-suku persamaannya, tentukan faktor integrasi dan selesaikan PD
berikut:
a. xdx ydy ( x 2 y 2 )dx
Persamaan dapat ditulis xdx ydy ( x 2 y 2 )dx 0 . Suku xdx ydy menyarankan faktor integrasi
1 1
, dan dengan memperhatikan suku terakhir maka faktor pengintegrasi adalah ,
x 2
y
2 n x y2
2
xdx ydy
sehingga diperoleh persamaan
x2 y2
dx 0 , maka penyelesaiannya adalah 1
2
ln x 2 y 2 x C
atau x 2 y 2 C 1e 2 x .
b. y x 2 y 2 2 dx x 2 2x 2 y 2 dy 0 (soal nomor 1.d)
Persamaan dapat ditulis 2 ydx xdy x 2 y 3 dx 2x 3 y 2 0 . Suku ydx xdy menyarankan faktor
integrasi 1
, dan dengan memperhatikan suku-suku yang lain maka faktor pengintegrasi adalah 1 3 ,
xy n
xy
2 ydx xdy 1 2
sehingga diperoleh persamaan dx dy 0 , maka penyelesaiannya adalah
xy 3
x y
1 1
ln x 2 ln y C atau x Ky 2 e x2 y2
.
xy 2
c. x x 4 2x 2 y 2 y 4 dx ydy 0
2
Persamaan dapat ditulis xdx ydy x 2 y 2 dx 0 . Dengan melihat persamaan ini maka faktor
1
integrasi yang bersesuaian adalah . Dengan demikian diperoleh persamaan diferensial
x y2
2 2
xdx ydy
dx 0 , maka penyelesaiannya adalah
1
x C atau K 2x x 2 y 2 1 .
x y
2 2 2
2x y
2 2 2
■
Latihan
1. Selesaikan PD berikut :
a. ( 2 y x 3 )dx xdy 0
b. 3x 2 y 2 dx ( 4 x 3 y 12 )dy 0
14
c. y( x y )dx x 2 dy 0
d. ( x 2 y 3 2 y )dx ( 2x 2x 3 y 2 )dy 0
2. Dengan pengelompokan kembali suku-suku persamaannya, tentukan faktor integrasi dan selesaikan PD
berikut:
a. xdy ydx 3x 2 x 2 y 2
b. x y dx x y dy 0
c. 3x 2
y 2 dx 2xydy 0
d. 2xy 2
y dx ( x 2x 2 y x 4 y 3 )dy 0
e. x 3
xy 2 y dx ( y 3 x 2 y x )dy 0
Jadi, ( x ) e
P ( x )dx
adalah faktor integrasi untuk persamaan diferensial linier orde 1 bentuk persamaan (2.7).
Selanjutnya kita akan mencari penyelesaian dari persamaan (2.7) yang merupakan penyelesaian umum PD linier
orde satu.
15
d
dx ye dx e
P ( x )dx P ( x )dx
Q( x )dx
ye e
P ( x )dx P ( x )dx
Q( x )dx
(L3) Dari (L2) diperoleh penyelesaian PD linier orde satu.
P ( x )dx
y( x ) e e
P ( x )dx
Q( x )dx C
Contoh 2.7
dy
Carilah penyelesaian dari PD: y ex
dx
Penyelesaian
P(x)=1
y( x ) e e e x dx
dx
dx
e x e e dx
x x
e x 2 x e dx
1
e x e 2 x C
2
1 x x
e Ce
2
Latihan
dy
1. y 2 2x
dx
2. xdy 2 ydx ( x 2 )e x dx
dy 1
3. y cos x sin 2x
dx 2
dy y
4. 2 x 2e x
dx x
Bentuk umum PD :
dy
P ( x ) y Q ( x ) y n 0, n 0,1 (2.8)
dx
Langkah Penyelesaian PD Bernouli
16
dz dy
dz (1 n ) y n dy atau ( 1 n ) y n
dx dx
n dy 1 dz
atau y
dx 1 n dx .
Jadi diperoleh PD :
1 dz
P ( x )z (1 n ) Q( x )
1 n dx
dz
(1 n )P ( x )z ( n 1) Q( x )
dx
yang merupakan suatu PD linier dalam variabel z.
( n 1) Q( x )dx C
( 1n ) P ( x )dx
y 1n e e
( 1n ) P ( x )dx
( n 1) Q( x )dx C
Contoh 2.8
n ( 1n ) P ( x )dx ( 1n ) P ( x )dx
y( x ) y e
e
( n 1) Q( x )dx C
dy y
Cari penyelesaian dari PD: xy 2
dx x
Penyelesaian
(L1) Kalikan PD dengan y 2 , diperoleh
dy 1 1
y 2 y x
dx x
Jadi diperoleh PD :
dz 1
z x
dx x
dz 1
z x
dx x
PD di atas merupakan PD linier orde satu dengan P(x)=-1/x.
1
dx
(L3) Kalikan dengan e x e ln x 1/ x , diperoleh
17
1 dz 1
2 z 1
x dx x
d 1
z 1
dx x
1
z x C
x
z x 2 Cx
(L4) Substitusi z y 1 , sehingga diperoleh penyelesaian umum PD:
1
x 2 Cx
y
1
y
Cx x 2
■
Latihan
dy
1. y xy 2
dx
dy
2. y y 2e x
dx
dy
3. xy(1 x 2 y )
dx
4. xdy y xy 3 (1 ln x ) dx 0
18