Anda di halaman 1dari 7

NAMA : CINTA NAULI PURBA

KELAS : 3I
NIM : 22105015

1. Bimbingan Bagi Anak Berperilaku Bermasalah

A. Pengertian Berperilaku Bermasalah

Menurut Sunaryo Kartadinata,dkk. 1998. Dalam kehidupan anak di sekolah tidak semua dapat
melihat dan merasakan bahwa di antara anak ada yang telah atau sedang menghadapi masalah
dan ada yang masih gejala, bahkan bagi anak sendiri juga banyak yang tidak tahu bahwa dirinya
sedang bermasalah. Oleh karena itu kita perlu mengetahui apa yang dimaksud dengan
“pengertian berperilaku bermasalah”. Perilaku bermasalah adalah tingkah laku siswa yang
menyimpang dari kebiasaan-kebiasaan temannya. Lebih lanjut dikatakan apabila anak tiba-tiba
tidak dapat melakukan apa-apa juga merupakan indikasi bahwa anak mengalami masalah yang
segera harus ditangani gurunya.
Salah satu kesulitan memahami perilaku bermasalah ialah karena perilaku tersebut tampil dalam
perilaku menghindar atau mempertahankan diri. Dalam psikologi perilaku ini disebut
“mekanisme pertahanan diri” karena dengan perilaku tersebut individu dapat mempertahankan
diri atau menghindar dari situasi yang menimbulkan ketegangan.
Penggunaan mekanisme pertahanan diri dalam diri anak sebenarnya dikatakan normal apabila
dalam taraf yang tidak berlebihan (apabila mekanisme pertahan diri dalam taraf berlebihan
disebut neurotik). Sebab tujuan dari mekanisme pertahanan diri adalah untuk melindungi ego dan
mengurangi kecemasan yang setiap saat diperlukan setiap orang terutama pada anak-anak.
B. Bentuk-bentuk Perilaku Bermasalah
Menurut Yusuf.dkk.2008. landasan bimbingan dan konseling.Bandung : Remaja rosdakarya.
Bentuk-bentuk Perilaku Bermasalah. Bentuk umum perilaku mekanisme mempertahankan diri
ialah :
1. Rasionalisasi
Perilaku rasionalisasi ditunjukkan dalam bentuk memberikan penjelasan atau alasan yang dapat
diterima oleh akal, tapi pada dasarnya bukan penyebab nyata karena dengan penjelasan tersebut
individu bermaksud menyembunyikan latar belakang perilakunya.
2. Sikap bermusuhan
Sikap ini nampak pada perilaku agresif, menyerang, mengganggu, bersaing, dan mengancam
lingkung.
3. Menghukum diri sendiri
Perilaku ini tampak dalam wujud mencela diri sendiri dari penyebab utama dari kesalahan atau
kegagalan. Perilaku ini terjadi karena individu cemas bahwa orang lain tidak akan menyukai
kiranya dia mengkritik orang lain. Orang seperti ini memiliki kebutuhan untuk diakui dan disukai
amat kuat.
4. Represi
Represi didefinisikan sebagai upaya individu untuk menyingkirkan frustrasi, tekanan, konflik
batin, mimpi buruk, krisis keuangan dan sejenisnya yang menimbulkan kecemasan. Bila represi
terjadi, hal-hal yang mencemaskan itu tidak akan memasuki kesadaran walaupun masih tetap ada
pengaruhnya terhadap perilaku. Jenis-jenis amnesia tertentu dapat dipandang sebagai bukti akan
adanya represi. Tetapi represi juga dapat terjadi dalam situasi yang tidak terlalu menekan. Bahwa
individu merepresikan mimpinya, karena mereka membuat keinginan tidak sadar yang
menimbulkan kecemasan dalam dirinya. Sudah menjadi umum banyak individu pada dasarnya
menekankan aspek positif dari kehidupannya. Beberapa bukti, misalnya:
 Individu cenderung untuk tidak berlama-lama untuk mengenali sesuatu yang tidak
menyenangkan, dibandingkan dengan hal-hal yang menyenangkan. Individu akan
membuang memori tentang hal tidak menyenangkan dari otaknya.
 Berusaha sedapat mungkin untuk tidak melihat gambar dan mengingat-inget kejadian
yang menyesakkan dada.
 Lebih sering mengkomunikasikan berita baik daripada berita buruk.
 Lebih mudah mengingat hal-hal positif daripada yang negatif.
 Lebih sering menekankan pada kejadian yang membahagiakan dan enggan menekankan
yang tidak membahagiakan.
5. Mengelak
Bila individu merasa diliputi oleh stres yang lama, kuat dan terus menerus, individu cenderung
untuk mencoba mengelak. Bisa saja secara fisik mereka mengelak atau mereka akan
menggunakan metode yang tidak langsung.
6. Regresi
Regresi merupakan respon yang umum bagi individu bila berada dalam situasi frustrasi, setidak-
tidaknya pada anak-anak. Ini dapat pula terjadi bila individu yang menghadapi tekanan kembali
lagi kepada metode perilaku yang khas bagi individu yang berusia lebih muda. Ia memberikan
respons seperti individu dengan usia yang lebih muda (anak kecil). Misalnya anak yang baru
memperoleh adik,akan memperlihatkan respons mengompol atau menghisap jempol tangannya,
padahal perilaku demikian sudah lama tidak pernah lagi dilakukannya. Regresi barangkali terjadi
karena kelahiran adiknnya dianggap sebagai sebagai krisis bagi dirinya sendiri. Dengan regresi
(mundur) ini individu dapat lari dari keadaan yang tidak menyenangkan dan kembali lagi pada
keadaan sebelumnya yang dirasakannya penuh dengan kasih sayang dan rasa aman, atau individu
menggunakan strategi regresi karena belum pernah belajar respons-respons yang lebih efektif
terhadap problem tersebut atau dia sedang mencoba mencari perhatian.
7. Reaction formation (pembentukan reaksi)
Individu dikatakan mengadakan pembentukan reaksi adalah ketika dia berusaha
menyembunyikan motif dan perasaan yang sesungguhnya (mungkin dengan cara represi atau
supresi), dan menampilkan ekspresi wajah yang berlawanan dengan yang sebetulnya. Dengan
cara ini individu tersebut dapat menghindarkan diri dari kecemasan yang disebabkan oleh
keharusan untuk menghadapi ciri-ciri pribadi yang tidak menyenangkan. Kebencian, misalnya
tak jarang dibuat samar dengan menampilkan sikap dan tindakan yang penuh kasih sayang, atau
dorongan seksual yang besar dibuat samar dengan sikap sok suci, dan permusuhan ditutupi
dengan tindak kebaikan.
C. Masalah yang berkaitan dengan Karakteristik Perkembangan Anak SD
Menurut Abin Syamsuddin Makmun.1996. Pendekatan perkembangan membawa implikasi
bahwa pendekatan terhadap siswa berperilaku masalah dapat dilakukan dengan mengkaji tugas-
tugas perkembangan karakteristik perkembangan siswa, yakni :
 Menanamkan dan mengembangkan kebiasaan dan sikap dalam beriman dan bertakwa
Tuhan Yang Maha Esa.
 Mengembangkan keterampilan dasar dalam membaca, menulis dan berhitung.
 Mengembangkan konsep-konsep yang perlu dalam kehidupan sehari-hari.
 Belajar bergaul dan bekerja dengan kelompok sebaya.
 Belajar menjadi pribadi yang mandiri.
 Mempelajari keterampilan fisik yang sederhana yang diperlukan baik untuk permainan
maupun kehidupan.
 Mengembangkan kata hati, moral, dan nilai-nilai sebagai pedoman perilaku.
 Membina hidup sehat untuk diri sendiri dan lingkungan serta keindahan.
 Belajar memahami diri sendiri dan orang lain serta menjalankan peran tanpa
membedakan jenis kelamin.
 Mengembangkan sikap terhadap kelompok, lembaga sosial, tanah air, bangsa dan negara.
 Mengembangakan pemahaman dan sikap awal untuk perencanaan masa depan.
D. Teknik Bimbingan Pada Siswa Bermasalah
Menurut W.S. Winkel dan M.M. Sri Hastuti.2010. Ada beberapa upaya yang dapat dilakukan
guru untuk memperoleh lingkungan belajar yang sehat, antara lain :
 Memanfaatkan pembelajaran kelas sebagai wahana untuk bimbingan kelompok, dalam
hal ini guru dapat bekerja sama dengan guru lain di sekolah itu atau guru kelas lain.
 Memanfaatkan pendekatan-pendekatan kelompok didalam proses pembelajaran. Dalam
hal ini guru dapat menggunakan metode yang bervariasi yang memungkinkan murid
mengembangkan keterampilan kelompok, seperti : sosiometri, diskusi, dan simulasi.
 Mengadakan konferensi kasus dengan melibatkan guru dan orang tua siswa. Konferensi
kasus ini dimaksudkan untuk menemukan alternatif pemecahan bagi kasus.
 Menjadikan segi kesehatan mental sebagai salah satu segi evaluasi. Evaluasi di sekolah
seyogyanya tidak hanya melaksanakan kepada hasil belajar saja tetapi juga perlu
memperhatikan kepribadian murid. Walaupun hasil evaluasi kepribadian itu tidak
dijadikan faktor penentu keberhasilan siswa.
 Memasukkan aspek-aspek insaniah dalam kurikulum, sebagai bagian terpadu dan bahan
ajaran yang harus disajikan guru.
 Menaruh kepedulian khusus terhadap faktor-faktor psikologis yang perlu
dipertimbangakan dalam mengembangakan strategi pembelajaran
2. Bimbingan Bagi Pengembangan Wawasan Karier Murid
A. Pengertian Bimbingan Karir
a) Karir , karir diartiakan sebagai pengalaman kerja didalam suatu bidang tertentu
b) Jabatan, suatu perkerjaan khusus atau kegiatan kerja tertentu
c) Perkembangan karir, keseluruhan perkembangan individu yang menekankan kepada proses
persiapan, memasuki dan kemajuan dalam dunia kerja
d) Pendidikan karir, kegiatan yang direncanakan untuk memberikan pengalaman pendidikan
kepada individu yang akan memberikan kemudahan perkembangan karir
Ada tiga alasan mengapa perlu menanamkan bimbingan karir bukan bimbingan jabatan
1) Istilah karir lebih populer daripada istiah jabtan
2) Istilah karir lebih inklusif daripada istilahjabatan, jabatan sering merujuk kpda konotasi
khusus atau perkerjaan tertentu
3) Istilah bimbingan diartikan secar luas, sehingga didalamnya akan menyangkut masalah
proses pengambilan keputusan dari penyesuaian karir. Oleh kerena itu didalam membicarakan
bimbingan karir kita juga membicarakan bebnerapa pendekatan tentang proses pengambilan
keputusan dan perkembangan karir
Istilah bimbingan karir tidak hanya merujuk kepada program orientasi perkerjaan tetapi juga
menyangkut:
a. Keterlibatan antara konselor dengan klien
b. Keterlibatan partisipasi aktif klien dalam mengambil keputusan karir dan tidak bersifat pasif-
reseptif terhadap informasi
c. Proses penyesuaian pribadi bahkan lebih jauh merupakan proses psikoterapi
Terdapat dua kecenderungan umum dalam mengartikan bimbingan karir, yaitu :
1. Menekankan keterlibatan variabel emosi dan kepribadian dalam pemilihan karir
2. Mengartikan bimbingan karir sebagai bantuan kepada individu untuk memilih,
mempersiapkan untuk memasuki dan mengembangkan suatu jabatan.
Menekankan kepada proses pengambilan keputusan dalam konteks perkembangan.
Mengartikan bimbingan karir sebagai proses membantu seseorang untuk mengembangkan dan
menerima gambaran diri secara terintegrasi dan adekuat dan peranan lainnya dalam dunia kerja,
menguji konsep tersebut terhadap
kenyataan, mengkonversikan ke dalam kenyataan dengan memberikan kepuasan kepada diri
sendiri dan manfaat bagi masyarakat.
Secara umum bimbingan karir diartikan sebagai upaya bantuan kepada individu untuk
menstimulasi (mendorong) dan memberikan kemudahan perkembangan karir dalam
kehidupannya. Bantuan tersebut mencakup perencanaan karir, pengambilan keputusan dan
penyesuaian pekerjaan (karir). Di dalam setting sekolah, bimbingan karir dipandang sebagai
proses perkembangan yang berkelanjutan dalam upaya membantu individu mempersiapkan karir
melalui intervensi kurikuler yang berkaitan dengan ; perencanaan karir, pengambilan keputusan,
pengembangan keterampilan mengatasi masalah, informasi karir dan pemahaman diri.
Bimbingan karir di sekolah dasar diarahkan untuk menumbuhkan kesadaran dan pemahaman
peserta didik akan ragam kegiatan dan pekerjaan di dunia sekitarnya, pengembangan sikap
positif terhadap semua jenis pekerjaan dan orang lain, dan mengembangkan kebiasaan hidup
yang positif. Bimbingan karir di sekolah dasar juga terkait erat dengan upaya membantu peserta
didik memahami apa yang disukai dan tak disukai, kecakapan diri, disiplin, mengontrol kegiatan
sendiri. Layanan bimbingan karir amat erat kaitannya dengan tiga layanan bimbingan yang
lainnya karena kecakapan-kecakapan yang dikembangkan di dalam bimbingan belajar, pribadi,
maupun sosial akan mendukung perkembangan karir peserta didik.
Menurut Miller (1989, dalam Muro & Kotman, 1995) peranan konselor dalam bimbingan karir
adalah membantu murid agar memiliki kesadaran diri, meningkatkan keterampilan diri seperti
dalam kerjasama, dan memberikan informasi tentang dunia kerja.
B. Pentingnya Bimbingan Karir
Bimbingan karir dipelajari secara khusus didasarkan kepada anggapan bahwa :
a. Kebutuhan bimbingan karir jauh lebih besar daripada kebutuhan psikoterapi. Bimbingan
karir menggarap dunia dalam dan luar individu secara khusus lebih berorientasi kepada dunia
dalam individu.
b. Bimbingan karir dapat bersifat terapeutik atau berfungsi sebagai penyembuhan. Penyesuaian
karir berhubungan erat dengan penyesuaian pribadi, bahkan penyesuaian karir secara langsung
berhubungan dengan penyesuaian pribadi. Super mengemukakan bahwa dengan membantu
membebaskan ketegangan, mengklarifikasi perasaan, memberikan wawasan, membantu
memperoleh sukses, dan mengembangkan perasaan kompeten dalam suatu wilayah penyesuaian
jabatan, memungkinkan individu menguasai aspek kehidupan lain secara tepat. Dengan demikian
penyesuaian diri secara keseluruhan.
c. Psikoterapi yang berorientasi kepada perubahan struktur kepribadian harus diikuti oleh
bimbingan karir. Perubahan kepribadian yang diperoleh melalui proses psikoterapi juga
dikaitkan dengan pemilihan karir diperlukan orientasi kembali ke arah baru dalam
pengembangan karirnya. Ini berarti bahwa seseorang konselor harus menguasai dalam
bimbingan karir.
C. Tahapan dan Karakteristik Perkembangan Karir Murid SD
Perkembangan karir merupakan bagian dari perkembangan manusia, karena:
a. Perkembangan terjadi sepanjang hidup manusia.
Hal ini dapat digambarkan dalam batas-batas kematangan yang merujuk kepada tahap
perkembangan yang dicapai. Perkembangan karir seseorang berkaitan erat dengan tahap
perkembangannya.
b. Perkembangan individu dipengaruhi oleh faktor pembawaan dan lingkungan.
Ini berarti bahwa faktor psikologis, sosiologis, pendidikan, ekonomis dan fisik berpengaruh
terhadap perkembangan individu. Strategi intervensi bimbingan karir akan memadai apabila
memperhatikan faktor-faktor tersebut.
c. Perkembangan adalah proses yang kontinu.
Perkembangan individu dapat dibantu melalui intervensi seawal mungkin dan berlangsung
sepanjang hidup. Ini berarti bahwa program yang hanya berpusat pada tahap perkembangan
tertentu akan mengurangi efektivitas perkembangan. Bimbingan karir merupakan salah satu
bentuk intervensi yang biasa dilakukan dalam proses perkembangan individu.
d. Sekalipun perkembangan itu kontinu, ada aspek-aspek yang dominan dalam berbagai
periode perkembangan. Program pengembangan karir harus memperhatikan aspek-aspek
dominan pada tahap perkembangan tertentu.
e. Perkembangan individu mencakup diferensiasi dan integrasi konsep diri dan persepsi
tentang dunianya. Strategi intervensi harus dirancang untuk membantu individu pada saat berada
dalam kematangan yang normal daripada intervensi yang bersifat remedial. Bimbingan karir
sebagai salah satu bentuk intervensi perkembangan individu dapat berfungsi preventif maupun
kuratif.
f. Perkembangan individual, sehingga adanya keragaman individual.
Program intervensi termasuk bimbingan karir harus memperhatikan keragaman individual
tersebut.
Elemen yang dikembangkan
a. Kesadaran diri Identitas Diri
b. Kesadaran pendidikan Identitas Pendidikan
c. Kesadaran karir Identitas Karir
d. Kesadaran ekonomis Pendidikan ekonomis
e. Pengambilan keputusan Keputusan Karir
f. Kompetensi dasar Keterampilan Kerja
g. Sikap dan apresiasi Kepuasan pribadi dan sosial

Anda mungkin juga menyukai