Anda di halaman 1dari 21

Perkembangan Peserta Didik

BAB VI
KONSEP PENYESUAIAN DIRI PESERTA DIDIK
USIA SEKOLAH MENENGAH

TujuanPembelajaran
Setelah mempelajari materi ini diharapkan peserta didik/ mahasiswa
mampu :

1. Memahami konsep dari penyesuaian diri.


2. Menjelaskan pengertian dari penyesuaian diri.
3. Memahami karakterisitik penyesuaian diri.
4. Mengetahui aspek-aspek dari penyesuaian diri.
5. Memahami penyesuaian diri dari berbagai aspek kehidupan.

A.Pengertian Penyesuaian Diri


Kemampuan penyesuaian diri yang sehat terhadap lingkungan
merupakan salah satu prasarat yang penting bagi terciptanya
kesehatan jiwa/mental individu. Banyak individu yang menderita
dan tidak mampu mencapai kebahagiaan dalam hidupnya karena
ketidakmampuannya dalam menyesuaikan diri baik dengan
kehidupan keluarga, sekolah, pekerjaan maupun masyarakat pada
umumnya. Tidak sedikit orang-orang yang menglami stress atau

Konsep Penyesuaian Diri Peserta Didik Usia Sekolah Menengah


Perkembangan Peserta Didik

depresi akibat kegagalan mereka untuk melakukan penyesuaian diri


dengan kondisi lingkungan yang ada dan kompleks.
Makna keberhasilan pendidikan seseorang terletak pada
sejauh mana yang telah dipelajari itu dapat membantu dalam
menyesuaikan diri dengan kebutuhan dan tuntutan lingkungan
kehidupannya. Berdasarkan pengalaman dan pengetahuan yang
diperoleh dari sekolah dan di luar sekolah. Seseorang memiliki
sejumlah kecakapan, minat, sikap, cita-cita, dan pandangan hidup.
Dengan pengalaman-pengalaman itu, secara berkesinambungan, ia
dibentuk menjadi seorang pribadi yang matang dan memiliki
tanggung jawab sosial dan moral.
Kondisi fisik, mental, dan emosional dipengaruhi dan
diarahkan oleh faktor-faktor lingkungan yang kemungkinan akan
berkembangan ke proses penyesuaian yang baik atau tidak baik.
Sejak lahir sampai meninggal, seseorang individu merupakan
organisme yang bergerak aktif dan dinamis. Ia aktif dengan tujuan
dan aktivitas-aktivitasnya yang berkesinambungan. Ia berusaha
untuk memuaskan kebutuhan-kebutuhan jasmani dan rohani.
Pengertian penyesuaian diri (adaptasi) pada awalnya berasal
dari pengertian yang didasarkan pada ilmu biologi, yaitu
dikemukakan oleh Charles Darwin yang terkenal dengan teori
evolusi. Ia mengatakan “genetic changes can improve the ability of
organisms to survive, reproduce, and in animals, reise offspring, this
Konsep Penyesuaian Diri Peserta Didik Usia Sekolah Menengah
Perkembangan Peserta Didik

process is called adaptation”. Artinya tingkah laku manusia dapat


dipandang sebagai reaksi terhadap berbagai tuntutan dan tekanan
alamiah lainnya. Semua makluk hidup secara alami telah dibekali
beradaptasi dengan keadaan lingkungan alam untuk bertahan hidup.
Dalam istilah psikologi, penyesuaian diri (adaptasi dalam istilah
biologi) disebut dengan istilah adjustment merupakan suatu proses
untuk mencari titik temu antara kondisi diri dan tuntutan lingkungan
(Davidoff, 1991).
Dengan demikian, penyesuaian diri merupakan suatu proses
alamiah dan dinamis yang bertujuan mengubah perilaku individu
agar terjadi hubungan yang lebih sesuai dengan kondisi
lingkungannya. Penyesuaian diri juga dapat diartikan sebagai
berikut.
a. Penyesuaian diri berarti adapatasi dapat dipertahankan eksistensi,
atau bias “survive” dan memperoleh kesejahteraan jasmani dan
rohani, dan dapat mengadakan relasi yang memuaskan dnegan
tuntutan lingkuangan sesial.
b. Penyesuaian diri dapat pula diartikan sebagai konformitas yang
berarti menyesuaiakan sesuatu dengn standar atau prinsip yang
berlaku umum.
c. Penyesuaian diri dapat diartikan sebagai penguasaan, yaitu
memiliki kemampuan untuk membuat rencana dan juga
mengordinasir respons-respon sedemikian rupa, sehingga bisa
Konsep Penyesuaian Diri Peserta Didik Usia Sekolah Menengah
Perkembangan Peserta Didik

mengatasi segala macam konflik, kesulitan, dan frustasi-frustasi


secara efektif. Individu memiliki kemampuan menghadapi
realitas hidup dengan cara yang adekuat atau memenuhi syarat.
d. Penyesuaian diri dapat diatikan sebagai penguasaan dan
kematangan emosional. Kematangan emosiaonal berarti memiliki
respons emosional yang sehat dan tepat pada setiap persoalan.

B. Karateristik Penyesuaian Diri


Dalam kenyataan, tidak selamanya individu akan berhasil
dalam melakukan penyesuaian diri. Hal itu disebabkan adanya
rintangan atau hambatan tertentu yang menyebabkan ia tidak
mampu melakukan penyesuaian diri secara optimal. Rintangan-
rintangan tersebut, ada individu-individu yang mampu melakukan
penyesuian diri secara positif, tetapi ada pula yang melakukan
penyesuaian diri secara tidak tepat(salah suai).
Untuk lebih jelasnya, berikut ini akan diuraikan karakteristik
penyesuaian diri yang positif dan penyesuaian diri yang salah.
1. Penyesuaian Diri yang Positif
Diantaranya ditandai hal-hal sebagai berikut.
a. Tidak menunujukan adanya ketegangan emosional yang
berlebihan.
b. Tidak menunjukan adanya mekanisme pertahankan yang salah.
c. Tidak menunjukkkan adanya frustasi pribadi.
Konsep Penyesuaian Diri Peserta Didik Usia Sekolah Menengah
Perkembangan Peserta Didik

d. Memiliki pertimbangan yang rasional dalam pengarahan diri.


e. Mampu belajar dari pengalaman
f. Bersikap realisktik dan objektif.
Dalam penyesuaian diri secara positif, individu akan
melakukan berbagai bentuk berikut ini.
a. Penyesuian diri dalam menghadapi masalah secara langsung
Dalam situasi ini, individu secara langsung menghadapi
masalah dengan segala akibat. Ia akan melakukan tindakan yang
sesuai dengan masalah yang dihadapinya. Misalnya seorang remaja
yang hamil sebelum menikah akan menghadapinya secara langsung
dan berusaha mengemukakan segala alasan kepada orangtuanya.
b. Penyesuian diri dengan melakukan eksplorasi (penjelajahan)
Dalam situasi ini, individu mencari berbagai pengalaman untuk
menghadapi dan memecahkan masalah-masalahnya. Misalnya,
seorang siswa menemui kegagalan dalam hal pelajaran praktikum
olahraga misal lompat jauh, maka siswa tersebut akan mencoba
mencari-cari kesalahannya dan mencari pengalaman sehingga
nantinya dapat memecahkan masalahnya.
c. Penyesuaian diri dengan trial and error
Dalam cara ini, individu melakukan tindakan coba-coba, dalam
arti kalau menguntungkan diteruskan dan kalu gagal tidak
diteruskan. Misalnya, seorang pengusaha mengadakan spekulasi
untuk meningkatkan usahanya.
Konsep Penyesuaian Diri Peserta Didik Usia Sekolah Menengah
Perkembangan Peserta Didik

d. Penyesuaian diri dengan subsitusi (mencari pengganti)


Apabila individu merasa gagal dalam menghadapi masalah, ia
dapat memperoleh penyesuaian dengan jalan mencari pengganti.
Misalnya, gagal berpacaran secara fisik, ia akan berfantasi tentang
seorang gadis idamannya.
e. Penyesuaian diri dengan belajar
Dengan belajar, individu dapat memperoleh pengetahuan dan
keterampilan yang diperlukan untuk membantu penyesuaian dirinya.
Misalnya, seorang guru akan berusaha belajar tentang berbagai ilmu
pengetahuan untuk meningkatkan kemampuan profesionalismenya.
f. Penyesuaian diri dengan pengendalian diri
Penyesuaian diri akan lebih efektif jika disertai oleh
pengetahuan memilih tindakan yang tepat serta pengendalian diri
yang tepat pula. Dalam situasi ini, individu akan berusaha memilih
tindakan mana yang harus dilakukan dan tindakan mana yang tidak
perlu dilakukan.
Cara inilah yang disebut inhibisi.
g. Penyesuian diri dengan peerncanaan yang cermat
Dalam hal ini, sikap dan tindakan yang dilakukan merupakan
keputusan yang diambil berdasarkan perencanaan yang cermat atau
matang. Keputusan diambil setelah dipertimbangakan dari berbagai
segi, seperti untung dan ruginya.
2. Penyesuaian diri yang sal ah
Konsep Penyesuaian Diri Peserta Didik Usia Sekolah Menengah
Perkembangan Peserta Didik

Kegagalan dalam melakukan penyesuaian diri secara positif,


dapat mengakibatkan indifidu melakukan penyesuaian yang salah.
Penyesuain diri yang salah ditandai dengan sikap dan tingkah laku
yang serba salah, tidak terarah, emosional, sikap yang realistic,
membabi buta, dan sebagainya. Ada tiga bentuk reaksi dalam
penyesuaian yang salah, yaitu rekasi bertahan, rekasi menyerang,
dan reaksi melarikan diri.
a. Reaksi bertahan (defence reaction)
Indifidu berusaha mempertahankan dirinya dengan seolah-olah
ia tidak menghadapi kegagaln, ia akan menunjukkan dirinya tidak
mengalami kesulitan. Adapun bentuk kusus dari reaksi ini yaitu:
1) Resionalisasi, yaitu mencari cari alasan yang masuk akal untuk
membenarkan tindakanya yang salah.
2) Refresi, yaitu menekan perasaanya yang dirasakan kurang enak
kealam kurang sadar. Ia akan merusaha melupakan perasaan atau
pengalamanya yang kurang menyenangkan atau menyakitkan.
3) Proyeksi, yaitu menyalahkan kegagalan dirinya pada pihak lain
atau pihak ketiga untuk mencari alasan yang bias diterima.
Misalnya, seorang siswa yang tidak lulus hal itu disebabkan guru-
gurunya membenci dirinya
4) “Saur Grapes” (anggur kecut) yaitu memutar balikan fakta atau
kenyataan. Misalnya, seorang remaja yang gagal menulis sms

Konsep Penyesuaian Diri Peserta Didik Usia Sekolah Menengah


Perkembangan Peserta Didik

mengatakan bahwa handphonenya rusak, padahal dia sendiri tidak


bisa menggunakan HP.
b. Reaksi menyerang (Aggrresif Action)
Individu yang salah akan menunjukkan sikap dan perilaku yang
bermanfat menyerang atau konfrontasi untuk menutupi kekurangan
atau kegagalannya. Ia tidak mau menyadari kegagalannya atau tidak
mau menerima kenyataan. Reaksi-reaksinya, antara lain:
1) Selalu membenarkan diri sendiri,
2) Selalu ingin berkuasa dalam setiap situasi,
3) Merasa senang bila mengganggu orang lain,
4) Suka menggertak, baik dengan ucapan maupun perbuatan,
5) Menunjukan sikap permusuhan secara terbuka,
6) Bersikap menyerang dan merusak,
7) Keras kepala dalam sikap dan perbuatannya,
8) Suka bersikap balas dendam,
9) Memerkosa hak orang lain,
10) Tindakannya suka serampangan, dan sebagainya.
c. Reaksi melarikan diri (escape reaction)
Dalam reaksi ini, individu akan melarikan diri dari situasi yang
menimbulkan konflik atau kegagalannya. Reaksinya tampak sebagai
berikunya:
1) Suka berfantasi untuk memuaskan keinginan yang tidak tercapai
dengan bentuk angan-angan(seoalah-olah sudah tercapai)
Konsep Penyesuaian Diri Peserta Didik Usia Sekolah Menengah
Perkembangan Peserta Didik

2) Banyak tidur, suka minuman keras, bunuh diri, atau menjadi


pecandu narkoba,
3) Regresi, yaitu kembali pada tingkah laku kekanak-kanakan.
Misalnya, orang dewasa yang bersikap dan berperilaku seperti
anak kecil.
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Proses Penyesuaian Diri.
Proses penyesuaian diri sangat dipengaruhi oleh factor-faktor
yang menentukan kepribadian itu sendiri, baik internal maupun
eksternal. Faktor-faktor itu dapat dikelompokkan sebagai berikut.
a. Faktor Fisiologis
Kondisi fisik, seperti struktur fisik dan temperamen sebagai
disposisi yang diwariskan, aspek perkembangannya secara
instrinsik berkaitan erat dengan susunan tubuh. Shekdon
mengemukakan bahwa terdapat korelasi yang positif antara tipe-
tipe bentuk tubuh dan tipe-tipe temperamen (Moh. Surya, 1977).
Misalnya orang yang tergolong ektomorf, yaitu ototnya lemah atau
tubuhnya rapuh, ditandai oleh sifat-sifat segan dalam melakukan
aktifitas social, pemalu, pemurung, dan sebagainya.
Karena struktur jasmaniah merupakan kondisi yang primer bagi
tingkah laku, dapat diperkirakan bahwa sistem saraf, kelenjar, dan
otot merupakan factor yang peting bagi proses penyesuaian diri.
Kesehatan dan penyakit jasmaniah juga berpengaruh terhadap
penyesuaian diri. Kualitas penyesuaian diri yang baik pula. Ini
Konsep Penyesuaian Diri Peserta Didik Usia Sekolah Menengah
Perkembangan Peserta Didik

berarti bahwa gannguan jasmaniah yang diderita oleh seseorang


akan mengganggu proses penyesuaian dirinya. Gangguan penyakit
yang kronis dapat menimbulkan kurangnya kepercayaan diri,
perasaan rendah diri, rasa ketergantunangan, perasaan ingin dikasihi
, dan sebagainya.
b. Faktor Psikologis
Banyak faktor psikologis yang mempengaruhi kemampuan
penyesuaian diri sperti pengalaman, hasil belajar, kebutuhan-
kebutuhan, aktualisasi diri, frustasi, depresi, dan sebagainya.
1) Faktor pengalaman
Tidak semua pengalaman mempunyai makna dalam
penyesuaian diri. Pengalaman yang mempunyai arti dalam
penyesuian diri, terutama pengalaman yang menyenangkan atau
pengalaman traumatic (menyusahkan). Pengalaman yang
menyenangkan, seperti memperoleh hadiah dari suatu kegiatan
cederung akan menimbulkan proses penyesuaian diri yang baik.
Sebaliknya, pengalaman yang traumatik akan menimbulkan
penyesuaian diri yang keliru atau salah susuai.
2) Faktor belajar
Proses belajar merupakan suatu dasar yang fundamental dalam
proses penyesuaian diri. Hal ini Karena melalui belajar, pola-pola
respon yang membentuk kepribadian akan berkembang. Sebagian

Konsep Penyesuaian Diri Peserta Didik Usia Sekolah Menengah


Perkembangan Peserta Didik

besar respon dan ciri-ciri kepribadian lebih banyak diperoleh dari


proses belajar dari pada diperoleh secara diwariskan.
3) Determinasi diri
Proses penyesuaian diri, disamping ditentukan oleh faktor-
faktor tersebut diatas, terdapat faktor kekuatan yang mendorong
untuk mencapai taraf penyesuaian yang tinggi dan atau merusak
diri.
4) Faktor konflik
Pengaruh konflik terhadap perilaku tergantung pada sikap
konflik itu sendiri. Ada pandangan bahwa semua konflik bersifat
mengganggu atau merugikan.Sebenarnya, beberpa konflik dapat
memotivasi seseorang untuk meningkatkan kegiatan dan
penyesuaian diri.
c. Faktor perkembangan dan kematangan
Dalam proses pengembangan, respon berkembang dari respon
yang bersifat intinktif menjadi respon yang bersikap hasil belajar
dan pengalaman. Dengan bertambahnya usia perubahan dan
perkembangan respon, tidak hanya diperoleh proses beajar, tetapi
juga perbuatan indifidu telah matang untuk melakukan respond an
ini menentukan pola penyesuaian dirinya.
Sesuai dengan hokum perkembangan, tingkat kematangan
yang di capai indifidu yang berbeda-beda, sehingga pola-pola
penyesuaian juga akan berfasiasi sesai tingkat perkembaganda
Konsep Penyesuaian Diri Peserta Didik Usia Sekolah Menengah
Perkembangan Peserta Didik

kematangan yang dicapainya. Selain itu, hubungan atara penyesuain


dan perkembangan dapat berbeda-beda menurut jenis aspek
perkembangan dan kematangan yang dicapai. Kondisi-kondisi
perkembangan dan kematangan mempengarui tiap aspek
kepribadian indifidu, seperti emosiaonal, social, moral, keagamaan,
dan intelektual.
d. Faktor lingkungan
Berbagai lingkungan, seperti keluarga, sekolah dan masyarakat,
kebusayaan, dan agama erpengaruh kuat terhadap diri seseorang.
1) Pengaruh lingkungan keluarga
Dari sekian banyak faktor yang mengondisikan penyesuaian
diri, faktor lingkungan keluarga merupakan faktor yang sangat
penting. Karena keluarga merupakan media sosialisasi bagi anak-
anak proses sosialisasi dan interaksi social yang pertama dan utama
di jelani indifidu dilingkungan keluarganya. Hasil sosialisasi
tersebut kemudian dikembangakan dilingkungan sekolah dan
masyarakat umum.
2) Pengaruh hubungan dengan orang tua
Pola hubungan orang tua dan anak mempunyai pengaruh yan
positif terhadap proses penyesuaian diri. Beberapa pola hubungan
yang dapat mempengaruai penyesuaian diri adalah sebagai berikut.
 Menerima (accep tance)

Konsep Penyesuaian Diri Peserta Didik Usia Sekolah Menengah


Perkembangan Peserta Didik

Orang tua menerima kehadiran anaknya dengan cara-cara yang


baik, sikap penerimaan ini dapat menimbulkan suasana hangat,
menyenangkan dan rasa aman bagi anak.
 Menghukum dan disiplin yang berlebihan
Hubungan orang tua dengan anak bersifat keras. Disiplin yang
terlalu berlebihan dapat menimbulkan suasana psikologis yang
kurang menyenangkan bagi anak.
 Memanjakan dan melindungi anak secara berlebiahan
Perlindungan dan pemanjaan secara berlebiahan dapat
menimbulkan perasaan tidak aman, cemburu, rendah diri,
canggung, dan gejala-gejala yang lainya
 Penolakan
Orang tua menolak kehadiran. Beberapa penelitaian menunjukan
bahwa penolakan orang tua pada anaknya akan menimbulkan
hambatan dalam penyesuaian diri
3) Hubungan saudara
Hubungan saudara yang penuh persahabatan, saling
menghormati, penuh kasih sayang, berpengaruh terhadap
penyesuaian diri yang lebih baik. Sebaliknya suasana permusuhan
perselisihan, irihati, kebencian, kekerasa, dansebagainya dapat
menimbulkan kesulitan dan kegagalan anak dalam
penyesuaiandirinya

Konsep Penyesuaian Diri Peserta Didik Usia Sekolah Menengah


Perkembangan Peserta Didik

4) Lingkungan masyarakat
Keadalaan lingkungan masyarakat tempat indifidu berada
menentukan proses dan pola-pola penyesuaian diri. Hasil penelitian
menunjukanbahwa gejala tingkah laku atau prilaku menyimpang
bersumber pada pengaruh keadaan lingkungan masyarakatnya
pergaulan yang salah dan terlalu bebas dikalangan reaja dapat
mempengarui pola-pola penyesuaian dirinya.
5) Lingkungan sekolah
Lingkungan sekolah berperan sebagai media sosialaisasi, yaitu
mempengaruhi kehidupan intelektual, social dan moral anak-anak.
Suasana sekolah baik social ataupun psikologis akan mempengarui
proses dan pola penyesuaian diri para siswanya. Pendidikan yang
diterima anak disekolah merupakan bekal bagi proses penyesuaian
diri mereka dilingkungan masyarakatnya.
e. Faktor budaya dan agama
Proses penyesuaian diri anak, dimulai lingkungan keluarga,
sekolah, dan masyarakat secara bertahap dipengarui oleh faktor-
faktor kultur dan agama. Lingkungan kultral tempat indifidu berada
dan berinteraksi akan menentukan polao-pola penyesuaian dirinya.
Misalnya, tata cara kehidupan di masjid atau gereja akan
mempengaruhi cara anak menempatkan diri dengan masayarakat
sekitarnya.

Konsep Penyesuaian Diri Peserta Didik Usia Sekolah Menengah


Perkembangan Peserta Didik

Agama mamberikan suasana psikologis tertentu dalam


mengurangi konflik, frustasi dan ketegangan lainya. Agama juga
memberikan suasana damai dan tenang pada anak. Ajaran agama ini
merupakan sumber nilai, norma, kepercayaan dan pola tingkah laku
yang akan memberikan tuntunan bagi arti, tujuan dan kestabilan
hidup anak. Sembayang dan berdoa merupakan media menuju arah
kehidupan yang lebih nyaman, tenang, dan berarti bagi manusia.
oleh karena itu, agama memegang peranan penting dalam proses
penyesuaian diri seseotang.

C. Proses penyesuaian diri


Penyesuaian diri adalah proses bagaimana individu mencapai
keseimbangan diri untuk memenuhi kebutuhan sesuai dengan
lingkungan. Seperti kita ketahui penyesuaian diri yang tidak akan
pernah tercapai. Penyesuaian diri lebih bersifat suatu proses
psikologis sepanjang hayat (live long procces) dan manusia terus
menerus akan berupaya menemukan dan mengatasi tekanan dan
tantangan hidup, guna mencapai pribadi yang sehat.
Orang akan dikatakansukses dalam melakukan penyesuaian
diri jika ia akan mamenuhi kebutuhanya dengan cara-cara yang
wajar atau dapat dierima oleh lingkungan tanpa merugikan atau
mengganggu orang lain. Penyesuaian diri yang baik, yang selalu
ingin diraih oleh seotang tidak akan dicapai, kecuali kehidupan
Konsep Penyesuaian Diri Peserta Didik Usia Sekolah Menengah
Perkembangan Peserta Didik

orang tersebut benar-benar terhindar dari tekanan tergoncangan dan


ketegangan jiwa.
Pada dasarnya penyesuaian diri melibatkan individu dengan
lingkunganya. Beberapa faktor lingkungan yang dapat menciptakan
penyesuain diri yang cukup sehat bagi remaja adalah sebagai
berikut.
1. Lingkungan keluarga yang harmonis
Apabila dibesarkan dalam keluarga yang harmonis yang
didalamnyaterdapat cinta kasih, respek telorensi, rasa aman, dan
kehangatan, seorang anak akan dapat melakukan pen yesuaian diri
secara sehat dan baik. Rasa dekat dengan keluarga merupakan suatu
kebutuhan pokok bagi perkembangan jiwa seorang anak
Lingkungan keluarga juga meupakan lahan untuk
mengambangakan berbagai kemampuan, yang dipelajarainya
melalui permainan, canda gurau, pengalaman sehari-hari dalam
keluarga. Dilingkungan keluarga, seorang anak belajar untuk tidak
egaois. Ia diharapkan dapat bebagi rasa dengan anggota kelurga
yang lain dan belajar untuk menghargai hak orang lain.
Dalam interaksi dengan keluarganya, seorang anak juga
mempelajari sejumlah adat dan kebiasaan, seperti dalam hal makan,
minum, berbicara, berpakaian , cara berjalan, duduk dan sebagainya.
Selain itu, dalam keluaraga masih banyak hal lain yang berperan
dalam proses pembentukan kemampuan penyesuaian diri yang
Konsep Penyesuaian Diri Peserta Didik Usia Sekolah Menengah
Perkembangan Peserta Didik

sehat, sepert rasa percaya pada orang lain atau diri sendiri,
pengendalian rasa ketakutan, sikap telorensi, kerjasama, kehangatan,
dan rasa aman yang semua hal itu sangat berguan bagi penyesuaian
diri di masa depanya.
2. Lingkungan Teman Sebaya
Menjalin hubungan yang erat dan harmaonis dengan teman
sebaya sangatlah penting pada masa remaja. Suatu hal yang dulit
bagi remaja adalah menjauhkan diri da dijauhi oleh temanya.
Remaja mencurahkan pada teman-temanya apa yang tersimpan di
hatinya, dari angan, pemikiran dan perasaan-perassanya. Ia
mengungkapkan pada teman sebayanya yang akrap secara bebas dan
terbuka tentang rencana, cita-cita, dan kesulitan-kesulitan hidupnya.
Pengertian dan saran-saran dari temanya akan membantu
dirinya dalam menerima keadaan dirinya serta memahami hal-hal
yang menjadikan dirinya berbeda dari orang lain dan keluarga oran
lain. Semakin ia mengerti dirinya, semakin meningkatkan
keadaanya untuk menerima dirinya, mengetahui kekuatan dan
kelamahanya. Ia akan menemukan cara penyesuaianya yang tepat
sesuai dengan potensi yang dimilikinya itu.
3. Lingkungan sekolah.
Sekolah mempunyai tugas yang tidak terbatas pada masalah
pengetahuan dan informasi saja, tetapi juga mencakup tanggung
jawab moral dan social secara luas dan kompleks. Demikian pula
Konsep Penyesuaian Diri Peserta Didik Usia Sekolah Menengah
Perkembangan Peserta Didik

guru, tugasnya tidak hanya mengajar saja tetapi juga berperan


sebagai pendidik, pembimbing, dan pelatih bagi murid-muridnya.
Pendidikan yang modern menuntut guru untuk mengamati
pengembangan penyesuaian diri murid-muridnya serta mampu
menyusun sistem pendidikan yang sesuai dengan perkembangan
tersebut.

D.Aspek-aspek penyesuaian diri


pada dasarnya, penyesuaian diri memilikidua aspek, yaitu
penyesuaian pribadi dan penyesuaian sosial.
1. Penyesuaian pribadi
Penyesuain diri adalah kemampuan seseoarang untuk
menerima diri demi tercapainya hubungan yang harmonis antara
dirinya dan lingkungan sekitarnya. Ia mnyatakan sepenuhnya siapa
dirinya sebenarnay, apa kelibihan dan kekuranganya dan mampu
bertindak objektif sesuai dengan kondisi dan potensi dirinya.
Keberhasilan penyesuaian diri pribadi ditandai oleh tidak adanya
rasa benci tidak adanya keinginan untuk lari dari kenyataan, atau
tidak percaya pada potensi pada dirinya. Sebalinya, kegagalan
penyesuain pribadi ditandai oleh kegoncangan dan emosi,
kecemasan, ketidak puasan, dan keluahan terhadap nasib yang
dialaminya sebagai akibat adanya jarak pemisah antara kemampuan
indifidu dan tuntutan yang diharapkan oleh lingkunganya. Hal inilah
Konsep Penyesuaian Diri Peserta Didik Usia Sekolah Menengah
Perkembangan Peserta Didik

yang menjadi sumber terjadinya konflik yang kemudian terwujud


dalam rasa takut dan kecemasan, sehingga untuk meredakanya
indifidu harus melakukan penyesuaian diri.
2. Penyesuain sosial
Dalam kehidupan di masyarakat terjadi proses saling
mempengaruhi datu dama lain yang terus menerus yang silih
berganti. Dari proses tersebut, timbul pola kebudayaan dan pola
tingkah laku yang sesuai dengan aturan, hokum, adat istiadat, nilai,
dan norma social yang berlaku dalam masyarakat. Proses ini dikenal
dengan istilah ptoses penyesuaian social. Penyesuaian social terjadi
dalam lingkungan hubungan social ditempat indifidu itu hidup dan
berinteraksi dengan orang lain. Hubungan-hubungan social tersebut
mencakup hubungan dengan anggota keluarga, masyarakat sekolah,
teman sebaya, atau anggota masyarakat luas secara umum.

EVALUASI
Latihan Soal !
1. Jelaskan pengertian dari penyesuaian diri !
2. Sebutkan tanda-tanda penyesuian diri yang positif !
3. Faktor-faktor apa sajakah yang dapat mempengaruhi
penyesuian diri ?
4. Lingkungan keluarga yang harmonis merupakan salah satu
faktor yang dapat menciptakan penyesuaian diri yang cukup
sehat bagi remaja, mengapa demikian ?
5. Penyesuaian diri memiliki dua aspek, sebutkan dan jelaskan!
Konsep Penyesuaian Diri Peserta Didik Usia Sekolah Menengah
Perkembangan Peserta Didik

Kunci jawaban !
1. Penyesuian diri merupakan suatu proses alamiah dan dinamis
yang bertujuan mengubah perilaku individu agar terjadi
hubungan yang lebih sesuai dengan kondisi lingkungannya.
2. a. Tidak menunjukkan adanya kegagalan emosional yang
berlebihan
b. Tidak menunjukkan adanya mekanisme pertahanan yang
salah
c. Tidak menunjukkan adanya frustasi pribadi
d. Mampu belajar dari pengalaman. Dan lain sebagainya.
3. a. Faktor fisiologis
b. Faktor psikologis
c. Faktor perkembangan dan kematanga
d. Faktor lingkungan
e. Faktor budaya dan agama
4. Karena didalam lingkungan keluarga, seorang anak
mempelajari dasar-dasar dari cara bergaul dengan orang lain.
Biasanya yang menjadi contoh atau acuan adalah orang tua,
tokoh pemimpin, atau seorang yang menjadi idolanya.
5. a. Penyesuaian Pribadi
adalah kemampuan seseorang untuk menerima diri demi
tercapainya hubungan yang harmonis antara dirinya dan
lingkungan sekitar.
b. Penyesuaian Sosial
Dalam kehidupan di masyarakat terjadi proses saling
mempengaruhi satu sama lain yang terus menerus dan silih
berganti. Dari proses tersebut timbul suatu kebudayaan dan
pola tingkah laku yang sesuai dengan aturan, hokum, adat

Konsep Penyesuaian Diri Peserta Didik Usia Sekolah Menengah


Perkembangan Peserta Didik

istiadat, nilai dan norma sosial yang berlaku dalam


amasyarakat.

DAFTAR RUJUKAN

Depdikbud, Dirjen Dikti PPIPT. 1982. Proses Penyesuaian Diri.


Jakarta: Gunung Agung.

Gerungan. 1987. Psikoogi Sosial. Bandung: PT Erasco.


Mampiere, Andi. 1982. Psikologi Remaja. Surabaya: Usaha
Nasional.

Martaniah, Sri M. 1964. Peranan Orangtua dalam Perkembangan


Kepribadian. Yogyakarta: Jiwa Baru, 11/12 Th.XII.

Konsep Penyesuaian Diri Peserta Didik Usia Sekolah Menengah

Anda mungkin juga menyukai