Anda di halaman 1dari 9

A.

Pengertian DROP OUT


Yang dimaksud dengan drop out adalah keluar dari sekolah sebelum
waktunya, atau sebelum lulus. Drop out demikian ini perlu dicegah,
oleh karena hal demikian dipandang sebagai pemborosan bagi biaya
yang sudah terlanjur dikeluarkan untuknya. Banyaknya peserta didik
yang drop out adalah indikasi rendahnya produktivitas pendidikan.
Tingginya angka drop out juga bisa mengganggu angka partisipasi
pendidikan atau sekolah.
Mahasiswa Drop Out adalah mahasiswa melebihi jangka waktu studi
dan atau melanggar ketentuan yang berlaku. Putus sekolah atau drop
out dapat diartikan menarik diri dari masyarakat yang didirikan,
terutama karena kekecewaan dengan nilai-nilai konvensional.
Jenis Pemberhentian Status Kemahasiswaan (Drop Out):
1. DO Administratif
diberlakukan kepada mahasiswa yang tidak melakukan daftar ulang
selama dua semester berturut-turut
2. DO Akademik
diberlakukan kepada mahasiswa karena tidak memenuhi ketentuan
akademik. DO akademik digolongkan menjadi dua yaitu:
a. DO prestasi
yaitu DO karena mahasiswa mempunyai IP semester sebesar 1,50
atau kurang pada tiga semester pertama berturut-turut
b. DO masa studi
yaitu DO akibat tidak terpenuhinya ketentuan masa studi sebagai
mana ketentuan masa studi yang berlaku
3. DO Luar Biasa
diberlakukan kepada mahasiswa yang melanggar ketentuan hukum,
susila dan etika.
B. Penyebab DROP OUT
Ada banyak sebab mengapa peserta didik drop out dan tidak
menyelesaikan pendidikannya.
Rendahnya kemampuan yang dimiliki ini, menjadikan penyebab
peserta didik merasa berat untuk menyelesaikan pendidikannya.
Oleh karena itu, peserta didik dengan kemampuan rendah demikian,

perlu mendapatkan perlakuan khusus yang berbeda dengan peserta

didik kebanyakan.
Kedua, karena tidak punya biaya untuk sekolah. Ini terutama
banyak terjadi di daerah-daerah pedesaan dan kantong-kantong
kemiskinan. Pada daerah demikian, jangankan untuk biaya
pendidikan, untuk kebutuhan sehari-hari saja peserta didik bersama
keluarga merasa tidak mencukupi. Pada hal, haruslah disadari,
bahwa semakin tinggi tingkatan dan jenjang pendidikan yang akan
ditempuh oleh peserta didik, semakin banyak pula biaya pendidikan

yang harus dikeluarkan.


Ketiga, karena sakit yang tidak tahu kapan sembuhnya. Ini
menjadikan penyebab siswa tidak sekolah sampai dengan batas
waktu yang dia sendiri tidak tahu. Lantaran sudah jauh tertinggal
dengan peserta didik lainnya, maka kemudian ia lebih memilih tidak
bersekolah saja ketimbang bersekolah, karena teman-teman

sebayanya sudah hampir menyelesaikan sekolah.


Keempat, karena bekerja. Pekerja anak-anak, pada negaranegara sedang berkembang sangat banyak jumlahnya. Tidak jarang,
anak-anak ini juga bekerja pada sektor formal yang terikat oleh
waktu dan aturan. Waktu yang ditetapkan oleh perusahaan tempat
bekerja bisa saja berbenturan dengan waktu ia harus masuk sekolah.
Oleh karena itu, lambat laun ia tidak dapat sekolah lagi, karena

harus bekerja.
Kelima, harus membantu orang tua di ladang. Di daerah
agraris dan kantong-kantong kemiskinan, putra laki-laki dipandang
sebagai pembantu terpenting ayahnya untuk bekerja di ladang.
Untuk membantu di ladang, dibutuhkan waktu yang relatif banyak
sehingga seringkali menjadikan peserta didik tidak bisa mengikuti
pelajaran di sekolah. Karena itu, tidak jarang mereka tidak dapat
mengikuti lagi pelajaran yang diberikan. Merasa tidak dapat

mengikuti tersebut, kemudian peserta didik drop out.


Keenam, karena di-drop out oleh sekolah. Hal ini terjadi karena
yang bersang-kutan memang sudah tidak mungkin dapat dididik
lagi. Tidak dapat dididik lagi ini, bisa disebabkan karena memang

kemampuannya rendah, atau dapat juga karena yang bersangkutan

memang tidak mau belajar.


Ketujuh, karena peserta didik itu sendiri yang ingin drop out
dan tidak mau sekolah. Pada peserta didik demikian, memang tidak
dapat dipaksa untuk bersekolah, termasuk oleh orang tuanya sendiri.

Kedelapan, terkena kasus pidana dengan kekuatan hukum yang


sudah pasti. Pidana yang dialami oleh peserta didik untuk beberapa
tahun, bisa menjadikan yang bersangkutan akan drop out dari
sekolah. Karena tidak mungkin sambil dipidana dengan tetap
bersekolah.

Kesembilan, karena sekolah dianggap tidak menarik bagi


peserta didik. Karena tidak menarik, mereka memandang lebih baik
tidak sekolah saja.

Berdasarkan laporan teknis penelitian lapangan oleh Sweeting dan


Muchlisoh pada tahun 1998, beberapa penyebab murid keluar dari
sekolah adalah:
1. banyak anak keluar dari sekolah disebabkan oleh sulitnya ekonomi
yang berakibat secara langsung pada biaya sekolah tidak dapat
dipenuhi. Keluarga dengan penghasilan rendah menghadapi
kesulitan lebih besar dalam mendapatkan sumbangan komite
sekolah untuk anak-anak mereka di SD, untuk membeli dan merawat
pakaian seragam sekolah, dan dalam menyediakan makan dan
berbagai keperluan yang diperlukan di sekolah seperti pensil dan
buku;
2. anak lebih mementingkan untuk membantu menambah penghasilan
orang tua. Anak-anak yang lebih tua dari keluarga berpenghasilan
rendah bisa juga keluar dari sekolah sebab mereka dibutuhkan untuk
dapat menambah pendapatan keluarga;
3. ada anak yang tidak dapat meneruskan sekolah karena sakit yang
terus-menerus, kondisi demikian ini karena asupan gizi yang kurang
baik. Kembali lagi pada masalah ekonomi keluarga yang sulit untuk
memenuhi kebutuhan gizi yang baik untuk anak-anaknya.

C. Dampak DROP OUT


menjadi pengangguran
tunawisma
meningkatnya kriminalitas di kalangan pelajar
D. Penanganan DROP OUT
Penanganan drop out tentu tidak bisa dilaksanakan oleh sekolah
sendiri, melainkan haruslah terpadu dan bersama-sama dengan
lingkungan lain: keluarga dan masyarakat. Pemerintah juga perlu
mengupayakan bagaimana agar drop out ini dapat ditekan. Sebab,
kalau hanya satu lembaga saja yang berusaha menekan angka drop
out, maka tidak akan dapat berhasil sebagaimana yang diharapkan.
Kasus-kasus drop out demikian, memang tidak selamanya dapat
dipecahkan. Dalam pengertian, ada beberapa kasus peserta didik drop
out yang dapat dicegah dan tidak dapat di cegah.
Pada peserta didik drop out karena alasan biaya, masih dapat
dicarikan jalan keluarnya dengan memberikan beasiswa, mencarikan
orang tua asuh dan sebagainya. Sedangkan jika peserta didik drop out
karena tidak bersekolah, sangat sulit pemecahannya. Oleh karena itu,
amanat wajib belajar, dengan memberikan sangsi bagi orang tua
peserta didik mereka yang tidak sekolah, bisa dijadikan sebagai sarana
untuk menekan angka drop out.

DROP OUT
1. Pengertian Drop Out
Drop Out adalah keluar dari sekolah sebelum waktunya, atau
sebelum lulus. Drop out demikian ini perlu dicegah, oleh karena hal
demikian dipandang sebagai pemborosan bagi biaya yang sudah
terlanjur dikeluarkan untuknya. Banyaknya peserta didik yang drop out
adalah indikasi rendahnya produktivitas pendidikan. Tinginya angka

drop out juga bisa mengganggu angka partisipasi pendidikan atau


sekolah.
2. Penyebab terjadinya drop out
Pada umumnya di sekolah-sekolah sekarang ini dibedakan 3 hal
sehubung dengan masalah ketidak hadiran. Penyebab ketidak hadirn
tersebut diantaranya adalah adanya ijin, sakit dan alpa. Tetapi ketiga
hal tersebut akan menyebabkan sebuah masalah jika dalam jumlah
yang sering dilakukan oleh peserta didik. Salah satu akibat yang akan
diterima oleh peserta didik adalah sebuah pilihan yang harus diterima
yaitu sebuah pernyatan drop out dari sekolah.
Secara umum sebab-sebab terjadinya drop out yaitu peserta didik
tidak mampu menyelesaikan pendidikan, tidak mempunyai biaya
sekolah, peserta didik dalam keadaan sakit dan tidak kunjung sembuh.
Jika dibedakan melalui beberapa sumber ketidak hadiran yang juga
akan menyebabkan terjadinya sebuah drop out dapat dilihat dari
berbagai sumber, ysaitu sebagai berikut: (Sahertian, 1987:75)
a) Dilihat dari segi tanggung jawab murid itu sendiri

Murid yang sering sakit

Membolos karena pengaruh teman-teman sekelompok

Karena malas

Tidak mengerjakan pekerjaan rumah

Melanggar peraturan lalu dihukum

Berkelahi lalu tidak berani masuk sekolah

Lupa atau tidak mau minta ijin dari sekolah

Kebiasaan-kebiasaan buru yang telah dibawa sejak lama

b) Dilihat dari segi rumah tangga

Orang tua yang selalu sibuk karena ayah dan ibu bekerja dan
kurang memperhatikan anak

Latar belakang ekonomi orang tua yang terlalu buruk

Terlalu memanjakan anak

Keluarga yang berpindah-pindah tempat kerja

Tempat tinggal yang jauh

Karena tidak mempunyai pakaian yang layak untuk ke sekolah

Tuntutan orang tua yang harus bekerja

Orang tua mengajak anak untuk bepergian

c) Dilihat dari segi sekolah

Suasana belajar yang kurang menyenangkan

Guru yang terlalu keras dan menyakitkan

Kurangnya pembinan dan bimbingan dari guru

Kebijaksanaan pimpinan sekolah yang kurang menguntungkan

Bangunan sekolah yang agak jauh

Biaya dan pungutan uang sekolah yang terlalu tinggi

Tuntutn peraturan yang menekan para siswa

Keadaan gedung yang tidak memenuhi syarat

Program sekolah yang kurang menarik

Sukarnya pengangkutan untuk datang ke sekolah

d) Dilihat dari segi masyarakat

Musim panaen yang memaksa anak harus ikut kerja musiman

Bencana alam menimpa sehingga masyarakat kacau

Jalan yang terhalang

3. Akibat Terjadinya Drop Out

Menjadi pengangguran

Tunawisma

meningkatnya kriminalitas di kalangan pelajar

4. Solusi untuk Mengatasi Drop Out


Penanganan drop out tentu tidak bisa dilaksanakan oleh sekolah
sendiri, melainkan haruslah terpadu dan bersama-sama dengan
lingkungan lain: keluarga dan masyarakat. Pemerintah juga perlu
mengupayakan bagaimana agar drop out ini dapat ditekan. Sebab,

kalau hanya satu lembaga saja yang berusaha menekan angka drop
out, maka tidak akan dapat berhasil sebagaimana yang diharapkan.
Kasus-kasus drop out demikian, memang tidak selamanya dapat
dipecahkan. Dalam pengertian, ada beberapa kasus peserta didik drop
out yang dapat dicegah dan tidak dapat di cegah.
Pada peserta didik drop out karena alasan biaya, masih dapat
dicarikan jalan keluarnya dengan memberikan beasiswa, mencarikan
orang tua asuh dan sebagainya. Sedangkan jika peserta didik drop out
karena tidak bersekolah, sangat sulit pemecahannya. Oleh karena itu,
amanat wajib belajar, dengan memberikan sangsi bagi orsang tua
peserta didik mereka yang tidak sekolah, bisa dijadikan sebagai sarana
untuk menekan angka drop out.

DO (Drop Out) Perkuliahan.


Pemberhentian Status Kemahasiswaan atau Drop Out adalah proses pencabutan status
kemahasiswaan atas diri mahasiswa, disebabkan oleh hal-hal tertentu yang telah ditentukan
oleh universitas bersangkutan.

DO (Drop Out) bisa digolongkan dalam beberapa bentuk, contohnya

DO (Drop Out) administrative


yaitu sistem yang diberlakukan kepada mahasiswa yang tidak melakukan daftar ulang
selama beberapa semester berturut-turut, atau tidak membayar administrasi selama

beberapa semester kepada universitasnya.


DO akademik
yaitu sistem yang diberlakukan kepada mahasiswa karena tidak memenuhi ketentuan
akademik. DO akademik ini dapat berlaku kepada mahasisawa yang selama beberapa
semester berturut-turut mendapakan nilai atau IP semester rendah atau kurang dari standar
yang ditetapkan oleh akademi. Dan seorang mahasiswa juga dapat terkena sistem DO
apabila seorang mahasiswa itu tidak dapat memenuhi ketentuan masa studi, misalnya
dalam tujuh tahun seorang mahasiswa itu belum bisa menyelesaikan masa studinya, maka

bisa jadi dia akan terkena sistem DO.


Do luar biasa

Sebab lain yang menjadikan mahasiswa terkena system DO, yaitu akibat mahasiswa
melanggar ketentuan hukum, susila, etika dan juga karena terjerat kasus kriminal.
Alasan lain pemberlakuan sistem Drop Out lantaran mahasiswa tidak bisa memenuhi
target SKS (sistem kredit semester) yang ditentukan perguruan tinggi dalam kurun waktu
tertentu. Kondisi demikian bisa terjadi lantaran mahasiswa yang bersangkutan memiliki
aktivitas lain di luar jam kuliah, yaitu seperti kerja atau yang lainnya. Saat mahasiswa bekerja
konsentrasinya akan terpecah dengan kuliah, akibatnya tidak bisa focus dan kuliah jadi
terbengkalai. Contoh lain, jika mahasiswa bersangkutan seorang atlet yangbharus mengikuti
pemusatan latihan jangka panjang sehingga tidak bisa kuliah.
Dengan adanya system DO, sebagian mahasiswa lama merasa takut akan pemberlakuan
system tersebut. Tetapi apabila seorang mahasiswa mendapat peringatan DO, seorang
mahasiswa dapat mengajukan pemulihan terhadap status kemahasiswaannya, dengan syarat
yang telah ditentukan lembaga atau universitas yang di ikutinya. Sebagai contoh, persyaratan
pemulihan Drop Out dengan mengajukan surat permohonan pemulihan dari instansi tersebut,
juga bersedia membayar SPP yang terhutang dalam beberapa semester sebelumnya. Dan
persyaratan pemulihan Drop Out dalam prestasi, yaitu seorang mahasiswa harus menempuh
beberapa semester yang terlewat atau tidak lulus dalam semester sebelumnya, dan dengan
nilai atau IP yang memenuhi stendar dari akademik. selanjutnya seorang mahasiswa tersebut
tidak boleh mengulangi perbuatan yang dapat mengakibatkan DO. Karena pemulihan status
kemasiswaan hanya berlaku sekali.
Seorang mahasiswa yang sedang menjalani masa perkuliahan disetiap Universitas, pasti
berharap dapat mencapai tahap wisuda atau lulus dan menyandang gelar sarjana.
Namun,sebelum mencapai tahap yang di inginkan, seorang mahasiswa diharuskan menyusun
skripsi atau karya sebagai tugas akhir.dan mahasiswa yang sedang dalam proses pembuatan
skripsi atau karya, kerap kali menemukan kesulitan, baik teknis, menentukan tema, kumpulan
meteri bahkan hingga masalah pembimbing akademik. Kondisi ini menjadi beban dan
kendala bagi seorang mahasiswa tersebut. Bahkan banyak juga menjumpai mahasiswa yang
tidak sampai proses penyusunan tugas akhir hingga tidak sampai ke-jenjang sarjana, dan
sebagian besar mahasiswa yang berhenti ditengah jalan lantaran terkena sistem DO atau Drop
Out.
Drop Out atau DO merupakan satu kata yang bisa menghantui seorang mahasiswa.
Ancaman DO dikeluarkan dari Universitas memang bukan perkara yang bisa dianggap
enteng. Sebab, hal ini menyangkut dengan masa depan seorang mahasiswa. Kendati berkesan

negative dan menakutkan tetapi di satu sisi kebijkan, sistem ini dapat menjadi cambuk atau
motivasi bagi mahasiswa untuk menjalani proses perkuliahan dengan lancar. Dengan adanya
sistem DO mampu membuat seorang mahasiswa untuk menciptakan sebuah jati diriyang
baik. pemberlakuan system DO secara konsisten, sekaligus bisa menjadi syok terapi bagi
mahasiswa lainnya. Dengan kondisi ini, bisa dipahami kebijakan yang dikeluarkan pihak
perguruan tinggi sebagai salah satu upaya mendidik mahasiswa.
Walaupun sistem Drop Out terbilang suatu ancaman tetapi tidak sembarangan diterapkan
oleh pihak perguruan tinggi. Hanya mahasiswa yang dinyatakan terbukti melakukan tindakan
merugikan pihak universitas, barulah bisa seorang mahasiswa mendapat ancaman Drop Out.
misalnya saja, seorang mahasiswa yang bersangkutan dengan tindak criminal ataupun
menyalahgunakan peraturan yang membuat nama institusi perguruan tinggi tercemar.
Misi sebuah perguruan tinggi salah satunya menghasilkan lulusan mahasiswa
berkualitasdan bisa menyelesaikan masa studi sesuai ketentuan. Di beberapa perguruan
tinggi untuk memacu mahasiswa agar menyelesaikan studi tepat waktu dan diterapkanlah
sistem DO (Drop Out). Mekanisme DO digunakan sebagai ancamankepada mahasiswa agar
tidak asal dalam menjalani perkuliahan atau santai sehingga masa studi yang harusnya bisa
diselesaikan dalam waktu empat tahun dan berkembang melebihi ketentuan. Bagi perguruan
tinggi adanya sistem DO tentu saja memebawa dampak positif bagi kampus. Karena
masyarakat akan memandangbaik setiap perguruan tinggi yang angka kelulusannya tinggi
sekaligus berprestasi.
Semoga system Drop Out ini bisa menjadi motivasi untuk mahasiswa agar lebih giat
dalam kuliah. Dan lebih memfokuskan kepentingan perkuliahandaripada aktivitas yang tidak
perlu. Maka sebagai seorang mahasiswa yang menginginkan gelar sarjana, mari kita berusaha
mencapainya. Dan sebisa mungkin terhindar dari system Drop Out atau DO.

Anda mungkin juga menyukai