didik kebanyakan.
Kedua, karena tidak punya biaya untuk sekolah. Ini terutama
banyak terjadi di daerah-daerah pedesaan dan kantong-kantong
kemiskinan. Pada daerah demikian, jangankan untuk biaya
pendidikan, untuk kebutuhan sehari-hari saja peserta didik bersama
keluarga merasa tidak mencukupi. Pada hal, haruslah disadari,
bahwa semakin tinggi tingkatan dan jenjang pendidikan yang akan
ditempuh oleh peserta didik, semakin banyak pula biaya pendidikan
harus bekerja.
Kelima, harus membantu orang tua di ladang. Di daerah
agraris dan kantong-kantong kemiskinan, putra laki-laki dipandang
sebagai pembantu terpenting ayahnya untuk bekerja di ladang.
Untuk membantu di ladang, dibutuhkan waktu yang relatif banyak
sehingga seringkali menjadikan peserta didik tidak bisa mengikuti
pelajaran di sekolah. Karena itu, tidak jarang mereka tidak dapat
mengikuti lagi pelajaran yang diberikan. Merasa tidak dapat
DROP OUT
1. Pengertian Drop Out
Drop Out adalah keluar dari sekolah sebelum waktunya, atau
sebelum lulus. Drop out demikian ini perlu dicegah, oleh karena hal
demikian dipandang sebagai pemborosan bagi biaya yang sudah
terlanjur dikeluarkan untuknya. Banyaknya peserta didik yang drop out
adalah indikasi rendahnya produktivitas pendidikan. Tinginya angka
Karena malas
Orang tua yang selalu sibuk karena ayah dan ibu bekerja dan
kurang memperhatikan anak
Menjadi pengangguran
Tunawisma
kalau hanya satu lembaga saja yang berusaha menekan angka drop
out, maka tidak akan dapat berhasil sebagaimana yang diharapkan.
Kasus-kasus drop out demikian, memang tidak selamanya dapat
dipecahkan. Dalam pengertian, ada beberapa kasus peserta didik drop
out yang dapat dicegah dan tidak dapat di cegah.
Pada peserta didik drop out karena alasan biaya, masih dapat
dicarikan jalan keluarnya dengan memberikan beasiswa, mencarikan
orang tua asuh dan sebagainya. Sedangkan jika peserta didik drop out
karena tidak bersekolah, sangat sulit pemecahannya. Oleh karena itu,
amanat wajib belajar, dengan memberikan sangsi bagi orsang tua
peserta didik mereka yang tidak sekolah, bisa dijadikan sebagai sarana
untuk menekan angka drop out.
Sebab lain yang menjadikan mahasiswa terkena system DO, yaitu akibat mahasiswa
melanggar ketentuan hukum, susila, etika dan juga karena terjerat kasus kriminal.
Alasan lain pemberlakuan sistem Drop Out lantaran mahasiswa tidak bisa memenuhi
target SKS (sistem kredit semester) yang ditentukan perguruan tinggi dalam kurun waktu
tertentu. Kondisi demikian bisa terjadi lantaran mahasiswa yang bersangkutan memiliki
aktivitas lain di luar jam kuliah, yaitu seperti kerja atau yang lainnya. Saat mahasiswa bekerja
konsentrasinya akan terpecah dengan kuliah, akibatnya tidak bisa focus dan kuliah jadi
terbengkalai. Contoh lain, jika mahasiswa bersangkutan seorang atlet yangbharus mengikuti
pemusatan latihan jangka panjang sehingga tidak bisa kuliah.
Dengan adanya system DO, sebagian mahasiswa lama merasa takut akan pemberlakuan
system tersebut. Tetapi apabila seorang mahasiswa mendapat peringatan DO, seorang
mahasiswa dapat mengajukan pemulihan terhadap status kemahasiswaannya, dengan syarat
yang telah ditentukan lembaga atau universitas yang di ikutinya. Sebagai contoh, persyaratan
pemulihan Drop Out dengan mengajukan surat permohonan pemulihan dari instansi tersebut,
juga bersedia membayar SPP yang terhutang dalam beberapa semester sebelumnya. Dan
persyaratan pemulihan Drop Out dalam prestasi, yaitu seorang mahasiswa harus menempuh
beberapa semester yang terlewat atau tidak lulus dalam semester sebelumnya, dan dengan
nilai atau IP yang memenuhi stendar dari akademik. selanjutnya seorang mahasiswa tersebut
tidak boleh mengulangi perbuatan yang dapat mengakibatkan DO. Karena pemulihan status
kemasiswaan hanya berlaku sekali.
Seorang mahasiswa yang sedang menjalani masa perkuliahan disetiap Universitas, pasti
berharap dapat mencapai tahap wisuda atau lulus dan menyandang gelar sarjana.
Namun,sebelum mencapai tahap yang di inginkan, seorang mahasiswa diharuskan menyusun
skripsi atau karya sebagai tugas akhir.dan mahasiswa yang sedang dalam proses pembuatan
skripsi atau karya, kerap kali menemukan kesulitan, baik teknis, menentukan tema, kumpulan
meteri bahkan hingga masalah pembimbing akademik. Kondisi ini menjadi beban dan
kendala bagi seorang mahasiswa tersebut. Bahkan banyak juga menjumpai mahasiswa yang
tidak sampai proses penyusunan tugas akhir hingga tidak sampai ke-jenjang sarjana, dan
sebagian besar mahasiswa yang berhenti ditengah jalan lantaran terkena sistem DO atau Drop
Out.
Drop Out atau DO merupakan satu kata yang bisa menghantui seorang mahasiswa.
Ancaman DO dikeluarkan dari Universitas memang bukan perkara yang bisa dianggap
enteng. Sebab, hal ini menyangkut dengan masa depan seorang mahasiswa. Kendati berkesan
negative dan menakutkan tetapi di satu sisi kebijkan, sistem ini dapat menjadi cambuk atau
motivasi bagi mahasiswa untuk menjalani proses perkuliahan dengan lancar. Dengan adanya
sistem DO mampu membuat seorang mahasiswa untuk menciptakan sebuah jati diriyang
baik. pemberlakuan system DO secara konsisten, sekaligus bisa menjadi syok terapi bagi
mahasiswa lainnya. Dengan kondisi ini, bisa dipahami kebijakan yang dikeluarkan pihak
perguruan tinggi sebagai salah satu upaya mendidik mahasiswa.
Walaupun sistem Drop Out terbilang suatu ancaman tetapi tidak sembarangan diterapkan
oleh pihak perguruan tinggi. Hanya mahasiswa yang dinyatakan terbukti melakukan tindakan
merugikan pihak universitas, barulah bisa seorang mahasiswa mendapat ancaman Drop Out.
misalnya saja, seorang mahasiswa yang bersangkutan dengan tindak criminal ataupun
menyalahgunakan peraturan yang membuat nama institusi perguruan tinggi tercemar.
Misi sebuah perguruan tinggi salah satunya menghasilkan lulusan mahasiswa
berkualitasdan bisa menyelesaikan masa studi sesuai ketentuan. Di beberapa perguruan
tinggi untuk memacu mahasiswa agar menyelesaikan studi tepat waktu dan diterapkanlah
sistem DO (Drop Out). Mekanisme DO digunakan sebagai ancamankepada mahasiswa agar
tidak asal dalam menjalani perkuliahan atau santai sehingga masa studi yang harusnya bisa
diselesaikan dalam waktu empat tahun dan berkembang melebihi ketentuan. Bagi perguruan
tinggi adanya sistem DO tentu saja memebawa dampak positif bagi kampus. Karena
masyarakat akan memandangbaik setiap perguruan tinggi yang angka kelulusannya tinggi
sekaligus berprestasi.
Semoga system Drop Out ini bisa menjadi motivasi untuk mahasiswa agar lebih giat
dalam kuliah. Dan lebih memfokuskan kepentingan perkuliahandaripada aktivitas yang tidak
perlu. Maka sebagai seorang mahasiswa yang menginginkan gelar sarjana, mari kita berusaha
mencapainya. Dan sebisa mungkin terhindar dari system Drop Out atau DO.