MAKALAH PROFESI BK
BIMBINGAN KONSELOR”
Oleh :
Kelompok 3
KELAS A
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi kepada Allah SWT yang telah menciptakan kita dengan
bentuk yang sebaik-baiknya dan memberi banyak nikmat kepada penulis sehingga
penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang di amanahkan oleh Ibu Dr.
Yunitha Dwi Setyoningsih S. Psi, M. Pd. mata pelajaran PROFESI BK
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita mengenai “KOMPETENSI KEPRIBADIAN
PROFESI BIMBINGAN KONSELING. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa
di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh
sebab itu kami berharap adanya kritik saran dan usulan demi perbaikan makalah
yang telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada yang
sempurna tanpa saran yang membangun.
Kelompok 3 Profesi BK
i
DAFTAR ISI
ii
1
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
1.3 Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN
Profesi konselor merupakan salah satu tenaga pendidik yang telah resmi
dan diakui pada Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 dengan bunyi “Pendidik
adalah tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru, dosen, konselor,
pamong belajar, widyaiswara, tutor, instruktur, fasilitator dan sebutan lain yang
sesuai dengan kekhususannya, serta berpartisipasi dalam menyelenggarakan
pendidikan”. Dan setiap kualifikasi tenaga pendidik tersebut memiliki kompetensi
dan kualifikasi masing-masing yang telah ditentukan dan diatur oleh pemerintah.
3
4
Untuk itu demi terwujudnya pelayanan dan pemberian bantuan yang tepat
yang selaras dengan kompetensi dan kualifikasi dari pemerintah, maka pribadi
konselor harus dipastikan sebagai pribadi yang sehat. Kepribadian ada kalanya
sehat dan ada kalanya tidak sehat. Adapun makna dari kepribadian sehat
(psycholgical wellness) adalah keadaan individu yang mengarah pada
perkembangan yang kuat dan kemampuan mental yang memiliki kesesuaian
fungsi, sehingga individu mampu mengembangkan kemampuan-kemampuan
mentalnya secara lebih baik. Berikut merupakan beberapa kemampuan-
kemampuan yang harus dimiliki oleh konselor dalam kepribadian yang sehat
yakni:
1. Empati
Empati yakni kemampuan serta keahlian seseorang agar dapat
merasakan secara tepat apa yang dirasakan juga dialami oleh orang lain
dengan mengkomunikasikan persepsinya. Orang yang memiliki tingkat
empati tinggi akan menunjukkan sikap siaga yang nyata dan berarti dalam
hubungannya dengan orang lain dia merupakan sosok yang mengayomi
dan peduli. Sementara mereka yang rendah empatinya menunjukan sikap
yang secara nyata kurang baik dan berarti dapat merusak hubungan antar
pribadi dengan sesama.
Lebih lanjut Eisenberg and Strayer mengatakan bahwa salah satu
yang paling penting dan mendasar pada proses empati adalah pemahaman
adanya perbedaan antara individu dan orang lain. Sehingga dapat
diterjemahkan bahwa seseorang yang empatik memiliki sifat dan keahlian-
keahlian yang terkait dengan personal komunikasi, perspektif dan
kepekaan dalam berinteraksi dengan orang lain, karena orang yang
empatik akan memiliki sifat pemahaman atas kondisi dan keadaan orang
lain dengan baik.
2. Respek
Respek menunjukan suatu sikap secara tidak langsung bahwa
seorang konselor menghargai martabat dan nilai konseli sebagai manusia.
5
Hal ini mengandung arti juga bahwa konselor menerima kenyataan bahwa
konselor hanya dapat mengarahkan, sebab setiap konseli menerima hak
atas dirinya untuk menentukan suatu pilihan, memiliki kebebasan,
kemauan, dan mampu membuat keputusannya sendiri. Hal ini sesuai
dengan yang diungkapkan oleh Patterson bahwa respek itu sikap
mengakui, menghargai dan menerima konseli apa adanya, tidak
membodoh- bodohkan konseli, terbuka menerima pendapat dan pandangan
konseli tanpa menilai atau mencela serta terbuka untuk berkomunikasi
dengan konseli secara baik.
4. Aktualisasi Diri
Aktualisasi diri merupakan kemampuan seseorang untuk mengatur
diri sendiri sehingga bebas dari berbagai tekanan baik yang berasal dari
dalam diri maupun dari luar diri. Kemampuan seseorang untuk mengatur
diri sendiri dari tekanan internal dan eksternal dalam pengaktualisasian
dirinya menampakkan bahwa orang tersebut telah mencapai kematangan
6
Dalam makalah kali ini, penulis akan menjabarkan mengenai salah satu
dari 4 kompetensi diatas, yakni kompetensi kepribadian dari seorang konselor
menurut Undang-Undang No 19 Tahun 2005. Berikut rumusan kompetensi dari
kompetensi kepribadian:
Jadi, seorang konselor diharuskan untuk memiliki pribadi yang taat kepada
tuhan yang maha esa, agar terbentuknya akhlak yang mulia dan berbudi pekerti
yang baik. Hal ini diimplementasikan dengan tujuan agar konselor dapat
memberikan arahan, bimbingan, tuntunan yang baik kepada konseli ketika
konseling sedang berlangsung. Seorang konselor bertaqwa kepada Tuhan yang
Maha Esa sebagai pondasi utama untuk melaksanakan segala kegiatan duniawi,
konselor juga diharuskan mendekatkan diri kepada Tuhan yang Maha Esa
supaya nilai kespiritualannya kuat dan kokoh. Dalam hal ini seorang konselor
harus memiliki nilai toleran terhadap pemeluk agama lain.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
11
12
DAFTAR PUSTAKA
12
13