Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

KETERAMPILAN DASAR KONSELING

“CLARIFICATION (KLARIFIKASI)”

Dosen Pengampu:

Vesty Dwi Cahyaningrum, M.Pd

Disusun Oleh:

1. Erika Safitri (210801023)


2. Fanisa Alma Rahmadianti (210801027)
3. Zaenal Arifin (210801038)

PRODI BIMBINGAN KONSELING

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SUNAN GIRI BOJONEGORO


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat rahmat dan karunia-
Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini yang berjudul “Clarification
(Klarifikasi)”. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam proses penyusunan makalah ini, baik secara moril maupun materil sehingga
makalah ini dapat diselesaikan dengan baik, lancar, dan tepat pada waktunya. Penulis
menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu,
penulis mohon maaf apabila ada kesalahan dalam penyusunan dan penulisan makalah ini.
Akhir kata penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca. Kritik dan
saran yang membangun dari pembaca sangat penulis harapkan.

Bojonegoro, 21 Maret 2022

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................i

DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................1

A. Latar Belakang................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...........................................................................................................1
C. Tujuan.............................................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................3

A. Pengertian Clarification (Klarifikasi)..............................................................................3


B. Tujuan Clarification........................................................................................................3
C. Manfaat...........................................................................................................................3
D. Prinsip-prinsip.................................................................................................................4
E. Hal-hal yang harus diperhatikan.....................................................................................4
F. Contoh Clarification........................................................................................................4

BAB III PENUTUP...................................................................................................................5

A. Kesimpulan.....................................................................................................................5
B. Saran................................................................................................................................5

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................6

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Konseling merupakan suatu proses komunikasi antara konselor dengan klien.
Sebagai suatu proses komunikasi, konseling melibatkan konselor dalam menangkap atau
merespon pernyataan klien dan mengkomunikasikanya kembali kepada klien tersebut.
Agar proses komunikasi tersebut efektif dan efisien, maka konselor hendaknya memiliki
kemampuan dalam memberikan bantuan terhadap klien. Salah satu kemampuan tersebut
adalah keterampilan berkomunikasi dengan klien.
Keterampilan ini dibutuhkan untuk membangun relasi dengan klien, sehingga klien
dapat terlibat dalam proses konseling. Keterampilan ini merupakan keterampilan dasar
bagi konselor karena relasi yang penuh kepercayaan antara konselor dan klien untuk
membentuk penghargaan, keterbukaan, pemahaman, dan partisipasi klien dalam
konseling.
Dalam berkomunikasi dengan klien, konselor seharusnya menggunakan respon-
respon yang fasilitatif bagi pencapaian tujuan konseling. Salah satu respon dalam
berkomunikasi dengan klien adalah keterampilan mengklarifikasi. Keterampilan ini
digunakan konselor untuk memperjelas apa yang telah dibicarakan klien dengan
mengambil inti yang penting, dengan demikian konselor tidak salah persepsi atau salah
tangkap terhadap apa yang telah dibicarakan klien.

B. Rumusan Masalah
A. Apa definisi dari Clarification (Klarifikasi)
B. Apa tujuan dari Clarification
C. Apa manfaat dari Clarification
D. Apa saja prinsip-prinsip teknik Clarification
E. Apa saja hal-hal yang harus diperhatikan dalam Clarification
F. Bagaimana contoh kasus dari teknik Clarification

C. Tujuan
A. Mengetahui definisi dari Clarification
B. Mengetahui tujuan dari Clarification
C. Mengetahui manfaat teknik Clarification
1
D. Mengetahui prinsip-prinsip Clarification
E. Mengetahui hal-hal yang harus diperhatikan dalam teknik Clarification
F. Mengetahui bagaimana bentuk teknik Clarification yang baik dan benar

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Clarification (klarifikasi)


Klarifikasi adalah suatu respon konselor untuk mendorong konseli untuk
memperjelas apa yang sebenarnya sedang dirasakan dan dialami konseli saat ini.
Klarifikasi berupa pernyataan atau pertanyaan yang efektif untuk memfasilitasi keakuratan
komunikasi. Ini merupakan suatu metode untuk memfokuskkan pesan atau materi yang
semula samar-samar menjadi lebih jelas. Klarifikasi digunakan ketika konselor kesulitan
menangkap respon- respon konseli. Penggunaan klarifikasi memungkinkan konselor
mengecek keakuratan persepsi konselor atau pemrosesan pernyataan-pernyataan klien yan
membingungkan.
Sekilas teknik clarification hampir sama dengan paraphrasing. Namun, dalam
clarification ini, konselor tidak hanya mengungkapkan kembali apa yang telah
diungkapkan konseli. Tetapi juga melakukan penegasan dan penajaman sehingg
wawancara konseling menjadi lebih jelas dan terarah. Penajaman membantu konseli
dalam menggali pernyataan- pernyataannya dan makna yang melekat dalam kata-kata
yang dipergunakannya. Hal ini akan mengarahkan konseli untuk memahami lebih jauh
pokok pembicaraan itu dan memberikan keterbukaan yang lebih besar untuk menghadapi
hal- hal yang terkait dengan masalahnya.

B. Tujuan Clarification
Menurut Sofyan Willis (2007: 198) tujuan clarification adalah agar konseli dapat
menyatakan pesannya (perasaan, pikiran, dan pengalaman) dengan jelas, alasan yang
logis, dan dapat mengilustrasikan perasaan dengan cermat. Selain itu, clarification juga
bertujuan menangkap pesan konseli yang samar-samar (tidak jelas) atau meragukan, serta
menyusun kalimat yang menjernihkan pernyataan-pernyataan yang samar-samar, tidak
jelas, dan meragukan. Sedangkan menurut Fauzan Lutfi, dkk. (2008: 34) tujuan
clarification adalah:
a. Konseli memperoleh balikan bahwa konselor memahaminya secara Utuh.
b. Diperoleh kejelasan inti isi pembicaraan konseli .
c. Konseli terbantu mendiskriminasikan perbuatan ataupun situasi yang dihadapi
d. Mengarahkan pembicaraan lebih lanjut ke arah uraian situasi ataupun perbuatan yang
lebih luas dan dalam
3
C. Manfaat

Manfaat penggunaan teknik clarification ini adalah sebagai salah satu upaya untuk
memahami konseli secara lebih utuh. Dengan clarification, konselor dapat memahami maksud
yang ingin di sampaikan atau pesan- pesan yang disampaikan konseli melalui pernyataan-
pernyataannya. Sehingga akan memperjelas dan mempermudah konselor mengarahkan proses
wawancara konseling.

D. Prinsip-prinsip
a. Menghindari sterotip.
b. Menggunakan kata pemandu atau modalita klarifikasi.
c. Kaya akan perbendaharaan istilah.
d. Mengungkapkan inti yang merupakan perasaan atau sari pati dari isi pembicaraan.
e. Menggunakan kata-kata yang baru dan segar

E. Hal-hal yang harus diperhatikan


Berikut ini adalah yang perlu diperhatikan konselor dalam menggunakan keterampilan
klarifikasi antara lain:
1. Apa yang telah dikatakan klien .
2. Apakah pesan yang disampaikan klien ada bagian yang hilang, jika ada Konselor harus
memeriksa kembali bagian itu. Jika tidak konselor harus Menentukan respon lain yang
tepat
3. Bagaimana konselor mendengar, melihat, atau mengerti cara memulai respon ini.
4. Konselor harus mengetahui apakah klarifikasinya berguna.

F. Contoh
a. Konseli : “Bu, saya kan sudah kos di kos MAWAR 2 tahun ini. Tetapi biaya kos selalu
naik setiap pergantian semester, namun fasilitasnya itu-itu saja. Padahal keadaan ekonomi
keluarga saya pas pas an”
Konselor : “Pada intinya, anda kecewa dengan dengan keputusan pemilik kos?”
b. Konseli : “Begini Bu, ibu saya menginginkan saya untuk melanjutkan ke jurusan Bahasa
Inggris, ayah saya ingin saya ke jurusan Matematika. Sedangkan saya ingin ke Bimbingan
dan Konseling.”
Konselor :” Pada dasarnya, antara Anda dengan orangtua Anda terjadi perbedaan dalam
4
pemilihan jurusan?

5
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Clarification adalah teknik yang digunakan untuk mengungkapkan kembali isi
pernyataan klien dengan menggunakan kata-kata baru dan segar dengan mengambil inti
pembicaraan klien yang dianggap penting. Hal ini dimaksudkan untuk memperjelas dari
pernyataan klien, supaya klien dapat menyatakan pesannya (perasaan, pikiran, dan
pengalaman) dengan jelas, alasan yang logis, dan dapat mengilustrasikan perasaan dengan
cermat. Dan supaya konselor tidak salah tangkap apa yang telah diungkapkan klien.
B. Saran
Dengan adanya keterampilan dalam proses konseling dalam teknik klarifikasi,
diharapkan masyarakat semakin percaya dan dapat menggunakan jasa para konselor
bahwa konselor dapat membantu masyarakat dalam pemecahan masalah melalui proses
konseling. Konselor dapat meningkat kemampuan keterampilan yang dimilikinya supaya
digunakan selama dalam proses konseling berlangsung.

6
DAFTAR PUSTAKA

Fauzan, Lutfi dkk. 2008. Teknik-teknik Komunikasi Untuk Konselor. UM : UPTBK ( Online :
http://himcyoo.wordpress.com/2011/02/18/latihan-keterampilan-dasar-konseling/)

Himsonadi. 2019. Keterampilan Komunikasi Hiptonic Konseling. Jurnal al-Tazkiah. Vol.8.


No. 1.

Kusmaryani, Rosita Endang. 2010. Penguasaan Keterampilan Konseling Guru


Pembimbing di Yogyakarta. Jurnal Pendidikan. Vol. 40. No. 2. (Online :
https://id.scribd.com)

Sofyan S. Willis, Konseling Individual Teori dan Pratek, (Bandung, Alfabeta: 2014)

Kathryn Geldard & David Geldard, Membantu Memecahkan Masalah Orang Lain
Dengan Tehnik Konseling, (Yogyakarta, PustakaPelajar: 2008), hal. 70

Anda mungkin juga menyukai