Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH PROFESI BK

KOMPETENSI PROFESIONAL PROFESI BK


Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Semester 2

Dosen Pengampu:

Dr. YUNITA DWI SETYONINGSIH, S.Psi, M. Pd.

Disusun oleh:

1. ZAKIYATUN NAJIHAH (210801013)


2. NOVITA RAHAMADANI PUTRI SETIAWAN (210801016)
3. IRA MEDYASTUTI (210801019)

KELAS A SEMESTER 2

PRODI BIMBINGAN KONSELING

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SUNAN GIRI BOJONEGORO

TAHUN 2022
i
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah menciptakan kita dengan bentuk yang sebaik-
baiknya dan memberi banyak nikmat kepada penulis sehingga penulis sehingga penulis dapat
menyelesaikan tugas amanah yang diamanahkan oleh Ibu Dr. Yunitha Dwi Setyoningsih S. Psi,
M. Pd. mata pelajaran PROFESI BK.

Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta
pengetahuan kita mengenai “KOMPETENSI PROFESIONAL PROFESI BK" Kami juga
menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata
sempurna. Oleh sebab itu kami berharap adanya kritik saran dan usulan demi perbaikan makalah
yang telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada yang sempurna tanpa saran
yang membangun.
Semoga makalah ini dapat di pahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya laporan
yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang membacanya.
Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan
kami memohon kritik dan saran yang membangun daria anda demi perbaikan makalah ini di
waktu yang akan datang.

Bojonegoro, 07 April 2022

Kelompok 6 Profesi BK

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................. i


DAFTAR ISI ............................................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................................ 1


1.1 Latar Belakang .................................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .............................................................................................................. 1
1.3 Tujuan ................................................................................................................................ 2

BAB II PEMBAHASAN .......................................................................................................... 3


2.1 Pengertian Kompetensi Profesional konselor .................................................................. 3
2.2 Kompetensi professional .................................................................................................. 3
2.3 Kompetensi Profesi BK .................................................................................................... 7
2.4 Aspek aspek dalam kompetensi profesi Bk ...................................................................... 8

BAB III PENUTUP .................................................................................................................. 9


3.1 Kesimpulan ......................................................................................................................... 9
3.2 Kritik dan Saran .................................................................................................................. 9
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................... 10

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Profesi Konselor merupakan salah satu profesi dari kualifikasi pendidik dalam sistem
pendidikan nasional yang setara dengan guru, pamong, tutor, fasilitator dan instruktur. Hal ini
ditegaskan dalam UU RI No. 20 Tahun 2003 Pasal 1 Ayat 6. Walaupun memiliki kedudukan
yang sejajar, namun masing-masing kualifikasi pendidik memiliki keunikan pada ruang lingkup
pekerjanya.
Secara khusus kualifikasi kinerja guru BK secara profesional sudah ditentukan oleh standar
kualifikasi akademik dan kompetensi, serta kesejahteraan. Penetapan standar kualifikasi
akademik dan kompetensi terkait dengan Permendiknas Nomor 27 Tahun 2008 tentang Standar
Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Konselor (SKAKK) Pasal 1 Ayat 1 yang menyebutkan
bahwa untuk dapat diangkat sebagai konselor, seseorang wajib memenuhi standar kualifikasi
akademik dan kompetensi konselor yang berlaku secara nasional. Sedangkan kesejahteraan guru
BK terkait dengan tunjangan yang diberikan kepada konselor yang telah bersertifikasi.
Kesejahteraan yang memadai akan mendorong, memotivasi kepada guru BK agar melakukan
peran dan tugasnya secara professional secara sungguh sungguh.
Kompetensi konselor Indonesia yang telah disusun dan disiapkan oleh ABKIN dan tertuang
dalam Naskah Akademik tahun 2007, didalmanya menuntut para konselor sekolah agar dapat
melaksanakan kegiatan pelayanan bimbingan dan konseling yang memandirikan peserta didik
dalam hal ini konseli. Untuk menjawab adanya tantangan tersebut maka para pemilik profesi
konselor dihadapkan pada bagaimana memahami setiap peserta didik secara mendalam.
Pemahaman terhadap peserta didik secara mendalam diawali dengan kegiatan asesmen.
Penguasaan konselor sekolah terhadap konsep dan praksis asesmen dalam memahami kondisi,
kebutuhan dan masalah konseli menjadi mutlak diperlukan.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana struktural profesional konselor?

2. Apa saja Kompetensi inti dari kompetensi profesional?

3. Apa saja kompetensi profesi BK ?

4. Apa saja aspek aspek dalam kompetensi profesi Bk?

1
1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian profesional seorang konselor

2. Untuk mengetahui kompetensi inti dari kompetensi profesional

3. Untuk mengetahui kompetensi profesi Bk

3. Untuk mengetahui aspek - aspek kompetensi profesi Bk

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Kompetensi Profesional Konselor

Dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor 27 tahun 2008 ( Permendiknas no. 27
tahun 2008 ).tentang yang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Konselor (SKAKK )
pasal 1 ayat 1 yang menyebutkan bahwa untuk dapat diangkat sebagai konselor, seseorang wajib
memenuhi standar kualifikasi akademik dan kompetensi konselor yang berlaku secara nasional
(Depdiknas, 2008).Berdasarkan Permendiknas tersebut sangat jelas bahwa wa untuk menjadi
seorang guru BK profesional, seseorang wajib memenuhi standar kualifikasi akademik dan
kompetensi. adapun standar kualifikasi akademik guru BK dalam satuan pendidikan pada jalur
pendidikan formal dan nonformal adalah sarjana pendidikan (S-1) dalam bidang bimbingan dan
konseling dan berpendidikan profesi konselor. sedangkan kompetensi guru BK mencangkup
kompetensi akademik dan kompetensi profesional. kompetensi akademik dan profesional
tersebut secara terintegrasi membangun keutuhan kompetensi pedagogik kepribadian, sosial, dan
profesional.

2.2 Kompetensi Profesional

Kompetensi merupakan perpaduan dari pengetahuan, ketrampilan, nilai dan sikap yang
direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak. Pada sistem pengajaran, kompetensi
digunakan untuk mendeskripsikan kemampuan profesional yaitu kemampuan untuk
menunjukkan pengetahuan dan konseptualisasi pada tingkat yang lebih tinggi. Kompetensi ini
dapat diperoleh melalui pendidikan, pelatihan dan pengalaman lain sesuai tingkat
kompetensinya.Endro Sumardjo menyatakan bahwa: “Kompetensi secara sederhana dapat
diartikan sebagai kemampuan dan ketrampilan tertentu untuk menyelesaikan pekerjaan.
Kompetensi keguruan berarti terampil dan kecakapan minimal yang dipersyaratkan untuk dapat
menunaikan tugas-tugas keguruan”.

Kompetensi professional adalah seperangkat pengetahuan yang harus dimiliki oleh


seorang guru agar ia dapat melaksanakan tugas mengajarnya dengan berhasil.Kompetensi
profesional merupakan suatu hal yang sangat penting bagi seorang guru. Kompetensi profesional
yang dimiliki oleh seorang guru adalah kompetensi yang berhubungan dengan penyelesaian
tugas-tugas keguruan yang berhubungan dengan kinerja yang akan ditampilkan.

Dengan demikian kompetensi profesional dapat diartikan sebagai penguasaan baik secara
teoritis maupun praktek penyelenggaraan pelayanan bimbingan dan konseling guna membantu
peserta didik dalam mencapai tugas perkembangan dan pengembangan potensi secara optimal
dengan tetap berpegang pada kode etik profesi. Hal ini berarti bahwa seorang guru BK tidak

3
hanya dituntut untuk menguasai konsep pelayanan bimbingan dan konseling, tetapi juga harus
mampu mengaplikasikannya dalam penyelenggaraan pelayanan bimbingan dan konseling.
kualitas pelayanan bimbingan dan konseling dituntut oleh kinerja guru BK dalam
mengaplikasikan kompetensi profesional yang dimilikinya.Berikut kompetensi inti dari
kompetensi profesional ini :

1. Penguasaan Konsep dan praksis asesmen untuk memahami kondisi, kebutuhan, dan
masalah konseli

Dalam hal praksis assesmen, guru pembimbing diharapkan mampu memahami dan mampu
mendeskripsikan hakikat asesmen sebagai landasan dalam menyelenggarakan pelayanan
konseling, dengan demikian memilih teknik penilaian yang sesuai dengan kebutuhan pelayanan
bimbingan dan konseling, menyusun dan mengembangkan instrumen penilaian untuk keperluan
bimbingan dan konseling mengadministrasikan asesmen untuk mengungkapkan masalah-
masalah peserta didik, memilih dan mengadministrasikan teknik penilaian pengungkapan
kemampuan dasar dan kecenderungan pribadi peserta didik, memilih dan mengadministrasikan
instrumen untuk mengungkapkan kondisi aktual peserta didik berkaitan dengan lingkungan,
akses data dokumentasi tentang peserta didik dalam pelayanan bimbingan dan konseling
menggunakan hasil penilaian dalam pelayanan bimbingan dan konseling dengan tepat,
menampilkan tanggung jawab profesional dalam praktik penilaian.

Adapun indikator seorang guru pembimbing dikatakan mampu untuk menguasai konsep dan
praksis asesmen untuk memahami kondisi, kebutuhan dan masalah konseli adalah sebagai
berikut:

a. Penguasaan hakikat asesmen.

Asesmen merupakan suatu penilaian terhadap individu yang berguna dalam memberikan
pelayanan bimbingan dan konseling, sehingga sesuai dengan kebutuhan, kondisi, dan yang
menjadi masalah bagi konseli.Pemahaman akan diri konseling menjadi lebih baik jika,didasarkan
pada keterangan tentang diri yang jelas, akurat dan dipercayai, yaitu data yang berdasarkan pada
instrumen hasil asesmen dalam bentuk teks maupun non tes.

Berdasarkan hasil analisis diketahui bahwa tingkat pemahaman guru BK dalam menguasai
hakikat asesmen sebesar 20% untuk kategori tinggi, 8% untuk kategori rendah, 24% untuk
kategori rendah, dan 48% untuk kategori sangat rendah titik dari data yang diperoleh maka dapat
disimpulkan bahwa penguasaan guru BK mengenai konsep assessment tergolong sangat rendah.

b. Memilih teknik teknik asesmen, sesuai dengan kebutuhan pelayanan bimbingan dan
konseling.

4
Berdasarkan hasil analisis diketahui bahwa tingkat pemahaman guru BK dalam memilih
teknik asesmen, sesuai dengan kebutuhan pelayanan bimbingan dan konseling sebesar 24%
untuk kategori tinggi, 14% untuk kategori sedang, 22% untuk kategori rendah, dan 40% untuk
kategori sangat rendah. Hasil analisis data data menginformasikan bahwa kemampuan guru BK
dalam memilih teknik asesmen untuk melakukan pelayanan konseling tergolong sangat rendah.

c. Menyusun dan mengembangkan instrumen asesmen untuk keperluan bimbingan dan


konseling.

Berdasarkan hasil analisis diketahui bahwa tingkat pemahaman guru BK dalam Menyusun
dan mengembangkan instrumen asesmen untuk keperluan bimbingan dan konseling sebesar 10%
untuk kategori tinggi, 16% untuk kategori sedang, 24% untuk kategori rendah, dan 50% untuk
kategori sangat rendah. Kemampuan Guru BK dalam memilih teknik asesmen sesuai dengan
kebutuhan pelayanan konseling masuk dalam kategori sangat rendah.

d. Mengadministrasikan asesmen guna mengungkapkan masalah konseli.

Berdasarkan hasil analisis diketahui bahwa tingkat pemahaman guru BK dalam


Mengadministrasikan asesmen untuk mengungkapkan masalah-masalah konseli sebesar 44%
untuk kategori tinggi, 6% untuk kategori sedang, 18% untuk kategori rendah, dan 32% untuk
kategori sangat rendah.

e. Memilih dan mengadministrasikan teknik asesmen pengungkapan kemampuan dasar


dan kecenderungan pribadi konseli.

Berdasarkan hasil analisis diketahui bahwa tingkat pemahaman guru BK dalam Memilih
dan mengadministrasikan teknik asesmen pengungkapan kemampuan dasar dan kecenderungan
pribadi konseli sebesar 38% untuk kategori tinggi, 12% untuk kategori sedang, 10% untuk
kategori rendah, dan 40% untuk kategori sangat rendah. Kemampuan Guru BK dalam memilih
dan mengadmiistrasikan teknik assessment untuk mengungkap kemampuan dasar dan
kecenderungan pribadi konseli masih berada dalam kategori rendah.

f. Memilih dan mengadministrasikan instrume untuk mengungkapkan kondiri aktual


konseli berkaitan dengan lingkungan.

Berdasarkan hasil analisis diketahui bahwa tingkat pemahaman guru BK dalam Memilih dan
mengadministrasikan instrumen untuk mengungkapkan kondisi aktual konseli berkaitan dengan
lingkungan sebesar 40% untuk kategori tinggi, 14% untuk kategori sedang, 10% untuk kategori
rendah, dan 36% untuk kategori sangat rendah.

g. Mengakses data dokumentasi tentang konseli.

Berdasarkan hasil analisis diketahui bahwa tingkat pemahaman guru BK dalam Mengakses
data dokumentasi tentang konseli dalam pelayanan bimbingan dan konseling sebesar 34% untuk

5
kategori tinggi, 6% untuk kategori sedang, 14% untuk kategori rendah, dan 46% untuk kategori
sangat rendah.

h. Menggunakan hasil asesmen dalam melakukan pelayanan.

Berdasarkan hasil analisis diketahui bahwa tingkat pemahaman guru BK dalam


Menggunakan hasil asesmen dalam pelayanan bimbingan dan konseling dengan tepat sebesar
32% untuk kategori tinggi, 10% untuk kategori sedang, 8% untuk kategori rendah, dan 50%
untuk kategori sangat rendah.

i. Menampilkan tanggung jawab yang profesional dalam praktik asesmen.

Berdasarkan hasil analisis diketahui bahwa tingkat pemahaman guru BK dalam


Menggunakan hasil asesmen dalam pelayanan bimbingan dan konseling dengan tepat sebesar
28% untuk kategori tinggi, 10% untuk kategori sedang, 12% untuk kategori rendah, dan 50%
untuk kategori sangat rendah.

2. Menguasai kerangka teoretik dan praksis bimbingan dan konseling

1.Mengaplikasikan hakikat pelayanan bimbingan dan konseling.


2.Mengaplikasikan arah profesi bimbingan dan konseling.
3.Mengaplikasikan dasar-dasar pelayanan bimbingan dan konseling.
4.Mengaplikasikan pelayanan bimbingan dan konseling sesuai kondisi dan tuntutan wilayah
kerja.
5. Mengaplikasikan pendekatan /model/jenis pelayanan dan kegiatan pendukung bimbingan dan
konseling.
6 Mengaplikasikan dalam praktik format pelayanan bimbingan dan konseling.

3. Merancang program Bimbingan dan Konseling

1. Menganalisis kebutuhan konseli


2. Menyusun program bimbingan dan konseling yang berkelanjutan berdasar kebutuhan peserta
didik secara komprehensif dengan pendekatan perkembangan
3. Menyusun rencana pelaksanaan program bimbingan dan konseling

4.Merencanakan sarana dan biaya penyelenggaraan program bimbingan dan konseling

4. Mengimplementasikan program Bimbingan dan Konseling yang komprehensif


1. Melaksanakan program bimbingan dan konseling.
2. Melaksanakan pendekatan kolaboratif dalam pelayanan bimbingan dan konseling.

6
3. Memfasilitasi perkembangan akademik, karier, personal, dan sosial konseli
4. Mengelola sarana dan biaya program bimbingan dan konseling.

5. Menilai proses dan hasil kegiatan Bimbingan dan Konseling.


1. Melakukan evaluasi hasil, proses, dan program bimbingan dan konseling
2. Melakukan penyesuaian proses pelayanan bimbingan dan konseling

3 Menginformasikan hasil pelaksanaan evaluasi pelayanan bimbingan dan konseling kepada


pihak terkait
4 Menggunakan hasil pelaksanaan evaluasi untuk merevisi dan mengembangkan program
bimbingan dan konseling

6. Memiliki kesadaran dan komitmen terhadap etika profesional


1. Memahami dan mengelola kekuatan dan keterbatasan pribadi dan profesional.
2. Menyelenggarakan pelayanan sesuai dengan kewenangan dan kode etik profesional konselor
3. Mempertahankan objektivitas dan menjaga agar tidak larut dengan masalah konseli.
4. Melaksanakan referal sesuai dengan keperluan
5. Peduli terhadap identitas profesional dan pengembangan profesi
6. Mendahulukan kepentingan konseli daripada kepentingan pribadi konselor
7. Menjaga kerahasiaan konseli

7. Menguasai konsep dan praksis penelitian dalam bimbingan dan konseling

1. Memahami berbagai jenis dan metode penelitian


2. Mampu merancang penelitian bimbingan dan konseling
3. Melaksaanakan penelitian bimbingan dan konseling
4. Memanfaatkan hasil penelitian dalam bimbingan dan konseling dengan mengakses jurnal
pendidikan dan bimbingan dan konseling.

Dari definisi di atas dapat dipahami, bahwa kompetensi guru mencerminkan tugas dan kewajiban
yang harus dilakukannya di sekolah. Guru bimbingan konseling juga dituntut melakukan
pekerjaannya dengan profesional dan tentunya guru berkewajiban mengikuti pendidikan dan
pelatihan khusus profesi keguruan.Dalam Islam bimbingan konseling sangat dianjurkan untuk
memberikan pengajaran kepada anak didiknya, firman Allah dalam surat An-Nahl ayat 125
berbunyi: Artinya:

“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan
bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhan-mu dialah yang lebih

7
mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan dialah yang lebih mengetahui orang-
orang yang mendapat petunjuk.(QS. An-Nahl: 125).9

Ayat di atas mengisyaratkan bahwa pentingnya seorang pendidik menyerukan kepada


kebaikan. Dalam kaitannya dengan bimbingan konseling tentunya seorang guru berkewajiban
untuk membantu peserta didik dalam mengatasi berbagai permasalahan yang dialaminya. Maka
untuk itu guru dituntut profesional dalam menjalankan tugasnya sehingga layanan bimbingan
dapat berjalan secara maksimal.

2.3 Kompetensi Profesi BK

Profesi BK merupakan profesi pekerjaan khusus yang juga memiliki prinsip secara umum
yaitu memiliki bakat dan minat, memiliki komitmen untuk meningkatkan mutu, memiliki
kualifikasi akademik, kompetensi dan latar belakang pendidikan sesuai dengan bidang tugasnya,
adanya sikap tanggung jawab, memperoleh penghasilan dan kesempatan untuk mengembangkan
keprofesionalannya, memiliki jaminan perlindungan secara hukum serta memiliki organisasi
profesi

Kompetensi profesional merupakan penguasaan kiat penyelenggaraan bimbingan dan


konseling yang memandirikan, yang ditumbuhkan serta diasah melalui latihan menerapkan
kompetensi akademik yang telah diperoleh melalui pendidikan akademik yang telah disebutkan,
melalui latihan yang relative lama serta beragam situasinya dalam konteks otentik dilapangan
yang dikemas sebagai Pendidikan Profesional Konselor, dibawah penyeliaan konselor senior
yang bertindak sebagai pebimbing atau mentor (Depdiknas, 2009: 160). Dengan demikian
kompetensi professional juga dapat diartikan sebagai penguasaan penyelenggaraan pelayanan
bimbingan dan konseling guna membantu peserta didik dalam mencapai tugas perkembangan
dan pengembangan potensi secara optimal dengan tetap berpegang pada kode etik
profesi.Kompetensi profesional dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 27 Tahun
2008 mencakup seorang guru BK yang menguasai konsep dan praksis asesmen untuk memahami
kondisi kebutuhan, dan masalah konseli;menguasai kerangka teoritik dan praksis bimbingan dan
konseling; merancang program bimbingan dan konseling; mengimplementasikan program
bimbingan dan konseling ang komprehensif; menilai proses dan hasil kegiatan bimbingan
dankonseling; memiliki kesadaran dan komitment terhadap etika professional; menguasai konsep
dan praksis penelitian dalam bimbingan dan konseli.
Keutuhan kompetensi tersebut mencakup:
(1) memahami secara mendalam konseli yang dilayani,
(2) menguasai landasan dan kerangka teoretik bimbingan dan konseling,
(3) menyelenggarakan pepelayanan bimbingan dan konseling yang memandirikan, dan
(4) mengembangkan profesionalitas profesi secara berkelanjutan,
(5) yang dilandasi sikap, nilai, dan kecenderungan pribadi yang mendukung.

8
2.4 Aspek-Aspek Dalam Kompetensi Profesi BK

Aspek yang terkandung dalam konsep kompetensi menurut Gordon yaitu pengetahuan
(knowledge), pemahaman (understanding), kemampuan (skill), nilai Nilai (value), sikap
(attitude), dan minat (interest). Aspek-aspek tersebut kemudian dijelaskan lebih lanjut sebagai
berikut:

1) Pengetahuan (knowledge); yaitu kesadaran dalam bidang kognitif, misalnya seorang guru BK
mengetahui cara melakukan identifikasi kebutuhan siswa .

2) Pemahaman (understanding); yaitu kedalaman kognitif, dan afektif yang dimiliki oleh
individu. Misalnya seorang guru BK yang akan melaksanakan layanan harus memiliki
pemahaman yang baik terhadap karakteristik dan kondisi siswa agar dapat melaksanakan layanan
secara efektif dan efisien.

3) Kemampuan (skill); adalah sesuatu yang dimiliki oleh individu untuk melaksanakan tugas
atau pekerjaan yang dibebankan kepadanya. Misalnya kemampuan guru BK dalam memilih dan
melatihkan konten cara belajar efektif untuk meningkatkan kualitas belajar siswa.

4) Nilai (value); adalah suatu standar perilaku yang telah diyakini dan secara psekologis telah
menyaty dalam diri seseorang. Misalnya standar perilaku guru BK dalam memberikan layanan
konseling seperti mampu menjaga rahasia,terbuka, dan jujur.

5) Sikap (attitude); yaitu perasaan (senang-tidak senang, suka-tidak suka) atau reaaksi terhadap
suatu rangsangan yang datang dari luar.

6) Minat (interest); adalah kecenderungan seseorang untuk melakukan suatu perbuatan. Misalnya
minat untuk melakukan sesuatu.

9
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kompetensi merupakan perpaduan dari pengetahuan, ketrampilan, nilai dan sikap yang
direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak. Pada sistem pengajaran, kompetensi
digunakan untuk mendeskripsikan kemampuan profesional yaitu kemampuan untuk
menunjukkan pengetahuan dan konseptualisasi pada tingkat yang lebih tinggi.

kompetensi profesional dapat diartikan sebagai penguasaan baik secara teoritis maupun
praktek penyelenggaraan pelayanan bimbingan dan konseling guna membantu peserta didik
dalam mencapai tugas perkembangan dan pengembangan potensi secara optimal dengan tetap
berpegang pada kode etik profesi. Hal ini berarti bahwa seorang guru BK tidak hanya dituntut
untuk menguasai konsep pelayanan bimbingan dan konseling, tetapi juga harus mampu
mengaplikasikannya dalam penyelenggaraan pelayanan bimbingan dan konseling. kualitas
pelayanan bimbingan dan konseling dituntut oleh kinerja guru BK dalam mengaplikasikan
kompetensi profesional yang dimilikinya.kompetensi profesi Bk mempunyai aspek yang
terkandung dalam konsep kompetensi menurut Gordon yaitu pengetahuan (knowledge),
pemahaman (understanding), kemampuan (skill), nilai Nilai (value), sikap (attitude), dan minat
(interest).Kompetensi profesional dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 27
Tahun 2008 mencakup seorang guru BK yang menguasai konsep dan praksis asesmen untuk
memahami kondisi kebutuhan, dan masalah konseli.

B. Saran

Jika ditinjau ulang tentu di dalam makalah yang kami buat tidak akan lepas dari koreksi
pembaca. Karena kami menyadari bahwa apa yang kami sampaikan sangatlah jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan saran yang membangun dari para
pembaca agar nantinya makalah ini dapat menjadi lebih baik untuk dikonsumsi oleh kita semua.

10
DAFTAR PUSTAKA

Eko Susanto. (2008)STANDAR KOMPETENSI KONSELOR.


https://eko13.wordpress.com/2008/03/18/standar-kompetensi-konselor/

Hadi, S. (2018). Pengaruh Kompetensi Pedagogik dan Kompetensi Profesional terhadap kinerja
Guru BK di SDLB Kota Bandung. Jurnal Ilmu Politik dan Komunikasi, 2-3. (Online :
https://ojs.unikom.ac.id ).

Hazrullah & Furqan.(2018)Kompetensi Profesional Guru Bimbingan Konseling Dalam


Pemecahan Masalah Belajar Siswa Di MAN Rukoh Banda Aceh.Jurnal Ilmiah DIDAKTIK.5,6.
http://jurnal.ar-raniry.ac.id/index.php/didaktika/article/download/3245/2255

Mugi Lestari.(2013) KOMPETENSI PROFESIONAL GURU BIMBINGAN DAN


KONSELING DALAM PELAKSANAAN PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING
DI SMP NEGERI SE-KOTA CILACAP. _Skripsi bimbingan dan konseling,_ 30,31.(Online:
http://lib.unnes.ac.id )

Rendra khaldun.(2016) KOMPETENSI PROFESIONAL GURU BIMBINGAN DAN


KONSELING DI MADRASAH ALIYAH . _Artikel kompetisi profesional Guru_ ,18-19.

11

Anda mungkin juga menyukai