Dosen Pengampu:
Disusun oleh:
KELAS A SEMESTER 2
TAHUN 2022
i
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah menciptakan kita dengan bentuk yang sebaik-
baiknya dan memberi banyak nikmat kepada penulis sehingga penulis sehingga penulis dapat
menyelesaikan tugas amanah yang diamanahkan oleh Ibu Dr. Yunitha Dwi Setyoningsih S. Psi,
M. Pd. mata pelajaran PROFESI BK.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta
pengetahuan kita mengenai “KOMPETENSI PROFESIONAL PROFESI BK" Kami juga
menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata
sempurna. Oleh sebab itu kami berharap adanya kritik saran dan usulan demi perbaikan makalah
yang telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada yang sempurna tanpa saran
yang membangun.
Semoga makalah ini dapat di pahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya laporan
yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang membacanya.
Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan
kami memohon kritik dan saran yang membangun daria anda demi perbaikan makalah ini di
waktu yang akan datang.
Kelompok 6 Profesi BK
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Profesi Konselor merupakan salah satu profesi dari kualifikasi pendidik dalam sistem
pendidikan nasional yang setara dengan guru, pamong, tutor, fasilitator dan instruktur. Hal ini
ditegaskan dalam UU RI No. 20 Tahun 2003 Pasal 1 Ayat 6. Walaupun memiliki kedudukan
yang sejajar, namun masing-masing kualifikasi pendidik memiliki keunikan pada ruang lingkup
pekerjanya.
Secara khusus kualifikasi kinerja guru BK secara profesional sudah ditentukan oleh standar
kualifikasi akademik dan kompetensi, serta kesejahteraan. Penetapan standar kualifikasi
akademik dan kompetensi terkait dengan Permendiknas Nomor 27 Tahun 2008 tentang Standar
Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Konselor (SKAKK) Pasal 1 Ayat 1 yang menyebutkan
bahwa untuk dapat diangkat sebagai konselor, seseorang wajib memenuhi standar kualifikasi
akademik dan kompetensi konselor yang berlaku secara nasional. Sedangkan kesejahteraan guru
BK terkait dengan tunjangan yang diberikan kepada konselor yang telah bersertifikasi.
Kesejahteraan yang memadai akan mendorong, memotivasi kepada guru BK agar melakukan
peran dan tugasnya secara professional secara sungguh sungguh.
Kompetensi konselor Indonesia yang telah disusun dan disiapkan oleh ABKIN dan tertuang
dalam Naskah Akademik tahun 2007, didalmanya menuntut para konselor sekolah agar dapat
melaksanakan kegiatan pelayanan bimbingan dan konseling yang memandirikan peserta didik
dalam hal ini konseli. Untuk menjawab adanya tantangan tersebut maka para pemilik profesi
konselor dihadapkan pada bagaimana memahami setiap peserta didik secara mendalam.
Pemahaman terhadap peserta didik secara mendalam diawali dengan kegiatan asesmen.
Penguasaan konselor sekolah terhadap konsep dan praksis asesmen dalam memahami kondisi,
kebutuhan dan masalah konseli menjadi mutlak diperlukan.
1
1.3 Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
Dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor 27 tahun 2008 ( Permendiknas no. 27
tahun 2008 ).tentang yang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Konselor (SKAKK )
pasal 1 ayat 1 yang menyebutkan bahwa untuk dapat diangkat sebagai konselor, seseorang wajib
memenuhi standar kualifikasi akademik dan kompetensi konselor yang berlaku secara nasional
(Depdiknas, 2008).Berdasarkan Permendiknas tersebut sangat jelas bahwa wa untuk menjadi
seorang guru BK profesional, seseorang wajib memenuhi standar kualifikasi akademik dan
kompetensi. adapun standar kualifikasi akademik guru BK dalam satuan pendidikan pada jalur
pendidikan formal dan nonformal adalah sarjana pendidikan (S-1) dalam bidang bimbingan dan
konseling dan berpendidikan profesi konselor. sedangkan kompetensi guru BK mencangkup
kompetensi akademik dan kompetensi profesional. kompetensi akademik dan profesional
tersebut secara terintegrasi membangun keutuhan kompetensi pedagogik kepribadian, sosial, dan
profesional.
Kompetensi merupakan perpaduan dari pengetahuan, ketrampilan, nilai dan sikap yang
direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak. Pada sistem pengajaran, kompetensi
digunakan untuk mendeskripsikan kemampuan profesional yaitu kemampuan untuk
menunjukkan pengetahuan dan konseptualisasi pada tingkat yang lebih tinggi. Kompetensi ini
dapat diperoleh melalui pendidikan, pelatihan dan pengalaman lain sesuai tingkat
kompetensinya.Endro Sumardjo menyatakan bahwa: “Kompetensi secara sederhana dapat
diartikan sebagai kemampuan dan ketrampilan tertentu untuk menyelesaikan pekerjaan.
Kompetensi keguruan berarti terampil dan kecakapan minimal yang dipersyaratkan untuk dapat
menunaikan tugas-tugas keguruan”.
Dengan demikian kompetensi profesional dapat diartikan sebagai penguasaan baik secara
teoritis maupun praktek penyelenggaraan pelayanan bimbingan dan konseling guna membantu
peserta didik dalam mencapai tugas perkembangan dan pengembangan potensi secara optimal
dengan tetap berpegang pada kode etik profesi. Hal ini berarti bahwa seorang guru BK tidak
3
hanya dituntut untuk menguasai konsep pelayanan bimbingan dan konseling, tetapi juga harus
mampu mengaplikasikannya dalam penyelenggaraan pelayanan bimbingan dan konseling.
kualitas pelayanan bimbingan dan konseling dituntut oleh kinerja guru BK dalam
mengaplikasikan kompetensi profesional yang dimilikinya.Berikut kompetensi inti dari
kompetensi profesional ini :
1. Penguasaan Konsep dan praksis asesmen untuk memahami kondisi, kebutuhan, dan
masalah konseli
Dalam hal praksis assesmen, guru pembimbing diharapkan mampu memahami dan mampu
mendeskripsikan hakikat asesmen sebagai landasan dalam menyelenggarakan pelayanan
konseling, dengan demikian memilih teknik penilaian yang sesuai dengan kebutuhan pelayanan
bimbingan dan konseling, menyusun dan mengembangkan instrumen penilaian untuk keperluan
bimbingan dan konseling mengadministrasikan asesmen untuk mengungkapkan masalah-
masalah peserta didik, memilih dan mengadministrasikan teknik penilaian pengungkapan
kemampuan dasar dan kecenderungan pribadi peserta didik, memilih dan mengadministrasikan
instrumen untuk mengungkapkan kondisi aktual peserta didik berkaitan dengan lingkungan,
akses data dokumentasi tentang peserta didik dalam pelayanan bimbingan dan konseling
menggunakan hasil penilaian dalam pelayanan bimbingan dan konseling dengan tepat,
menampilkan tanggung jawab profesional dalam praktik penilaian.
Adapun indikator seorang guru pembimbing dikatakan mampu untuk menguasai konsep dan
praksis asesmen untuk memahami kondisi, kebutuhan dan masalah konseli adalah sebagai
berikut:
Asesmen merupakan suatu penilaian terhadap individu yang berguna dalam memberikan
pelayanan bimbingan dan konseling, sehingga sesuai dengan kebutuhan, kondisi, dan yang
menjadi masalah bagi konseli.Pemahaman akan diri konseling menjadi lebih baik jika,didasarkan
pada keterangan tentang diri yang jelas, akurat dan dipercayai, yaitu data yang berdasarkan pada
instrumen hasil asesmen dalam bentuk teks maupun non tes.
Berdasarkan hasil analisis diketahui bahwa tingkat pemahaman guru BK dalam menguasai
hakikat asesmen sebesar 20% untuk kategori tinggi, 8% untuk kategori rendah, 24% untuk
kategori rendah, dan 48% untuk kategori sangat rendah titik dari data yang diperoleh maka dapat
disimpulkan bahwa penguasaan guru BK mengenai konsep assessment tergolong sangat rendah.
b. Memilih teknik teknik asesmen, sesuai dengan kebutuhan pelayanan bimbingan dan
konseling.
4
Berdasarkan hasil analisis diketahui bahwa tingkat pemahaman guru BK dalam memilih
teknik asesmen, sesuai dengan kebutuhan pelayanan bimbingan dan konseling sebesar 24%
untuk kategori tinggi, 14% untuk kategori sedang, 22% untuk kategori rendah, dan 40% untuk
kategori sangat rendah. Hasil analisis data data menginformasikan bahwa kemampuan guru BK
dalam memilih teknik asesmen untuk melakukan pelayanan konseling tergolong sangat rendah.
Berdasarkan hasil analisis diketahui bahwa tingkat pemahaman guru BK dalam Menyusun
dan mengembangkan instrumen asesmen untuk keperluan bimbingan dan konseling sebesar 10%
untuk kategori tinggi, 16% untuk kategori sedang, 24% untuk kategori rendah, dan 50% untuk
kategori sangat rendah. Kemampuan Guru BK dalam memilih teknik asesmen sesuai dengan
kebutuhan pelayanan konseling masuk dalam kategori sangat rendah.
Berdasarkan hasil analisis diketahui bahwa tingkat pemahaman guru BK dalam Memilih
dan mengadministrasikan teknik asesmen pengungkapan kemampuan dasar dan kecenderungan
pribadi konseli sebesar 38% untuk kategori tinggi, 12% untuk kategori sedang, 10% untuk
kategori rendah, dan 40% untuk kategori sangat rendah. Kemampuan Guru BK dalam memilih
dan mengadmiistrasikan teknik assessment untuk mengungkap kemampuan dasar dan
kecenderungan pribadi konseli masih berada dalam kategori rendah.
Berdasarkan hasil analisis diketahui bahwa tingkat pemahaman guru BK dalam Memilih dan
mengadministrasikan instrumen untuk mengungkapkan kondisi aktual konseli berkaitan dengan
lingkungan sebesar 40% untuk kategori tinggi, 14% untuk kategori sedang, 10% untuk kategori
rendah, dan 36% untuk kategori sangat rendah.
Berdasarkan hasil analisis diketahui bahwa tingkat pemahaman guru BK dalam Mengakses
data dokumentasi tentang konseli dalam pelayanan bimbingan dan konseling sebesar 34% untuk
5
kategori tinggi, 6% untuk kategori sedang, 14% untuk kategori rendah, dan 46% untuk kategori
sangat rendah.
6
3. Memfasilitasi perkembangan akademik, karier, personal, dan sosial konseli
4. Mengelola sarana dan biaya program bimbingan dan konseling.
Dari definisi di atas dapat dipahami, bahwa kompetensi guru mencerminkan tugas dan kewajiban
yang harus dilakukannya di sekolah. Guru bimbingan konseling juga dituntut melakukan
pekerjaannya dengan profesional dan tentunya guru berkewajiban mengikuti pendidikan dan
pelatihan khusus profesi keguruan.Dalam Islam bimbingan konseling sangat dianjurkan untuk
memberikan pengajaran kepada anak didiknya, firman Allah dalam surat An-Nahl ayat 125
berbunyi: Artinya:
“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan
bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhan-mu dialah yang lebih
7
mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan dialah yang lebih mengetahui orang-
orang yang mendapat petunjuk.(QS. An-Nahl: 125).9
Profesi BK merupakan profesi pekerjaan khusus yang juga memiliki prinsip secara umum
yaitu memiliki bakat dan minat, memiliki komitmen untuk meningkatkan mutu, memiliki
kualifikasi akademik, kompetensi dan latar belakang pendidikan sesuai dengan bidang tugasnya,
adanya sikap tanggung jawab, memperoleh penghasilan dan kesempatan untuk mengembangkan
keprofesionalannya, memiliki jaminan perlindungan secara hukum serta memiliki organisasi
profesi
8
2.4 Aspek-Aspek Dalam Kompetensi Profesi BK
Aspek yang terkandung dalam konsep kompetensi menurut Gordon yaitu pengetahuan
(knowledge), pemahaman (understanding), kemampuan (skill), nilai Nilai (value), sikap
(attitude), dan minat (interest). Aspek-aspek tersebut kemudian dijelaskan lebih lanjut sebagai
berikut:
1) Pengetahuan (knowledge); yaitu kesadaran dalam bidang kognitif, misalnya seorang guru BK
mengetahui cara melakukan identifikasi kebutuhan siswa .
2) Pemahaman (understanding); yaitu kedalaman kognitif, dan afektif yang dimiliki oleh
individu. Misalnya seorang guru BK yang akan melaksanakan layanan harus memiliki
pemahaman yang baik terhadap karakteristik dan kondisi siswa agar dapat melaksanakan layanan
secara efektif dan efisien.
3) Kemampuan (skill); adalah sesuatu yang dimiliki oleh individu untuk melaksanakan tugas
atau pekerjaan yang dibebankan kepadanya. Misalnya kemampuan guru BK dalam memilih dan
melatihkan konten cara belajar efektif untuk meningkatkan kualitas belajar siswa.
4) Nilai (value); adalah suatu standar perilaku yang telah diyakini dan secara psekologis telah
menyaty dalam diri seseorang. Misalnya standar perilaku guru BK dalam memberikan layanan
konseling seperti mampu menjaga rahasia,terbuka, dan jujur.
5) Sikap (attitude); yaitu perasaan (senang-tidak senang, suka-tidak suka) atau reaaksi terhadap
suatu rangsangan yang datang dari luar.
6) Minat (interest); adalah kecenderungan seseorang untuk melakukan suatu perbuatan. Misalnya
minat untuk melakukan sesuatu.
9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kompetensi merupakan perpaduan dari pengetahuan, ketrampilan, nilai dan sikap yang
direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak. Pada sistem pengajaran, kompetensi
digunakan untuk mendeskripsikan kemampuan profesional yaitu kemampuan untuk
menunjukkan pengetahuan dan konseptualisasi pada tingkat yang lebih tinggi.
kompetensi profesional dapat diartikan sebagai penguasaan baik secara teoritis maupun
praktek penyelenggaraan pelayanan bimbingan dan konseling guna membantu peserta didik
dalam mencapai tugas perkembangan dan pengembangan potensi secara optimal dengan tetap
berpegang pada kode etik profesi. Hal ini berarti bahwa seorang guru BK tidak hanya dituntut
untuk menguasai konsep pelayanan bimbingan dan konseling, tetapi juga harus mampu
mengaplikasikannya dalam penyelenggaraan pelayanan bimbingan dan konseling. kualitas
pelayanan bimbingan dan konseling dituntut oleh kinerja guru BK dalam mengaplikasikan
kompetensi profesional yang dimilikinya.kompetensi profesi Bk mempunyai aspek yang
terkandung dalam konsep kompetensi menurut Gordon yaitu pengetahuan (knowledge),
pemahaman (understanding), kemampuan (skill), nilai Nilai (value), sikap (attitude), dan minat
(interest).Kompetensi profesional dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 27
Tahun 2008 mencakup seorang guru BK yang menguasai konsep dan praksis asesmen untuk
memahami kondisi kebutuhan, dan masalah konseli.
B. Saran
Jika ditinjau ulang tentu di dalam makalah yang kami buat tidak akan lepas dari koreksi
pembaca. Karena kami menyadari bahwa apa yang kami sampaikan sangatlah jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan saran yang membangun dari para
pembaca agar nantinya makalah ini dapat menjadi lebih baik untuk dikonsumsi oleh kita semua.
10
DAFTAR PUSTAKA
Hadi, S. (2018). Pengaruh Kompetensi Pedagogik dan Kompetensi Profesional terhadap kinerja
Guru BK di SDLB Kota Bandung. Jurnal Ilmu Politik dan Komunikasi, 2-3. (Online :
https://ojs.unikom.ac.id ).
11