Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

PROFESI BK

“Wawasan Dasar Profesi BK”

Dosen Pengampu :
Dra. Zikra, M.Pd. Kons

Oleh Kelompok 1 :

1. Cici Wulandari 18006008


2. Enjlin Permata Sari. Hr 18006018
3. Ernita Dewi Siregar 18006020

JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2021
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha ESA
yang telah memberi rahmat, taufik serta hidayah-NYA kepada penulis sehingga
penulisan makalah ini dapat berlangsung dengan lancar. Makalah ini disusun sebagai
tugas kelompok semester ganjil mata kuliah Profesi BK.

Penulis menyadari bahwa berkat bantuan dari berbagai pihak makalah ini
dapat diselesaikan dengan baik, untuk itu penulis sampaikan rasa terimakasih yang
tak terhingga. Penulis sangat berterima kasih bila ada saran dan kritik yang
membangun demi perbaikan untuk masa mendatang. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya.

Padang, 21-08-2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................ii
DAFTAR ISI................................................................................................................iii
BAB I.............................................................................................................................1
PENDAHULUAN.........................................................................................................1
A. Latar Belakang....................................................................................................1
B. Rumusan masalah...............................................................................................2
C. Tujuan penulisan.................................................................................................2
BAB II...........................................................................................................................3
PEMBAHASAN............................................................................................................3
A. Pengertian Profesi...............................................................................................3
B. Ciri-ciri profesi BK.............................................................................................3
C. Tujuan Profesi BK..............................................................................................4
D. Syarat-syarat Profesi BK....................................................................................6

BAB III..........................................................................................................................9
PENUTUP.....................................................................................................................9
A. Kesimpulan.........................................................................................................9
B. Saran...................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................10

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bimbingan dan konseling merupakan salah satu komponen penting


dalam suatu sekolah. Peran penting dari bimbingan dan konseling sendiri
adalah membantu peserta didik mencapai keoptimalan diri sesuai dengan
potensi yang dimiliki serta mengentaskan masalah yang tengah dialami.
Layanan bimbingan dan konseling tidak bisa dilakukan oleh sembarang orang.
Ahli atau orang yang berkecimpung dalam bimbingan dan konseling disebut
dengan istilah konselor. Konselor sekolah merupakan seorang ahli yang
membantu peserta didik mencapai perkembangannya serta mengentaskan
masalahnya. Demikianlah kerja dari seorang konselor.

Pekerjaan sebagai konselor bisa disebut sebagai sebuah profesi dimana


tidak semua dari pekerjaan bisa disebut sebagai profesi. Prayitno (2004)
menyatakan bahwa profesi merupakan suatu jabatan atau pekerjaan yang
menuntut keahlian dari para petugasnya. Artinya, pekerjaan yang disebut
profesi tidak bisa dilakukan oleh orang yang tidak terlatih dan tidak disiapkan
khusus terlebih dahulu untuk melakukan pekerjaan itu. Sebuah profesi harus
memenuhi etika atau memiliki ciri-ciri tertentu. Bimbingan konseling hanya
bisa dilakukan oleh seorang konselor.

Akan tetapi pada kenyataannya banyak sekolah yang tidak


memperhatikan profesi konselor sekolah tersebut. Ada beberapa sekolah tidak
menunjukan profesi konselor sebagaimana mestinya.

1
Salah satu contohnya adalah dengan menjadikan orang lain yang
bukan konselor untuk menjadi konselor. Juga beberapa tidak memenuhi syarat
atau ciri-ciri sebagai seorang konselor yang berpegang pada profesi. Idealnya
seorang konselor harus dipegang oleh seseorang yang benar-benar memiliki
latar belakang pendidikan bimbingan dan konseling atau seorang konselor
yang menunjukan ciri khas profesi. Oleh karena itu makalah ini akan
membahas mengenai apa itu profesi, ciri-cirinya dalam bimbingan dan
konseling. Sebagai dasar agar kedepannya bisa dijadikan panutan atau
tuntunan dalam berprofesi.

B. Rumusan masalah

Dengan mengetahui latar belakang diatas maka dapat disusun rumusan


masalah sebagai berikut
1. Pengertian Profesi
2. Ciri-ciri profesi Bk
3. Tujuan Profesi BK
4. Syarat-syarat Profesi BK
C. Tujuan penulisan
1. Penulisan makalah ini memiliki beberapa tujuan, yaitu:
2. Untuk mengetahui konsep dasar dari profesi

3. Untuk mengetahui ciri-ciri khas dari suatu profesi

4. Untuk mengetahui tujuan dari profesi BK

5. Untuk mengetahui syarat-syarat dari profesi BK

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Profesi
Menurut Prayitno (2004) menyatakan bahwa profesi merupakan suatu
jabatan atau pekerjaan yang menuntut keahlian dari para petugasnya.
Artinya, pekerjaan yang disebut profesi tidak bisa dilakukan oleh orang yang
tidak terlatih dan tidak disiapkan khusus terlebih dahulu untuk melakukan
pekerjaan itu. Sebuah profesi harus memenuhi etika atau memiliki ciri-ciri
tertentu. Bimbingan konseling hanya bisa dilakukan oleh seorang konselor.

B. Ciri-ciri profesi BK
Syarat-syarat atau ciri-ciri utama dari suatu profesi sebagai berikut (Prayitno
: 2004):
1. Suatu profesi merupakan suatu jabatan atau pekerjaan yang memiliki
fungsi dan kebermaknaan sosial yang sangat menentukan.
2. Untuk mewujudkan fungsi tersebut pada butir di atas para anggotanya
(petugasnya dalam pekerjaan itu) harus menampilkan pelayanan yang
khusus yang didasarkan atas teknik-teknik intelektual, dan
ketrampilan-ketrampilan tertentu yang unik.
3. Penampilan pelayanan tersebut bukan hanya dilakukan secara rutin
saja, melainkan bersifat pemecahan masalah atau penanganan situasi
kritis yang menuntut pemecahan dengan menggunakan teori dan
metode ilmiah.
4. Untuk dapat menguasai kerangka ilmu itu diperlukan pendidikan dan
latihan dalam jangka waktu yang cukup lama.

3
5. Para anggotanya secara tegas dituntut memiliki kompetensi minimum
melalui prosedur seleksi, pendidikan dan latihan, serta lisensi atau
sertifikasi.

Dari uraian di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa bimbingan dan


konseling adalah suatu profesi, karena bimbingan dan konseling memiliki
ciri-ciri sebagai suatu profesi. Ciri-ciri bimbingan dan konseling antara lain:

1. Bimbingan dan konseling dilaksanakan oleh petugas yang disebut


guru pembimbing lulusan pendidikan khusus perguruan tinggi
2. Bimbingan dan konseling merupakan pelayanan kemasyarakatan dan
bersifat sosial.
3. Dalam melaksanakan kegiatan, menggunakan teknik yang ilmiah
4. Ada pengakuan dari masyarakat/pemerintah, bahwa BK dibutuhkan
(tercantum dalam SK Mendikbud no.25/1995, yang menyatakan
bahwa IPBI(ABKIN) sejajar dengan PGRI dan ISPI).
5. Memiliki organisasi profesi, yaitu asosiasi bimbingan dan konseling
indonesia (ABKIN)
6. Memiliki kode etik bimbingan dan konseling sebagai pedoman
bertindak
7. Para anggota ABKIN selalu ada keinginan untuk memajukan diri

C. Tujuan Profesi BK
Profesi BK harus menuntut kemampuan konselor untuk memahami
siswa , menguasai ilmu-ilmu psikologi yang berguna untuk memahami siswa
menguasai asa-asas BK dan landasan BK untuk dapat memberikan
pelayanan yang optimal kepada siswa dan memberikan penyelesaian yang
tepat dan sesuai dengan masalah yang dihadapi siswa. Namun , dalam
pelaksanaannya belum optimal sehingga sering terjadi kekurangan yang

4
terjadi disana-sini yang mengakibatkan pelayanan yang diberikan kadang
tidak sesuai dengan asas-asas dan lansan yang benar dalam bidang BK.
Menurut Surya, Muhammad. (1994) Pada ciri-ciri profesi ditegaskan
bahwa prrofesi merupakan pelayanan yang dilaksanakan sebaik dan setulus
mungkin. Tiga kata ini, yaitu pelayanan, baik/berkualitas dan tulus, menjadi
acuan dalam memahami tujuan profesi. Pelayanan merupakan bantuan bagi
orang yang memerlukan, dengan demikian pengertian dari pelayanan adalah
suatu kegiatan yang sifat dan arahnya menuju kondisi yang lebih baik dan
membahagiakan bagi orang yang dilayani. Orang yang memerlukan itu
adalah orang-orang yang sedang berada dalam suatu kondisi kritis dan
terancam mengalami hambatan dan kerugian tertentu, apabila kondisi seperti
ini tidak diatasi, maka kondisi kritis tersebut akan berlanjut atau bahkan
semakin parah yang akan meng- akibatkan semakin besarnya hambatan dan
kerugian yang diderita. Untuk itulah diperlukan mengatasi kondisi yang
dialami individu mendapat bantuan berupa pelayanan yang dimaksudkan itu.
Orang yang mengalami masalah dalam konseling adalah orang-orang yang
normal yang dimaksud dengan masalah dalam bimbingan dan konseling
adalah sesuatu yang mengganggu aktifitas individu sehari-hari, dengan ciri-
cirinya: sesuatu yang tidak disukai adanya, sesuatu yang ingin ditiadakan
keberadaannya dan sesuatu yang menimbulkan kesulitan dan kerugian bagi
orang yang mengalami masalah tersebut.
Baik berkenaan dengan kualitas pelayanan itu sendiri. Profesi
bukanlah sebarang pelayanan, melainkan pelayanan yang berkualitas tinggi.
Pelayanan yang menggunakan teori dan metode ilmiah, jelas, eksplisit dan
sistematik. Dengan pelayanan yang berkualitas tinggi itu upaya mengatasi
kondisi kritis serta mengurangi hambatan dan kerugian yang akan
ditimbulkan menjadi efektif dan efesien. Pelayanan profesi bukanlah
pekerjaan coba-coba ataupun asal-asalan, asal jadi, atau yang penting selesai
dan tujuan tercapai tanpa mempedulikan cara dan metode, yang penting ada

5
usaha dan ada hasil, melainkan pelayanan yang cermat, cekatan dan cerdas
sehingga hasilnya maksimal.

D. Syarat-syarat profesi BK
a. Layanan yang Bermanfaat.
Dalam criteria profesi secara eksplisit ditegaskan bahwa manfaat yang
diberikan oleh pelayan profesi itu:
a) berkenaan dengan fungsi esensial atau menentukan dalam bidang yang
digeluti oleh profesi yang dimaksudkan, dengan kata lain manfaat itu
diperlukan karena menyangkut hal yang sangat penting dalam
kehidupan pelanggan,
b) merupakan pelayanan khusus, yaitu mengacu kepada bidang
kekhususan profesi,
c) merupakan pemecahan masalah berkenaan dengan situasi krisis yang
dialami oleh pelanggan,
d) memiliki fungsi social. Tanpa diberikannya layanan yang
mengandung kemanfaatan dengan ciri-ciri yang disebutkan
terdahulu, suatu layanan tidak dapat disebut sebagai layanan profesi.

b. Pelaksana yang Bermanfaat.


Menurut May, Rollo. (2003) Untuk dapat melaksanakan layanan yang
bermanfaat sebagaimana tersebut di atas diperlukan pelaksanaan khusus,
yaitu pelaksanan yang benar-benar memahami, menguasai dan
mengerahkan diri untuk pekerjaan yang menjadi profesinya itu. Dari
criteria profesi tersebut di atas, bahwa pelaksana profesi itu sebagai
berikut:
a) melaksanakan tugasnya tidak hanya berdasarkan apa yang pada
umumnya dianggap baik saja

6
b) memiliki kompetensi minimum untuk melaksanakan tugas-tugas
profesionalnya,
c) mendasarkan pelayanannya pada teori dan metode ilmiah dalam
kerangka ilmu yang spesifik, jelas dan sistematis, pelaksanan dalam
suatu profesi tertentu memiliki dan mengamalkan kerangka ilmu
yang sama,
d) melaksanakan tugasnya dengan kebebasan dan tanggungjawab
pribadi yang tidak disangkut- pautkan kepada pihak lain,
e) Telah menjalani pendidikan khusus yang cukup lama, yaitu
pendidikan tinggi yang menyiapkannya menjadi tenaga
profesi:
1) untuk dapat mengikuti pendidikan khusus itu calon tenaga
professional melalui proses seleksi yang cukup ketat,
2) setelah menamatkan pendidikan khusus tenaga professional
menempuh ujian sertifikasi untuk memperoleh sertifikat
kemampuan melaksanakan tugas-tugas professional,
3) setelah memperoleh sertifikat kemampuan tenaga professional
harus memenuhi persyaratan tertentu untuk mendapatkan lisensi
kewenangan melaksanakan hak-hak dan kewajibannya dalam
profesi yang dimaksudkan itu. Upaya sertifikasi dan lisensi itu
diselenggarakan oleh organisasi profesi dan pemerintah,
4) menyikapi kegiatan yang dilaksanakan dalam profesi lebih
sebagai pelayanan social dan menjauhkan diri dari maksud-
maksud mencari keuntungan pribadi,
5) berpegang teguh pada kode etik profesi, para pelaksana profesi
menyadari betul bahwa kesalahan-kesalahan yang dilakukan
dalam menjalankan tugas profesi akan mendapatkan sanksi
profesi dan hal itu harus sama sekali dihindari,

7
6) selalu menyegarkan dan mengembangkan diri dan
keprofesionalannya melalui berbagai kegiatan seperti seminar,
lokakarya, penataran mengikuti dan mencermati penerbitan
jurnal profesi, sampai dengan menjalani pendidikan lanjut

c. Pengakuan yang sehat.


Pengakuan terhadap profesi datangnya pertama-tama dari mereka yang
berkepentingan dengan adanya profesi tersebut, dalam hal ini para
pelanggan. Pelanggan memberikan pengakuan terhadap profesi
berkenaan dengan manfaat yang nyata diperoleh oleh pelanggan,
pemahaman pelanggan terhadap profesi. Pengakuan pelanggan terhadap
profesi apabila pelanggan merasa terbantu dengan pelayanan yang
diberikan oleh profesi, merasa puas atas apa yang diperoleh dari
pelayanan profesi, pelanggan menganggap dan membuktikan sendiri
bahwa pelayanan profesi itu benar-benar bermanfaat.
Pengakuan yang sehat dan luas pada gilirannya akan mendorong
pemerintah dan lembaga-lembaga formal lainnya memberikan
pengakuan legal atas keberadaan dan beroperasinya profesi. Profesi
mendapat sokongan dari pemerintah dan lembaga formal lainnya bagi
pengembangannya, baik teoritik keilmuan maupun praktik
operasionalnya Prayitno. (1987).

8
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

profesi merupakan suatu jabatan atau pekerjaan yang menuntut


keahlian dari para petugasnya. Artinya, pekerjaan yang disebut profesi tidak
bisa dilakukan oleh orang yang tidak terlatih dan tidak disiapkan khusus
terlebih dahulu untuk melakukan pekerjaan itu. Sebuah profesi harus
memenuhi etika atau memiliki ciri-ciri tertentu. Bimbingan konseling hanya
bisa dilakukan oleh seorang konselor.

B. Saran
Kami menyadari banyak terdapat kekeliruan dalam penulisan makalah
ini, maka penulis mengaharapkan masukan dan kritikan yang membangun
dari para pembaca demi kesempurnaan makalah ini. Atas masukan kritikan
dan sarannya, penulis ucapkan terima kasih.

9
DAFTAR PUSTAKA

May, Rollo. 2003. The art of counseling. Penerjemah Darmin Ahmad


dan Afifah Inayati. Yogyakarta. Pustaka Pelajar

Prayitno & Erman Amti. 2004. Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta :
Rineka Cipta

Prayitno. 1987. Profesionalisasi konseling dan pendidikan konselor. Jakarta:


Depdikbud.

Surya, Muhammad. 1994. Peranan konselor di masa depan. Jurnal Pendidik


Konselor. 4 Juni, h. 3-8.

Anda mungkin juga menyukai