Anda di halaman 1dari 16

Makalah tentang Etika Perbankan

Tentang

KARYAWAN PROFESIONAL

Disusun oleh
Nama : Safna
Kelas : PK 1.1
Nim :1961406018

Dosen pembimbing
Lianti, S.E, M.Si

PROGRAM STUDI PERBANKAN DAN KEUANGAN


JURUSAN TATA NIAGA
POLITEKNIK NEGERI LHOKSEUMAWE
2020
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kita panjatkan kepada Allah swt. serta shalawat dan salam kami
sampaikan hanya bagi tokoh dan teladan kita Nabi Muhammad saw. Diantara sekian banyak
nikmat Allah swt. yang membawa kita dari kegelapan ke dimensi terang yang memberi hikmah
dan yang paling bermanfaat bagi seluruh umat manusia, sehingga oleh karenaNya kami dapat
menyelesaikan tugas ini dengan baik dan tepat waktu.
Makalah ini berisikan tentang profesionalisme kerja.Diharapkan makalah ini dapat
memberikan informasi dan menambah wawasan kepada kita. Adapun maksud dan tujuan dari
penyusunan makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas yang diberikan oleh guru pada
mata kuliah etika perbankan.
Dalam proses penyusunan tugas ini kami menjumpai hambatan, namun berkat dukungan
materil dari berbagai pihak, akhirnya kami dapat menyelesaikan tugas ini dengan cukup baik,
oleh karena itu melalui kesempatan ini kami menyampaikan terimakasih dan penghargaan
setinggi-tingginya kepada semua pihak terkait yang telah membantu terselesaikannya tugas ini.
Segala sesuatu yang salah datangnya hanya dari manusia dan seluruh hal yang benar
datangnya hanya dari agama berkat adanya nikmat iman dari Allah swt, meski begitu tentu tugas
ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu segala saran dan kritik yang membangun dari
semua pihak sangat kami harapkan demi perbaikan pada tugas selanjutnya. Harapan kami
semoga tugas ini bermanfaat khususnya bagi kami dan bagi pembaca lain pada umumnya.

Lhokseumawe, 31 maret 2020

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR …………………………………………………………………………….

DAFTAR ISI ……………………………………………………………………………………....

BAB I  PENDAHULUAN ………………………………………………………………………...


1.1 Latar Belakang ………………………………………………………………………………...
1.2 Rumuan Masalah ……………………………………………………………………………….
1.3 Tujuan Penelitian ……………………………………………………………………………….
1.4 Manfaat Penelitian ……………………………………………………………………………...

BAB II PEMBAHASAN ………………………………………………………………………….


2.1 Pengertian Profesional ………………………………………………………………………….
2.2 Kompetensi Profesional ………………………………………………………………………..
2.3 Syarat Umum Profesional ……………………………………………………………………...
2.4 Ciri – Ciri Karyawan Profesional ………………………………………………………………
2.5 Contoh Karyawan Profesional …………………………………………………………………
2.6 Gambar Karyawan Profesional ………………………………………………………………...
2.7 Kriteria Karyawan Profesional …………………………………………………………………
2.8 Sikap Tidak Profesional yang Sering Dilakukan Karyawan …………………………………...

BAB III  PENUTUP ………………………………………………………………………………


3.1 Simpulan ………………………………………………………………………………………..
3.2 Saran ……………………………………………………………………………………………

DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………………………………..


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sebuah aktifitas dalam segala hal membutuhkan suatu keahlian yang sesuai dengan
bidangnya dan mempunyai sebuah kompetensi standard dalam suatu bidang yang dikerjakan
tersebut, apabila orang melakukan suatu pekerjaan yang tidak sesuai dengan kompetensinya
maka suatu hal buruk akan menimpanya, karena sebuah pekerjaan memerlukan sebuah
kempetensi ahli dalam bidang pekerjaan tersebut.
 Sebuah Pekerjaan tetap bidang tertentu berdasarkan keahlian khusus yang dilakukan secara
bertanggung jawab dengan tujuan memperoleh penghasilan disebut profesi. Profesi memerlukan
seorang yang menjalankannya maka itu disebut professional, dalam artian sempit bisa
disimpulkan seperti itu.
Sebuah profesional tidak bisa tumbuh hanya dengan sebuah rangsangan dari seseorang atau
sebuah saran yang diberikan seseorang untuk melakukan sebuah pekerjaan, melainkan
professional harus ditempuh dengan beberapa tahapan dan aksi praktik dalam sebuah pekerjaan.
Mengingat pentingnya tenaga professional sangatlah dibutuhkan dalam suatu pekerjaan,
maka dengan ini kami pemakalah akan memaparkan bagaimana cara untuk menempuh sebuah
profesional dalam sebuah pekerjaan dan anggapan tentang keprofesioanalan dalam pekerjaan.

           
    1.2 Rumusan Masalah
 Bagaimana anggapan bahwa profesionalisme dapat diharapkan muncul sekedar dengan
anjuran adalah tidak benar?
 Apa saja komponen yang perlu untuk kompetensi professional?
 Apakah ciri- ciri karyawan profesional ?
 Bagaimana karakteristik karyawan profesional ?

     1.3 Tujuan Penelitian


 Mengetahui anggapan bahwa profesionalisme dapat diharapkan muncul sekedar dengan
anjuran adalah tidak benar Mengetahui komponen dalam kompetensi profesional.
 Mengetahui komponen yang perlu untuk kompetensi profesional.
 Dan untuk mengetahui bagaimana ciri ciri atau contoh karyawan profesional beserta
karakteristinya.

1.4 Manfaat Penelitian


 Menambah pengetahuan dan wawasan yang lebih luas tentang etika perbankan.
 Sebagai referensi untuk penelitian selanjutnyya yang tertarik pada masalah yang sama, di
industri perbankan.
BAB II
PEMBAHASAN

 2.1 Pengertian Profesional

Profesional adalah seseorang yang memiliki pekerjaan atau profesi, kemudian ia hidup
dengan mengandalkan keahlian tinggi yang dimilikinya. Professional juga bisa diartikan dengan
seseorang yang dalam kehidupannya mempraktikan keahlian khusus dan menjanlakannya tidak
untuk sekedar hobi atau bersenang – senang semata.
Dari pemaparan diatas bisa dapat kita simpulkan, jika sebuah profesi ingin memerlukan
tenaga professional haruslah memiliki beberapa komponen, yaitu :
a. Mempunyai keahlian dalam bidang
b. Memiliki standar baku
c. Mematuhi dan berkomitmen pada etika pekerjaan
Profesi adalah pekerjaan yang dilakukan sebagai kegiatan pokok untuk menghasilkan nafkah
hidup dan yang mengandalkan suatu keahlian. Profesional, adalah orang yang mempunyai
profesi atau pekerjaan. purna waktu dan hidup dari pekerjaan itu dengan mengandalkan suatu
keahlianyang tinggi..
Adapun perbedaan profesi dan professional antara lain :

Profesi :
 Mengandalkan suatu keterampilan atau keahlian khusus.
 Dilaksanakan sebagai suatu pekerjaan atau kegiatan utama (purna waktu).
 Dilaksanakan sebagai sumber utama nafkah hidup.
 Dilaksanakan dengan keterlibatan pribadi yang mendalam.
Profesional :
 Orang yang tahu akan keahlian dan keterampilannya.
 Meluangkan seluruh waktunya untuk pekerjaan atau kegiatannya itu.
 Hidup dari situ.
 Bangga akan pekerjaannya.

    2.2  Kompetensi Profesional


       Seiring dengan persaingan bisnis yang sangat tajam dan perubahan lingkungan yang drastis
pada setiap aspek kehidupan manusia, menutut adanya sumber daya manusia yang berkualitas
dan mempunyai kompetensi yang unggul di bidangnya sehingga dapat memberikan output yang
terbaik bagi organisasi atau perusahaan. Dalam hal ini kompetensi berarti memiliki kemampuan
secara professional sehingga mampu melaksanakan tugas dengan baik dan menghasilkan hasil
akhir berdasarkan mutu yang sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.
       Kompetensi menunjukkan terdapatnya pencapaian dan pemeliharaan suatu tingkat
pemahaman dan pengetahuan yang memungkinkan seorang anggota untuk memberikan jasa
dengan kemudahan dan kecerdikan. Setiap anggota bertanggugjawab untuk menentukan
kompetensi masing-masing atau menilai apakah pendidikan, pedoman dan pertimbangan yang
diperlukan memadai untuk bertanggungjawab yang harus dipenuhinya.
Kompetensi dapat dibagi menjadi beberapa kategori berikut :
 Core Competencies (Kompetesi Utama)
Kompetensi utama adalah sebuah kompetensi yang didefinisikan sebagi kemampuan internal
yang sangat penting bagi perusahaan. Kompetensi ini adalah diharapakan dimiliki oleh semua
individu dalam organisasi
 Threshold competencies
Adalah karakteristik pemegang pekerjaan sehingga bisa menjalankan pekerjaan secara
efektif, tetapi tidak dapat digunakan seorang yang berkinerja tinggi, rata-rata, atau rendah.
Misalnya penjual yang baik harus kemampuan yang memadahi tentang produk yang mereka jual,
tetapi pengetahuan ini tidak selalu cukup untuk memastikan performa penjualan mereka.
 Differentiating Competencies
Adalah karakterisrik yang membedakan individu berkinerja superior dengan rata-rata.
Misalnya individu yang bekerja di bidang desain memiliki Differentiating Competencies dalam
mendesain yang membuatnya lebih unggul dari orang lain.

       Komponen-komponen yang perlu untuk kompetensi professional :


a. Kompetensi spesialis
Kemampuan untuk :
 keterampilan dan pengetahuan.
 Menggunakan perkakas sedang peralatan yang sempurna
 Mengorganisasikan dan menangani masalah.
b. Kompetensi Metodik
Kemampuan untuk:
 Mengumpulkan dan menganalisa informasi.
 Mengevaluasi informasi.
 Orientasi tujuan kerja.
 Bekerja secara sistematis.

c. Kompetensi Individu
 Kemampuan untuk inisiatif, dipercaya, , motifasi, dan kreatif.

d. Kompetensi Sosial
 Kemampuan untuk berkominikasi, bekerja sama dan kerja kelompok.

2.3 Syarat Umum Profesional


Setidaknya terdapat tiga syarat professional yang harus dimiliki oleh seseorag
professional, berikut ini adalah penjelasan mengenai tiga hal pokok tersebut :
1. Skill
Kemampuan untuk menggunakkan akal, pikiran, ide dan kreatifitas dalam mengerjakan ,
mengubah maupun untuk membuat sesuatu yang lebih bermakna sehingga menghasilkan sebuah
niilai dari hasil pekerjaan tersebut.
2. Knowladge
Merupakan pengetahuan yang dapat oleh seseorang dalam proses edukasi maupun
pengalaman yang dialaminya atas suatu subjek.
3. Attitude
Adalah sikap, perilaku atau tingkah laku seseorang dalam melakukan interaksi dengan
orang lain yang disertai dengan kecenderungan untuk bertindak sesuai dengan sikap tersebut.

2.4 Ciri – Ciri Karyawan Profesional


Seseorang yang profesional memiliki ciri khusus yang membedakannya dengan yang
lain. Sehinga, seseorang tidak akan disebut professional apabila tidak masuk ke dalam kriteria
atau ciri- ciri yang akan disebutkan berikut :
1. Mempunyai keterampilan yang sangat tinggi di bidang tertentu, atau seseorang yang
memiiliki kepandaian di dalam mengoperasikan alat tertentu. Keahlian dan keterampilan
tersebut dibutuhkan untuk pelaksanaan tugas yang berkaitan dengan bidang masing –
masing.
2. Mempunyai ilmu serta pengalaman yang luas. Di samping itu, juga memiliki kecerdasan
khusus untuk mnganalisis permasalahan dan peka terhadap situasi. Selanjutnya, mereka
juga orang yang mampu membaca situasi sangat cepat dan tepat serta cermat terhadap
pengambilan keputusan yang terbaik untuk semua pihak.
3. Seseorang yang berprofesional akan beriontasi kepada masa depan. Sehingga ia memiliki
keahlian
4. Memiliki sikap yang cenderung mandiri. Seseorang yang profesional juga yakin terhadap
kemampuan pribadi dan terbuka untuk menghargai pendapat dari orang lain. Akan tetapi,
oran profesional memiliki kecermatan dalam menentukan mana yang terbaik untuk
dirinya dan untuk perkebangan pribadinya.
5. Pemikiran terbuka yang mana senantiasa mempertimbangkan dan menerima opini dan
orang lain tanpa mengedepankan ego diri sendiri demi kebaikan bersama.
6. Memiliki integritas yaitu mengutamakan prinsip dasar dengan mengedepankan nilai
kebenaran, keadilan dan kejujuran. Hal ini ditujukan karena untuk meningkatkan kualitas
diri sendiri dan juga membangun komunitas yang baik.
7. Komitmen yang tinggi untuk terus menjaga kualitasnya merupakan hal cukup penting
yang dimiliki oleh seseorang professional.
8. Mampu memotivasi baik diri sendiri maupun orang disekitarnya merupakan satu ciri yang
dimiliki seseorang professional dapat memotivasi orang lain.
9. Loyalitas dimiliki oleh seseorang profesional dengan mengerjakan sesuatu secara
sungguh – sungguh dari totalitas.

2.5 Contoh Karyawan Profesional


Terdapat berbagai contoh profesional yang ada di masyarakat sekitar, mulai dari yang
paling kecil. Profesionalitas harus diakui, berikut adalah contoh profesional sebagai bahan untuk
diteladani dalam kehidupan sehari – hari :
1. Karyawan yang professional adalah mereka yang bekerja menerima upah kemudian
menjalankan kewajiban sebagai karyawan dengan baik.
2. seseorang guru mengajar anak didiknya dengan sangat baik. Tidak hanya bekerja untuk
mendapatkan bayaran, namun sebagai pengabdian kepada bangsa untuk mencerdaskan
anak bangsa.
3. Seseorang dokter yang menjalankan tugas dan tanggung jawabnya mengobati pasien
dengan baik. Juga senantiasa mengutamakan kesehatan dan keselamatan pasien.
4. Pejabat pemerintah yang menjalankan tanggung jawab mengurus Negara dengan bersih
dan baik.
5. Seorang hakim yang tegas daan patuh kepada undang – undang yang berlaku
mengutamakan sikap adil dan tidak memihak kepada siapapun.
6. Seorang polisi yang benar – benar maksimal dalam meningkatkan keamanan. Bersiap
siaga setiap saat untuk menjaga keamanan dan mencegah berbagai tindak kejahatan.
7. Seorang pedagang yang jujur dan melayani pelanggan dengan sepenuh hati. Tidak
melakukan berbagai tindakan penipuan dan memberikan produk yang terbaik kepada
orang lain.
8. Peternak yang merawat ternaknya dengan baik dan maksimal. Memberi makan ynag
terbaik untuk kesehatan ternaknya. Dan tidak pernah menyakiti hewan ataupun telat
memberikan makanan kepada hewan ternaknya.

2.6 Gambar Karyawan Profesional


1. Manager sedang berdiskusi dengan karyawannya.

2. Sekolompok kinerja sedang mengadakan meeting.

3. Karyawan yang sedang bekerja secara professional.

4. Berdiskusi
5. Karyawan yang sedang mempresentasikan pendapatnya.

6. Berpikir Kritis

2.7 Kriteria Karyawan Profesional


Salah satu faktor maju dan mundurnya sebuah institusi baik instansi pemerintah maupun
perusahaan swasta adalah dengan adanya pekerja atau karyawan yang memiliki komitment tinggi
akan pekerjaan dan tanggung jawab yang diembannya. Oleh sebab itu seorang karyawan yang
profesional mutlak diperlukan. Seorang pekerja yang profesional memiliki krakteristik sebagai
berikut :
1. Mampu bekerja keras. Karakter ini dimaksudkan bahwa seorang karyawan harus
memiliki daya juang yang kuat dalam melaksanakan dan menyelesaikan tugas-tugasnya.
Artinya, karyawan tidak mudah menyerah ketika menghadapi kesulitan dalam
melaksanakan pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya. 
2. Menguasai bidang tugas atau pekerjaan. Seorang profesional dituntut untuk menguasai
pekerjaannya, sehingga ia benar-benar memahami segala sesuatu yang dikerjakan dan
bisa menemukan solusi atas permasalahan yang dihadapi. 
3. Bisa bekerjasama. Secara prinsip perusahaan memilih karyawan yang mampu bekerja
baik secara individu maupun tim. Karyawan mampu bekerja sendiri itu baik, tapi akan
semakin baik apabila ia juga bisa bekerja dalam tim, sehingga bisa saling berbagi tugas
dan tanggung jawab serta mencegah munculnya superioritas atau merasa hebat sendiri. 
4. Memiliki integritas tinggi. Profesionalisme karyawan harus ditunjang dengan integritas
yang tinggi. Mengapa? Seorang karyawan yang cakap dan ahli dalam bidang tugasnya
tetapi tidak didukung dengan nilai-nilai kejujuran dan moral yang baik dalam dirinya,
riskan melakukan penyimpangan. 
5. Memiliki loyalitas. Seorang profesional akan bersedia bekerja secara total, tidak
setengah-setengah. Selain itu, seorang profesional juga tidak akan pernah merasa
terbebani dengan pekerjaannya. 
6. Memiliki komitmen tinggi. Sikap profesionalisme menuntut adanya komitmen yang
tinggi. Hal ini dimaksudkan bahwa karyawan yang memiliki komitmen niscaya akan
bekerja dengan penuh tanggung jawab atas kesadaran sendiri, bukan karena peraturan
perusahaan atau diawasi oleh pimpinan. 
7. Memiliki motivasi yang tinggi. Seorang yang profesional mampu menjadi motivator bagi
dirinya sendiri, karena dengan motivasi ia akan senantiasa terpicu untuk bekerja dan
berkarya sehingga bisa mencapai harapan dan cita-citanya.
Namun profesionalisme pegawai atau karyawan tentu saja harus diimbangi dengan
profesionalisme management perusahaan atau instansi yang bersangkutan. Sikap profesional
perusahaan dapat ditunjukkan dengan pemberian kompensasi yang seimbang.
Konflik yang timbul akibat ketidak seimbangan profesionalisme antara kedua belah pihak
dapat memicu ketidak harmonisan hubungan kerja dan  terjadi penurunan kualitas kerja
karyawan sebagai dampak dari ketidakpuasan terhadap pihak manajemen perusahaan. Disadari
atau tidak kualitas kerja karyawan yang menurun berpengaruh pada kinerja perusahaan yang
menurun pula.

2.8 Sikap Tidak Profesional yang Sering Dilakukan Karyawan


1. Takut Bicara
Sulitnya untuk berbicara merupakan hal yang menganggu Anda guna mendapatkan suatu
kepentingan yang ingin diraih. Misalnya saja seperti meminta kenaikan gaji, perihal cuti,
atau hanya sekadar mengemukakan pendapat. Pancarkanlah kepercayaan diri,
berbicaralah dengan sopan dan profesional. Dengan begitu, kolega bahkan atasan di
kantor akan lebih terkesan pada Anda.
2. Terlambat
Apabila Anda telat secara konsisten datang ke kantor, bisa saja Anda disepelekan oleh
atasan sekaligus akan dinilai pemalas. Hal ini berkaitan dengan nama baik Anda.
Reputasi profesional Anda adalah bagian yang harus dijaga guna mendukung karir
kedepannya. Jangan hanya karena sering terlambat, secara bertahap dapat merusak semua
kerja keras yang selama ini sudah dilakukan.
3. Berpakaian Tidak Tepat
Terkadang, sulit untuk bisa dianggap serius sebagai seorang pekerja muda yang
profesional. Salah satu cara untuk serius, sesuaikanlah pakaian Anda.
4. Bergosip di Kantor
Mempunyai rasa simpati dengan rekan kerja atas keluhan kantor bisa menjadi cara yang
bagus untuk obligasi, tapi tidak dengan bergosip. Bergosip menyebabkan kesalah
pahaman dan ketidaknyamanan rekan kerja lainnya. Menahan diri dan bersikap netral
adalah cara yang paling baik jika Anda berada di dalam ruang lingkup keadaan yang
seperti itu.
5. Membuka Situs Non-Pekerjaan
Mungkin tidak terlintas dipikiran Anda bahwa ada saja rekan kerja di sekitar yang melihat
dan bahkan mungkin sangat peduli dengan apa yang sedang Anda kerjakan. Batasilah
pembukaan situs yang tidak berkepentingan bagi pekerjaan, seperti Facebook, dan email
pribadi. Meskipun bos Anda tampak santai dan ia mengetahui kegiatan Anda yang tidak
penting selama jam bekerja.
6. 6. Tidak Mempunyai Jaringan
Bekerja keras dan terlihat sebagai karyawan yang berdedikasi merupakan suatu tanda
keberhasilan keprofesionalan Anda. Namun, mempunyai hubungan profesional yang baik
juga sama pentingnya, ketika Anda membutuhkan sesuatu yang penting perihal pekerjaan
Anda. Banyak karyawan muda yang takut untuk membuka jaringan atau relasi yang baik
dan tampil agresif. Mintalah pada atasan untuk membimbing dan menunjukkan
bagaimana cara mendapatkan jaringan yang baik secara profesional.
7. Membuang Waktu
Pada kenyataannya, bersenang-senang, hang out, mmaupun berpesta bersama teman-
teman kantor, bisa membangun relasi yang baik dan dapat mengenal lebih jauh dengan
mereka. Namun, Anda tidak bisa berharap mempunyai waktu yang lebih untuk hal seperti
ini. Karena, jika Anda menggunakan waktu luang untuk sekadar bersenang-senang pada
jam pulang kantor, dan di waktu yang tidak tepat, Anda bisa terlena dan menyesali bahwa
sudah membuang waktu. Pastikan memiliki pemikiran yang matang.
8. Terlalu Percaya Diri
Terkadang sulit bagi lulusan perguruan tinggi untuk menyikapi masa transisi ke jenjang
pekerjaan atau karir. Bertindak terlalu percaya diri merupakan masalah umum yang
terjadi. Anda harus berkaca pada hal ini dengan menjadi rendah diri dan mengetahui
dimana menempatkan diri Anda untuk bersikap. Dengan cara seperti itu Anda akan
membuka peluang menjadi karyawan muda yang profesional.
BAB III
PENUTUP

3.1 Simpulan
Karyawan profesional adalah seorang karyawan yang digaji dan melaksanakan tugas
sesuai petunjuk pelaksanaan yang dibebankan kepada dia. Sehingga karyawan professional harus
memiliki keahlian pada bidang masing – masing. Seperti memilki strategy management, career
development advice, ledearship articles dan team building ideas. Seorang profesional tidak akan
melakukan hal-hal yang dapat menodai profesionalismenya. Dalam bekerja, Anda senantiasa
dilandasi oleh nilai-nilai kejujuran dan moral positif. Untuk itulah, seorang profesional harus
memiliki integritas yang tinggi. Dengan integritas, Anda tidak akan tergoda untuk melakukan
sesuatu yang dapat merusak moral dan nama baik Anda. Karena memang, untuk menjadi
profesional, seseorang tidak cukup hanya dengan ahli dan pandai dalam pekerjaan saja, tetapi
juga harus didukung oleh moral dan akhlak yang positif.

3.2 Saran
Sebaiknya mahasiswa – mahasiswi lebih memperdalam pengetahuan tentang perbankan
sehingga mereka dapat mengetahui bagaimana seorang yang bertugas bisnis.
DAFTAR PUSTAKA

Abd al-Sāmi’al-Miṣ ri. Pilar-pilar Ekonomi Islam, edisi Indonesia.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2006.

Abdillah, Masykuri. Islam dan Dinamika Sosial Politik di Indonesia.

Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2015.

Abdurrahman, Soejono. Metode Penelitian Suatu Pemikiran dan Penerapan.

Jakarta: Rineka Cipta, 1999.

Abubakar, Zaenal Abidin. Pengaruh Hukum Islam dalam Sistem Hukum di

Indonesia. Mimbar Hukum No. 9 Tahun IV, 1993.

Ahmad, Amrullah dkk. Dimensi Hukum Islam dalam Sistem Hukum

Nasional. Jakarta: Gema Insani Press, 1996.

Al-atsqalani, Ibnu Hajar. Bulugh al-Maram min Adillat al-Ahkam.

Surabaya:Syeh Salim Ibnu Sa’id Nabhan, tt.

Ali, Hasbi dan Abdul Latif. Politk Hukum. Jakarta: Sinar Grafika, 2010.

Ali, Mohamad Daud. Hukum Islam: Pengantar Ilmu Hukum dan Tata

Hukum Islam di Indonesia. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

1993.

Ali, Mohamad Daud. Hukum Islam di Pengadilan Agama (Kumpulan

Tulisan). Jakarta: PT. Grafindo Persada, 2002.

Ali, Zainudin. Sosiologi Hukum. Jakarta: Sinar Grafika, 2005.

Ali, Zainuddin. Hukum Perbankan Syariah. Jakarta: Sinar Grafika, 2008.

Amin, A. Ridwan. Menata Perbankan Syariah di Indonesia. Jakarta: UIN

Press, 2009.

Anda mungkin juga menyukai