Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

MANAJEMEN DAN KEPEMIMPINAN DALAM PELAYANAN


KEBIDANAN

LINGKUNGAN SOSIAL EKONOMI POLITIK YANG


MEMPENGARUHI KEBIJAKAN, PELAYANAN, DAN MODEL
ASUHAN

Dosen Pengampu
Erlinawati, M.Keb

Oleh Kelompok 2
Indah Ramadhani : 2115201010
Indar Aini Kharisda : 2115201011
Nur Agit Handayani : 2115201018
Prissy Dheatrice Veronica : 2115201029

PROGRAM STUDI S1 KEBIDANAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS PAHLAWAN TUANKU TAMBUSAI
2024

1
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan banyak
nikmat dan karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah
manajemen dan kepemimpinana dalam pelayanan kebidanan ini dengan judul “
Lingkungan Sosial Ekonomi Politik Yang Mempengaruhi Kebijakan,
Pelayanan dan Model Asuhan ” dengan baik. Makalah ini penulis susun untuk
memenuhi tugas mata kuliah manajemen dan kepemimpinana dalam pelayanan
kebidanan yang bertujuan agar menambahkan wawasan dan ilmu bagi para
pembaca dan bagi para penulis sendiri. Tidak lupa pula kami sebagai penulis
mengucapkan terima kasih kepada Ibu Erlinawati,M.Keb selaku dosen mata
kuliah manajemen dan kepemimpinana dalam pelayanan kebidanan.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dan kesalahan pada makalah
ini. Oleh sebab itu saran dan kritik yang membangun senantiasa penulis terima
untuk kesempurnaan makalah ini.

Bangkinang, 28 Maret 2024

Penyusun

2
DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR .......................................................................... i
DAFTAR ISI ......................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang..................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah................................................................ 1
1.3 Tujuan Penulisan.................................................................. 1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


a. Definisi Profesionalisme ....................................................... 2
b. Aspek-aspek Profesionalisme................................................. 2
c. Karakteristik dan ciri-ciri profesionalisme.............................. 3
d. Dimensi profesionalism........................................................... 4
e. Indikator profesionalisme bidan.............................................. 5
f. Standar Profesi Bidan.............................................................. 7

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan........................................................................... 9
3.2 Saran..................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA

3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penyelenggaraan pelayanan publik atau penyelenggaraan merupakan
institusi penyelenggaraan Negara, lembaga, independen yang dibentuk
berdasarkan Undang-undang untuk kegiatan pelayanan publik, dan badan
hukum lain yang dibentuk semata-mata untuk kegiatan pelayanan publik.
Pemerintah sebagai actor utama dalam penyelenggaraan pelayanan publik
harus memiliki kualitas pelayanan publik yang benar-benar berkualitas bagi
masyarakat. Kualitas pelayanan publik merupakan suatu kondisi dimana
tercipta hubungan yang dinamis antara pengguna maupun pemberi layanan.
Pelayanan publik berkaitan dengan kemampuan, daya tanggap, ketepatan
waktu dan sarana prasarana yang tersedia. Baik buruknya kualitas layanan
bukan berdasarkan sudut pandang atau persepsi penyedia jasa/layanan
melainkan berdasarkan pada persepsi konsumen dan aturan atau ketentuan
tentang kualitas pelayanan.
Banyaknya permasalahan dalam pelayanan kesehatan ibu dan anak,
menjadi perhatian penting pemerintah sehingga pemerintah mengupayakan
fasilitas kesehatan. Dalam Peraturann Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 75 Tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas)
adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatab
masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama dengan lebih
mengutamakan upaya promotif dan preventif.
1.2 Rumusan Masalah
a. Bagaimana lingkungan sosial ekonomi politik yang mempengaruhi
kebijakan?
b. Bagaimana lingkungan sosial ekonomi politik yang mempengaruhi
pelayanan?
c. Bagaimana lingkungan sosial ekonomi politik yang mempengaruhi model
asuhan?

4
1.3 Tujuan Penulisan
a. Untuk mengetahui lingkungan sosial ekonomi politik yang mempengaruhi
kebijakan
b. Untuk mengetahui lingkungan sosial ekonomi politik yang mempengaruhi
pelayanan
c. Untuk mengetahui lingkungan sosial ekonomi politik yang mempengaruhi
model asuhan

5
BAB II
TINJA.UAN PUSTAKA
a. Definisi Profesionalisme
Definisi profesionalisme adalah sebuah kata benda yang berarti ciri
khas kemahiran dari seorang yang profesional (the expertness characteristic of
a profesional person). Dengan katagori sebagai berikut: state (status),
skillfulness (kemahiran), expertness; expertise (pengalaman; keahlian),
profesionalism (profesionalisme).
Pengertian profesionalisme secara konseptual hanya dapat diterapkan
pada jabatan tertentu misalnya rekayasawan, yang memenuhi sejumlah
kriteria. Menurut Martin dan Schinzinger (dalam Dipohusodo 1996) yang
memberikan pandangan tentang profesionalisme, bahwa kriteria umum
rekayasawan yang profesional adalah:
1) Mencapai standar prestasi dalam pendidikan, kemampuan atau kreativitas
bekerja, dalam bidang rekayasa.
2) Bersedia menerima tanggung jawab moral terhadap masyarakat, konsumen
pelanggan, sejawat, atasan maupun bawahan sebagai kewajiban
profesionalnya.
Profesionalisme adalah keandalan dalam melaksanakan tugas
sehingga terleksana dengan mutu yang tinggi, waktu yang tepat, cermat dan
dengan prosedur yang mudah di fahami dan diikuti. Orang yang profesional
merupakan orang-orang yang diandalkan dan dipercaya karena mereka ahli,
trampil , punya ilmu pengetahuan , bertanggung jawab,tekun penuh disiplin
dan serius dalam menjalankan tugas pekerjaan nya.
b. Aspek-aspek Profesionalisme
Bahwa setiap tenaga kerja memiliki kemampuan dan ketrampilan
kerja atau kejuruan dalam bidang tertentu, dengan kemampuan dan
ketrampilan itu dia dapat mengabdikan dirinya dalam lapangan kerja tertentu
dan menciptakan hasil yang baik secara optimal. Adapun beberapa aspek
diantaranya:

6
1) Aspek Potensial
Aspek potensial yaitu mempunyai potensi herediter yang bersifat
dinamis yang terus berkembang dan dapat dikembangkan.
2) Aspek Profesional/Vokasional
Aspek tersebut yaitu memiliki kemampuan dan ketrampilan kerja
atau kejujuran dalam bidang tertentu dengan kemampuan dan ketrampilan
yang dapat mengabdikan dirinya dalam bekerja dan menciptakan hasil
secara optimal
3) Aspek Fungsional
Aspek fungsional yaitu melaksanakan pekerjaannya secara tepat
guna dengan bekerja sesuai tugas fungsinya.
4) Aspek Operasional
Aspek operasional yaitu mendayagunakan kemampuan dan
ketrampilannya dalam proses dan prosedur pelaksanaan kegiatan kerja
yang ditekuni
5) Aspek Produktivitas
Aspek produktivitas yaitu memiliki motif berptestasi, berusaha
agar berhasil dan memberikan hasil yang baik secara kuantitas dan kualitas
c. Karakteristik dan ciri-ciri profesionalisme
Karakteristik profesional mengacu pada kualitas yang dicontohkan
seseorang dalam lingkungan profesi. Profesionalisme mencakup standar
perilaku dan kemampuan seseorang untuk mewujudkan nilai-nilai institusi dan
melakukan apa yang diharapkan pemilik dari mereka. Dalam lingkup
Karakteristik profesional diantaranya:
1) Profesionalime menghendaki sifat mengejar kesempurnaan hasil sehingga
dituntut untuk selalu mencari peningkatan mutu.
2) Profesionalisme memerlukan kesungguhan dan ketelitian kerja yang hanya
dapat diperoleh melalui pengalaman dan kebiasaan.
3) Profesionalisme menuntut ketekunan dan ketabahan.
4) Profesional memerlukan integritas tinggi yang tidak tergoyahkan oleh
keadaan terpaksa atau godaan iman.

7
5) Profesionalisme memerlukan adanya kebulatan pikiran dan perbuatan
sehingga terjaga efektifitas kerja yang tinggi.
d. Dimensi profesionalisme
Profesionalisme adalah suatu pandangan yang dicerminkan oleh
dedikasi seseorang dalam menggunakan pengetahuan dan kecakapan yang
dimiliki. Sikap ini berkaitan dengan keteguhan tekad individu untuk tetap
melaksanakan pekerjaan meskipun imbalan instrinsik berkurang. Dimensi
profesionalisme memiliki sikap dan nilai-nilai yang dimunculkan oleh para
profesional dalam menjalani aktivitas dan tanggung jawab profesinya
diantaranya:
1) Pengabdian Pada Profesi
Profesionalisme adalah suatu pandangan yang dicerminkan oleh
dedikasi seseorang dalam menggunakan pengetahuan dan kecakapan yang
dimiliki. Sikap ini berkaitan dengan keteguhan tekad individu untuk tetap
melaksanakan pekerjaaan meskipun imbalan intrinsik berkurang. Sikap
pada dimensi ini merupakan ekspresi diri total terhadap pekerjaannya.
2) Kewajiban Sosial
Dimensi ini menjelaskan manfaat yang diperoleh, baik oleh
masyarakat dengan adanya suatu pekerjaan maupun bagi yang
professional.
3) Kemandirian
Dimensi ini menyatakan bahwa profesional harus mampu
membuat keputusan sendiri tanpa tekanan pihak pain. Rasa kemandirian
berasal dari kebebasan melakukan apa yang terbaik menurut pekerja yang
bersangkutan dalam kondisi khusus.
4) Keyakinan Terhadap Profesi
Keyakinan bahwa yang paling berhak dalam menilai kinerja
profesional adalah bukan pihak yang tidak mempunyai kompetensi dalam
bidang ilmu dan pekerjaan mereka.
5) Hubungan Dengan Sesama Profesi

8
Profesionalitas mensyaratkan adanya ikatan profesi baik dalam
organisasi formal maupun kelompok kolega informal sebagai sumber
utama ide utama pekerjaan. Melalui ikatan profesi ini para profesional
membangun kesadaran terhadap profesinya.
e. Indikator profesionalisme bidan
Indikator profesionalisme adalah kemampuan, kualitas, sarana,
prasarana, jumlah sumber daya manusia dan teknologi informasi. indikator
profesionalisme bidan di Indonesia yaitu kode etik profesi, tanggung jawab,
melakukan kolaborasi dan rujukan yang tepat, pendidikan berkelanjutan,
kompetensi dan advokasi.
1) Kode etik profesi
Adalah norma- norma yang harus di indahkan oleh setiap profesi
dalam melaksanakan tugas profesi nya dan hidup di masyarakat. Adalah
merupakan suatu ciri profesi yang bersumber dari nilai nilai internal dan
eksternal sebagai pernyataan komprehensif suatu profesi yang memberikan
tuntutan anggotanya dalam pengabdian profesi. Kode Etik Profesi Bidan:
a) Setiap bidan senantiasa menjunjung tinggi, menghayati dan
mengamalkan sumpah jabatannya dalam tugas pengbdiannya.
b) Setiap bidan dalam menjalankan tugas profesinya menjunjung tinggi
harkat dan martabat kemanusiaan yang utuh dsn memelihara citra
bidan.
c) Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya senantiasa berpedoman pada
peran tugan dan tanggung jawab sesuai dengan kebutuhan klien,
keluarga dan masyarakat.
d) Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya mendahulukan kepentingan
klien, menghormati hak klien, menghormati nilai nilai yang berlaku di
masyarakat.
e) Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya senantiasa mendahulukan
kepentingan klien, keluarga dan masyarakat dengan identitas yang
sama sesuai dengan kebutuhan berdasarkan kemampuan yang
dimilikinya.

9
f) Setiap bidan senantiasa menciptakan suasana yang serasi dalam
hubungan pelaksanaaan tugasnya, dengan mendorong partisipasi
masyarakat untuk meningkatkan derajad kesehatannya secara optimal.
2) Tanggung jawab
a) Bidan mengembangkan pelayanan dasar kesehatan diwilayah kerja.
b) Berpartisipasi dalam tim untuk melaksanakan program kesehatan
sektor lain melalui dukun bayi, kader kesehatan, serta tenaga kesehatan
lain yang berada di bawah bimbingan dalam wilayah kerjanya. Dan
beberapa tanggung jawab bidan lainnya yaitu:
- Tanggung jawab bidan terhadap tugasnya
- Tanggung jawab dalam praktek kebidanan
- Tanggung jawab bidan terhadap sejawat dan tenaga kesehatan
lainnya
- Tanggung jawab bidan terhadap pemerintah
- Tanggung jawab bidan terhadap profesi lain
- Tanggung jawab dalam praktek kebidanan.
3) Melakukan Kolaborasi dan Rujukan yang Tepat
Dalam kebidanan kolaborasi interprofesional sangat penting
untuk keselamatan pasien. Karena kegagalan kolaborasi dan komunikasi
juga akan mengakibatkan angka kematian pada ibu dan bayi. Pelayanan
kebidanan kolaborasi adalah pelayanan yang dilakukan oleh bidan sebagi
anggota tim yang kegiatannya dilakukan secara bersamaan atau sebagai
salah satu urutan dari suatu proseskegiatan pelayanan kesehatan.
Tujuan pelayanan kolaborasi, Tujuan pelayanan ini adalah
berbagi otoritas dalam pemberian pelayanan berkualitas sesuai ruang
lingkup masing-masing. Elemen dalam melakukan kolaborasi antara lain
harus melibatkan tenaga ahli dengan keahlian yang berbeda, yang dapat
bekerjasama secara timbal balik dengan baik, anggota kelompok harus
bersikap tegas dan mau bekerjasama, kelompok harus memberi pelayanan
yang keunikannya dihasilkan dari kombinasi pandangan dan keahlian yang
diberikan oleh setiap anggota tim tersebut.

10
4) Pendidikan Berkelanjutan
Pendidikan berkelanjutan adalah suatu usaha untuk meningkatkan
kemampuan, hubungan antar manusia dan moral bidan sesuai dengan
pelayanan dan standar yang telah di tentukan melalui pendidikan formal
dan nonformal. Tujuan pendidikan berkelanjutan bidan yaitu pemenuhan
standar berupa organisasi profesi bidan telah menentukan standar
kemampuan bidan yang harus dikuasai melalui pendidikan berkelanjutan.
5) Berkompeten
Kompetensi dibagi menjadi dua yaitu kompetensi inti atau dasar
yaitu kompetensi minimal yang mutlak dimiliki oleh bidan, kompetensi
tambahan atau lanjutan yaitu pengembangan dari pengetahuan dan
ketrampilan dasar untuk mendukung tugas bidan dalam memenuhi
tuntutan/kebutuhan masyarakat yang sngat dinamis serta perkembangan
IPTEK. Kompetensi merupakan bagian dari pengetahuan, ketrampilan,
dan perilaku yang diperlukan bidan dalam melakukan pelayanan
kebidanan.
6) Advokasi
Melakukan advokasi terhadap pengambilan keputusan dari
kategoriprogram Atau pun sektor yang terkait dengan kesehatan maternal
dan neonatal. Melakukan advokasi berarti melakukan upayaupaya agar
pembuat keputusan atau penentu kebijakan mencapai suatu kebijakan
tersebut.
f. Standar Profesi Bidan
Standar Profesi Bidan Keputusan Menteri Kesehatan Republic
Indonesia NOMOR HK.01.07/MENKES/320/2020 Tentang Standar Profesi
Bidan:
1) Etik Legal dan Keselamatan Pasien
2) Komunikasi Efektif
3) Pengembangan Diri dan Profesionalitas
4) Keterampilan Klinis dalam Praktik

11
5) Landasan Ilmiah Praktik Kebidanan Kebidanan (BBL, Bayi Balita dan
Anak Prasekolah, Remaja, Masa Sebelum Hamil, Masa Kehamilan, Masa
Persalinan, Masa Pasca Keguguran, Masa Nifas, Masa Antara, Masa
Klimakterium, Pelayanan KB, Kespro dan Seksualitas Perempuan, dan
KDP)
6) Promosi Kesehatan dan Konseling
7) Manajemen dan Kepemimpinan Praktik Profesional Kebidanan dan
Manajemen Asuhan terdiri atas:
a) Asuhan Kebidanan Fisiologis
b) Asuhan Kebidanan kolaborasi kasus-kasus patologi dan komplikasi
maternal neonatal serta rujukan
c) Penanganan awal kegawat daruratan maternal dan neonatal
d) Keterampilan kebidanan dasar praktik
e) Praktik (BHD) Bantuan Hidup Dasar

12
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Penyelenggaraan pelayanan publik merupakan institusi
penyelenggaraan Negara, lembaga, independen yang dibentuk berdasarkan
Undang-undang untuk kegiatan pelayanan publik, dan badan hukum lain yang
dibentuk semata-mata untuk kegiatan pelayanan publik. Pemerintah sebagai
aktor utama dalam penyelenggaraan pelayanan publik harus memiliki kualitas
pelayanan publik yang benar-benar berkualitas bagi masyarakat.
3.2 Saran
Diharapkan bidan dan calon bidan mengetahui dan memahmi
profesionalisme kebidanan dalam kasus kompleks sehingga bidan dan calon
bidan dapat memberikan pelayanan asuhan kebidanan yang berkualitas.

9
DAFTAR PUSTAKA
Amelia, Sylvi Wafda Nur. 2019. Asuhan Kebidanan kasus kompleks maternal dan
neonatal. Yogyakarta : Pustaka baru

Bidan Praktik Mandiri Kecamatan Tembalang. Prosedur Seminar Nasinonal


Unimus. 2, 107–112

Supratti., & Ashriady. (2016). Pendokumentasian Standar Asuhan Keperawatan di


Rumah Sakit Umum Daerah Mamuju Indonesia. Jurnal Kesehatan

Yongky, dkk. 2012. Draft Buku Ajar Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan.
Padang: Rumah kayu Pustaka Utama.

10
BAB III

PENUTUP

11

Anda mungkin juga menyukai