Anda di halaman 1dari 15

“Pemanfaatan Pendekatan Tes Intelegensi, Minat dan Bakat”

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Assessment BK Teknik Tes

Dosen Pengampu : Prof. Dr. Sri Milfayetti, M.S., Kons., S.Psi

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 5

Nama :Desi Riska Napitupulu (1203151061)


Monalisa Oktaviona E. . (1203151068)
M. Rafli (1203151030)
Ridha Khairunnisa (1203151029)
Suci Ramanda. (1203151027)

Kelas BK Reguler E 2020

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2022
KATA PENGANTAR

Pertama-tama penulis mengucapkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha
Esa, atas berkat dan rahmatnya penulis dapat menyelesaikan tugas ini dalam bentuk makalah.
Tugas ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Assessment BK Teknik Tes.

Makalah ini disuusn dengan harapan dapat menambah wawasan dan pengetahuan
penulis semua khususnya tentang “Pemanfaatan pendekatan tes intelegensi, minat, dan
bakat”. Penulis juga menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, apabila
dalam penulisan maklaah ini terdapat banyak kekurangan dan kesalahan, penulis mohon
maaf.

Penulis juga sangat menantikan saran dan kritik dari pembaca guna membangun dan
menyempurnakan makalah ini. Penulis sangat berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi
pembaca.

Medan, 19 April 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................... i

DAFTAR ISI................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN............................................................................... 1

1.1 Pendahuluan.................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah........................................................................... 1

1.3 Tujuan............................................................................................. 1

BAB II PEMBAHASAN................................................................................. 2

2.1 Pemanfaatan Pendekatan Tes Intelegensi, Minat dan Bakat 2


2.2 Acuan dalam Penggunaan Data Tes Intelegensi, Minat dan Bakat dalam Layanan
BK......................................................................................................... 4-7

2.3 Penggunaan Data Tes Dalam Layanan Bk 8-10


BAB III PENUTUP......................................................................................... 11

3.1 Kesimpulan..................................................................................... 11

3.2 Saran............................................................................................... 11

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 12

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Pendahuluan

Disadari atau tidak masalah belajar pasti akan datang pada siswa . namun begitu usaha
demi usaha harus tetap diupayakan dengan berbagai strategi dan pendekatan agar siswa dapat
dibantu keluar dari masalah belajar. Sebab bila tidak maka gagallah siswa meraih hasil
belajar yang memuasakan. Masalah yang dialami oleh siswa sangat berkaitan dengan
intelegensi, bakat dan minat yang ada pada diri siswa tersebut. karna bakat adalah sebuah
potensi besar yang dimiliki seorang anak yang dibawa sejak lahir, sedangkan minat adalah
keingintahuan terhadap sesuatu yang menimbulkan ketertarikan. Keberhasilan siswa dalam
belajar sebagaimana yang telah dikemukakan diatas dapat dipengaruhi oleh bakat yang ada
pada diri siswa sendiri. pentingnya bakat maupun minat dalam diri siswa ini, maka perlu
adanya upaya untuk memberikan bimbingan dan konseling. Didalam layanan bimbingan
konseling terdapat 12 jenis layanan yang akan digunakan sesuai dengan jenis permasalahan
yang dialami oleh siswa, rata-rata keberhasilan siswa dalam belajar sangat besar di pengaruhi
oleh bakat dan minat. Oleh karena itu jenis layanan yang tepat yang dapat diberikan yaitu
layanan penempatan dan penyaluran. Karena sudah jelas bahwa fungsi layanan penempatan
dan penyaluran adalah membantu peserta didik/siswa dalam menempatkan potensi yang ia
miliki yang sesuai dengan keadaan lingkungannya agar dapat berkembang secara optimal.

1.2 Rumusan masalah


a. Bagaimana Pemanfaatan Pendekatan Tes Intelegensi, Minat dan Bakat?
b. Bagaimana Acuan dalam Penggunaan Data Tes Intelegensi, Minat dan Bakat dalam
Layanan BK?
c. Bagaimana Penggunaan Data Tes Dalam Layanan BK?
1.3 Tujuan
a. Untuk mengetahui Pemanfaatan Pendekatan Tes Intelegensi, Minat dan Bakat
b. Untuk mengetahui Acuan dalam Penggunaan Data Tes Intelegensi, Minat dan Bakat
dalam Layanan BK
c. Untuk mengetahui Penggunaan Data Tes Dalam Layanan BK

i
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pemanfaatan Pendekatan Tes Intelegensi, Minat dan Bakat

Pemanfaatan pendekatan tes intelegensi, minat dan bakat untuk mengetahui tingkat
keberhasilan pemanfaatan bakat dan minat siswa haruslah berkolaborasi atau bekerjasama
kepada pihak sekolah seperti kerjasama antara guru BK dan wali kelas, kerjasama antara guru
BK dan guru bidang study maupun kerjasama dengan kepala sekolah. Kerjasama yang
dilakukan tersebut dapat mengembangkan bakat dan minat yang dimiliki oleh setiap siswa.
Dalam pendekatan tes intelegensi bakat dan minat di perlukan adanya kerjasama antara guru
BK dengan guru mata pelajaran, karena sedikit banyaknya permasalahan yang di alami oleh
siswa berkaitan dengan pelajaran. Kerjasama ini adalah upaya untuk untuk membina potensi
siswa sekaligus agar aktivitas belajar siswa di sekolah juga tidak terganggu. Siswa pada
akhirnya dapat mengembangkan bakat dan minatnya dengan baik. Salahuddin menegaskan
bahwa: “peran dan kontribusi guru mata pelajaran tetap sangat di harapkan guna kepentingan
efektivitas dan efesiensi pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah”. Pemanfaatan
klasifikasi tes intelegensi, minat dan bakat bertujuan untuk membantu mengatasi problem-
problem yang berhubungan dengan:
a. Pendidikan, menyangkut masalah intelegensi, minat dan bakat, kesukaran belajar dan
sebagainya. Tes intelegensi bertujuan untuk mengetahui tingkat kecerdasan individu yang
merupakan potensi dasar keberhasilan pendidikan. Tes Minat bakat bertujuan membantu
individu menyesuaikan jurusan atau ekstra kurikuler dalam pendidikan sehingga bakat dan
potensinya dapat diaktualisasikan secara optimal. Kesukaran belajar atau ketidakmampuan
dalam belajar/Learning Disability (LD).
b. Perkembangan Anak, menyangkut hambatan-hambatan perkembangan baik psikis
maupun sosial.
c. Klinis, berhubungan dengan individu-individu yang mengalami gangguan-gangguan
psikis, baik yang ringan maupun yang berat.
d. Industri, berhubungan dengan seleksi karyawan, evaluasi dan promosi. Seleksi: suatu
proses pemilihan individu yang dinilai paling sesuai untuk menduduki jabatan atau posisi
tertentu dalam perusahaan. Evaluasi: pemeriksaan psikologis yang bertujuan untuk membantu
2
perusahaan menilai apakah posisi yang ditempati saat ini telah sesuai dengan kemampuan
yang dimiliki karyawan yang bersangkutan. Promosi: pemeriksaan psikologis yang bertujuan
untuk menilai kemampuan seseorang apakah telah memenuhi syarat untuk dapat menduduki
jabatan atau posisi yang lebih tinggi dalam perusahaan. Pemeriksaan psikologis secara garis
besar dapat diklasifikasikan sebagai berikut: (1) Level Staff (non-Manajerial), aspek-aspek
yang perlu dan dapat diungkap mencakup kemampuan umum (intelegensi), kesesuaian
kepribadian, sikap dan kemampuan bekerja dalam menghadapi persoalan praktis sehari-hari.
(2) Le- vel Supervisor, aspek-aspek yang perlu dan dapat diungkap mencakup kemampuan
umum (intelegensi), kesesuaian kepribadian, sikap dan kemampuan kerja, gaya
kepemimpinan dan pengambilan keputusan. (3) Level Manajerial, aspek-aspek yang perlu
dan dapat diungkap mencakup kemampuan umum (intelegensi), pengambilan keputusan dan
kemampuan pemecahan masalah secara strategis, gaya kepemimpinan, kepribadian,
hubungan interpersonal dan sikap kerja.

Manfaat pemilihan peminatan pada calon peserta didik terhadap bidang keahlian dan program
keahlian dilakukan pada saat proses penerimaan siswa baru. Diharapkan calon peserta
didik/siswa yang nantinya akan diterima memiliki minat tinggi pada program keahlian
pilihannya.
Tes bakat (aptitude test) dapat didefinisikan sebagai kemampuan belajar bawaan dalam
bidang khusus yang diperlukan untuk memfasilitasi belajar, kecerdikan, kepandaian,
kesesuaian, kesiapan, kecenderungan, alam atau diperoleh disposisi atau kapasitas untuk
aktivitas tertentu. Tes bakat banyak dipakai di dalam recruitment tenaga kerja oleh suatu
perusahaan, guna melihat kompetensi yang dimiliki oleh calon tenaga kerja. Tes yang
digunakan dengan menggunakan model kalkulasi nilai untuk melihat tingkatan dan membuat
keputusan.

2.2 Acuan dalam Penggunaan Data Tes Intelegensi, Minat dan Bakat dalam Layanan BK

1. Tes Inteligensi
Maksud dan Tujuan Tes Intelligensi Inteligensi merupakan faktor pembawaan atau faktor
dasar yang dimiliki seseorang yang ikut menentukan berhasil tidaknya seseorang dalam
proses belajarnya, sehingga bagaimanapun diusahakannya peralatan, kondisi, serta metode
yang sempurna, pada akhirnya hasil belajar seseorang akan ditentukan oleh tingkat

3
kecerdasan orang tersebut. Untuk mengetahuinya dapat menggunakan instrumen tes
inteligensi.
Tes intelegensi merupakan suatu teknik atau alat yang digunakan untuk mengungkapkan
tarap kemampuan dasar seseorang yaitu kemampuan dalam berpikir, bertindak dan
menyesuaikan dirinya secara efektif. Tes Inteligensi sebagai suatu instrumen dalam tes
psikologi dapat menyajikan fungsi-fungsi tertentu.
Tes inteligensi dapat memberikan data untuk membantu peserta didik dalam menigkatkan
pemahaman diri (self-understanding),penilaian diri (self-evaluation), dan penerimaan diri
(self-acceptance). Juga hasil pengukuran dengan menggunakan tes inteligensi dapat
digunakan peserta didik untuk meningkatkan persepsi dirinya secara maksimal dan
mengembangkan ekplorasi dalam beberapa bidang tertentu.
Tes inteligensi dapat dikelompokkan menjadi dua kategori utama : secara individu dan
kelompok. Tes inteligensi secara kelompok digunakan untuk tujuan yang lebih luas dan
beragam seperti dalam seting sekolah dan militer. Sedangkan untuk situasi klinis, paling
banyak digunakan tes inteligensi secara individual.
Tes inteligensi secara individual yang tidak membutuhkan penggunaan bahasa (perilaku
verbal) disebut performance test. Sedangkan tes yang tergantung pada penggunaan kata-kata
dan angka-angka disebut verbal test. Tes inteligensi yang paling bernilai dan dapat digunakan
secara luas dalam situasi klinis adalah tes yang mengkombinasikan keduanya, tes verbal dan
performa.
Adapun tujuan dari tes intelegensi secara umum, antara lain :
1. Membantu siswa untuk memahami dirinya, sehingga para siswa mampu mengambil
keputusan, perencanaan, dan pemecahan masalah secara arif dan bijaksana.
2. Membantu Kepala Sekolah, Guru mata pelajaran, guru pembimbing, dan orang tua siswa
agar mereka mengerti dan memahami anak didiknya sehingga mereka dapat menyediakan
lingkungan yang memadai dan dibutuhkan anak.

Sedangkan tujuan pengukuran intelegensi antara lain :


a) Untuk tujuan seleksi
Karena melalui tes inteligensi, faktor-faktor yang ada pada diri seseorang, termasuk faktor
yang karena suatu sebab belum berkembang tetapi jelas dimiliki, ikut diperhitungkan.
Sehingga, apabila penggunannya benar-benar terlaksana dengan teliti dan objektiif, maka

4
akan dapat membantu pembimbing dalam menyeleksi individu dan menempatkannya secara
tepat.
Misalnya, secara kelompok hasil tes inteligensi dapat dipakai sebagai tes seleksi penerimaan
siswa baru.
b) Untuk tujuan diagnostik
Karena melaui tes inteligensi dapat diketahui mengenai kesulitan-kesulitan yang dialami
seseorang yang disebabkan oleh taraf inteligensi seseorang tersebut.
c) Hasil tes inteligensi dapat dipakai sebagai dasar penggolongan kelas secara homogin.
d) Hasil tes inteligensi disambungkan untuk bimbingan belajar. Dar hasil tes inteligensi
dapat diidentifikasikan anak yang lambat belajar.
e) Hasil tes inteligensi dapat berguna untuk menentukan siswa yang mengalami kesulitan
dalam belajar.
f) Hasil tes inteligensi dapat disambungkan pada program pemilihan jurusan dan study
sambungan.
g) Hasil test inteligensi sangat berguna untuk mengidentifikasi anak yang cerdas dan
superior.
h) Apabila hasil tes inteligensi ini dilengkapi dengan data-data hasil tes kepribadian prestasi,
bakat, minat dan hasil tes lain Maka semua data yang terpadu ini sangat berguna bagi kepala
sekolah, guru, orang tua untuk lebih memahami anak didiknya dan mereka dapat
menyediakan lingkungan yang dibutuhkan anak didiknya.
2. Tes Bakat
Maksud Dan Tujuan Tes Bakat Tes bakat adalah tes yang mengungkap bakat seseorang, yang
juga merupakan kemampuan intelligensi khusus. Dengan mengetahui bakat seseorang, maka
proses pendidikan dapat diarahkan pada bidang-bidang yang sesuai, sehingga akan lebih
mudah mencapai hasil.
Tes bakat dilakukan dengan tujuan yang berkaitan dengan bidang pendidikan dan industri.
Dalam bidang pendidikan, dengan mengetahui bakat siswa maka ia dapat diarahkan sesuai
dengan bakatnya tersebut agar siswa dapat mencapai prestasi sesuai dengan bakat yang
dimilikinya. Hasil tes bakat sangat bermanfaat khususnya pada saat penjurusan, baik di SMA
maupun SMK, dan untuk menentukan pilihan fakultas atau jurusan yang diinginkan di
perguruan tinggi.
Dalam bidang industri, bakat seseorang perlu diketahui apakah ia tepat menduduki jabatan
tertentu. Hasil tes bakat bisa membantu suatu perusahaan atau lembaga untuk menempatkan
karyawan atau calon karyawan pada posisi yang sesuai dengan kualifikasi yang dibutuhkan.

5
Dengan tes bakat dapat diramalkan bakat-bakat seseorang dalam berbagai bidang atau dalam
hal pelajaran, pekerjaan yang dipilihnya, serta kesuksesan-kesuksesan bekerja di masa
datang.
Oleh karena itu apabila tes bakat itu diberikan pada awal sebelum seseorang individu
memilih suatu jurusan sekolah atau pekerjaan tertentu maka akan dapat dipastikan akan dapat
menghemat biaya dan waktu yang terbuang akibat tidak tepatnya seseorang individu memilih
suatu sekolah atau lapangan pekerjaan. Orang yang dapat memilih, meyesuaikan dengan
pekerjaan yang sesuai dengan bakatnya akan membuat seseorang tersebut mempunyai
semangat kerja yang tinggi dan kepuasan kerja akan tercapai. Sebaliknya seseorang individu
yang dipaksa atau terpaksa bekerja tidak sesuai dengan bakatnya akan menimbulkan kelesuan
kerja, semangat kerja rendah, ketidakpercayaan pada diri sendiri, banyak membuat
kesalahan-kesalahan dan menimbulkan frustrasi bagi individu yang bersangkutan.
Tes bakat memiliki tujuan, antara lain:
a. Untuk membantu merencanakan dan membuat keputusan mengenai pilihan pendidikan
maupun pekerjaan,
b. Untuk mendiagnosa masalah belajar yang dialami seseorang,
c. Sebagai sarana untuk mengetahui sedini mungkin bakat-bakat yang dimiliki seseorang.
3. Tes Minat
Maksud Dan Tujuan Tes Minat Pada dasarnya para ahli psikologi sepakat bahwa minat
dipandang sebagai aspek non kognitif yang sama sekali berbeda dengan aspek kognitif.
Sebagai konsekuensinya,untuk mengetahui minat seseorang digunakan instrumen (yang
antara lain berupa tes) yang harus tidak mengungkap aspek kognitif, yang biasanya disebut
kemampuan. Sejarah tes minat dimulai tahun 1921 dengan diterbitkannya tes minat yang
pertama, yakni Carnegie Interest Inventory.
Minat merupakan faktor dari dalam individu yang menunjuk pada typical performance.
Dalam konteks pekerjaan, tampilan ini mengacu pada senang atau tidak senangnya individu
pada suatu bidang pekerjaan. Seseorang akan menjadi berhasil apabila dirinya memiliki
kemampuan yang disertai dengan minat yang tinggi terhadap suatu pekerjaan yang
diembannya.
Tujuan dari tes ini, antara lain :
1) Untuk menunjukkan jabatan-jabatan bagi studi lebih lanjut. Jabatan-jabatan ini meliputi
tipe kerja yang disukai, atau yang ditampilkan oleh seorang siswa. Tetapi disamping itu siswa
harus memperhatikan tentang kemampuan yang dimilikinya.

6
2) Untuk menguji seseorang yang telah memilih suatu jabatan tertentu. Kuder Preference
Record khususnya dipergunakan sebagai suatu pemeriksaan apakah pilihan jabatan seseorang
itu sesuai dengan tipe kesukaan yang dikerjakannya. Apabila jabatan ini tidak memuat
kegiatan-kegiatan yang biasanya ia sukai, maka berarti bahwa pilihannya itu salah.
3) Untuk mengcek pilihan karier sebelum meningkat lebih lanjut. Mengetahui derajat
kedalaman minat sehingga dapat dipergunakan sebagai kontribusi untuk mencapai hasil
pendidikan.

2.3 Penggunaan Data Tes Dalam Layanan Bk


Tes bakat dan minat biasanya dilakukan oleh para psikolog dengan tujuan menggali
pengetahuan tentang kemampuan calon mahasiswa atau peserta didik dalam membuat
keputusan atau menentukan pilihan terhadap sebuah program studi agar mereka memasuki
jenjang perguruan tinggi. melalui hasil tes dapat diperoleh gambaran terhadap tingkat
kesiapan peserta didik untuk mengikuti pendidikan serta mengetahui sedini mungkin bakat
yang mereka miliki. kesalahan dalam menentukan pilihan pada tahap awal dapat memberikan
dampak yang tidak baik kepada calon mahasiswa terutama pada saat mereka menjalani masa-
masa akademik seperti sulit untuk mengikuti kuliah, malas tidak fokus, nilai akademik tidak
maksimal bahkan tidak sedikit yang akhirnya putus kuliah. Karena pada dasarnya salah satu
layanan bk di sekolah adalah untuk membantu para siswa tingkat akhir yang ingin
melanjutkan ke perguruan tinggi untuk membantu menemukan bakat serta minatnya dan juga
kemampuan akademisnya untuk disesuaikan dengan program studi akan diambil di perguruan
tinggi nantinya, maka data di dalam layanan bk sangat diperlukan untuk menjadi bahan
pertimbangan dan menjadi bahan acuan. untuk mendapatkan data tersebut maka diperlukan
pelaksanaan tes baik dalam bentuk Tes Intelegensi atau pengetahuan lalu tes minat dan juga
tes bakat yang di mana nantinya hasil dari tes ini akan sangat bermanfaat terhadap pelayanan
BK di sekolah untuk membantu para siswa yang ingin melanjutkan ke perguruan tinggi
maupun terhadap layanan yang lainnya seperti layanan bk berupa penempatan dan juga
layanan bk untuk membantu para siswa dalam mengatasi masalah yang dihadapinya seperti
masalah dalam kesulitan belajar.
Salah satu contoh penerapan data tes atau penggunaan data tes dalam layanan bk
adalah Misalnya dalam layanan konseling Individual, konseling Individual adalah layanan
yang dilakukan antara konselor dan konseli atau siswa yang memiliki masalah dan

7
memerlukan bantuan masalah. Contoh masalah Yang diambil adalah masalah terkait nilai
akademik yang cenderung menurun dalam suatu mata pelajaran, maka konselor dapat
menggunakan data tes berupa Tes Intelegensi terlebih dahulu untuk menentukan batasan dan
kemampuan dari segi akademik terhadap siswa tersebut. jadi dengan data yang sudah
didapatkan akan memberikan gambaran terhadap konselor sehingga dapat ditarik kesimpulan
apakah siswa Mengalami penurunan nilai akademik karena murni ketidakmampuannya
terhadap suatu mata pelajaran tertentu atau Ada hal lain yang menyebabkan nilainya menjadi
menurun. jika di dapatin hasil tes inteligensi nya baik atau Kemampuan akademiknya baik,
maka konselor bisa menyimpulkan bahwa ada penyebab lain yang menyebabkan kan nilainya
cenderung menurun apalagi jika sebelumnya nilainya baik-baik saja, mungkin saja
penyebabnya adalah dari segi Bakat dan minatnya yang tidak sesuai atau tidak cocok dengan
mata pelajaran yang sedang iya alami penurunan nilainya. maka seorang konselor bisa
melakukan tes lainnya seperti tes minat dan bakat Sehingga nantinya data hasil tes tersebut
bisa dilakukan untuk menganalisis dan pemahaman masalah yang lebih sesuai dengan
keadaan siswa atau konseli. dengan hasil data tes ketiganya itu konselor bisa menarik
kesimpulan juga jikalau ditemukan dari ketiga hasil tes tersebut hasilnya baik maka ada
faktor lain lagi yang mungkin menyebabkan proses belajarnya menjadi bermasalah, misalnya
seperti masalah dalam keluarga, masalah Keadaan fisik atau mental anak yang tidak siap
untuk belajar bahkan keadaan lingkungan yang dapat mempengaruhi motivasi belajarnya.
Goldman (1971:23) dalam hal ini memandang bahwa penggunaan tes untuk
kepentingan konseling dikelompokkan menjadi dua, yaitu pertama, untuk kepentingan
informasi (for informational purpose), dan kedua, untuk kepentingan non informasi (for non
informational purpose). Lebih lanjut Goldman menjelaskan bahwa Super (1957) dan Bordin
(1955) menetapkan ada tiga kategori dalam tes untuk informasi yaitu: precounseling
diagnostic information (informasi pre konseling untuk menetapkan diagnostik), information
for counseling process itself (informasi yang digunakan untuk membantu pelaksanaan
konseling itu sendiri) dan information for postcounseling plans and actions (informasi untuk
menetapkan rencana dan tindakan setelah konseling). Tes untuk kepentingan non informasi
terdiri atas: simulating interest in areas not previously considered (merangsang minat
terhadap bidang tertentu yang sebelumnya tidak ikut dipertimbangkan), laying a groundwork
for later counseling (meletakkan dasar kerja konseling), learning experiences in
decisionmaking (memperoleh pengalaman belajar membuat keputusan) dan facilitating
conversation (penyediaan fasilitas percakapan dalam konseling). Data tes berfungsi sebagai

8
informasi, Informasi yang diperoleh konselor merupakan rujukan untuk membantu klien
menentukan pilihan serta merupakan upaya mencari jawaban atas persoalan “Apa yang harus
saya lakukan?” Apabila pilihan itu menyangkut bidang pendidikan mungkin persoalannya
akan banyak berkaitan dengan : “Program studi manakah yang harus saya pilih sesuai dengan
bakat dan minatku?” Demikian pula jika berkenaan dengan bidang jabatan (karier) mungkin
pertanyaan yang muncul berkaitan dengan : “Jabatan apakah yang sesuai dengan bakat dan
minatku?” “Bagaimanakah saya memperoleh jabatan yang sesuai dengan cita-cita, bakat dan
minatku?” Program studi dan jabatan yang bermacam-macam merupakan bahan informasi
bagi seseorang untuk dipilih. Pilihan seseorang atas informasi yang diperolehnya merupakan
keputusan, dan proses konseling satu di antaranya tidak mungkin menghindari tahap
pembuatan keputusan.
Hasil tes akan mempunyai makna sebagai informasi bagi klien jika tes tersebut
dianalisis dan dinterpretasi, dalam arti tidak hanya berhenti pada penyajian sekor yang
diperoleh seorang klien. Untuk kepentingan konseling, hasil tes dapat digunakan sebelum
konseling, pada saat proses konseling, dan setelah konseling sebagaimana dikatakan oleh
Super dan Bordin (dalam Goldman 1971:23). Pada tahap sebelum konseling hasil informasi
tes digunakan konselor sebagai bahan pertimbangan (a) menentukan jenis layanan apakah
yang akan diberikan konselor kepada klien, (b) untuk menentukan fokus masalah yang
dialami klien, (c) sebagai salah satu bahan diagnosis dari proses yang berkesinambungan dan
dipadukan dengan hasil analisis yang lain --- misalnya informasi dari teknik non testing :
observasi, wawancara, sosiometri, kuesioner, biografi. Pada tahap proses konseling informasi
hasil tes digunakan untuk menafsirkan prognosis dengan memberikan alternatif-alternatif
tindakan tentang pendekatan, metode, teknik, dan alat mana yang digunakan dalam upaya
membantu pemecahan masalah yang dialami klien. Berdasarkan hasil tes konselor
mendapatkan pelengkap data khususnya mengenai sifat-sifat kepribadian klien yang selama
ini belum dapat terungkap melalui teknik non tes, sehingga diharapkan hasil informasi tes
tersebut dapat membantu kerangka berpikir konselor di dalam merefleksi perasaan klien. Di
samping itu informasi hasil tes disampaikan kepada klien dengan harapan klien lebih
mengenali dirinya sendiri sehingga klien mampu mengembangkan harapan-harapan yang
realistis dalam proses konseling. Pada tahap akhir konseling informasi hasil tes digunakan
untuk memberikan bantuan dalam membuat keputusan-keputusan dan rencana-rencana untuk
masa depan dengan alternatif-alternatif tindakan secara realistis. Selain itu juga merupakan
sumbangan yang berarti bagi klien untuk proses perencanaan dan pilihan tindak lanjut,
berkaitan tentang dirinya sendiri dalam hubungannya dengan fakta sekarang yang ada.

9
Sebagai contoh lain misalnya dalam bimbingan karir seorang konselor atau guru BK
di sekolah dapat membantu siswa tingkat akhir untuk menentukan karir yang cocok untuknya
terutama jika ia tidak ingin melanjutkan ke perguruan tinggi, Maka dengan menggunakan
data tes yang telah dilakukan akan mendapat jawaban Seperti apa kemampuan intelegensi
nya? apa kemampuan dalam hal minatnya? dan Apa hal kemampuan dalam bakatnya? yang
di mana nantinya akan digunakan untuk menentukan karir apa yang cocok dengan
kepribadian siswa tersebut dengan cara menghubungkan antara karakter dari karir yang dituju
dengan karakter dari kepribadian si konseli/ siswa tersebut, maka dalam hal ini layanan
informasi juga dibutuhkan untuk mendukung lancarnya proses konseling bagi konseli
tersebut. data tes juga dapat digunakan oleh pihak sekolah dalam hal memajukan bidang
pendidikan yaitu untuk fokus dalam pemberian layanan pendidikan sesuai dengan kebutuhan
dan karakteristik siswa masing-masing yang pastinya berbeda dari yang satu dengan yang
lain, maka saat ini sudah banyak ditemukan sekolah yang melakukan tes terhadap siswa
barunya
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Pemanfaatan Tes Intelegensi, minat dan bakat dalam layanan bk di sekolah saat ini
sangat diperlukan untuk membantu dan mendukung memajukan layanan bk yang baik dan
sesuai dengan kebutuhan siswa atau konseli yang diperlukan. layanan bimbingan dan
konseling di sekolah pelayanannya dapat berbagai macam salah satu contohnya adalah
layanan penempatan layanan bimbingan karir dan layanan konseling individual dalam hal
mengatasi masalah seperti masalah belajar. Tes Intelegensi sendiri merupakan tes yang
bertujuan untuk membantu mendapatkan informasi yang dibutuhkan dalam proses analisis
terkait kemampuan akademik dari seseorang dan batasan-batasan yang dimilikinya. tes minat
adalah Tes yang dilakukan untuk mengetahui dan memahami minat yang dimiliki oleh
seseorang terhadap suatu hal yang disukainya atau dikuasai. dan tes bakat adalah Tes yang
dilakukan untuk tujuan mengetahui dan memahami bakat yang dimiliki oleh seseorang atau
kemampuan yang paling menonjol dari kemampuan lainnya, karena pada dasarnya setiap
orang yang memiliki kemampuan yang lebih menonjol dari kemampuan lainnya dan setiap
orang memiliki kemampuan yang berbeda-beda dalam hal bidang yang berbeda-beda pula.
pemanfaatan data tes dalam layanan bk dapat sebagai informasi bagi konselor dan bagi pihak

10
sekolah untuk menentukan layanan dan kebijakan dalam hal dunia pendidikan untuk
mendukung tercapainya tujuan pendidikan yang bermanfaat dan berguna bagi para peserta
didik. karena dalam layanan bimbingan konseling, asesmen tes itu lebih akurat hasil datanya
dibandingkan asesmen teknik nontes karena lebih menyasar kepada psikologis dan sesuatu
yang tidak dapat dilihat secara langsung pada diri konseli.

3.2 SARAN
Diharapkan para guru BK tidak terburu-buru dalam melakukan layanan bimbingan
konseling di sekolah terutama layanan yang memerlukan analisis dan pemahaman yang
mendalam seperti penyelesaian masalah yang dialami oleh konseli atau siswa. maka dari itu
konselor dapat memanfaatkan data yang sudah ada atau melakukan tes yang belum memiliki
data untuk digunakan dalam menunjang proses pelayanan BK dengan baik sehingga nantinya
layanan yang diberikan dengan benar dapat menyasar kepada siswa sesuai dengan kebutuhan
yang sesuai dengan masalah yang sedang dialami dan tujuan yang ingin dicapai.


DAFTAR PUSTAKA

Asmara Andik. (2015). Pengembangan Tes Minat Dan Bakat Dengan Metode Jaringan
Syaraf Tiruan (Jst) Untuk Memprediksi Potensi Siswa Bidang Robotika. Universitas
Negeri Yogyakarta
Daulay,Nurussakinah. (2014). Implementasi tes psikologi dalam bidang pendidikan. Jurnal
Tarbiyah, 21(2), 402-421.
Jaya,Safitri. (2017). Sistem pemilihan program studi berdasarkan bakat,minat dan kecerdasan
calon mahasiswa berbasis online. Jurnal Seminar nasional sains dan teknologi, 1, 1-8
Nur’aeni.(2012). Tes Psikologi Tes Intelegensi dan Tes bakat. Jurnal Pendidikan Vokasi.
Universitas Muhammadiyah Purweekerto Press.
Rahardjo,Susilo. 2015. PEMANFAATAN HASIL TES DAN NONTES UNTUK
LAYANAN KONSELING INDIVIDUAL. http://eprints.umk.ac.id/6738/1/
http://intannastitie.blogspot.com/2012/04/macam-macam-tes-dalam-bimbingan-dan.html?
m=1

11
12

Anda mungkin juga menyukai