Anda di halaman 1dari 2

Dalam Peraturan Pemerintah No.

29/1990 tentang Pendidikan Menengah, pasal 27 ayat 1,


dikatakan bahwa “Bimbingan merupakan bantuan yang diberikan kepada siswa dalam
rangka upaya menemukan pribadi, mengenal lingkungan, dan merencanakan masa depan.
Bimbingan dan konseling merupakan layanan yang memberikan bantuan kepada peserta
didik, baik, secara perorangan maupun kelompok, agar mandiri dan berkembangan secara
optimal, dalam bimbingan pribadi, bimbingan sosial, bimbingan belajar, dan bimbingan
karir, melalui berbagai jenis layanan dan kegiatan pendukung berdasarkan norma yang
berlaku.

Secara umum bimbingan konseling di sekolah bertujuan agar setelah mendapat pelayanan
bimbingan siswa dapat:

a. Mengembangkan pemahaman dan pengertian diri dalam kemajuannya di


sekolah;
b. Mengembangkan dunia kerja, kesempatan kerja, serta rasa tanggung jawab
dalam memilih kesempatan kerja tertentu yang sesuai dengan tingkat pendidikan
yang disyaratkan;
c. Mengembangkan kemampuan untuk memilih dan mempertemukan
pengetahuan tentang dirinya dengan informasi tentang kesempatan yang ada
d. secara tepat dan bertanggungjawab; Mewujudkan penghargaan terhadap
kepentingan dan harga diri orang lain.

Secara khusus bimbingan konseling di sekolah menengah atas bertujuan agar setelah
mendapat pelayanan bimbingan siswa sekolah menengah atas dapat mempergunakan
kemampuannya untuk:

a. Mengatasi kesulitan dalam memahami dirinya sendiri;


b. Mengatasi kesulitan dalam memahami linkungannya yang meliputi lingkungan
sekolah, keluarga, dan kehidupan masyarakat yang lebih luas;
c. Mengatasi kesulitan dalam mengidentifikasikan dan memecahkan masalah yang
dihadapinya;
d. Mengatasi kesulitan dalam menyalurkan kemampuan, minat, dan bakatnya

Namun sangat disayangkan peran Bimbingan dan Konseling di sekolah sering kali terabaikan
dan dianggap rendah oleh kaum birokrasi sekolah terutama oleh peserta didik yang
menggap bahwa guru Bimbingan dan Konseling adalah “ Polisi Sekolah”, Guru Cicing”, “Si
Penjaga Bel” dan lainnya, yang tidak menunjukkan peran guru Bimbingan dan Konseling
yang sebenarnya.Profesi guru BK sering kali dianggap enteng, dan dapat dikerjakan oleh
siapa saja. Dalam penerapannya di sekolah terutama SLTP/SLTA kebanyakan adalah guru
bidang studi apa saja yang bahkan tidak mengetahui apa sosok BK itu. Bahkan guru BK
tersebut bukan berasal dari lulusan jurusan Bimbingan dan Koseling. Maka dapat dipastikan
layanan yang diberikan tidak maksimal dan menghasilkan presepsi yang salah terhadap guru
BK.

Bimbingan dan Konseling berhasil ketika pembimbing atau konselor adalah orang yang
berkualitas. Maka untuk menjadi calon konselor yang berkualitas, memerlukan proses
pendidikan yang memadai. Pertama, seorang kenselor harus memiliki kepribadian yang
membimbing. Yang kedua, seorang konselor harus menguasai apa saja ilmu yang berkaitan
dengan Bimbingan dan Konseling. Dan yang ketiga, konselor harus dilatih dengan berbagai
keterampilan konseling atau menguasai teknik dalam konseling.

Anda mungkin juga menyukai