Dosen Pengampu :
Romia Hari Susanti,M.Pd
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan Rahmat dan
Karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini guna memenuhi tugas kelompok
untuk mata kuliah Problematika Bimbingan Konseling SD. Adapun tema dari makalah ini yaitu
tentang “Masalah Sosial Anak SD”.
Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih kepada dosen pengampu mata
kuliah Problematika Bimbingan Konseling SD Ibu Romia Hari Susanti,M.Pd. yang telah
membimbing dan memberi support terhadap kami. Kami juga mengucapkan terimakasih
kepada teman-teman yang telah membantu menyusun makalah ini hingga selesai.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah yang kami susun ini masih jauh dari
sempurna, dikarenakan keterbatasan pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Kami
mengharapkan segala bentuk saran ataupun kritikan yang membangun dari semua pihak untuk
penyusunan makalah selanjutnya.
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
a. Untuk memahami bimbingan dan konseling di SD.
b. Untuk memahami problematika bimbingan dan konseling.
c. Untuk memahami perkembangan perilaku sosial anak SD.
d. Untuk memahami masalah sosial anak SD.
1
BAB II
PEMBAHASAN
1. Konseling Individual: Sesi konseling antara guru bimbingan konseling dan siswa
untuk membahas masalah pribadi atau perkembangan.
2
2. Konseling Kelompok: Kelompok konseling dengan beberapa siswa yang
menghadapi masalah serupa untuk berbagi pengalaman dan mencari solusi
bersama.
3. Penyuluhan: Sesi penyuluhan tentang berbagai topik, seperti kesehatan mental,
keterampilan sosial, atau pemilihan karir.
4. Keterlibatan Orang Tua
Guru bimbingan konseling di SD juga dapat bekerja sama dengan orang tua dan
melibatkan komunitas untuk mendukung perkembangan siswa di luar lingkungan
sekolah.
Berikut adalah beberapa aspek penting dari perkembangan sosial pada anak SD:
3
1. Pengembangan Keterampilan Berkomunikasi:
Anak-anak SD belajar untuk berkomunikasi dengan teman sebayanya, guru, dan
orang dewasa. Ini mencakup kemampuan mendengarkan, berbicara dengan jelas,
dan memahami pesan orang lain.
2. Interaksi dengan Teman Sebaya:
Anak-anak di SD mulai memahami dinamika dalam berinteraksi dengan teman
sebayanya. Mereka belajar untuk berbagi, bekerja sama, dan menyelesaikan
konflik.
3. Pemahaman Emosi:
Perkembangan sosial mencakup kemampuan anak-anak untuk mengenali dan
memahami emosi mereka sendiri dan orang lain. Mereka belajar untuk mengatasi
emosi, seperti marah, bahagia, atau sedih, dan mengembangkan empati.
4. Pembentukan Identitas Sosial:
Anak-anak SD mulai memahami bagaimana mereka dilihat oleh teman-teman
mereka dan bagaimana mereka ingin dilihat. Mereka mulai membentuk identitas
sosial mereka dan mengembangkan rasa diri yang positif.
5. Partisipasi dalam Aktivitas Kelompok:
Perkembangan sosial melibatkan kemampuan anak-anak untuk berpartisipasi
dalam aktivitas kelompok, seperti proyek kelas, olahraga, atau permainan
kelompok. Ini membantu mereka belajar tentang kerjasama dan tanggung jawab.
6. Pemahaman Aturan Sosial:
Anak-anak SD belajar aturan-aturan sosial yang berlaku di berbagai situasi,
termasuk di sekolah dan di rumah. Mereka mengerti konsep norma dan nilai-nilai
sosial.
7. Pengembangan Keterampilan Persahabatan:
Anak-anak di SD mulai memahami arti persahabatan dan mengembangkan
keterampilan membangun dan memelihara hubungan dengan teman-teman
mereka.
8. Pengenalan Perbedaan Budaya dan Nilai:
Anak-anak SD mulai mengenali perbedaan budaya dan nilai di sekitar mereka. Hal
ini dapat membuka pintu untuk pemahaman yang lebih baik tentang keberagaman
dan toleransi.
9. Pemahaman Peran Gender:
4
Anak-anak di SD mulai menyadari peran gender dan memahami perbedaan antara
laki-laki dan perempuan dalam masyarakat.
1. Bullying:
Anak-anak mungkin menghadapi intimidasi atau pelecehan dari teman sekelas
mereka. Ini dapat merugikan tidak hanya secara fisik, tetapi juga emosional bagi
korban.
2. Pengucilan dan Kesepian:
Beberapa anak mungkin merasa sulit untuk berintegrasi dengan kelompok sebaya
atau merasa kesepian. Ini bisa disebabkan oleh perbedaan sosial, budaya, atau
kurangnya keterampilan sosial.
3. Tingkat Prestasi yang Berbeda:
Perbedaan dalam kemampuan belajar dan pencapaian akademis dapat menciptakan
ketidaknyamanan dan stres bagi anak-anak. Anak-anak yang menghadapi kesulitan
belajar mungkin merasa tertinggal atau diabaikan.
4. Ketidaksetaraan dan Diskriminasi:
Beberapa anak mungkin menghadapi diskriminasi berdasarkan ras, jenis kelamin,
agama, atau latar belakang ekonomi. Ini dapat memengaruhi perkembangan
identitas dan harga diri mereka.
5. Tingkat Keterampilan Sosial yang Rendah:
Beberapa anak mungkin kesulitan dalam berinteraksi sosial atau mengembangkan
keterampilan komunikasi yang efektif, yang dapat memengaruhi kemampuan
mereka untuk membangun hubungan dengan teman sebaya.
6. Tingkat Stres Akademis:
Tekanan untuk mencapai prestasi akademis tertentu dapat menciptakan stres bagi
anak-anak SD. Perasaan tidak aman atau tidak mampu mengatasi tuntutan
akademis dapat memengaruhi kesejahteraan mereka.
7. Pengaruh Media dan Teknologi:
Peningkatan penggunaan media sosial dan paparan terhadap konten yang tidak
sesuai usia dapat memengaruhi anak-anak SD. Mereka mungkin mengalami
5
tekanan sosial atau merasa tidak cukup baik dibandingkan dengan citra yang
dipresentasikan dalam media.
8. Masalah Keluarga:
Faktor-faktor di luar lingkungan sekolah, seperti masalah dalam keluarga,
perceraian, atau ketidakstabilan rumah tangga, dapat memengaruhi anak-anak
secara sosial dan emosional
6
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Bimbingan di SD merupakan kegiatan yang bertujuan membantu siswa dalam
mengenali dan mengembangkan potensi mereka, memahami kebutuhan dan minat mereka,
serta memberikan dukungan untuk mencapai tujuan akademis dan perkembangan pribadi.
Konseling di SD merupakan proses interaksi antara guru bimbingan konseling dengan
siswa untuk membantu mereka mengatasi masalah, menyelesaikan konflik, dan
mengembangkan keterampilan yang dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari.
Kelompok sosial peserta didik usia SD lebih banyak berkutat pada permainan-
permainan yang konstruktif, menjelajah, mengumpulkan, olahraga, dan hiburan.
Perkembangan aspek sosial pada anak Sekolah Dasar (SD) melibatkan berbagai
kemampuan dan keterampilan sosial yang berkembang seiring waktu.
3.2 Saran
Dalam penyusunan makalah yang sangat sederhana ini tentunya banyak
kekurangan dan kekeliruan, yang menjadi sorotan adalah bagaimana makalah ini dapat
disusun setidaknya mendekati kata sempurna dan dapat mencakup substansi materi yang
ingin disampaikan sehingga tujuan pembelajaran pun dapat terpenuhi. Dalam kesempatan
ini kami selaku penyusun tentunya sangat mengharapkan segala saran, kritik dan
pengayaan yang bersifat membangun dan dapat diberikan landasan pijakan dari teori yang
akan kami tambahkan demi kesempurnaan penyusunan yang akan datang.
7
DAFTAR PUSTAKA
Tusyana, E., & Trengginas, R. (2019). Analisis Perkembangan Sosial-Emosional Tercapai Siswa
Usia Dasar. INVENTA: Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar, 3(1), 18-26.
AT, A. M. (2014). Bimbingan Konseling pada Pendidikan Dasar dalam Perspektif Perkembangan
Sosial Budaya Kontemporer. Sekolah Dasar, 21(2), 178-187.
Assingkily, M. S., & Hardiyati, M. (2019). Analisis perkembangan sosial-emosional tercapai dan
tidak tercapai siswa usia dasar. Al-Aulad: Journal of Islamic Primary Education, 2(2), 19-31.