Anda di halaman 1dari 20

Konsep Dasar Evaluasi dalam Pembelajaran Matematika

Makalah disusun sebagai tugas pada Mata Kuliah Evaluasi Pembelajaran Matematika

Oleh:
Rudianto
NIM 20700120085

Dosen Pengampu:
Nursalam, S.Pd., M.Si.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR

2022
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji dan syukur tim penulis panjatkan kehadirat Allah Ta’ala.
atas limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah yang berjudul, “KONSEP
DASAR EVALUASI DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA” dapat kami selesaikan
dengan baik. Tim penulis berharap makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman. Begitu pula atas limpahan kesehatan dan kesempatan yang Allah SWT
karuniai kepada kami sehingga makalah ini dapat kami susun melalui beberapa
sumber yakni melalui beberapa jurnal di internet.

Harapan kami, informasi dan materi yang terdapat dalam makalah ini dapat
bermanfaat bagi pembaca. Tiada yang sempurna di dunia, melainkan Allah SWT.
Tuhan Yang Maha Sempurna, karena itu kami memohon kritik dan saran yang
membangun bagi perbaikan makalah kami selanjutnya.

Demikian makalah ini kami buat, apabila terdapat kesalahan dalam penulisan,
atau pun adanya ketidaksesuaian materi yang kami angkat pada makalah ini, kami
mohon maaf. Tim penulis menerima kritik dan saran seluas-luasnya dari pembaca
agar bisa membuat karya makalah yang lebih baik pada kesempatan berikutnya.

Sabtu, 17 September 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ……………………………………………………………………….. ii

BAB

I PENDAHULUAN.................................................................................................................1
A.Latar Belakang.........................................................................................................2
B.Rumusan Masalah.....................................................................................................2
C. Tujuan......................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................3
A. Konsep Dasar Evaluasi Pembelajaran.....................................................................3
B. Pengertian Evaluasi Pembelajaran...........................................................................4
C. Tujuan dan Fungsi Evaluasi Pembelajaran..............................................................6
D. Langkah-Langkah Dari Hasil Evaluasi Pembelajaran..............................................8
E. Model-Model Evaluasi Pembelajaran....................................................................10
F. Prinsip-Prinsip Evaluasi Pembelajaran....................................................................11
BAB III PENUTUP................................................................................................................14
A. Kesimpulan...........................................................................................................14
B. Saran......................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................16

ii
1

BAB l

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Matematika merupakan salah satu mata pelajaran wajib pada jenjang sekolah
dasar, sekolah menengah pertama dan sekolah menengah atas. Pembelajaran
matematika membutuhkan interaksi antara guru dan siswa serta antar
siswa(Irmayanti et al., 2020). Matematika adalah ilmu yang memiliki peran
penting dalam penggunaannya atau aplikasi di kehidupan sehari-hari. Sehingga hal
ini menjadi salah satu pertimbangan dalam pelaksanaan pembelajaran yang
mampu memberikan pemahaman pada siswa(Rahayu et al., 2020).
Seperti yang telah diketahui pula bahwa dalam matematika dipelajari
merupakan objek yang bersifat abstrak, seperti operasi, konsep, maupun
prinsipnya. Sehingga, menumbuhkan keterampilan atau kemampuan berpikir
kritis siswa sangat diperlukan dalam mata pelajaran matematika, agar penguasaan
suatu konsep tidak hanya berupa hafalan dari sejumlah konsep yang telah
dipelajarinya (Nurhikmah & Ernawati, 2020) . Proses pendidikan, kegiatan belajar
dan pembelajaran merupakan suatu usaha yang amat strategis untuk mencapai
tujuan yang diharapkan. (Satriyawan & Lusyana, 2020a)
Pada dasarnya pendidik atau calon pendidik harus bisa mengajar, tetapi juga
harus mempunyai kemampuan melakukan kegiatan evaluasi dengan tepat.
Sebelum melakukan penilaian pembelajaran, pendidik atau calon pendidik harus
memahami arti evaluasi pembelajaran, tujuan, fungsi, dan ruang lingkup dan
model evaluasi Pembelajaran. Oleh karena itu, dalam makalah ini penulis akan
menjelaskan mengenai konsep dasar evaluasi pembelajaran, karena bagi pendidik
maupun yang diorientasikan menjadi seorang pendidik hal ini sangatlah penting.
Keadaan saat ini sudah jauh berbeda dari sebelumnya, dimana sebelumnya
Pembelajaran masih dilakukan secara manual tatap muka sekarang degan adanya
wabah pandemi corona virus merubah segala aspek kehidupan tak terkecuali
bidang pendidikan. Siswa yang awalnya biasanya datang kesekolah dengan
menggunakan seragam tiap pagi atau siang sudah tidak dilakukan lagi.
2

Pembelajaran saat ini melibatkan teknologi yang berbasis internet. Tatap muka
sudah tidak dilakukan lagi sebagai upaya menekan penyebaran virus korona.
Jumlah masyarakat yang terinfeksi virus corona hingga saat ini mencapai 385.980
dengan penambahan kasus per tanggal 25 Oktober 2020 sebanyak 4.070. Dan
jumlah yang meninggal 13.210. Hal ini menunjukan masih rentanya penularan
yang yang terjadi diberbagai temapat umum, sehingga keputusan yang diambil
pemerintah yaitu masih menonaktifkan kegiatan pembalajaran tatap muka yang
dilakukan di sekolah. Guru, sekolah dan pemerintah selaku pemangku kepentingan
harus mengetahui dan menangani fenomena tersebut. (Muthy & Pujiastuti, 2020)
B. Rumusan Masalah
a. Bagaimana konsep dasar evaluasi pembelajaran?
b. Bagaimana pengertian dari evaluasi pembelajaran?
c. Apakah tujuan dan fungsi evaluasi pembelajaran?
d. Apakah saja langkah-langkah dari evaluasi hasil belajar?
e. Bagaimanakah model-model evaluasi pembelajaran?
f. Bagaimanakah prinsip-prinsip dari evaluasi pembelajaran?
C. Tujuan
a. Untuk mengetahui konsep dasar evaluasi pembelajaran
b. Untuk mengetahui pengertian dari evaluasi pembelajaran tersebut
c. Untuk mengetahui tujuan dan fungsi evaluasi hasil pembelajaran
d. Untuk mengetahui langkah-langkah hasil evaluasi pembelajaran
e. Untuk mengetahui model-model evaluasi pembelajaran
f. Untuk mengetahui prinsip-prinsip dari evaluasi pembelajaran

BAB ll
3

PEMBAHASAN
A. Konsep Dasar Evaluasi Pembelajaran
Secara harfiah, evaluasi berasal dari bahasa inggris evaluation, dalam
bahasa Arab al-Taqdīr, dalam bahasa Indonesia berarti penilaian. Akar katanya
adalah value, dalam bahasa Arab al-Qīmaħ, dalam bahasa Indonesia berarti nilai.
Pengukuran dalam bahasa Inggris dikenal dengan measurment dan dalam
bahasa Arab adalah muqayasaħ, dapat diartikan sebagai kegiatan yang
dilakukan untuk mengukur sesuatu. Mengukur pada hakikatnya membandingkan
sesuatu dengan atau atas dasar ukuran tertentu. Adapun penilaian mengandung
arti mengambil keputusan terhadap sesuatu dengan mendasarkan diri atau
berpegang pada ukuran baik atau buruk, sehat atau sakit, dan sebagainya.
Adapun evaluasi adalah mencakup dua kegiatan yang dikemukakan yakni
pengukuran dan penilaian (Sudijono, 2008: 1-5).
Satu hal yang mencirikan evaluasi bahwa proses ini diakhiri dengan
pengambilan keputusan. Keputusan ini berkenaan dengan keberhargaan dan
manfaat dari evaluasi (Mahmudi, 2011).
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 pasal 39 ayat 2 tentang Sistem
Pendidikan Nasional menyatakan bahwa pendidik adalah tenaga professional
yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai
hasil pembelajaran, melakukan bimbingan dan pelatihan, serta melakukan
penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi pendidik pada
perguruan tinggi. Dengan demikian, salah satu kompetensi yang harus dimiliki
seorang pendidik adalah kemampuan mengadakan evaluasi, baik dalam proses
pembelajaran maupun penilaian hasil belajar. Kemampuan melaksanakan
evaluasi pembelajaran merupakan kemampuan dasar yang mesti dikuasai oleh
seorang pendidik maupun calon pendidik sebagai salah satu kompetensi
professionalnya. Kompetensi profesional seorang pendidik salah satu
indikatornya adalah melakukan evaluasi pembelajaran. Dimana, kompetensi
tersebut sejalan dengan instrumen penilaian kemampuan guru.
Ada tiga kata kunci yang berkaitan dengan desain evaluasi, yaitu Tes (test),
pengukuran (Measurment), dan evaluasi (evaluation). Dalam perencanaan dan
4

desain sistem pembelajaran rancangan evaluasi merupakan hal yang sangat


penting untuk dikembangkan. Hal ini disebabkan melalui evaluasi yang tepat,
dapat menentukan efektivitas program dan keberhasilan siswa melaksanakan
kegiatan pembelajaran sehingga informasi kegiatan evaluasi seorang desainer
pembelajaran dapat mengambil keputusan apakah program pembelajaran yang
dirancangnya perlu diperbaiki atau tidak, bagian-bagian yang mana yang
dianggap memiliki kelemahan sehingga perlu perbaikan (Wina Sanjaya. 2010).
Evaluasi merupakan salah satu komponen sistem pembelajaran pada
khususnya, dan sistem pendidikan pada umumnya (Mukhtar 2003).
B. Pengertian Evaluasi Pembelajaran
Pengertian evaluasi lebih dipertegas lagi oleh Sudjana “dengan batasan
sebagai proses memberikan atau menentukan nilai kepada objek tertentu
berdasarkan suatu kriteria tertentu “ (Dimyati dan Mudjiono . 2006).
Evaluasi dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah Evaluation.
Wrightstone, dkk. (Djaali & Pudji Muljono, 2007). yang mengemukakan bahwa
evaluasi pendidikan adalah penaksiran terhadap pertumbuhan dan kemajuan
siswa kearah tujuan atau nilai-nilai yang telah ditetapkan dalam kurikulum.
Norman E Gronlund (1976) merumuskan pengertian evaluasi sebagai
berikut: "Evaluation... a systematic process of determining the extent to which
instructional objectives are achieved by pupils”. Evaluasi merupakan suatu
Evaluasi Pembelajaran 1 proses yang sistematis untuk menentukan atau
membuat keputusan sampai sejauh mana berbagai tujuan pembelajaran telah
dicapai oleh peserta didik.

Wrightstone, dkk. (Djaali & Pudji Muljono, 2007). Yang mengemukakan


bahwa Evaluasi pendidikan adalah penaksiran terhadap pertumbuhan dan
kemajuan siswa ke arah tujuan atau nilai-nilai yang telah ditetapkan oleh
kurikulum. Lebih spesifik Grondlund dan Linn (1990), mendefinisikan evaluasi
pembelajaran adalah suatu proses mengumpulkan, menganalisis dan
menginterpretasi informasi secara sistematik untuk menetapkan sejauh mana
ketercapaian tujuan pembelajaran.(Magdalena et al., 2020)
5

Worthen dan Sanders (1973, dalam Suharsimi Arikunto 2010:1),


mengatakan Bahwa evaluasi adalah kegiatan mencari sesuatu yang berharga
tentang sesuatu dalam Mencari sesuatu tersebut, juga mencari informasi yang
bermanfaat dalam menilai Keberadaan suatu program, produksi, prosedur serta
alternatif strategi yang diajukan Untuk mencapai tujuan yang sudah di tentukan.
(Rahmawati, 2010)
Arifin, Z (2011:12) bahwa “proses pembelajaran guru akan mengatur seluruh
rangkaian kegiatan pemelajaran, mulai membuat desain, melaksanakan kegiatan
bertindak mengajar, melakukan evaluasi pembelajaran termasuk prses dan hasil
belajar berupa dampak pengajaran”.
Pengertian evaluasi secara umum dapat diartikan sebagai proses sistematis
untuk menentukan nilai sesuatu (ketentuan, kegiatan, keputusan, unjuk-kerja,
proses, orang, objek dan yang lainnya) berdasarkan kriteria tertentu melalui
penilaian. Evaluasi belajar dan pembelajaran adalah proses Untuk menentukan
nilai belajar dan pembelajaran yang dilaksanakan, dengan melalui Kegiatan
penilaian atau pengukuran belajar dan pembelajaran. Sedangkan pengertian
Pengukuran dalam kegiatan pembelajaran adalah proses membandingkan
tingkat Keberhasilan belajar dan pembelajaran dengan ukuran keberhasilan
belajar dan Pembelajaran yang telah ditentukan secara kuantitatif sementara
pengertian penilaian Belajar dan pembelajaran adalah proses pembuatan
keputusan nilai keberhasilan belajar Dan pembelajaran secara kualitatif.
(Mahirah, 2017)
Kemampuan pembelajar dalam menyampaikan materi kepada pembelajar
dan bagi pembelajar sebagai penjagaan seberapa banyak materi yang mampu
mereka serap selama proses pembelajaran. Dari hasil tes, pembelajar/penyusun
silabus dapat mengubah/memperbaiki silabus, metode, dan media. Tes
merupakan pengumpul informasi (Zuhud,1995: 10)
C. Fungsi dan Tujuan Evaluasi Pembelajaran
Tujuan evaluasi secara umum adalah untuk mengetahui ada atau tidaknya
perubahan pada diri anak didik serta tingkat perubahan yang dialaminya
setelah ia mengikuti proses belajar mengajar. Tetapi sebenarnya hal tersebut
6

baru merupakan sebagian dari tujuan evaluasi dalam arti yang sebenarnya
Seperti yang dikemukakan Moelyono Biyakto Atmodjo dan Sarwono (2002:6)
tujuan evaluasi terhadap peserta didik di antaranya yang penting adalah:
Evaluasi bertujuan untuk mengetahui sampai sejauh mana potensi peserta didik
itu berada.
Adapun tujuan evaluasi diantaranya:
1. Untuk merangsang kegiatan peserta didik dalam menempuh program
pendidikan. Tanpa adanya evaluasi, maka tidak mungkin timbul kegairahan
atau rangsangan pada diri peserta didik untuk memperbaiki dan
meningkatkan prestasinya masing-masing
2. Untuk mencari dan menemukan faktor- penyebab keberhasilan dan
ketidakberhasilan peserta didik dalam mengikuti program pendidikan,
sehingga dapat dicari dan ditemukan jalan keluar atau cara perbaikannya
(Anas Sudijono: 16—17).
Menurut Weiss, tujuan evaluasi adalah untuk mengukur hasil dari program
yang diselaraskan dengan tujuan yang telah ditentukan sebelumnya dan hal ini
dilakukan sebagai alat untuk memberikan dasar bagi pembuatan keputusan
tentang program agar program tersebut di masa depan bisa lebih baik.
Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto, tujuan dari evaluasi adalah untuk
mengukur keberhasilan program. Keberhasilan tersebut bukan hanya tampak
dalam bentuk hasil, tetapi juga diukur dari segi waktu, kelancaran, dana, tenaga,
dan sebagainya.
Sejalan dengan fungsi-fungsi evaluasi di atas, Daryanto, (2010: 16),
menyatakan bahwa, jika ditinjau dari berbagai segi dalam sistem pendidikan,
maka fungsi evaluasi terdapat beberapa hal diantaranya:
a) Evaluasi berfungsi Selektif Dengan cara mengadakan evaluasi guru
mempunyai cara untuk mengadakan seleksi terhadap siswanya. Seleksi itu sendiri
mempunyai berbagai tujuan, antara lain;
1.Untuk memilih siswa yang dapat diterima di sekolah tertentu.
2. Untuk memilih siswa yang dapat naik ke kelas atau tingkat berikutnya
3. Untuk memilih siswa yang seharusnya mendapat beasiswa.
7

4. Untuk memilih siswa yang sudah berhak meninggalkan sekolah dan


sebagainya
b) Evaluasi berfungsi Diagnostik Apabila alat yang digunakan dalam evaluasi
cukup memenuhi persyaratan, maka dengan melihat hasilnya, guru akan
mengetahui kelemahan siswa. Di samping itu diketahui pula sebab-musabab
kelemahan itu.
C) Evaluasi berfungsi sebagai Penempatan Sistem baru yang kini banyak
dipipulerkan di negeri barat, adalah system belajar sendiri. Belajar sendiri dapat
dilakukan dengan cara mempelajari sebuah paket belajar, baik itu berbentuk
modul maupun paket belajar yang lain. Sebagai alasan dari timbulnya system ini
adalah adanya pengakuan yang besar terhadap kemampuan individual. Akan
tetapi disebabkan keterbatasan sarana dan tenaga, pendidikan, yang bersifat
individual kadang-kadang sukar sekali di laksanakan. Pendekatan yang lebih
bersifat melayani perbedaan kemampuan, adalah pengajaran secara kelompok.
Untuk dapat menentukan dengan pastidi kelompok mana seorang siswa harus
ditempatkan, digunakan suatu evaluasi. Sekelompok siswa yang mempunyai hasil
evaluasi yang sama, akan berada dalam kelompok yang sama dalam belajar.
(Daryanto, 2010: 16).
D) Evaluasi Berfungsi Sebagai Pengukuran Keberhasilan Fungsi dari evaluasi
ini menurut Suharsimi Arikunto (1995: 11), dimaksudkan untuk mengetahui
sejauh mana suatu program berhasil diterapkan. Keberhasilan program
ditentukan oleh beberapa faktor guru, metode mengajar, kurikulum, sarana dan
system kurikulum.
Evaluasi sering dianggap sebagai salah satu hal yang menakutkan bagi
siswa, karena memang melalui kegiatan ini dapat ditentukan masih siswa dalam
pembelajaran selanjutnya, anggapan seperti ini harus diluruskan, evaluasi
mestinya dipandang sebagai suatu yang wajar, yakni sebagai sesuatu bagi
integral dari suatu proses pembelajaran. Ada beberapa fungsi evaluasi
pembelajaran adalah sebagai berikut :
i. Alat yang penting sebagai umpan balik bagi siswa.
8

ii. Alat yang penting untuk mengetahui bagaimana ketercapaian siswa dalam
menguasai tujuan yang telah ditentukan, siswa akan mengetahui bagian
mana yang perlu dan tidak perlu dipelajari.
iii. Memberikan informasi untuk mengembangkan program kurikulum.
iv. Memberikan keputusan untuk mengambil keputusan khususnya untuk
menentukan masa depan.
D. Langkah-langkah hasil dari Evaluasi Pembelajaran
Evaluasi hasil belajar menggunakan Penilaian Berbasis Kelas (PBK).
Adapun prinsip-prinsip dalam Penilaian Berbasis Kekas (PBK) yakni sebagai
berikut.
1. Valid: penilaian harus memberikan informasi yang akurat tentang hasil
belajar;
2. Mendidik: penilaian harus memberi sumbangan positif terhadap pencapaian
belajar siswa;
3. Berorientasi pada kompetensi: penilaian harus menilai pencapaian
kompetensi yang dimaksud dalam kurikulum;
4. Adil: penilaian harus adil terhadap semua siswa dengan tidak membedakan
latar belakang sosial ekonomi, budaya, bahasa, dan jender;
5. Terbuka: kriteria penilaian dan dasar pengambilan keputusan harus jelas dan
terbuka bagi semua pihak;
6. Berkesinambungan: penilaian harus dilakukan secara berencana, bertahap
dan terus menerus untuk memperoleh gambaran perkembangan hasil belajar
siswa;
7. Menyeluruh: penilaian dapat dilakukan dengan berbagai teknik dan prosedur
termasuk pula mengumpulkan berbagai bukti hasil belajar siswa;
8. Bermakna: penilaian hendaknya mudah dipahami, mempunyai arti, berguna
dan bisa ditindaklanjuti oleh semua pihak (Depdiknas, 2002)
Metode gamifikasi merupakan integrasi penggunaan antara game elements
dan teknik game design ke dalam aplikasi non-game seperti website, program
pelatihan internal, kegiatan pembangunan masyarakat, pemasaran produk dan
layanan pelanggan untuk mendorong perilaku yang diinginkan.
9

Evaluasi dari hasil belajar mahasiswa dengan menggunakan metode


gamifikasi memungkinkan integrasi penggunaan antara aplikasi non-game
website dan metode gamifikasi menjadi menyenangkan untuk digunakan, user
(mahasiswa) akan diberikan badge atau reward ketika berhasil melaksanakan
setiap challenge yang diberikan oleh dosen dan mahasiswa lain dapat melihat
performa dari masing - masing user (mahasiswa).
Metode gamifikasi guna merancang website gamifikasi yang dijadikan
sebagai strategi pembelajaran dan evaluasi hasil belajar mahasiswa, diantaranya
sebagai berikut :
1. Metode gamifikasi merupakan metode yang mengacu pada proses
memperkenalkan, mengubah dan mengoperasikan sistem pelayanan serta
interaksi antara manusia dan komputer yang banyak mengambil inspirasi dari
komponen mechanic game yang membuat proses pembelajaran lebih
menyenangkan dilakuka karena memasukkan unsur game (permainan).
2. Metode gamifikasi menawarkan kesempatan bagi seluruh mahasiswa agar
memiliki keterlibatan aktif yang lebih baik dalam belajar, mengajak mahasiswa
menjadi lebih interaktif dan umpan balik lebih cepat dari hasil evaluasi dari
pencapaian hasil belajar yang dilakukan.
3. Pemanfaatan metode gamifikasi dalam merancang website gamifikasi
dalam memberikan evaluasi hasil belajar mahasiswa memiliki potensi untuk
membantu memberikan rekomendasi kepada para dosen mengenai hasil evaluasi
belajar yang ditampilkan melalui leaderboard untuk memberikan nilai yang baik
ataupun memberi hadiah bagi mahasiswa dengan prestasi belajar yang baik atau
sebaliknya bagi mahasiswa dengan hasil prestasi belajar yang buruk.
E. Model-model Evaluasi Pembelajaran
Adapun model-model evaluasi pembelajaran yakni sebagai berikut:
1. Goal Oriented Evaluation Model ini adalah sebuah model yang tampaknya
paling cepat. Sebuah penilaian evaluasi pada penilaian ini adalah alasan
untuk evaluasi yang baik dibentuk beberapa waktu ketika penilaian belum
dilakukan. Penilaian selesai tidak berhenti, berkelangsungan ,mengevaluasi
sebagian dari persetujuan yang selesai dilaksanakan selama waktu yang
10

dihabiskan melaksanakan program (Pratiwi Pujiastuti, Sekar Purbarini


Kawuryan 2017). Model ini diciptakan oleh Tyler. Model ini dengan serius
menekankan kehadiran siklus penilaian yang secara langsung bergantung
pada tujuan pendidikan yang sudah ditentukan bersama-sama sehingga
dapat menunjukkan kesiapan, pada saat seseorang instruktur berkomunikasi
bersama pelajarnya berubah untuk fokus utama dalam sistem pembelajaran.
2. Goal Free Evaluation Model Penilaian dibuat Michael Scriven bisa dianggap
bertentangan sama penilaian utama yang dibuat oleh Tyler, evaluator terus-
menerus menyaring tujuan, untuk menjadi spesifik dari awal cara yang paling
umum untuk melanjutkan, dalam model penilaian bebas obyektif benar-benar
mendapat beberapa jarak dari tujuan. Seperti yang ditunjukkan oleh Mechael
Scriven, dalam menyelesaikan penilaian program evaluator tidak ada alasan
kuat untuk fokus pada apa motivasi di balik program. Apa yang harus
dipertimbangkan pada pembelajaran ini yaitu kinerja penilaian yang
membedakan penampilan (Mutiaramses, Mutiaramses, Neviyarni S 2021).
3. Formatif Sumatif Evaluation Model Penilaian perkembangan adalah penilaian
menemukan hasil pembelajaran yang dicapai oleh siswa setelah siswa
melewati program dalam unit topik dalam suatu bidang studi tertentu
(Arikunto 2010). Berbeda dengan penilaian sumatif yaitu penilaian diarahkan
pada pembelajaran siswa mengambil ilustrasi Chesswula memutuskan tingkat
yang lebih tinggi. Selain evaluasi yang lepas asal tujuan, Michael Scriven
mengenalkan model evaluasi lain, yaitu model formatif-sumatif. Model yang
mengambarkan dimana terdapat tahapan serta ruang objek yang dinilai,
yaitu penilaian yang dilaksanakan ketika program berjalan (diklaim sebagai
evaluasi formatif) dan saat kegiatan telah selesai atau berakhir (diklaim
sebagai evaluasi sumatif) (Amri 2015).
4. Countenance Evaluation Model Model Evaluasi penilaian digembalakan Stake.
Penilaian untuk mendorong masalah utama, khususnya penggambaran dan
pemikiran. Di mana ada tiga kekhawatiran utama yang merupakan item atau
fokus penilaian, dan untuk evaluator harus memiliki pilihan untuk mengenali:
(1) pendahulu - diuraikan untuk pengaturan (2) pertukaran - diuraikan
11

untuk siklus, (3) Hasil - akan dijadikan hasil akhir. Model countenance
merupakan model evaluasi yang mempunyai unsur hasil dari penggunaan
suatu teori. Evaluasi hasil berdasarkan pada unsur hasil belajar yang ada.
Kriteria hasil belajar yang biasanya dipakai ialah hasil belajar oleh Benjamin
Bloom dkk yang populer dengan Taxonomy Bloom, yakni kemampuan
kognitif, afektif dan psikomotorik peserta didik.

F. Prinsip-prinsip Evaluasi Pembelajaran


Prinsip-prinsip evaluasi menurut Zainal Arifin (2013: 31) ialah:
1. Kontinuitas, Kontinuitas maksudnya adalah evaluasi tidak boleh
dilakukan secara insidental karena pembelajaran itu sendiri adalah suatu
proses yang kontinu. Oleh sebab itu, evaluasi pun harus dilakukan secara
kontinu. Perkembangan belajar peserta didik tidak dapat dilihat dari
dimensi produk saja, tetapi juga dimensi proses bahkan dimensi input.
2. Komprehensif, Prinsip komprehensif maksudnya adalah dalam
melakukan evaluasi terhadap suatu objek, guru harus mengambil seluruh
objek itu sebagai bahan evaluasi. Misalnya, jika objek evaluasi itu adalah
peserta didik, maka seluruh aspek kepribadian peserta didik itu harus
dievaluasi, baik yang menyangkut kognitif, afektif, maupun psikomotor.
3. Adil dan objektif, Maksud dari prinsip ini adalah dalam melaksanakan
evaluasi, guru harus berlaku adil tanpa pilih kasih. Semua peserta didik
harus diberlakukan sama tanpa “pandang bulu”. Guru juga hendaknya
bertindak secara objektif, apa adanya sesuai dengan kemampuan peserta
didik. Oleh sebab itu, sikap suka dan tidak suka, perasaan, keinginan, dan
prasangka bersifat negatif harus dijauhkan. Evaluasi harus didasarkan
atas kenyataan (data dan fakta) yang sebenarnya, bukan hasil
manipulasi atau rekayasa.
4. Kooperatif Prinsip, kooperatif dalam kegiatan evaluasi guru hendaknya
bekerjasama dengan semua pihak, seperti orang tua peserta didik,
sesama guru, kepala sekolah, termasuk dengan peserta didik itu sendiri.
12

Hal ini dimaksudkan agar semua pihak merasa puas dengan hasil
evaluasi, dan pihak-pihak tersebut merasa dihargai.
5. Praktis, Maksud dari prinsip ini adalah praktis mengandung arti mudah
digunakan, baik oleh guru itu sendiri yang menyusun alat evaluasi
maupun orang lain yang akan menggunakan alat tersebut. Untuk itu,
harus diperhatikan bahasa dan petunjuk mengerjakan soal.
Menurut Mardia Hayati (2009: 53), dalam mendesain dan melakukan
proses atau kegiatan evaluasi seorang guru hendaknya
mempertimbangkan prinsip-prinsip berikut:
1. Prinsip berkesinambungan (continuity) Maksud dari prinsip ini
adalah kegiatan evaluasi dilaksanakan secara terus-menerus.
Evaluasi tidak hanya dilakukan sekali setahun ataupun persemester
tetapi dilakukan secara berkelanjutan mulai dari proses
pembelajaran dengan memperhatikan peserta didik hingga ia tamat
dari institusi tersebut.
2. Prinsip menyeluruh (comprehensive) Prinsip ini maksudnya adalah
dalam melakukan evaluasi haruslah melihat keseluruhan dari aspek
berfikir (domain kognitif), aspek nilai atau sikap (domain afektif),
maupun aspek keterampilan (domain psikomotor) yang ada pada
masing-masing peserta didik.
3. Prinsip objektivitas (objektivity) Maksud dari prinsip ini adalah
bahwa objektivitas artinya mengevaluasi berdasarkan keadaan yang
sesungguhnya, tidak dipengaruhi oleh hal-hal lain yang bersifat
emosional dan irasional.
4. Prinsip validitas (validity) Validitas artinya keshahihan yaitu bahwa
evaluasi yang digunakan benar-benar mampu mengukur apa yang
hendak diukur atau yang diinginkan. Validitas juga selalu disamakan
dengan ketepatan, misalnya untuk mengukur partisipasi peserta didik
dalam proses pembelajaran bukan dievaluasi dengan melihat nilai
ketika ulangan tetapi dilihat juga mulai dari kehadiran, keaktifan dan
sebagainya.
13
14

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Di dalam konsep dasar evaluasi dalam pembelajaran matematika terdapat
berbagai macam aspek-aspek penting dan perlu diperhatikan dalam proses
pembelajaran untung menghasilkan peserta didik yang unggul dan kompetitif
diantaranya:
1. Secara harfiah, evaluasi berasal dari bahasa inggris evaluation, dalam bahasa
Arab al-Taqdīr, dalam bahasa Indonesia berarti penilaian. Akar katanya adalah
value, dalam bahasa Arab al-Qīmaħ, dalam bahasa Indonesia berarti nilai.
Pengukuran dalam bahasa Inggris dikenal dengan measurment dan dalam
bahasa Arab adalah muqayasaħ, dapat diartikan sebagai kegiatan yang
dilakukan untuk mengukur sesuatu.
2. Pengertian evaluasi secara umum dapat diartikan sebagai proses sistematis
untuk menentukan nilai sesuatu (ketentuan, kegiatan, keputusan, unjuk-kerja,
proses, orang, objek dan yang lainnya) berdasarkan kriteria tertentu melalui
penilaian. Evaluasi belajar dan pembelajaran adalah proses Untuk menentukan
nilai belajar dan pembelajaran yang dilaksanakan, dengan melalui Kegiatan
penilaian atau pengukuran belajar dan pembelajaran. Sedangkan pengertian
Pengukuran dalam kegiatan pembelajaran adalah proses membandingkan
tingkat Keberhasilan belajar dan pembelajaran dengan ukuran keberhasilan
belajar dan Pembelajaran yang telah ditentukan secara kuantitatif sementara
pengertian penilaian Belajar dan pembelajaran adalah proses pembuatan
keputusan nilai keberhasilan belajar Dan pembelajaran secara kualitatif.
3. Tujuan evaluasi secara umum adalah untuk mengetahui ada atau tidaknya
perubahan pada diri anak didik serta tingkat perubahan yang dialaminya
setelah ia mengikuti proses belajar mengajar. Sedangkan Evaluasi berfungsi
sebagai Penempatan Sistem baru yang kini banyak dipopulerkan di negeri barat,
adalah system belajar sendiri. Belajar sendiri dapat dilakukan dengan cara
mempelajari sebuah paket belajar, baik itu berbentuk modul maupun paket
belajar yang lain.
15

4. Evaluasi dari hasil belajar mahasiswa dengan menggunakan metode gamifikasi


memungkinkan integrasi penggunaan antara aplikasi non-game website dan
metode gamifikasi menjadi menyenangkan untuk digunakan, user (mahasiswa)
akan diberikan badge atau reward ketika berhasil melaksanakan setiap
challenge yang diberikan oleh dosen dan mahasiswa lain dapat melihat
performa dari masing-masing user (mahasiswa).
5. Model pembelajaran ini adalah sebuah model yang tampaknya paling cepat.
Sebuah penilaian evaluasi pada penilaian ini adalah alasan untuk evaluasi yang
baik dibentuk beberapa waktu ketika penilaian belum dilakukan.
6. a). Kontinuitas, Kontinuitas maksudnya adalah evaluasi tidak boleh dilakukan
secara insidental karena pembelajaran itu sendiri adalah suatu proses yang
kontinu.
b). Komprehensif, Prinsip komprehensif maksudnya adalah dalam melakukan
evaluasi terhadap suatu objek, guru harus mengambil seluruh objek itu sebagai
bahan evaluasi.
c). Adil dan objektif, Maksud dari prinsip ini adalah dalam melaksanakan
evaluasi, guru harus berlaku adil tanpa pilih kasih.
d). Kooperatif Prinsip, kooperatif dalam kegiatan evaluasi guru hendaknya
bekerja sama dengan semua pihak, seperti orang tua peserta didik, sesama guru,
kepala sekolah, termasuk dengan peserta didik itu sendiri.
e). Praktis, Maksud dari prinsip ini adalah praktis mengandung arti mudah
digunakan, baik oleh guru itu sendiri yang menyusun alat evaluasi maupun
orang lain yang akan menggunakan alat tersebut.
B. Saran
Tentunya terhadap penulis sudah menyadari jika dalam penyusunan
makalah di atas masih banyak ada kesalahan serta jauh dari kata sempurna.
Adapun nantinya penulis akan segera melakukan perbaikan susunan makalah
itu dengan menggunakan pedoman dari beberapa sumber dan kritik yang bisa
membangun dari para pembaca.

DAFTAR PUSTAKA
16

Amri, Sofan. 2015. Pengembangan Dan Model Pembelajaran Dalam Kurikulum


2013. Jakarta: Prestasi Pustaka.
Anas Sudijono. (2007). Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada
Arikunto, Suharsimi. (2008). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi
Aksara.
Daryanto, H. 2001. Evaluasi Pendidikan. Cetakan II. Jakarta: Rineka Cipta.
Depdiknas 2002. Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta: Pusat Kurikulum-
Balitbang Depdiknas.
Dimyati dan Mudjiono. 2006. Belajar danPembelajaran, Rineka Cipta, Jakarta.
Djaali. Muljono, Pudji. 2008. Pengukuran dalam Bidang Pendidikan .Jakarta :
Penertbit PT Grasindo.
Gronlund, Norman E. ry76. Measurement and Evaluation in Teaching.Washington:
Amazon Publisher.
Mardia Hayati. (2009). Desain Pembelajaran. Pekanbaru: Yayasan Pustaka Riau.
Mahmudi, I. (2011). CIPP: Suatu Model Evaluasi Program Pendidikan. Jurnal At-
Ta’dib, 6(1), 112–124.
Mukhtar, 2003. Desain PembelajaranPendidikan Agama Islam , Jakarta :Misaka
Geliza.
Moelyono Bityako Atmodjo dan Sarwono. 2002. Evaluasi Pengajaran Pendidikan
Jasmani dan Kesehatan dan Pusat Penerbit Universitas Terbuka. Jakarta.
Mutiaramses, Mutiaramses, Neviyarni S, And Ida Murni. 2021. “Eran Guru Dalam
Pengelolaan Kelas Terhadap Hasil Belajar Siswa Sekolah Dasar.” Pendasaran :
Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar 6(Doi: 10.23969/Jp.V6i1.4050.).
Pratiwi Pujiastuti, Sekar Purbarini Kawuryan, Dan Unik Ambarwati. 2017.
“Evaluasi Pembelajaran Tematik Di Sekolah Dasar.” Jurnal Kependidikan Volume 1.
Sudijono, A. (2008). Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Raja grafindo Persada.
Suharsimi Arikunto. 2011. Dasar-Dasar Evaluasi Pembelajaran. Jakarta: Bumi
Aksara.
Weiss, CH. (1972). Evaluation Research. London: Prentice Hall, Inc.
17

(796-1477-1-SM, n.d.; 818-Article Text-1874-1-10-20200714, n.d.; Fakultas Tarbiyah dan Keguruan & A

796-1477-1-SM. (n.d.).

818-Article Text-1874-1-10-20200714. (n.d.).

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, M. B., & Alauddin Makassar Jl Yasin Limpo No, U. H. (2017).
EVALUASI BELAJAR PESERTA DIDIK (SISWA). In JURNAL IDAARAH: Vol. I (Issue 2).

Fani, R., & Mustaji, H. (n.d.). EVALUASI PROSES PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI SEKOLAH DASAR
FULLDAY DARUL ILMI SURABAYA.

Jurnal Tadris Matematika, J., & Islamiah, N. (2020). ANALISIS SOSIOMATEMATIKA BERBASIS
KEARIFAN LOKAL DALAM PEMBELAJARAN PADA SISWA SDN 224 PALAE. JTMT Jurnal Tadris
Matematika, 1. http://journal.iaimsinjai.ac.id/index.php/Jtm

Jurnal Tadris Matematika, J., Rahayu, A., & Ashari Rahim, R. (2020). PERBANDINGAN HASIL BELAJAR
MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL NUMBER HEAD TOGETHER (NHT) DAN THINK
PAIR SHARE (TPS) BERBASIS MEDIA WHATSAPP. JTMT Jurnal Tadris Matematika, 1.
http://journal.iaimsinjai.ac.id/index.php/Jtm

Muthy, A. N., & Pujiastuti, H. (2020). Analisis media pembelajaran e-learning melalui pemanfaatan
teknologi dalam pembelajaran matematika di rumah sebagai dampak 2019-nCoV. Jurnal Math
Educator Nusantara: Wahana Publikasi Karya Tulis Ilmiah Di Bidang Pendidikan Matematika,
6(1), 94–103. https://doi.org/10.29407/jmen.v6i1.14356

Nurhikmah, & Ernawati. (2020). PENGARUH MODEL TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI)
TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA BERBASIS MEDIA WHATSAPP.
JTMT Jurnal Tadris Matematika, 1. http://journal.iaimsinjai.ac.id/index.php/Jtm

Satriyawan, A. N., & Lusyana, E. (2020a). PEMBELAJARAN DENGAN TEKNIK PENGUATAN POSITIF,
NEGATIF DAN PENGHUKUMAN PADA PESERTA DIDIK DALAM KELUARGA DI MASA DARING.
Pendidikan Dasar Dan Keguruan, 5(2). http://journal.iaimsinjai.ac.id/index.php/JPDK

Satriyawan, A. N., & Lusyana, E. (2020b). PEMBELAJARAN DENGAN TEKNIK PENGUATAN


POSITIF, NEGATIF DAN PENGHUKUMAN PADA PESERTA DIDIK DALAM KELUARGA DI
MASA DARING. Pendidikan Dasar Dan Keguruan, 5(2).
http://journal.iaimsinjai.ac.id/index.php/JPDK

Anda mungkin juga menyukai