DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 7
Pertama tama kami panjatkan puji dan rasa syukur atas rahmat dan ridho Allah
SWT. Karena tanpa ridhonya tugas makalah ini tidak dapat selesai tepat pada waktunya.
Tak lupa penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada Bapak Fahrur Rozi, S.Pd.,
M.Pd selaku dosen pengampu dari mata kuliah Pembelajaran Tematik yang telah
membimbing penulis dalam pengerjaan tugas makalah ini yang mempunyai judul
“Pengembangan Penilaian Autentik pada Pembelajaran Tematik di SD”.
Pada makalah ini akan membahas mengenai pengembangan penilaian autentik
pada pembelajaran tematik di SD, dengan harapan tulisan ini memberikan banyak
manfaat bagi para pembaca untuk memahami pengembangan penilaian autentik pada
pembelajaran tematik yang akan dilaksanakan di SD.
Penulis menyadari atas kekurangan kemampuan penulis dalam penyelesaian
tugas Makalah, sehingga akan menjadi suatu kehormatan besar bagi penulis apabila
mendapatkan kritikan dan saran yang membangun agar makalah ini selanjutnya akan
lebih baik dan sempurna. Demikian akhir kata dari penulis, semoga Makalah Ini
bermanfaat bagi semua pihak.
Medan, 2023
Kelompok 7
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Peningkatan kualitas pendidikan dapat ditempuh melalui upaya
meningkatkan kualitas pembelajaran dan kualitas sistem penilaiannya. Keduanya
saling terkait, sistem pembelajaran yang baik akan menghasilkan kualitas belajar
yang baik pula. Kualitas pembelajaran ini dapat dilihat dari hasil asesmennya.
Selanjutnya sistem penilaian atau asesmen yang baik akan mendorong pendidik
untuk mengajar yang lebih baik dan memotivasi peserta didik untuk belajar yang
lebih baik. Perkembangan penilaian hasil pembelajaran siswa sejalan dengan
perkembangan kurikulum yang dipergunakan. Hal itu disebabkan penilaian
merupakan salah satu komponen yang terkait langsung dengan kurikulum. Penilaian
autentik dikembangkan dikarenakan penilaian yang selama ini digunakan
mengabaikan konteks dunia nyata dan kurang menggambarkan kemampuan siswa
secara holistik. Oleh karena itu, penilaian autentik diartikan sebagai upaya dalam
mengevaluasi pengetahuan atau keahlian siswa dalam konteks yang mendekati
dunia nyata atau kehidupan nyata.
Penilaian autentik merupakan penilaian yang dilakukan secara komprehensif
untuk menilai mulai dari masukan (input), proses, dan keluaran (output)
pembelajaran. Melalui Kurikulum 2013 ini penilaian autentik menjadi penekanan
yang serius dimana guru dalam melakukan penilaian hasil belajar peserta didik
benarbenar memerhatikan penilaian autentik. Sesuai dengan tuntutan Kurikulum
2013 dan Permendikbud No.66 tahun 2013, di harapkan penilaian autentik sudah
diterapkan dalam pembelajaran tematik di sekolah dasar. Dengan begitu, guru-guru
sangat mengharapkan adanya pelatihan ataupun pembekalan yang berkelanjutan ke
seluruh guru-guru sekolah dasar tentang bagaimana pelaksanaan penilaian autentik
di sekolah dasar.
Oleh karenanya, salah satu alternatif yang memungkinkan dalam
menerapkan penilaian autentik dan dapat disesuikan dengan kondisi sekolah adalah
mengembangkan perangkat penilaian autentik yang valid dan reliabel untuk
mengukur pengetahuan peserta didik.
1
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam penulisan makalah ini yaitu :
1. Apakah yang dimaksud dengan penilaian autentik ?
2. Bagaimana mengembangkan penilaian aspek sikap di SD ?
3. Bagaimana mengembangkan penilaian aspek pengetahuan di SD ?
4. Bagaimana mengembangkan aspek keterampilan di SD ?
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan dalam makalah ini yaitu :
1. Untuk mengetahui pengertian penilaian autentik.
2. Untuk mengetahui bagaimana mengembangkan penilaian aspek sikap di SD.
3. Untuk mengetahui mengembangkan penilaian aspek pengetahuan di SD.
4. Untuk mengetahui mengembangkan penilaian aspek keterampilan di SD.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
penilaian autentik sama halnya di setiap pembelajaran termasuk pada pembelajaran
tematik.
Menurut Sunarti (2014:10) secara rinci, tujuan penilaian autentik untuk
memberikan:
1. Informasi tentang kemajuan belajar peserta didik secara individual dalam
mencapai tujuan belajar sesuai dengan kegiatan belajar yang telah dikuatkan.
2. Informasi yang dapat digunakan untuk membina kegiatan belajar lebih lanjut,
baik terhadap masing-masing peserta didik maupun terhadap seluruh kelas.
3. Informasi yang dapat digunakan guru dan peserta didik untuk mengetahui
tingkat kemampuan peserta didik, tingkat kesulitan, kemudahan untuk
melaksanakan kegiatan perbaikan nilai, pendalaman, atau pengayaan.
4. Motivasi belajar peserta didik dengan cara memberikan informasi tentang
kemajuannya dan merangsangnya untuk melakukan suatu usaha pemantapan
daan perbaikan.
Ciri-ciri penilaian autentik sebagai penilaian dalam kurikulum 2013 meliputi:
Harus mengukur semua aspek pembelajaran, kinerja dan hasil ataupun produk
Dilaksanakan selama dan sesudah proses pembelajaran berlangsung
Menggunakan berbagai cara dan sumber
Tes hanya salah satu alat pengumpul data
Tugas-tugas yang diberikan pada peserta didik harus mencerminkan bagian-
bagian kehidupan peserta didik setiap hari
Penilaian harus menekankan kedalam pengetahuan dan keahlian peserta didik,
bukan keluasaannya.
4
Jadi dapat disimpulkan bahwa penilaian sikap adalah penilaian yang dilakukan
untuk mengetahui sikap peserta didik terhadap mata pelajaran, kondisi pelajaran,
pendidik, dan sebagainya. Adapun cara yang dapat dilakukan dalam menilai aspek
sikap yaitu observasi, penilaian diri, penilaian antar teman, dan jurnal atau catatan
guru.
1. Observasi
Kemendikbud (2014) menjelaskan bahwa bentuk instrumen yang digunakan
untuk observasi adalah pedoman observasi yang berupa daftar cek atau skala
penilaian yang disertai rubrik. Daftar cek digunakan untuk mengamati ada
tidaknya suatu sikap atau perilaku. Pedoman observasi secara umum memuat
pernyataan sikap atau perilaku yang diamati dan hasil pengamatan sikap atau
perilaku sesuai kenyataan. Rentang skala hasil pengamatan antara lain berupa :
a. Selalu, sering, kadang-kadang, tidak pernah.
b. Sangat baik, baik, cukup, perlu bimbingan.
c. Sudah membudaya, mulai berkembang, mulai terlihat, belum terlihat.
Pedoman observasi dilengkapi juga dengan rubrik dan petunjukpenskoran.
Rubrik memuat petunjuk/uraian dalam penilaian skala ataudaftar cek.
Sedangkan petunjuk penskoran memuat cara memberikan skordan mengolah
skor menjadi nilai akhir.
2. Penilaian Diri
Sudaryono (2012: 92) penilaran diri (self assessment) adalah suatu teknik
penilaian dimana peserta didik diminta untuk menilai dirinya sendiri berkaitan
dengan status, proses dan tingkat pencapaian kompetensi yang dipelajarinya dalam
mata pelajaran tertentu. Sedangkan menurut Kunandar (2012: 92) penilaian diri
merupakan suatu teknik penilaian dengan cara meminta peserta didik untuk
mengemukakan kelebihan dan kekurangan dirinya dalam konteks kompetensi sikap,
baik sikap spiritual maupun sikap sosial. Jadi, dapat disimpulkan bahwa penilaian
diri yaitu penilaian dengan meminta peserta didik untuk menilai dirinya sendiri atas
capaian kompetensi belajar yang telah dipelajarinya. Penilaian diri oleh siswa
dilakukan untuk membantu guru dalam proses penilaian.
3. Penilaian Antarteman
Penilaian antarteman merupakan teknik penilaian dengan cara meminta
siswa untuk saling menilai terhadap sikap dan perilaku keseharian antarteman.
5
Instrumen yang digunakan berupa lembar penilaian antarsiswa. Penilaian
antarteman paling baik dilakukan pada saat siswa melakukan kegiatan
berkelompok.
4. Jurnal atau catatan guru
Jurnal merupakan catatan guru di dalam dan di luar kelas yang berisi
informasi hasil pengamatan tentang kekuatan dan kelemahan siswa yang
berkaitan dengan sikap dan perilaku. Jurnal bisa dikatakan sebagai catatan yang
berkesinambungan dari hasil observasi.
6
waktu lebih banyak dalam mengoreksi jawaban. Selain itu memiliki unsur
subyektifitas dari penilai yang sulit dihindari.
7
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pembelajaran tematik merupakan pembelajaran dengan terobosan baru di
sekolah dasar yang mengedepankan cara berfikir secara rasional. Dalam
pembelajaran tematik, guru harus mampu memberikan pembelajaran dengan
mengkaitkan antara teori dengan dunia nyata yang ada disekitarnya. Karena pada
dasarnya peserta didik usia sekolah dasar masih cenderung memiliki pola pikir
faktual. Peserta didik belum mampu berfikir secara konseptual sehingga guru harus
mampu memberikan contoh yang riil. Sebagaimana pembelajaran tematik
membangkitkan rasa keingintahuan peserta didik dalam berpartisipasi secara
langsung (Mulyani & F, 2019). Pembelajaran tematik juga bertujuan agar peserta
didik memiliki sifat terbuka, luas dan peduli. Tetapi dalam kenyataannya, guru
masih banyak menemukan kesulitan dalam pengimplementasiannya. Guru perlu
menambah skill dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan. Karena pembelajaran
tematik tidak dibatasi dengan pelajaran-pelajaran tertentu saja.
Pada hakikatnya upaya guru dalam melakukan penilaian autentik pada
pembelajaran tematik disekolah dasar sangatlah penting, karena penilaian autentik
bertujuan untuk mengetahui secara jelas kemampuan masing-masing peserta didik.
Pada perannya guru memiliki tujuh indikator dalam pembelajaran dikelas, menurut
(Agustin & dkk, 2021) yaitu: 1) Peran guru dalam penilaian autentik pada
pembelajaran tematik sebagai pengajar, 2) Peran guru dalam penilaian autentik
pada pembelajaran tematik sebagai pendidik, 3) Peran guru dalam penilaian
autentik pada pembelajaran tematik sebagai pembimbing, 4) Peran guru dalam
penilaian autentik pada pembelajaran tematik sebagai pengarah, 5) Peran guru
dalam penilaian autentik pada pembelajaran tematik sebagai pelatih, 6) Peran guru
dalam penilaian autentik pada pembelajaran tematik sebagai penilai, 7) Peran guru
dalam penilaian autentik pada pembelajaran tematik sebagai evaluator.
8
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas penulis memberikan saran yang dapat dijadikan
masukan kepada: 1. Kepada kepala sekolah untuk terus melakukan peninjauan dan
peningkatan tentang pelaksanaan penilaian yang di laksanakan di sekolah. 2. Guru
kelas agar selalu meningkatkan kreativitas dalam proses pembelajaran sehingga
dapat meningkatkan daya tarik siswa dalam belajar dan juga dapat mengondisikan
peserta didik dan selalu mempersiapkan segala sesuatu yang akan digunakan dalam
proses pembelajaran, seperti: Materi, Perangkat Pembelajaran, Media, dan
khususnya perangkat-perangkat penilaian. 3. Kepada penulis selanjutnya penelitian
ini bisa dijadikan rujukan atau referensi untuk mengembangkan atau menguji ulang
tentang permasalahan yang berkenaan dengan judul penelitian ini.
9
DAFTAR PUSTAKA
Aman. (2015). Penilaian Otentik: Teori dan Praktik falam Pembelajaran Sejarah.
Yogyakarta: Uny Press.
Amin Nurohim, d. (2016). Pelaksanaan Peniaian Autentik dalam Pembelajaran Sejarah
Kurikulum 2013 di SMA Negeri 1 Purwareja Klampok Tahun Pelajaran
2015/2016. Indonesian Journal of History Education, 1-6.
Dewa Ayu Putu Setia Ari, d. (2019). ANALISIS PELAKSANAAN PENILAIAN AUTENTIK
DALAM PEMBELAJARAN EKONOMI DI SMA NEGERI 1 PALEMBANG. Jurnal
PROFIT: Kajian Pendidikan Ekonomi dan Ilmu Ekonomi, 167-175.
dkk, P. (n.d.). PENILAIAN AUTENTIK DALAM PEMBELAJARAN TEMATIK DI SEKOLAH
DASAR NEGERI KECAMATAN SUNGAI AMBAWANG.
Febriani, R. (2021). Implementasi Penilaian Autentik pada Pembelajaran Tematik di
Sekolah Dasar. Jurnal Kependidikan MI, 121-127.
Hasrul, D. &. (2020). Penerapan Penilaian Autentik dalam Kurikulum 2013 Pada
Pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. Jurnal Civics : Media
Kajian Kewarganegaraan, 94-103.
Sukartono, A. A. (2022). Peran Guru dalam Penilaian Autentik pada Pembelajaran
Tematik di Sekolah Dasar. Jurnal Basicedu, 451-4359.
Utama, M. A. (n.d.). PENGEMBANGAN PENILAIN AUTENTIK.
Wildan. (2017). PELAKSANAAN PENILAIAN AUTENTIK ASPEK PENGETAHUAN, SIKAP
DAN KETERAMPILAN DI SEKOLAH ATAU MADRASAH. Jurnal Pemikiran dan
Penelitian Penidikan, 131-153.
10