Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

PENGEMBANGAN PENILAIAN AUTENTIK PADA PEMBELAJARAN TEMATIK DI SD


“Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pembelajaran Tematik”

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 7

ANGGIE PUSPITA SARI NASUTION (1213311046)


DWI PUTRI DINA SAHARANI (1213311057)
PIPI ANGGREINI PUTRI (1213311056)
HILDA RAHMAYANI (1213311069)
SITI RAHMAYANI (1213311074)

MATA KULIAH : PEMBELAJARAN TEMATIK


DOSEN PENGAMPU : FAHRUR ROZI, S.Pd., M.Pd

PRODI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2023-2024
KATA PENGANTAR

Pertama tama kami panjatkan puji dan rasa syukur atas rahmat dan ridho Allah
SWT. Karena tanpa ridhonya tugas makalah ini tidak dapat selesai tepat pada waktunya.
Tak lupa penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada Bapak Fahrur Rozi, S.Pd.,
M.Pd selaku dosen pengampu dari mata kuliah Pembelajaran Tematik yang telah
membimbing penulis dalam pengerjaan tugas makalah ini yang mempunyai judul
“Pengembangan Penilaian Autentik pada Pembelajaran Tematik di SD”.
Pada makalah ini akan membahas mengenai pengembangan penilaian autentik
pada pembelajaran tematik di SD, dengan harapan tulisan ini memberikan banyak
manfaat bagi para pembaca untuk memahami pengembangan penilaian autentik pada
pembelajaran tematik yang akan dilaksanakan di SD.
Penulis menyadari atas kekurangan kemampuan penulis dalam penyelesaian
tugas Makalah, sehingga akan menjadi suatu kehormatan besar bagi penulis apabila
mendapatkan kritikan dan saran yang membangun agar makalah ini selanjutnya akan
lebih baik dan sempurna. Demikian akhir kata dari penulis, semoga Makalah Ini
bermanfaat bagi semua pihak.

Medan, 2023

Kelompok 7

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................ i


DAFTAR ISI ....................................................................................................................... ii
BAB I ................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ............................................................................................................... 1
A. Latar Belakang .................................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.............................................................................................................. 2
C. Tujuan Penulisan ............................................................................................................... 2
BAB II .................................................................................................................................. 3
PEMBAHASAN .................................................................................................................. 3
A. Pengertian Penilaian Autentik ...................................................................................... 3
B. Penilaian Aspek Sikap ...................................................................................................... 4
C. Penilaian Aspek Pengetahuan....................................................................................... 6
D. Penilaian Aspek Keterampilan ..................................................................................... 7
BAB III ................................................................................................................................ 8
PENUTUP ........................................................................................................................... 8
A. Kesimpulan .......................................................................................................................... 8
B. Saran ....................................................................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................... 10

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Peningkatan kualitas pendidikan dapat ditempuh melalui upaya
meningkatkan kualitas pembelajaran dan kualitas sistem penilaiannya. Keduanya
saling terkait, sistem pembelajaran yang baik akan menghasilkan kualitas belajar
yang baik pula. Kualitas pembelajaran ini dapat dilihat dari hasil asesmennya.
Selanjutnya sistem penilaian atau asesmen yang baik akan mendorong pendidik
untuk mengajar yang lebih baik dan memotivasi peserta didik untuk belajar yang
lebih baik. Perkembangan penilaian hasil pembelajaran siswa sejalan dengan
perkembangan kurikulum yang dipergunakan. Hal itu disebabkan penilaian
merupakan salah satu komponen yang terkait langsung dengan kurikulum. Penilaian
autentik dikembangkan dikarenakan penilaian yang selama ini digunakan
mengabaikan konteks dunia nyata dan kurang menggambarkan kemampuan siswa
secara holistik. Oleh karena itu, penilaian autentik diartikan sebagai upaya dalam
mengevaluasi pengetahuan atau keahlian siswa dalam konteks yang mendekati
dunia nyata atau kehidupan nyata.
Penilaian autentik merupakan penilaian yang dilakukan secara komprehensif
untuk menilai mulai dari masukan (input), proses, dan keluaran (output)
pembelajaran. Melalui Kurikulum 2013 ini penilaian autentik menjadi penekanan
yang serius dimana guru dalam melakukan penilaian hasil belajar peserta didik
benarbenar memerhatikan penilaian autentik. Sesuai dengan tuntutan Kurikulum
2013 dan Permendikbud No.66 tahun 2013, di harapkan penilaian autentik sudah
diterapkan dalam pembelajaran tematik di sekolah dasar. Dengan begitu, guru-guru
sangat mengharapkan adanya pelatihan ataupun pembekalan yang berkelanjutan ke
seluruh guru-guru sekolah dasar tentang bagaimana pelaksanaan penilaian autentik
di sekolah dasar.
Oleh karenanya, salah satu alternatif yang memungkinkan dalam
menerapkan penilaian autentik dan dapat disesuikan dengan kondisi sekolah adalah
mengembangkan perangkat penilaian autentik yang valid dan reliabel untuk
mengukur pengetahuan peserta didik.

1
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam penulisan makalah ini yaitu :
1. Apakah yang dimaksud dengan penilaian autentik ?
2. Bagaimana mengembangkan penilaian aspek sikap di SD ?
3. Bagaimana mengembangkan penilaian aspek pengetahuan di SD ?
4. Bagaimana mengembangkan aspek keterampilan di SD ?

C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan dalam makalah ini yaitu :
1. Untuk mengetahui pengertian penilaian autentik.
2. Untuk mengetahui bagaimana mengembangkan penilaian aspek sikap di SD.
3. Untuk mengetahui mengembangkan penilaian aspek pengetahuan di SD.
4. Untuk mengetahui mengembangkan penilaian aspek keterampilan di SD.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Penilaian Autentik


Penilaian autentik adalah penilaian yang terintegrasi dengan pembelajaran dan
merupakan evaluasi dari hasil kegiatan belajar siswa pada disiplin ilmu
pengetahuan (kognitif), sikap (afektif), dan keterampilan (psikomotor). Dengan
menggunakan penilaian autentik yang disertai dengan berbagai teknik yang tepat,
bisa membuktikan bahwa siswa telah mencapai tujuan pembelajaran. Dengan
penilaian ini guru bisa menguraikan hasil belajar siswa dalam mengembangkan
potensi mereka dalam menalar, meningkatkan koneksi dan investigasi, karena
penilaian autentik sangat erat kaitanya dengan pendekatan ilmiah pada
pembelajaran. Dengan penilaian autentik ini, guru juga bisa menggunakan model
responsi untuk mengetahui kelemahan, kekuatan, potensi dan hasil belajar siswa
sehingga bakat dan minat siswa bisa tersalurkan dengan maksimal. Kelebihan
penilaian autentik adalah pembuatannya bisa dilaksanakan secara independen oleh
guru atau tim guru bahkan guru dengan siswa. Dengan keikutsertaan siswa dalam
menentukan cara penilaian, maka siswa diharapkan mampu untuk melaksanakan
kegiatan belajar dengan semangat, karena mereka bisa tahu cara dan bagaimana
sebuah pembelajaran dinilai.
Penilaian autentik itu sendiri terdiri dari beberapa aktivitas yang menyangkut
langsung dengan aktivitas keseharian peserta didik di sekolah mulai dari penilaian
autentik itu sendiri relevan dengan dunia nyata sampai dengan kesempatan kepada
peserta didik untuk bekerja sama dalam satu tim. Adapun tujuan dari penilaian
autentik adalah sebagai berikut: a, mengembangkan respons peserta didik daripada
menyeleksi pilihan-pilihan yang sudah ditentukan sebelumnya, b, menunjukkan cara
berpikir tingkat tinggi, c, secara langsung mengevaluasi proyek-proyek yang bersifat
Holistik atau menyeluruh, d, menyintesis dengan pembelajaran dikelas, e,
menggunakan kumpulan pekerjaan atau tugas peserta didik (Portofolio) dalam
jangka waktu lama, f, memberikan kesempatan untuk melakukan penilaian beragam,
g, didasarkan pada kriteria yang jelas yang diketahui oleh peserta didik, h,
berhubungan erat dengan belajar dikelas, i, memberikan kesempatan kepada
peserta didik untuk mengevaluasi pembelajarannya (Rosidin, 2020). Pelaksanaan

3
penilaian autentik sama halnya di setiap pembelajaran termasuk pada pembelajaran
tematik.
Menurut Sunarti (2014:10) secara rinci, tujuan penilaian autentik untuk
memberikan:
1. Informasi tentang kemajuan belajar peserta didik secara individual dalam
mencapai tujuan belajar sesuai dengan kegiatan belajar yang telah dikuatkan.
2. Informasi yang dapat digunakan untuk membina kegiatan belajar lebih lanjut,
baik terhadap masing-masing peserta didik maupun terhadap seluruh kelas.
3. Informasi yang dapat digunakan guru dan peserta didik untuk mengetahui
tingkat kemampuan peserta didik, tingkat kesulitan, kemudahan untuk
melaksanakan kegiatan perbaikan nilai, pendalaman, atau pengayaan.
4. Motivasi belajar peserta didik dengan cara memberikan informasi tentang
kemajuannya dan merangsangnya untuk melakukan suatu usaha pemantapan
daan perbaikan.
Ciri-ciri penilaian autentik sebagai penilaian dalam kurikulum 2013 meliputi:
 Harus mengukur semua aspek pembelajaran, kinerja dan hasil ataupun produk
 Dilaksanakan selama dan sesudah proses pembelajaran berlangsung
 Menggunakan berbagai cara dan sumber
 Tes hanya salah satu alat pengumpul data
 Tugas-tugas yang diberikan pada peserta didik harus mencerminkan bagian-
bagian kehidupan peserta didik setiap hari
 Penilaian harus menekankan kedalam pengetahuan dan keahlian peserta didik,
bukan keluasaannya.

B. Penilaian Aspek Sikap


Menurut David Krathwhohl (dalam Faisal. Stelly, 2020), mengatakan bahwa
penilaian sikap merupakan penilaian yang berkaitan. Penilaian sikap dapat
dilakukan dengan cara: observasi perilaku, pertanyaan langsung, laporan pribadi
dan penggunaan skala sikap.
Popham (dalam Faisal. Stelly, 2020), mengatakan bahawa penilaian sikap
menentukan keberhasilan belajar seseorang. Seorang peserta didik yang tidak
memiliki minat atau karakter terhadap mata pelajaran tertentu, maka akan kesulitan
untuk mencapai ketuntasan belajar secara maksimal.

4
Jadi dapat disimpulkan bahwa penilaian sikap adalah penilaian yang dilakukan
untuk mengetahui sikap peserta didik terhadap mata pelajaran, kondisi pelajaran,
pendidik, dan sebagainya. Adapun cara yang dapat dilakukan dalam menilai aspek
sikap yaitu observasi, penilaian diri, penilaian antar teman, dan jurnal atau catatan
guru.
1. Observasi
Kemendikbud (2014) menjelaskan bahwa bentuk instrumen yang digunakan
untuk observasi adalah pedoman observasi yang berupa daftar cek atau skala
penilaian yang disertai rubrik. Daftar cek digunakan untuk mengamati ada
tidaknya suatu sikap atau perilaku. Pedoman observasi secara umum memuat
pernyataan sikap atau perilaku yang diamati dan hasil pengamatan sikap atau
perilaku sesuai kenyataan. Rentang skala hasil pengamatan antara lain berupa :
a. Selalu, sering, kadang-kadang, tidak pernah.
b. Sangat baik, baik, cukup, perlu bimbingan.
c. Sudah membudaya, mulai berkembang, mulai terlihat, belum terlihat.
Pedoman observasi dilengkapi juga dengan rubrik dan petunjukpenskoran.
Rubrik memuat petunjuk/uraian dalam penilaian skala ataudaftar cek.
Sedangkan petunjuk penskoran memuat cara memberikan skordan mengolah
skor menjadi nilai akhir.
2. Penilaian Diri
Sudaryono (2012: 92) penilaran diri (self assessment) adalah suatu teknik
penilaian dimana peserta didik diminta untuk menilai dirinya sendiri berkaitan
dengan status, proses dan tingkat pencapaian kompetensi yang dipelajarinya dalam
mata pelajaran tertentu. Sedangkan menurut Kunandar (2012: 92) penilaian diri
merupakan suatu teknik penilaian dengan cara meminta peserta didik untuk
mengemukakan kelebihan dan kekurangan dirinya dalam konteks kompetensi sikap,
baik sikap spiritual maupun sikap sosial. Jadi, dapat disimpulkan bahwa penilaian
diri yaitu penilaian dengan meminta peserta didik untuk menilai dirinya sendiri atas
capaian kompetensi belajar yang telah dipelajarinya. Penilaian diri oleh siswa
dilakukan untuk membantu guru dalam proses penilaian.
3. Penilaian Antarteman
Penilaian antarteman merupakan teknik penilaian dengan cara meminta
siswa untuk saling menilai terhadap sikap dan perilaku keseharian antarteman.

5
Instrumen yang digunakan berupa lembar penilaian antarsiswa. Penilaian
antarteman paling baik dilakukan pada saat siswa melakukan kegiatan
berkelompok.
4. Jurnal atau catatan guru
Jurnal merupakan catatan guru di dalam dan di luar kelas yang berisi
informasi hasil pengamatan tentang kekuatan dan kelemahan siswa yang
berkaitan dengan sikap dan perilaku. Jurnal bisa dikatakan sebagai catatan yang
berkesinambungan dari hasil observasi.

C. Penilaian Aspek Pengetahuan


Pengetahuan (Kognitif) merupakan domain yang paling dikenal dan paling
sering digunakan dalam pendidikan. Penilaian pengetahuan dilakukan tidak semata-
mata untuk mengetahui apakah peserta didik telah mencapai ketuntasan belajar
(mastery learning), tetapi penilaian juga ditujukan untuk mengidentifikasi
kelemahan dan kekuatan (diagnostic) proses pembelajaran. Untuk itu, pemberian
umpan balik (feedback) kepada peserta didik dan guru merupakan hal yang sangat
penting, sehingga hasil penilaian dapat segera digunakan untuk perbaikan mutu
pembelajaran.
Penilaian pengetahuan dapat dilaksanakan dengan berbagai teknik, seperti tes
tulis, tes lisan, penugasan dan teknik lain misalnya melalui protofolio dan observasi.
Penilaian kompetensi melalui tes tulis adalah seperti pilihan ganda, menjodohkan,
benar-salah, melengkapi, uraian singkat dan masih banyak lagi beberapa jenis dan
teknik dalam tes tulis untuk penilaian kompetensi pengetahuan. Soal tes tertulis
yang menjadi penilaian autentik adalah soal-soal yang menghendaki peserta didik
merumuskan jawabannya sendiri, seperti soal-soal uraian. Soal-soal uraian
menghendaki peserta didik mengemukakan atau mengekspresikan gagasannya
dalam bentuk uraian tertulis dengan menggunakan kata-katanya sendiri, misalnya
mengemukakan pendapat, berpikir logis, dan menyimpulkan.
Setiap jenis penilaian ini memiliki kelebihan dan kelemahannya masing masing.
Misalnya kelebihan dari tes dalam bentuk uraian, adalah lebih mudah dalam
mengembangkannya, dan memancing siswa untuk dapat mengembangkan cara
berpikir, serta melatih kemampuan berpikir kritis. Kelemahan tes tertulis bentuk
uraian antara lain cakupan materi yang ditanyakan terbatas dan membutuhkan

6
waktu lebih banyak dalam mengoreksi jawaban. Selain itu memiliki unsur
subyektifitas dari penilai yang sulit dihindari.

D. Penilaian Aspek Keterampilan


Kompetensi keterampilan dapat diartikan dengan kompetensi pada ranah
psikomotorik. Psikomotorik merupakan kemampuan seseorang melakukan
tindakan setelah menerima pengalaman belajar. Keterampilan merupakan aplikasi
dalam menerapkan pengetahuan yang dimiliki oleh peserta didik. Penilaian
kompetensi keterampilan sama halnya dengan menilai kompetensi peserta didik
dalam melakukan kegiatan sesuai dengan indikator dalam KI yang telah ditetapkan.
Penilaian otentik pada kompetensi keterampilan merupakan penilaian yang
digunakan untuk menilai kemampuan peserta didik dalam menerapkan
pengetahuan yang dimilkinya melalui tindakan yang ditunjukkan oleh peserta didik.
Penilaian tersebut akan mengacu pada KI 4 untuk mengukur kompetensi
keterampilan peserta didik.
Penilaian pada aspek keterampilan tersebut yang dilakukan melalui penilaian
unjuk kerja/kinerja/praktik, penilaian produk, penilaian proyek, penilaian
portofolio, atau dapat menggunakan teknik lain misalnya melalui tes.
1. Penilaian keterampilan melalui penilaian unjuk kerja/kinerja/ praktik adalah
penilaian yang dilakukan dengan cara mengamati kegiatan peseta didik,
penilaian keterampilan melalui penilaian produk adalah penilaian terhadap
kemampuan peserta didik dalam membuat produk-produk (hasil karya)
teknologi maupun seni
2. Penilaian keterampilan melalui penilaian proyek merupakan penilaian
terhadap kegiatan penyelidikan yang meliputi perencanaan, pelaksanaan dan
pelaporan dalam jangka waktu tertentu
3. Penilaian portofolio adalah penilaian yang berupa rekaman hasil
pembelajaran dan penilaian yang memperkuat kemajuan dan kualitas
pekerjaan siswa.

7
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pembelajaran tematik merupakan pembelajaran dengan terobosan baru di
sekolah dasar yang mengedepankan cara berfikir secara rasional. Dalam
pembelajaran tematik, guru harus mampu memberikan pembelajaran dengan
mengkaitkan antara teori dengan dunia nyata yang ada disekitarnya. Karena pada
dasarnya peserta didik usia sekolah dasar masih cenderung memiliki pola pikir
faktual. Peserta didik belum mampu berfikir secara konseptual sehingga guru harus
mampu memberikan contoh yang riil. Sebagaimana pembelajaran tematik
membangkitkan rasa keingintahuan peserta didik dalam berpartisipasi secara
langsung (Mulyani & F, 2019). Pembelajaran tematik juga bertujuan agar peserta
didik memiliki sifat terbuka, luas dan peduli. Tetapi dalam kenyataannya, guru
masih banyak menemukan kesulitan dalam pengimplementasiannya. Guru perlu
menambah skill dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan. Karena pembelajaran
tematik tidak dibatasi dengan pelajaran-pelajaran tertentu saja.
Pada hakikatnya upaya guru dalam melakukan penilaian autentik pada
pembelajaran tematik disekolah dasar sangatlah penting, karena penilaian autentik
bertujuan untuk mengetahui secara jelas kemampuan masing-masing peserta didik.
Pada perannya guru memiliki tujuh indikator dalam pembelajaran dikelas, menurut
(Agustin & dkk, 2021) yaitu: 1) Peran guru dalam penilaian autentik pada
pembelajaran tematik sebagai pengajar, 2) Peran guru dalam penilaian autentik
pada pembelajaran tematik sebagai pendidik, 3) Peran guru dalam penilaian
autentik pada pembelajaran tematik sebagai pembimbing, 4) Peran guru dalam
penilaian autentik pada pembelajaran tematik sebagai pengarah, 5) Peran guru
dalam penilaian autentik pada pembelajaran tematik sebagai pelatih, 6) Peran guru
dalam penilaian autentik pada pembelajaran tematik sebagai penilai, 7) Peran guru
dalam penilaian autentik pada pembelajaran tematik sebagai evaluator.

8
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas penulis memberikan saran yang dapat dijadikan
masukan kepada: 1. Kepada kepala sekolah untuk terus melakukan peninjauan dan
peningkatan tentang pelaksanaan penilaian yang di laksanakan di sekolah. 2. Guru
kelas agar selalu meningkatkan kreativitas dalam proses pembelajaran sehingga
dapat meningkatkan daya tarik siswa dalam belajar dan juga dapat mengondisikan
peserta didik dan selalu mempersiapkan segala sesuatu yang akan digunakan dalam
proses pembelajaran, seperti: Materi, Perangkat Pembelajaran, Media, dan
khususnya perangkat-perangkat penilaian. 3. Kepada penulis selanjutnya penelitian
ini bisa dijadikan rujukan atau referensi untuk mengembangkan atau menguji ulang
tentang permasalahan yang berkenaan dengan judul penelitian ini.

9
DAFTAR PUSTAKA

Aman. (2015). Penilaian Otentik: Teori dan Praktik falam Pembelajaran Sejarah.
Yogyakarta: Uny Press.
Amin Nurohim, d. (2016). Pelaksanaan Peniaian Autentik dalam Pembelajaran Sejarah
Kurikulum 2013 di SMA Negeri 1 Purwareja Klampok Tahun Pelajaran
2015/2016. Indonesian Journal of History Education, 1-6.
Dewa Ayu Putu Setia Ari, d. (2019). ANALISIS PELAKSANAAN PENILAIAN AUTENTIK
DALAM PEMBELAJARAN EKONOMI DI SMA NEGERI 1 PALEMBANG. Jurnal
PROFIT: Kajian Pendidikan Ekonomi dan Ilmu Ekonomi, 167-175.
dkk, P. (n.d.). PENILAIAN AUTENTIK DALAM PEMBELAJARAN TEMATIK DI SEKOLAH
DASAR NEGERI KECAMATAN SUNGAI AMBAWANG.
Febriani, R. (2021). Implementasi Penilaian Autentik pada Pembelajaran Tematik di
Sekolah Dasar. Jurnal Kependidikan MI, 121-127.
Hasrul, D. &. (2020). Penerapan Penilaian Autentik dalam Kurikulum 2013 Pada
Pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. Jurnal Civics : Media
Kajian Kewarganegaraan, 94-103.
Sukartono, A. A. (2022). Peran Guru dalam Penilaian Autentik pada Pembelajaran
Tematik di Sekolah Dasar. Jurnal Basicedu, 451-4359.
Utama, M. A. (n.d.). PENGEMBANGAN PENILAIN AUTENTIK.
Wildan. (2017). PELAKSANAAN PENILAIAN AUTENTIK ASPEK PENGETAHUAN, SIKAP
DAN KETERAMPILAN DI SEKOLAH ATAU MADRASAH. Jurnal Pemikiran dan
Penelitian Penidikan, 131-153.

10

Anda mungkin juga menyukai