Anda di halaman 1dari 10

“BAGAIMANA KONSEP PENILAIAN AUTENTIK DALAM KURIKULUM

MERDEKA”

Disusun Oleh:

Linda Helmalia Putri Hasibuan (A1C322063)

Dosen Pengampu:

Neneng Lestari, S.Pd., M.Pd.

KELAS REGULER A

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS JAMBI

2023
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Puji syukur kehadirat Allah SWT dan Tuhan Yesus Kristus yang telah memberikan
berkat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang
berjudul “Bagaimana Konsep Penilaian Autentik dan Apakah Sesuai dengan
Kurikulum Merdeka” ini tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari penyusunan makalah
ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Strategi Belajar Mengajar Fisika. Selain itu,
makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang bagaimana konsep penilaian
autentik dengan kurikulum merdeka.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada ibu Neneng Lestari, S.Pd., M.Pd. selaku
dosen pengampu mata kuliah Strategi Belajar Mengajar Fisika yang telah memberikan tugas
ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan. Penulis juga mengucapkan terima
kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian pengetahuannya sehingga penulis
dapat menyelesaikan makalah ini. Penulis menyadari bahwa makalah yang disusun ini
masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun
diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Jambi, 12 September 2023

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................................................2
DAFTAR ISI..........................................................................................................................................3
BAB I....................................................................................................................................................3
PENDAHULUAN.................................................................................................................................3
A. Latar Belakang...........................................................................................................................3
B. Rumusan Masalah......................................................................................................................3
C. Tujuan........................................................................................................................................4
BAB II...................................................................................................................................................4
PEMBAHASAN....................................................................................................................................4
A. Bagaimana Konsep Penilaian Autentik......................................................................................4
B. Konsep Penilaian Autentik dalam Kurikulum Merdeka.............................................................6
BAB III..................................................................................................................................................8
PENUTUP.............................................................................................................................................8
Kesimpulan........................................................................................................................................8
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Seiring dengan pemahaman yang semakin mendalam tentang bagaimana siswa seharusnya
dievaluasi dan bagaimana penilaian dapat lebih baik mencerminkan kemampuan sebenarnya yang
dimiliki siswa dalam konteks kehidupan nyata. Kurikulum Merdeka adalah sebuah pendekatan
pendidikan yang bertujuan untuk memberikan kebebasan kepada sekolah, guru, dan siswa dalam
merancang dan menjalankan pembelajaran. Dalam konteks Kurikulum Merdeka, penilaian menjadi
unsur penting yang harus disesuaikan dengan pendekatan pembelajaran yang lebih bebas dan
kontekstual. Konsep penilaian autentik merupakan salah satu pendekatan penilaian yang sangat
relevan dan mendukung visi Kurikulum Merdeka.

Kurikulum Merdeka mengusung prinsip-prinsip berbasis kompetensi, pembelajaran aktif, dan


pengembangan keterampilan berpikir kritis. Oleh karena itu, pendekatan penilaian autentik yang
lebih menekankan pada pengukuran kemampuan sebenarnya yang dimiliki siswa dalam konteks
kehidupan nyata menjadi pilihan yang sangat tepat.

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana konsep penilaian autentik?


2. Bagaimana konsep penilaian autentik dalam kurikulum merdeka?

C. Tujuan

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:


1. Untuk mengetahui bagaimana konsep penilaian autentik
2. Unruk mengetahui bagaimana konsep penilaian autentik dalam kurikulum merdeka
BAB II

PEMBAHASAN

A. Bagaimana Konsep Penilaian Autentik

Penilaian autentik sering disebut dengan authentic assessment merupakan salah satu
penilaian hasil belajar yang menuntu siswa untuk menunjukkan prestasi dan hasil belajar
kemampuan dalam kehidupan nyata dalam bentuk kinerja atau hasil belajar. Penilaian
autentik menuntut pendidik melihat perkembangan belajar peserta didik secara nyata dan
penilaian dilakukan dengan berbagai cara.
Konsep penilaian autentik adalah pendekatan dalam proses penilaian yang dirancang
untuk mencerminkan situasi atau tugas nyata yang relevan dalam kehidupan nyata. Dalam
penilaian autentik, siswa diuji berdasarkan kemampuan mereka dalam konteks yang mirip
dengan situasi dunia nyata, bukan hanya melalui tes atau tugas yang hanya mengukur
pengetahuan teoritis atau keterampilan dasar.
Karakteristik penggunaan penilaian autentik bisa digunakan untuk formatif dan
sumatif, artinya penilaian autentik dapat dilakukan untuk mengukur pencapaian kompetensi
dasar (formatif) ataupun pencapaian akhir dari penilaian sumatif. Adapun langkah-langkah
proses pengelolaan penilaian autentik adalah dengan mengidentifikasi standar berupa
identifikasi satu pertanyaan singkat yang harus diketahui dan dapat dilakukakan peserta didik.
Pengukuran standar harus dapat di observasi, dan di ukur, ditulis dengan jelas, operasional,
tidak ambigu dan tidak rancu. Kemudian memilih suatu tugas autentik yang artinya pendidik
membuat kajian yang dapat dikaji secara nyata dan yang terakhir adalah mengidentifikasi
kriteria untuk tugas. Berikut adalah beberapa karakteristik utama dari konsep penilaian
autentik:
a. Konteks Nyata: Penilaian autentik menciptakan situasi atau tugas yang mencerminkan
situasi nyata di mana pengetahuan atau keterampilan yang diukur akan digunakan
dalam kehidupan sehari-hari atau dalam konteks pekerjaan.
b. Keterlibatan Siswa: Siswa biasanya terlibat aktif dalam proses penilaian autentik.
Mereka mungkin diminta untuk mengatasi masalah, menyelesaikan proyek, atau
membuat keputusan yang relevan dengan konteks penilaian.
c. Kemampuan Kompleks: Penilaian autentik sering kali menilai kemampuan yang lebih
kompleks, seperti pemecahan masalah, analisis, sintesis informasi, dan kemampuan
berpikir kritis, daripada sekadar mengingat fakta.
d. Penggunaan Alat dan Sumber Daya: Siswa dapat menggunakan alat atau sumber daya
yang akan mereka gunakan dalam situasi nyata, seperti buku referensi, teknologi, atau
perangkat lunak khusus.
e. Kemangkiran dalam Hasil: Hasil penilaian autentik mencerminkan kinerja sebenarnya
siswa dan mungkin tidak selalu memiliki jawaban yang benar atau salah. Hasilnya
dapat bervariasi dan menunjukkan tingkat keunggulan yang berbeda.
f. Kemampuan Penilaian Guru: Guru memiliki peran penting dalam merancang dan
mengelola penilaian autentik. Mereka perlu merencanakan tugas dan kriteria penilaian
yang sesuai dengan tujuan pembelajaran dan konteks.
g. Umpan Balik yang Berarti: Penilaian autentik cenderung menghasilkan umpan balik
yang lebih bermakna karena mereka mencerminkan kinerja sebenarnya. Siswa dapat
menggunakan umpan balik ini untuk meningkatkan kemampuan mereka.
h. Pengembangan Keterampilan Seumur Hidup: Penilaian autentik membantu siswa
mengembangkan keterampilan yang relevan untuk kehidupan mereka, yang dapat
mereka terapkan dalam berbagai konteks.
Contoh penilaian autentik mungkin termasuk proyek penelitian, presentasi, studi
kasus, portofolio, simulasi, atau tugas yang memerlukan penerapan pengetahuan dan
keterampilan dalam konteks nyata. Konsep penilaian autentik ini bertujuan untuk lebih
mencerminkan kesiapan siswa untuk menghadapi tugas dan tantangan di dunia nyata, serta
untuk mempromosikan pemahaman mendalam dan penerapan pengetahuan daripada hanya
mengukur hafalan atau keterampilan dasar.
B. Konsep Penilaian Autentik dalam Kurikulum Merdeka

Konsep penilaian autentik sangat relevan dan berharga dalam konteks Kurikulum
Merdeka. Kurikulum Merdeka adalah pendekatan pendidikan yang memberikan kebebasan
lebih besar kepada sekolah, guru, dan siswa dalam merancang dan menjalankan
pembelajaran. Konsep penilaian autentik dapat digunakan sebagai salah satu alat untuk
mendukung visi dan tujuan Kurikulum Merdeka.
Di kurikulum merdeka sistem penilaian autentik berbunyi “menguatkan pelaksanaan
penilaian autentik terutama dalam projek penguatan profil pelajar pancasila”. Jadi pada
kurikulum merdeka masih menggunakan penilaian autentik walaupun lebih diutamakan pada
projek penguatan profil pelajar pancasila. Keutamaan penilaian autentik pada profil
penguatan pelajar pancasila bisa saja disebabkan cara penilaian autentik yang kegiatan
penilaiannya secara langsung, nyata dan berbasis kinerja. Berikut adalah cara bagaimana
konsep penilaian autentik dapat diintegrasikan dalam Kurikulum Merdeka:
1. Konteks Nyata dan Relevan
Penilaian autentik mendukung prinsip Kurikulum Merdeka dengan menciptakan
situasi atau tugas yang mencerminkan situasi dunia nyata atau konteks kehidupan sehari-hari.
Dalam Kurikulum Merdeka, siswa belajar dalam konteks yang relevan dengan kehidupan
mereka, dan penilaian autentik dapat dirancang untuk mencerminkan konteks tersebut.
Misalnya, dalam pembelajaran sains, siswa dapat mengambil bagian dalam eksperimen nyata
atau penelitian yang memiliki aplikasi dalam dunia nyata.
2. Keterlibatan Siswa yang Aktif
Dalam Kurikulum Merdeka, siswa didorong untuk menjadi agen aktif dalam proses
pembelajaran. Penilaian autentik mendukung keterlibatan siswa yang aktif dengan
memberikan mereka tugas yang memerlukan pemikiran kritis, pemecahan masalah,
kolaborasi, dan kreativitas. Siswa dapat terlibat dalam proyek-proyek yang menuntut
pemikiran dan tindakan aktif mereka.
3. Pengembangan Keterampilan Berbasis Kinerja
Penilaian autentik sangat sesuai dengan pendekatan berbasis kompetensi dalam
Kurikulum Merdeka. Ini memungkinkan pengukuran keterampilan berbasis kinerja, seperti
kemampuan berpikir kritis, analisis, komunikasi, dan keterampilan seumur hidup. Misalnya,
siswa dapat diminta untuk menyusun laporan atau presentasi berdasarkan pemecahan masalah
yang relevan dengan kehidupan sehari-hari.
4. Umpan Balik yang Bermakna
Dalam Kurikulum Merdeka, umpan balik yang bermakna sangat penting untuk
membantu siswa meningkatkan pemahaman mereka. Penilaian autentik dapat memberikan
umpan balik yang lebih konkret dan relevan karena berfokus pada tugas dan situasi yang
mirip dengan kehidupan nyata. Umpan balik dapat membantu siswa memahami di mana
mereka dapat meningkatkan kinerja mereka dan bagaimana mengembangkan keterampilan
lebih lanjut.
5. Kemangkiran dalam Hasil
Penilaian autentik mengakui bahwa hasilnya dapat bervariasi sesuai dengan konteks
dan interpretasi. Ini sejalan dengan prinsip bahwa dalam pembelajaran, tidak selalu ada
jawaban yang benar atau salah. Dalam Kurikulum Merdeka, hasil pembelajaran dapat sangat
bervariasi antar siswa berdasarkan kebutuhan, minat, dan kemampuan mereka.
6. Pembelajaran Seumur Hidup
Konsep penilaian autentik mendukung tujuan Kurikulum Merdeka untuk
mempersiapkan siswa untuk belajar seumur hidup. Dengan menekankan penerapan
pengetahuan dalam situasi dunia nyata, penilaian autentik membantu siswa mengembangkan
keterampilan yang relevan untuk kehidupan dan pekerjaan mereka di masa depan.
7. Kebebasan dalam Penilaian
Kurikulum Merdeka memberikan kebebasan kepada sekolah dan guru dalam
merancang kurikulum dan metode pembelajaran. Penilaian autentik dapat disesuaikan dengan
konteks dan kebutuhan unik setiap sekolah atau kelas. Ini memberikan guru fleksibilitas
untuk merancang penilaian yang sesuai dengan tujuan dan konteks pembelajaran mereka.
Dengan mengintegrasikan konsep penilaian autentik dalam Kurikulum Merdeka,
pendidikan dapat menjadi lebih relevan, berpusat pada siswa, dan mempersiapkan siswa
untuk menghadapi tantangan dunia yang semakin kompleks. Dengan menggunakan penilaian
autentik, kita dapat mengukur kemampuan siswa dalam konteks yang mirip dengan
kehidupan nyata, yang sesuai dengan tujuan dan filosofi Kurikulum Merdeka. Dengan kata
lain, konsep penilaian autentik adalah alat yang sesuai dengan prinsip-prinsip dasar
Kurikulum Merdeka, karena mendukung pembelajaran dalam konteks nyata, keterlibatan
siswa yang aktif, pengembangan keterampilan berbasis kinerja, umpan balik yang bermakna,
pembelajaran seumur hidup, dan kebebasan dalam merancang penilaian yang sesuai dengan
kebutuhan lokal. Oleh karena itu, penilaian autentik dapat menjadi komponen penting dalam
mendukung implementasi Kurikulum Merdeka yang sukses.
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Dalam konteks Kurikulum Merdeka, penilaian autentik adalah pendekatan penilaian


yang menitikberatkan pada pengukuran kemampuan siswa dalam situasi atau konteks yang
relevan dengan kehidupan nyata. Penilaian autentik berfokus pada pengukuran kompetensi
siswa dalam konteks dunia nyata, memungkinkan mereka untuk mengaplikasikan
pengetahuan dan keterampilan yang mereka pelajari. Ini mencakup berbagai dimensi seperti
aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik, sehingga memberikan gambaran yang lebih holistik
tentang pencapaian siswa. Hasil penilaian autentik berupa produk nyata atau bukti yang dapat
diamati, seperti proyek, portofolio, atau presentasi, yang memungkinkan guru dan siswa
untuk melihat sejauh mana siswa telah mencapai kompetensi yang diinginkan.

Selain produk akhir, penilaian autentik juga dapat menilai proses yang digunakan
siswa untuk mencapai hasil tersebut, memberikan wawasan yang lebih dalam tentang
perkembangan mereka. Penilaian autentik mendorong keterlibatan siswa dalam penilaian diri
mereka sendiri dan berpartisipasi dalam merancang tugas penilaian, mempromosikan
pembelajaran yang lebih berpusat pada siswa. Keselarasan dengan standar kompetensi adalah
kunci dalam merancang penilaian autentik, sehingga penilaian memberikan gambaran yang
akurat tentang pencapaian siswa sesuai dengan tujuan Kurikulum Merdeka. Dengan
menerapkan penilaian autentik, Kurikulum Merdeka bertujuan untuk menghasilkan lulusan
yang siap menghadapi tantangan dunia nyata dengan kemampuan yang relevan
dan komprehensif.

Anda mungkin juga menyukai