Oleh:
Kelompok 10
Dewira Ningsih
Lupiana (11715201163)
Penulis ucapkan segala puji bagi Allah Swt. karena telah menyelesaikan
makalah ini. Makalah yang berjudul ”Teknik – teknik Asesmen Otentik dalam
Pembelajaran Matematika” disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
bahasa Indonesia yang diampu oleh Ibu Dr. Risnawati, M. Pd. Penulis menyusun
makalah ini melibatkan berbagai pihak, baik dari dalam kampus maupun luar
kampus. Oleh karena itu, penulis ucapkan terima kasih atas segala kontribusinya
dalam membantu penyusunan makalah ini.
Penulisan makalah ini masih ada kekurangan. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan kritik dan saran dari pembaca. Penulis berharap makalah ini
menjadi sarana membantu masyarakat dalam memahami teknik – teknik asesmen
otentik dalam pembelajaran matematika dengan baik. Semoga pembaca dapat
mengambil manfaat dari karya ini.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan hal yang sangat diperlukan dalam upaya
memajukan suatu bangsa karena melalui pendidikan, potensi yang dimiliki
oleh setiap manusia dapat dikembangkan menjadi suatu sumber daya yang
besar sekali pengaruhnya dalam pengembangan pembangunan bangsa dan
negara. Salah satu tujuan dari pendidikan yaitu untuk melakukan penilaian
tgerhadap hasil belajar dengan menggunakan alat ukur sesuai dengan tujuan
belajar atau kompetensi yang ingin dicapai. Praktek dan perencanaan penilaian
dalam pendidikan merupakan salah satu bagian penting yang harus menjadi
pertimbangan pendidik untuk mendapatkan informasi dan hasil belajar yang
benar – benar mewakili kemampuasn siswa. Informasi yang diperoleh harus
komperhensif dan dilakukan sepanjang proses belajar mengajar.
Hasil belajar atau kompetensi siswa bisa berbentuk produk, keterampilan
dan sikap yang tercermin di dalam perilaku sehari – hari. Yang dimaksud
dengan produk yaitu serangkaian fakta, konsep, teori, hukum dan prinsip serta
prosedur. Sedangkan keterampilan yaitu keterampilan berpikir, keterampilan
menggunakan alat atau psikomotor, keterampilan sosial, keterampiln prtoses,
keterampilan belajar dan keterampilan hidup. Sikap mencakup budi pekerti,
etika dan ketakwaan kepada Tuhan YME. Jadi, tujuan pendidikan tidak hanya
terbatas pada produk saja tetapi juga menyangkut proses dan keterkaitannya
dengan kehidupan sehari – hari.
Untuk melakukan penilaian hasil belajar secara menyeluruh baik sebelum
maupun sesudah proses belajar mengajar, diperlukan adanya pengembangan
sistem penilaian dan suatu alternatif penilaian selain penilaiana tradisional.
Dalam hal ini, penilaian otentik dapat digunakan sepanjang proses belajar
merupakan tujuan utama dari sistem penilaian ini dan pada akhir proses
belajar mengajar penilaian otentik ini diharapkan dapat melengkapi alat
penilaian tradisional kertas dan pensil yang biasanya hanya menggunakan
1
kemampuan kognitif siswa. Dengan demikian diharapkan penilaian yang
dilakukan lebih menyeluruh dan dapat digunakan untuk membuat kesimpulan
yang utuh mengenai kempuan hasil belajar siswa.
Penilaian kelas merupakan penilaian internal yang dilaksanakn oleh
pendidik dalam hal ini guru di kelas atas nama satuan pendidikan untuk
menilai kompetensi peserta didik pada saat dan akhir pembelajaran. Sistem
penilaian hasil belajar yang diterapkan dalam kurikulum sekolah adal sistem
penilaian otentik atau lebih dikenal dengan nama asesmen otentik. Penilaian
otentik ini harus dipahami secara mendalam oleh guru – guru mengingat
bahwa setiap pengukuran kompetensi peserta didik tidak cukup hanya dengan
tes objektif saja, karena tes tersebut tidak dapat menunjukkan seluruh
kompetensi yang dikuasi siswa. Penilaian otentik merupakan penilaian yang
secara langsung bermakna, dalam arti bahwa apa yang dinilai merupakan yang
benar – benar diperlukan siswa dalam kehidupan nyata sehari – hari.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari latar belakang di atas, di antaranya:
1. Bagaimana definisi asesmen otentik?
2. Bagaimana teknik asesmen otentik presentasi dan diskusi dalam
pembelajaran matematika?
3. Bagaimana teknik asesmen otentik proyek dan investigasi dalam
pembelajaran matematika?
4. Bagaimana bentuk rubruk pensekoran pada teknik asesmen otentik dalam
pembelajaran matematika?
5. Bagaimana contoh asesmen presentasi dan diskusi, proyek dan investigasi,
serta rubrik pensekorannya pada teknik asesmen otentik dalam
pembelajaran matematika?
2
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari rumusan masalah di atas, di antaranya:
1. Untuk mengetahui definisi asesmen otentik.
2. Untuk mengetahui teknik asesmen otentik presentasi dan diskusi dalam
pembelajaran matematika.
3. Untuk mengetahui teknik asesmen otentik proyek dan investigasi dalam
pembelajaran matematika.
4. Untuk mengetahui bentuk rubruk pensekoran pada teknik asesmen otentik
dalam pembelajaran matematika.
5. Untuk mengetahui contoh asesmen presentasi dan diskusi, proyek dan
investigasi, serta rubrik pensekorannya pada teknik asesmen otentik dalam
pembelajaran matematika.
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
afektif, dan psikomotorik) dapat terungkap dan bisa dihargai berupa nilai.
Hasil penilaian menjadi sangat objektif sehingga mencerminkan kondisi siswa
secara individu maupun kelompok.
Format penilaian autentik ini dapat berupa: a) tes yang menghadirkan benda
atau kejadian asli ke hadapan siswa (hands-on penilaian), b) tugas (tugas
keterampilan, tugas investigasi sederhana dan tugas investigasi terintegrasi), c)
format rekaman kegiatan belajar siswa (misalnya: portfolio, interview, daftar
cek, dsb).
Agar hasil belajar dapat diungkap secara menyeluruh, maka selain
digunakan alat ukur tes objektif dan subjektif perlu dilengkapi dengan alat
ukur yang dapat mengetahui kemampuan siswa dari aspek kerja ilmiah
(keterampilan dan sikap ilmiah) dan seberapa baik siswa dapat menerapkan
informasi pengetahuan yang diperolehnya.
Prinsip-prinsip penilaian autentik adalah sebagai berikut.
1. Proses penilaian harus merupakan bagian yang tak terpisahkan dari proses
pembelajaran, bukan bagian terpisah dari proses pembelajaran (a part of,
not apart from, instruction).
2. Penilaian harus mencerminkan masalah dunia nyata (real world
problems), bukan masalah dunia sekolah (school work-kind of problems).
3. Penilaian harus menggunakan berbagai ukuran, metode dan kriteria yang
sesuai dengan karakteristik dan esensi pengalaman belajar.
4. Penilaian harus bersifat holistik yang mencakup semua aspek dari tujuan
pembelajaran (kognitif, afektif, dan sensori-motorik).1
1
Siti Zahrok, “ASESMEN AUTENTIK DALAM PEMBELAJARAN BAHASA”, Jurnal Sosial
Humaniorah. Vol. 2 No 2, November 2009, hlm. 169 – 172.
5
sampaikan serta melatih peserta didik untuk memberikan pertanyaan secara
kritis. Selain diskusi dan presentasi guru juga mengukur kemahiran peserta
didik dalam menggali suatu fenomena dengan cara diputarkan film dilanjutkan
membuat resume mengenai isi konten film terse-but atau peserta didik diminta
menjelaskan kembali menurut sudut pandangnya secara lisan.2
2
Ela Nurhayati, Jayusman, dan Tsabit Azinar Ahmad, “Implementasi Penilaian Autentik
dalam Pembelajaran Sejarah di SMA Negeri 1 Semarang”, Indonesian Journal of History
Education, Vol. 6 No 1, 2018, hlm. 27.
6
pengolahan dan penyajian data (kelas IX), penelitian sederhana tentang
perdagangan barang di pasar terkait dengan aritmetika sosial (kelas VII).
Investigasi adalah suatau tugas dalam jangka waktu 60 sampai 90 menit
dimana siswa dituntut untuk bekerja baik secara individu maupun kelompok
untuk menjawab pertanyaan dan kemudian siswa akan diinterview oleh
pelaksana tes. Tujuan dari tugas ini adalah untuk menekankan pada proses
kemampuan dan pemahaman konsep. 3
D. Rubrik Penskoran
1. Definisi Rubrik
Rubrik merupakan panduan penilaian yang menggambarkan
kriteria yang diinginkan guru dalam menilai atau memberi tingkatan dari
hasil pekerjaan siswa. Tujuan pembuatan rubrik agar guru memahami
dasar penilaian yang akan digunakan untuk mengukur suatu kinerja siswa.
Kedua pihak (guru dan siswa) akan mempunyai pedoman bersama yang
jelas tentang tuntutan kinerja yang diharapkan.
Rubrik berguna untuk membantu agar penilaian guru tetap fokus
pada prestasi bukan kepada siswanya. Rancangan rubrik yang baik
memungkinkan siswa dapat melihat persyaratan atau aturan untuk
meningkatkan prestasi mereka. Rubrik ini juga berguna untuk mendorong
atau memotivasi siswa dalam proses pembelajaran. Guru dapat menuliskan
laporan perkembangan siswa mereka dengan pemberian skor yang terdapat
pada rubrik. Dengan rubrik, guru dapat melakukan pekerjaan lebih cepat
karena tidak perlu menuliskan catatan-catatan pada setiap soal atau tugas.
Adapun manfaat atau kegunaan dari penilaian rubrik adalah sebagai
berikut :
a) Rubrik menjelaskan deskripsi soal atau tugas
b) Rubrik memberikan informasi bobot penilaian
3
Nyamik Rahayu Sesanti dan Rosita Dwi Refdiani, ASSESMENT PEMBELAJARAN
MATEMATIKA, Yayasan Edelwies, Malang, 2017, hlm. 64 – 65.
7
c) Siswa memperoleh umpan balik yang cepat dan akurat
d) Penilaian lebih objektif dan konsisten
e) Siswa menjadi pembelajar aktif
f) Siswa memperoleh "content knowledge" dan "procedural knowledge".
g) Sebagai alat atau pedoman penilaian kinerja atau hasil kerja siswa.
h) Siswa dapat menilai kinerjanya sendiri.
i) Guru maupun siswa memperoleh alat refleksi yang efektif tentang
proses pembelajaran yang telah berlangsung.
Untuk mendesain rubrik, Gronlund, Linn, dan Davis dalam Belt (2008)
memberikan beberapa pedoman sebagai berikut:
a) Fokuskan pada hasil belajar yang membutuhkan keterampilan kognitif
dan kinerja siswa,
b) Pilih atau kembangkan soal atau tugas yang merepresentasikan isi dan
keterampilan,
c) Berikan kerangka kerja/instruksi kerja yang dibutuhkan siswa agar
mampu memahami tugasnya dan harapan atau perintah guru terhadap
tugas tersebut,
d) Komunikasikan petunjuk-petunjuk soal atau tugas sedemikian rupa
sehingga siswa benar – benar memahaminya,
e) Komunikasikan dengan jelas kriteria yang akan dijadikan dasar
penilaian.
8
c) Menentukan konsep atau keterampilan yang terpenting dalam soal atau
tugas yang harus dinilai,
d) Menentukan skala yang akan nilai,
e) Mendeskripsikan kinerja mulai dari yang diharapkan sampai dengan
kinerja yang tidak diharapkan (secara gradual). Deskripsi konsep atau
keterampilan kinerja tersebut dapat diikuti dengan memberikan angka
pada setiap kriteria.
f) Melakukan uji coba dengan membandingkan kinerja atau hasil kerja
dengan rubrik yang telah dikembangkan.
g) Berdasarkan hasil penilaian terhadap kinerja atau hasil kerja dari uji
coba tersebut kemudian dilakukan revisi terhadap deskripsi kinerja
maupun konsep dan keterampilan yang akan dinilai.
h) Memikirkan kembali tentang skala yang digunakan.
i) Merevisi skala yang digunakan.4
2. Jenis – jenis Rubrik
a) Rubrik Holistik
Rubrik holistik adalah rubrik yang menggunakan skor tunggal
dalam menilai produk, proses, dan penampilan. Rubrik holistik
menjelaskan tentang kualitas kinerja untuk masing-masing kriteria.
Skor yang diterima siswa melalui rubrik holistik tergantung kepada
level kinerja yang mereka capai. Siswa menerima satu skor numerik,
seperti 2 atau 4 untuk sebuah soal atau tugas. Dengan menetapkan satu
skor untuk satu soal atau tugas, berarti kita menilai pekerjaan pada
kualitas keseluruhan.
Menurut Mertler dalam Belt (2008), rubrik holistik lebih cocok
apabila tugas kinerjanya menuntut siswa untuk membuat respon
tertentu dan tidak ada jawaban yang mutlak benar. Rubrik holistik
4
Ibid., hlm. 37 – 39.
9
biasanya bersifat umum dan dapat digunakan untuk penskoran setiap
soal atau tugas matematika.5
b) Rubrik Analitik
Pada rubrik analitik, terdapat penetapan skor untuk setiap komponen
soal atau tugas. Guru memberikan standar tertentu untuk
menyelesaikan masing-masing komponen kemudian menambahkan
skor tersebut untuk memperoleh skor soal atau tugas keseluruhan.6
5
Ibid.,
6
Ibid., hlm. 42.
10
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Penilaian otentik adalah jenis penilaian yang mencakup tiga ranah yaitu
kongnitif (pengetahuan), ranah efektif (sikap), dan ranah pisikomotorik
(keterampilan). Penilaian otentik juga merupakan hasil penegembangan dari
berbagai jenis penilaian karena jenis penilaian terdahulu dirasa belum sesuai
secara efektif digunakan untuk mengetahui kompetensi siswa atau peserta
didik.
Penilaian otentik sangatlah erat hubungannya dengan Kurikulum 2013,
karena dalam Kurikulum 2013 menurut pendidik untuk menilai siswa atau
peserta didiknya berdasarkan tiga ranah yaitu ranah yaitu kongnitif
(pengetahuan), ranah efektif (sikap), dan ranah pisikomotorik (keterampilan).
B. Saran
Semoga makalah ini bermanfaat bagi yang membaca, khususnya bagi
penulis, dan semoga makalah ini dapat menjadi rujukan ataupun media belajar
bagi siapa saja yang ingin mempelajari “Teknik – teknik Asesmen Otentik
dalam Pembelajaran Matematika”.
11
DAFTAR PUSTAKA
Nurhayati, Ela, Jayusman, dan Tsabit Azinar Ahmad. 2018. Implementasi Penilaian
Autentik dalam Pembelajaran Sejarah di SMA Negeri 1 Semarang. Indonesian
Journal of History Education, 6 (1).
12