Anda di halaman 1dari 23

PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN AUTENTIK MATERI LINGKARAN

PADA SISWA SMP KELAS VIII

PROPOSAL

OLEH

YOSEFAT NOFRIANTI TEFA


NPM : 34180051

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TIMOR
KEFAMEMANU
2021
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur peneliti panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, yang telah
melimpahkan rahmat dan kasih-Nya sehingga proposal dengan judul “Pengembangan
Instrumen Penilaian Autentik Materi Lingkaran Pada Siswa SMP Kelas VIII” dapat
disusun dengan baik.
Peneliti menyadari bahwa proposal ini masih jhauh dari kesempurnaan
disebabkan oleh kemampuan yang dimiliki oleh peneliti, sehingga isi proposal ini pula
banyak kekurangan bahasa dan tulisannya. Penenliti mengalami banyak kendala ketika
menyekesaikan proposal ini dengan baik. Oleh karena itu, peneliti ingin mengucapkan
terim kasih kepada:
1. Blasius Atini S.Pd.,M,Sc selaku Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan yang telah memberi
kesempatan kepada peneliti untuk menyelesaikan proposal ini.
2. Oktovianus Mamoh S,Pd.,M,Pd., selaku ketua program studi pendidikan matematika
3. Selestina Nahak, S.Pd.,M.Pd., selaku pembimbing utama yang telah membimbing
peneliti dalam menyelesaikan proposal ini.
4. Henderika Bete, S.pd., M.Pd., selaku pembimbing pendamping yang telah
membimbing peneliti dalam menyelesaikan proposal ini
5. Dosen-dosen program studi pendidikan matematika yang telah membantu peneliti
dalam menyelesaikan prorposal ini.

Peneliti menyadari bahwa prorosal ini masih jauh dari kesempurnaan, maka dari
itu peneliti sangat mengaharapkan masukan baik berupa kritik dan saran dari berbagai
pihak. Segala macam masukan akan peneliti terima dengan senang hati demi
penyempurnaan proposal ini dimasa mendatang.

Kefamenanu..................2021

Penulis
.
Contents
KATA PENGANTAR...............................................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................................................4
A. Latar Belakang..............................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah.........................................................................................................................6
C. Tujuan Penelitian..........................................................................................................................7
D. Manfaat Penelitian........................................................................................................................7
E. Batasan Istilah...............................................................................................................................7
BAB II LANDASAN TEORI....................................................................................................................8
A. Konsep Dasar Penilaian................................................................................................................8
B. Model Penilaian Dalam Kurikulum 2013....................................................................................8
C. Penilaian Autentik.........................................................................................................................9
2. Karakteristik dan tujuan penilaian autentik................................................................................11
3. Jenis- jenis penilaian autentik....................................................................................................12
4. Teknik dan instrumen penilaian.................................................................................................13
5. Langkah – langkah pengembangan penilaian autentik...............................................................18
D. Lingkaran.....................................................................................................................................19
BAB III METODE PENELITIAN.........................................................................................................20
A. Jenis Penelitian............................................................................................................................20
B. Lokasi dan waktu penelitian.......................................................................................................20
C. Subjek dan Objek Penelitian......................................................................................................20
D. Jenis Data.....................................................................................................................................20
E. Metode penelitian........................................................................................................................20
F. Instrumen Penelitian...................................................................................................................21
G. Teknik pengumpulan data......................................................................................................22
H. Teknik Aanalisis Data.............................................................................................................22

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Pendidikan mempunyai arti yang sangat penting dalam kehidupan masyarakat


dimasa sekarang ini, oleh karena itu pendidikan harus dilaksanakan dengan sebaik-
baiknya, untuk itu pemerintah selalu berupaya untuk membuat terobosan baru melalui
depdiknas. Upaya itu antara lain pengelolaan sekolah, peningkatan kualitas pendidik, dan
pengembangan kurikulum yang berlaku. Guru sebagai salah satu warga masyarakat
ilmuan yang harus mampu mengembangkan proses pembelajaran termasuk didalamnya
proses penilaian hasil belajar peserta didik. Pada Permendiknas Nomor 16 Tahun 2007
tentang standar kualifikasi akademik dan kompetensi guru mata pelajaran (termasuk guru
matematika SMP/MTs) dinyatakan bahwa kompetensi guru mata pelajaran antara lain
adalah mengembangkan instrument penilaian hasil belajar. Kualitas instrumen penilaian
hasil belajar berpengaruh langsung dalam keakuratan status pencapaian hasil belajar
siswa. Oleh karena itu kedudukan instrumen penilaian hasil belajar sangat strategis dalam
pengambilan keputusan pendidik (guru) dan sekolah terkait pencapaian hasil belajar
siswa.

Menurut permendigbud No.23 tahun 2016, penilaian adalah proses pengumpulan


dan pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik.
Kegiatan penilaian memerlukan instrumen penilaian dan teknik penilaian. Penilaian tidak
hanya difokuskan pada hasil belajar tetapi juga pada proses belajar. Penilaian dilakukan
untuk memperoleh hasil belajar yang objektif dalam pengertian menggambarkan prestasi
dan kemampuan siswa sebagaimana adanya, penilaian harus menggunakan berbagai alat
penilaian dan sifatnya komprehensif, dengan sifat komprehensif dimaksudkan segi atau
abilitas yang dinilainya tidak hanya aspek kognitif, tetapi juga aspek afektif dan
psikomotorik (Nana Sudjana, Bandung: Rosdakarya, 2013). Oleh sebab itu, teknik
penilaian dalam pembelajaran terus berkembang seiring dengan perkembangan
kurikulum dengan harapan dapat meningkatkan kualitas pendidikan dan hasil belajar
siswa.

Dalam Kurikulum 2013, penilaian hasil belajar peserta didik diarahkan pada
penilaian autentik. Penilaian Autentik adalah bentuk penilaian yang menghendaki peserta
didik menampilkan sikap, menggunakan pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh
dari pembelajaran dalam melakukan tugas pada situasi yang sesungguhnya”
(Permendikbud, No. 104 Tahun 2014 Pasal 1 Ayat 2). Ini berarti, guru dalam menilai
hasil belajar peserta didik harus mencakup penilaian sikap, pengetahuan, dan
keterampilan. Penilaian autentik itu sendiri pada dasarnya mengkolaborasikan antara
kegiatan proses pembelajaran yang di dalamnya terdapat kegiatan guru dan siswa. Di
dalamnya terdapat pertimbangan motivasi siswa, keterampilan, sikap dan keterlaksanaan
proses pembelajaran. Namun adanya Fenomena di lapangan menunjukkan bahwa
sebagian besar guru termasuk guru matematika yang telah menerapkan pengajaran
berbasis Kurikulum 2013 kebingungan dan kesulitan dalam menyusun instrumen
penilaian autentik ini. Pada penelitian yang telah dilakukan sebelumnya pada penerapan
penilaian autentik terdapat beberapa kendala yaitu banyaknya aspek yang harus dinilai
oleh guru, banyaknya teknik dan instrumen yang harus dilaksanakan namun sarana
prasarana masih kurang, dan belum seluruh perencanaan pelaksanaan penilaian terlaksana
sesuai RPP (Ruslan, T. F., & Alawiyah, 2016); (Nurohim, A., & Suryadi, 2016). Karena
itu perlu dirancang instrument penilaian autentik yang meliputi instrument penilaian
sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang dapat diadopsi guru.

Salah satu materi matematika SMP dalam pembelajaran disekolah adalah


Lingkaran. Lingkaran adalah bentuk yang terdiri dari semua titik dalam bidang yang
berjarak tertentu dari titik tertentu. Pusat ekuivalenya adalah kurva yang dilacak oleh titik
yang bergerak dalam bidang sehingga jaraknya dari titik tertentu adalah konstan. Jarak
antara titik manapun dari lingkaran dan pusat disebut jari-jari. Secara khusus sebuah
lingkaran adalah kurva tertutup sederhan. Lingkaran adalah sosok bidang yang dibatasi
oleh satu garis lengkung dan sedemikian rupa sehingga semua garis lurus yang ditarik
dari titik tertentu didalamnya ke garis pembatas adalah sama. Garis pembatas disebut
keliling dan titik tengahnya disebut pusat lingkaran. Materi tersebut dapat dipelajari siswa
di kelas VIII semester genap. Kajian yang ada di dalam materi lingkaran adalah
lingkaran, unsur-unsur lingkaran, hubungan sudut pusat dengan sudut keliling, panjang
busur, luas juring, garis singgung persekutuan dalam dua lingkaran, garis singgung
persekutuan luar dua lingkaran

Kurikulum 2013 mengharapkan setiap peserta didiknya dapat mendemonstrasikan


kemampuan yang dimilikinya, menyelesaikan tugas-tugas dan dapat mensimulasikan apa
yang sudah dipelajari pada dunia nyata yang ada di luar lingkungan sekolah. Di dalam
kurikulum 2013 terdapat penilaian autentik yang di dalamnya terdapat beberapa aspek
yaitu a) pengukuran secara langsung, b) penilaian terhadap tugas yang memerlukan
keterlibatan secara kompleks, dan c) analisis proses (Sutama, S., Sandy, G. A., & Fuadi,
2017). Dalam penggunaan penilaian autentik itu sendiri siswa diharapkan dapat
mengumpulkan informasi dengan menggunakan pengamatan pada dunia nyata (Yamin,
2018). Prinsip penilaian ini sejalan dengan tujuan pembelajaran scientific yang
menekankan kompetensi peserta didik ketika terlibat aktif dalam aktivitas mengamati
(untuk mengidentifikasi masalah yang ingin diketahui), merumuskan pertanyaan (dan
merumuskan hipotesis), mengumpulkan data/informasi dengan berbagai teknik,
mengolah/menganalisis data/informasi dan menarik kesimpulan dan mengomunikasikan
kesimpulan hingga mencipta (Putriyani S., Mutmainnah, Februari 2018 – 2). Pendekatan
saintifik itu sendiri sudah menjembatani agar siswa bisa memahami materi yang diterima
di kelas dengan fenomena yang ada pada lingkungan mereka sehari-hari. Guru sendiri
sebagai fasilitator yang bertanggung jawab dalam mendesain dan mengkondisikan
lingkungan kelas agar sesuai dengan tujuan pembelajaran.

Melihat kondisi yang terjadi, perlu ada langkah yang tepat untuk bisa
meningkatkan kualitas pendidikan, khusunya dalam masalah penilaian. Karena penilaian
yang baik menjadi hal yang sangat penting untuk dilaksanakan. Tentu semua ini
membutuhkan sumber daya yang berkualitas untuk membuat konsep yang ideal dalam
penilaian pembelajaran. Dari pemaparan di atas guru dituntut untuk mengetahui,
memahami, dan menerapkan instrumen penilaian autentik dengan benar, hal ini
dikarenakan banyak kompetensi yang dinilai sehingga validitas dan reliabilitasnya harus
benar-benar teruji. Berdasarkan uraian di atas maka permasalahan yang menarik untuk di
teliti adalah “PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN AUTENTIK
MATERI LINGKARAN PADA SISWA SMP KELAS VIII”

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang di kemukakan diatas maka rumusan
masalahnya adalah “ Bagaimana mengembangkan Instrumen Penilaian Autentik Materi
Lingkaran Pada Siswa SMP Kelas VIII”
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan penelitian ini adalah untuk
mengembangkan instrumen penilaian autentik materi lingkaran pada siswa SMP kelas
VII

D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah:
1. Bagi sekolah
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan referensi dalam mengevaluasi
pelaksanaan penilaian autentik.
2. Bagi guru
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan dalam mengevaluasi pelaksanaan
pengembangan penilaian autentik.
E. Batasan Istilah
Agar tidak terjadi penafsiran yang keliru dan salah terhadap judul proposal ini maka
di berikan batasan istilah yang digunakan yaitu:
1. Istrumen penilaian adalah alat yang digunakan untuk melakukan penilaian. Instrumen
penilaian dapat berupa tes atau non tes, dan observasinya dapat dilakukan melalui dua
cara yaitu dengan cara observasi sistematis dan non sistematis.
2. Penilaian autentik adalah pengukuran yang bermakna secara signifikan atas hasil
belajar peserta didik untuk ranah sikap, keterampilan dan pengetahuan.

BAB II
LANDASAN TEORI
A. Konsep Dasar Penilaian
Dalam proses pembelajaran di sekolah, penilaian merupakan salah satu kegiatan
yang memiliki peran penting. Penilaian dapat dijadikan sebagai umpan balik untuk
mengetahui sejauh mana peserta didik dapat memahami suatu materi yang telah diajarkan
oleh guru. Penilaian juga dapat dijadikan sebagai acuan untuk melihat tingkat
keberhasilan atau efektivitas guru dalam pembelajaran. Nurgiyantoro (2010:5)
menyatakan bahwa kegiatan pendidikan dan pengajaran sebenarnya merupakan suatu
proses, yaitu proses mencapai sejumlah tujuan yang telah ditetapkan. Untuk mengetahui
tingkat keberhasilan tujuan pembelajaran diperlukan suatu alat atau kegiatan yang disebut
penilaian. Sehubungan dengan itu Arifin (2009:4) mengartikan penilaian sebagai suatu
proses atau kegiatan yang sistematis dan berkesinambungan untuk mengumpulkan
informasi tentang proses dan hasil belajar peserta didik dalam rangka membuat
keputusan-keputusan berdasarkan kriteria dan pertimbangan tertentu. Keputusan yang
dimaksud adalah keputusan tentang peserta didik seperti nilai yang akan diberikan atau
juga keputusan tentang kenaikan kelas dan kelulusan.
Istilah penilaian merupakan alih bahasa dari istilah assessment. Arikunto (2008:3)
mengartikan istilah tersebut sebagai suatu kegiatan pengambilan suatu keputusan
terhadap sesuatu dengan ukuran baik buruk dan bersifat kualitatif. Penilaian sebagai suatu
proses pengumpulan informasi tentang peserta didik tidak dapat dipisahkan
keberadaannya dengan pembelajaran. Di sinilah peran guru sebagai pendidik sangat
dibutuhkan dalam penilaian. Manfaat yang akan didapatkan guru dalam kegiatan
penilaian ini sesuai dengan pernyataan Havnes (dalam Bhakti, et.al 2014) yaitu ketika
guru menilai pekerjaan serta kemajuan siswa, guru juga dapat melihat seberapa sukses
dalam mengajar.
Hosnan (2016:387) menjelaskan bahwa dalam pembelajaran terdapat dua jenis
penilaian, yaitu: penilaian tes dan penilaian nontes. Jenis penilaian tes dapat berupa tes
tulis, tes lisan, dan tes kinerja atau tes praktik. Jenis penilaian nontes berupa observasi
dan penugasan. Pendapat lain mengenai jenis penilaian juga diungkapkan Mayer (dalam
Bhakti, et.al 2014) bahwa penilaian standar yaitu alternative assessment, informal
assessment, dan direct assessment. Lebih lanjut Simonson (dalam Bakti et.al 2014) dalam
bukunya menuliskan jenis penilaian adalah alternative assessment dan traditional
assessment. Pada traditional assessment instrumen yang digunakan berupa multiple-
choice tests, true/fals teste, short answer, and essays. Pada alternative assessment terdapat
tiga jenis pendekatan yang digunakan, yaitu authentic assessment, performance-based
assessment, and construktivist assessment.
B. Model Penilaian Dalam Kurikulum 2013
Sebagaimana diketahui bahwa penilaian pada kurikulum 2013 berbeda dengan
kurikulum sebelumnya. Dalam kurikulum 2013, penilaian dilakukan secara komprehensif
untuk menilai dari masukan (input), proses, sampai luaran (output) pembelajaran
meliputi: ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan. (Lampiran Permendikbud No. 66
tahun 2013).
Penilaian pada kurikulum 2013 berdasarkan Permendikbud No. 23 tahun 2016
tentang Standar Penilaian Pendidikan memiliki prinsip penilaian hasil belajar sebagai
berikut: sahih, objektif, adil, terpadu, terbuka, menyeluruh dan berkesinambungan,
sistematis, beracuan kriteria, dan akuntabel. Lebih lanjut dalam Permendikbud No. 23
tahun 2016 tentang Standar Penilaian Pendidikan menjelaskan tentang mekanisme
penilaian yang dilakukan oleh pendidik. Berikut mekanisme penilaian hasil belajar oleh
pendidik: (1) perancangan strategi penilaian oleh pendidik dilakukan pada saat
penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) berdasarkan silabus; (2) penilaian
aspek sikap dilakukan memalui observasi/pengamatan dan teknik penilaian lain yang
relevan, dan pelaporannya menjadi tanggung jawab wali kelas atau guru kelas; (3)
penilaian aspek pengetahuan dilakukan melalui tes tertulis, tes lisan, dan penugasan
sesuai dengan kompetensi yang dinilai; (4) penilaian keterampilan dilakukan melalui
praktik, produk, proyek, portofolio, dan/atau teknik lain sesuai dengan kompetensi yang
dinilai; (5) peserta didik yang belum mencapai KKM satuan pendidikan harus mengikuti
pembelajaran remidi; serta (6) hasil penilaian pencapaian pengetahuan dan keterampilan
peserta didik disampaikan dalam bentuk angka dan/atau deskripsi.
Prosedur penilaian dalam kurikulum 2013 yang dijabarkan dalam Permendikbud
No. 23 tahun 2016 tentang Standar Penilaian Pendidikan mencakup prosedur penilaian
aspek sikap, aspek pengetahuan, dan prosedur penilaian aspek keterampilan. Tahapan
penilaian aspek sikap yang harus dilakukan dimulai dari mengamati perilaku peserta
didik selama proses pembelajaran; kemudian mencatat perilaku peserta didik dengan
menggunakan lembar observasi; menindaklanjuti hasil pengamatan; dan yang terakhir
mendeskripsikan perilaku peserta didik. Tahapan penilaian aspek pengetahuan dan aspek
keterampilan yang harus dilakukan yaitu: menyusun perencanaan penilaian;
mengembangkan instrumen penilaian; melaksanakan penilaian, memanfaatkan hasil
penilaian; dan melaporkan hasil penilaian dalam bentuk angka dengan skala 0 – 100 dan
deskripsi.
C. Penilaian Autentik
Subbab teori tentang penilaian autentik menjabarkan tentang pengertian penilaian
autentik, karakteristik penilaian autentik, jenis-jenis penilaian autentik, dan langkah-
langkah penilaian autentik.
1. Pengertian Penilaian Autentik
Penilaian autentik merupakan penilaian berupa proses pengumpulan
berbagai data yang bisa memberikan gambaran perkembangan belajar peserta
didik. Penilaian autentik mempunyai padanan beberapa macam, antara lain
asesmen alternatif, asesmen berbasis kinerja, atau asesmen langsung (Masrukan,
2014:19). Penggunaan istilah-istilah tersebut mempunyai alasan masing-masing.
Pertama, penilaian autentik dipadankan dengan asesmen alternatif. Istilah
alternatif digunakan karena penilaian yang dimaksud merupakan alternatif dari
penilaian yang biasa digunakan di sekolah, yaitu penilaian tradisional. Penilaian
tradisional biasanya menggunakan tes tertulis seperti tes tengah semester maupun
tes akhir semester yang sudah memiliki aturan resmi dari pemerintah. Kedua,
penilaian autentik dipadankan dengan asesmen berbasis kinerja atau yang lebih
dikenal dengan asesmen kinerja. Istilah asesmen kinerja ini justru lebih dikenal
dari pada penilaian autentik. Istilah kinerja atau performa digunakan karena
peserta didik ditagih atau diminta untuk menunjukkan kemampuan dan
keterampilannya dalam menyelesaikan tugas. Ketiga, asesmen langsung juga
dipadankan dengan penilaian autentik. Asesmen ini dipadankan karena penilaian
autentik memerlukan berbagai data atau bukti secara langsung sebagai penerapan
keterampilan dan pengetahuan peserta didik. Asesmen langsung ini sangat
membantu guru memastikan bahwa peserta didik mengalami proses pembelajaran
dengan benar.
Hosnan (2016:387) mengaitkan penilaian autentik dengan penilaian nyata.
Hal tersebut sejalan dengan pendapat Muslich (dalam Hosnan 2016:287) yang
menyebutkan penilaian yang sebenarnya (authentic assessment) merupakan
proses pengumpulan berbagai data yang bisa memberikan gambaran atau
informasi tentang perkembangan pengalaman belajar siswa. Nurhadi (dalam
Masrukan 2014:19) menjelaskan, penilaian autentik adalah proses pengumpulan
informasi oleh guru tentang perkembangan dan pencapaian pembelajaran yang
dilakukan oleh peserta didik melalui berbagai teknik yang mampu
mengungkapkan, membuktikan atau menunjukkan secara tepat bahwa tujuan
pembelajaran telah benar-benar dikuasai dan dicapai. Pengertian penilaian
autentik yang dikemukakan Nurhadi tersebut sama dengan pengertian penilaian
nyata yang dikemukakan Hosnan (2016:287) dalam bukunya, bahwa penilaian
nyata adalah proses yang dilakukan guru untuk mengumpulkan informasi tentang
perkembangan belajar yang dilakukan siswa.
Penilaian autentik adalah suatu proses pengumpulan pelaporan dan
penggunaan informasi tentang hasil belajar siswa dengan menerapkan prinsip-
prinsip penilaian, pelaksanaan berkelanjutan, bukti-bukti autentik, akurat, dan
konsisten sebagai akuntabilitas publik (Pusat Kurikulum, 2009). Pengertian
tersebut sejalan dengan Majid (2014:57) yang mengartikan penilaian autentik
sebagai suatu proses pengumpulan berbagai data yang bisa memberikan gambaran
perkembangan siswa. Gambaran perkembangan peserta didik perlu diketahui oleh
guru agar dapat memastikan bahwa peserta didik mengalami proses pembelajaran
yang benar.
Berdasarkan uraian di atas dapat dipahami bahwa penilaian autentik
diartikan sebagai upaya untuk mengevaluasi pengetahuan dan keterampilan
peserta didik dengan bukti yang riil dan mendekati dunia riil atau kehidupan yang
nyata. Hasil dari penilaian tersebut dapat dijadikan acuan apakah tujuan
pembelajaran tercapai atau tidak.
2. Karakteristik dan tujuan penilaian autentik
Hakikat penilaian pendidikan menurut konsep authentic assesment adalah
proses pengumpulan berbagai data yang bisa memberikan gambaran
perkembangan belajar peserta didik. Adapun karakteristik penilaian autentik
menurut Santoso (dalam Masrukan 2014:25) menjelaskan karakteristik penilaian
autentik sebagai berikut: (1) penilaian merupakan bagian dari proses
pembelajaran; (2) penilaian mencerminkan hasil proses belajar pada kehidupan
nyata; (3) menggunakan bermacam-macam instrumen, pengukuran, dan metode
yang sesuai dengan karakteristik dan esensi pengalaman belajar; dan (4) penilaian
harus bersifat komprehensif dan holistik yang mencakup semua aspek dari tujuan
pembelajaran. berbeda tentang karakteristik authentic assesment yang
dikemukakan Nurhadi (dalam Masrukan 2014:25) sebagai berikut: 1. Melibatkan
pengalaman nyata (involves real-world experience); 2. Dilaksanakan selama dan
sesudah proses pembelajaran berlangsung; 3. Mencakup penilaian pribadi (self
assesment) dan refleksi yang diukur keterampilan dan performansi, bukan
mengungat fakta; 4. Berkesinambungan; 5. Terintegrasi; 6. Dapat digunakan
sebagai umpan balik. 7. Kriteria keberhasilan dan kegagalan diketahui siswa
dengan jelas. Dari beberapa karakteristik yang dikemukakan oleh ahli di atas
dapat diambil simpulan bahwa karakteristik penilaian autentik adalah melibatkan
pengalaman nyata, bersifat holistik dan komprehensif, dilaksanakan selama dan
sesudah proses pembelajaran, dan dapat digunakan sebagai umpan balik dalam
proses pembelajaran.
Tujuan penilaian autentik menurut Santoso (dalam Masrukan 2014:25)
adalah untuk menilai kemampuan individu melalui tugas tertentu, menentukan
kebutuhan pembelajaran, membantu dan mendorong siswa, membantu dan
mendorong guru untuk mengajar yang lebih baik, menentukan starategi
pembelajaran, akuntabilitas lembaga, dan meningkatkan kualitas pendidikan.
Berbeda dengan Santoso, Hosnan (2016:388) menjelaskan tujuan penilaian
autentik adalah untuk mengevaluasi kemampuan siswa dalam konteks dunia
nyata. Dari tujuan tersebut, dengan penilaian autentik peserta didik belajar
bagaimana mengaplikasikan pengetahuan dan keterampilan ke dalam tugas-tugas
yang autentik.
Dalam implementasinya, penilaian autentik harus memperhatikan prinsip-
prinsip penilaian autentik yang meliputi keeping track, cheking up, finding out,
dan summing up. Muslich (dalam E-Buletin edisi Maret 2015) mengemukakan
langkah-langkah dalam mengimplementasikan penilaian autentik disesuaikan
dengan langkah-langkah kegiatan pembelajaran, yaitu: perencanaan, pelaksanaan,
analisis, dan pelaporan. Pada perencanaan, kegiatan yang dilakukan meliputi: (1)
analisis KD dari KI-3 dan KD dari KI-4 yang akan dibelajarkan; (2) menentukan
tujuan pembelajaran yang akan dicapai; (3) merancang skenario pembelajaran; (4)
menentukan KD dari KI-1 dan KD dari KI-2 yang akan dicapai dalam
pembelajaran; serta (5) menentukan bentuk dan instrumen penilaian yang akan
digunakan. Pada pelaksanaan, guru akan melakukan kegiatan pembelajaran sesuai
dengan skenario yang telah dibuat sekaligus melakukan penilaian autentik yang
meliputi penilaian sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Kegiatan analisis atau
pengolahan nilai diperoleh melalui instrumen yang telah digunakan. Pada
kegiatan pelaporan hasil penilaian yang meliputi penilaian sikap, pengetahuan,
dan keterampilan disertai dengan deskripsi dari masing-masing aspek tersebut.
Dengan kata lain, penilaian autentik merupakan salah satu komponen yang tidak
terpisahkan dari kegiatan pembelajaran.
3. Jenis- jenis penilaian autentik
Penilaian autentik adalah penilaian yang digunakan sebagai alternatif guru
dalam menilai ketercapaian peserta didik terhadap tujuan pembelajaran. Karena
penilaian ini bersifat alternatif, maka guru harus memahami dengan jelas tujuan
pembelajaran yang akan dicapai supaya dapat melakukan penilaian autentik
dengan baik. Ada berbagai bentuk penilaian autentik, agar dapat memilih
penilaian mana yang tepat digunakan sebagai alat untuk mengevaluasi pencapaian
peserta didik, guru harus menentukan fokus penilaian yang akan dilakukan misal,
berkaitan dengan sikap, keterampilan, dan pengetahuan. Berbagai bentuk
penilaian autentik dapat dilakukan untuk mengumpulkan informasi tentang
kemajuan belajar peserta didik baik yang berhubungan dengan proses belajar
maupun hasil belajar.
Yusuf (2015:294) menjelaskan teknik-teknik penilaian yang dapat
digunakan dalam melakukan penilaian autentik adalah: observasi, pertanyaan
lisan atau pertanyaan terbuka, presentasi kelas, proyek, tugas-tugas, jurnal, kerja
kelompok, portofolio, rubrik, interviu, kelompok terfokus, tes unjuk kerja,
percobaan atau demonstrasi, debat atau diskusi, peta konsep, ekshibisi, dan poster.
Hosnan (2016:398) menjelaskan teknik penilaian dalam pembelajaran dengan
pendekatan saintifik (pembelajaran dalam kurikulum 2013) dapat dilakukan
dengan: penilaian sikap, penilaian proses, dan penilaian produk. Penilaian sikap
dapat dilakukan melalui kegiatan observasi, penilaian diri, penilaian antar teman,
serta jurnal atau catatan guru. Pada penilaian proses atau keterampilan dapat
dilakukan melalui tes praktik atau kinerja, penilaian proyek, dan penilaian
portofolio. Sedangkan penilaian produk berupa pemahaman konsep, prinsip, dan
hukum dilakukan dengan tes tertulis. Hargreaves, et.al. (dalam Majid 2014:63)
penilaian autentik sebagai bentuk penilaian yang mencerminkan hasil belajar
sesungguhnya, dapat menggunakan berbagai cara atau bentuk, antara lain melalui
penilaian proyek atau kegiatan peserta didik, pengetahuan portofolio, jurnal,
demonstrasi, laporan tertulis, ceklis, dan petunjuk observasi.
Berdasarkan pendapat beberapa ahli tersebut, dapat ditarik garis besar
bentuk penilaian autentik yang dapat dikembangkan dalam pembelajaran bahasa
materi teks prosedur yang meliputi ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik yaitu:
penilaian proyek, penilaian kinerja, penilaian antar teman, dan penilaian
portofolio.
4. Teknik dan instrumen penilaian
Penilaian menggunakan berbagai instrumen berupa tes, pengamatan,
penugasan perseorangan atau kelompok, serta bentuk lain yang sesuai dengan
karakteristik kompetensi dan tingkat perkembangan peserta didik. Mekanisme
penilaian yang dapat dilakukan oleh guru meliputi: a. perancangan strategi
penilaian oleh guru dilakukan pada saat penyusunan rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP) berdasarkan silabus; b. penilaian oleh guru dilakukan untuk
memantau proses, kemajuan belajar, perbaikan hasil belajar melalui penugasan
dan pengukuran pencapaian satu atau lebih Kompetensi Dasar; c. penilaian aspek
sikap dilakukan melalui observasi/pengamatan sebagai sumber informasi utama
dan pelaporannya menjadi tanggung jawab wali kelas atau guru kelas; d. hasil
penilaian pencapaian sikap oleh guru disampaikan dalam bentuk predikat atau
deskripsi; e. penilaian aspek pengetahuan dilakukan melalui tes tertulis, tes lisan,
dan penugasan sesuai dengan kompetensi yang dinilai; f. penilaian keterampilan
dilakukan melalui praktik, produk, projek, portofolio, dan/atau teknik lain sesuai
dengan kompetensi yang dinilai; g. hasil penilaian pencapaian pengetahuan dan
keterampilan oleh guru disampaikan dalam bentuk angka dan/atau deskripsi; dan
h. peserta didik yang belum mencapai KKM harus mengikuti pembelajaran
remedi.
Berikut uraian singkat mengenai pengertian dan teknik-teknik penilaian
sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
a) Penilaian sikap
Berdasarkan Permendikbud No. 24 Tahun 2016 mengenai Kompetensi
Inti dan Kompetensi Dasar, diketahui bahwa KD dari KI - 1 dan KI - 2
hanya ada pada mata pelajaran PAIB dan PPKn, sedangkan untuk mata
pelajaran lainnya tidak dikembangkan menjadi KD. Penilaian sikap pada
mata pelajaran matematika dilakukan harus melalui perencanaan-
perencanaan diawali dengan mengidentiikasi sikap pada KI - 1 dan KI - 2
serta sikap yang diharapkan oleh sekolah yang tercantum dalam KTSP.
Sikap yang dinilai adalah sikap spiritual dan sikap sosial yang muncul
secara alami selama pembelajaran.
1) Pengertian Penilaian Sikap
Penilaian sikap adalah kegiatan untuk mengetahui kecenderungan
perilaku spiritual dan sosial siswa dalam proses pembelajaran. Sikap
yang perlu dinilai dalam proses pembelajaran adalah sikap terhadap
mata pelajaran, sikap terhadap guru, dan sikap terhadap proses
pembelajaran.
2) Teknik Penilaian Sikap
Penilaian sikap dilakukan dengan teknik observasi dan teknik lain
yang relevan. Teknik penilaian observasi dapat menggunakan
instrumen berupa lembar observasi atau bentuk jurnal. Teknk
penilaian lain adalah penilaian diri dan antar teman
b) Penilaian pengetahuan
1) Pengertian penilaian pengetahuan
Penilaian pengetahuan adalah penilaian yang dilakukan untuk
mengetahui penguasaan siswa yang meliputi baik pengetahuan faktual,
konseptual, maupun prosedural, serta kecakapan berpikir tingkat rendah
hingga tinggi. Penilaian pengetahuan dilakukan dengan berbagai teknik
penilaian. Guru memilih teknik penilaian yang sesuai dengan
karakteristik kompetensi yang akan dinilai. Penilaian dimulai dengan
perencanaan yang dilakukan pada saat menyusun rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP).
Penilaian pengetahuan, selain untuk mengetahui apakah siswa
telah mencapai KBM/KKM, juga untuk mengidentiikasi kelemahan dan
kekuatan penguasaan pengetahuan siswa dalam proses pembelajaran
(diagnostic). Hasil penilaian digunakan memberi umpan balik
(feedback) kepada siswa dan guru untuk perbaikan mutu pembelajaran.
Hasil penilaian pengetahuan yang dilakukan selama dan setelah proses
pembelajaran dinyatakan dalam bentuk angka dengan rentang 0 – 100.
2) Teknik penilaian pengetahuan
Berbagai teknik penilaian pengetahuan dapat digunakan sesuai dengan
karakteristik tiap-tiap KD. Teknik yang biasa digunakan antara lain tes
tertulis, tes lisan, penugasan, dan portofolio.
Berikut disajikan uraian mengenai pengertian, langkah-langkah, dan contoh
kisikisi dan butir instrumen tes tertulis, lisan, penugasan, dan portofolio dalam
penilaian pengetahuan.
a. Tes tertulis
Tes tertulis adalah tes yang soal dan jawaban disajikan secara
tertulis berupa pilihan ganda, isian, benar-salah, menjodohkan, atau
uraian. Instrumen tes tertulis dikembangkan atau disiapkan dengan
mengikuti langkah-langkah berikut.
(1) Menetapkan tujuan tes
Langkah pertama yang dilakukan adalah menetapkan tujuan
penilaian: untuk keperluan mengetahui capaian pembelajaran,
untuk memperbaiki proses pembelajaran, atau untuk kedua-
duanya. Tujuan penilaian harian (PH) berbeda dengan tujuan
penilaian tengah semester (PTS), dan tujuan untuk penilaian
akhir semester (PAS). Penilaian harian biasanya
diselenggarakan untuk mengetahui capaian pembelajaran atau
untuk memperbaiki proses pembelajaran. Sebaliknta PTS dan
PAS umumnya untuk mengetahui capaian pembelajaran.
(2) Menyusun kisi-kisi
Kisi-kisi merupakan spesiikasi yang memuat kriteria soal
yang akan ditulis. Kisi-kisi meliputi antara lain KD yang akan
diukur, materi, indikator soal, bentuk soal, dan jumlah soal.
Kisi-kisi disusun untuk memastikan butirbutir soal mewakili apa
yang seharusnya diukur secara proporsional. Pengetahuan
faktual, konseptual, dan prosedural dengan kecakapan berikir
tingkat rendah hingga tinggi akan terwakili secara memadai.
(3) Menulis soal berdasarkan kisi-kisi dan kaidah penulisan soal.
(4) Menyusun pedoman penskoran.
Untuk soal pilihan ganda, isian, menjodohkan, dan jawaban
singkat disediakan kunci jawaban. Untuk soal uraian disediakan
kunci/model jawaban dan rubrik.
c) Penilaian keterampilan
1. Pengertian penilaian keterampilan
Penilaian keterampilan adalah penilaian yang dilakukan untuk
mengetahui keterampilan siswa dalam menerapkan pengetahuan untuk
melakukan tugas tertentu di dalam berbagai macam konteks sesuai
dengan indikator pencapaian kompetensi. Penilaian keterampilan dapat
dilakukan dengan berbagai teknik, antara lain penilaian kinerja,
penilaian projek, dan penilaian portofolio. Teknik penilaian
keterampilan yang digunakan dipilih sesuai dengan karakteristik KD
pada KI-4.
2. Teknik penilaian keterampilan
Berikut disajikan uraian singkat mengenai teknik-teknik penilaian
keterampilan tersebut yang mencakup pengertian, langkah-langkah, serta
contoh instrumen dan rubrik penilaian.
a. Penilaian kinerja
Penilaian kinerja adalah penilaian untuk mengukur capaian
pembelajaran yang berupa keterampilan proses dan/atau hasil
(produk). Dengan demikian, aspek yang dinilai dalam penilaian
kinerja adalah kualitas proses mengerjakan/melakukan suatu
tugas atau kualitas produknya atau kedua-duanya. Contoh
keterampilan proses adalah keterampilan melakukan
tugas/tindakan dengan menggunakan alat dan/atau bahan
dengan prosedur kerja tertentu, sementara produk adalah
sesuatu (bisanya barang) yang dihasilkan dari penyelesaian
sebuah tugas. Contoh penilaian kinerja yang menekankan
aspek proses adalah berpidato, membaca karya sastra,
menggunakan peralatan laboratorium sesuai keperluan,
memainkan alat musik, bermain bola, bermain tenis, berenang,
koreograi, atau menari. Contoh penilaian kinerja yang
mengutamakan aspek produk adalah membuat gambar graik,
menyusun karangan, atau menyulam. Contoh penilaian kinerja
yang mempertimbangkan baik proses maupun produk adalah
memasak nasi goreng atau memanggang roti.
Langkah-langkah umum penilaian kinerja adalah: 1)
menyusun kisi-kisi; 2) mengembangkan/menyusun tugas yang
dilengkapi dengan langkah-langkah, bahan, dan alat; 3)
menyusun rubrik penskoran dengan memperhatikan aspek-
aspek yang perlu dinilai; 4) melaksanakan penilaian dengan
mengamati siswa selama proses penyelesaian tugas dan/atau
menilai produk akhirnya berdasarkan rubrik; 5) mengolah hasil
penilaian dan melakukan tindak lanjut.
b. Penilaian projek
Penilaian projek adalah suatu kegiatan untuk mengetahui
kemampuan siswa dalam mengaplikasikan pengetahuannya
melalui penyelesaian suatu tugas dalam periode/waktu tertentu.
Penilaian projek dapat dilakukan untuk mengukur satu atau
beberapa KD dalam satu atau beberapa mata pelajaran.Tugas
tersebut berupa rangkaian kegiatan mulai dari perencanaan,
pengumpulan data, pengorganisasian data, pengolahan dan
penyajian data, serta pelaporan.
Pada penilaian projek setidaknya ada 4 (empat) hal yang
perlu dipertimbangkan yaitu: 1) Pengelolaan Kemampuan
siswa dalam memilih topik, mencari informasi, dan mengelola
waktu pengumpulan data, serta penulisan laporan. 2) Relevansi
Topik, data, dan produk sesuai dengan KD. 3) Keaslian Produk
(misalnya laporan) yang dihasilkan siswa merupakan hasil
karyanya, dengan mempertimbangkan kontribusi guru berupa
petunjuk dan dukungan terhadap projek siswa. 4) Inovasi dan
kreativitas Pada hasil projek siswa terdapat unsur-unsur
kebaruan dan menemukan sesuatu yang berbeda dari biasanya.
c. Penilaian portofolio
Seperti pada penilaian pengetahuan, portofolio untuk
penilaian keterampilan merupakan kumpulan sampel karya
terbaik dari KD pada KI-4. Portofolio setiap siswa disimpan
dalam suatu folder (map) dan diberi tanggal pengumpulan oleh
guru. Portofolio dapat disimpan dalam bentuk cetakan dan/atau
elektronik. Pada akhir suatu semester kumpulan sampel karya
tersebut digunakan sebagai sebagai bahan untuk
mendeskripsikan pencapaian keterampilan secara deskriptif.
Portofolio keterampilan tidak diskor lagi dengan angka.
Berikut adalah contoh ketentuan dalam penilaian
keterampilan dengan portofolio: (1) Karya asli siswa. (2) Karya
yang dimasukkan dalam portofolio disepakati oleh siswa dan
guru. (3) Guru menjaga kerahasiaan portofolio. (4) Guru dan
siswa mempunyai rasa memiliki terhadap dokumen portofolio.
(5) Karya yang dikumpulkan sesuai dengan KD. Setiap
pembelajaran KD dari KI-4 berakhir, karya terbaik dari KD
tersebut (bila ada) dimasukkan ke dalam portofolio.
Penilaian hendaknya mengacu pada prinsip-prinsip sebagai
berikut. a. sahih, berarti penilaian didasarkan pada data yang
mencerminkan kemampuan yang diukur; b. objektif, berarti
penilaian didasarkan pada prosedur dan kriteria yang jelas,
tidak dipengaruhi subjektivitas penilai; c. adil, berarti penilaian
tidak menguntungkan atau merugikan peserta didik karena
berkebutuhan khusus serta perbedaan latar belakang agama,
suku, budaya, adat istiadat, status sosial ekonomi, dan gender;
d. terpadu, berarti penilaian oleh guru merupakan salah satu
komponen yang tak terpisahkan dari kegiatan pembelajaran; e.
terbuka, berarti prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan dasar
pengambilan keputusan dapat diketahui oleh pihak yang
berkepentingan; f. menyeluruh dan berkesinambungan, berarti
penilaian oleh guru mencakup semua aspek kompetensi dengan
menggunakan berbagai teknik penilaian yang sesuai, untuk
memantau perkembangan kemampuan peserta didik; g.
sistematis, berarti penilaian dilakukan secara berencana dan
bertahap dengan mengikuti langkah-langkah baku; h. beracuan
kriteria, berarti penilaian didasarkan pada ukuran pencapaian
kompetensi yang ditetapkan. Dalam hal ini, kriteria yang
dimaksudkan adalah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM).
KKM mengacu pada standar kompetensi kelulusan, dengan
mempertimbangkan karakteristik siswa dan karakteristik materi
pelajaran; dan i. akuntabel, berarti penilaian dapat
dipertanggungjawabkan, baik dari segi teknik, prosedur,
maupun hasilnya.
5. Langkah – langkah pengembangan penilaian autentik
Penilaian autentik merupakan penilaian yang sistematis. Rusman (dalam
Majid 2014:101) mengungkapkan bahwa dalam penilaian autentik siswa diminta
menampilkan sejumlah tugas dalam dunia sesungguhnya yang memperlihatkan
aplikasi keterampilan dan pengetahuan yang esensial. Rustaman (dalam Masrukan
2014:26) menyajikan empat langkah dalam menyusun penilaian autentik, yaitu:
identifikasi kompetensi, memilih suatu tugas autentik, merumuskan kriteria tugas
autentik, mengembangkan rubrik, dan merancang penilaian. Langkah-langkah
yang berbeda mengenai pengembangan penilaian dikemukakan Majid (2014:101)
melalui bagan sebagai berikut:

STANDAR

TUGAS-TUGAS AUTENTIK

KRITERIA

RUBRIK

SKOR RUJUKAN PENYESUAIAN PEMBELAJARAN

Sumber: Majid (2014:101)


Bagan 2.1 Langkah-Langkah Pengembangan Penilaian
D. Lingkaran
Lingkaran merupakan salah satu bentuk geometri datar yang banyak kita temui
dan kita manfaatkan dalam kehidupan sehari-hari. Lingkaran berguna dalam banyak
bidang kehidupan, misal: olahraga, arsitektur, teknologi, dan lain-lain. Banyak alat
olah raga yang memanfaatkan bentuk lingkaran seperti pada bentuk lapangan silat,
papan target panahan, dan keranjang basket. Bagi seorang arsitek, bentuk lingkaran
dinilai memiliki bentuk yang indah untuk mendekorasi rumah, maupun gedung
perkantoran. Seperti bentuk pintu, jendela, atap rumah. Kemudian, pada bidang
teknologi bentuk lingkaran juga sering kita jumpai, seperti roda mobil, roda motor,
setir mobil memanfaatkan bentuk lingkaran.
Lingkaran merupakan salah satu materi pembelajaran matematika yang dapat
dipelajari di SMP kelas VIII semester genap. Kompetensi dasar materi lingkaran yaitu
3.7 Menjelaskan sudut pusat, sudut keliling, panjang busur, dan luas juring
lingkaran, serta hubungannya.
3.8 Menjelaskan garis singgung persekutuan luar dan persekutuan dalam dua
lingkaran dan cara melukisnya.
4.7 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan sudut pusat, sudut keliling,
panjang busur, dan luas juring lingkaran, serta hubungannya.
4.8 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan garis singgung persekutuan
luar dan persekutuan dalam dua lingkaran.
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Research dan Development.
Hal ini dikarenakan luaran dari penelitian ini adalah produk instrument penilaian
autentik kurikulum 2013. Metode penelitian dan pengembangan adalah metode yang
digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan produk
tersebut. Penelitian pengembangan ini menggunakan model pengembangan Plomp yang
terdiri dari tiga fase yaitu 1) prelimenary reaserch (penelitian awal ); 2) prototyping
phase (fase pengembangan ); 3) assesmen phase ( fase penilaian ).Adapun instrumen
penilaian autentik yang dihasilkan antara lain yaitu: RPP, Tes yang dilengkapi dengan
kunci jawaban dan Lembar observasi kegiatan belajar siswa.
B. Lokasi dan waktu penelitian
Penelitian akan dilakukan di SMP…, yang beralamatkan di Desa… ,
Kecematan… , Kabupaten Timor Tengah Utara ,Waktu penelitian adalah selama
semester genap selesai.
C. Subjek dan Objek Penelitian
Adapun subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII di SMP… . Penelitian yang
dikembangkan mengenai instrumen penilaian yang autentik. Peneliti mengambil objek
penelitian yaitu instrumen penilaian autentik pada kurikulum 2013.
D. Jenis Data
Dalam mengembangkan produk, peneliti menggunakan dua macam data, yakni data
kualitatif dan data kuantitatif. Data Kualitatif adalah data yang tidak berbentuk angka.
Data ini biasanya berupa kritik serta saran validator terhadap produk yang dikembangkan
dan deskripsi dari terlaksananya uji coba produk tersebut. Data Kuantitatif adalah data
yang berbentuk bilangan (angka). Data kuantitatif didapat dari skor angket penilaian oleh
para validator, skor test hasil belajar siswa dan penilaian siswa yang menjadi penguji
coba.
Di dalam proses penelitian ini sumber datanya berupa instrumen penilaian
autentik yang sudah divalidasi oleh ahli validasi. Dan juga data hasil belajar belajar siswa
yang mencakup aspek afektif, kognitif, dan psikomotorik.
E. Metode penelitian
Metode merupakan alat bantu yang berguna untuk memperlancar pelaksanaan
penelitian. Oleh karena itu agar penelitian ini bersifat ilmiah maka perlu menggunakan
metode.
Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan yang mengembangkan
instrumen penilaian autentik pada materi lingkaran berdasarkan model pengembangan
plomp. Model ini merupakan sistem pendekatan pengembangan pembelajaran yang
dilaksanakan melalui tiga fase yaitu 1) prelimenary reaserch (penelitian awal ); 2)
prototyping phase (fase pengembangan ); 3) assesmen phase ( fase penilaian ).
F. Instrumen Penelitian
Untuk melakukan penelitian dan pengembangan harus ada instrumen dan skala
pengukuran dan penelitian. Instrumen penelitian merupakan alat untuk
mengumpulkan data. Tanpa alat tersebut, tidak mungkin data dapat diambil.
Instrumen adalah berbagai alat ukur yang digunakan secara sistematis untuk
pengumpulan data, seperti tes, kuesioner dan pedoman wawancara, Sedangkan
pengumpulan data merupakan inti dari setiap kegiatan penelitian Adapun teknik
pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini antara lain:
1) Catatan Lapangan (Field Note)
Catatan lapangan atau field note ini dibuat untuk memperoleh data tentang
pengembangan instrumen penilaian hasil siswa baik aspek afektif, kognitif, dan
psikomotorik. Data tentang penelitian ini dianalisis kemudian hasilnya dijadikan
dasar untuk menjelaskan tahap-tahap yang dilalui dalam pengembangan
instrumen penilaian autentik.
2) Validasi Ahli
Validasi ahli dilakukan untuk memeriksa butir-butir pertanyaan yang telah
disusun apakah butir-butir ini cukup mewakili keseluruhan bidang/variabel yang
diteliti73, dalam hal ini adalah instrumen penilaian autentik. Validasi dilakukan
oleh validator yang telah ditentukan sebelumnya. Kemudian validator mengisi
lembar validasi dengan cara memberikan tanda cek (√) pada kolom penilaian
sesuai dengan kriteria pada instrumen penilaian yang dinilai. Data yang
dikumpulkan merupakan data tentang kevalidan instrumen penilaian autentik.
Dari kegiatan validasi draft instrumen penilaian autentik diperoleh data yang
kemudian menganalisis hasil validasi yang dilakukan oleh validator. Hasil analisis
digunakan untuk merevisi instrumen penilaian untuk memperbaiki instrumen
penilaian autentik yang dikembangkan.
3) Metode Non Tes Aspek Afektif
Penialaian kompetensi sikap merupakan salah cara mengumpulkan data, cara
yang dilakukan melalui observasi, penilaian diri, dan penilaian teman sejawat.
4) Metode Tes Aspek Kognitif
Metode tes digunakan sebagai instrument pengumpul data, karena tes
sebagai alat pengukur set stimuli yang diberikan kepada seseorang untuk
memperoleh respons supaya dapat diberikan nilai terhadap kemampuan sesuai
dengan tujuan tes. Dalam kebanyakan penelitian yang berkenaan dengan
efektifitas suatu metode instruksional, variabel terikatnya adalah hasil belajar.
Oleh karena itu, tes hasil belajar atau tes kemampuan sangat luas digunakan
dalam penelitian pendidikan. Tak terkecuali dalam penelitian dan pengembangan
ini, dimana tes digunakan untuk mengukur ranah kognitif (pengetahuan).
5) Metode Non Tes Aspek Psikomotorik
Pendidik menilai kompetensi keterampilan melalui penilaian kinerja,
yaitu penilaian yang menuntut peserta didik mendemonstrasikan suatu kompetensi
tertentu dengan menggunakan tes praktik, projek, dan penilaian portofolio.
Instrumen yang digunakan berupa daftar cek atau skala penilaian (rating scale)
yang dilengkapi rubrik.
G. Teknik pengumpulan data
1. Catatan Lapangan (Field Note)
Catatan lapangan atau field note ini dibuat untuk memperoleh data tentang
pengembangan instrumen penilaian hasil belajar siswa baik aspek afektif, kognitif,
dan psikomotorik. Data tentang penelitian ini dianalisis kemudian hasilnya dijadikan
dasar untuk menjelaskan tahap-tahap yang dilalui dalam pengembangan instrumen
penilaian autentik.
2. Wawancara
Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin
melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti
dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden secara mendalam.
3. Kuisioner ( angket )
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk
dijawabnya. Kuesioner dapat berupa pertanyaan atau pernyataan tertutup atau
terbuka. Angket digunakan pada saat evaluasi dan uji coba. Evaluasi dilakukan oleh
validator ahli media dan validator ahli materi menggunakan angket untuk
mengetahui layak atau tidaknya produk yang dihasilkan.
4. Dokumentasi
Dokumentasi yaitu mengumpulkan data dengan melihat atau mencatat suatu laporan
yang sudah tersedia. Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu.
Dokumentasi pada penelitian ini berupa photo pada saat proses pembelajaran
berlangsung dan pada saat pengisian angket, dan wawancara berlangsung.
H. Teknik Aanalisis Data
DAFTAR PUSTAKA

Abdur Rahman As’ari, M. T. (2017). : buku guru/ Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.-- .
Edisi Revisi. indonesia: Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud.
Baiduri, D. P. (2019). PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN AUTENTIK . JINoP
(Jurnal Inovasi Pembelajaran), http://ejournal.umm.ac.id/index.php/jinop, Volume 5,
Nomor 1, .
Prof. Dr. Nurhayati Abbas, M. P. (n.d.). PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN .
Putriyani S, M. (2018). Pengembangan Instrumen Penilaian Autentik pada Pembelajaran dengan
Pendekatan Scientific. . Edumaspul - Jurnal Pendidikan, 2(1), 1-10.
Wardhani, S. (2010). TEKNIK PENGEMBANGAN INSTRUMEN . indinesia: DEPARTEMEN
PENDIDIKAN NASIONAL.
Arifin, Zaenal. 2009. Evaluasi Pembelajaran. Bandung: PT REMAJA ROSDAKARYA.
Arikunto, Suharsimi. 2008. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Arikunto, Suharsimi. 2012. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan Edisi 2. Jakarta: Bumi Aksara.
Bhakti, et.al. 2011. Pengembangan Model Penilaian Autentik Berbasis Kurikulum 2013.
(Online), (www.id.ardna_star001.yahoo.com) diakses pada 22 Februari 2017.
Haryati, Mimin. 2010. Model dan Teknik Penilaian pada Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta:
Gaung Persada Press.
Hosnan. 2016. Pendekatan Saintifik dan Kontekstual dalam Pembelajaran Abad 21. Bogor:
Ghalia Indonesia.
Kemendikbud. 2015. Panduan Penlaian Untuk Sekolah Menengah Pertama. Jakarta.
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia 2013. Implementasi Kurikulum
2013. Jakarta.
Masrukan. 2014. Asesmen Otentik Pembelajaran Matematika. Semarang: CV Swadaya
Manunggal.
Majid, Abdul. 2014. Penilaian Autentik Proses dan Hasil Belajar. Bandung: PT REMAJA
ROSDAKARYA.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2016
tentang Standar Penilaian Pendidikan.
Yudha, Rivo P. 2014. Pengembangan Instrumen Asesmen Otentik Unjuk Kerja dalam
Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar Kota Cirebon. Tesis. Semarang: Program
Pascasarjana Universitas Negeri Semarang.
Ruslan. 2009. Penilaian Kinerja Dosen Berdasarkan Kepuasan Mahapeserta didik dan
Pengaruhnya terhadap Perilaku Pasca Kuliah (Studi di FMIPA Universitas Negeri Makassar).
Jakarta: Pustaka Yaspindo.
Sudijono, Anas. 2009. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers.
Kemendikbud. (2017). Model Silabus Mata Pelajaran Sekolah Menengah Atas/ Madrasah
Aliyah/ Sekolah Mengengah Kejuruan/ Madrasah Aliyah Kejuruan (SMA/MA/SMK/ MAK)
Nurohim, A., & Suryadi, A. (2016). Pelaksanaan Penilaian Autentik dalam Pembelajaran Sejarah
Kurikulum 2013 di SMA Negeri 1 Purwareja Klampok Tahun Pelajaran 2015/2016. Indonesian
Journal of History Education, 4(2)
Ruslan, T. F., & Alawiyah, T. (2016). Kendala Guru Dalam Menerapkan Penilaian Autentik di
SD Kabupaten Pidie. Jurnal Ilmiah Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Unsyiah, 1(1), 147–
157
Sutama, S., Sandy, G. A., & Fuadi, D. (2017). Pengelolaan Penilaian Autentik Kurikulum 2013
Mata Pelajaran Matematika di SMA. Manajemen Pendidikan, 12(1), 105– 114
Yamin, M. Y. M. (2018). Pelaksanaan Penilaian Autentik Kurikulum 2013 Pada Pembelajaran
Tematik SD Gugus Markisa Kota Banda Aceh. Jurnal Ilmiah Pendidikan Guru Sekolah Dasar 2,
3(1)
Yufentya, W. E., Solfitri, T., & Siregar, S. N. (2016). Pengembangan Perangkat Pembelajaran
Matematika Berbasis Kurikulum 2013 dengan Model Penemuan Terbimbing pada Materi
Lingkaran untuk Peserta Didik Kelas VIII SMP/MTs. Jurnal Online Mahasiswa (JOM) Bidang
Keguruan Dan Ilmu Pendidikan, 4(1), 1–13

Anda mungkin juga menyukai