Anda di halaman 1dari 59

PENGGUNAAN METODE PEMBERIAN TUGAS UNTUK

MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBACA


PELAJARAN BAHASA NDONESIA DAN
MATEMATIKA MURID KELAS V
SDN 3 PENGADANGAN

Oleh

ELY ZAKIAH AGUSTINI


NIM. 813586741

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL


UNIVERSITAS TERBUKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIT PROGRAM BELAJAR JARAK JAUH
MATARAM
2010

1
LEMBAR IDENTITAS PENGESAHAN

PENGGUNAAN METODE PEMBERIAN TUGAS UNTUK


MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBACA
PELAJARAN BAHASA NDONESIA DAN
MATEMATIKA MURID KELAS V
SDN 3 PENGADANGAN

Nama : ELY ZAKIAH AGUSTINI


NIM : 813586741
Program Studi : Sl PGSD
Tempat Mengajar : SDN 3 PENGADANGAN

Tanggal Pelaksanaan:

No Hari / Tanggal Waktu Mata Pelajaran Siklus


1 Selasa, 7 Oktober 2010 07.30- 08.10 B. Indonesia I/I
2 Senin, 15 Oktober 2010 07.30- 08.10 MAMA I/II
3 Selasa, 3 November 2010 07.30- 08.10 B. Indonesia II/I
4 Senin, 9 November 2010 07.30- 08.10 MAMA II/II

Pengadangan, 13 Nove 2010


Mahasiswa,
Menyetujui
Supervisor

Bq. Nilawati Astini, M.Pd ELY ZAKIAH AGUSTINI


NIP 19750830200512004 NIM. 813586741

2
Ucapan Terima Kasih
Puji syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rakhmat-
Nya sehingga penulisan laporan Penelitian Tindakan Kelas ini ini dapat diselesaikan
dengan baik. Laporan ini dapat berjalan sesuai dengan rencana, oleh karena itu dalam
kesempatan ini tidak lupa diucapkan terima kasih banyak kepada:
1. Bapak Drs. L.M Tauhid, M.Pd selaku kepala UPBJJ UT Mataram
2. Ibu Pembimbing Bq. Nilawati Astini, M.Pd
3. Bapak Kepala Sekolah Dasar Negeri 3 Pengadangan
4. Semua pihak yang telah ikut memberikan sumbangsihnya.

Mudah-mudahan amal baik semua pihak mendapat imbalan yang setimpal


dari yang Mahakuasa.
Akhirnya, penulis mengharapkan semoga laporan yang sederhana ini dapat
memberikan sumbangan ilmu pengetahuan yang berharga bagi peningkatan mutu
proses pembelajaran berikutnya..

Pengadangan, 28 November 2010

3
DAFTAR ISI
Halaman Judul ....................................................................................... i
Kata Pengantar ..................................................................................................... iv
Daftar Isi .............................................................................................................. v
Daftar Lampiran .................................................................................................. vi
I. PENDAHULUAN. ...................................................................... ............... 4
A. Latar Belakang ................................................................................ ....... 4
B. Rumusan Masalah.................................................................................. 6
C. Tujuan Perbaikan............................................................................................. 6
D. Manfaat .......................................... ...................................................... 7
II. KAJIAN PUSTAKA....................................................................................... 9
III. METODE ATAU PELASANAAN PERBAIKAN .................................... 14
A. Subjek Penelitian..................................................................................... 14
B. Deskrepsi Perbaikan...................................................................................... 14
1. Tahap Perencanaan Tindakan ............................................................. 15
2. Tahap Pelaksanaa Tindakan .............................................................. 16
3. Tahap Refleksi .................................................................................... 17
4. Analisis Data ..................................................................................... 17
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ...................................................................... 20
A. Siklus Pertama ...................................................................................... 21
B. Pelaksanaan Tindakan dan Evaluasi Siklus Pertama..................... 23
C. Refleksi Siklus Pertama............................................................................... 27
D. Siklus Kedua ............................................................................................... 30
E. Pelaksanaan Tindakan dan Evaluasi Siklus Kedua ............................. 33
F. Refleksi Siklus Kedua .................................................................................... 38
V. SIMPULAN DAN SARAN ............................................................................ 41
A. Simpulan ................................................................................................. 41
B. Saran ........................................................................................................... 42
LAMPIRAN-LAMPIRAN

4
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Peningkatan mutu pendidikan di sekolah dasar (SD) dapat diupayakan dengan

melalui peningkatan kualitas proses pembelajaran. Dalam hal ini, guru sebagai

pendidik mempunyai peranan yang sangat penting dalam menentukan kualitas dan

kuantitas pembelajaran. Oleh karena itu, guru harus dapat memikirkan dan

merencanakan kegiatan pembelajaran yang mampu untuk mengembangkan potensi

yang dimiliki oleh anak didik. Di samping hal tersebut, guru juga harus mampu

memberikan rangsangan kepada siswa untuk mau belajar dan berusaha meningkatkan

kemampuan belajarnya.

Secara umum, belajar dapat diartikan sebagai proses perubahan prilaku (tingkah

laku), pegetahuan dan mental akibat interaksi individu dengan lingkungan. Dalam

rangka mengoptimalkan fungsi-fungsi kemampuan tersebut. menurut Grant (1990: 2)

menyatakan “cara belajar anak yang benar tidak harus berpusat kepada guru saja

akan tetapi peserta didiklah yang harus aktif”. Konsep tersebut harus diperhatikan,

makna yang terkandung di dalam pendidikan tersebut dilakukan dengan upaya

memandirikan peserta didik (siswa) untuk belajar, bekerja sama dan menilai diri

sendiri. Hal itu dimaksudkan agar peserta didik mampu membangun pemahaman dan

pengetahuannya, sehingga perlu adanya upaya untuk meningkatkan potensi

kecerdasan dan minat peserta didik yang dilakukan secara terus menerus. Penilaian

berkelanjutan dan komprehinsif yang penyajiannya disesuaikan dengan tahap-tahap

5
perkembangan peserta didik melalui pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, dan

menyenagkan (PAKEM) menjadi sangat penting dalam rangka upaya tersebut.

Pembelajaran yang berhasil ditunjukkan oleh lingkup Keterampilan

Membaca siswa terhadap materi pelajaran yang diberikan oleh guru serta tinggi

rendahnya Keterampilan Membaca materi pelajaran tersebut dapat dilihat dari

evaluasi yang dilaksanakan setelah proses pembelajaran. Secara umum, prestasi

belajar ini tercermin dari terserapnya materi pelajaran oleh anak. Tingkat

Keterampilan Membaca siswa terhadap materi pelajaran tersebut biasanya disebut

sebagai prestasi hasil belajar siswa yang dinyatakan dalam bentuk nilai belajar,

sehinggga kegiatan pembelajaran dapat dikatakan berhasil apabila lebih dari 70 %

jumlah anak menguasai pelajaran dengan baik.

Dalam kerangka tersebut di atas, setiap proses pembelajaran di dalam

kelas, seorang guru sangat mengharapkan anak didiknya mencapai suatu target

pemerolehan dalam suatu keberhasilan, dalam arti dapat menguasai materi

pelajaran dengan baik. Akan tetapi hal tersebut tidak mudah untuk dicapai dalam

proses pembelajaran ini. Untuk mengatasi hal (mencapai) tersebut, tentunya guru

harus mempunyai suatu konsep strategi yang sangat jitu (baik). Salah satu di

antarannya adalah penggunaan pemilihan metode yang relevan, penggunaan

media/alat peraga, cara memotivasi anak, dan teknik pengelolaan kelas.

Dalam kaitannya dengan hal tersebut, kenyataan di lapangan dari hasil

kegiatan evaluasi yang dilakukan terhadap 20 siswa/ anak kelas V SDN 3

Pengadangan pada semester I, tahun pelajaran 2010/ untuk mata pelajaran bahasa

Indonesia dan Matematika, hasil yang diperoleh sangat kurang memuaskan. Hasil

yang telah diperoleh dari kegiatan dalam mata pelajaran bahasa Indonesia hanya

6
lima (5) orang dari 25 siswa yang tingkat Keterampilan Membaca materi pelajaran

memperoleh nilai di atas 70 dan hanya tiga orang siswa tingkat Keterampilan

Membaca materi pelajaran memperoleh nilai di atas 70 pada mata pelajaran

Matematika. Sedangkan sisanya rata-rata tingkat pennguasaan siswa terhadap

materi pelajaran di bawah 60.

Dalam rangka meningkatkan Keterampilan Membaca siswa terhadap

materi pelajaran bahasa Indonesia dan Matematika, maka diperlukan langkah

dalam proses pembelajaran tersebut, langkah yang dimaksud adalah Penelitian

Tindakan Kelas (PTK) sangat penting diperlukan guna pengkajian yang lebih

mendalam terhadap sesuatu yang terjadi di dalam kelas dan juga untuk

menambah kepekaan guru terhadap dinamika pembelajaran di dalam kelas. Oleh

sebab itu, penulis dibantu oleh teman sejawat melakukan perbaikan pembelajaran

ini dilakukan untuk memenuhi salah satu tugas akhir dalam mata kuliah

Pemantapan Kemampuan Profesional (PKP) pada jenjang Program Pendidikan

Guru Sekolah Dasar (PGSD).

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian-uraian masalah pada bagian pendahuluan di atas, dapat

dirumuskan masalah utama yang akan dikaji melalui penelitian tindakan kelas ini

adalah sebagai berikut. Apakah dengan metode pemberian tugas dapat meningkatkan

Keterampilan Membaca materi pelajaran Bahasa Indonesia dan Matematika murid

kelas V SDN 3 Pengadangan pada semester I, tahun pelajaran 2010/?

7
C. Tujuan Perbaikan

Secara umum, penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk mengetahui

kemampuan penguasan murid kelas V SDN 3 Pengadangan terhadap materi mata

pelajaran bahasa Indonesia dan materi mata pelajaran Matematika. Secara khusus

penelitian tindakan kelas ini bertujuan :

(1) untuk mengetahui kemampuan murid kelas V sekolah dasar negeri Inpres

Bugis dalam materi bahasa Indonesia dengan menggunakan metode pemberian

tugas, dan

(2) ingin mengetahui Keterampilan Membaca materi Matematika menggunakan

metode pemberian tugas.

D. Manfaat Perbaikan

Hasil yang diharapkan dari penelitian tindakan kelas yang diadakan adalah

sebagai berikut :

Bagi Siswa :

1. Meningkatkan kemampuan dan pemahaman siswa dalam menggunakan

contoh melalui pemberian tugas;

2. Meningkatkan kreativitas berpikir dan bernalar siswa;

3. Meningkatkan gairah siswa dalam pembelajaran Bahasa Indonesia dan

Matematika; dan

4. Menghilangkan kejenuhan siswa dalam pembelajaran Bahasa Indonesia dan

Matematika.

8
Bagi guru :

1. Dengan dilaksanakannya penelitian tindakan kelas ini, guru akan dapat sedikit

demi sedikit lebih mengetahui metode pembelajaran yang bevariasi yang

dapat memperbaiki dan meningkatkan pembelajaran sehingga permasalahan-

permasalahan yang dihadapi murid maupun guru dalam kegitan pembelajaran

dapat diminimalkan.

2. Di samping hal tersebut, dengan diberikannya contoh penelitian tindakan

kelas ini, guru akan terbiasa melakukan penelitian tindakan kelas yang

tentunya akan membawa manfaat bagi perbaikan pembelajaran serta guru itu

sendiri.

3. Tersusunnya prosedur pembelajaran Bahasa Indonesia dan Matematika yang

benar-benar dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan dan

pemahaman siswa serta meningkatkan keberaniannya tampil di depan kelas;

4. Tersusunnya topik-topik. pembelajaran Bahasa Indonesia dan Matematika

yang benar-benar relevan dengan kebutuhan dan minat siswa, yang menarik,

yang memberikan wawasan dan pengetahuan baru, serta yang menantang

kreativitas berpikir siswa.

Bagi Sekolah :

1. Penelitian tindakan kelas ini akan memberikan sumbangan informasi pada

sekolah itu sendiri. Dengan informasi ini diharapkan sekolah tersebut dapat

mengetahui kelebihan dan kekurangan proses pembelajaran pada bidang

tertentu dan pada sub bidang tertentu pula.

2. Akan meningkatkan kualitas lulusan;

9
3. Meningkatkan kredibilitas sekolah yang bersangkutan; dan

4. Meningkatkan grade sekolah.

10
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

B. Pengertian Starategi

Dalam melaksanakan tugasnya secara profesional, guru memerlukan wawasan

yang mantap dan utuh tentang kegiatan pembelajaran. Seorang guru harus mengetahui

dan memiliki gambaran secara menyeluruh mengenai bagaimana proses pembelajaran

itu terjadi serta langkah-langkah yang diperlukan sehingga tugas-rtugas keguruannya

bisa dilakukan dengan baik dan memperoleh hasil sesuai dengan tujuan yang

diharapkan.

Di dalam proses pembelajaran, guru harus memiliki strategi, agar siswa dapat

belajar secara efektif dan efisien, menggena pada tujuan yang diharapkan. Salah satu

langkah untuk memiliki strategi itu adalah harus menguasai teknik-teknik penyajian,

atau biasanya disebut dengan metode mengajar.

Secara umum strategi mempunyai pengertian yaitu suatu garis-garis besar

haluan untuk bertindak dalam rangka mencapai sasaran yang telah ditentukan.

Kaitannya dengan proses pembelajarann, strategi dapat diartikan sebagai pola-pola

umum kegiatan guru-murid dalam perwujudan kegiatan pembelajaran untuk mencapai

tujuan yang telah digariskan.

Menurut Logan (Roestiyah, 2001 : 123) setiap strategi memiliki empat

masalah masing-masingg sebagai berikut.

a). Pengidentifikasian dan penetapan spesifikasi dan kualifikasi hasil yang harus

dicapai dan menjadi sasaran usaha tersebut, dengan mempertimbangkan aspirasi

siswa yang memerlukannya.

11
b). Pertimbangan dan pemiihann strategi (pendekatan) utama ampuh untuk mencapai

sasaran..

c). Pertimbangan dan penetapan langkah-langkah yang ditempuh sejak awal sampai

akhir.

d). Pertimbangan dan penetapan tolok ukur dan kurang baku yang akan digunakan

untuk menilai keberhasilan usaha yang dilakukan.

Rumusan instruksional yang dibuat oleh guru tidak selalu hanya satu tujuan,

kadang-kadang banyak atau mungkin bahkan beberapa tujuan. Untuk mencapai hal

tersebut, maka guru memerlukan beberapa teknik penyajian pula yang digunakan agar

ada yang bervariasi. Dalam mencapai tujuan teknik penyajian dipandang sebagai

suatu alat atau sebagai suatu cara yang harus digunakan oleh guru agar tujuan

pelajaran itu tercapai. Sudah sewajarnya pula bila setiap teknik mengajar hanya dapat

digunakan di dalam situasi dan tujuan tertentu, kalau situasi dan tujuan berubah, maka

cara mengajarnya juga harus lain. Karena itu, seorang guru atau instruktur harus

menguasai beberapa macam teknik penyajian dengan baik.

C. Teknik Pemberian Tugas

Kegiatan proses pembelajaran harus selalu ditingkatkan efektifitas dan

efesiensinya. Dengan banyaknya kegiatan pendidikan di sekolah, dalam usaha

meningkatkan mutu dan frekuensi isi pelajaran, maka sangat menyita waktu siswa

untuk melaksanakan kegiatan belajar mengajar tersebut. Untuk mengatasi hal tersebut

guru perlu memberikan tugas-tugas di luar jam pelajaran. Tugas semacam tersebut

dapat dikerjakan di luar jam pelajaran, di rumah, maupun sebelum pulang, sehingga

dapat dikerjakan bersama temannya.

12
Tugas dapat diberikan dalam bentuk daftar sejumah pertanyaan mengenai

mata pelajaran bahasa Indonesia dan Matematika, atau satu perintah yang harus

dibahas dengan diskusi atau perlu dicari uraiannya pada buku pelajaran. Dapat juga

berupa tugas tertulis atau tugas lisan yang lain atau mengadakan observasi terhadap

sesuatu dan biasa juga melakukan eksprimen.

Teknik pemberian tugas atau resitasi biasanya digunakann dengan tujuan agar

siswa memiliki hasil belajar yang lebih mantap, karena siswa melakukan latihan-

latihan selama melakukan tugas; sehingga pengalaman siswa dalam mempelajari

sesuatu dapat lebih terintegrasi. Hal itu terjadi disebabkan siswa mendalami situasi

atau pengalaman yang berbeda, waktu menghadapi masalah baru. Di samping itu

untuk memperoleh pengetahuan secara melaksanakan tugas akan memperluas dan

memperkaya pengetahuan serta keterampilan siswa di sekolah.

Setelah siswa memahami tujuan dan makna tugas, maka mereka akan

melaksanakan tugas dengan belajar sendiri, atau mencari nara sumber sesuai dengan

tujuan yang telah digariskan dan penjelasan dari guru. Dalam proses ini guru perlu

mengontrol, pelaksanaan tugas itu, apakah dikerjakan dengan baik, apakah dikerjakan

oleh siswa sendiri, tidak dikerjakan oleh orang lain, maka perlu diawasi dan teliti.

Siswa bila telah selesai melaksanakan atau mempelajari tugas, maka mereka

harus membuat laporan (fase resitasi) yang bentuknya juga telah ditentukan sesuai

dengan tujuan tugas. Oleh guru harus sudah disiapkan alat evaluasi, agar dapat

menilai hasil kerja siswa dan dapat memberi gambaran yang obyektif mengenai usaha

siswa melaksanakan tugas itu. Evaluasi ini penting untuk siswa karena dapat

menumbuhkan semangat kerja yang lebih baik; dan meningkatkan hasrat belajar .

13
Dalam penggunaan teknik resitasi ini siswa mempunyai kesempatan untuk

saling membandingkan dengan hasil pekerjaan orang lain, dapat mempelajari dan

mendalami hasil uraian orang lain. Dengan demikian, akan memperluas;

memperkaya dan memperdalam pengetahuan, serta pengalaman siswa. Tetapi kalau

tugas yang diberkan atau dikerjakan oleh siswa tidak sesuai dengan tujuan yang telah

dirumuskan, maka tidak dapat digunakan teknik resitasi ini. Bila keadaan demikian

guru harus memilih teknik yang lain.

Namun teknik ini juga memiliki kelemahan-kelemahan seperti siswa

kemungkinan hanya meniru pekerjaan temannya; itu kelemahannya bila guru tidak

dapat mengawasi langsung pelaksanaan tugas tersebut. Jadi, siswa tidak menghayati

sendiri proses pembelajaran itu sendiri, kemungknan lain orang yang mengerjakan

tugas tersebut. Oleh karena itu, perlu diminta bantuan orang tua dengan memberi tahu

bahwa anaknya mempuyai tugas yang harus dikerjakan di rumah; sehingga dapat

turut mengawasi pelaksanaan tugas; dapat menjadi tempat mengecek apakah itu

pekerjaan siswa sebenarnya atau bukan.

Jadi, berangkat dari beberapa paparan di atas, dapat disimpulkan bahwa

metode pemberian tugas adalah cara penyajian bahan pelajaran di mana guru

memberikan tugas tertentu agar murid melakukan kegiatan belajar, kemudian harus

dipertanggungjawabkan. Tugas yang diberikan oleh guru dapat memperdalam bahan

pelajaran, dapat pula mengecek bahan yang telah dipelajari.

Perlu diingat, bahwa dalam pembelajaran bahasa Indonesia dan Matematika

dengan menggunakan metode pemberian tugas ini melihat ada beberapa kebaikan

dari metode ini adalah sebagai berikut. a) pengetahuan yang diproleh murid dari hasil

belajar yang banyak berhubungan dengan minat atau bakat dan yang berguna untuk

14
hidup akan lebih meresap, tahan lama dan lebih otentik, b) mereka berkesempatan

memupuk perkembangan dan keberanian mengambil inisiatif, bertanggungjawab dan

berdiri sendiri, c) tugas dapat lebih meyakinan tentang apa yang dipelajari dari guru,

lebih memperdalam, memperkaya atau memperluas wawasan tentang apa yang

dipelajari., dan d) metode ini dapat membuat siswa bergairah dalam belajar karena

kegiatan-kegiatan belajar dilakukan dengan berbagai variasi sehingga tidak

membosankan.

15
BAB III

METODE ATAU PELAKSANAAN PERBAIKAN

A. SUBJEK PENELITIAN

Pelakasanaan kegiatan perbaikan pembelajaran dalam penelitian tindakan

kelas ini dilakukan di kelas V SDN 3 Pengadangan, dimulai sejak Rabu 8

Oktober sampai 12 November 2010 dengan jadwal sebagai berikut.

a. Untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia dan Matematika dilakukan

masing-masing sebagai berikut.

1. Bahasa Indonesia, pada hari Rabu, 8 Oktober 2010 untuk siklus I/I

(siklus pertama pada pertemuan pertama).

2. Matematika, pada hari Selasa, 17 Oktober 2010 untuk siklus I/II

(siklus pertama pertemuan Kedua).

b. Untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia dan Matematika

dilakukan masing-masing sebagai berikut.

1. Bahasa Indonesia, pada hari Rabu 4 November 2010 untuk siklus II/I

(siklus Kedua pada pertemuan pertama).

2. Matematika, pada hari Selsa, 10 November 2010 untuk siklus II/II

(siklus Kedua pertemuan Kedua).

B. DESKRIPSI PERBAIKAN

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan yang dilakukan untuk

meningkatkan aktivitas pemahaman belajar, interaksi positif, dan kreatifitas berpikir

siswa dalam pembelajaran Bahasa Indonesia dan Matematika. Proses deskripsi

16
pelaksanaan tindakan perbaikan melalui dua tahap secara berdaur ulang (dalam 2

siklus) mulai dari (1) perencanaan, (2) tindakan (pengamatan), dan (3) refleksi.

1. Tahap Perencanaan Tindakan

Pada tahap ini peneliti dan teman sejawat secara kolaboratif mengadakan

kegiatan sebagai berikut :

(1) mengamati teknik (metode) pembelajaran yang digunakan guru dalam

pembelajaran Bahasa Indonesia dan Matematika,

(2) mengidentifikasi faktor-faktor hambatan yang ditemui guru dalam

pembelajaran Bahasa Indonesia dan Matematika,

(3) merumuskan alternatif tindakan yang akan dilaksanakan dalam

pembelajaran Bahasa Indonesia dan Matematika sebagai upaya untuk

meningkatkan aktivitas pemahaman belajar, interaksi positif, dan

kreatifitas berpikir siswa dalam pembelajaran Bahasa dan Matematika,

(4) menyusun rancangan pelaksanaan pembelajaran Bahasa dan Matematika

dengan penggunaan contoh disertai memperbanyak pemberian tugas mata

pelajaran bahasa Indonesia dan Matematika dalam rangka meningkatkan

aktivitas pemahaman belajar, interaksi positif, dan kreatifitas berpikir

siswa dalam pembelajaran., yang meliputi (1) memilih topik yang benar-

benar relevan dengan kebutuhan dan minat siswa, yang menarik perhatian

siswa, yang mampu memberikan wawasan dan pengetahuan baru, serta

yang menantang kreativitas berpikir, (2) memilih prosedur atau strategi

pembelajaran bahasa Indonesia dan Matematika yang benar-benar efektif,

17
efisien, dan kreatif, dan (3) mengatur tata letak tempat duduk yang dapat

menimbulkan suasana aman, nyaman dan rileks, sehingga siswa tidak

merasa terhalangi untuk belajar.

Tabel 3. 1 Rencana Tindakan

No Tahap Fokus Penelitian Tindakan Penelitian


1. Persiapan Menyusun rencana  Menyusun RPP menulis
pusi bebas
tindakan tindakan untuk tahap
 Mendiskripsikan kriteria
pelaksanaan pembelajaran pencapaian tujuan
pembelaran
 Menyiapkan alat
pengumpul data, seperti
format kuisioner atau
wawancara
2. Pelaksanaan Melaksanakan tindakan  Melaksanakan kegiatan
pembelaran sesuai
tindakan dengan menerapkan
dengan RPP
metode Copy the Master  Melaksanakan evaluasi
proses dan hasil
pada pelakasanaan
pembelajaran menulis puisi
bebas
3. Observasi Melaksanakan observasi  Melakukan pengamatan
terhadap pembelajaran terhadap proses
tindakan
menulis puisi bebas pembelajaranyang
dengan Metode Copy the dilakukan oleh guru dan
Master (MC the M) siswa
 Melakukan observasi
terhadap pelaksanaan dan
hasil evaluasi
pembelajaran yang telah
dilaksanakan oleh guru
dan siswa
4. Refleksi Berdiskusi dengan  Menganalisis
kolaborator tentang pelaksanaan tindakan
pelaksanaan kegiatan pembelajaran
pembelajaran menulis puisi  Memaknai hasil
bebas dengan pelaksanaan
menggunakan metode pembelajaran
Copy the Master yang  Menyimpulkan hasil
telah dilaksanakan pelaksanaan tindakan
pembelajaran

18
2. Tahap Pelaksanaan Tindakan

Dalam tahap pelaksanaan tindakan, peran guru adalah sebagai berikut:

(1) merancang intervensi yang berkaitan dengan pelaksanaan teknik (metode) dalam

pembelajaran bahasa Indonesia dan Matematika dengan cara mengomunikasikan

dan bernegosiasi dengan praktisi (guru) sehingga diperoleh kesepakatan tentang

rancangan tindakan yang dilaksanakan,

(2) bekerjasama dengan praktisi dalam melaksanakan tindakan yang direncanakan,

(3) peneliti berperan sebagai pendamping praktisi untuk memberikan pengarahan,

motivasi dan stimulasi agar praktisi dapat melaksanakan perannya berdasarkan

rencana,

(4) melakukan pemantauan komperhensif terhadap pelaskanaan tindakan dengan

menggunakan instrumen pengumpul data yang telah dibuat sehingga diperoleh data

empirik pelaksanaan tindakan pembelajaran, kendala yang dihadapi, serta

kesempatan dan peluang yang berkaitan dengan teknik (metode) penggunaan

contoh dengan memperbanyak pemberian tugas dalam pembelajaran bahasa

Indonesia dan Matematika. Data tersebut akan dijadikan bahan refleksi.

3. Tahap Refleksi

Peneliti mendiskusikan hasil pengamatan tindakan yang telah dilaksanakan.

Hal-hal yang dibahas adalah sebagai berikut:

(1) analisis tentang tindakan yang dilakukan,

(2) mengulas dan menjelaskan perbedaan rencana dengan pelaksanaan

tindakan yang telah dilaksanakan,

(3) melakukan intervensi, pemaknaan dan penyimpulan data yang telah.

19
diperoleh, serta melihat hubungannya dengan teori dan rencana yang telah

ditetapkan.

4. Analisis Data

Analisis data dalam penelitian tindakan masuk pada tahap refleksi. Pada

tahap refleksi, peneliti menganalisis hasil latihan (siklus demi siklus) yang telah

dilaksanakan. Hal-hal yang dilakukan adalah (1) analisis tentang tindakan yang

dilakukan, (2) mengulas dan menjelaskan perbedaan rencana dengan pelaksanaan

tindakan yang telah dilaksanakan, (3) melakukan intervensi, pemaknaan, dan

penyimpulan data yang telah diperoleh, serta melihat hubungan antara teori dan

rencana yang telah ditetapkan.

Data yang dihasilkan dalam penelitian ini adalah data kualitatif dan kuantitatif.

Secara kolaboratif tim peneliti akan melihat, merefleksi, dan mengkaji temuan-temuan

yang signifikan dari hasil tindakan. Untuk mempermudah pengukuran dan pemberian

makna terhadap hasil refleksi dipergunakan teknis analisis kualitatif yaitu : a) reduksi

data, b) penyajian data, dan c) penarikan simpulan (verifikasi). Data yang bersifat

kuantitatif akan dianalisis dengan teknik deskriptif kualitatif yaitu teknik analisis data

dengan menggunakan paparan sederhana, baik menggunakan jumlah, rentang skor,

rerata, maupun persentase (Arikunto, 1989).

Data pengamatan aktivitas guru dan siswa selama KBM dianalisis dengan

menggunakan persentase (%), yakni menghitung banyaknya frekuensi banyak yang

muncul selama KBM berlangsung sesuai dengan jenis kegiatan dengan frekuensi

aktivitas keseluruhan dikali 100%

f
P = ........... x 100%

20
N
Keterangan:

P = Persentase

F = Banyaknya aktivitas guru atau siswa yang muncul

N = Jumlah aktivitas keseluruhan

Selain itu, untuk menganalisis data tentang respon siswa digunakan penarikan,

kesimpulan yang didasarkan atas persentase. Persentase respon siswa didefenisikan

sebagai frekuensi siswa yang memberikan jawaban yang sama dibagi dengan

banyaknya siswa dikali 100% dengan rumus:

n
P = ................ x 100%
N
Keterangan:

P = persentase

n = jumlah aktivitas yang muncul

N = jumlah aktivitas keseluruhan

3.1 Indikator Keberhasilan

Untuk menilai keberhasilan pembelajaran Keterampilan Membaca

materi bahasa Indonesia dan materi Matematika digunakan lembar kerja siswa

dan rubrik penilaian performance. Berdasarkan analisis kondisi kemampuan

siswa dan tingkat kesukaran kompetensi dasar pembelajaran materi bahasa

Indonesia dan materi Matematika, maka kegiatan pembelajaran ini dikatakan

berhasil apabila 75% siswa berhasil mencapai nilai sebagai berikut:

a. 86-100 dengan kategori sempurna (A)

b. 78-85 dengan kategori baik (B)

21
c. 65-75 dengan kategori cukup (C)

d. < 65 dengan kategori kurang (D)

22
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada bagian ini akan diuraikan hasil yang diperoleh selama pemberian

tindakan. Terutama pada setiap siklus yang dilaksanakan. Pembahasan difokuskan

pada peningkatan Keterampilan Membaca materi bahasa Indonesia dan Matematika.

Dalam hal ini, sebelum dan sesudah diberikan latihan berdaur ulang. Sebelum

dideskripsikan hasil pelaksanaan tindakan, berikut diuraikan proses pelaksanaan

tindakan dalam penelitian ini. Adapun proses pelaksanaan tindakannya adalah sebagai

berikut:

(1) Persiapan, Pertama kali guru harus memberikan informasi/tujuan pembelajaran

yang ingin dicapai. Selanjutnya membuat skenario pembelajaran/menyediakan sarana

yang diperlukan, dan mempersiapkan embar observasi yang akan diisi pengamat. dan

(2) Aktivitas Belajar-Mengajar :

a. siswa disiapkan dan diatur tempat duduknya agar suasana menjadi menarik,

dan

b. Setelah siswa diatur, guru memberikan deskripsi materi baik mata pelajaran

bahasa Indonesia maupun mata pelajaran Matematika.

Tabel 4.1
Lembar Pengamatan Aktivitas Guru Dalam Pembelajaran
bahasa Indonesia materi Menulis Menggunakan Metode
Pemberian Tugas Siklus Pertama Pertemuan Pertama (I/I)
No Kategori aktivitas Jumlah Persentasi
kemunculan kemunculuan
1 Mempersiapkan peserta didik 2 9,09%
2 Melakukan apersepsi 1 4,54%

23
3 Membacakan sebuah puisi untuk merangsang 2 9,09%
pikiran siswa dalam menulis
4 Menyampaikan materi pelajaran 4 18,18%
5 Mengelola KBM sesuai dengan Metode 3 13,63%
6 Metode Tugas 4 18,18%
7 Membimbing siswa dalam menulis puisi 3 13,63%
8 Memotivasi siswa dalam mengerjakan tugas 2 9,09%
9 Memberikan penguatan terhadap hasil kerja 1 4,54%
siswa
10 Merefleksikan pembelajaran saat itu 0 0%

Dari tabel 4.1 dapat dilihat bahwa hasil pengamtan aktivitas guru pada siklus

pertama pertemuan pertama ini ada satu aktivitas yang tidak dilakukan oleh guru.

Aktivitas tersebut adalah merefleksikan pembelajaran saat itu. Pada siklus pertama

pertemuan pertama guru lebih banyak menggunakan waktu.

Pada saat guru melakukan apersepsi diawal pembelajaran, guru memberikan

penjelasan secara mendetail tentang menulis (BI). Apabila siswa bertanya, guru

memberi kesempatan kepada siswa lain untuk menjawab, kemudian guru

memberikan penegasan. Sedangkan aktivitas guru yang digolongkan sering adalah

menyampaikan materi pelajaran muncul sebanyak 18,18%. Aktivitas ini

membutuhkan waktu yang lama akan tetapi guru dalam menyampaikan materi

pembelajaran cukup santai dan akrab. Karena biasanya guru yang telalu serius, murid

akan cepat bosan. Kesempatan siswa untuk bertanya masih dirasa kurang, karena

siswa yang bertanya Cuma ada beberapa saja.

A. SIKLUS PERTAMA

1. Perencanaan Tindakan Siklus Pertama

Pada tahap ini peneliti dan teman sejawat secara kolaboratif mengadakan

kegiatan sebagai berikut :

24
(1) mengamati teknik (metode) pembelajaran yang digunakan guru dalam

pembelajaran Bahasa Indonesia dan Matematika,

(2) mengidentifikasi faktor-faktor hambatan yang ditemui guru dalam

pembelajaran Bahasa Indonesia dan Matematika,

(3) merumuskan altenatif tindakan yang akan dilaksanakan dalam

pembelajaran Bahasa Indonesia dan Matematika sebagai upaya untuk

meningkatkan aktivitas pemahaman belajar, interaksi positif, dan

kreatifitas berpikir siswa.

(4) menyusun rancangan pelaksanaan pembelajaran Bahasa Indonesia dan

Matematika dengan menggunakan metode Pemberian Tugas dalam mata

pelajaran bahasa Indonesia dan Matematika.

2. Tahap Pelaksanaan Tindakan

Dalam tahap pelaksanaan tindakan, peran peneliti adalah sebagai berikut:

(1) merancang intervensi yang berkaitan dengan pelaksanaan teknik (metode)

dalam pembelajaran bahasa Indonesia dan Matematika dengan cara

mengomunikasikan dan bernegosiasi dengan praktisi sehingga diperoleh

kesepakatan tentang rancangan tindakan yang dilaksanakan,

(2) bekerjasama dengan praktisi dalam melaksanakan tindakan yang

direncanakan,

(3) peneliti berperan sebagai pendamping praktisi untuk memberikan

pengarahan, motivasi dan stimulasi agar praktisi dapat melaksanakan

perannya berdasarkan rencana,

(4) melakukan pemantauan komprehensif terhadap pelaksanaan tindakan

25
dengan menggunakan instrumen pengumpul data yang telah dibuat

sehingga diperoleh data empirik pelaksanaan tindakan pembelajaran,

kendala yang dihadapi, serta kesempatan dan peluang yang berkaitan

dengan teknik (metode) pemberian tugas dalam mata pelajaran bahasa

Indonesia dan Matematika. Data tersebut akan dijadikan bahan refleksi.

Dengan demikian, berangkat dari kenyataan di atas pada siklus berikutnya

akan diurai persoalan-persoalan yang dihadapi pada peroses pembelajaran

sebelumnya.

Hasil kajian melalui refleksi, diskusi dengan teman sejawat dan

mengadakan wawancara dengan beberapa murid (siswa) dapat ditarik

beberapa hal penyebab tidak memadainya hasil yang diperoleh siswa baik

dalam mata pelajaran bahasa Indonesia maupun dalam mata pelajaran

Matematika adalah sebagai berikut.

a. Pada saat menyampaikan materi pelajaran, guru tidak menggunakan media

pembelajaran yang sesuai dengan materi pembelajaran.

b. guru kurang memberikan motivasi kepada siswa untuk belajar.

Jadi, melihat kenyataan di atas, maka pada tahap implementasi ini,

seorang guru harus berpedoman pada rancangan yang sudah dibuat dalam

skenario pembelajaran.

3. Tahap Refleksi

Peneliti mendiskusikan hasil pengamatan tindakan yang telah dilaksanakan.

Hal-hal yang dibahas adalah sebagai berikut:

26
(1) analisis tentang tindakan yang dilakukan,

(2) mengulas dan menjelaskan perbedaan rencana dengan pelaksanaan

tindakan yang telah dilaksanakan,

(3) melakukan intervensi, pemaknaan dan penyimpulan data yang telah.

diperoleh, serta melihat hubungannya dengan teori dan rencana yang telah

ditetapkan.

B. PELAKSANAAN TINDAKAN DAN EVALUASI SIKLUS PERTAMA

Secara umum pada tahap pelaksanaan tindakan, peran peneliti adalah sebagai

berikut:

(1) merancang intervensi yang berkaitan dengan pelaksanaan teknik (metode)

pemberian tugas dalam pembelajaran bahasa Indonesia dan Matematika

dengan cara mengomunikasikan sehingga diperoleh kesepakatan tentang

rancangan tindakan yang dilaksanakan;

(2) peneliti mempersiapkan diri untuk melaksanakan tindakan yang

direncanakan.;

(3) peneliti memberikan pengarahan, motivasi dan stimulus agar siswa dapat

menyelesaikan tugasnya dengan baik serta dapat melaksanakan perannya

berdasarkan rencana;

(4) peneliti melakukan pemantauan komperhensif terhadap pelaskanaan

evaluasi dengan menggunakan instrumen pengumpul data yang telah

dibuat sehingga diperoleh data emperik pelaksanaan tindakan

pembelajaran, kendala yang dihadapi, serta kesempatan dan peluang yang

berkaitan dengan teknik (metode) pemberian tugas dalam pembelajaran

27
bahasa Indonesia dan Matematika. Data tersebut akan dijadikan bahan

refleksi. Adapun pelaksanaan kegiatan termasuk hasil yang dapat dijaring

pada siklus pertama dapat dijelaskan sebagai berikut.

Tabel 4. 2
Lembar Pengamatan Aktivitas Guru Dalam Pembelajaran
Matematika Dengan Menggunakan Metode Pemberian
Tugas Siklus I/II (Siklus Pertama Pertemuan Kedua)

No Kategori Aktivitas Jumlah Persentase


kemunculan kemunculan
1 Melakukan kegiatan apersepsi 2 9,52%
2 Mempresentasi siswa yang hadir 1 4,76%
3 Membacakan petunjuk dalam melaksanakan 2 9,52%
metode pemberiana tugas.
4 Merangsang pikiran siswa dalam kegiatan 3 14,28%
pembl.
5 Menyampaikan materi pelajaran 3 14,28%
6 Mengelola KBM sesuai dengan Metode 4 19,04%
7 Memotivasi siswa dalam mengerjakan tugas 2 9,52%
8 Memberikan umpan balik kepada siswa yang 2 9,52%
bertanya
9 Memberikan penguatan kepada siswa 1 4,76%
10 Merefleksikan pembelajaran 1 4,76%

Dari tabel 4.2 di atas, dapat dilihat aspek-aspek yang diamati pada kegiatan

belajar mengajar siklus pertama pertemuan kedua yang dilaksanakan oleh guru

dengan menggunakan metode pemberian tugas mengalami perubahan. Pada siklus

pertama pertemuan kedua ini, guru menyampaikan materi dengan gaya yang lebih

akrab dan santai, sehingga dalam menjelaskan materi tidak terkesan kaku agar apa

yang disampaikan guru dapat diterima oleh siswa dengan mudah. Selama proses

belajar-mengajar guru menggunakan waktu seefektif mungkin agar tujuan

pembelajaran dapat tercapai. Guru berusaha memanfaatkan waktu yang ada sehingga

semua materi yang direncanakan dapat dilaksanakan hingga proses pembelajaran

28
berakhir.

1. Kegiatan dan Data pada Siklus Pertama Pertemuan Pertama Pada Mata

Pelajaran Bahasa Indonesia

Guru pertama-tama memberikan kesempatan kepada masing-masing siswa

untuk menjawab semua soal yang telah diberikan. Hal ini dilakukan untuk

memperoleh gambaran awal tentang kemampuan Keterampilan Membaca materi

bahasa Indonesia.

Melalui latihan tersebut, setelah diadakan pemeriksaan dengan seksama.

Maka diperoleh data mengenai kemampuan Keterampilan Membaca materi bahasa

Indonesia.

Adapun data yang dimaksud adalah sebagai berikut.

Tabel 4.3 Kemampuan Keterampilan Membaca Materi Pelajaran Bahasa


Indonesia Sebelum Perbaikan
No Nama Siswa L/P Nilai
1 Barokah P 7
2 Haerani p 8
3 Husain Sastra L 8
4 Yuliantan Hariyanti P 8
5 Maimanah P 7
6 M.Nuzur L 6
7 M.Munir Fauzi L 9
8 Siti Hajar P 8
9 Siti Hawa P 8
10 Hamdan L 8
11 Rozikin L 7
12 Basirun L 7
13 Eka Agus Prantoso L 8
14 Efendi L 7
15 Haerudin L 7
16 Maliki L 6
17 Hartani L 8
18 Kholida P 7

29
19 Misratul Aini P 7
20 Muh. Muhlisin L 8
Jumlah 149
Rerata 7.45

2. Kegiatan dan Data Pada Siklus Pertama Pertemuan Kedua

Guru pertama-tama memberikan kesempatan kepada masing-masing siswa

untuk menjawab semua soal yang telah diberikan. Hal ini dilakukan untuk

memperoleh gambaran awal tentang kemampuan Keterampilan Membaca materi

Matematika.

Melalui latihan tersebut, setelah diadakan pemeriksaan dengan seksama.

Maka diperoleh data mengenai kemampuan Keterampilan Membaca materi

Matematika.

Adapun data yang dimaksud adalah sebagai berikut.

Tabel 4.4 Kemampuan Keterampilan Membaca Materi Pelajaran Matematika


sebelum Perbaikan

No Nama Siswa L/P Nilai


1 Barokah P 7
2 Haerani p 8
3 Husain Sastra L 7
4 Yuliantan Hariyanti P 7
5 Maimanah P 7
6 M.Nuzur L 6
7 M.Munir Fauzi L 6
8 Siti Hajar P 8
9 Siti Hawa P 7
10 Hamdan L 8
11 Rozikin L 7
12 Basirun L 7
13 Eka Agus Prantoso L 8
14 Efendi L 6

30
15 Haerudin L 7
16 Maliki L 6
17 Hartani L 6
18 Kholida P 7
19 Misratul Aini P 7
20 Muh. Muhlisin L 7
Jumlah 139
Rerata 6.95

C. Refleksi Siklus Pertama

1. Refleksi Siklus Pertama Pertemuan Pertama

Dari tabel 4.3 di atas, dapat diketahui bahwa kemampuan siswa kelas V SDN

3 Pengadangan Semester satu (I) dalam mata pelajaran bahasa Indonesia mendapat

nilai bervariasi. Ada satu siswa tergolong mendapat nilai terbaik satu (1) dengan

nilai 90, ada sembilan siswa yang mendapat nilai terbaik dua (2) dengan nila 80, dan

ada delapan siswa yang mendapat nilai baik yaitu 70 dan dua siswa yang mendapat

nilai cukup (60). Dari 20 siswa, sembilan orang siswa yang memiliki nilai terbaik

satu dan dua atau sekitar (50%), sedangkan yang mendapat nilai 70 hanya delapan

orang siswa atau sekitar (40%),. Sementara itu, yang berkemampuan cukup (60)

tercatat dua orang siswa atau sekitar (10%).

Lebih jelasnya dapat dilihat pada prosentase berikut.

1. 90 <> (1 :20) x 100 = 5 %

2. 80 <> (9 :20) x 100 = 45%

3. 70 <> (8 :20) x 100 = 40%

4. 60 <> (2 :20) x 100 = 10%

31
Barometer penentuan ini dilihat berdasarkan data hasil ulangan yang

dilakukan sebelum siklus kedua dilakukan.

2. Refleksi Siklus Pertama Pertemuan Kedua

Dari table 4.4 di atas, dapat diketahui bahwa kemampuan siswa kelas V

SDN 3 Pengadangan dalam mata pelajaran Matematika mendapat nilai bervariasi.

Ada siswa yang mendapat nilai cukup baik (80), ada siswa yang mendapat nilai

baik (70), dan ada siswa yang mendapat nilai cukup (60). Dari 20 siswa yang

memiliki nilai cukup baik (80) hanya empat orang siswa atau sekitar (20%), siswa

yang mendapat nilai berkemampuan baik (70) hanya sebelas orang siswa atau

sekitar (55%). Sementara itu, siswa yang berkemampuan cukup (60) tercatat lima

orang atau sekitar (25%).

Lebih jelasnya dapat dilihat prosentase berikut ini.

1. 80 <> ( 4 : 20) x 100 = 20%

2. 70 <> (11 : 20) x 100 = 55%

3. 60 <> ( 5 : 20) x 100 = 25%

Barometer penentuan ini dilihat berdasarkan data hasil ulangan yang dilakukan

sebelum siklus kedua dilakukan.

Setelah gambaran awal kemampuan Keterampilan Membaca materi mata

pelajaran bahasa Indonesia dan Matematika oleh siswa seperti yang telah

dideskripsikan di atas diperoleh, pemberian tindakan berupa pemberian tugas mulai

dilaksanakan. Kegiatan pemberian tugas ini diawali dengan pemberian berbagai

deskripsi situasi yang menggambarkan materi-materi kepada masing-masing siswa.

Adapun deskripsi yang disiapkan guru yaitu materi yang akan dikerjakan sesuai

32
dengan perencanaan yang telah dibuat sebelumnya. Perlu dipahami bahwa hasil

penjelasan pada tahap ini sekaligus merupakan gambaran kemampuan siswa setelah

diberi tindakan.

Berkaitan dengan hal tersebut di atas, kegiatan guru dan siswa berikutnya

setelah memperoleh masing-masing deskripsi penjelasan materi situasi yang

menggambarkan materi pelajaran baik mata pelajaran bahasa Indonesia maupun

dalam mata pelajaran Matematika kaitannya dengan yang akan dihadapi pada siklus

berikutnya (berdaur ulang). Dengan demikian, akan diketahui proses perkembangan

kemampuan siswa setelah diadakan/pemberian tugas yang menyangkut masalah

materi pelajaran dengan mengacu kepada beberapa masalah yang menjadi suatu

catatan adalah sebagai berikut.

1. menjelaskan materi pelajaran dengan sejelas-jelasnya sambil

mengadakan

tanya jawab, terutama materi- materi yang dianggap kurang jelas.

2. memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya, dan

3. memotivasi siswa dalam menjawab soal.

Untuk aktivitas proses pembelajaran, dapat digambarkan bahwa hampir semua

aktivitas pembelajaran dapat dilaksanakan sesuai rencana. Beberapa hal yang masih

menjadi catatan adalah: (1) terdapat tiga kegiatan yang pelaksanaannya kurang

optimal, yaitu guru memberikan penjelasan tentang maksud serta cara kerja siswa

dalam pembelajaran baik bahasa Indonesia maupun dalam mata pelajaran

Matematika, guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang hal-

hal yang dianggap kurang jelas, dan apakah semua perintah dan arahan guru

dilaksanakan dengan sungguh-sungguh dalam melaksanakan tugas yang telah

33
diberikan oleh guru.

D. SIKLUS KEDUA

1. Perencanaan Tindakan Siklus Kedua

Pada tahap ini peneliti dan teman sejawat secara kolaboratif mengadakan

kegiatan sebagai berikut :

(1) mengamati teknik (metode) pembelajaran yang digunakan guru dalam

pembelajaran Bahasa Indonesia dan Matematika,

(2) mengidentifikasi faktor-faktor hambatan yang ditemui guru,

(3) merumuskan alternatif tindakan yang akan dilaksanakan,

(4) menyusun rancangan pelaksanaan pembelajaran Bahasa dan Matematika

dengan strategi pemberian tugas dalam rangka meningkatkan aktivitas

pemahaman belajar, interaksi positif, dan kreatifitas berpikir siswa dalam

pembelajaran., yang meliputi :

(1) memilih topik yang benar-benar relevan dengan kebutuhan dan minat

siswa, yang menarik perhatian siswa, yang memberikan wawasan dan

pengetahuan baru, serta yang menantang kreativitas berpikir,

(2) memilih prosedur atau strategi pembelajaran bahasa Indonesia dan

Matematika yang benar-benar efektif, efisien, dan kreatif, dan

(3) mengatur tata letak tempat duduk yang dapat menimbulkan suasana aman,

nyaman dan rileks, sehingga siswa tidak merasa terhalangi untuk belajar.

34
Tabel 4.5
Lembar Pengamatan Aktivitas Siswa
Dalam Pembelajaran Menulis (BI) Dengan Metode Pemberian Tugas
Siklus II/I (siklus Kedua Pertemuan Pertama)

No Kategori Aktivitas Jumlah Persentase


kemunculan kemunculan
1 Memperhatikan penjelasan guru 7 33,33%
2 Mencermati (menganalisa) contoh puisi dari 2 9,52%
pilihan kata
3 Bekerja secara individu untuk menulis puisi 4 19,05%
4 Bertanya jawab maupun berdiskusi antara 3 14,29%
siswa dan guru
5 Menyunting hasil penulisan puisi 2 9,52%
6 Mengomentari hasil puisi yang ditulis teman 3 14,29%
lain
7 Bersama guru, siswa merefleksikan - 0%
pembelajaran

Dari tabel 4.5 di atas dapat dilihat bahwa hasil pengamatan aktivitas siswa

pada siklus kedua pertemuan pertama ini, masih terdapat satu aspek yang tidak

dilakukan siswa, yaitu siswa bersama guru merefleksikan pembelajaran saat itu.

Aspek tersebut tidak dilakukan akibat pengaruh dari aktivitas guru yang banyak

menghabiskan waktu untuk memberikan materi pembelajaran dan lamanya siswa

mengerjakan tugas yang diberikan guru.

Dari penempatan aktivitas siswa yang sering dilakukan siswa antara lain,

siswa kurang berdiskusi atau tanya jawab dengan guru. Siswa masih terlihat kurang

berani dalam bertanya apabila ada pembahasan atau materi yang kurang dimengerti.

Selain itu, antara siswa kurang berdiskusi mengenai tugas dan materi, masing-masing

siswa lebih cenderung mengerjakan tugas sendiri, walaupun berkelompok dengan

pemahaman materi yang masih terlihat meraba-raba. Yang terlihat menonjol dalam

35
aktivitas siswa adalah siswa berbisik-bisik pada waktu guru menjelaskan materi,

tampak ada yang bergurau dengan teman sebangku. Dari semua siswa yang terlihat

hanya beberapa yang mencatat hal-hal penting ketika proses pembelajaran

berlangsung. Pada saat siswa diberi tugas masih terlihat beberapa siswa berbicara dan

bertanya denga temannya. Beberapa siswa telihat kurang bisa memahami dalam

pembelajaran menulis puisi, ini terlihat dengan hasil kerja beberapa siswa tersebut

tidak maksimal. Aktivitas pembelajaran tampaknya bisa kurang bisa menggunakan

waktu yang telah ditentukan, sehingga siswa banyak yang tergesa-gesa dalam

menyelesaikan tugasnya.

2. Tahap Pelaksanaan Tindakan

Dalam tahap pelaksanaan tindakan, peran peneliti adalah sebagai berikut:

(1) merancang intervensi yang berkaitan dengan pelaksanaan teknik (metode)

dalam pembelajaran bahasa Indonesia dan Matematika dengan cara

mengomunikasikan dan bernegosiasi dengan praktisi sehingga diperoleh

kesepakatan tentang rancangan tindakan yang dilaksanakan,

(2) bekerjasama dengan praktisi dalam melaksanakan tindakan yang

direncanakan,

(3) peneliti berperan sebagai pendamping praktisi untuk memberikan

pengarahan, motivasi dan stimulasi agar praktisi dapat melaksanakan

perannya berdasarkan rencana,

(4) melakukan pemantauan komperhensif terhadap pelaskanaan tindakan

dengan menggunakan instrumen pengumpul data yang telah dibuat

sehingga diperoleh data emperik pelaksanaan tindakan pembelajaran,

36
kendala yang dihadapi, serta kesempatan dan peluang yang berkaitan

dengan teknik (metode) pemberian tugas dalam pembelajaran bahasa

Indonesia dan Matematika. Data tersebut akan dijadikan bahan refleksi.

3. Tahap Refleksi

Peneliti mendiskusikan hasil pengamatan tindakan yang telah dilaksanakan.

Hal-hal yang dibahas adalah (1) analisis tentang tindakan yang dilakukan, (2)

mengulas dan menjelaskan teknik pemberian tugas yang telah dilaksanakan, (3)

melakukan intervensi, pemaknaan dan penyimpulan data yang telah. diperoleh, serta

melihat hubungannya dengan teori dan rencana yang telah ditetapkan.

Pada tahap ini peneliti (guru) secara kolaboratif merencanakan berbagai

kegiatan untuk siklus kedua. Kegiatan-kegiatan ini dirancang berdasarkan hasil

refleksi siklus pertama. Adapun kegiatan-kegiatan dimaksud adalah sebagai berikut:

(1) mengidentifikasi hal-hal yang belum optimal dilakukan pada siklus

pertama, termasuk faktor penyebabnya;

(2) merumuskan altenatif tindakan yang akan dilaksanakan untuk memperoleh

hasil yang dihaarpkan;

(3) menyusun rancangan pelaksanaan pembelajaran, yang meliputi: (a)

menyampaikan kompetensi dasar yang ingin dicapai, (b) memilih prosedur

atau tata laksana pembelajarannya (sebagai penyempurnaan kegiatan

serupa pada siklus pertama), dan (c) mengatur tata letak tempat duduk

yang dapat menimbulkan suasana aman, nyaman dan rileks sehingga siswa

tidak merasa terhalangi untuk belajar; serta (4) menyusun dan menyiapkan

37
langkah-langakah pemebelajaran dengan menggunakan metode pemberian

tugas.

E. PELAKSANAAN TINDAKAN DAN EVALUASI SIKLUS KEDUA

Secara umum pada tahap pelaksanaan tindakan, peran peneliti adalah sebagai

berikut:

(1) merancang intervensi yang berkaitan dengan pelaksanaan teknik (metode)

pemberian tugas dalam pembelajaran bahasa Indonesia dan

Matematika dengan cara mengomunikasikan sehingga diperoleh

kesepakatan tentang rancangan tindakan yang dilaksanakan;

(2) peneliti mempersiapkan diri untuk melaksanakan tindakan yang

direncanakan.;

(3) peneliti memberikan pengarahan, motivasi dan stimulus agar siswa dapat

menyelesaikan tugasnya dengan baik serta dapat melaksanakan perannya

berdasarkan rencana;

(4) peneliti melakukan pemantauan komperhensif terhadap pelaskanaan

evaluasi dengan menggunakan instrumen pengumpul data yang telah

dibuat sehingga diperoleh data emperik pelaksanaan tindakan

pembelajaran, kendala yang dihadapi, serta kesempatan dan peluang yang

berkaitan dengan teknik (metode) pemberian tugas dalam pembelajaran

bahasa Indonesia dan Matematika. Data tersebut akan dijadikan bahan

refleksi. Adapun pelaksanaan kegiatan termasuk hasil yang dapat dijaring

pada siklus kedua pada pertemuan pertama dapat dijelaskan sebagai

berikut.

38
Tabel 4.6 Lembar Pengamatan aktivitas siswa Dalam Pembelajaran Matematika
dengan Menggunakan Metode Pemberian Tugas Siklus II/II (siklus
kedua pertemuan kedua)

No Kategori Aktivitas Jumlah Persentase


kemunculan kemunculan
1 Melakukan kegiatan apersepsi 6 30%
2 Mempresentasi siswa yang hadir 2 10%
3 Membacakan petunjuk dalam melaksanakan
metode pemberiana tugas.
4 Merangsang pikiran siswa dalam kegiatan 4 20%
pembl. 3 15%
5 Menyampaikan materi pelajaran 2 10%
6 Mengelola KBM sesuai dengan Metode 2 10%
pemberian tugas
7 Memberikan umpan balik kepada siswa yang 1 5%
bertanya, memberikan penguatan kepada siswa
dan merefleksikan pembelajaran

Pada tabel 4.6 pengamatan aktivitas siswa siklus kedua pertemuan kedua di

atas, terlihat mengalami perubahan. Kegiatan yang mengalami perubahan tersebut

ialah memperhatikan penjelasan guru yang hanya memerlukan waktu 30 menit,

sedangkan pada siklus pertama pertemuan pertama siswa membutuhkan 35 menit.

Pada kegiatan ini waktu yang digunakan berkurang 5 menit karena siswa sudah mulai

kenal dengan guru serta telah mendapatkan materi pada siklus pertama pertemuan

pertama sehingga siswa lebih mudah mengikuti kegiatan pembelajaran secara ringan

tanpa beban.

Pada kegitan mengomentari hasil materi matematika pada pertemuan kedua

hanya membutuhkan waktu sebanyak 10 menit, sedangkan pada pertemuan pelajaran

pertama siswa menggunakan waktu 15 menit. Pada pertemuan kedua siswa sudah

banyak yang fokus pada hasil penyajian dan mengurangi frekuensi ramai dengan

teman lain sehingga waktu yang dibutuhkan bisa lebih efektif.

39
Aspek yang tidak dilakukan siswa pada siklus kedua pertemuan pertama yaitu,

siswa bersama guru merefleksikan pembelajaran saat itu, tetapi pada pertemuan kedua

sudah dilakukan dan berjalan dengan baik. Hal ini diakibatkan karena waktu yang

dibutuhkan guru untuk menjelaskan materi lebih sedikit dibandingkan dengan siklus

kedua pertemuan pertama, karena pada siklus kedua pertemuan pertama materi sudah

banyak dijelaskan. Jadi, pada pertemuan ini guru hanya mengingatkan kembali

beberapa hal yang dijelaskan sebelumnya, sehingga siswa terlatih untuk mengingat

kembali materi pelajaran yang sudah dijelaskan.

1. Kegiatan dan Data pada Siklus Kedua Pertemuan Pertama

Jika pada siklus pertama pada pertemuan pertama, anggota peneliti/pelaksana

melakukan penjaringan gambaran awal tentang kemampuan Keterampilan Membaca

materi bahasa Indonesia, maka pada tahap ini kegiatan tersebut tidak dilakukan. Pada

tahap ini pelaksana tindakan melakukan, (1) guru membagikan naskah soal hasil

jawaban siswa pada siklus pertama; (2) siswa diminta kembali mempelajari soal-soal

tersebut berdasarkan masukan dari guru; dan (3) siswa berlatih kembali menjawab

soal-soal tersebut secara kelompok.

Perbaikan hasil tes siswa secara (berdaur ulang), dapat dilihat pada tabel

berikut. Sedangkan, untuk latihan, konsepnya sama dengan kegiatan serupa pada

siklus pertama, yakni latihan dilakukan di dalam kelas (dalam ruangan). Pada kegiatan

ini diperoleh data sebagai berikut.

40
Tabel 4.7 Kemampuan Keterampilan Membaca Materi Pelajaran
Bahasa Indonesia Sesudah Perbaikan pada siklus
kedua pertemuan pertama

No Nama Siswa L/P Nilai


1 Barokah P 9
2 Haerani p 8
3 Husain Sastra L 8
4 Yuliantan Hariyanti P 9
5 Maimanah P 7
6 M.Nuzur L 8
7 M.Munir Fauzi L 9
8 Siti Hajar P 8
9 Siti Hawa P 8
10 Hamdan L 8
11 Rozikin L 8
12 Basirun L 9
13 Eka Agus Prantoso L 8
14 Efendi L 7
15 Haerudin L 7
16 Maliki L 9
17 Hartani L 8
18 Kholida P 7
19 Misratul Aini P 8
20 Muh. Muhlisin L 8
Jumlah 161
Rerata 8,05

41
2. Kegiatan dan Data pada Siklus kedua Pertemuan Kedua

Guru pertama-tama memberikan kesempatan kepada masing-masing siswa

untuk menjawab semua soal yang telah diberikan. Hal ini dilakukan untuk

memperoleh gambaran perkembangan tentang kemampuan Keterampilan Membaca

materi Matematika. Melalui latihan tersebut, setelah diadakan pemeriksaan dengan

seksama. Maka diperoleh data mengenai kemampuan Keterampilan Membaca materi

Matematika.

Adapun data yang dimaksud adalah sebagai berikut.

Tabel 4.8 Kemampuan Keterampilan Membaca Materi Pelajaran


Matematika Sesudah Perbaikan
No Nama Siswa L/P Nilai
1 Barokah P 9
2 Haerani p 10
3 Husain Sastra L 8
4 Yuliantan Hariyanti P 9
5 Maimanah P 8
6 M.Nuzur L 9
7 M.Munir Fauzi L 8
8 Siti Hajar P 8
9 Siti Hawa P 9
10 Hamdan L 8
11 Rozikin L 7
12 Basirun L 8
13 Eka Agus Prantoso L 8
14 Efendi L 6
15 Haerudin L 8
16 Maliki L 8

42
17 Hartani L 6
18 Kholida P 7
19 Misratul Aini P 7
20 Muh. Muhlisin L 8
Jumlah 159
Rerata 7.95

F. REFLEKSI SIKLUS KEDUA

1. Refleksi Siklus Kedua Pertemuan Pertama

Setelah diadakan siklus kedua, siswa setelah menyempurnakan soal-soal yang

telah diberikan dan dilanjutkan dengan berlatih untuk menjawab soal-soal tersebut

yang telah disempurnakan. Pada tahapan kegiatan ini, masing-masing siswa

memperolah hasil berbeda. Karena kegiatan ini sifatnya mengulang kegiatan serupa

pada siklus pertama, kegiatan ini menjadi lebih lancar. Pada tahapan ini juga terjadi

peningkatan hasil. Jika pada kegiatan serupa di siklus pertama diketahui dua siswa

memperoleh skor cukup (60), delapan siswa mendapat nilai bagus (70), sembilan

siswa mendapat nilai sangat bagus (80), dan satu orang siswa tergolong ke dalam

kategori nilai terbaik (90). Maka, pada kegiatan ini (siklus kedua) pada pertemuan

pertama diperoleh data: tidak satu pun siswa yang memperoleh skor kurang (50),

hanya satu siswa yang mendapat nilai cukup (60), apalagi kurang atau sangat kurang.

Di sini tercatat (13) tiga belas siswa mendapat nilai sangat baik (80), dan sisanya lima

orang siswa mendapat nilai baik (70). Dengan demikian, berangkat dari kenyataan/

permasalahan di atas dapat dikatakan bahwa dalam pembelajaran materi bahasa

Indonesia dengan menggunakan teknik diskusi dapat dikatakan berhasil.

43
Untuk aktivitas proses pembelajaran, dapat digambarkan bahwa hampir

semua aktivitas pembelajaran dapat dilaksanakan sesuai rencana. Beberapa hal yang

masih belum sempurna pelaksanaanya pada siklus pertama disempurnakan. Pada

tahap ini sudah tidak adalagi kegiatan yang pelaksanaannya kurang optimal meskipun

masih terdapat satu pelaksanaan kegiatan tidak sesuai dengan yang direncanakan,

yaitu dosen membentuk kelompok-kelompok siswa yang terdiri atas 6 – 7 orang per

kelompok (masih terdapat kelompok yang anggotanya 8 orang). Yang terakhir ini

memang sengaja dibiarkan karena memang tidak diperlukan pembentukan kelompok

tambahan.

2. Refleksi Siklus Kedua Pertemuan Kedua

Kegiatan pada pertemuan kedua ini merupakan kegiatan penutup untuk siklus

kedua pada pertemuan kedua. Pada tahap ini diperoleh hasil sebagai berikut. Setelah

diadakan siklus kedua pertemuan kedua, siswa setelah menyempurnakan soal-soal

yang telah diberikan dan dilanjutkan dengan berlatih untuk menjawab soal-soal

tersebut yang telah disempurnakan. Pada tahapan kegiatan ini, masing-masing siswa

memperolah hasil berbeda. Karena kegiatan ini sifatnya mengulang kegiatan serupa

pada siklus pertama, kegiatan ini hasilnya menjadi lebih baik. Pada tahapan ini juga

terjadi peningkatan hasil. Jika pada kegiatan serupa di siklus pertama diketahui empat

siswa memperoleh skor kurang baik (50), tujuh siswa mendapat skor cukup (60), lima

siswa mendapat nilai bagus (70), dan tiga siswa mendapat nilai sangat bagus (80).

Maka, pada kegiatan ini (siklus kedua) pada pertemuan kedua diperoleh data: tidak

satu pun siswa yang memperoleh skor kurang (50), pada siklus ini tetap ada dua siswa

yang nilainya cukup (60), sedangkan siswa yang mendapat nilai baik (70) tercatat tiga

44
orang, dalam hal ini terjadi peningkatan nilai dan pengurangan kuantitas siswa. Di sini

tercatat (5) lima orang siswa mendapat nilai terbaik (10-9), dan sepuluh orang siswa

mendapat skor sangat baik (80). Dengan demikian, berangkat dari kenyataan/

permasalahan di atas dapat dikatan bahwa dalam pembelajaran Matematika dengan

menggunakan metode pemberian tugas dapat dikatakan berhasil.

Dari uraian di atas, dapat disimpulkan: Setelah siswa diberi tindakan sebanyak

satu kali (dua siklus), kemampuannya menguasai maupun pemahamannya terhadap

materi baik pada mata pelajaran bahasa Indonesia dan Matematika dengan

pendekatan /metode pemberian tugas tergolong berkategori baik dan sangat (terbaik)

tercatat lebih dari 75%. Berdasarkan tabel 3 setelah siklus kedua dilaksanakan, yang

memperoleh skor rerata 8 – 7 sebanyak 18 orang siswa (90,47%). Artinya,

kemampuan dalam Keterampilan Membaca materi tergolong sangat baik. Sedangkan,

berdasarkan tabel 4, siswa yang memperoleh skor rerata 10 – 9 - dan 8 sebayak 18

orang siswa (90,47%). Artinya, siswa sudah menguasai materi dengan baik

Eksposisi ini menunjukkan bahwa penelitian ini sudah berhasil. Hal ini

ditandai dengan telah tercapainya indikator keberhasilan penelitian, yakni siswa yang

memiliki kemampuan Keterampilan Membaca materi dan pemahaman sangat baik

minimal 75%. Sementara itu, berdasarkan data yang diperoleh ditunjukkan bahwa

siswa yang menguasai materi sudah di atas 70% yaitu 90,47%. Dengan demikian,

secara otomatis tidak diperlukan siklus berikutnya.

45
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN

1. Simpulan

Dari hasil perbaikan pembelajaran yang telah dilasanakan dapat ditarik

beberapa kesimpulan anatara lain: Penggunaan metode yang tepat sesuai dengan

materi yang diajarkan sangat tepat menentukan keberhasilan siswa. Keterampilan

Membaca materi dapat dilakukan oleh siswa melalui pemberian tugas, yaitu tugas

diberikan berupa pekerjaan rumah. Tatacara penggunaan metode pemberian tugas

untuk meningkatkan kemampuan Keterampilan Membaca dan pemahaman siswa

terhadap materi pembelajaran bahasa Indonesia dan Matematika dengan beberapa

tahapan. Tahapan yang dimaksud adalah: (a) persiapan, (b) aktivitas belajar mengajar,

dan (c) tahap pelaksanaan tindakan.

Setelah siswa diberi tindakan sebanyak satu kali (dua siklus), secara berdaur

ulang kemampuannya menguasai maupun pemahamannya terhadap materi baik pada

mata pelajaran bahasa Indonesia dan Matematika dengan pendekatan Pemberian tugas

tergolong berkategori baik dan sangat (terbaik) tercatat lebih dari 75%. Berdasarkan

tabel 3 setelah siklus kedua dilaksanakan, yang memperoleh skor rerata 8 – 7

sebanyak 18 orang siswa (90,47%). Artinya, kemampuan dalam Keterampilan

Membaca materi tergolong sangat baik. Sedangkan, berdasarkan tabel 4, siswa yang

memperoleh skor rerata 10 – 9 - dan 8 sebayak 18 orang siswa (90,47%). Artinya,

siswa sudah menguasai materi dengan baik

46
Eksposisi ini menunjukkan tingkat keberhasilan yang ditandai dengan telah

tercapainya indikator keberhasilan penelitian, yakni siswa yang memiliki kemampuan

Keterampilan Membaca materi dan pemahaman sangat baik minimal 75%. Sementara

itu, berdasarkan data yang diperoleh ditunjukkan bahwa siswa yang menguasai materi

sudah di atas 70% yaitu 90,47%.

2. Saran-saran

1. Agar memiliki nilai guna yang optimal, semua hasil penelitian ini harus segera

disosialisasikan dan ditindaklanjuti. Terutama yang berhubungan dengan

bagaimana memanfaatkan berbagai strategi pembelajaran, salah satunya adalah

dengan metode pemberian tugas.

2. Guru-guru Sekolah Dasar harus terus menggiatkan pelaksanaan penelitian

tindakan semacam ini, sehingga nantinya akan diperoleh berbagai strategi dalam

upaya peningkatan kualitas pembelajaran, yang pada akhirnya akan dapat

meningkatkan kualitas dan kredibilitas suatu sekolah.

47
DAFTAR PUSTAKA

Depdikbud. 1993. Tatabahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta : Depdikbud


_______. 1995. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta :Depdikbud
Elang, Kusnadi. 2002. Materi Pokok Pembelajaran Pendidikan Matematika. Jakarta :
Universitas Terbuka.
Jehan, W. George 1997. Teknik Berbicara yang Meyakinkan dan Efektif. Jakarta :
Gunung Jati
N.K., Roetiyah. 2001. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Rinneka Cipta
Nurhadi dan Gerrad Senduk. 2003. Pembelajaran Kontekstual dan Penerapannya
dalam KBK. Malang : Universitas Malang
Sibarani, R. 1992. Hakikat Bahasa. Bandung : PT. Aditya Bakti
Taufik, Agus. 2002. Teori-teori Belajar dan Implikasi dalam Pembelajaran. Jakarta :
Universitas Terbuka.
Wardani, I.G.K. dkk. 2004. Materi Pokok Pemantapan Kemampuan Profesional.
Jakarta : Universitas Terbuka
---------------- ---- . 2005 Materi Pokok Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta :
Universitas Terbuka

48
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia


Kelas / Semester: 5/I
Waktu : 4 x 30 menit (4 jam pelajaran: 2 kali Pertemuan)
Tema : Kegemaran

A. Standar Kompetensi: Mengungkapkan pikiran dan perasaan secara lisan dalam


diskusi dan bermain drama.
B. Kompetensi Dasar: Memerankan tokoh drama dengan lafal, intonasi, dan
ekspresi yang tepat.
C. Indikator:
 Mendeskripsikan watak tokoh drama.
 Menulis deskripsi watak tokoh darma yang akan diperankan.
 Memerankan tokoh drama sesuai wataknya dengan lafal, intonasi, dan ekspresi
yang tepat.
D. Hasil Belajar:
 Deskripsi watak tokoh drama.
 Pementasan drama satu babak.
E. Metode Pembelajaran:
 Demonstrasi
 Pemodelan
 Diskusi
 Penugasan

F. Kegiatan Pembelajaran:
PERTEMUAN PERTAMA (2 JAM PELAJARAN)
N PENGORGANISASIAN
KEGIATAN
O SISWA WAKTU
1 Prakegiatan Klasikal 3 menit
a. Guru menyapa siswa, memeriksa kehadiran
siswa, dan mengondisikan siswa agar siap
menerima pelajaran.
b. Guru menyiapkan media dan sumber belajar.
2 Kegiatan Awal Klasikal 5 menit
a. Guru melakukan apersepsi tentang materi 3 menit
pembelajaran.
- Apakah anak-anak masih ingat kalimat-
kalimat dialog padanankah drama yang
kalian buat minggu lalu?
- Coba diulangi dialog yang paling kalian
ingat?
b. Guru menginformasikan materi 1 menit
pembelajaran.
- Pada pembelajaran kali ini, kita akan
berdemonstrasi mendramakan naskah

49
yang sudah dibuat minggu sebelumnya.
c. Guru menginformasikan tujuan 1 menit
pembelajaran.
- Melalui pembelajaran ini, kalian
diharapkan dapat: (a) mendeskripsikan
watak tokoh drama, (b) menulis
deskripsi watak tokoh darma yang akan
diperankan, dan (c) memerankan tokoh
drama sesuai wataknya dengan lafal,
intonasi, dan ekspresi yang tepat.
3 Kegiatan Inti 42 menit
a. Guru mengondisikan siswa siap mengikuti Klasikal 1 menit
pembelajaran.
b. Siswa mendeskripsikan watak tokoh drama: Kelompok 10 menit
- Siswa dibagi dalam beberapa kelompok
(sesuai kelompok minggu sebelumnya).
- Kelompok siswa menelaah kembali naskah Kelompok
drama yang telah dibuat (termasuk cerita
legenda dan sinopsisnya).
- Kelompok siswa mendiskusikan dan
mendeskripsikan tokoh-tokoh drama yang
telah dibuat beserta wataknya (secara
lisan).
- Kelompok siswa menyampaikan hasil Kelompok
pekerjaannya di depan kelompoknya.
- Siswa anggota kelompok menanggapi. Kelompok
- Siswa memperoleh penguatan dari guru. Kelompok
- Siswa menanyakan hal-hal yang belum Individual
dipahami.
c. Siswa menulis deskripsi watak tokoh darma Kelompok 11 menit
yang akan diperankan:
- Kelompok siswa menuliskan tokoh-tokoh Kelompok
drama beserta wataknya yang telah
dideskripsikan tersebut dengan
menggunakan LKS yang disiapkan.
- Masing-masing kelompok siswa Kelompok
menyampaikan hasil pekerjaannya.
- Siswa dari kelompok lain menanggapi.
- Siswa mendapat penguatan dari guru dan Kelompok
teman lainnya.
d. Siswa memerankan tokoh drama sesuai Kelompok 20 menit
wataknya dengan lafal, intonasi, dan ekspresi
yang tepat:
- Kelompok siswa (ketua kelompok/calon Kelompok
sutradara) melakukan pemilihan pemain
sesuai dengan tokoh dan wataknya pada
drama yang telah dibuat.

50
- Kelompok siswa berlatih memerankan Kelompok
tokoh drama.
- Kelompok siswa berlatih mementaskan Kelompok
drama.
- Latihan dilanjutkan di luar kelas Kelompok
(dilanjutkan di rumah)
- Siswa mendapat penguatan dari guru. Kelompok
4 Kegiatan Akhir Klasikal 10 menit
a. Guru dan siswa menyimpulkan kegiatan Klasikal 2 menit
pembelajaran hari itu.
b. Guru dan siswa mengadakan refleksi Individual 6 menit
terhadap pembelajaran hari itu.
c. Guru menugaskan siswa melanjutkan latihan Klasikal 2 menit
pementasan dramanya di rumah dan akan
dipentaskan pada pertemuan berikutnya,
sebagai tindak lanjut pembelajaran.
d. Guru menutup pembelajaran.

PERTEMUAN KEDUA (2 JAM PELAJARAN)


N PENGORGANISASIAN
KEGIATAN
O SISWA WAKTU
1 Prakegiatan Klasikal 3 menit
a. Guru menyapa siswa, memeriksa kehadiran
siswa, dan mengondisikan siswa agar siap
menerima pelajaran.
b. Guru menyiapkan media dan sumber belajar.
2 Kegiatan Awal Klasikal 5 menit
a. Guru melakukan apersepsi tentang materi 3 menit
pembelajaran.
b. Guru menginformasikan materi 1 menit
pembelajaran.
c. Guru menginformasikan tujuan 1 menit
pembelajaran.
3 Kegiatan Inti 42 menit
a. Guru mengondisikan siswa siap mengikuti Klasikal 1 menit
pembelajaran (mementaskan dramanya).
b. Siswa memerankan tokoh drama sesuai Kelompok 41 menit
wataknya dengan lafal, intonasi, dan ekspresi
yang tepat:
- Kelompok siswa secara bergantian Kelompok
mementaskan dramanya.
- Kelompok siswa lain memberikan Kelompok
penilaian terhadap pementasan kelompok
tersebut (dengan rubrik yang telah
disiapkan).
- Setelah pementasan selesai guru bersama Kelompok
siswa memberikan komentar terhadap

51
pementasan.
- Guru bersama siswa mengalkulasi hasil Kelompok
penilaian dan menentukan kelompok
pementas terbaik
- Kelompok dengan pementasan terbaik Kelompok
ditampilkan sekali lagi.
- Guru bersama kelompok siswa lain Kelompok
memberi komentar.
- Kelompok dengan pementas terbaik Kelompok
mendapat hadiah dari guru atau teman lain.
- Siswa mendapat penguatan dari guru. Klasikal

4 Kegiatan Akhir Klasikal 10 menit


a. Guru dan siswa menyimpulkan kegiatan Klasikal 2 menit
pembelajaran hari itu.
b. Guru dan siswa mengadakan refleksi Individual 6 menit
terhadap pembelajaran hari itu.
c. Guru menugaskan siswa terus berlatih Klasikal 2 menit
pementasan drama untuk perayaan sekolah,
lomba, dll., sebagai tindak lanjut
pembelajaran.
d. Guru menutup pembelajaran.

G. Penilaian (Terlampir)
- Jenis tes : tertulis
- Bentuk tes : subyektif
- Alat penilaian : Tugas (LKS) dan rubrik penilaian pementasan.
- Prosedur penilaian:
Penilaian proses : Pengamatan selama pembelajaran berlangsung
Penilaian hasil : LKS dan rubrik penilaian pementasan

H. Media dan Sumber Belajar


1. Media : Penggalan naskah drama satu
babak, deskripsi tokoh dan wataknya, LKS, dan buku
kumpulan cerita legenda
2. Sumber Belajar :
a. Depdiknas. 2007. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta:
Depdiknas
b. Tim Bina Karya Guru. 2007. Bina Bahasa Indonesia Kelas IV A.
Jakarta: Erlangga
c. Puspadi, A. Tanpa tahun. Kumpulan Cerita Rakyat Nusantara. Solo:
Bintang Pustaka Abadi
d. Sigar, E. 2001. Buku Pintar Mendongeng. Jakarta: Pustaka Delapratasa

52
Pengadangan, 13 November 2010
Mahasiswa,
Teman
Sejawat,

Mahpuz, S.Pd ELY ZAKIAH AGUSTINI


NIP. 196112311983031420 NIM. 813586741

Mengetahui
Kepala SDN 3 Pengadangan

H. Arsayu, S.Pd
NIP. 195512311978021045

53
RENCANA PERBAIKAN PEMBELAJARAN

SIKLUS PERTAMA PERTEMUAN KEDUA

Hari/Tanggal : Senin, 13 Oktober 2010

Mata Pelajaran : Matematika


Pokok Bahasan : Perkalian Pecahan
Kelas/Semester : V/ I
Waktu : 1 x 40 menit

I. . Tujuan
1. Standar Kompetensi (SK)
- Setelah proses pembelajaran berlangsung, siswa mampu melakukan
penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian pecahan..
2. Kompetensi Dasar (KD)
<> Melalui penjelasan, Tanya jawa, dan pemberian tugas, siswa dapat:
- Mengalikan pecahan dengan benar.
2. Menentukan hasil kali dengan benar.
1. Mampu melakukan pengurangan dengan beanar.
4. Melakukan pembagian pecahan dengan benar.
3. Indikator
1. Siswa mampu menguasai materi pelajaran dengan benar
2. Siswa mampu menjawab pertanyaan guru dengan benar.

II. MATERI PEMBELAJARAN


1. Pokok-pokok Materi
<> Mengalikan pecahan.
<> Menentukan hasil kali dengan benar.
<> Mampu melakukan pengurangan dengan benar.

54
<>Melakukan pembagian pecahan dengan benar.

 Metode
Eksprimen, diskusi, cerita, dan Tanya jawab.
- Media:
- Gambar
- Sumber bahan : GBPP Matematika 1994
- Buku Pelajaran Matematika Kelas IV
- Buku Paket Jendela Sains 3b (Sri Harmi)
III. Kegiatan Pembelajaran
A. Kegiatan Awal (5 menit)
 Memotivasi siswa melalui penyampaian tujuan pembelajaran,
 Menunjuk posisi kelompok siswa kemudian membagikan alat
percobaan.
B. Kegiatan Inti (30 Menit)
<> Menjelakan tentang perkalian pecahan.
<> Meminta siswa untuk menghitung hasil kali pecahan dengan benar.
<> Mampu melakukan pengurangan dengan benar.
<> meminta siswa maju ke depan untuk menghitung kali pecahan di papan
tulis.
<>Melakukan pembagian pecahan dengan benar.
C. Kegiatan Akhir (5 menit).
<> mengadakan evaluasi akhir secara tertulis,
<> mengadakan tindak lanjut dengan memberikan pekerjaan rumah berupa
soal kaitannya materi pembelajaran.
IV. Evaluasi
<> Prosedur Evaluasi
@ Pree tes : tidak ada
@ Penilaian Proses : diadakan
@ Post tes ; diadakan
<> Jenis Tes : tertulis
@ Soal-soal

55
Pengadangan, 13 November 2010
Mahasiswa,
Teman
Sejawat,

Mahpuz, S.Pd ELY ZAKIAH AGUSTINI


NIP. 196112311983031420 NIM. 813586741

Mengetahui
Kepala SDN 3 Pengadangan

H.Arsayu, S.Pd
NIP. 195512311978021045

56
FORMAT OBSERVASI
Hari/Tanggal : Selasa, 6 Oktober 2010 Kelas :V
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Siklus : II

NO
PENGAMATAN
1. Ketepatan Pelaksanaan Sekenario Pembelajaran
Pelaksanaan proses pembelajaran sudah dilaksanakan dengan
baik sesuai dengan rencana pembelajaran yang dibuat.
2. Keterlibatan siswa selama proses pembelajaran
- Semua siswa aktif mengikuti penjelasan guru, sehingga siswa
memperhatikan penjelasan guru
- Siswa sudah memiliki keberaniann untuk bertanya
- Suasana kelas tenag, terkendali, dan aman.
3 Prilaku Mengajar Yang Positif dan Negatif
- Guru mengajar dengan baik dan bersemangat sehingga siswa
aktif memperhatikan penjelasan guru
- Guru aktif membimbing siswa yang kurang
4 Komentar Siswa
- Kami merasa puas dan senang cara mengajar guru dan dengan
hasil yang kami peroleh.
5 Unjuk Kerja Siswa
- Setelah diadakan evaluasi pada akhir PBM: hasil reratanya di
atas 75 % yang dicapai dari 19 orang murid.

Pengadangan, 13 Nove 2010


Mahasiswa,
Teman
Sejawat,

Mahpuz, S.Pd ELY ZAKIAH AGUSTINI


NIP. 196112311983031420 NIM. 813586741

Mengetahui
Kepala SDN 3 Pengadangan

H.Arsayu, S.Pd

57
NIP. 195512311978021045

SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : ELY ZAKIAH AGUSTINI


NIM : 813586741
UPBJJ –UT : Mataram
Menyatakan bahwa:
Nama : Mahpuz, S.Pd
NIP : . 196112311983031420
Tempat Tugas : SDN 3 Pengadangan
Guru Keas : VI
Adalah teman sejawat yang akan membantu dalam pelakasanaan perbaikan
pembelajaran, yang merupakan tugas Mata Kuliah IDIK 4501 Pemantapan
Kemampuan Profesional (PKP)
Demikian surat pernyataan ini dibuat untuk dapat digunakan sebagaimana
mestinya.
Pengadangan, 13 Nove 2010
Mahasiswa,
Teman
Sejawat,

Mahpuz, S.Pd ELY ZAKIAH AGUSTINI


NIP. 196112311983031420 NIM. 813586741

Mengetahui
Kepala SDN 3 Pengadangan

H.Arsayu, S.Pd
NIP. 195512311978021045

58
59

Anda mungkin juga menyukai