Anda di halaman 1dari 60

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA (BI) DAN

KEMAMPUAN MEMAHAMI BERBAGAI BENTUK ENERGI


(IPA) DENGAN MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI
MURID KELAS IV SDN 1 KEMBANG KERANG TAHUN
PEMBELAJARAN 2010-2011

Oleh

YUHAYANI
NIM. 814729824

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL


UNIVERSITAS TERBUKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIT PROGRAM BELAJAR JARAK JAUH
MATARAM
2010

1
LEMBAR IDENTITAS PENGESAHAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA (BI) DAN KEMAMPUAN


MEMAHAMI BERBAGAI BENTUK ENERGI (IPA) DENGAN
MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI MURID KELAS IV SDN 1
KEMBANG KERANG TAHUN PEMBELAJARAN 2010-2011

Nama : YUHAYANI
NIM 814729824
Program Studi : Sl PGSD
Tempat Mengajar : SDN 1 Kembang Kerang

Tanggal Pelaksanaan:

No Hari / Tanggal Waktu Mata Siklus


Pelajaran
1 Selasa, 7 September 2010 07.30- 08.10 B. Indonesia I/I
2 Senin, 15 September 2010 07.30- 08.10 IPA I/II
3 Selasa, 3 Oktober 2010 07.30- 08.10 B. Indonesia II/I
4 Senin, 9 Oktober 2010 07.30- 08.10 IPA II/II

Kembang Kerang, 13 November 2010


Mahasiswa,
Menyetujui
Supervisor

Drs. Cedin Atmaja, M.Si Yuhayani


NIP 195902281986021003 NIM.814729824

2
Ucapan Terima Kasih
Puji syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rakhmat-
Nya sehingga penulisan laporan Penelitian Tindakan Kelas ini ini dapat diselesaikan
dengan baik. Laporan ini dapat berjalan sesuai dengan rencana, oleh karena itu dalam
kesempatan ini tidak lupa diucapkan terima kasih banyak kepada:
1. Bapak Drs. L.M Tauhid, M.Pd selaku kepala UPBJJ UT Mataram
2. Bapak Pembimbing Drs. Kaharudin, M.Hum
3. Bapak Kepala Sekolah Dasar Negeri 1 Kembang Kerang
4. Semua pihak yang telah ikut memberikan sumbangsihnya.

Mudah-mudahan amal baik semua pihak mendapat imbalan yang setimpal


dari yang Mahakuasa.
Akhirnya, penulis mengharapkan semoga laporan yang sederhana ini dapat
memberikan sumbangan ilmu pengetahuan yang berharga bagi peningkatan mutu
proses pembelajaran berikutnya..

Kembang Kerang, 28 November 2010

3
DAFTAR ISI
Halaman Judul ....................................................................................... i
Kata Pengantar ..................................................................................................... iv
Daftar Isi .............................................................................................................. v
Daftar Lampiran .................................................................................................. vi
I. PENDAHULUAN. ...................................................................... ............... 1
A. Latar Belakang ................................................................................ ....... 1
B. Rumusan Masalah.................................................................................. 5
C. Tujuan Perbaikan............................................................................................. 6
D. Manfaat .......................................... ...................................................... 7
II. KAJIAN PUSTAKA....................................................................................... 9
III. METODE ATAU PELASANAAN PERBAIKAN .................................... 11
A. Subjek Penelitian..................................................................................... 11
B. Deskrepsi Perbaikan...................................................................................... 11
1. Tahap Perencanaan Tindakan ............................................................. 12
2. Tahap Pelaksanaa Tindakan .............................................................. 13
3. Tahap Refleksi .................................................................................... 15
4. Analisis Data ..................................................................................... 15
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ...................................................................... 16
A. Siklus Pertama ...................................................................................... 16
B. Pelaksanaan Tindakan dan Evaluasi Siklus Pertama..................... 18
C. Refleksi Siklus Pertama............................................................................... 22
D. Siklus Kedua ............................................................................................... 24
E. Pelaksanaan Tindakan dan Evaluasi Siklus Kedua ............................. 27
F. Refleksi Siklus Kedua .................................................................................... 30
V. SIMPULAN DAN SARAN ............................................................................ 50
A. Simpulan ................................................................................................. 50
B. Saran ........................................................................................................... 50
LAMPIRAN-LAMPIRAN

4
BAB I
PENDAHULUAN

I. LATAR BELAKANG

Persoalan pendidikan pada dasarya adalah masalah moral sosial yang mencoba

menjawab pertanyaan-pertanyaan tentang kehidupan, mana yang paling baik masalah

setiap orang yang meliputi semua kecakapan, keterampilan, pengetahuan, kebiasaan

dan sikap manusia yang berkembang dimana-mana dan kapan saja serta melalui alat

apapun.

Proses pembelajaran pada dasarnya merupakan intraksi siswa dengan

lingkungan belajar yang dirancang sedemikian rupa untuk mencapai tujuan

pengajaran, yakni kemampuan yang diharapkan setelah siswa mengikuti pengalaman

belajarnya. Belajar merupakan suatu perubahan tingkah laku yang mencakup

keterampilan dan kebiasaan, pengetahuan, pengertian, sikap dan cita-cita.

Agar perubahan tersebut lebih terarah kepada tujuan yang jelas, maka perlu

penyiapan bahan baik mata pelajaran, berbagai keterampilan maupun pengalaman

lainnya. Karena tujuan umum dari pendidikan itu sendiri adalah untuk menyiapkan

generasi muda menjadi orang dewasa yang mandiri dan produktif serta berkualitas

tinggi. Sebagaimana yang diamanatkan dalam undang-undang yaitu mengenai fungsi

dan tujuan Pendidikan Nasional secara Umum yaitu sebagai berikut: “Pendidikan

Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta

pradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa;

bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang

beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Mahaesa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,

5
cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung

jawab”. (Depdikbud, 2004: 5).

Untuk mencapai tujuan tersebut maka pemerintah mengeluarkan berbagai

macam kebijakan, kebijakan yang dirancang secara khusus untuk meningkatkan mutu

pendidikan salah satunya dengan mengeluarkan membuat rancangan undang-undang

tentang sistem pendidikan Nasional.

Dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan, serta mewujudkan masyarakat

yang berkualitas sudah menjadi tanggung jawab kehidupan bersama terutama dalam

mempersiapkan peserta didik menjadi subyek yang makin berperan menampilkan

keunggulan dirinya yang tangguh, kreatif, dan profesional dalam bidangnya masing-

masing. (Mulyasa, 2004 : 3).

Dalam kaitannya dengan upaya peningkatan pendidikan salah satu komponen

pendidikan yang mempunyai peran yang sangat penting adalah menyangkut peran

guru sebagai pengajar, pembimbing maupun pengarah bagi anak didiknya. Sebagai

seorang pendidik, guru tidak hanya dituntut untuk melaksanakan tugasnya secara

profesional, tetapi juga guru harus memiliki pengetahuan dan kemampuan yang

profesional juga. Seperti yang dikatakan oleh Solaeman (2002:115) bahwa “Untuk

menjadi guru yang baik dapat mengandalkan kepada bakat atau hasrat, emansipasi

ataupun lingkungan belaka, praktik yang memadai agar muncul sikap guru yang harus

disertai dengan kegiatan studi dan latihan serta diinginkan sehingga memunculkan

kegairahan kerja yang menyenangkan.

Dalam hubungannya dengan kesulitan siswa dalam belajarnya. Kesulitan

belajar adalah suatu kejadian atau peristiwa yang menunjukkan bahwa dalam

mencapai tujuan pengajaran, jumlah siswa mengalami kesulitan dalarn menguasai

secara tuntas bahan pelajaran yang diajarkan atau dipelajari (Waiji R, 1982 : 69).

6
Persoalan belajar merupakan inti dari peroses pendidikan, karena dengan

kegiatan belajar mengajar diharapkan dapat mencapai tujuan pendidikan dalam

bentuk perubahan tingkah laku bahkan menjadi harapan bagi semua pihak. Agar

setiap siswa dapat mencapai hasil belajar yang sebaik-baiknya sesuai dengan

kemampuan masing-masing siswa. Akan tetapi pada kenyataanya dalam mencapai

hasil belajar yang sempurna siswa banyak mengalami hambatan-hambatan.

Siswa yang telah berhasil menguasai materi yang diajarkan guru, tidak begitu

banyak menimhulkan masalah dalam dunia pendidikan. Tetapi bagi siswa yang belum

menguasai materi pelajaran akan menimbulkan permasalahan. Kesulitan-kesulitan

belajar yang dialami oleh siswa kelas IV SDN 1 Kembang Kerang mempunyai

tingkatan-tingkatan yang berbeda-beda. Ada yang mengalami kesulitan dalam

memahami materi pelajaran menghafal disebut (kesulitan dari segi kognitif),

afektifnya maupun psikomotoriknya.

Berangkat dari hal tersebut, untuk menyelesaikan materi pelajaran secara

keseluruhan diperlukan bantuan tertentu atau kegiatan tambahan agar tugas-tugas

dapat diselesaikan secara baik. Seorang guru selain membuat rencana pengajaran dan

mengadakan penilaian, guru juga harus mengatasi kesulitan-kesulitan yang dialami

oleh siswa, sehingga masalah tersebut dapat diatasi. Salah satu bentuk dari kegiatan

untuk mengatasi kesulitan belajar siswa adalah melalui pelaksanaan program

Pengajaran Remedial, yang bertujuan untuk mengatasi siswa yang mengalami

kesulitan belajar, agar dapat memperoleh prestasi belajar yang memadai melalui

proses penyembuhan atau perbaikan.

Berangkat dari hal-hal di atas, ada beberapa hal yang menjadi catatan, salah

satu di antaranya adalah kenyataan di lapangan baik dari hasil observasi maupun

kegiatan evaluasi yang dilakukan terhadap 20 siswa/ anak kelas IV SDN 1 Kembang

7
Kerang pada semester I, tahun pelajaran 2010/2010 untuk mata pelajaran bahasa

Indonesia dan Ilmu Pengetahuan Alam, hasil yang diperoleh sangat kurang

memuaskan. Hasil yang telah diperoleh dari kegiatan dalam mata pelajaran bahasa

Indonesia hanya lima (5) orang dari 20 siswa yang tingkat penguasaan materi

pelajaran memperoleh nilai di atas 70 dan hanya tiga orang siswa tingkat penguasaan

materi pelajaran memperoleh nilai di atas 70 pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan

Alam. Sedangkan sisanya rata-rata tingkat pennguasaan siswa terhadap materi

pelajaran di bawah 60.

Dalam rangka meningkatkan penguasaan siswa terhadap materi pelajaran

bahasa Indonesia dan Ilmu Pengetahuan Alam, maka diperlukan langkah dalam

proses pembelajaran tersebut, langkah yang dimaksud adalah Penelitian Tindakan

Kelas (PTK) sangat penting diperlukan guna pengkajian yang lebih mendalam

terhadap sesuatu yang terjadi di dalam kelas dan juga untuk menambah kepekaan guru

terhadap dinamika pembelajaran di dalam kelas. Oleh sebab itu, penulis dibantu oleh

teman sejawat melakukan perbaikan pembelajaran ini dilakukan untuk memenuhi

salah satu tugas akhir dalam mata kuliah Pemantapan Kemampuan Profesional (PKP)

pada jenjang Program Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD).

B. Rumusan Masalah dan Pemecahan Masalah

1. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah pada bagian pendahuluan di atas, dapat

dirumuskan masalah utama yang akan dikaji melalui penelitian tindakan kelas ini

adalah sebagai berikut.

Bagaimana meningkatkan kemampuan berbicara (BI) dan kemampuan

memahami berbagai bentuk energi (IPA) dengan menggunakan strategi

Demonstrasi Murid kelas IV SDN 1 Kembang Kerang tahun

8
pembelajaran 2010-2011?

2. Pemecahan Masalah

Melihat permasalahan yang ada, maka untuk meningkatkan kemampuan

berbicara (BI) dan kemampuan memahami berbagai bentuk energi (IPA) dengan

menggunakan strategi Demonstrasi Murid kelas IV SDN 1 Kembang Kerang

tahun pembelajaran 2010-2011?

Adapun tindakan yang akan dilakukan sebagai berikut :

a. Persiapan

Pada tahap ini guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok.

dalam hal ini siswa dipasangkan. Para siswa tetap berada di kelas. Guru

mempersiapkan media yang akan digunakan dalam pembelajaran.

b. Pelaksanaan tindakan

1. Guru memberikan penjelasan singkat tentang cara kerja siswa,

kemudian memberikan bagian pertama bahan kepada siswa yang

pertama, sedangkan bagian kedua bahan diberikan kepada siswa yang

kedua.

2. Siswa membaca/mendengarkan bagian mereka masing-masing.

3. Siswa mencatat beberapa frase/kata kunci yang ada dalam bagian

masing-masing kemudian saling menukar daftar kata/frase kunci

dengan pasangan masing-masing (dalam kegiatan ini siswa membuat

draf kata-kata yang akan dikembangkan menjadi cerita).

4. Siswa yang mendapat bagian pertama berusaha menuliskan apa yang

terjadi selanjutnya sedangkan siswa yang mendapat bagian kedua

berusaha menuliskan apa yang terjadi sebelumnya sesuai dengan cerita

yang didapatkan (siswa mengembangkan idenya).

9
5. Setelah selesai menulis siswa diberikan kesempatan untuk membacakan

hasil karangan mereka. Siswa/guru memberikan komentar mereka

terhadap hasil pekerjaan siswa yang lain.

6. Siswa yang diberikan komentar berusaha untuk memperbaiki hasil

pekerjaan mereka (kegiatan ini termasuk dalam tahapan editing)

7. Hasil pekerjaan siswa kemudian dikumpulkan kepada guru untuk

dinilai.

8. Untuk lebih memberikan semangat kepada siswa, karya-karya mereka

dipublikasikan, diabadikan dan diberikan hadiah (termasuk dalam tahapan). Untuk

mencapai hasil yang memuaskan, guru harus mengelola kegiatan pengajaran Bahasa

Indonesia pada subpokok bahasan berbicara dan mata pelajaran Ilmu Pengetahuan

Alam pada subpokok bahasan berbagai bentuk energi melalui penggunaan strategi

Demonstrasi dengan sebaik-baiknya. Hal-hal yang harus diperhatikan guru dalam

mengelola kegiatan tersebut adalah sebagai berikut.

(1) Persiapan, Pertama kali guru harus mengidentifikasi permasalahan yang terjadi di

dalam proses pembelajaran, setelah mengidentifikasi barulah disusun rencana

tindakan yang sesuai dengan kondisi anak didik.

(2) Aktivitas pembelajaran, kelompok-kelompok siswa disiapkan dan diatur

tempat duduknya agar suasana menjadi menarik. kemudian guru memberikan

deskripsi materi baik mata pelajaran bahasa Indonesia maupun mata pelajaran

Ilmu Pengetahuan Alam yang menyangkut: orientasi kelas dan pelaksanaan

pendekatan Demonstrasi.

Jadi berdasarkan kerangka pemikiran di atas maka hipotesis tindakan

penelitian ini adalah sebagai berikut : melalui penggunaan strategi

10
Demonstrasi dalam mata pelajaran bahasa Indonesia dan Ilmu Pengetahuan

Alam, kemampuan siswa serta aktivitasnya akan dapat ditingkatkan.

C. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai

berikut.

Untuk meningkatkan kemampuan penguasaan materi oleh murid kelas IV

SDN 1 Kembang Kerang tahun pembelajaran 2010-2011 pada mata

pelajaran Bahasa Indonesia kontek berbicara dan Ilmu Pengetahuan Alam

konteks materi berbagai bentuk energi dengan menggunakan strategi

Demonstrasi.

D. Manfaat Hasil Penelitian

Hasil yang diharapkan dari penelitian tindakan kelas yang diadakan adalah

sebagai berikut :

Bagi Siswa :

1. Meningkatkan kemampuan dan pemahaman siswa dalam menggunakan

strategi Demonstrasi;

2. Meningkatkan keberanian untuk tampil di muka kelas;

3. Meningkatkan kreativitas berpikir dan bernalar siswa;

4. Menghilangkan kejenuhan siswa dalam pembelajaran Bahasa Indonesia dan

Ilmu Pengetahuan Alam.

Bagi guru :

1. Dapat membantu guru dalam menerapkan/menggunakann metode

demonstrasi.

2. Dapat membantu guru dalam menyusun prosedur pembelajaran Bahasa

Indonesia dan Ilmu Pengetahuan Alam yang dapat digunakan untuk

11
meningkatkan pemahaman penguasaan siswa;

3. Dapat membantu guru dalam menyusun topik-topik. pembelajaran Bahasa

Indonesia dan Ilmu Pengetahuan Alam yang benar-benar relevan dengan

kebutuhan dan minat siswa, yang menarik, yang memberikan wawasan dan

pengetahuan baru, serta yang menantang kreativitas berpikir siswa.

Bagi Sekolah :

1. Akan meningkatkan kualitas lulusan;

2. Meningkatkan kredibilitas sekolah yang bersangkutan; dan

3. Meningkatkan grade sekolah.

12
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

METODE DEMONSTRASI

Demonstrasi merupakan metode mengajar yang sangat efektif dalam

menolong pembelajar mencari jawaban atas pertanyaan seprti : Bagaimana cara

membuatnya? Terdiri dari bahan apa? Cara mana yang paling baik ? Bagaimana dapat

diketahui kebenarannya.?

Dengan demonstrasi sebagai metode mengajar dimaksudkan bahwa seorang

pengajar, orang luar yang sengaja mintà, atau pembelajar sekalipun memperlihatkan

pada séluruh kelas suatu proses, misalnyá bagaimanà cara bekerjanya sebuah alat

pencuci pakaian yang otornatis.

Dengan demonstrasi dimaksudkan bahwa pengajar atau pembelajar mencoba

mengerjakan sesuatu serta mengamati proses dan basil pross itu. Dengan demonstrasi

kita bisa mernperoleh jawaban tentang : Bagaimana kita tahu bahwa itu benar? Cara

manakah yang merupakan cara terbaik ? Apakah yang akan terjadi ? Terjadi dari

bahan apa?

Di dalam pelaksanaanya metode demonstrasi dapat dirangkaikan dengan

diskusi. Metode demonstrasi wajar digunakan kalau pembelajar atau pengamat

(observe) ingin mengetahui tentang:

1. Bagaimanakah proses pengaturannya?

Misalnya: a. Mengatur ruangan dalam penempatan alat-alat, hiasan dan lain- lain

untuk upacara adat.

13
b. Dalam apel atau upacara militer bagaimana mengatur barisan agar tertib dan

disiplin.

2. Bagaimana proses membuatnya?

Misalnya mendemonstrasikan cara membuat reproduksi potret dari sebuah

negatif. Dengan mempenlihatkan proses atau langkah pertama akan lebih berarti

daripada sekadar memberikan keterangan-keterangan lisan saja.

3. Bagaimana proses bekerjanya?

Pada sebuah kursus montir mobil, pengajar menggunakan gambar-gambar

bagaimana dari model dan dijelaskannya hubungan bagian alat yang satu dengan alat

lainnya serta cara bagaimana bekerjanya mekanisme alat-alat itu. Kemudian alat

sebenarnya diperlihatkan kepada murid, dan pembelajar diberikan kesempatan

mengamat-amati alat-alat itu.

4. Bagaimana proses mengerjakannya atau menggunakannya?

Dalam latihan menggunakan senjata, instruktur bermaksud mengajarkan cara

menggunakan senjata. Siswa-siswa berkumpul dan melihat bagaimana instruktór

mendemonstrásikan penggunaan senjata, dengan melakukan berbagai tindakan

pengamanan.

5. Terdiri dari apa?

Untuk mengetahui sesuatu benda atau alat-alat yang terdiri dari beberapa

bahan, lebih baik jika pembelajar meneliti dari beberapa bahan, lebih baik jika

pembelajar meneliti bagian bagian atau bahan-bahan yang dijadikan bahan campuran

itu. Misalnya pèmbelajar SKP dalam pelajaran memasak, atau caloi-calon asisten

farmasi dalam menganalisis sebuah obat.

14
6. Cara manakah yang lebih baik?

Dalam latihan praktis loncat dari truk yang sedang berjalan instruktor

mendemonstrasikan cara-cara yang baik dan yang buruk, misalnya melompat dalam

posisi menghadap truk dan melompat membelakangi truk, atau para pelajar ingin

mengetahui cara-cara penanaman jSepng yang baik dengan mempergunakan dua cara

perawatan.

7. Bagaimana kita mengetahui kebenarannya?

Pembelajar SD dalam pelajaran Ilmu Alam mengetahui bahwa udara terdiri

atas + 25 % zat asám. Untuk membuktikan tëori ini pengajár mengambil lilin, gelas

dan piring yang berisi cair berwarna. Lilin dinyalakan pada piring yang berisi air

kemudian ditutup oleh gelas; ternyata lilin padam dan air naik ke dalam gelas + 1/5

gelas. Dengan cara ini maka pengajar telah mendemonstrasikan sesuatu pembuktian

akan kebenaran sesuatu prinsip dan cara ini juga akan mempertinggi minat dan

perhatian pembelajar.

Keuntungan sebuah metode demoñstrasi

1. Perhatian siswa dapat dipusatkan kepáda hal-hal yang dianggap penting óleh

pengajar sehingga hal-hal yang penting dapat diamati seperlunya. Perhatian

pembelajar lebih mudah dipusatkan pada proses belajar dan tidak tertuju pada hal-hal

lain.

2. Dapat mengurangi kesalahan-kesalahan jika dibandingkan dengan hanya membaca

di dalam buku, karena pembelajar telah mempéroleh gambaran yang jelas dari hasil

pengamatannya.

15
3. Kalau pembelajar turut aktif bereksperirnen, maka pembelajar akan memperoleh

pengalaman-pengalaman praktek untuk rnngembangkañ kecakapannya dan

mempemleh pengakuan dan penghargaan dari teman-teman dan pengajarnya.

Batas-batas kemungkinannya:

1. Dernonstrasi akan merupakan metode yang tidak wajar kalau alat yang

didemonstrasikan tidak dapat diamati dengn seksama oleh siswa. Misalnya alat itu

terlalu kecil penjelasan-penjelasan tidak jelas.

2. Demonstrai menjadi kurang efektif kalau tidak diikuti dengan sebuah aktivitas

pembelajar sendiri dapat ikut bereksperimen dan menjadikan aktivitas itu pengalaman

berharga. .

3. Kadang-kadang hal dapat didemonstrasikan di dalam kelas. Misalnya alat-alat yang

sangat besar atau yang berada di tempat lain yang jauh dari kelas.

4: Kadang-kadang, kalau sesuatu alat dibawa ke dalam kelas kemudian

didemonstrakan siswa melihat sesuatu proses yang berlainan dengan proses jika

berada lalam situasi sebenarnya.

Sebagai seorang guru yang dalam melaksanakan tugasnya dituntut secara

profesional. Keprofesional guru harus memerlukan wawasan luas, mantap, dan utuh

tentang kegiatan proses pembelajaran. Salah satu di antara teknik (sterategi) yang

dimaksud adalah teknik demonstrasi. Dengan demonstrasi, proses penerimaan murid

terhadap proses pembelajaran akan lebih terkesan secara mendalam; sehingga

membentuk pengertian dengan baik dan sempurna. Juga siswa dapat mengamati dan

memperhatikan pada apa yang diperlihatkan guru selama pembelajaran berlangsung.

Penggunaan metode demonstrasi mempunyai tujuan agar siswa mampu

memahami tentang cara mengatur atau menyusun sesuatu misalnya penggunaan

16
kompor untuk mendidihkan air, cara membuat sesuatu misalnya membuat kertas;

dengan demonstrasi siswa dapt mengamati bagian-bagian dari sesuatu benda atau alat

seperti bagian tubuh manusia; atau bagian dari mesin jahit. Juga siswa dapat

menyaksikan kerjanya sesuatu alat atau mesin seperti penggunaan gunting dan

jalannya mesin jahit. Bila siswa melakukan sendiri demonstrasi tersebut, maka ia

dapat mengerti juga cara menggunakannya. Dengan demikian, siswa juga akan

mengerti cara-cara penggunaan sesuatu alat atau perkakas, atau sesuatu mesin,

sehingga mereka dapt memilih dan memperbandingkan cara yang terbaik.

Bila dilaksanakan demonstrasi dengan baik dan efektif, maka perlu

diperhatikan hal-hal sebagai berikut.

a. guru harus mampu menyusun rumusan tujuan instruksional, agar

dapat memberi motivasi yang kuat pada siswa untuk belajar.

a. Pertimbangkanlah baik-baik apakah pilihan teknik ini sudah mampu

menjamin tercapainya tujuan yang telah dirumuskan.

b. Apakah tersedia waktu yang cukup, sehingga dapat memberi

keterangan, kalau siswa bertanya. Dan

c. Selama demonstrasi berlangsung guru harus memberi kesempatan

pada siswa untuk mengamati dengan baik dan bertanya.

Penggunaan teknik demonstrasi sangat penting untuk menunjang proses

pembelajaran di kelas. Keuntungan yang diperoleh adalah dengan demonstrasi

perhatian siswa lebih dapat terpusatkan pada pelajaran yang diberikan, kesalahan-

kesalahan yang terjadi bila pelajaran itu diceramahkan dapat diatasi melalui

pengamatan dan contoh kongkrit.

Tabel 2.1

Rincian Aktivitas Guru dan Siswa Model Demonstrasi

17
N Fase Aktivitas Guru dan Siswa

1 2 3
1 Memotivasi Siswa a. Guru membuka pelajaran dan mengorganisasi kelas untuk belajar.
. Siswa mengambil tempat dalam kelompok masing-masing.
b. Guru menyampaikan hasil kerja kelompok berdasarkan hasil
pertemuan sebelumnya.
c. Guru menyampaikan kepada siswa tentang materi pokok, standar
kompetensi, kompetensi dasar, hasil belajar dan tujuan pembelajaran.
d. Guru menyampaikan kepada siswa apa yang mereka akan lakukan
dalam kerja kelompok: menyelesaikan masalah kontekstual pada LKS.
e. Guru memotivasi siswa dengan mengaitkan materi yang akan
dipelajari dengan kehidupan siswa sehari-hari.
2 Menyajikan a. Guru menyajikan informasi tentang materi yang akan dipelajari
. informasi dan siswa dengan cara demonstrasi atau merujut kepada buku dengan
melibatkan siswa menggunakan masalah kontekstual sesuai materi pelajaran yang
memahami masalah sedang dipelajari siswa. .
kontekstual
b. Meminta siswa untuk memahami masalah tersebut.
c. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya.
d. Jika terdapat hal-hal yang kurang dipahami oleh siswa, guru
menjelaskan atau memberikan petunjuk seperlunya. (Karakteristik
realistik yang muncul adalah menggunakan masalah kontekstual
sebagai awal pembelajaran).
3 Mengorganisasi a. Guru menjelaskan kepada siswa bagaimana caranya membentuk
. siswa ke dalam kelompok belajar dan membantu setiap kelompok agar melakukan
kelompok belajar transisi secara efisien.
dan memberikan
b. Guru membagikan LKS atau tugas yang akan diselesaikan siswa
tugas kelompok
kepada masing-masing kelompok
4 Membimbing a. Siswa melakukan aktivitas yang telah diten-tukan guru (mempelajari
kelompok bekerja materi tertentu, menyelesaikan masalah kontekstual pada LKS,
dan belajar menyelesaikan masalah tertentu, melakukan investigasi, dsb) dalam
kelompok-kelompok kecil secara kooperatif. Pada langkah ini
karakteristik PMR yang muncul adalah menggunakan model.
b. Guru berkeliling dan memberikan bantuan terbatas kapada setiap
kelompok. Bantuan ini dapat berupa penjelasan secukupnya (tanpa
memberikan jawaban terhadap masalah yang sementara dihadapi
siswa), dapat pula memberikan pertanyaan yang merangsang berpikir
siswa dan mengarahkan siswa untuk lebih jelas melihat masalah yang
sebenarnya atau mengarahkan siswa kepada pemecahan masalah yang
dihadapi.
c. Setiap kelompok diminta untuk memeriksa kembali apa yang
mereka telah lakukan atau yang mereka pelajari sebelum menuliskan
jawaban kelompok.
d. Guru memberikan penekanan, bahwa setiap anggota kelompok
harus saling membantu agar materi yang dipelajari dipahami oleh
semua anggota kelompoknya.

18
5. Diskusi dan a. Siswa melaporkan hasil penyelesaian masalah atau hasil dari
negosiasi aktivitas kelompok.
b. Guru menentukan siswa tertentu atau kelompok tertentu untuk
mempresentasikan hasil kerjanya.
c. Guru memimpin diskusi. Peran guru di sini sangat menentukan
lancarnya interaksi antara setiap kelompok, juga sangat menentukan
berhasilnya proses negosiasi.
d. Guru dapat mengajukan pertanyaan apakah, mengapa, dan
bagaimana, sehingga lebih mengarahkan siswa untuk mencapai tujuan.
e. Guru meminta kepada setiap siswa membuat kesimpulan dari hasil
diskusi.
f. Karakteristik PMR yang muncul pada langkah ini adalah
penggunaan kontribusi siswa dan terdapat interaksi antara siswa
dengan siswa, dan antara siswa dengan guru.
6. Evaluasi dan a. Penilaian dapat dilakukan sebelum (pre-test), selama, dan setelah
penghargaan pembelajaran dilakukan.
b. Guru memberikan penghargaan kepada setiap kelompok sesuai
dengan hasil penilaian yang dilakukan.

Tabel 2.2
Skenario Model Pembelajaran Demonstrasi

Langkah Indikator Tingkah Laku Guru

Langkah I Menyampaikan tujuan Guru menyampaikan semua tujuan


dan memotivasi siswa pelajaran yang ingin dicapai pada pelajaran
tersebut dan memotivasi siswa belajar

Langkah 2 Menyajikan informasi Guru menyajikan informasi kepada siswa


dengan jalan demontrasi atau lewat bahan
bacaan
Langkah 3 Mengorganisasikan siswa Guru menjelaskan kepada siswa bagaimana
ke dalam kelompok- caranya membentuk kelompok belajar dan
kelompok belajar membantu setiap kelompok agar melakukan
transisi secara efisien.

Langkah 4 Membimbing kelompok- Guru membimbing kelompok-kelompok


kelompok bekerja dan pada saat mereka mengerjakan tugas
belajar mereka.

Langkah 5 Evaluasi Guru mengevaluasi hasil belajar tentang


materi yang telah dipelajari atau masing-
masing kelompok mempresentasikan hasil

19
kerjanya

Langkah 6 Memberi penghargaan Guru memberi cara-cara untuk menghargai


baik upaya maupun hasil belajar individu
dan kelompok

Berdasarkan dua konsep di atas, maka metode pembelajaran demonstratif

adalah metode pengajaran memiliki dampak yang positif terhadap siswa yang

rendah hasil belajarnya, karena siswa yang rendah hasil belajarnya dapat

meningkatkan motivasi, hasil belajar dan penyampaian materi pelajaran yang lebih

lama. Agar metode pembelajaran demonstratif dapat berjalan dengan baik siswa

terlebih dahulu dilatih keterampilan-keterampilan kooperatif sebelum pembelajaran

kooperatif itu digunakan. Hal ini dilakukan agar siswa telah memiliki keterampilan

yang diperlukan untuk satuan pembelajaran tertentu. Keterampilan pembelajaran

demonstratif yang dilatih seperti mengajukan pertanyaan, menjawab

pertanyaan/menanggapi, menyampaikan ide/pendapat, mengulang tiruan

guru/mendengarkan secara aktif, berada dalam tugas, dan sebagainya. Agar tujuan

pembelajaran mencapai sasaran dengan baik seperti yang tercantum dalam

kurikulum, selain digunakan model pembelajaran yang sesuai, perlu adanya

perangkat yang sesuai pula.

Dengan demikian, dapat dikatakan metode demonstrasi adalah metode yang

paling sederhana dibandingkan dengan metode mengajar lainnya. Metode demonstrasi

ini lebih sesuai untuk membelajarkan bahan-bahan pelajaran yang merupakan suatu

gerakan atau hal-hal yang bersifat rutin. Jadi, dalam pembelajaran baik bahasa

Indonesia maupun Ilmu Pengetahuan Alam sangatlah cocok dengan metode ini.

20
BAB III

METODE PENELITIAN

3. 1 SUBJEK PENELITIAN

Tempat pelakasanaan kegiatan perbaikan pembelajaran dalam penelitian

tindakan kelas ini dilaksanakan di kelas IV SDN 1 Kembang Kerang sejak tanggal

14 Oktober sampai 12 Desember 2010 dengan jadwal sebagai berikut.

Untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia dan Ilmu Pengetahuan Alam

dilakukan masing-masing sebagai berikut.

1. Bahasa Indonesia, pada hari senin, 7 Oktober 2010 untuk siklus I/I

(siklus pertama pada pertemuan pertama).

2. Ilmu Pengetahuan Alam, pada hari Rabu, 15 Oktober 2010 untuk

siklus I/II (siklus pertama pertemuan Kedua).

Untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia dan Matematika dilakukan

masing- masing sebagai berikut.

1. Bahasa Indonesia, pada hari Senin, 14 November 2010 untuk siklus

II/I (siklus Kedua pada pertemuan pertama).

2. Ilmu Pengetahuan Alam, pada hari Rabu, 21 November 2010 untuk

siklus II/II (siklus Kedua pertemuan Kedua).

3.2 Rancangan Penelitian

Penelitian ini termasuk dalam penelitian jenis deskriptif kualitatif. Menurut

Brogdan dan Taylor ( dalam Moleong, 2005:4) kualitatif merupakan prosedur

penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari

orang-orang dan perilaku yang dapat dinamai.

Metode yang digunakan dalam penelitin ini adalah metode penelitian tindakan

kelas (classroom Action Research). Penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang

21
dilakukan oleh guru di kelas atau di sekolah tempat mengajar, dengan penekanan

pada penyempurnaan atau peningkatan praktik dan proses dalam pembelajaran

(Susilo, 2007:16).

Menurut Susilo (2007:17-18) tujuan utama penelitian tindakan kelas adalah

untuk perbaikan dan peningkatan kualitas proses pembelajaran di kelas. Selain itu

PTK juga bertujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan praktik pembelajaran di

kelas secara berkesinambungan dan untuk aktivitas siswa dan guru selama kegiatan

pembelajaran (Aqib,2006:18). Dalam penelitian tindakan kelas ini, guru tidak hanya

sebagai peneliti, tetapi juga sebagai bertindak sebagai pengajar. Guru dapat meneliti

kegiatannya yang dilakukan di kelasnya dengan melibatkan siswanya melalui

perencanaan yang sudah dibuat.

Ada tiga tahap yang dilaksanakan dalam penelitian tindakan kelas

diantaranya : (1) perencanaan, (2) tindakan,(3) refleksi. Dan pelaksanaan penelitian

tindakan kelas dilakukan selama dua siklus pengajaran. Tiap siklus memiliki tahap-

tahap sebagai berikut

3.2.1 Perencanaan

Dalam tahap ini, guru mempersiapkan segala sesuatu yang digunakan dalam

penelitian. Kegiatan ini berupa pembuatan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)

mulai dari siklus I sampai siklus I, penyampaian materi pelajaran mulai dari siklus I

sampai siklus II, penyiapan media pembelajaran, menyiapkan lembar kerja siswa

mulai siklus I sampai II, serta menyiapkan istrumen penelitian yang berupa : (a)

lembar aktivitas guru dan lembar aktivitas siswa, (b) Hasil kerja siswa. Semua

instrument disiapkan mulai dari siklus I sampai siklus II.

22
Tabel 3.1
Pelaksanaan Observasi

Siklus Kegiatan Hari / tanggal

Selasa, 17 Nov 2010


Siklus I Pertemuan ke- 1 dan 2 Jumat, 20 Nov 2010
Pertemuan ke- 1 dan 2 Jumat, 28 Nov 2010
Siklus II Selasa, 11Des 2010

Berdasarkan tabel di atas, maka tindakan yang dilakukan yang menjadi

alternatif mengatasi permasalahan sesuai dengan per mata pelajaran adalah sebagai

berikut

a. Mata pelajaran bahasa Indonesia

- guru harus membuat skenario pembelajaran;

- menyediakan sarana dan prasarana yang memadai

- menyediakan sarana dan prasarana yang memadai;

- pada saat menyampaikan materi, guru hendaknya memberikan

contoh yang cukup kepada siswa;

- guru harus memberikan tugas kepada siswa baik secara individu

maupun kelompok. dan

- mempersiapkan lembar observasi untuk diisi oleh pengamat.

b. Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam

- guru menyampikan materi dengan jelas serta dibarengi

dengan pertanyaan;

- guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk

mengajukan pertanyaan mengenai materi yang belum

dimengerti;

23
- guru memberikan motivasi agar siswa lebih giat belajar.

3.2 2. Tahap Pelaksanaan Tindakan

Berangkat dari permasalahan yang dihadapi pada mata pelajaran bahasa

Indonesia dan Ilmu Pengetahuan Alam, maka langkah yang dihadapi pada tahap

pelaksanaan tindakan adalah sebagai berikut.

1. mengadakan apersepsi;

2. menyampaikan informasi kaitannya dengann tugas pembelajaran yang

ingin dicapai;

3. menjelaskan atau mendeskripsikan berbagai bentuk energi;

4. mengerjakan beberapa soal latihan dan dilanjutkan dengan tanya jawab,

dan

5. memberikan soal-soal evaluasi dan umpan balik.

Mengamati beberapa item tersebut, maka pelaksanaan tindakan yang

dilaksanakan oleh seorang guru harus melaksanakan pemantauan secara komprehensif

terhadap pelaksanaan tindakan dengan menggunakan instrumen pengumpul data yang

telah dibuat, sehingga metode demonstrasi berpeluang dilaksanakan dalam

pembelajaran bahasa Indonesia dan Ilmu Pengetahuan Alam.

3.2.3 Tahap Refleksi

Peneliti mendiskusikan hasil pengamatan tindakan yang telah dilaksanakan.

Hal-hal yang dibahas adalah sebagai berikut:

1. Analisis tentang tindakan yang dilakukan,

2. Mengulas dan menjelaskan perbedaan rencana dengan pelaksanaan tindakan

yang telah dilaksanakan,

3. Melakukan intervensi, pemaknaan dan penyimpulan data yang telah.

24
diperoleh, serta melihat hubungannya dengan teori dan rencana yang telah

ditetapkan.

3. 4 Analisis Data

Data yang diperoleh berasal dari proses dan hasil pembelajaran bahasa

Indonesia dan Ilmu Pengetahuan Alam dengan model demontrasi. Data proses berupa

data dari hasil observasi aktivitas guru dan aktivitas siswa.

Lebih lanjut tentang aspek yang dinilai, penskoran, maupun persentasenya

bisa dilihat pada lembar observasi aktivitas guru maupun siswa seperti berikut ini.

Tabel 3.2
Lembar Observasi Aktivitas Guru

Skor
No Aspek yang Dinilai Jumlah (%)
1 2 3 4
1. Prapembelajaran
a. Mempersiapkan siswa untuk
belajar.
b. Melakukan kegiatan apersepsi.
c. Memberikan motivasi kepada
siswa dalam pembelajaran Model
Examples non Examples.

2. Kegiatan Inti Pembelajaran


a. Mampu menarik perhatian ke fokus
kegiatan pembelajaran.
b. Mengemukakan kompetensi
pembelajaran.
c. Menguasai materi pembelajaran.
d. Menyampaikan materi dengan
jelas, sesuai dengan kompetensi
pembelajaran.

3. Strategi dan Metode Pembelajaran


a. Melaksanakan pembelajaran sesuai
dengan kompetensi (tujuan) yang
akan dicapai dan guru menguasai
kelas.
b. Melaksanakan pembelajaran dalam
urutan yang sistematis.
c. Melaksanakan pembelajaran
dengan Model Examples non

25
Examples.
d. Melaksanakan sesuai dengan
alokasi waktu yang direncanakan.

4. Pemanfaatan Media Pembelajaran


a. Menggunakan media secara efektif
dan efisien.
b. Melibatkan siswa dalam
pemanfaatan media.
c. Menghasilkan pesan yang baik.
5. Penilaian Proses dan Hasil belajar
a. Melakukan penilaian akhir sesuai
dengan kompetensi (tujuan)
pembelajaran.
b. Memantau kemajuan belajar
selama proses belajar.
6. Penggunaan Bahasa
Menggunakan bahasa lisan secara
jelas, lantang, dan benar.
7. Penutup
a. Melakukan refleksi/membuat
rangkuman dengan melibatkan
siswa.
b. Melakukan tindak lanjut (arahan,
tugas, kegiatan melibatkan siswa).

Jumlah

Keterangan :

1 = kurang
2 = cukup
3 = baik
4 = sangat baik
Untuk mengetahui prosentase aktivitas guru pada tiap kegiatan sebagai berikut.

P= x 100%

P = jumlah persentase

∑ (x) = jumlah skor perolehan

n = jumlah keseluruhan skor maksimal (76)

26
Tabel 05
Lembar Observasi Aktivitas Siswa

Skor
No Aspek yang Dinilai Jumlah (%)
1 2 3 4
1. Memperhatikan penjelasan dari
guru

2. Keaktivan dalam mendiskusikan


materi BI dan IPA.
3. Keaktivan dalam diskusi kelas
untuk menyajikan hasil diskusi
kelompoknya maupun dalam
memberikan
komentar/tanggapan terhadap
hasil pekerjaan kelompok lain.
4. Secara individu aktif dalam
mengikuti pembelajaran dengan
mengamati gambar sebagai
obyek dalam menyusun teks
berita.
5. Keaktivan dalam
mempraktikkan hasil diskusi
dengan Model Examples non
Examples.
6. Keaktivan dalam menyunting
naskah teks berita teman
sebangku.
7 Keaktivan siswa dalam
. memperbaiki hasil diskusi

8. Merefleksikan materi pelajaran


(menyimpulkan maupun
kebermaknaan)
Jumlah

Keterangan :
Skor Deskripsi Prosentase Ket.
1. Bila siswa yang aktif dalam kelas 3,13% Kurang
kurang dari 21 siswa
2. Bila siswa yang aktif dalam kelas 6,25% Cukup
antara 20 sampai dengan 21 siswa
3. Bila siswa yang aktif dalam kelas 9,38% Baik
antara 18 sampai dengan 21 siswa

27
4. Bila siswa yang aktif dalam kelas 12,5% Sangat baik
lebih dari 191 siswa

Aktif artinya siswa memperhatikan, menanggapi, merespon secara positif aktivitas

pembelajaran.

P= x 100%

P = jumlah persentase

∑ (x) = jumlah skor perolehan (1-4)

n = jumlah keseluruhan skor maksimal (32)

Nilai akhir (NA) = x skor ideal (100)

Keterangan :

Nilai 90 – 100 (Baik sekali) = A

Nilai 80– 89 (Baik) =B

Nilai 68 – 79 (Cukup) =C

Nilai ... – 67 (Kurang) =K

Untuk mencari nilai rata-rata siswa pada siklus I digunakan rumus sebagai berikut:

= nilai rata-rata

∑ (x) = jumlah nilai rata-rata secara keseluruhan

n = jumlah siswa

28
(Metodologi Penelitian Pendidikan dalam Amirul Hadi, 1998:89 dalam Hadiyanta

(2008: 21).

Ketuntasan belajar (klasikal) = X 100%

3.6 Indikator Keberhasilan

Yang menjadi indikator keberhasilan penelitian tindakan kelas ini adalah dari

segi proses maupun hasil. Dari segi proses dikatakan berhasil bila aktivitas guru

maupun siswa dalam pembelajaran baik atau sangat baik.

Sedangkan dari segi hasil apabila 85% dari siswa secara klasikal memiliki

kompetensi standar minimal sesuai dengan SKM (Standar Kompetensi Minimal)

yakni mendapat nilai 68. Pada tahap ini hal-hal yang perlu diperhatikan adalah

sebagai berikut.

1. menganalisis data yang didapatkan mulai dari perencanaan

tindakan, pelaksanaan tindakan sampai kepada dilakukannya

siklus demi siklus (sesuai dengan hipotesis)

2. menganalisis data pada tahap tindakan yang dilakukan,

3. mengulas dan menjelaskan konsep materi yang belum jelas

sesuai dengan rencana, dan

4. melakukan intervensi, pemaknaan, dan penyimpulan data yang

telah diperoleh, serta melihat hubungan antara metode dan

rencana yang telah ditetapkan.

29
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Siklus Pertama

4.1.1 Perencanaan Tindakan Siklus I

Berdasarkan studi pendahuluan yang telah dilakukan baik melalui observasi,

wawancara, maupun pengisian kuesioner pada minggu kedua dan ketiga bulan

November 2010, diperoleh data bahwa kemampuan siswa dalam hal bahasa Indonesia

dan Ilmu Pengetahuan Alam masih rendah. Hal ini dibuktikan dari hasil nilai BI

sebagai berikut.

Tabel 07
Rekapitulasi Data Menulis

No Kualifikasi Jumlah Siswa Prosentase


1. A (sangat baik) 0 0%
2. B (baik) 1 2,86%
3. C (cukup) 5 22,86%
4. K (kurang) 16 74,29%

Dari 21 siswa, yang tuntas hanya 9 siswa atau persentase ketuntasan secara

klasikal hanya 25,71% dan 74,29% belum tuntas. Untuk mengetahui daftar nilai

bahasa Indonesia dan Ilmu Pengetahuan Alam prasiklus secara lengkap bisa dibaca

pada Lampiran 10. Namun demikian secara garis besar tentang perbandingan

30
persentase ketuntasan pada kegiatan prasiklus ini, dapat dilihat pada diagram

lingkaran berikut ini.

Diagram 01
Persentase Ketuntasan Siswa Prasiklus

Untuk itu, peneliti membuat rencana tindakan berupa skenario pembelajaran

bahasa Indonesia dan Ilmu Pengetahuan Alam dengan model demontrasi. Skenario

pembelajaran yang disusun, dirancang untuk 2 kali pertemuan dengan alokasi waktu

tiap pertemuan 2 jam pelajaran (2 x 40 menit). Waktu pelaksanaan pembelajaran hari

Rabu dan Kamis tanggal 8 dan 9 Oktober 2010.

Peneliti bersama kolaborator menyusun alat evaluasi pembelajaran, baik dari

segi proses maupun hasil. Dari segi proses berupa lembar observasi kegiatan guru

maupun kegiatan siswa. Lebih lanjut tentang lembar observasi guru maupun siswa

bisa dilihat pada Lampiran 6 dan 7. Dari segi hasil berupa rubrik penilaian teks berita

yang meliputi aspek, deskriptor, skor, serta kriteria ketuntasan.

4.1.2 Pelaksanaan dan Observasi Tindakan Siklus I

31
A. Pelaksanaan Tindakan Siklus I

Pelaksanaa siklus pertama diawali dengan kegiatan guru untuk memberikan

apersepsi, motivasi, serta menanyakan kesiapan siswa untuk mengikuti

pembelajaran. Setelah semuanya siap, maka dilanjutkan dengan kegiatan siswa

untuk mengamati contoh-contoh berita dalam koran/surat kabar yang dibagikan

oleh guru. Suasana pembelajaran semakin hidup dengan adanya tanya jawab

antara siswa dengan guru tentang kebermaknaan sebuah berita. Selanjutnya guru

menggiring siswa pada kegiatan inti pembelajaran dengan menyampaikan

kompetensi dasar yang akan dicapai, tujuan pembelajaran, serta rencana kegiatan

yang akan dilaksanakan pada pertemuan tersebut.

Salah satu ciri dari pembelajaran dengan model demontrasi adalah kerja

kelompok. Untuk itu, siswa berkumpul sesuai dengan kelompoknya (kelompok 1

sampai dengan 7) dengan masing-masing kelompok terdiri dari 5 siswa. Lebih

lanjut tentang kelompok tersebut bisa dilihat dalam tabel berikut ini.

Berdasarkan rumusan masalah dan pemecahan masalah, maka tindakan

yang dilakukan yang menjadi alternatif mengatasi permasalahan sesuai dengan per

mata pelajaran adalah sebagai berikut

a. Mata pelajaran bahasa Indonesia

- guru harus membuat skenario pembelajaran;

- menyediakan sarana dan prasarana yang memadai

- menyediakan sarana dan prasarana yang memadai;

- pada saat menyampaikan materi, guru hendaknya memberikan

contoh yang cukup kepada siswa;

- guru harus memberikan tugas kepada siswa baik secara individu

maupun kelompok. dan

32
- mempersiapkan lembar observasi untuk diisi oleh pengamat.

b. Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam

- guru menyampikan materi dengan jelas serta dibarengi

dengan pertanyaan;

- guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk

mengajukan pertanyaan mengenai materi yang belum

dimengerti;

- guru memberikan motivasi agar siswa lebih giat belajar.

2. Tahap Pelaksanaan Tindakan

Berangkat dari permasalahan yang dihadapi pada mata pelajaran bahasa

Indonesia dan Ilmu Pengetahuan Alam, maka langkah yang dihadapi pada tahap

pelaksanaan tindakan adalah sebagai berikut.

1. mengadakan apersepsi;

2. menyampaikan informasi kaitannya dengan tugas pembelajaran yang ingin

dicapai;

3. menjelaskan atau mendeskripsikan berbagai bentuk energi;

4. mengerjakan beberapa soal latihan dan dilanjutkan dengan tanya jawab,

dan

5. memberikan soal-soal evaluasi dan umpan balik.

Mengamati beberapa item tersebut, maka pelaksanaan tindakan yang

dilaksanakan oleh seorang guru harus melaksanakan pemantauan secara komprehensif

terhadap pelaksanaan tindakan dengan menggunakan instrumen pengumpul data yang

telah dibuat, sehingga metode demonstrasi berpeluang dilaksanakan dalam

pembelajaran bahasa Indonesia dan Ilmu Pengetahuan Alam.

33
3. Tahap Refleksi

Peneliti mendiskusikan hasil pengamatan tindakan yang telah dilaksanakan.

Hal-hal yang dibahas adalah sebagai berikut:

1. Analisis tentang tindakan yang dilakukan,

2. Mengulas dan menjelaskan perbedaan rencana dengan pelaksanaan tindakan

yang telah dilaksanakan,

3. Melakukan intervensi, pemaknaan dan penyimpulan data yang telah

diperoleh, serta melihat hubungannya dengan teori dan rencana yang telah

ditetapkan.

Hasil kajian melalui refleksi, diskusi dengan teman sejawat dan mengadakan

wawancara dengan beberapa murid (siswa) dapat ditarik beberapa hal penyebab tidak

memadainya hasil yang diperoleh siswa baik dalam mata pelajaran bahasa Indonesia

maupun dalam mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam adalah sebagai berikut.

a. Pada saat menyampaikan materi pelajaran, guru tidak menggunakan media

pembelajaran yang sesuai dengan materi pembelajaran.

b. guru kurang memberikan motivasi kepada siswa untuk belajar.

Jadi, melihat kenyataan di atas, maka pada tahap implementasi ini, seorang

guru harus berpedoman pada rancangan yang sudah dibuat dalam skenario

pembelajaran.

4. Analisis Data

Pada tahap ini hal-hal yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut.

1. Menganalisis data yang didapatkan mulai dari perencanaan tindakan,

pelaksanaan tindakan sampai kepada dilakukannya siklus demi siklus

(sesuai dengan hipotesis)

2 Menganalisis data pada tahap tindakan yang dilakukan,

34
3. Mengulas dan menjelaskan konsep materi yang belum jelas sesuai

dengan rencana, dan

4. Melakukan intervensi, pemaknaan, dan penyimpulan data yang telah

diperoleh, serta melihat hubungan antara metode dan rencana yang telah

ditetapkan.

B. Pelaksanaan Tindakan Dan Evaluasi Siklus Pertama

Berangkat dari permasalahan yang dihadapi pada mata pelajaran bahasa

Indonesia dan Ilmu Pengetahuan Alam, maka langkah yang dihadapi pada tahap

pelaksanaan tindakan adalah sebagai berikut.

1. Mengadakan apersepsi;

2. Menyampaikan informasi kaitannya dengan tugas pembelajaran yang ingin

dicapai;

3. Menjelaskan atau mendeskripsikan hubungan antara struktur kerangka

tubuh manusia dengan fungsinya;

4. Mengerjakan beberapa soal latihan dan dilanjutkan dengan tanya jawab,

dan

5. Memberikan soal-soal evaluasi dan umpan balik.

Mengamati beberapa item tersebut, maka pelaksanaan tindakan yang

dilaksanakan oleh seorang guru harus melaksanakan pemantauan secara komprehensif

terhadap pelaksanaan tindakan dengan menggunakan instrumen pengumpul data yang

telah dibuat, sehingga metode demonstrasi berpeluang dilaksanakan dalam

pembelajaran bahasa Indonesia dan Ilmu Pengetahuan Alam.

1. Kegiatan dan Data pada Siklus Pertama Pertemuan Pertama Pada Mata

Pelajaran Bahasa Indonesia

35
Sesuai dengan perencanaan tindakan pertama-tama guru harus memberikan

kesempatan kepada masing-masing murid untuk menjawab semua soal yang telah

diberikan. Hal ini dilakukan untuk memperoleh gambaran awal tentang kemampuan

penguasaan materi bahasa Indonesia dengan menggunakan pendekatan demonstrasi.

Melalui pendekatan demonstrasi tersebut, murid melakukan aktivitas kegiatan

di dalam kelas untuk membahas tugas-tugas yang telah diberikan oleh guru. Setelah

dibahas dan dijawab semua pertanyaan yang diberikan. Lalu, diadakan pemeriksaan

dengan seksama. Maka diperoleh data mengenai kemampuan penguasaan materi

bahasa Indonesia.

Adapun data yang dimaksud adalah sebagai berikut.

Tabel l. Kemampuan Penguasaan Materi Pelajaran Bahasa

Indonesia Sebelum Perbaikan

No Nama Siswa L/P Nilai


1 Siti Maemunah P 7
2 Muh. Nur Kariadi L 7
3 Muh. Samsuddin L 8
4 Mulki Nizar L 8
5 Mansur Anwar L 7
6 M.Nazir Sapiri L 6
7 Nurul Hikmah P 7
8 Rita Nurmayanti P 8
9 Rohiyatun Holida P 8
10 Rahmatul Ummah P 5
11 Ruhun P 7
12 Siti Hadiati P 7
13 Safruddin L 5
14 Sahrudin Anhar L 7
15 Haerudin Ali L 7
16 Takdir Muhammad L 6

36
17 Fahruddin Izrori L 8
18 Samsuliah Hardiani P 7
19 Samsul Rajak L 7
20 Sunita Azmi P 8
21 Rahmatulaeli P 6

Jumlah 146
Rerata 6.95

2. Kegiatan dan Data Pada Siklus Pertama Pertemuan Kedua

Sesuai dengan perencanaan tindakan pertama-tama guru memberikan

kesempatan kepada masing-masing siswa untuk menjawab semua soal yang telah

diberikan. Hal ini dilakukan untuk memperoleh gambaran awal tentang kemampuan

penguasaan materi Ilmu Pengetahuan Alam dengan menggunakan metode

demonstrasi.

Melalui latihan yang diadakan dengan seksama. Maka diperoleh data

mengenai kemampuan penguasaan materi Ilmu Pengetahuan Alam.

Adapun data yang dimaksud adalah sebagai berikut.

Tabel 2. Kemampuan Penguasaan Materi Pelajaran Ilmu Pengetahuan

Alam

No Nama Siswa L/P Nilai


1 Siti Maemunah P 7
2 Muh. Nur Kariadi L 7
3 Muh. Samsuddin L 8
4 Mulki Nizar L 8
5 Mansur Anwar L 9
6 M.Nazir Sapiri L 6
7 Nurul Hikmah P 7

37
8 Rita Nurmayanti P 8
9 Rohiyatun Holida P 8
10 Rahmatul Ummah P 7
11 Ruhun P 7
12 Siti Hadiati P 9
13 Safruddin L 5
14 Sahrudin Anhar L 7
15 Haerudin Ali L 7
16 Takdir Muhammad L 6
17 Fahruddin Izrori L 8
18 Samsuliah Hardiani P 9
19 Samsul Rajak L 7
20 Sunita Azmi P 8
21 Rahmatulaeli P 6

Jumlah 154
Rerata 7.33

C. Refleksi Siklus Pertama

1. Refleksi Siklus Pertama Pertemuan Pertama

Dari tabel 1 di atas, dapat diperoleh hasil bahwa kemampuan murid sekolah

Dasar Negeri kelas IV SDN 1 Kembang Kerang dalam mata pelajaran bahasa

Indonesia dapat dianalisis sebagai berikut. Dari 21 orang murid, yang memperoleh

nilai terbaik antara 90- 80 atau sekitar ( (42,85%) berjumlah sembian orang,

sedangkan yang mendapat nilai 70 atau (30,09%) di antara 21 orang siswa berjumlah

delapan orang siswa, dan yang mendapat nilai 60 berjumlah tiga orang siswa

(14,28%), dan terakhir yang mendapat nilai 50 hanya satu orang siswa (4,76). Data ini

diperoleh sebelum tindakan diberikan.

Lebih jelasnya dapat dilihat pada prosentase berikut.

38
Grafik Keberhasilan Murid dalam Menjawab Soal Mata Pelajaran

Bahasa Indonesia

21
20
19
18
17
16

15
14
13
12
11
10
9
8
7
6
5
4
3
2

0 5 6 7 8 9 10

Barometer penentuan ini dilihat berdasarkan data hasil ulangan yang dilakukan

sebelum siklus kedua dilakukan.

2. Refleksi Siklus Pertama Pertemuan Kedua

Dari table 2 di atas, dapat diketahui bahwa kemampuan siswa kelas IV SDN 1

Kembang Kerang, Semester dua (II) dalam mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam

mendapat nilai bervariasi. Dari 21 murid, murid yang mendapat nilai terbaik (80 - 90)

berjumlah sembilan orang murid, dan yang mendapat nilai baik (70) berjumlah depan

orang siswa, dan ada siswa yang mendapat nilai cukup (60) berjumlah tiga orang

siswa. serta satu orang siswa yang mendapat nilai kurang (50).

Lebih jelasnya dapat dilihat prosentase berikut ini.

39
Grafik Keberhasilan Murid dalam Menjawab Soal Mata Pelajaran Ilmu

Pengetahuan Alam

21
20
19
18
17
16

15
14
13
12
11
10
9
8
7
6
5
4
3
2
1
0 5 6 7 8 9 10

Barometer penentuan ini dilihat berdasarkan data hasil ulangan yang dilakukan

sebelum siklus kedua dilakukan.

Setelah gambaran awal kemampuan penguasaan materi mata pelajaran bahasa

Indonesia dan Ilmu Pengetahuan Alam oleh siswa seperti yang telah dideskripsikan di

atas diperoleh, pemberian tindakan berupa pemberian tugas mulai dilaksanakan.

Kegiatan pemberian tugas ini diawali dengan pemberian berbagai deskripsi situasi

yang menggambarkan materi-materi kepada masing-masing siswa. Adapun deskripsi

yang disiapkan guru yaitu materi yang akan dikerjakan sesuai dengan perencanaan

yang telah dibuat sebelumnya. Perlu dipahami bahwa hasil penjelasan pada tahap ini

sekaligus merupakan gambaran kemampuan siswa setelah diberi tindakan.

40
Berkaitan dengan hal tersebut di atas, kegiatan guru dan siswa berikutnya

setelah memperoleh masing-masing deskripsi penjelasan materi situasi yang

menggambarkan materi pelajaran baik mata pelajaran bahasa Indonesia maupun

dalam mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam kaitannya dengan yang akan dihadapi

pada siklus berikutnya (berdaur ulang). Dengan demikian, akan diketahui proses

perkembangan kemampuan siswa setelah diadakan/pemberian tugas yang

menyangkut masalah materi pelajaran dengan mengacu kepada beberapa masalah

yang menjadi suatu catatan adalah sebagai berikut.

1. menjelaskan materi pelajaran dengan sejelas-jelasnya sambil

mengadakan

tanya jawab, terutama materi- materi yang dianggap kurang jelas.

2. memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya, dan

3. memotivasi siswa dalam menjawab soal.

Untuk aktivitas proses pembelajaran, dapat digambarkan bahwa hampir semua

aktivitas pembelajaran dapat dilaksanakan sesuai rencana. Beberapa hal yang masih

menjadi catatan adalah: (1) terdapat tiga kegiatan yang pelaksanaannya kurang

optimal, yaitu guru memberikan penjelasan tentang maksud serta cara kerja siswa

dalam pembelajaran baik bahasa Indonesia maupun dalam mata pelajaran Ilmu

Pengetahuan alam, guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya

tentang hal-hal yang dianggap kurang jelas, dan apakah semua perintah dan arahan

guru dilaksanakan dengan sungguh-sungguh dalam melaksanakan tugas yang telah

diberikan oleh guru.

D. Siklus Kedua

1. Perencanaan Tindakan Siklus Kedua

Pada perencanaan siklus kedua ini sama yang dilakukan pada siklus pertama.

41
namun, ada beberapa masalah pada siklus kedua ini yang ingin dipecahkan.

Berdasarkan rumusan masalah dan pemecahan masalah, maka tindakan yang

dilakukan yang menjadi permasalahan sesuai dengan per mata pelajaran adalah

sebagai berikut

a. Mata pelajaran bahasa Indonesia

- guru harus membuat skenario pembelajaran;

- menyediakan sarana dan prasarana yang memadai

- menyediakan sarana dan prasarana yang memadai;

- pada saat menyampaikan materi, guru hendaknya memberikan

contoh yang cukup kepada siswa;

- guru harus memberikan tugas kepada siswa baik secara individu

maupun kelompok. dan

-mempersiapkan lembar observasi untuk diisi oleh pengamat.

b. Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam

- guru menyampikan materi dengan jelas serta dibarengi dengan

pertanyaan;

- guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengajukan

pertanyaan mengenai materi yang belum dimengerti;

- guru memberikan motivasi agar siswa lebih giat belajar.

2. Tahap Pelaksanaan Tindakan

Berangkat dari permasalahan yang dihadapi pada mata pelajaran bahasa

Indonesia dan Ilmu Pengetahuan Alam, maka langkah yang dihadapi pada tahap

pelaksanaan tindakan adalah sebagai berikut.

1. mengadakan apersepsi;

42
2. menyampaikan informasi kaitannya dengan tugas pembelajaran yang ingin

dicapai;

3. menjelaskan atau mendeskripsikan berbagai bentuk energi;

4. mengerjakan beberapa soal latihan dan dilanjutkan dengan tanya jawab,

dan

5. memberikan soal-soal evaluasi dan umpan balik.

Mengamati beberapa item tersebut, maka pelaksanaan tindakan yang

dilaksanakan oleh seorang guru harus melaksanakan pemantauan secara komprehensif

terhadap pelaksanaan tindakan dengan menggunakan instrumen pengumpul data yang

telah dibuat, sehingga metode demonstrasi berpeluang dilaksanakan dalam

pembelajaran bahasa Indonesia dan Ilmu Pengetahuan Alam.

3. Tahap Refleksi

Hasil kajian melalui refleksi, diskusi dengan teman sejawat dan mengadakan

wawancara dengan beberapa murid (siswa) dapat ditarik beberapa hal penyebab tidak

memadainya hasil yang diperoleh siswa baik dalam mata pelajaran bahasa Indonesia

maupun dalam mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam adalah sebagai berikut.

a. Pada saat menyampaikan materi pelajaran, guru tidak menggunakan media

pembelajaran yang sesuai dengan materi pembelajaran.

b. guru kurang memberikan motivasi kepada siswa untuk belajar.

Jadi, melihat kenyataan di atas, maka pada tahap implementasi ini,

seorang guru harus berpedoman pada rancangan yang sudah dibuat dalam

skenario pembelajaran.

E. Pelaksanaan Tindakan Dan Evaluasi Siklus Kedua

Berangkat dari permasalahan yang dihadapi pada mata pelajaran bahasa

43
Indonesia dan Ilmu Pengetahuan Alam, maka langkah yang dihadapi pada tahap

pelaksanaan tindakan adalah sebagai berikut.

1. mengadakan apersepsi;

2. menyampaikan informasi kaitannya dengan tugas pembelajaran yang ingin

dicapai;

3. menjelaskan atau mendeskripsikan berbagai bentuk energi;

4. mengerjakan beberapa soal latihan dan dilanjutkan dengan tanya jawab,

dan

5. memberikan soal-soal evaluasi dan umpan balik.

Mengamati beberapa item tersebut, maka pelaksanaan tindakan yang

dilaksanakan oleh seorang guru harus melaksanakan pemantauan secara komprehensif

terhadap pelaksanaan tindakan dengan menggunakan instrumen pengumpul data yang

telah dibuat, sehingga metode demonstrasi berpeluang dilaksanakan dalam

pembelajaran bahasa Indonesia dan Ilmu Pengetahuan Alam.

1. Kegiatan dan Data pada Siklus Kedua Pertemuan Pertama

Sesuai dengan perencanaan tindakan pertama-tama guru harus memberikan

kesempatan kepada masing-masing murid untuk menjawab semua soal yang telah

diberikan. Hal ini dilakukan untuk memperoleh gambaran lanjutan tentang

kemampuan penguasaan materi bahasa Indonesia dengan menggunakan pendekatan

demonstrasi.

Melalui pendekatan demonstrasi tersebut, murid melakukan aktivitas kegiatan

di dalam kelas untuk membahas tugas-tugas yang telah diberikan oleh guru. setelah

dibahas dan dan dijawab semua pertanyaan yang diberikan. lalu, diadakan

44
pemeriksaan dengan seksama. Maka diperoleh data mengenai kemampuan

penguasaan materi bahasa Indonesia.

Jika pada siklus pertama pada pertemuan pertama, anggota peneliti/pelaksana

melakukan penjaringan gambaran awal tentang kemampuan penguasaan materi

bahasa Indonesia, maka pada tahap ini kegiatan tersebut tidak dilakukan. Pada tahap

ini pelaksanaan tindakan, (1) guru membagikan naskah soal hasil jawaban siswa pada

siklus pertama; (2) siswa diminta kembali mempelajari soal-soal tersebut berdasarkan

masukan dari guru; dan (3) siswa berlatih kembali menjawab soal-soal tersebut secara

kelompok.

Perbaikan hasil tes siswa secara (berdaur ulang), dapat dilihat pada tabel

berikut. Sedangkan, untuk latihan, konsepnya sama dengan kegiatan serupa pada

siklus pertama, yakni latihan dilakukan di dalam kelas (dalam ruangan). Pada

kegiatan ini diperoleh data sebagai berikut.

Tabel 3. Kemampuan Penguasaan Materi Pelajaran Bahasa

Indonesia Sesudah Perbaikan pada Siklus Kedua

Pertemuan Pertama

No Nama Siswa L/P

1 Siti Maemunah P 8

2 Muh. Nur Kariadi L 7

3 Muh. Samsuddin L 8

4 Mulki Nizar L 8

5 Mansur Anwar L 7

6 M.Nazir Sapiri L 8

7 Nurul Hikmah P 7

45
8 Rita Nurmayanti P 8

9 Rohiyatun Holida P 8

10 Rahmatul Ummah P 5

11 Ruhun P 8

12 Siti Hadiati P 7

13 Safruddin L 7

14 Sahrudin Anhar L 8

15 Haerudin Ali L 7

16 Takdir Muhammad L 7

17 Fahruddin Izrori L 9

18 Samsuliah Hardiani P 7

19 Samsul Rajak L 9

20 Sunita Azmi P 8

21 Rahmatulaeli P 6

Jumlah 157

Rerata 7.47

2. Kegiatan dan Data pada Siklus kedua Pertemuan Kedua

Guru pertama-tama memberikan kesempatan kepada masing-masing siswa

untuk menjawab semua soal yang telah diberikan. Hal ini dilakukan untuk

memperoleh gambaran perkembangan tentang kemampuan penguasaan materi Ilmu

Pengetahuan Alam. Melalui latihan tersebut, setelah diadakan pemeriksaan dengan

46
seksama. Maka diperoleh data mengenai kemampuan penguasaan materi Ilmu

Pengetahuan Alam.

Adapun data yang dimaksud adalah sebagai berikut.

Tabel 4. Kemampuan Penguasaan Materi Pelajaran


Imu Pengetahuan Alam Sesudah Perbaikan

No Nama Siswa L/P


1 Siti Maemunah P 8
2 Muh. Nur Kariadi L 7
3 Muh. Samsuddin L 9
4 Mulki Nizar L 9
5 Mansur Anwar L 9
6 M.Nazir Sapiri L 6
7 Nurul Hikmah P 9
8 Rita Nurmayanti P 8
9 Rohiyatun Holida P 8
10 Rahmatul Ummah P 8
11 Ruhun P 7
12 Siti Hadiati P 9
13 Safruddin L 8
14 Sahrudin Anhar L 7
15 Haerudin Ali L 7
16 Takdir Muhammad L 8
17 Fahruddin Izrori L 8
18 Samsuliah Hardiani P 9
19 Samsul Rajak L 7
20 Sunita Azmi P 8
21 Rahmatulaeli P 8

47
Jumlah 169
Rerata 8.04

F. Refleksi Siklus Kedua

1. Refleksi Siklus Kedua Pertemuan Pertama

Setelah diadakan siklus kedua, siswa setelah menyempurnakan soal-soal yang

telah diberikan dan dilanjutkan dengan berlatih untuk menjawab soal-soal tersebut

yang telah disempurnakan. Pada tahapan kegiatan ini, masing-masing siswa

memperolah hasil berbeda. Karena kegiatan ini sifatnya mengulang kegiatan serupa

pada siklus pertama, kegiatan ini menjadi lebih lancar. Pada tahapan ini juga terjadi

peningkatan hasil. Jika pada kegiatan serupa di siklus pertama diketahui dua siswa

memperoleh skor cukup (60), delapan siswa mendapat nilai bSeps (70), sembilan

siswa mendapat nilai sangat bSeps (80), dan satu orang siswa tergolong ke dalam

kategori nilai terbaik (90). Maka, pada kegiatan ini (siklus kedua) pada pertemuan

pertama diperoleh data: tinggal satu siswa yang memperoleh skor kurang (50), hanya

satu siswa yang mendapat nilai cukup (60), Di sini tercatat (11) sebelas siswa

mendapat nilai sangat baik (80 -90) atau sekitar (52,38%), dan sisanya delapan orang

siswa mendapat nilai baik (70) atau sekitar (38,09%). Dengan demikian, berangkat

dari kenyataan/ permasalahan di atas dapat dikatakan bahwa dalam pembelajaran

materi bahasa Indonesia dengan menggunakan teknik diskusi dapat dikatakan

berhasil.

2. Refleksi Siklus Kedua Pertemuan Kedua

Kegiatan pada pertemuan kedua ini merupakan kegiatan penutup untuk siklus

kedua pada pertemuan kedua. Pada tahap ini diperoleh hasil sebagai berikut. Setelah

diadakan siklus kedua pertemuan kedua, siswa setelah menyempurnakan soal-soal

yang telah diberikan dan dilanjutkan dengan berlatih untuk menjawab soal-soal

48
tersebut yang telah disempurnakan. Pada tahapan kegiatan ini, masing-masing siswa

memperolah hasil berbeda. Karena kegiatan ini sifatnya mengulang kegiatan serupa

pada siklus pertama, kegiatan ini hasilnya menjadi lebih baik. Pada tahapan ini juga

terjadi peningkatan hasil. Jika pada kegiatan serupa di siklus pertama diketahui empat

siswa memperoleh skor kurang baik (50), tujuh siswa mendapat skor cukup (60), lima

siswa mendapat nilai bSeps (70), dan tiga siswa mendapat nilai sangat bSeps (80).

Maka, pada kegiatan ini (siklus kedua) pada pertemuan kedua diperoleh data: tidak

satu pun siswa yang memperoleh skor kurang (50), pada siklus ini masih ada dsatu

siswa yang nilainya cukup (60), sedangkan siswa yang mendapat nilai baik (70)

tercatat lima orang, dalam hal ini terjadi peningkatan nilai dan pengurangan kuantitas

siswa. Di sini tercatat (15) lima belas orang siswa mendapat nilai terbaik (80-90).

Dengan demikian, berangkat dari kenyataan/ permasalahan di atas dapat dikatan

bahwa dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dengan menggunakan metode

demonstrasi dapat dikatakan berhasil.

Dari uraian di atas, dapat disimpulkan: Setelah siswa diberi tindakan sebanyak

satu kali (dua siklus), kemampuannya menguasai maupun pemahamannya terhadap

materi baik pada mata pelajaran bahasa Indonesia dan Ilmu Pengetahuan Alam

dengan pendekatan /metode demonstrasi tergolong berkategori baik dan sangat

(terbaik) tercatat lebih dari 75%. Berdasarkan tabel 3 setelah siklus kedua

dilaksanakan, yang memperoleh skor rerata 8 – 7 sebanyak 18 orang siswa (90,47%).

Artinya, kemampuan dalam penguasaan materi tergolong sangat baik. Sedangkan,

berdasarkan tabel 4, siswa yang memperoleh skor rerata 10 – 9 - dan 8 sebayak 18

orang siswa (90,47%). Artinya, siswa sudah menguasai materi dengan baik

Eksposisi ini menunjukkan bahwa penelitian ini sudah berhasil. Hal ini

ditandai dengan telah tercapainya indikator keberhasilan penelitian, yakni siswa yang

49
memiliki kemampuan penguasaan materi dan pemahaman sangat baik minimal 75%.

Sementara itu, berdasarkan data yang diperoleh ditunjukkan bahwa siswa yang

menguasai materi sudah di atas 70% yaitu 90,47%. Dengan demikian, secara otomatis

tidak diperlukan siklus berikutnya.

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

1. Simpulan

Dari hasil analisis pembahasan masalah. Dalam penelitian ini dapat ditarik

suatu kesimpulan sebagai berikut:

1. Penggunaan metode demonstrasi pada materi pembelajaran bahasa

Indonesia dan Ilmu Pengetahuan Alam dalam rangka untuk

meningkatkan kemampuan penguasaan dan pemahaman siswa

dengan beberapa tahapan. Tahapan yang dimaksud adalah: (a)

persiapan, (b) aktivitas belajar mengajar, dan (c) tahap pelaksanaan

tindakan.

2. Setelah siswa diberi tindakan sebanyak satu kali (dua siklus), secara

berdaur ulang kemampuannya menguasai maupun pemahamannya

terhadap materi baik pada mata pelajaran bahasa Indonesia dan

Uilmu Pengetahuan Alam sangat (terbaik) tercatat lebih dari 75%.

Berdasarkan tabel 3 setelah siklus kedua dilaksanakan, yang

memperoleh skor rerata 8 – 7 sebanyak 18 orang siswa (90,47%).

Artinya, kemampuan dalam penguasaan materi tergolong sangat

50
baik. Sedangkan, berdasarkan tabel 4, siswa yang memperoleh skor

rerata 10 – 9 - dan 8 sebayak 18 orang siswa (90,47%). Artinya,

siswa sudah menguasai materi dengan baik

2. Kesimpulan ini menunjukkan tingkat keberhasilan yang ditandai

dengan telah tercapainya indikator keberhasilan penelitian, yakni

siswa yang memiliki kemampuan penguasaan materi dan

pemahaman sangat baik minimal 75%. Sementara itu, berdasarkan

data yang diperoleh ditunjukkan bahwa siswa yang menguasai

materi sudah di atas 70% yaitu 90,47%.

2. Saran-saran

1. Agar memiliki nilai guna yang optimal, semua hasil penelitian ini harus segera

disosialisasikan dan ditindaklanjuti. Terutama yang berhubungan dengan

bagaimana memanfaatkan berbagai strategi pembelajaran, salah satunya adalah

dengan metode pemberian tugas.

2. Guru-guru Sekolah Dasar harus terus menggiatkan pelaksanaan penelitian

tindakan semacam ini, sehingga nantinya akan diperoleh berbagai strategi dalam

upaya peningkatan kualitas pembelajaran, yang pada akhirnya akan dapat

meningkatkan kualitas dan kredibilitas suatu sekolah.

51
DAFTAR PUSTAKA

Depdikbud. 1993. Tatabahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta : Depdikbud

_______. 1995. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta :Depdikbud

Elang, Kusnadi. 2002. Materi Pokok Pembelajaran Pendidikan Matematika. Jakarta :

Universitas Terbuka.

Jehan, W. George 1997. Teknik Berbicara yang Meyakinkan dan Efektif. Jakarta :

Gunung Jati

N.K., Roetiyah. 2001. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Rinneka Cipta

Nurhadi dan Gerrad Senduk. 2003. Pembelajaran Kontekstual dan Penerapannya

dalam KBK. Malang : Universitas Malang

Sibarani, R. 1992. Hakikat Bahasa. Bandung : PT. Aditya Bakti

Taufik, Seps. 2002. Teori-teori Belajar dan Implikasi dalam Pembelajaran. Jakarta :

Universitas Terbuka.

Wardani, I.G.K. dkk. 2004. Materi Pokok Pemantapan Kemampuan Profesional.

Jakarta : Universitas Terbuka

---------------- ---- . 2005 Materi Pokok Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta :

Universitas Terbuka

52
RENCANA PERBAIKAN PEMBELAJARAN

SIKLUS PERTAMA PERTEMUAN PERTAMA

Hari/Tanggal : Selasa, 6 November 2010


Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Pokok Bahasan : Hiburan
Kelas/Semester : IV/ I
Waktu : 1 x 40 menit

1. Tujuan

1. Standar Kompetensi (SK)


- Setelah proses pembelajaran berlangsung, siswa mampu membaca
bacaan dengan baik dan benar.
2. Kompetensi Dasars (KD)
1. Mampu membaca dengan benar dan baik isi teks bacaan.
2. Siswa dapat menceritakan uang isi teks bacaan.
3. Indikator
1. Siswa mampu menjawab pertanyaan yang diajukan.
2. Siswa dapat menceritakan ulang isi teks bacaan.

II. MATERI PEMBELAJARAN

A. Pokok-pokok Materi
1. Memberi judul isi teks bacaan di buku Bahasa Indonesia.
 Berwisata ke Taman Safari dengan keunikan faunanya
2. Membentuk pikiran utama
 Taman Safari terletak di cisarua Bogor, Jawa Barat.
 Taman Safari terdapat 350 Binatang dari 40 jenis binatang
yang ada di 5 benua.
 Satwa sebaagian besar dibeli dari Taman Satwa di Jerman
Barat.

53
 Di taman Safari terdapat 20 ekor Singa dan 15 ekor
Harimau serta Beruang.
3. Pengertiaan Safari, Safari mengandung arti perjalanan jauh.
 Metode, Media dan Sumber Bahan
- Metode: ceramah, cerita, Tanya jawab
- Media: gambar dan foto
- Sumber bahan : GBPP Bahasa Indonesia 1994
B. Metode, Media, dan Sumber Bahan
- Metode Ceramah, cerita, dan Tanya jawab
- Media : gambar dan poto
- Sumber bahan : GBPP bahasa Indonesia tahun 2002 ( Daftar Pustaka)
III. Kegiatan Pembelajaran
A. Kegiatan Awal (5 menit)
 Memotivasi siswa melalui
Tanya jawab objek wisata yang ada di lingkungan sekitar,
 Menyampaikan tujuan pembelajaran
B. Kegiatan Inti (30 Menit)
<> menentukan tema dari isi bacaan,
<> meminta siswa menyimpulkan pokok pikiran dari isi bacaan teks
tersebut,
<> memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya.
C. Kegiatan Akhir (5 menit).
<> mengadakan evaluasi akhir secara tertulis,
<> mengadakan tindak lanjut dengan memberikan pekerjaan rumah berupa
soal kaitannya dengan isi bacaan
IV. Evaluasi
<> Prosedur Evaluasi
@ Pree tes : tidak ada
@ Penilaian Proses : diadakan
@ Post tes ; diadakan
<> Jenis Tes : tertulis
@ Soal-soal

54
Jawablah pertanyaa berikut ini sesuai dengan isi bacaan.
1. tentukan judul isi cerita sesuai isi buku !
2. sebutkan isi pokokk pikiran cerita di atas menimal lima kalimat !
3. apa arti dari safari?

Kembang Kerang, 6 November 2010


Teman Sejawat Mahasiswa,

(Yeti Yuliati ) Yuhayani


NIP. NIM. 814729824

Mengetahui
Kepala SDN 1 KEMBANG KERANG,

Drs. H. Masjuddin M.Pd


NIP. 195612311977021065

55
RENCANA PERBAIKAN PEMBELAJARAN
SIKLUS PERTAMA PERTEMUAN KEDUA

Hari/Tanggal : Senin, 13 Oktober 2010


Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam
Pokok Bahasan : Pesawat Sederhana
Kelas/Semester : IV/ I
Waktu : 1 x 35 menit

I. . Tujuan
1. Standar Kompetensi (SK)
- Setelah proses pembelajaran berlangsung, siswa mampu memahami
pengertian dan fungsi pesawat sederhana dan mampu menerapkannya
dengan pekerjaan sehari-hari.
2. Kompetensi Dasar (KD)
1. Dapat menjelaskan pengertian pesawat sederhana.
2. Dapat menyebutkan macam-macam pesawat sederhana.
3. Mampu menyebutkan contoh-contoh alat yang termasuk pesawat
sederhana
4. Siswa mampu menjebutkan fungsi pesawat sederhana.
3. Indikator
1. Siswa mampu menguasai materi pelajaran dengan benar
2. Siswa mampu menjawab pertanyaan guru dengan benar.

II. MATERI PEMBELAJARAN

1. Pokok-pokok Materi
<> Pengertian pesawat sederhana
<> Macam-macam pesawat sederhana.
<> Contoh-contoh alat yang termasuk pesawat sederhana
<> Menjebutkan fungsi pesawat sederhana.

56
 Metode
Eksprimen, diskusi, cerita, dan Tanya jawab.
- Media:
Kit Guru dan Kit Murid
- Sumber bahan : GBPP IPA 1994
- Buku Pedoman Kit IPA Kelas IV
- Buku Paket Jendela Sains 3b (Sri Harmi)
III. Kegiatan Pembelajaran
A. Kegiatan Awal (5 menit)
 Memotivasi siswa melalui penyampaian tujuan pembelajaran,
 Menunjuk posisi kelompok siswa kemudian membagikan alat
percobaan.
B. Kegiatan Inti (30 Menit)
<> Guru memperkenalkan nama-nama alat yang akan digunakan untuk
mekukan percobaan.
<>. Dengan bimbingan guru siswa mealakukan percobaan sambil mengisi
lembar pengamatan.
<> Beberapa kelompok disuruh membackan hasil pengamatannya
<> memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya sesama
kelompok
<> Guru menyimpulkan materi pembelajaran.
C. Kegiatan Akhir (5 menit).
<> mengadakan evaluasi akhir secara tertulis,
<> mengadakan tindak lanjut dengan memberikan pekerjaan rumah berupa
soal kaitannya materi pembelajaran.
IV. Evaluasi
<> Prosedur Evaluasi
@ Pree tes : tidak ada
@ Penilaian Proses : diadakan
@ Post tes ; diadakan
<> Jenis Tes : tertulis
@ Soal-soal
Jawablah pertanyaa berikut ini sesuai dengan isi bacaan.

57
1. Alat yang digunakan untuk mempermudah pekerjaan disebut… !
2. Sebutkan empat macam pesawat sederhana!
3. Tuliskan masing-masing 1 contoh alat dari keempat macam pesawat
sederhana tersebut!
4. Sebutkan dua fungsi pesawat sederhana?
@ Kunci Jawaban
1. Pesawat sederhana
2. tuas/Pengungkit, bidang miring, katrol, dan roda berporos.
3. contoh tuas/pengungkit : gunting, linggis, obeng, dan lain-lain.
4. - untuk menggeser benda yang berat
- untuk mengangkat benda yang berat.

Kembang Kerang, 13 Oktober 2010

Teman Sejawat Mahasiswa,

(Yeti Yuliati) Yuhayani


NIP. NIM. 814729824

Mengetahui
Kepala SDN 1 Kembang Kerang,

Drs. H. Masjuddin M.Pd


NIP. 195612311977021065

58
FORMAT OBSERVASI

Hari/Tanggal : Selasa, 6 November 2010 Kelas : IV


Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Siklus : II

NO
PENGAMATAN
1. Ketepatan Pelaksanaan Sekenario Pembelajaran
Pelaksanaan proses pembelajaran sudah dilaksanakan dengan
baik sesuai dengan rencana pembelajaran yang dibuat.
2. Keterlibatan siswa selama proses pembelajaran
- Semua siswa aktif mengikuti penjelasan guru, sehingga siswa
memperhatikan penjelasan guru
- Siswa sudah memiliki keberaniann untuk bertanya
- Suasana kelas tenag, terkendali, dan aman.
3 Prilaku Mengajar Yang Positif dan Negatif
- Guru mengajar dengan baik dan bersemangat sehingga siswa
aktif memperhatikan penjelasan guru
- Guru aktif membimbing siswa yang kurang
4 Komentar Siswa
- Kami merasa puas dan senang cara mengajar guru dan dengan
hasil yang kami peroleh.
5 Unjuk Kerja Siswa
- Setelah diadakan evaluasi pada akhir PBM: hasil reratanya di
atas 75 % yang dicapai dari 19 orang murid.

Kembang Kerang, 06 November 2010

Teman Sejawat Mahasiswa,

(Yeti Yuliati) Yuhayani


NIP. NIM. 814729824

Mengetahui
Kepala SDN 1 Kembang Kerang,

Drs. H. Masjuddin M.Pd


NIP. 195612311977021065

59
SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini:


Nama : Yuhayani
NIM : 814729824
UPBJJ –UT : Mataram
Menyatakan bahwa:
Nama : Yeti Yuliati
NIP :
Tempat Tugas : SDN 1 Kembnag Kerang
Guru Keas : VI
Adalah teman sejawat yang akan membantu dalam pelakasanaan perbaikan
pembelajaran, yang merupakan tugas Mata Kuliah PDGK 4501 Pemantapan
Kemampuan Profesional (PKP)
Demikian surat pernyataan ini dibuat untuk dapat digunakan sebagaimana
mestinya.

Kembang Kerang, 06 November 2010

Teman Sejawat Mahasiswa,

(Yeti Yuliati) Yuhayani


NIP. NIM. 814729824

Mengetahui
Kepala SDN 1 Kembang Kerang,

Drs. H. Masjuddinm M.Pd


NIP. 195612311977021065

60

Anda mungkin juga menyukai