Anda di halaman 1dari 66

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY

UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA


PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
DI KELAS XI PM 1 SMK NEGERI 11 BANDUNG
TAHUN PELAJARAN 2008/2009

Penelitian Tindakan Kelas

Diajukan untuk Melengkapi Pengajuan Kenaikan Tingkat


dari Golongan Ruang IV/a ke Golongan Ruang IV/b

Oleh:

Drs. Moch. Abdul Kadir Heryadi


NIP. 195607231986031008
Pembina - IV/a

DINAS PENDIDIKAN KOTA BANDUNG


SMK NEGERI 11 BANDUNG
2009
Lembar Pengesahan

1. Judul

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY


UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA
PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
DI KELAS XI PM 1 SMK NEGERI 11 BANDUNG
TAHUN PELAJARAN 2008/2009

2. Identitas Penulis

Nama : Drs. Moch. Abdul Kadir Heryadi


NIP : 195607231986031008
Pangkat/Gol : Pembina - IV/b
Jabatan : Guru Pembina
Unit Kerja : SMK Negeri 11 Bandung

3. Disetujui dan disahkan pada tanggal 27 November 2008

Kepala Sekolah,

Dra. Epi Sufiah, M. Si.


NIP. 195912221986032002

4. Didokumentasikan di Perpustakaan SMK Negeri 11 Bandung

Koordinator Perpustakaan,

Solehkun Kodir, S. Pd.


NIP. 198608112009021001

ii
ABSTRAK
Hasil belajar merupakan salah satu indikator keberhasilan belajar
siswa dan manifestasi dari kemampuan siswa dalam mencapai Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM) dari suatu standar kompetensi. Data pra
penelitian berupa nilai ulangan harian menunjukkan tingkat hasil belajar
siswa rendah. Sebagian besar siswa memperoleh nilai di bawah KKM.
Melalui identifikasi masalah, diduga rendahnya hasil belajar
disebabkan oleh metode pembelajaran yang cenderung monoton dan satu
arah (teacher centered approach). Untuk itu penulis mencoba
menerapkan model pembelajaran Inquiry Training dalam proses belajar
mengajar sebagai suatu upaya untuk memberikan solusi dari
permasalahan tersebut.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar
pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di kelas XI PM 1 SMK
Negeri 11 Bandung.
Prosedur penelitian menggunakan rancangan penelitian tindakan
kelas yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi pada setiap
siklus. Penelitian ini dilaksanakan dalam tiga siklus. Hasil penelitian siklus
pertama menunjukkan dari 35 orang siswa, ada 16 orang siswa
(45,71,03%) belum mencapai ketuntasan belajar. Berdasarkan temuan ini
dilakukan kegiatan pembelajaran siklus kedua. Pada siklus kedua, siswa
yang belum tuntas berkurang menjadi 12 siswa (34,29%). Dan, hasil
penelitian siklus ketiga menunjukkan bahwa siswa yang belum mencapai
ketuntasan belajar tinggal empat orang (11,43%). Selain itu, terjadi
peningkatan daya serap kelompok dari 76,67% pada siklus pertama
menjadi 78,43% pada siklus kedua dan 80,51% pada siklus ketiga.
Aktivitas siswa juga meningkat dari 68,57% yang tergolong siswa aktif
pada siklus pertama menjadi 77,14% siswa aktif pada siklus kedua dan
100% siswa aktif pada siklus ketiga. Ketuntasan belajar siswa pada Siklus
Ketiga telah mencapai 88,57% yang berarti telah melampaui minimal
keberhasilan pembelajaran yaitu 85%. Temuan ini, menunjukkan bahwa
kriteria pencapaian penelitian telah tercapai, sehingga penulis
memutuskan bahwa model pembelajaran Inquiry Training telah mampu
meningkatkan hasil belajar siswa sehingga siklus selanjutnya tidak
diperlukan lagi. Untuk itu disarankan kepada para guru dapat mengadopsi
model pembelajaran Inquiry Training dalam melaksanakan pembelajaran.

iii
Kata Pengantar

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang

Maha kuasa, karena berkat rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat

menyelesaikan penelitian tindakan kelas dengan judul “PENERAPAN

MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY UNTUK MENINGKATKAN HASIL

BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN

SOSIAL DI KELAS XI PM 1 SMK NEGERI 11 BANDUNG TAHUN

PELAJARAN 2008/2009” ini tanpa ada halangan yang cukup berarti.

Terima kasih penulis sampaiakan kepada semua pihak yang telah

membantu terselesaikannya PTK ini. Mudah-mudahan budi baik semua

pihak yang membantu diterima oleh Allah SWT dan dibalas dengan

pahala yang berlipat.

Semoga hasil penelitian ini dapat bermanfaat uintuk meningkatkan

pembelajaran Pendidkan Kewarganegaraan di sekolah. Saran dan kritik

yang membangun dari pembaca demi perkembangan inovasi

pembelajaran ini sangat diharapkan.

Bandung, November 2008

Penulis

iv
Daftar Isi

Lembar Pengesahan....................................................................................ii
ABSTRAK....................................................................................................iii
Kata Pengantar............................................................................................iv
Daftar Isi.......................................................................................................v
Daftar Tabel................................................................................................vii
Daftar Grafik...............................................................................................viii
Daftar Lampiran...........................................................................................ix
BAB I PENDAHULUAN................................................................................1
A. LATAR BELAKANG MASALAH......................................................1
B. IDENTIFIKASI MASALAH...............................................................3
C. PEMBATASAN DAN RUMUSAN MASALAH..................................5
D. TUJUAN PENELITIAN....................................................................5
E. MANFAAT HASIL PENELITIAN......................................................5
BAB II KAJIAN PUSTAKA............................................................................6
A. MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING...........................6
1. Pengertian Model Pembelajaran..............................................6
2. Ihwal Model Pembelajaran Inqiury Training.............................7
B. HASIL BELAJAR.............................................................................9
1. Definisi Hasil Belajar.................................................................9
2. Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar..............................10
BAB III METODOLOGI PENELITIAN.........................................................12
A. OBJEK TINDAKAN DAN SETTING PENELITIAN........................12
B. DESAIN PENELITIAN...................................................................12
1. Perencanaan...........................................................................12
2. Tindakan.................................................................................13
3. Observasi................................................................................14
4. Refleksi...................................................................................14
C. METODE PENGUMPULAN DATA...............................................14

v
D. METODE ANALISIS DATA...........................................................15
1. Data Hasil Belajar Siswa.........................................................15
2. Data Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran.............................15
E. KRITERIA KEBERHASILAN PENELITIAN...................................17
BAB IV HASIL PENELITIAN......................................................................19
A. GAMBARAN SELINTAS TENTANG SETTING............................19
B. PENJELASAN PER SIKLUS.........................................................21
1. Siklus Pertama........................................................................21
2. Siklus Kedua...........................................................................26
3. Siklus Ketiga...........................................................................32
C. PEMBAHASAN DAN PENGAMBILAN KESIMPULAN.................39
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN..........................................................45
A. KESIMPULAN...............................................................................45
B. SARAN UNTUK TINDAKAN LEBIH LANJUT...............................46
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................47
LAMPIRAN-LAMPIRAN

vi
Daftar Tabel

Tabel 1. 1 Nilai Pratindakan.........................................................................3

Tabel 4. 1 Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa pada Siklus Pertama.........22

Tabel 4. 2 Rekapitulasi Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa pada Siklus

Pertama......................................................................................................22

Tabel 4. 3 Nilai Ulangan Harian pada Siklus Pertama..............................24

Tabel 4. 4 Rekapitulasi Hasil Ulangan Harian Pertama............................25

Tabel 4. 5 Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa pada Siklus Kedua............28

Tabel 4. 6 Rekapitulasi Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa pada Siklus

Kedua.........................................................................................................28

Tabel 4. 7 Nilai Ulangan Harian pada Siklus Kedua..................................30

Tabel 4. 8 Rekapitulasi Hasil Ulangan Harian Kedua................................31

Tabel 4. 9 Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa pada Siklus Ketiga............33

Tabel 4. 10 Rekapitulasi Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa pada Siklus

Ketiga.........................................................................................................34

Tabel 4. 11 Nilai Ulangan Harian pada Siklus Ketiga................................35

Tabel 4. 12 Rekapitulasi Hasil Ulangan Harian Ketiga..............................36

Tabel 4. 13 Rekapitulasi Hasil Capaian Pembelajaran.............................38

vii
Daftar Grafik

Grafik 1 Aktivitas Siswa pada Siklus Pertama...........................................23

Grafik 2 Perbandingan Siswa Kompeten dan Belum Kompeten Siklus

Pertama......................................................................................................25

Grafik 3 Aktivitas Siswa pada Siklus Kedua..............................................29

Grafik 4 Perbandingan Siswa Kompeten dan Belum Kompeten Siklus

kedua..........................................................................................................31

Grafik 5 Aktivitas Siswa pada Siklus Ketiga..............................................35

Grafik 6 Perbandingan Siswa Kompeten dan Belum Kompeten Siklus

ketiga..........................................................................................................37

Grafik 7 Perbandingan Nilai Pratindakan dengan Nilai Siklus Pertama....40

Grafik 8 Perbandingan Nilai Siklus Pertama dengan Nilai Siklus Kedua. .41

Grafik 9 Perkembangan Aktivitas Siswa dari Setiap Siklus.......................43

Grafik 10 Perkembangan Hasil Belajar Siswa...........................................44

viii
Daftar Lampiran

1. Surat Ijin Penelitian

2. Jadwal Pelaksanaan Penelitian

3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

4. Daftar Hadir Siswa

5. Format Observasi Aktivitas Siswa

6. Hasil Observasi Aktivitas Siswa

7. Daftar Nilai Siswa

8. Foto Kegiatan

ix
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Disadari atau tidak, mutu pendidikan kita masih tergolong


rendah. Hal ini tercermin dari banyaknya lulusan dari lembaga
pendidikan yang tidak mampu bersaing di dunia kerja. Ini
disebabkan oleh adanya kelemahan atau kekurangan hampir pada
semua komponen pendidikan, khususnya dalam pelaksanaan
proses pembelajaran yang kurang mendorong terjadinya
pengembangan siswa yang dinamis serta memiliki sikap yang
bertanggung jawab. Menurunnya kualitas pendidikan tidak hanya
merupakan tanggung jawab guru saja tetapi juga merupakan
tanggung jawab kita bersama. Walaupun seorang guru sudah
melaksanakan tugasnya dengan baik, tanpa dukungan berbagai
pihak tujuan pembelajaran tidak akan tercapai secara
maksimal.Sampai sekarang pendidikan kita masih didominasi oleh
pandangan bahwa pengetahuan sebagai perangkat fakta-fakta
yang harus dihafal. Kelas masih berfokus pada guru sebagai
sumber utama pengetahuan, kemudian ceramah menjadi pilihan
utama strategi belajar.
Untuk itu diperlukan sebuah strategi belajar baru yang lebih
memberdayakan siswa. Sebuah strategi belajar yang tidak
mengharuskan siswa menghafal fakta-fakta, tetapi sebuah strategi
yang mendorong siswa mengkontruksikan di benak mereka sendiri.
Dalam proses belajar, anak belajar dari pengalaman sendiri,
mengkonstruksi pengetahuan kemudian memberi makna pada
pengetahuan itu. Melalui proses belajar yang mengalami sendiri,
menemukan sendiri, secara berkelompok seperti bermain, maka
anak menjadi senang, sehingga tumbuhlah minat untuk belajar.

1
2

Salah satu indikator yang dapat dijadikan tolok ukur


keberhasilan suatu proses pembelajaran adalah menghasilkan
lulusan yang berkualitas, terlihat dari hasil belajar yang dicapai atau
nilai yang diperoleh pada setiap mata pelajaran. Hasil belajar
adalah "tingkat penguasaan yang dicapai oleh siswa dalam
mengikuti proses belajar mengajar sesuai dengan tujuan
pendidikan yang ditetapkan" Soedijarto (1993: 49). Hasil belajar
dibedakan atas tiga ranah, yaitu kognitif (kemampuan berfikir),
afektif (sikap), dan psikomotor (keterampilan) sesuai dengan
pendapat Bloom,et al (199 6:7 ).
Dalam proses pembelajaran, upaya-upaya untuk
meningkatkan penguasaan materi yang akan mendukung hasil
belajar siswa penting untuk dilakukan, tapi peningkatan
penguasaan materi tidak akan berhasil tanpa adanya dukungan
dari komponen-komponen pembelajaran. Dari sekian banyak
komponen yang mempengaruhi proses pembelajaran, guru
merupakan salah satu komponen yang sangat berperan. Dalam
perannya sebagai tenaga pengajar, guru dituntut untuk memiliki
kemampuan dalam menciptakan kondisi belajar yang kondusif.
Kondisi ini akan tercapai ketika seorang guru dapat menyampaikan
materi pelajaran dengan baik, oleh karena itu pemilihan model dan
metode pembelajaran yang tepat merupakan hal yang harus
diperhatikan.
"Pemilihan model dan metode pembelajaran yang sesuai
dengan tujuan kurikulum dan potensi siswa merupakan
kemampuan dan keterampilan dasar yang harus dimiliki oleh
seorang guru "(Djahiri, 1992). Hal ini didasari bahwa ketepatan
guru dalam memilih model dan metode pembelajaran akan
berpengaruh terhadap keberhasilan dan hasil belajar siswa, karena
model dan metode pembelajaran yang digunakan oleh guru
berpengaruh terhadap kualitas PBM yang dilakukannya.
3

Model pembelajaran pada dasarnya merupakan bentuk


pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang
disajikan secara khas oleh guru. Dengan kata lain, model
pembelajaran merupakan "bungkus atau bingkai dari penerapan
suatu pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran" (Akhmad
Sudrajat).
Berdasarkan uraian di atas penulis mencoba untuk memilih
salah satu model yang sekiranya tepat digunakan pada mata
pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial dan dapat meningkatkan minat
belajaar siswa, yaitu Model Pembelajaran Inquiry Training karena
dalam model pembelajaran ini lebih ditekankan pada penumbuhan
sikap positif terhadap belajar, pemahaman secara mendalam,
keterampilan penerapan pengetahuan yang variatif. Dampak
pengiringnya adalah: pengenalan jati diri, kebiasaan belajar dengan
bekerja, perubahan paradigma, kebebasan, penumbuhan
kecerdasan inter dan intrapersonal.

B. IDENTIFIKASI MASALAH

Fenomena yang terjadi di kelas XI PM 1 SMK Negeri 11


Bandung tahun pelajaran 2008/2009 adalah rendahnya hasil
belajar. Data test pertama menunjukkan dari 35 siswa terdapat 17
orang siswa (48,57%) yang belum memenuhi kriteria ketuntasan
minimal yang ditetapkan lembaga sebesar 75,5. Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan (KTSP) menganut sistem mastery learning atau
belajar tuntas, menurut definisi Depdiknas “Belajar tuntas adalah
ketika peserta didik tidak diperkenankan mengerjakan pekerjaan
berikutnya, sebelum mampu menyelesaikan pekerjaan dengan
prosedur yang benar, dan hasil yang baik". Dengan demikian kelas
XI PM 1 SMKN 11 Bandung sebanyak 51,43% siswa belum tuntas
dan tidak diperkenankan melanjutkan pada kompetensi dasar
berikutnya. Data nilai tersebut dapat dilihat pada tabel berikut.
4

Tabel 1. 1 Nilai Pratindakan

No NIS Nama Siswa JK Nilai


1 0708110502 AGITA NURBAYANI P 85,0
2 0708110513 DESI NURDIANTI P 70,0
3 0708110517 DEVI OKTAVIA P 64,5
4 0708110520 DEWIYANTI P 65,0
5 0708110523 DIANA DWI NOVITASARI P 78,0
6 0708110528 ELISA P 69,0
7 0708110532 EVIE AMALIA P 74,5
8 0708110535 FITRI APRILIANI P 73,0
9 0708110536 FITRI RUSMIATI P 78,0
10 0708110541 HESTI YULIANTI P 81,0
11 0708110550 LENI MARLINA P 90,0
12 0708110553 MARTINA LOVA P 75,0
13 0708110556 MELA NOVIANA P 78,0
14 0708110561 NENG SUSANTI P 82,5
15 0708110562 NENG YULI YULIANTI P 90,0
16 0708110565 NIKE YUSRIA P 75,0
17 0708110571 NOVITA EKA WAHYUNI P 77,0
18 0708110575 RAHAYU UTAMI P 67,0
19 0708110578 RATIH SUNDARI P 88,0
20 0708110581 RATNA SETIYAWATI P 82,0
21 0708110583 RIMA NURLELA P 72,0
22 0708110586 RISKA INDRIYANI P 69,5
23 0708110589 RISMA FITRIA P 65,0
24 0708110590 RISMA YANTI P 70,0
25 0708110592 RIZQI AMALIA P 73,0
26 0708110595 SANTI MELDA SIAGIAN P 80,0
27 0708110598 SETIAWATI P 69,5
28 0708110601 SISKA KURNIAWATI P 79,0
29 0708110604 SITI MARLINA P 77,0
30 0708110605 SITI NURHAYATI P 73,0
31 0708110607 SRIYANI ARUMDINI P 77,0
32 0708110610 SUSI P 88,0
33 0708110613 VISCA MAHARANI PUTRI P 70,0
34 0708110615 WAHYUNI P 75,5
35 0708110616 WILDA WIDIARTI P 71,5

Penulis mencoba menelusuri penyebab rendahnya hasil


belajar ini. Dari pengamatan yang dilakukan penulis didapati bahwa
5

hasil belajar siswa yang tercermin dari aktivitas siswa di kelas


sangat rendah.
Dari uraian permasalahan di atas penulis tertarik untuk
melakukan penelitian tindakan kelas dengan judul "Penerapan
Model Pembelajaran Inquiry untuk Meningkatkan Hasil Belajar
Siswa Pada Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di Kelas XI
PM 1 SMK Negeri 11 Bandung Tahun Pelajaran 2008/2009.”

C. PEMBATASAN DAN RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan uraian pada latar belakang dan identifikasi


masalah di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan yang
dijabarkan dalam pertanyaan sebagai berikut: Apakah
pembelajaran Inquiry Training dapat meningkatkan hasil
belajar siswa?
Hasil belajar siswa dalam penelitian ini dibatasi pada
aktivitas, perhatian, dan motif siswa selama pembelajaran
berlangsung.

D. TUJUAN PENELITIAN

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauh


mana peningkatan hasil belajar siswa kelas XI PM 1 SMK Negeri
11 Bandung pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial tahun
pelajaran 2008/2009.

E. MANFAAT HASIL PENELITIAN

1. Bagi siswa, yaitu:


a. Meningkatkan hasil belajar.
b. Meningkatkan pemahaman dan kompetensi pada mata
pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial.
2. Bagi guru, yaitu memberikan alternatif proses pembelajaran dalam
menyampaikan materi.
6
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING

1. Definisi Model Pembelajaran

Keberhasilan sebuah pembelajaran bergantung pada


pemilihan materi pelajaran, merencanakan kegiatan belajar-
mengajar, pemilihan model pembelajaran, dan media yang akan
digunakan dalam pembelajaran. Selain hal-hal tersebut, hal yang
paling penting adalah keterampilan guru dalam memperlakukan
perangkat pembelajaran tersebut.
Pelaksanaan pembelajaran hendaknya bermakna bagi
siswa, jangan sampai siswa hanya datang dan duduk di kelas tanpa
memperoleh sesuatu yang bermanfaat. Oleh karena itu hendaknya
guru pandai memilih model yang dapat menjadikan pembelajaran
bermakna bagi siswa.
Gunter et al (1990:67) mendefinisikan an instructional model
is a step-by-step procedure that leads to specific learning
outcomes. Joyce & Weil (1980) mendefinisikan model
pembelajaran sebagai kerangka konseptual yang digunakan
sebagai pedoman dalam melakukan pembelajaran.
Dengan demikian, model pembelajaran merupakan kerangka
konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam
mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan
belajar. Jadi model pembelajaran cenderung preskriptif, yang relatif
sulit dibedakan dengan strategi pembelajaran. An instructional
strategy is a method for delivering instruction that is intended to

7
8

help students achieve a learning objective (Burden & Byrd,


1999:85).
Selain memperhatikan rasional teoretik, tujuan, dan hasil
yang ingin dicapai, model pembelajaran memiliki lima unsur dasar
(Joyce & Weil (1980), yaitu (1) syntax, yaitu langkah-langkah
operasional pembelajaran, (2) social system, adalah suasana dan
norma yang berlaku dalam pembelajaran, (3) principles of reaction,
menggambarkan bagaimana seharusnya guru memandang,
memperlakukan, dan merespon siswa, (4) support system, segala
sarana, bahan, alat, atau lingkungan belajar yang mendukung
pembelajaran, dan (5) instructional dan nurturant effects—hasil
belajar yang diperoleh langsung berdasarkan tujuan yang disasar
(instructional effects) dan hasil belajar di luar yang disasar
(nurturant effects).

2. Definisi Pembelajaran Inquiry Training

Model pembelajaran Inquiry Training memiliki tiga prinsip


kunci, yaitu pengetahuan bersifat tentatif, manusia memiliki sifat
ingin tahu yang alamiah, dan manusia mengembangkan indivuality
secara mandiri.
Prinsip pertama menghendaki proses penelitian secara
berkelanjutan, prinsip kedua mengindikasikan pentingkan siswa
melakukan eksplorasi, dan yang ketiga—kemandirian, akan
bermuara pada pengenalan jati diri dan sikap ilmiah.
Model inquiry training memiliki lima langkah pembelajaran
(Joyce & Weil, 1980), yaitu:
a. menghadapkan masalah (menjelaskan prosedur penelitian,
menyajikan situasi yang saling bertentangan),
b. menemukan masalah (memeriksa hakikat obyek dan kondisi
yang dihadapi, memeriksa tampilnya masalah),
9

c. mengkaji data dan eksperimentasi (mengisolasi variabel


yang sesuai, merumuskan hipotesis),
d. mengorganisasikan, merumuskan, dan menjelaskan, dan
e. menganalisis proses penelitian untuk memperoleh prosedur
yang lebih efektif.
Sistem sosial yang mendukung adalah kerjasama,
kebebasan intelektual, dan kesamaan derajat. Dalam proses
kerjasama, interaksi siswa harus didorong dan digalakkan.
Lingkungan intelektual ditandai oleh sifat terbuka terhadap berbagai
ide yang relevan.
Partisipasi guru dan siswa dalam pembelajaran dilandasi
oleh paradigma persamaan derajat dalam mengakomodasikan
segala ide yang berkembang.
Prinsip-prinsip reaksi yang harus dikembangkan dalam
im[plementasi model pembelajaran Inquity Training adalah sebagai
berikut.
a. pengajuan pertanyaan yang jelas dan lugas,
b. menyediakan kesempatan kepada siswa untuk memperbaiki
pertanyaan,
c. menunjukkan butir-butir yang kurang sahih,
d. menyediakan bimbingan tentang teori yang digunakan,
e. menyediakan suasana kebebasan intelektual,
f. menyediakan dorongan dan dukungan atas interaksi, hasil
eksplorasi,formulasi, dan generalisasi siswa.
Sarana pembelajaran yang diperlukan adalah berupa materi
konfrontatif yang mampu membangkitkan proses intelektual,
strategi penelitian, dan masalah yang menantang siswa untuk
melakukan penelitian.
Sebagai dampak pembelajaran dalam model ini adalah
strategi penelitian dan semangat kreatif. Sedangkan dampak
pengiringnya adalah hakikat tentatif keilmuan, keterampilan proses
10

keilmuan, otonomi siswa, toleransi terhadap ketidakpastian dan


masalah-masalah non rutin.

B. HASIL BELAJAR

1. Definisi Hasil Belajar


Kata hasil belajar terdiri dari dua unsur kata yaitu hasil dan
belajar. Dalam kamus bahasa Indonesia, (2001: 171) "Hasil adalah
hasil yang telah dicapai dan yang telah dilakukan atau dikerjakan."
Hasil juga mengandung pengertian suatu hasil yang dicapai dari
suatu kegiatar/aktivitas yang telah dilakukan, diciptakan, baik
secara kelompok maupun sendiri. Hasil merupakan salah satu
tujuan seseorang dalam belajar dan sekaligus sebagai motivator
terhadap aktivitas siswa.

Hasil belajar merupakan salah satu indikator keberhasilan


belajar. Hasil belajar merupakan aktualisasi dari potensi yang
dimilikinya, artinya belajar merupakan manifestasi dari kemampuan
potensi individu. Selanjutnya Aziz Lukman Praja (193: 36)
mengemukakan beberapa pengertian hasil belajar sebagai berikut:

a. Hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang dapat diukur


yang dilakukan dengan menggunakan tes hasil (achievement
test).
b. Hasil belajar merupakan hasil perbuatan individu itu sendiri
bukan hasil dari perbuatan orang lain terhadap individu
c. Hasil belajar dapat dievaluasi tinggi rendahnya berdasarkan
kriteria yang telah ditetapkan oleh penilai atau menurut tolak
ukur (standar) yang dicapai oleh kelompok.
d. Hasil belajar merupakan hasil dari kegiatan yang dilakukan
dengan sengaja dan disadari, jadi bukan merupakan kebiasaan
atau perilaku yang tidak disadari.

Jadi, hasil belajar adalah hasil belajar yang telah dicapai


oleh siswa yang ditandai dengan perkembangan serta perubahan
tingkah laku yang meliputi pengetahuan, keterampilan maupun
sikap pada diri seseorang yang dilakukannya secara sengaja/sadar
11

melalui proses belajar mengajar dalam jangka waktu tertentu dan


dapat diukur serta dinyatakan dalam bentuk nilai, hasil tes atau
ujian berupa angka (kuantitatif), huruf, atau kalimat (kualitatif).

2. Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar


Aktivitas belajar mengajar tidak selalu dapat berjalan dengan
apa yang diharapkan, kadang-kadang lancar dan kadang-kadang
terhambat, kadang-kadang cepat menangkap apa yang dipelajari
dan kadang-kadang sulit untuk memahaminya. Keanekaragaman
karakteristik siswa yang tidak sama menyebabkan perbedaan
tingkah laku antara satu siswa dengan siswa lainnya, sehingga
menyebabkan adanya perbedaan hasil belajar siswa. Hasil belajar
dibentuk oleh berbagai faktor-faktor yang mempengaruhinya.
Faktor-faktor tersebut yang akan menentukan berhasil atau tidak
berhasil, tinggi atau rendah hasil belajar. Menurut Slameto
(1995:54) mengemukakan bahwa :

" ...............yang mempengaruhi hasil belajar terdiri atas:


fakfor intern yaitu
1. Faktor jasmaniah
2. Faktor psikologis
3. Faktor kelelahan
Sedangkan faktor eksternal yaitu
1. Faktor keluarga
2. Faktor sekolah, metode mengajar, kurikulum, relasi guru
dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat
pelajaran, waktu sekolah, standar pelajaran di atas ukuran, dan
keadaan gedung'
12

Sedangkan menurut Ahmadi (1998: 72) faktor-faktor yang


mempengaruhi hasil belajar antara lain sebagai berikut:

a. Faktor internal.
Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri
siswa. Faktor ini dapat dibagi dalam beberapa bagian, yaitu:

1) Faktor intelegensi adalah kemampuan untuk mencapai


hasil di sekolah yang didalamnya berpikir perasaan
2) Faktor minat adalah kecenderungan yang mantap dalam
subyek untuk merasa tertarik pada bidang tertentu.
3) Faktor keadaan fisik menunjukkan pada tahap
pertumbuhan, kesehatan jasmani, keadaan alat - alat
indera dan lain sebagainya. Faktor keadaan psikis
menunjuk pada keadaan stabilitas/labilitas mental siswa
b. Faktor Eksternal
Faktor eksternal adalah faktor dari luar diri siswa yang
mempengaruhi hasil belajar. Faktor eksternal dapat dibagi
menjadi beberapa bagian, yaitu:

1) Faktor guru
2) Faktor lingkungan keluarga
3) Faktor sumber-sumber Belajar berupa media/alat bantu
belajar serta bahan baku penunjang
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. OBJEK TINDAKAN DAN SETTING PENELITIAN

Penelitian ini dilaksanakan di SMK Negeri 11 Bandung yang


beralamat di Jalan Budhi Cilember Kelurahan Sukaraja Kecamatan
Cicendo Kota Bandung. Penelitian ini dilaksanakan selama empat
bulan yaitu pada Bulan Agustus - November 2008. Alokasi waktu
pelaksanaan penelitian (tindakan) yaitu selama 11 pertemuan
masing-masing satu pertemuan dilaksanakan 2 x 45 menit.
Kegiatan ini dimulai dari penyusunan perangkat pembelajaran dan
instrumen yang digunakan sampai pelaksanaan pembelajaran dan
penyusunan laporan penelitian.
Objek tindakan dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI
PM 1 SMK Negeri 11 Bandung Semester I Tahun Pelajaran
2008/2009 yang berjumlah 35 orang siswa yang semuanya
perempuan.

B. DESAIN PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas dengan


menggunakan rancangan tindakan yang mengacu pada pendapat
Kemmis dan MCTaggart (dalam Sudarsono, 1997: 16) yang
meliputi: (1) perencanaan, (2) tindakan, (3) observasi, dan (4)
refleksi. Tahapan penelitian adalah sebagai berikut.

1. Perencanaan
Pada tahap persiapan ini peneliti melakukan identifikasi
terhadap permasalahan yang terjadi di lapangan. Sebagai tindak
lanjut terhadap permasalahan yang ada, dibuatlah rancangan
penelitian berupa proposal penelitian, kemudian rancangan

13
14

tersebut didiskusikan dengan rekan sejawat dan kepala sekolah


dengan tujuan mendapatkan masukan-masukan dan memperoleh
informasi apakah rancangan penelitian tersebut layak untuk
dilaksanakan. Langkah selanjutnya adalah membuat instrumen
penelitian.

2. Tindakan
Tahap ini merupakan tahapan kegiatan inti pembelajaran
yang meliputi kegiatan:

a. Pendahuluan
Pada kegiatan ini guru mengingatkan siswa tentang
materi pelajaran yang lalu, memotivasi siswa, menyampaikan
tujuan pembelajaran, membahas soal-soal yang tidak dapat
diselesaikan siswa, menjelaskan metode pembelajaran dan
penilaian yang akan dilakoni.

b. Kegiatan inti
Langkah-langkah yang dilakukan dalam proses
pembelajaran dapat digambarkan seperti berikut:

1) menghadapkan masalah (menjelaskan prosedur


penelaahan, menyajikan situasi yang saling
bertentangan),
2) menemukan masalah (memeriksa hakikat obyek dan
kondisi yang dihadapi, memeriksa tampilnya masalah),
3) mengkaji data dan eksperimentasi (mengisolasi variabel
yang sesuai, merumuskan hipotesis),
4) mengorganisasikan, merumuskan, dan menjelaskan,
serta
5) menganalisis proses penelitian untuk memperoleh
prosedur yang lebih efektif.
15

c. Penutup
Guru membimbing siswa menyimpulkan isi pembelajaran
yang telah dilaksanakan dan memberikan tugas untuk
diselesaikan di rumah. Bagi siswa yang dianggap telah
memahami materi yang disajikan diberikan materi pengayaan,
sedang siswa yang belum tuntas diberikan remedial.

3. Observasi
Pada kegiatan ini penulis mengamati perilaku siswa selama
proses pembelajaran berlangsung. Pengamatan dilakukan dengan
menggunakan lembar pengamatan untuk mendapatkan gambaran
tentang keaktifan siswa selama pembelajaran berlangsung.

4. Refleksi
Refleksi dilakukan setelah proses pembelajaran berakhir
dimana penulis mereview proses pembelajaran yang telah
dilaksanakan. Hasil refleksi dijadikan dasar untuk merevisi kegiatan
pembelajaran selanjutnya .

C. METODE PENGUMPULAN DATA

Untuk mengoptimalkan hasil penelitian tindakan maka


penulis mengambil data sebanyak mungkin. Adapun cara
penulis lakukan adalah dengan menggunakan lembar observasi
untuk mengetahui keaktifan siswa pada proses belajar mengajar.
Sedangkan untuk lebih memantapkan data yang di dapat maka
disiapkan pula instrumen berupa soal test yang meliputi pre test
dan post test.
16

D. METODE ANALISIS DATA

1. Data Hasil Belajar Siswa


Hasil belajar siswa berupa nilai test dibandingkan dengan
kriteria ketuntasan minimal (KKM). Jika nilai test sama dengan atau
lebih besar dari KKM maka siswa tersebut dinyatakan telah tuntas.

Selanjutnya, data nilai hasil setiap test digunakan untuk


menghitung daya serap kelompok dengan rumus

Jumlah Seluruh Nilai Siswa


daya serap kelompok = × 100 %
Jumlah Siswa × Nilai Maksimal

Kemudian, jumlah siswa siswa yang kompeten


dipersentasekan untuk melihat Ketuntasan belajar siswa. Suatau
pembelajaran dikatakan berhasil jika ketuntasan belajar siswa
mencapai 85% (Depdiknas). Ketuntasan belajar siswa dihitung
dengan rumus

Jumlah siswa kompeten


ketuntasan belajar siswa= × 100 %
Jumlas Seluruh siswa

2. Data Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran


Langkah-langkah yang diperlukan untuk mendeskripsikan
aktivitas siswa adalah sebagai berikut.

a. Mencatat hasil pengamatan aktivitas siswa untuk setiap


indikator selama dua kali pertemuan pada setiap siklus,
kemudian mencari rata-ratanya. Kriteria penilaian setiap
indikator adalah skor 1 = kurang aktif, skor 2 = cukup aktif,
skor 3 = aktif, dan skor 4 sangat aktif.
b. Mencari rata-rata hasil pengamatan selama dua kali
pertemuan untuk setiap siklus.
17

Pembelajaran yang baik atau efektif terjadi jika siswa terlibat


secara aktif dalam menemukan konsep dan aktif dalam
memecahkan masalah dengan bantuan guru sebagai fasilitator.
Berdasarkan penjelasan ini, maka aktivitas siswa dapat
diklasifikasikan dalam dua bagian, yaitu:

a. Aktivitas aktif

Indikator aktivitas siswa yang dikategorikan aktivitas aktif


adalah jika siswa melakukan aktivitas berikut ini.

1) Membaca/mencermati (buku pelajaran/siswa, LKS, dan


penyelesaian masalah).
2) Bekerja dalam memecahkan masalah.
3) Berdiskusi/bertanya antar siswa/guru termasuk
menyatakan ide dan menanggapi pertanyaan siswa/guru.
4) Mencari serta menyajikan informasi hasil pemecahan
masalah.
5) Mengkaji ulang proses/hasil pemecahan masalah.
6) Menyimpulkan hasil pembelajaran.

b. Aktivitas pasif

Siswa dikatakan melakukan aktivitas pasif jika dalam


pembelajaran hanya mendengarkan penjelasan guru dan teman.
Dengan demikian siswa dikategorikan melakukan aktivitas
aktif jika rata-rata nilai indikator siswa aktif lebih dari atau sama
dengan rata-rata nilai indikator siswa pasif.
18

Selama pembelajaran, aktivitas siswa terus diamati dan


diberi skor susai kategori berikut,

Skor Kategori
4 Sangat Aktif
3 Aktif
2 Cukup Aktif
1 Kurang Aktif (Pasif)

E. TAHAPAN DAN INDIKATOR TIAP SIKLUS SERTA


KRITERIA KEBERHASILAN PENELITIAN

Pada setiap siklus dilakukan tindakan sebagaimana


dijelaskan dalam desain penelitian. Tahapan dari tindakan tersebut
antara lain perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi.

Pada tahap awal perencanaan dilakukan dengan


mengidentifikasi permasalahan yang terjadi di lapangan. Sebagai
tindak lanjut terhadap permasalahan yang ada, dibuatlah
rancangan penelitian berupa proposal penelitian, kemudian
rancangan tersebut didiskusikan dengan rekan sejawat dan kepala
sekolah dengan tujuan mendapatkan masukan-masukan dan
memperoleh informasi apakah rancangan penelitian tersebut layak
untuk dilaksanakan. Langkah selanjutnya adalah membuat
instrumen penelitian.

Berdasarkan rancangan yang telah dibuat, dilaksanakan


tindakan berupa proses pembelajaran siklus pertama dengan
menggunakan model pembelajaran Inquiry Training. Observasi
dilakukan terhadap keseluruhan proses pembelajaran mulai dari
aktivitas siswa, guru, dan kondisi kelas. setelah proses
pembelajaran selesai dilakukan refleksi untuk mereview proses
pembelajaran yang telah dilaksanakan. Hasil refleksi dijadikan
dasar untuk merevisi kegiatan pembelajaran selanjutnya. Dalam
19

refleksi juga ditinjau sejauhmana keberhasilan proses


pembelajaran. Apabila indikator keberhasilan telah tercapai maka
pembelajaran dengan model Inquiry Training dinyatakan berhasil.
Namun, apaila indikator belum tercapai maka pembelajaran
dilanjutkan ke siklus berikutnya dengan merevisi program
pembelajaran berdasarkan hasil refleksi setiap siklusnya.

Adapaun indikator keberhasilan setiap siklus sebagai berikut,

1. Terjadi peningkatan hasil belajar siswa pada kompetensi


Mengaplikasikan keterampilan dasar komunikasi berupa peningkatan
jumlah siswa yang memperoleh predikat tuntas dan peningkatan pada
daya serap kelompok.
2. Siswa dikategorikan aktif dalam pembelajaran melalui model KERJA
Inquiry Training jika rata-rata penilaian aktivitas siswa aktif lebih besar
dari aktivitas siswa pasif.

Adapun kriteria keberhasil penelitian secara kesuluruhan


sebagai berikut,

1. Daya serap klasikal atau rata-rata nilai hasil belajar siswa


menunjukkan peningkatan pada setiap siklus.
2. Daya serap klasikal atu jumlah siswa yang mencapai predikat
tuntas/kompeten mencapai 85% atau 30 orang dari 35 siswa.
3. Seluruh siswa terkategori aktif selama proses pembelajaran dengan
model Inquiry Training.
20

BAB IV
HASIL PENELITIAN

A. GAMBARAN SELINTAS TENTANG SETTING

Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) mengkaji seperangkat


peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan
isu sosial. Pada jenjang SMK mata pelajaran IPS memuat materi
Geografi, Sejarah, Ekonomi, Sosiologi, dan Antropologi. Melalui
mata pelajaran IPS, peserta didik diarahkan untuk dapat menjadi
warga negara Indonesia yang demokratis, dan bertanggung jawab,
serta warga dunia yang cinta damai.
Mata pelajaran IPS dirancang untuk mengembangkan
pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan analisis terhadap
kondisi sosial masyarakat. Kemampuan tersebut diperlukan untuk
memasuki kehidupan masyarakat yang dinamis.
Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial bertujuan agar
peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut.
1. Memahami konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan
masyarakat dan lingkungannya
2. Berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, memecahkan masalah, dan
keterampilan dalam kehidupan sosial
3. Berkomitmen terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan
4. Berkomunikasi, bekerjasama dan berkompetisi dalam masyarakat
yang majemuk di tingkat lokal, nasional, dan global.
Ruang lingkup mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial
meliputi aspek-aspek sebagai berikut.
1. Manusia, tempat, dan lingkungan
2. Waktu, keberlanjutan, dan perubahan
3. Perilaku ekonomi dan kesejahteraan
21

4. Sistem sosial dan budaya.


22

Standar kompetensi yang dijadikan sasaran penelitian ini


adalah Mendeskripsikan kelompok sosial dalam masyarakat
multikultural. Standar kompetensi ini terdiri atas tiga kompetensi
dasar. Setiap kompetensi dasar disampaikan dalam satu siklus
penelitian tindakan kelas. Kompetensi dasar tersebut yaitu,
1. Mendeskripsikan berbagai kelompok sosial dalam masyarakat
multikultural
2. Mendeskripsikan perkembangan kelompok sosial dalam
masyarakat multikultural
3. Mendeskripsikan keanekaragaman kelompok sosial dalam
masyarakat multikultural
Kompetensi ini disampaikan pada semester ketiga, oleh
karena itu penulis memilih kelas XI PM 1 sebagai objek tindakan
penelitian, dimana kelas ini merupakan kelas tempat penulis
mengajar, serta berdasarkan identifikasi masalah sangat diperlukan
sekali perbaikan proses pembelajaran pada kelas ini.
Alokasi waktu untuk kompetensi ini adalah 11 pertemuan
masing-masing dua jam pelajaran dengan durasi per jam adalah 45
menit. Pertemuan pertama kedua merupakan tahap identifikasi
masalah. Pembelajaran dilaksanakan dengan metode ceramah dan
diskusi, kemudian dilaksanakan test harian pertama. Berdasarkan
identifikasi masalah tersebut, disusun langkah-langkah dan
perangkat penelitian, sehingga pada pertemuan ketiga dan
keempat dapat dilaksanakan penelitian siklus pertama dan di
pertemuan kelima sampai ketujuh dilaksanakan siklus kedua, serta
pertemuan kedelapan sampai kesepuluh dilaksanakan siklus
ketiga. Pertemuan terakhir digunakan juga untuk evaluasi sumatif.
23

B. PENJELASAN PER SIKLUS

1. Siklus Pertama
b. Perencanaan
Kegiatan yang dilakukan penulis pada tahap ini adalah:
1) Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)
berorientasi model pembelajaran Inquiry Training.
2) Menyiapkan bahan dan perangkat pembelajaran.
3) Membuat lembar pengamatan aktivitas siswa.
4) Menyusun perangkat tes.

c. Tindakan (Pelaksanaan Pembelajaran)


Pada tahap ini guru melaksanakan kegiatan
pembelajaran melalui model pembelajaran Inquiry Training
mengacu pada rencana pembelajaran yang telah disusun
sebelumnya. Selama kegiatan pembelajaran berlangsung
dilakukan pengamatan terhadap aktivitas siswa, serta evaluasi
terhadap hasil belajar yang dicapai. Berikut ini disajikan hasil
pemantauan dan evaluasi hasil belajar siswa selama kegiatan
pembelajaran berlangsung.

d. Hasil Pemantauan dan Evaluasi

1) Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran


Pengamatan terhadap aktivitas siswa selama
pembelajaran melalui pembelajaran Inquiry Training
menggunakan lembar pengamatan sesuai indikator yang
telah ditetapkan. Hasil pengamatan tersebut dapat dilihat
pada tabel berikut.
24

Tabel 4. 1 Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa pada Siklus Pertama

No NIS Nama Siswa JK Skor Kategori


1 0708110502 AGITA NURBAYANI P 4 Sangat Aktif
2 0708110513 DESI NURDIANTI P 2 Cukup Aktif
3 0708110517 DEVI OKTAVIA P 3 Aktif
4 0708110520 DEWIYANTI P 4 Sangat Aktif
5 0708110523 DIANA DWI NOVITASARI P 1 Kurang Aktif
6 0708110528 ELISA P 1 Kurang Aktif
7 0708110532 EVIE AMALIA P 3 Aktif
8 0708110535 FITRI APRILIANI P 3 Aktif
9 0708110536 FITRI RUSMIATI P 1 Kurang Aktif
10 0708110541 HESTI YULIANTI P 4 Sangat Aktif
11 0708110550 LENI MARLINA P 2 Cukup Aktif
12 0708110553 MARTINA LOVA P 3 Aktif
13 0708110556 MELA NOVIANA P 4 Sangat Aktif
14 0708110561 NENG SUSANTI P 3 Aktif
15 0708110562 NENG YULI YULIANTI P 3 Aktif
16 0708110565 NIKE YUSRIA P 2 Cukup Aktif
17 0708110571 NOVITA EKA WAHYUNI P 4 Sangat Aktif
18 0708110575 RAHAYU UTAMI P 1 Kurang Aktif
19 0708110578 RATIH SUNDARI P 1 Kurang Aktif
20 0708110581 RATNA SETIYAWATI P 1 Kurang Aktif
21 0708110583 RIMA NURLELA P 1 Kurang Aktif
22 0708110586 RISKA INDRIYANI P 3 Aktif
23 0708110589 RISMA FITRIA P 3 Aktif
24 0708110590 RISMA YANTI P 3 Aktif
25 0708110592 RIZQI AMALIA P 1 Kurang Aktif
26 0708110595 SANTI MELDA SIAGIAN P 1 Kurang Aktif
27 0708110598 SETIAWATI P 4 Sangat Aktif
28 0708110601 SISKA KURNIAWATI P 3 Aktif
29 0708110604 SITI MARLINA P 2 Cukup Aktif
30 0708110605 SITI NURHAYATI P 2 Cukup Aktif
31 0708110607 SRIYANI ARUMDINI P 3 Aktif
32 0708110610 SUSI P 4 Sangat Aktif
33 0708110613 VISCA MAHARANI PUTRI P 3 Aktif
34 0708110615 WAHYUNI P 1 Kurang Aktif
35 0708110616 WILDA WIDIARTI P 1 Kurang Aktif

Tabel 4. 2 Rekapitulasi Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa pada


Siklus Pertama

Sangat Aktif 7 20,00%


Aktif 12 34,29%
Cukup Aktif 5 14,29%
Kurang Aktif (Pasif) 11 31,43%
Total Siswa 35 100,00%
25

Hasil analisis menunjukkan bahwa 7 siswa (20%)


termasuk dalam kategori siswa yang sangat aktif, 12 siswa
(34,29%) aktif, 5 siswa (14,29%) cukup aktif, dan 11 siswa
(31,43%) terkategori kurang aktif/pasif. Dengan kata lain ada
sebanyak 68,57% siswa yang aktif selama kegiatan
pembelajaran siklus pertama melalui model Inquiry Training.
Perbandingan siswa aktif dan siswa pasif pada siklus
pertama ini dapat dilihat pada grafik berikut.
Grafik 1 Aktivitas Siswa pada Siklus Pertama

40.00%

35.00% 34.29%
31.43%
30.00%

25.00%
20.00%
20.00%

15.00% 14.29%

10.00%

5.00%

0.00%
Sangat Aktif Aktif Cukup Aktif Pasif

2) Hasil Belajar Siswa


Hasil belajar siswa merupakan hasil karya siswa yaitu
tugas-tugas latihan dan hasil tes. Penilaian hasil belajar setiap
siswa mengacu pada ketuntasan belajar yang ditetapkan
sekolah yaitu paling sedikit siswa memperoleh nilai 75,5, maka
dikatakan bahwa siswa tersebut tuntas dalam belajar. Data nilai
hasil belajar siswa siklus pertama dapat dilihat pada tabel
berikut.
26

Tabel 4. 3 Nilai Ulangan Harian pada Siklus Pertama

No NIS Nama Siswa JK Nilai


1 0708110502 AGITA NURBAYANI P 86,0
2 0708110513 DESI NURDIANTI P 70,0
3 0708110517 DEVI OKTAVIA P 66,5
4 0708110520 DEWIYANTI P 67,0
5 0708110523 DIANA DWI NOVITASARI P 78,0
6 0708110528 ELISA P 69,0
7 0708110532 EVIE AMALIA P 74,5
8 0708110535 FITRI APRILIANI P 74,0
9 0708110536 FITRI RUSMIATI P 78,0
10 0708110541 HESTI YULIANTI P 83,0
11 0708110550 LENI MARLINA P 90,0
12 0708110553 MARTINA LOVA P 77,0
13 0708110556 MELA NOVIANA P 78,0
14 0708110561 NENG SUSANTI P 83,5
15 0708110562 NENG YULI YULIANTI P 90,0
16 0708110565 NIKE YUSRIA P 77,0
17 0708110571 NOVITA EKA WAHYUNI P 77,0
18 0708110575 RAHAYU UTAMI P 69,0
19 0708110578 RATIH SUNDARI P 90,0
20 0708110581 RATNA SETIYAWATI P 82,0
21 0708110583 RIMA NURLELA P 73,0
22 0708110586 RISKA INDRIYANI P 70,5
23 0708110589 RISMA FITRIA P 67,0
24 0708110590 RISMA YANTI P 70,0
25 0708110592 RIZQI AMALIA P 74,0
26 0708110595 SANTI MELDA SIAGIAN P 82,0
27 0708110598 SETIAWATI P 71,5
28 0708110601 SISKA KURNIAWATI P 80,0
29 0708110604 SITI MARLINA P 78,0
30 0708110605 SITI NURHAYATI P 74,0
31 0708110607 SRIYANI ARUMDINI P 77,0
32 0708110610 SUSI P 88,0
33 0708110613 VISCA MAHARANI PUTRI P 70,0
34 0708110615 WAHYUNI P 75,5
35 0708110616 WILDA WIDIARTI P 73,5
27

Tabel 4. 4 Rekapitulasi Hasil Ulangan Harian Pertama

Jumlah Siswa yang Tuntas 19 54,29%


Jumlah Siswa yang Belum Tuntas 16 45,71%
Nilai Rata-Rata 76,67
Nilai Terendah 66,5
Nilai Tertinggi 90,0
Daya Serap Kelompok 76,67%

Hasil analisis terhadap nilai siswa pada siklus pertama


menunjukkan bahwa dari 35 orang siswa yang dikenai
tindakan, ada sebanyak 19 orang siswa mencapai kriteria
ketuntasan belajar (ketuntasan belajar siswa sebesar 54,29%)
dan 16 orang atau 45,71% belum mencapai ketuntasan belajar,
serta daya serap kelompok sebesar 76,67%.
Perbandingan siswa yang kompeten dengan belum
kompeten dapat dilihat pada grafik berikut.
Grafik 2 Perbandingan Siswa Kompeten dan Belum Kompeten Siklus
Pertama

45.71%
54.29% Kompeten
Belum Kompeten

e. Refleksi
Temuan hasil pembelajaran siklus pertama ini dianalisis
dan didapati bahwa kegiatan pembelajaran melalui model
Inquiry Training menunjukkan perbaikan jika dibandingkan
dengan kegiatan pembelajaran yang selama ini dilakukan guru.
Namun perbaikan tersebut belum maksimal, hal ini terlihat dari
28

aktivitas siswa yang belum seluruhnya masuk dalam kategori


siswa aktif. Hasil pemantauan menunjukkan bahwa sebagian
besar siswa belum berani mengajukan pertanyaan dan belum
berani maju ke papan tulis untuk mempresentasikan hasil kerja,
meskipun guru sudah berusaha mengaktifkan siswa.
Untuk capaian hasil belajar siswa yang dinilai melalui tes
formatif menunjukkan bahwa ada peningkatan jumlah siswa
yang kompeten dibanding dengan kondisi pratindakan yaitu dari
48,57% siswa tuntas pada saat pratindakan naik menjadi
54,29% siswa tuntas pada siklus pertama. Namun, pencapaian
ini masih jauh dari kriteria keberhasilan penelitian yaitu
ketuntasan belajar siswa sebesar 85% belum tercapai,
sehingga penelitian dilanjutkan ke siklus kedua.
Ketidaktercapaian kriteria keberhasilan pada siklus
pertama juga disebabkan oleh alokasi waktu yang terlalu
singkat, sehingga eksplorasi materi pembelajaran kurang
optimal.

2. Siklus Kedua
Kegiatan siklus kedua merupakan tindak lanjut dari siklus
pertama yang didasarkan pada hasil refleksi penulis terhadap
pelaksanaan pembelajaran berorientasi model Inquiry Training.
Berikut ini disajikan hasil pemantauan dan evaluasi hasil belajar
siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung.

a. Perencanaan
Berdasarkan temuan pada siklus pertama, maka penulis
menyusun perencanaan sebagai berikut:
1) Meningkatkan upaya memotivasi siswa dalam mengajukan
pertanyaan/pendapat dan pemikiran mereka kepada sesama
siswa dengan cara memberikan reward berupa penilaian
khusus dari guru.
29

2) Memaksimalkan upaya mendorong siswa untuk


bekerjasama/berdiskusi dengan teman maupun sesama
siswa dengan cara memberikan reward berupa penilaian
khusus dari guru.
3) Memaksimalkan pembimbingan siswa yang belum mencapai
ketuntasan belajar.
4) Menambah alokasi waktu pelaksanaan siklus kedua menjadi
tiga pertemuan.

b. Tindakan (Pelaksanaan Pembelajaran)


Pelaksanaan pembelajaran pada siklus kedua sama
dengan pelaksanaan pembelajaran pada siklus pertama
dengan memberikan penekanan pada hal-hal yang belum
tercapai pada siklus tersebut. Pelaksanaan siklus kedua
dilaksanakan pada pertemuan kelima sampai ketujuh, dimana
pada akhir pertemuan siswa diberi tes formatif untuk mengukur
kemampuan mereka terhadap materi yang disajikan.

c. Hasil Pemantauan

1) Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran


Pengamatan terhadap aktivitas siswa selama
pembelajaran melalui model Inquiry Training menggunakan
lembar pengamatan dengan indikator yang telah ditetapkan.
Hasil pengamatan aktivitas siswa pada siklus kedua dapat
dilihat pada tabel berikut.
30

Tabel 4. 5 Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa pada Siklus Kedua

N Sko
NIS Nama Siswa JK Kategori
o r
1 0708110502 AGITA NURBAYANI P 4 Sangat Aktif
2 0708110513 DESI NURDIANTI P 2 Cukup Aktif
3 0708110517 DEVI OKTAVIA P 4 Sangat Aktif
4 0708110520 DEWIYANTI P 4 Sangat Aktif
DIANA DWI
5 0708110523 P 1 Kurang Aktif
NOVITASARI
6 0708110528 ELISA P 1 Kurang Aktif
7 0708110532 EVIE AMALIA P 3 Aktif
8 0708110535 FITRI APRILIANI P 4 Sangat Aktif
9 0708110536 FITRI RUSMIATI P 1 Kurang Aktif
10 0708110541 HESTI YULIANTI P 4 Sangat Aktif
11 0708110550 LENI MARLINA P 2 Cukup Aktif
12 0708110553 MARTINA LOVA P 3 Aktif
13 0708110556 MELA NOVIANA P 4 Sangat Aktif
14 0708110561 NENG SUSANTI P 3 Aktif
15 0708110562 NENG YULI YULIANTI P 3 Aktif
16 0708110565 NIKE YUSRIA P 2 Cukup Aktif
NOVITA EKA
17 0708110571 P 4 Sangat Aktif
WAHYUNI
18 0708110575 RAHAYU UTAMI P 2 Cukup Aktif
19 0708110578 RATIH SUNDARI P 1 Kurang Aktif
20 0708110581 RATNA SETIYAWATI P 1 Kurang Aktif
21 0708110583 RIMA NURLELA P 2 Cukup Aktif
22 0708110586 RISKA INDRIYANI P 3 Aktif
23 0708110589 RISMA FITRIA P 3 Aktif
24 0708110590 RISMA YANTI P 4 Sangat Aktif
25 0708110592 RIZQI AMALIA P 1 Kurang Aktif
SANTI MELDA
26 0708110595 P 2 Cukup Aktif
SIAGIAN
27 0708110598 SETIAWATI P 4 Sangat Aktif
28 0708110601 SISKA KURNIAWATI P 3 Aktif
29 0708110604 SITI MARLINA P 2 Cukup Aktif
30 0708110605 SITI NURHAYATI P 3 Aktif
31 0708110607 SRIYANI ARUMDINI P 3 Aktif
32 0708110610 SUSI P 4 Sangat Aktif
VISCA MAHARANI
33 0708110613 P 4 Sangat Aktif
PUTRI
34 0708110615 WAHYUNI P 1 Kurang Aktif
35 0708110616 WILDA WIDIARTI P 1 Kurang Aktif

Tabel 4. 6 Rekapitulasi Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa pada


Siklus Kedua

Sangat Aktif 1
1 31,43%
Aktif 9 25,71%
31

Cukup Aktif 7 20,00%


Kurang Aktif (Pasif) 8 22,86%
Total Siswa 3
5 100,00%
Hasil analisis terhadap pengamatan aktivitas siswa
selama pembelajaran melalui model Inquiry Training
menunjukkan bahwa 11 siswa (31,43%) tergolong santa
aktif, 9 siswa (25,71%) aktif, 7 siswa (20%) cukup aktif dan
masih terdapat 8 siswa (22,86%) yang kurang aktif. Namun
demikian jika dibandingkan dengan siklus pertama, aktivitas
siswa pada siklus kedua menunjukkan peningkatan.
Untuk lebih jelasnya, perbandingan aktivitas siswa
pada siklus kedua dapat dilihat pada grafik berikut.
Grafik 3 Aktivitas Siswa pada Siklus Kedua

35.00%
31.43%
30.00%
25.71%
25.00% 22.86%
20.00%
20.00%

15.00%

10.00%

5.00%

0.00%
Sangat Aktif Aktif Cukup Aktif Pasif

2) Hasil Belajar Siswa


Seperti halnya pada siklus pertama, penilaian hasil
belajar setiap siswa pada siklus kedua mengacu pada
ketuntasan belajar yang ditetapkan sekolah yaitu paling
sedikit siswa memperoleh nilai 75,5, maka dikatakan bahwa
siswa tersebut tuntas dalam belajar. Nilai hasil belajar siswa
pada siklus kedua dapat dilihat pada tabel berikut.
32

Tabel 4. 7 Nilai Ulangan Harian pada Siklus Kedua

No NIS Nama Siswa JK Nilai


1 0708110502 AGITA NURBAYANI L 86,0
2 0708110513 DESI NURDIANTI L 72,0
3 0708110517 DEVI OKTAVIA L 67,5
4 0708110520 DEWIYANTI L 69,0
5 0708110523 DIANA DWI NOVITASARI L 82,0
6 0708110528 ELISA L 73,0
7 0708110532 EVIE AMALIA L 75,5
8 0708110535 FITRI APRILIANI L 75,0
9 0708110536 FITRI RUSMIATI L 80,0
10 0708110541 HESTI YULIANTI L 85,0
11 0708110550 LENI MARLINA L 91,0
12 0708110553 MARTINA LOVA L 77,0
13 0708110556 MELA NOVIANA L 81,0
14 0708110561 NENG SUSANTI L 85,5
15 0708110562 NENG YULI YULIANTI L 90,5
16 0708110565 NIKE YUSRIA L 79,0
17 0708110571 NOVITA EKA WAHYUNI L 78,0
18 0708110575 RAHAYU UTAMI L 73,5
19 0708110578 RATIH SUNDARI L 94,0
20 0708110581 RATNA SETIYAWATI L 82,0
21 0708110583 RIMA NURLELA L 74,0
22 0708110586 RISKA INDRIYANI L 70,5
23 0708110589 RISMA FITRIA L 71,0
24 0708110590 RISMA YANTI L 74,0
25 0708110592 RIZQI AMALIA L 76,0
26 0708110595 SANTI MELDA SIAGIAN P 84,0
27 0708110598 SETIAWATI L 76,0
28 0708110601 SISKA KURNIAWATI L 83,0
29 0708110604 SITI MARLINA L 82,0
30 0708110605 SITI NURHAYATI L 74,0
31 0708110607 SRIYANI ARUMDINI L 80,0
32 0708110610 SUSI L 89,0
33 0708110613 VISCA MAHARANI PUTRI L 74,0
34 0708110615 WAHYUNI L 79,5
35 0708110616 WILDA WIDIARTI L 77,5
33

Tabel 4. 8 Rekapitulasi Hasil Ulangan Harian Kedua

Jumlah Siswa yang Tuntas 23 65,71%


Jumlah Siswa yang Belum
Tuntas 12 34,29%
Nilai Rata-Rata 78,89
Nilai Terendah 67,5
Nilai Tertinggi 94,0
Daya Serap Kelompok 78,89
%

Hasil analisis terhadap tes formatif siswa


menunjukkan bahwa dari 35 orang siswa yang dikenai
tindakan, ada sebanyak 23 orang siswa mencapai kriteria
ketuntasan belajar atau ketuntasan belajar siswa sebesar
65,71% dan 12 orang atau 34,29% belum mencapai
ketuntasan belajar serta daya serap kelompok sebesar
78,89%. Hasil ini menunjukkan peningkatan dari siklus
pertama, namun belum mencapai kriteria keberhasilan
penelitian secara keseluruhan yaitu ketuntasan belajar siswa
minimal 85%.
Perbandingan siswa yang kompeten dengan belum
kompeten dapat dilihat pada grafik berikut.
Grafik 4 Perbandingan Siswa Kompeten dan Belum Kompeten Siklus
kedua

34.29%

Kompeten
65.71%
Belum Kompeten
34

d. Refleksi
Temuan hasil penelitian siklus kedua ini dianalisis dan
didapati bahwa kegiatan pembelajaran melalui metode Inquiry
Training pada siklus kedua ini cukup baik.
Dari segia aktivitas siswa menunjukkan adanya
peningkatan dari siklus pertama yaitu 68,57% siswa terkategori
aktif menjadi 77,14% siswa yang terkategori aktif pada siklus
kedua. Demikian pula dari segi hasil belajar, ketuntasan siswa
pada siklus pertama sebesar 54,29% meningkat menjadi
68,57%. Daya serap kelompok juga menunjukkan peningkatan
dari 76,67% pada siklus pertama menjadi 78,49% pada siklus
kedua.
Namun demikian, pencapaian tersebut belum memenuhi
kriteria keberhasilan secara keseluruhan yaitu seluruh siswa
terkategori aktif, ketuntasan belajar siswa minimal 85%, dan
peningkatan daya serap kelompok secara signifikan.
Beberapa faktor yang menyebabkan belum tercapainya
kriteria keberhasilan antara lain langkah-langkah pembelajaran
belum dapat diikuti oleh eluruh siswa secara sistematis, siswa
masih terpaku dari satu sumber pembelajaran. Adapun kendala
waktu sudah dapat teratasi dan dinilai cukup memadai.

3. Siklus Ketiga
Kegiatan siklus ketiga merupakan tindak lanjut dari siklus
pertama dan kedua yang didasarkan pada hasil refleksi penulis
terhadap pelaksanaan pembelajaran berorientasi model Inquiry
Training. Berikut ini disajikan hasil pemantauan dan evaluasi hasil
belajar siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung.
35

a. Perencanaan
Berdasarkan temuan pada siklus pertama dan kedua,
maka penulis menyusun perencanaan sebagai berikut:
1) Meningkatkan upaya memotivasi siswa dalam
mengeksplorasi berbagai sumber pembelajaran.
2) Memperkaya sumber dan media pembelajaran untuk
mendorong daya eksplorasi siswa.
3) Memaksimalkan pembimbingan siswa yang belum mencapai
ketuntasan belajar.

b. Tindakan (Pelaksanaan Pembelajaran)


Pelaksanaan pembelajaran pada siklus ketiga sama
dengan pelaksanaan pembelajaran pada siklus kedua dengan
memberikan penekanan pada hal-hal yang belum tercapai pada
siklus tersebut. Pelaksanaan siklus ketiga dilaksanakan pada
pertemuan kedelapan sampai kesepuluh, dan pada pertemuan
kesebelan siswa diberi tes formatif untuk mengukur
kemampuan mereka terhadap materi yang disajikan.

c. Hasil Pemantauan

1) Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran


Pengamatan terhadap aktivitas siswa selama
pembelajaran melalui model Inquiry Training menggunakan
lembar pengamatan dengan indikator yang telah ditetapkan.
Hasil pengamatan aktivitas siswa pada siklus kedua dapat
dilihat pada tabel berikut.
Tabel 4. 9 Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa pada Siklus Ketiga

J
No NIS Nama Siswa Skor Kategori
K
1 0708110502 AGITA NURBAYANI P 4 Sangat Aktif
2 0708110513 DESI NURDIANTI P 2 Cukup Aktif
3 0708110517 DEVI OKTAVIA P 4 Sangat Aktif
4 0708110520 DEWIYANTI P 4 Sangat Aktif
36

J
No NIS Nama Siswa Skor Kategori
K
DIANA DWI
5 0708110523 P 2 Cukup Aktif
NOVITASARI
6 0708110528 ELISA P 2 Cukup Aktif
7 0708110532 EVIE AMALIA P 3 Aktif
8 0708110535 FITRI APRILIANI P 4 Sangat Aktif
9 0708110536 FITRI RUSMIATI P 2 Cukup Aktif
10 0708110541 HESTI YULIANTI P 4 Sangat Aktif
11 0708110550 LENI MARLINA P 3 Aktif
12 0708110553 MARTINA LOVA P 3 Aktif
13 0708110556 MELA NOVIANA P 4 Sangat Aktif
14 0708110561 NENG SUSANTI P 3 Aktif
15 0708110562 NENG YULI YULIANTI P 3 Aktif
16 0708110565 NIKE YUSRIA P 2 Cukup Aktif
NOVITA EKA
17 0708110571 P 4 Sangat Aktif
WAHYUNI
18 0708110575 RAHAYU UTAMI P 2 Cukup Aktif
19 0708110578 RATIH SUNDARI P 2 Cukup Aktif
20 0708110581 RATNA SETIYAWATI P 2 Cukup Aktif
21 0708110583 RIMA NURLELA P 3 Aktif
22 0708110586 RISKA INDRIYANI P 3 Aktif
23 0708110589 RISMA FITRIA P 3 Aktif
24 0708110590 RISMA YANTI P 4 Sangat Aktif
25 0708110592 RIZQI AMALIA P 2 Cukup Aktif
SANTI MELDA
26 0708110595 P 2 Cukup Aktif
SIAGIAN
27 0708110598 SETIAWATI P 4 Sangat Aktif
28 0708110601 SISKA KURNIAWATI P 3 Aktif
29 0708110604 SITI MARLINA P 3 Aktif
30 0708110605 SITI NURHAYATI P 3 Aktif
31 0708110607 SRIYANI ARUMDINI P 3 Aktif
32 0708110610 SUSI P 4 Sangat Aktif
VISCA MAHARANI
33 0708110613 P 4 Sangat Aktif
PUTRI
34 0708110615 WAHYUNI P 2 Cukup Aktif
35 0708110616 WILDA WIDIARTI P 2 Cukup Aktif

Tabel 4. 10 Rekapitulasi Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa pada


Siklus Ketiga

Sangat Aktif 1
1 31,43%
Aktif 1
2 34,29%
Cukup Aktif 1
2 34,29%
Kurang Aktif (Pasif) 0 0,00%
Total Siswa 3 100,00%
37

Hasil analisis terhadap pengamatan aktivitas siswa


selama pembelajaran melalui model Inquiry Training siklus
ketiga menunjukkan bahwa seluruh siswa terkategori aktif
atau tidak ada siswa yang pasif. Hal ini mewnunjukkan
bahwa model pembelajaran Inquiry Training mampu
mengaktifkan siswa dalam belajar.
Untuk lebih jelasnya, perbandingan aktivitas siswa
pada siklus kedua dapat dilihat pada grafik berikut.
Grafik 5 Aktivitas Siswa pada Siklus Ketiga

40.00%

35.00% 34.29% 34.29%


31.43%
30.00%

25.00%

20.00%

15.00%

10.00%

5.00%
0.00%
0.00%
Sangat Aktif Aktif Cukup Aktif Pasif

2) Hasil Belajar Siswa


Seperti halnya pada siklus pertama dan kedua,
penilaian hasil belajar setiap siswa pada siklus kedua
mengacu pada ketuntasan belajar yang ditetapkan sekolah
yaitu paling sedikit siswa memperoleh nilai 75,5, maka
dikatakan bahwa siswa tersebut tuntas dalam belajar. Nilai
hasil belajar siswa pada siklus ketiga dapat dilihat pada tabel
berikut.
Tabel 4. 11 Nilai Ulangan Harian pada Siklus Ketiga
38

No NIS Nama Siswa JK Nilai


1 0708110502 AGITA NURBAYANI L 88,0
2 0708110513 DESI NURDIANTI L 76,0
3 0708110517 DEVI OKTAVIA L 73,0
4 0708110520 DEWIYANTI L 72,0
5 0708110523 DIANA DWI NOVITASARI L 80,0
6 0708110528 ELISA L 70,0
7 0708110532 EVIE AMALIA L 77,5
8 0708110535 FITRI APRILIANI L 76,0
9 0708110536 FITRI RUSMIATI L 83,0
10 0708110541 HESTI YULIANTI L 83,0
11 0708110550 LENI MARLINA L 91,0
12 0708110553 MARTINA LOVA L 84,0
13 0708110556 MELA NOVIANA L 82,0
14 0708110561 NENG SUSANTI L 85,5
15 0708110562 NENG YULI YULIANTI L 90,5
16 0708110565 NIKE YUSRIA L 82,0
17 0708110571 NOVITA EKA WAHYUNI L 83,0
18 0708110575 RAHAYU UTAMI L 77,0
19 0708110578 RATIH SUNDARI L 91,0
20 0708110581 RATNA SETIYAWATI L 86,0
21 0708110583 RIMA NURLELA L 77,0
22 0708110586 RISKA INDRIYANI L 75,5
23 0708110589 RISMA FITRIA L 69,0
24 0708110590 RISMA YANTI L 76,0
25 0708110592 RIZQI AMALIA L 79,0
26 0708110595 SANTI MELDA SIAGIAN P 84,0
27 0708110598 SETIAWATI L 78,0
28 0708110601 SISKA KURNIAWATI L 85,0
29 0708110604 SITI MARLINA L 83,0
30 0708110605 SITI NURHAYATI L 79,0
31 0708110607 SRIYANI ARUMDINI L 82,0
32 0708110610 SUSI L 90,0
33 0708110613 VISCA MAHARANI PUTRI L 77,0
34 0708110615 WAHYUNI L 77,5
35 0708110616 WILDA WIDIARTI L 75,5

Tabel 4. 12 Rekapitulasi Hasil Ulangan Harian Ketiga

Jumlah Siswa yang Tuntas 31 88,57%


Jumlah Siswa yang Belum
Tuntas 4 11,43%
39

Nilai Rata-Rata 80,51


Nilai Terendah 69,0
Nilai Tertinggi 91,0
Daya Serap Kelompok 80,51
%

Hasil analisis terhadap tes formatif siswa


menunjukkan bahwa dari 35 orang siswa yang dikenai
tindakan, ada sebanyak 31 orang siswa mencapai kriteria
ketuntasan belajar atau ketuntasan belajar siswa sebesar
88,57% dan 4 orang atau 11,43% belum mencapai
ketuntasan belajar serta daya serap kelompok sebesar
80,51%. Hasil ini menunjukkan peningkatan dari siklus
pertama dan kedua, juga telah mencapai kriteria
keberhasilan penelitian secara keseluruhan yaitu ketuntasan
belajar siswa minimal 85%.
Perbandingan siswa yang kompeten dengan belum
kompeten pada siklus ketiga dapat dilihat pada grafik berikut.
Grafik 6 Perbandingan Siswa Kompeten dan Belum Kompeten Siklus ketiga

11.43%

Kompeten
Belum Kompeten
88.57%

d. Refleksi
Hasil temuan pada penelitian tindakan kelas siklus ketiga
telah menunjukkan keberhasilan sesuai dengan kriteria yang
ditetapkan. Keseluruhan siswa telah mengambil bagian secara
40

aktif selama pembelajaran berlangsung. Keaktifan siswa dalam


kegiatan pembelajaran serta kemampuan guru dalam
mengelola pembelajaran melalui model Inquiry Training
berimbas pula pada hasil capaian belajar siswa yang
meningkat. Hampir seluruh siswa telah mencapai kriteria
ketuntasan belajar untuk kompetensi ini. Meskipun terdapat 4
siswa yang belum tuntas, namun karena kriteria telah tercapai
maka tindakan dinyatakan telah berhasil. Dan bagi 4 siswa
yang belum tuntas dilakukan bimbingan khusus secara
individual.
Dengan temuan ini maka penulis memutuskan bahwa
kriteria pencapain penelitian yang telah ditentukan diawal
penelitian telah tercapai, sehingga kegiatan penelitian tindakan
kelas dalam rangka meningkatkan hasil belajar siswa pada
mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial melalui metode
Inquiry Training tidak dilanjutkan lagi ke siklus berikutnya.
Rekapitulasi hasil pelaksanaan penelitian dalam upaya
meningkatkan hasil belajar siswa melalui metode Inquiry Training
pada siswa kelas XI PM 1 SMKN 11 Bandung pada setiap siklus
disajikan pada Tabel berikut.
Tabel 4. 13 Rekapitulasi Hasil Capaian Pembelajaran

Aktivitas Ketuntasan
Daya Serap
Siklus Siswa (%) Belajar Siswa
Kelompok (%)
Aktif Pasif Jumlah %
Pertama 68,57 31,43 19 54,29 76,67
Kedua 77,14 22,86 23 65,71 78,86
Ketiga 100 - 31 88,57 80,51
41

C. PEMBAHASAN DAN PENGAMBILAN KESIMPULAN

Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk


meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Ilmu
Pengetahuan Sosial. Sarana yang digunakan untuk meningkatkan
hasil belajar siswa adalah model Inquiry Training .
Dengan mengacu pada tahapan pembelajaran yang diajukan
di awal penelitian ini, maka secara keseluruhan model Inquiry
Training telah mampu meningkatkan hasil belajar siswa pada
setiap siklus. Selain itu juga, model pembelajaran ini telah mampu
mengaktifkan siswa dalam pembelajaran.
Pada siklus pertama belum seluruh siswa aktif dalam
pembelajaran. Hasil penilaian terhadap aktivitas siswa aktif yaitu
kegiatan siswa dalam hal: membaca/mencermati (buku pelajaran,
LKS, atau penyelesaian masalah), bekerja dalam memecahkan
masalah, berdiskusi/bertanya antar siswa, menggali informasi dari
siswa lain, memberikan informasi kepada siswa lain, serta mengkaji
ulang proses dan hasil pemecahan masalah, dan menyimpulkan
hasil pembelajaran baru sebanyak 68,57% siswa yang memperoleh
kategori siswa aktif dan 24,32% siswa termasuk dalam kategori
siswa pasif yaitu siswa yang hanya memperhatikan penjelasan
guru atau teman saja. Hal ini mungkin disebabkan karena siswa
belum terbiasa dengan pola pembelajaran yang diperkenalkan
guru.
Pola pembelajaran yang selama ini senantiasa berorientasi
pada pencapaian target menyelesaikan materi sehingga kurang
memperhatikan kompetensi yang dimiliki siswa ini mengakibatkan
siswa kurang mampu menyatakan pendapat, ide, dan pertanyaan
baik kepada guru maupun kepada sesama teman. Siswa terbiasa
mendengarkan penjelasan guru atau mencatat apa yang ditulis
42

guru atau teman. Ketidakaktifan sebagian siswa ini mungkin juga


disebabkan oleh pengelolaan pembelajaran guru.
Namun demikian, hasil belajar siswa yang merupakan
akumulasi dari hasil penilaian terhadap kemampuan siswa yaitu
hasil penilaian terhadap tugas-tugas, perbaikan tugas-tugas, dan
hasil tes formatif pada siklus pertama menunjukkan peningkatan
dibanding dengan nilai pratindakan. Dari 35 orang siswa kelas XI
PM 1 yang dikenai model Inquiry Training, ada sebanyak 19 siswa
(54,29%) yang telah mencapai kriteria ketuntasan belajar sesuai
patokan yang ditetapkan sekolah dan 16 orang siswa (45,71%)
belum mencapai kriteria ketuntasan belajar. Daya serap kelompok
mencapai 76,67%.
Siklus pertama telah belum menunjukkan hasil yang cukup
memuaskan, juga belum mencapai kriteria keberhasilan penelitian.
Keberhasilan siklus pertama ini hanya terlihat jika dibandingkan
dengan kondisi sebelum penerapan metode Inquiry Training seperti
terlihat dalam grafik berikut.
Grafik 7 Perbandingan Nilai Pratindakan dengan Nilai Siklus Pertama

75.79% 76.67%
80.00%

70.00%

60.00% 54.29%
48.57%
50.00%
Pratindakan
40.00% Siklus I
30.00%

20.00%

10.00%

0.00%
Ketuntasan Belajar Siswa Daya Serap Kelompok
43

Karena kriteria keberhasilan penelitian belum tercapai yaitu


ketuntasan belajar siswa sebesar 85%, penulis memutuskan untuk
melanjutkan kegiatan pembelajaran melalui model Inquiry Training
dengan penekanan pada aspek-asepk yang belum tercapai yaitu:
guru perlu meningkatkan upaya memotivasi siswa dalam
mengajukan pertanyaan/pendapat dan pemikiran mereka baik
kepada guru maupun kepada sesama siswa dengan cara
memberikan reward berupa penilaian khusus dari guru,
memaksimalkan upaya mendorong siswa untuk
bekerjasama/berdiskusi dengan teman maupun sesama siswa
dengan cara memberikan reward berupa penilaian khusus dari
guru, memaksimalkan pembimbingan siswa yang belum mencapai
ketuntasan belajar dengan cara mendorong dan membimbing
siswa agar mengikuti langkah-langkah pemecahan masalah
dengan baik.
Siklus kedua dilaksanakan pada pertemuan kelima sampai
ketujuh. Dari segia aktivitas siswa terjadi peningkatan jika
dibandingkan dengan siklus pertama namun belum seluruh siswa
terkategori aktif sebagaimana ditetapkan sebagai kriteria
keberhasilan penelitian. Hasil belajar pun menunjukkan
peningkatan, namun sama halnya dengan aktivitas siswa belum
mencapai kriteria keberhasilan secara keseluruhan. Peningkatan
yang tejadi pada siklus kedua dapat dilihat pada grafik berikut.
Grafik 8 Perbandingan Nilai Siklus Pertama dengan Nilai Siklus Kedua
44

78.89%
76.67%
80.00%
65.71%
70.00%

60.00% 54.29%

50.00%
Pratindakan
40.00% Siklus I
30.00%

20.00%

10.00%

0.00%
Ketuntasan Belajar Siswa Daya Serap Kelompok

Karena kriteria keberhasilan tindakan belum tercapai, maka


penelitian tindakan dilanjutkan ke siklus ketiga.
Siklus ketiga dilaksanakan mulai pertemuan keenam diakhiri
pemberian tes formatif. Pada siklus ini daya eksplorasi siswa
didorong dengan memperkaya sumber pembelajaran dan
penggunaan media yang lebih variatif. Pada siklus ini kegiatan
pembelajaran semakin baik, ditinjau dari segi siswa. Hal ini sesuai
dengan hasil pengamatan terhadap aktivitas siswa dalam
pembelajaran menunjukkan bahwa seluruh siswa sudah tergolong
siswa yang aktif. Siswa sudah berani mengemukakan pendapat,
menyatakan ide terhadap masalah yang dibahas. Mereka juga
sudah berani mengajukan pertanyaan kepada guru maupun
kepada sesama teman jika mereka belum mampu menemukan
atau menyelesaikan permasalahan yang diberikan guru. Dengan
demikian dapat dikatakan bahwa model Inquiry Training dapat
meningkatkan aktifitas siswa selama pembelajaran berlangsung.
Kemampuan guru mengelola pembelajaran melalui model
Inquiry Training dan keaktifan siswa selama proses pembelajaran
berlangsung tersebut membuahkan hasil belajar siswa yang makin
45

baik. Dari 35 orang siswa kelas XI PM 1 yang dikenai model Inquiry


Training dalam membelajarkan mata pelajaran Ilmu Pengetahuan
Sosial, ada sebanyak 31 orang siswa atau sebesar 88,57% yang
telah mencapai kriteria ketuntasan belajar sesuai patokan yang
ditetapkan sekolah yaitu 75,5 atau lebih, dan empat orang siswa
(11,43%) belum mencapai kriteria ketuntasan belajar, serta daya
serap kelompok sebesar 80,51%.
Meskipun terdapat siswa yang belum mencapai kriteria
ketuntasan sesuai aturan sekolah, namun rata-rata nilai yang
diperoleh ketiga siswa ini tidak terpaut jauh dari batas kriteria
ketuntasan belajar yang ditetapkan. Penanganan kepada ketiga
siswa ini ditempuh dengan cara memberikan bimbingan khusus.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa model Inquiry Training
mampu meningkatkan hasil belajar siswa.
Karena kriteria ketercapaiaan penelitian ini, yaitu: aktivitas
siswa dalam pembelajaran menunjukkan 100% siswa terkategori
aktif, hasil belajar siswa menunjukkan ketuntasan belajar siswa
yang melampaui 85% yaitu 88,57%, dan peningkatan daya serap
kelompok pada setiap siklus telah tercapai, maka penulis
memutuskan untuk menghentikan atau tidak melanjutkan kegiatan
pembelajaran ke siklus berikutnya.
Keberhasilan penerapan metode Inquiry Training ini dapat
terlihat dari perkembangan aktivitas siswa setiap siklus terlihat
dalam grafik berikut.
Grafik 9 Perkembangan Aktivitas Siswa dari Setiap Siklus
46

35.00%

30.00%

25.00%

20.00%
Siklus Pertama
Siklus Kedua
15.00% Siklus Ketiga

10.00%

5.00%

0.00%
Sangat Aktif Aktif Cukup Aktif Pasif

Hasil belajar siswa pun menunjukan perkembangan yang


signifikan dari kondisi pratindakan, siklus pertama, siklus kedua
sampai siklus ketiga seperti terlihat dalam grafik berikut.
47

Grafik 10 Perkembangan Hasil Belajar Siswa

90.00%

80.00%

70.00%

60.00%

50.00% Pratindakan
Siklus Pertama
Siklus Kedua
40.00% Siklus Ketiga

30.00%

20.00%

10.00%

0.00%
Ketuntasan Belajar Siswa Daya Serap Kelompok
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat


disimpulkan bahwa hasil belajar siswa kelas XI PM 1 SMK Negeri 11
Bandung pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial dapat
ditingkatkan melalui model Inquiry Training. Simpulan hasil penelitian ini
dapat dirinci sebagai berikut.
1. Hasil belajar pada saat paratindakan sebanyak 17 siswa (48,57%)
yang kompeten meningkat pada siklus I menjadi 19 orang siswa
(52,29%) mencapai kriteria ketuntasan belajar, pada siklus II
meningkat menjadi 23 orang siswa (65,71%), dan meningkat lagi
pada siklus ketiga menjadi 31 siswa (88,57%).
2. Ketuntasan belajar siswa pada siklus ketiga dan melampaui 85%
yaitu 88,57%.
3. Daya serap kelompok pada pada saat pratindakan 75,79%
meningkat pada siklus pertama ejadi 76,67 % dan 78,89% pada
siklus kedua, serta 80,51% pada siklus ketiga.
4. Aktivitas siswa dalam pembelajaran pada siklus I menunjukkan ada
sebanyak 68,57% siswa yang tergolong aktif selama pembelajaran
berlangsung, meningkat menjadi 77,14% pada siklus II dan 100%
pada siklus ketiga.

48
49

B. SARAN UNTUK TINDAKAN LEBIH LANJUT

Berdasarkan temuan, pembahasan, dan simpulan penelitian maka


diajukan beberapa saran sebagai berikut.
1. Karena model Inquiry Training mampu meningkatkan hasil belajar
siswa pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial, maka
disarankan kepada para guru IPS untuk menggunakan model
pembelajaran ini pada materi atau pokok bahasan/sub pokok
bahasan yang memiliki karakteristik sama.
2. Karena model Inquiry Training mampu meningkatkan hasil belajar
siswa, dan mengaktifkan siswa dalam pembelajaran, maka
disarankan kepada para guru mata pelajaran lain untuk
menerapkan model pembelajaran ini pada materi yang memiliki
karakteristik seperti mata pelajaran IPS yaitu pada materi yang
berhubungan dengan pemecahan masalah aktual di lapangan.
3. Karena model Inquiry Training mampu meningkatkan hasil belajar
siswa, aktivitas siswa selama pembelajaran berlangsung, maka
disarankan kepada para guru mata pelajaran IPS maupun guru
mata pelajaran lain untuk mencobakan model-model pembelajaran
aktif dan kreatif lainnya dalam kegiatan proses pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA

Ardhana, W. (2000). Reformasi pembelajaran menghadapi abad pengetahuan.

Makalah. Disajikan dalam Seminar dan Diskusi Panel Nasional Teknologi

Pembelajaran V, tanggal 7 Oktober 2000, di UM.

Arends, R. I. (1998). Learning to teach. Singapore: Mc Graw-Hill book Company.

Arends, R. I., Wenitzky, N. E., & Tannenboum, M. D. (2001). Exploring teaching:

An introduction to education. New York: McGraw-Hill Companies.

Isjoni. (2007). Cooperative Leaming: Efektifitas Pembelajaran Kelompok.

Bandung: Alfabeta.

Iskandar. (2008). Metodologi Penelitian Pendidikan dan Sosial. Jakarta: Press.

Nana Sudjana dan lbrahim. (2001). Penelitian dan Penilaian Pendidikan.

Bandung: CV. SinarBaru.

Oemar Hamalik. (2003). Proses Belajar Mengaiar. Jakarta: PT. Bumi Aksara

Oemar Hamalik. (2005). Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Puskur. 2002. Kurikulum Berbasis Kompetensi dan hasil belajar mata pelajaran

Ilmu Pengetahuan Sosial. Jakarta: Puskur. Balitbang. Depdiknas.

Santyasa, I Wayan. (2007). Model-Model Pembelajaran Inovatif. Makalah.

Disajikan dalam pelatihan tentang Penelitian Tindakan Kelas bagi Guru-

Guru SMP dan SMA di Nusa Penida, tanggal 29 Juni s.d 1 Juli 2007

Soedarsono, FX. 1997. Pedoman Pelaksanaan Tindakan Kelas (PTK), Rencana,

Desain, dan Implementasi. Jakarta: Dirjen Dikti Depdikbud.

Suharsimi Arikunto. (2006). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan Edisi Revisi.

Jakarta: PT Bumi Aksara


Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan zain. (2006). Strategi Belajar Mengajar.

Jakarta: Rineka Cipta.


JADWAL PELAKSANAAN PENELITIAN

Agustus
Sep 08 Okt Nov 08
No Tahapan/Kegiatan 08 Ket
2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Siklus Pertama
1 Identifikasi Masalah √ √
Perencanaan
- Penyusunan RPP dan
Perangkat Evaluasi
2 √ √
- Pembuatan Format
Pengamatan Aktivitas
Siswa
3 Pelaksanaan Pembelajaran √ √
4 Evaluasi √
5 Refleksi √
Sikulus Kedua
Perencanaan
6 - Penyusunan RPP dan √ √
Perangkat Evaluasi
7 Pelaksanaan Pembelajaran √ √ √
8 Evaluasi √
9 Refleksi √
Sikulus Ketiga
Perencanaan
10 - Penyusunan RPP dan √ √
Perangkat Evaluasi
11 Pelaksanaan Pembelajaran √ √ √
12 Evaluasi √
13 Refleksi √
14 Penulisan Laporan √
Format Observasi Aktivitas Siswa

Nomor Absen : ........................................................ Pertemuan Ke : ...........


NIS : ........................................................ Hari
: ......................
Nama Siswa : ........................................................ Tanggal
: ......................
Kelas : ........................................................ Pukul
: ......................

N Indikator Unjuk Kerja Sko


o r
Membaca/mencermati (buku pelajaran/siswa, LKS, dan
1 penyelesaian masalah)
2 Bekerja dalam memecahkan masalah
Berdiskusi/bertanya antar siswa/guru termasuk menyatakan ide
3 dan menanggapi pertanyaan siswa/guru
4 Mencari serta nenyajikan informasi hasil pemecahan masalah
5 Mengkaji ulang proses/hasil pemecahan masalah
6 Menyimpulkan hasil pembelajaran
Rata-Rata Skor

Skor Kategori
4 Sangat Aktif
3 Aktif
2 Cukup Aktif
1 Kurang Aktif (Pasif)

Bandung, ..............................
Observer

.......................................
Rekapitulasi Hasil Observasi Aktivitas Siswa
No NIS Nama Siswa J Siklus Siklus Siklus
K I II II
1 070811050 4 4 4
AGITA NURBAYANI P
2
2 070811051 2 2 2
DESI NURDIANTI P
3
3 070811051 3 4 4
DEVI OKTAVIA P
7
4 070811052 4 4 4
DEWIYANTI P
0
5 070811052 1 1 2
DIANA DWI NOVITASARI P
3
6 070811052 1 1 2
ELISA P
8
7 070811053 3 3 3
EVIE AMALIA P
2
8 070811053 3 4 4
FITRI APRILIANI P
5
9 070811053 1 1 2
FITRI RUSMIATI P
6
10 070811054 4 4 4
HESTI YULIANTI P
1
11 070811055 2 2 3
LENI MARLINA P
0
12 070811055 3 3 3
MARTINA LOVA P
3
13 070811055 4 4 4
MELA NOVIANA P
6
14 070811056 3 3 3
NENG SUSANTI P
1
15 070811056 3 3 3
NENG YULI YULIANTI P
2
16 070811056 2 2 2
NIKE YUSRIA P
5
17 070811057 4 4 4
NOVITA EKA WAHYUNI P
1
18 070811057 1 2 2
RAHAYU UTAMI P
5
19 070811057 1 1 2
RATIH SUNDARI P
8
20 070811058 1 1 2
RATNA SETIYAWATI P
1
21 070811058 1 2 3
RIMA NURLELA P
3
22 070811058 3 3 3
RISKA INDRIYANI P
6
23 070811058 3 3 3
RISMA FITRIA P
9
24 070811059 3 4 4
RISMA YANTI P
0
25 070811059 1 1 2
RIZQI AMALIA P
2
26 070811059 1 2 2
SANTI MELDA SIAGIAN P
5
27 070811059 4 4 4
SETIAWATI P
8
28 070811060 3 3 3
SISKA KURNIAWATI P
1
29 070811060 2 2 3
SITI MARLINA P
4
30 070811060 2 3 3
SITI NURHAYATI P
5
31 070811060 3 3 3
SRIYANI ARUMDINI P
7
32 070811061 4 4 4
SUSI P
0
33 070811061 3 4 4
VISCA MAHARANI PUTRI P
3
34 070811061 1 1 2
WAHYUNI P
5
35 070811061 1 1 2
WILDA WIDIARTI P
6
Sangta Aktif 7 11 11
Aktif 12 9 12
Cukup Aktif 5 7 12
Pasif 11 8 0
Guru Kelas/Observer

Drs. Moch. Abdul Kadir Heryadi


NIP. 195607231986031008

Daftar Nilai Kelas XI PM 1


Nilai
No NIS Nama Siswa JK Pra Siklus
Siklus I Siklus II
tindakan III
1 0708110502 AGITA NURBAYANI P 85,0 86,0 86,0 88,0
2 0708110513 DESI NURDIANTI P 70,0 70,0 72,0 76,0
3 0708110517 DEVI OKTAVIA P 64,5 66,5 67,5 73,0
4 0708110520 DEWIYANTI P 65,0 67,0 69,0 72,0
5 0708110523 DIANA DWI NOVITASARI P 78,0 78,0 82,0 80,0
6 0708110528 ELISA P 69,0 69,0 73,0 70,0
7 0708110532 EVIE AMALIA P 74,5 74,5 75,5 77,5
8 0708110535 FITRI APRILIANI P 73,0 74,0 75,0 76,0
9 0708110536 FITRI RUSMIATI P 78,0 78,0 80,0 83,0
10 0708110541 HESTI YULIANTI P 81,0 83,0 85,0 83,0
11 0708110550 LENI MARLINA P 90,0 90,0 91,0 91,0
Nilai
No NIS Nama Siswa JK Pra Siklus
Siklus I Siklus II
tindakan III
12 0708110553 MARTINA LOVA P 75,0 77,0 77,0 84,0
13 0708110556 MELA NOVIANA P 78,0 78,0 81,0 82,0
14 0708110561 NENG SUSANTI P 82,5 83,5 85,5 85,5
15 0708110562 NENG YULI YULIANTI P 90,0 90,0 90,5 90,5
16 0708110565 NIKE YUSRIA P 75,0 77,0 79,0 82,0
17 0708110571 NOVITA EKA WAHYUNI P 77,0 77,0 78,0 83,0
18 0708110575 RAHAYU UTAMI P 67,0 69,0 73,5 77,0
19 0708110578 RATIH SUNDARI P 88,0 90,0 94,0 91,0
20 0708110581 RATNA SETIYAWATI P 82,0 82,0 82,0 86,0
21 0708110583 RIMA NURLELA P 72,0 73,0 74,0 77,0
22 0708110586 RISKA INDRIYANI P 69,5 70,5 70,5 75,5
23 0708110589 RISMA FITRIA P 65,0 67,0 71,0 69,0
24 0708110590 RISMA YANTI P 70,0 70,0 74,0 76,0
25 0708110592 RIZQI AMALIA P 73,0 74,0 76,0 79,0
26 0708110595 SANTI MELDA SIAGIAN P 80,0 82,0 84,0 84,0
27 0708110598 SETIAWATI P 69,5 71,5 76,0 78,0
28 0708110601 SISKA KURNIAWATI P 79,0 80,0 83,0 85,0
29 0708110604 SITI MARLINA P 77,0 78,0 82,0 83,0
30 0708110605 SITI NURHAYATI P 73,0 74,0 74,0 79,0
31 0708110607 SRIYANI ARUMDINI P 77,0 77,0 80,0 82,0
32 0708110610 SUSI P 88,0 88,0 89,0 90,0
33 0708110613 VISCA MAHARANI PUTRI P 70,0 70,0 74,0 77,0
34 0708110615 WAHYUNI P 75,5 75,5 79,5 77,5
35 0708110616 WILDA WIDIARTI P 71,5 73,5 77,5 75,5
Guru Kelas,

Drs. Moch. Abdul Kadir Heryadi


NIP. 195607231986031008

Daftar Hadir Kelas XI PM 1


N J
NIS Nama Siswa 1 2 3 4 5 6 7 8 9
o K
070811050
1 AGITA NURBAYANI P √ √ √ √ √ √ √ √ √
2
070811051
2 DESI NURDIANTI P √ √ √ √ √ √ √ √ √
3
070811051
3 DEVI OKTAVIA P √ √ √ √ √ √ √ i √
7
070811052
4 DEWIYANTI P √ √ √ √ √ √ √ √ √
0
070811052 DIANA DWI
5 P √ √ √ √ √ √ √ √ √
3 NOVITASARI
070811052
6 ELISA P √ √ √ √ √ √ √ √ √
8
070811053
7 EVIE AMALIA P √ √ √ √ √ √ √ √ √
2
8 070811053 FITRI APRILIANI P √ √ √ √ √ √ √ √ √
N J
NIS Nama Siswa 1 2 3 4 5 6 7 8 9
o K
5
070811053
9 FITRI RUSMIATI P √ √ √ √ √ √ √ √ √
6
070811054
10 HESTI YULIANTI P √ √ √ √ √ √ √ √ √
1
070811055
11 LENI MARLINA P √ √ √ √ √ √ √ √ √
0
070811055
12 MARTINA LOVA P √ √ √ √ √ √ √ √ √
3
070811055
13 MELA NOVIANA P √ √ √ √ √ √ √ √ √
6
070811056
14 NENG SUSANTI P √ i √ √ √ √ √ √ √
1
070811056
15 NENG YULI YULIANTI P √ √ √ √ √ √ √ √ √
2
070811056
16 NIKE YUSRIA P √ √ √ √ √ √ √ √ √
5
070811057
17 NOVITA EKA WAHYUNI P √ √ √ √ √ √ √ √ √
1
070811057
18 RAHAYU UTAMI P √ √ √ √ √ √ √ √ √
5
070811057
19 RATIH SUNDARI P √ √ √ √ √ √ √ √ √
8
070811058
20 RATNA SETIYAWATI P √ √ √ √ √ √ √ √ √
1
070811058
21 RIMA NURLELA P √ √ √ √ √ √ √ √ √
3
070811058
22 RISKA INDRIYANI P √ √ √ √ √ √ √ √ √
6
070811058
23 RISMA FITRIA P √ √ √ √ √ √ √ √ √
9
070811059
24 RISMA YANTI P √ √ √ √ √ √ √ √ √
0
070811059
25 RIZQI AMALIA P √ √ √ √ √ √ √ √ √
2
070811059
26 SANTI MELDA SIAGIAN P √ √ √ √ √ s s √ √
5
070811059
27 SETIAWATI P √ √ √ √ √ √ √ √ √
8
070811060
28 SISKA KURNIAWATI P √ √ √ √ √ √ √ √ √
1
070811060
29 SITI MARLINA P √ √ √ √ √ √ √ √ √
4
070811060
30 SITI NURHAYATI P √ s √ √ √ √ √ √ √
5
070811060
31 SRIYANI ARUMDINI P √ √ √ √ √ √ √ √ √
7
070811061
32 SUSI P √ √ √ √ √ √ √ √ √
0
070811061 VISCA MAHARANI
33 P √ √ i √ √ √ √ √ √
3 PUTRI
070811061
34 WAHYUNI P √ √ √ √ √ √ √ √ √
5
070811061
35 WILDA WIDIARTI P √ √ √ √ √ √ √ √ √
6
Guru Kelas,

Drs. Moch. Abdul Kadir Heryadi


NIP. 195607231986031008

Anda mungkin juga menyukai