Disusun Oleh :
F I T R I Y A N I, S. Pd.
NIY.1309 2014 0014
bahwa:
Telah melaksanakan penelitian mulai bulan Maret 2023 dengan judul: Penerapan
model pembelajaran Discovery Learning untuk meningkatkan hasil belajar peserta
didik pada materi zat aditif dan zat adiktif di kelas VIII SMP Al Mas’udiyyah
Bandungan tahun ajaran 2022/2023
i
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING
UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA
MATERI ZAT ADITIF DAN ZAT ADIKTIF DI KELAS VIII SMP AL
MAS’UDIYYAH BANDUNGAN TAHUN AJARAN 2022/2023
ABSTRAK
ii
APPLICATION OF DISCOVERY LEARNING MODELS TO IMPROVE
STUDENT’S LEARNING OUTCOMES IN ADDITIVE AND ADDICTIVE
MATERIALS IN GRADE VIII SMP AL MAS’UDIYYAH BANDUNGAN
2022/2023 ACADEMIC YEAR
ABSTRACT
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala limpahan
rahmat, hidayah dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan PTK ini.
Karya tulis ini merupakan karya inovasi tentang PTK “Penerapan model
pembelajaran Discovery Learning untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik
pada materi zat aditif dan zat adiktif di kelas VIII SMP Al Mas’udiyyah
Bandungan tahun ajaran 2022/2023”
Penulis
iv
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
HALAMAN PENGESAHAN........................................................................ i
ABSTRAK..................................................................................................... ii
ABSTRACT .................................................................................................. iii
KATA PENGANTAR.................................................................................... iv
DAFTAR ISI.................................................................................................. v
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................. vii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah..................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................. 2
C. Tujuan Penelitian ............................................................................... 3
D. Manfaat Penelitian ............................................................................. 3
v
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian .................................................................................. 18
B. Pembahasan .......................................................................................22
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ........................................................................................ 24
B. Saran .................................................................................................. 24
DAFTAR RUJUKAN
LAMPIRAN
vi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : RPP.........................................................................................
vii
BAB 1
PENDAHULUAN
1
2. Mayoritas peserta didik kurang antusias dalam mengikuti pembelajaran
IPA.
3. Mayoritas peserta didik malu bertanya ketika mereka belum jelas
memahami materi yang dipelajari.
Berdasarkan pengalaman mengajar peneliti dan diskusi dengan teman
sejawat, salah satu model pembelajaran yang sering diterapkan oleh guru di
kelas adalah pembelajaran konvensional, yang bila tidak dikemas dengan
baik tidak akan menarik perhatian peserta didik. Pembelajaran konvensional
cenderung meminimalkan keterlibatan peserta didik sehingga guru nampak
lebih aktif. Suasana belajar di kelas menjadi sangat monoton dan kurang
menarik.
Dari permasalahan tersebut, guru hendaknya mampu menstimulasi
keterampilan hidup abad 21 atau (critical thinking, creativity, collaboration,
communication) ke dalam pembelajaran dan menciptakan suasana
pembelajaran yang menyenangkan dan membuat peserta didik tidak merasa
jenuh saat mengikuti pembelajaran. Salah satu yang dapat dilakukan adalah
dengan menggunakan media atau model pembelajaran yang tepat dan sesuai
dengan karakteristik peserta didik. Ada banyak media pembelajaran yang
dapat diaplikasikan guru dalam pembelajaran. Selain media, guru juga harus
mampu menentukan model pembelajaran yang sesuai untuk materi yang akan
diajarkannya. Salah satu model pembelajaran IPA yang dapat digunakan
untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik adalah model pembelajaran
penemuan (Discovery Learning) yang akan membuat pembelajaran lebih
bermakna karena akan mengubah kondisi belajar yang pasif menjadi aktif dan
kreatif serta mengubah pembelajaran yang semula teacher oriented ke student
oriented.
Berdasarkan atas uraian tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian tindakan kelas yang berjudul “Penerapan Model Pembelajaran
Discovery Learning untuk Meningkatkan Hasil Belajar peserta didik Pada
Materi Zat Aditif dan Zat Adiktif di Kelas VIII SMP Al Mas’udiyyah
Bandungan Tahun Ajaran 2022/2023”.
2
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah: “Apakah penerapan model pembelajaran Discovery
Learning dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik pada materi zat aditif
dan adiktif di kelas VIII SMP Al Mas’udiyyah Bandungan?”
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah untuk mengetahui
hasil belajar peserta didik dengan menggunakan model pembelajaran
Discovery Learning pada materi zat aditif dan zat adiktif di kelas VIII SMP
Al Mas’udiyyah Bandungan.
D. Manfaat Penelitian
Hasil Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kegunaan yang
berarti bagi pihak-pihak dalam dunia pendidikan. Manfaat yang ingin
diperoleh pada penelitian ini adalah:
1. Bagi sekolah: hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai sumber
informasi untuk menerapkan model pembelajaran yang inovatif di sekolah
agar meningkatkan kuliatas pembelajaran.
2. Bagi guru: hasil penelitian ini dapat menjadi acuan dalam menentukan
model pembelajaran yang inovatif untuk memperbaiki kualitas
pembelajaran agar peserta didik aktif dalam proses pembelajaran sehingga
meningkatkan hasil belajar.
3. Bagi peserta didik: peserta didik mendapatkan pengalaman yang baru
dalam belajar IPA setelah di terapkannya model pembelajaran discovery
learning untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik.
4. Bagi Peneliti: dapat menambah wawasan dan pengalaman serta terampil
dalam memilih dan melaksankan model pembelajaran yang efektif bagi
peserta didik.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Pustaka
1. Model Pembelajaran Discovery Learning
a. Pengertian
Discovery Learning merupakan model pembelajaran yang
disajikanoleh guru dengan memberikan rangsangan atau pemicu pada
peserta didik agar daya nalar dan daya pikir peserta didik
teroptimalkan. Menurut Asis Saefuddin dan Ika Berdiati dalam buku
Pembelajaran Efektif (2014: 56), menyatakan bahwa Model
Pembelajaran Discovery Learning didefinisikan sebagai proses
pembelajaran yang terjadi bila pembelajar tidak disajikan dengan
pelajaran dalam bentuk finalnya, tetapi melalui proses menemukan.
Guru berperan sebagai pembimbing dengan memberikan kesempatan
kepada peserta didik untuk belajar secara aktif, sebagaimana pendapat
guru harus dapat membimbing dan mengarakan kegiatan belajar
peserta didik sesuai dengan tujuan.
Sedangkan menurut Suryosubroto dalam buku Proses belajar
mengajar di sekolah menyatakan Discovery Learning sebagai suatu
prosedur mengajar yang mementingkan pengajaran perseorangan,
manipulasi objek dan lain-lain percobaan, sebelum sampai pada
generalisasi (2002: 192). Sebelum peserta didik sadar akan pengertian,
guru tidak menjelaskan dengan kata-kata. Model ini merupakan
komponen dari praktik pendidikan yang meliputi metode mengajar
yang memajukan cara belajar aktif, berorientasi pada proses,
mengarahkan sendiri, mencari sendiri dan reflektif.
Menurut J. Richard dalam Roestiyah N.K. (2012: 20)
menyatakan bahwa Discovery Learning suatu cara mengajar yang
melibatkan peserta didik dalam proses kegiatan mental melalui tukar
pendapat, dengan diskusi, seminar, membaca sendiri dan mecoba
sendiri, agar anak dapat belajar sendiri. Sehingga situasi belajar
4
mengajar berpindah dari situasi teacherdominated learning menjadi
situasi student dominated learning.
Berdasarkan definisi discovery learning yang telah
dikemukakan oleh beberapa ahli, dapat ditarik kesimpulan bahwa
discovery learning adalah proses pembelajaran dimana peserta didik
tidak langsung dihadapkan pada hasil akhir dari pembelajaran, namun
peserta didik dituntut untuk dapat menemukan sendiri hasil akhir
pembelajaran melalui rangsangan berupa pertanyaan-pertanyaan yang
mengarahkan peserta didik.
b. Karakteristik Discovery Learning
Dalam setiap model pembelajaran tentunya memiliki
karakteristiknya masing-masing, sehingga guru dapat menyesuaikan
model pembelajaran yang dipilih dengan kebutuhannya, tidak
terkecuali Model Pembelajaran Discovery Learning. Menurut Asis
Saefuddin dan Ika Budiarti (2014: 57-58) Model Pembelajaran
Discovery Learning memiliki kelebihan dan kekurangan antara lain:
1) Kelebihan Model Pembelajaran Discovery Learning diantaranya
sebagai berikut:
a) Membantu peserta didik untuk memperbaiki dan
meningkatkan keterampilan-keterampilan dan proses-proses
kognitif. Usaha penemuan merupakan kunci dalam proses ini,
seseorang bergantung bagaimana cara belajarnya.
b) Pengetahuan yang diperoleh dari model ini sangat pribadi dan
ampuh karena menguatkan pengertian, ingatan, dan transfer.
c) Menimbulkan rasa senang pada peserta didik karena
tumbuhnya rasa menyelidiki dan berhasil.
d) Model ini memungkinkan peserta didik berkembang dengan
cepat dan sesuai dengan kecepatanannya sendiri.
e) Menyebabkan peserta didik mengarahkan kegiatan belajarnya
sendiri denga melibatkan akalnya dan motivasi sendiri.
f) Model ini dapat membantu peserta didik memperkuat konsep
dirinya karena memperoleh kepercayaan dalam bekerja sama.
5
g) Berpusat pada peserta didik dan guru berperan sama-sama
aktif mengeluarkan gagasan-gagasan. Bahkan guru dapat
bertindak sebagai peserta didik dan sebagai peneliti di dalam
situasi diskusi.
h) Membantu peserta didik menghilangkapan skeptisme (keragu-
raguan) karena mengarah pada kebenaran yang final dan tentu
atau pasti.
i) Peserta didik akan mengerti konsep dasar dan ide-ide lebih
baik.
j) Membantu mengembangkan ingatan serta transfer pada situasi
proses belajar yang baru.
k) Mendorong peserta didik berpikir dan bekerja atas inisiatif diri
sendiri.
l) Mendorong peserta didik berpikir intuisi dan merumuskan
hipotesis sendiri.
m) Memberikan keputusan yang bersifat intrinsik.
n) Situasi proses belajar menjadi lebih semangat.
o) Prsoes belajar meliputi sesame aspeknya peserta didik menuju
pada pembentukan manusia seutuhnya.
p) Meningkatkan tingkat penghargaan terhadap peserta didik.
q) Kemungkinan peserta didik belajar dengan memanfaatkan
berbagai jenis sumber belajar.
r) Dapat mengembangkan bakat dan kecakapan individu.
s) Model ini menimbulkan asumsi bahwa ada kesiapan pikiran
untuk belajar.
t) Model ini tidak efisien untuk mengajar jumlah peserta didik
yang banyak, karena membutuhkan watu lama untuk
membantu mereka menemukan teori atau pemecahan masalah
lainnya.
u) Harapan-harapan yang terkandung dalam model ini dapat
buyar berhadapan dengan peserta didik dan guru yang telah
terbiasa dengan cara-cara belajar lama.
6
2) Kekurangan Model Pembelajaran Discovery Learning diantaranya
sebagai berikut:
a) Pengajaran discovery lebih tepat unutk mengembangkan
pemahaman, sedangkan mengembanngkan aspek konsep,
keterampilan, dan emosi secara keseluruhan kurang
mendapatkan perhatian.
b) Pada beberapa disiplin ilmu, misalnya IPA kurang fasilitas
untuk mengukur gagasan yang dikemukakan oleh para peserta
didik.
c) Tidak menyediakan kesempatan-kesempatan untuk berpikir
yang akan ditemukan oleh peserta didik karena telah dipilih
terlebih dahulu oleh guru
c. Pelaksanaan Discovery Learning
Dalam pelaksanaan model pembelajaran discovery learning
tentunya terdapat langkah-langkah yang harus ditempuh untuk
melaksanakannya. Langkah-langkah pelaksanaan model pembelajaran
discovery learning dirancang sedemikian rupa sehingga peserta didik
dapat menemukan konsep-konsep dan prinsip melalui pengalamannya
sendiri. Dalam menemukan konsep, peserta didik melakukan
pengamatan, menggolongkan, membuat dugaan, menjelaskan,
menarik kesimpulan dan sebagainya untuk menemukan beberapa
konsep atau prinsip (Syah, 2005). Model discovery merupakan suatu
model pembelajaran yang menitik beratkan pada aktifitas peserta didik
dalam belajar. Dalam proses pembelajaran guru hanya bertindak
sebagai pembimbing dan fasilitator yang mengarahkan peserta didik
untuk menemukan konsep, dalil, prosedur dan lain-lain.
Adapun menurut Syah (2005) dalam mengaplikasikan model
discovery learning di kelas, tahapan atau prosedur yang harus
dilaksanakan dalam kegiaran belajar mengajar secara umum adalah
sebagai berikut : (1) Stimulation, (2) Problem Statement, (3) Data
Collection, (4) Data Processing, (5)Verification, (6) Generalisasi.
Sintak discovery learning terdiri atas enam fase sebagai berikut.
7
1) Stimulation (stimulasi/pemberian rangsangan)
Pertama-tama pada tahap ini pelajar dihadapkan pada sesuatu
yang menimbulkan kebingungannya, kemudian dilanjutkan
untuk tidak memberi generalisasi, agar timbul keinginan untuk
menyelidiki sendiri. Guru juga dapat memulai dengan
mengajukan pertanyaan, anjuran membaca buku, dan aktivitas
belajar lainnya yang mengarah pada persiapan pemecahan
masalah. Stimulasi pada tahap ini berfungsi untuk menyediakan
kondisi interaksi belajar yang dapat mengembangkan dan
membantu siswa dalam mengeksplorasi bahan.
2) Problem statement (pernyataan/identifikasi masalah)
Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk mengidentifikasi
sebanyak mungkin agenda-agenda masalah yang relevan dengan
bahan pelajaran berdasarkan hasil stimulasi, kemudian salah
satunya dipilih dan dirumuskan dalam bentuk hipotesis (jawaban
sementara atas pertanyaan masalah).
3) Data collection (Pengumpulan Data)
Ketika eksplorasi berlangsung, guru juga memberi kesempatan
kepada para siswa untuk mengumpulkan informasi sebanyak-
banyaknya yang relevan untuk membuktikan benar atau tidaknya
hipotesis. Tahap ini berfungsi untuk menjawab pertanyaan atau
membuktikan benar tidaknya hipotesis, dengan demikian anak
didik diberi kesempatan untuk mengumpulkan berbagai informasi
yang relevan, membaca literatur, mengamati objek, wawancara
dengan nara sumber, melakukan uji coba sendiri dan sebagainya.
4) Data Processing (Pengolahan Data)
Pengolahan data merupakan kegiatan mengolah data dan
informasi yang telah diperoleh para siswa baik melalui
wawancara, observasi, dan sebagainya, lalu ditafsirkan. Semua
informai hasil bacaan, wawancara, observasi, dan sebagainya,
semuanya diolah, diacak, diklasifikasikan, ditabulasi, bahkan bila
8
perlu dihitung dengan cara tertentu serta ditafsirkan pada tingkat
kepercayaan tertentu.
5) Verification(Pembuktian)
Tahap ini memberikan kesempatan siswa untuk melakukan
pemeriksaan secara cermat dalam membuktikan benar atau
tidaknya hipotesis yang ditetapkan tadi dengan temuan alternatif,
dihubungkan dengan hasil data processing. Menurut Bruner,
proses belajar akan berjalan dengan baik dan kreatif jika guru
memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan suatu
konsep, teori, aturan atau pemahaman melalui contoh-contoh
yang ia jumpai dalamkehidupannya.
6) Generalization (menarik kesimpulan/generalisasi)
Tahap ini adalah proses menarik sebuah kesimpulan yang dapat
dijadikan prinsip umum dan berlaku untuk semua kejadian atau
masalah yang sama, dengan memperhatikan hasil verifikasi.
Berdasarkan hasil verifikasi maka dirumuskan prinsip-prinsip
yang mendasari generalisasi.
2. Hasil Belajar
9
sosial yang terdiri atas: lingkungan sekolah dan letaknya, rumah tempat
tinggal keluarga Peserta didik dan letaknya, alat–alat belajar.
B. Tinjauan Umum
1. Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
Penelitian ini merupakan penelitian yang dilakukan dengan
tujuan memperbaiki dan meningkatkan mutu serta hasil pembelajaran,
mengatasi dan memecahkan masalah pembelajaran di kelas, mencari
solusi ilmiah mengapa masalah tersebut dapat dipecahkan melalui
tindakan, meningkatkan profesionalisme tenaga pendidik (guru dan
dosen) serta menumbuhkan budaya akademik (Suhardjono, 2006).
Penelitian tindakan kelas bertujuan untuk memperoleh
penemuan yang signifikan secara operasional sehingga dapat
digunakan ketika kebijakan dilaksanakan. Secara ringkas, penelitian
tindakan kelas merupakan tindakan guru untuk mengorganisasi KBM
mereka, dan dari tindakan tersebut guru dapat belajar dari
pengalamannya sendiri.
Berikut adalah alur pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas:
2. Penelitian Sejenis
Penelitian oleh Endang Setyawati tahun 2018 berjudul “Upaya
Peningkatan Hasil Belajar IPA Melalui Model Pembelajaran
Discovery Learning Pada Peserta Didik”. Penelitian dilakukan pada
10
peserta didik kelas VIII-D SMP Negeri Satu Atap Merjosari kota
Malang. Hasil penelitian yang telah dilakukan menyimpulkan (1)
pendekatan saintifik dengan model pembelajaran discovery learning
dapat memberikan respons positif dalam proses pembelajaran pada
materi struktur dan fungsi jaringan tumbuhan; dan (2) pendekatan
saintifik dengan model pembelajaran discovery learning dapat
meningkatkan hasil belajar peserta didik Kelas VIII-D SMP Negeri
Satu Atap Merjosari kota Malang pada materi struktur dan fungsi
jaringan tumbuhan. Hal tersebut terlihat dari meningkatnya hasil
ulangan harian peserta didik. Pada Siklus I rata-rata kelasnya 65
dengan persentase ketuntasan belajar 72,41% dan pada Siklus II rata-
rata kelasnya 82 dengan persentase ketuntasan79,54%.
Peneltian oleh Made Emy Hariyati tahun 2019 berjudul
“Penerapan Model Pembelajaran Discovery Learning untuk
Meningkatkan Prestasi Belajar IPA Peserta didik Kelas IX B7 SMP
Negeri 6 Singaraja”. Hasil penelitian menyimpulkan penerapan
pembelajaran penemuan (Discovery Learning) berhasil meningkatkan
prestasi belajar IPA peserta didik kelas IX B7 SMP Negeri 6 Singaraja
semester genap tahun pelajaran 2018/2019. Hal ini terbukti dari
meningkatnya pencapaian rata-rata prestasi belajar dari 72.70 pada
prasiklus, menjadi 78.83 pada akhir siklus I dan menjadi 85 pada akhir
siklus II. Demikian juga dengan ketuntasan belajar sebesar 43.33%
pada akhir prasiklus menjadi 76.67% pada siklus I dan meningkat
menjadi 86.67% pada akhir siklus II.
C. Kerangka Berpikir
Proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik apabila proses itu
direncanakan dengan baik. Pembelajaran yang efektif memerlukan
perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi yang baik. Perencanaan itu
meliputi pembuatan rencana pembelajaran yang akan diterapkan.
Pembelajaran Discovery Learning dapat bertambah efektif, apabila
dikembangkan sesuai dengan kondisi lingkungan sekolah.
11
Penerapan model Discovery Learning dalam pembelajarannya
dilaksanakan dengan mempertimbangkan karakteristik dan cara belajar
peserta didik usia SMP serta memperhatikan teori-teori belajar yang
mendukung. Harapannya akan meningkatkan aktivitas belajar secara
maksimal baik kelompok maupun individu dengan peran guru sebagai
fasilitator.
D. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan landasan teori dan kerangka berpikir yang telah
dijabarkan, maka dirumuskan hipotesis tindakan penelitian yaitu “Melalui
penerapan model pembelajaran Discovery Learning dapat meningkatkan
hasil belajar peserta didik pada materi zat aditif dan zat adiktif di kelas
VIII SMP Al Mas’udiyyah Bandungan tahun ajaran 2022/2023”.
12
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan model Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang
menggunakan pengamatan langsung terhadap jalannya proses pembelajaran
di kelas. Dari data tersebut kemudian dianalisis melalui beberapa tahapan
dalam siklus-siklus tindakan. Tiap siklus terdiri dari 4 tahapan tindakan, yaitu
perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, pengamatan, dan refleksi.
B. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas VIII G SMP
Al Mas’udiyyah Bandungan.
D. Desain Penelitian
Penelitian ini terdiri dari dua siklus dengan masing-masing siklus satu
pertemuan. Siklus I untuk materi zat aditif dan siklus II untuk materi zat
pewarna.
Tahapan PTK yang dilakukan yaitu : (1) Perencanaan (2) Pelaksanaan
(3) Pengamatan/observasi (4) Refleksi
1. Perencanaan:
a. Guru mempersiapkan RPP dan skenario pembelajaran sesuai dengan
model discovery
b. Guru menyiapkan lembar observasi dan teknik pelaksanaan
pembelajaran bersama observer
13
2. Pelaksanaan Tindakan
Guru melaksanakan pembelajaran sesuai dengan RPP dengan
menerapkan langkah pembelajaran model discovery learning yaitu :
teknik pelaksanaan pembelajaran bersama observer
a. Pendahuluan
1) Apersepsi
2) Pemberian motivasi
3) Penyampaian tujuan dan kegiatan
b. Kegiatan Inti
1) Penyampaian materi
2) Penerapan model discovery learning
a) Pemberian rangsang
b) Identifikasi masalah
c) Pengumpulan data
d) Pengolahan data
e) Pembuktian
f) Menarik kesimpulan
c. Penutup
1) Penyampaian simpulan
14
untuk pelaksanaan tindakan siklus II dan III.
E. Instrumen Penelitian
1. Tes Hasil Belajar
Penelitian ini terdiri dari dua siklus, sehingga tes akhir dilakukan
sebanyak dua kali. Tes yang digunakan berbentuk pilihan ganda dan
uraian. Hasil tes ini berfungsi sebagai indikator kerja kesesuaian antara
rencana pembelajaran dan materi yang disampaikan.
2. Observasi
Observasi yang dilakukan dalam penelitian tindakan kelas ini meliputi
observasi afektif (sikap) dan psikomotorik (keterampilan) peserta didik
yang dilakukan oleh peneliti.
Keterangan:
X = nilai rerata hasil belajar
Σ X = jumlah nilai seluruh peserta didik
N = banyaknya peserta didik
Ketuntasan belajar klasikal peserta didik dihitung dengan
menggunakan rumus:
15
Keterangan:
P = Nilai ketuntasan belajar klasikal
Σ n1 = Jumlah peserta didik tuntas belajar individu (nilai ≥ 75)
Σ n = Jumlah total peserta didik
G. Indikator Keberhasilan
Penelitian ini dikatakan berhasil jika sekurang-kurangnya 70 % peserta
didik menunjukkan tuntas belajar atau mendapat nilai tes ≥ 67,00, dengan
KKM 67,00.
16
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Siklus I
Penelitian tindakan kelas siklus 1 dilaksanakan pada hari Senin, 06
Maret 2023 pada kelas VIII G dengan jumlah peserta didik sebanyak 31
orang dan 1 observer. Penelitian ini berlangsung selama 3 x 40 menit,
dengan kegiatan tatap muka. Sebelum pembelajaran dimulai, diberikan
pretest sebagai data kemampuan awal pengetahuan peserta didik terhadap
materi yang akan dipelajari, sedangkan diakhir pembelajaran diberikan
posttest untuk mengukur tingkat pemahaman peserta didik terhadap
materi yang telah dipelajari. Data pretest dan posttest peserta didik pada
siklus I dapat dilihat pada tabel 4.1.
Tabel 4.1. Hasil Pretest dan posttest siklus I
No Nama Pretest Keterangan Posttest Keterangan
1 S01 40 Belum Tuntas 70 Tuntas
2 S02 30 Belum Tuntas 50 Belum Tuntas
3 S03 40 Belum Tuntas 60 Belum Tuntas
4 S04 40 Belum Tuntas 50 Belum Tuntas
5 S05 50 Belum Tuntas 70 Tuntas
6 S06 60 Belum Tuntas 80 Tuntas
7 S07 10 Belum Tuntas 50 Belum Tuntas
8 S08 30 Belum Tuntas 60 Belum Tuntas
9 S09 50 Belum Tuntas 70 Tuntas
10 S10 70 Tuntas 90 Tuntas
11 S11 50 Belum Tuntas 70 Tuntas
12 S12 40 Belum Tuntas 80 Tuntas
13 S13 30 Belum Tuntas 40 Belum Tuntas
14 S14 40 Belum Tuntas 70 Tuntas
15 S15 30 Belum Tuntas 40 Belum Tuntas
16 S16 40 Belum Tuntas 70 Tuntas
17 S17 60 Belum Tuntas 80 Tuntas
18 S18 30 Belum Tuntas 60 Belum Tuntas
19 S19 50 Belum Tuntas 80 Tuntas
17
20 S20 30 Belum Tuntas 50 Belum Tuntas
21 S21 60 Belum Tuntas 70 Tuntas
22 S22 60 Belum Tuntas 80 Tuntas
23 S23 30 Belum Tuntas 60 Belum Tuntas
24 S24 30 Belum Tuntas 40 Belum Tuntas
25 S25 40 Belum Tuntas 60 Belum Tuntas
26 S26 40 Belum Tuntas 60 Belum Tuntas
27 S27 50 Belum Tuntas 70 Tuntas
28 S28 20 Belum Tuntas 50 Belum Tuntas
29 S29 80 Tuntas 100 Tuntas
30 S30 30 Belum Tuntas 50 Belum Tuntas
31 S31 30 Belum Tuntas 60 Belum Tuntas
Rata-rata 41,6 64,2
Dari tabel 4.2, diperoleh hasil pretest dengan rincian 2 peserta didik
tuntas KKM, 29 peserta didik belum tuntas KKM, nilai tertinggi 80, nilai
terendah 20 dan rata-rata nilai sebesar 41,6. Dari hasil tersebut, diketahui
bahwa kemampuan awal peserta didik masih rendah.
Sedangkan hasil postest yang diperoleh peserta didik, terdapat 15
peserta didik yang tuntas KKM, 16 peserta didik belum tuntas KKM.
Rata-rata hasil belajar peserta didik pada postest:
ΣX 1990
Ẍ= N = 31 = 64,2
18
Pada siklus I ini, peserta didik yang tuntas KKM sebanyak 15
orang (48,4%), sedangkan yang belum tuntas KKM sebanyak 16 orang
(51,6%). Karena peserta didik yang memperoleh nilai tuntas KKM (70)
hanya sebesar 48,4%, maka pembelajaran dikatakan belum berhasil. Hal
ini didasarkan pada indikator keberhasilan yang menyatakan bahwa
kriteria ketuntasan klasikal yaitu 70% dari jumlah seluruh peserta didik,
sehingga perlu dilaksanakan siklus selanjutnya yaitu Siklus II.
2. Siklus II
Penelitian tindakan kelas siklus II dilaksanakan pada hari Senin, 13
Maret 2023 pada kelas VIII G dengan jumlah peserta didik sebanyak 31
orang dan 1 observer. Penelitian ini berlangsung selama 2 x 40 menit,
dengan kegiatan tatap muka. Di akhir pembelajaran diberikan posttest
untuk mengukur tingkat pemahaman peserta didik terhadap materi yang
telah dipelajari. Data posttest peserta didik pada siklus II dapat dilihat
pada tabel 4.3.
Tabel 4.3. Hasil posttest siklus II
No Nama Posttest Keterangan
1 S01 70 Tuntas
2 S02 50 Belum Tuntas
3 S03 70 Tuntas
4 S04 90 Tuntas
5 S05 70 Tuntas
6 S06 90 Tuntas
7 S07 60 Belum Tuntas
8 S08 60 Belum Tuntas
9 S09 90 Tuntas
10 S10 100 Tuntas
11 S11 80 Tuntas
12 S12 90 Tuntas
13 S13 60 Belum Tuntas
14 S14 70 Tuntas
15 S15 70 Tuntas
16 S16 90 Tuntas
17 S17 90 Tuntas
18 S18 70 Tuntas
19
19 S19 90 Tuntas
20 S20 70 Tuntas
21 S21 90 Tuntas
22 S22 90 Tuntas
23 S23 70 Tuntas
24 S24 70 Tuntas
25 S25 70 Tuntas
26 S26 60 Belum Tuntas
27 S27 60 Belum Tuntas
28 S28 50 Belum Tuntas
29 S29 100 Tuntas
30 S30 60 Belum Tuntas
31 S31 70 Tuntas
Rata-rata 74,8
Dari tabel 4.4, diperoleh hasil postest yang diperoleh peserta didik,
terdapat 23 peserta didik yang tuntas KKM, 8 peserta didik belum tuntas
KKM.
Rata-rata hasil belajar peserta didik pada postest:
ΣX 2320
Ẍ= N = 31 = 74,8
Ketuntasan belajar klasikal peserta didik:
Σn 1 23
P= x 100 %= x 100%= 74,2 %
Σn 31
Pada siklus II ini, peserta didik yang tuntas KKM sebanyak 23 orang
(74,2%), sedangkan yang belum tuntas KKM sebanyak 8 orang (35,8%).
Karena prosentase peserta didik yang memperoleh nilai tuntas KKM (70)
sebesar 74,2% dansudah lebih dari kriteria ketuntasan klasikal yaitu 70%
20
dari jumlah seluruh peserta didik, sehingga pembelajaran dapat dikatakan
berhasil.
B. Pembahasan
Berdasarkan hasil analisis dan refleksi, tindakan pada siklus II
dikatakan berhasil. Peningkatan terjadi dibandingkan siklus sebelumnya. Para
peserta didik telah berhasil mencapai target yang dibuat. Mengingat capaian
pada siklus II ini telah sesuai dengan indikator yang dirumuskan, maka
penelitian pun diakhiri. Adapun hasil pelaksanaan tindakan pada siklus I
hingga II dapat dibuat rekapitulasi seperti pada tabel berikut ini.
Tabel 4.5. Perbandingan hasil belajar siklus I dan siklus II
Siklus I Siklus II
Rentang Nilai
Frekuensi Prosentase Frekuensi Prosentase
80 – 89 5 16,1 1 3,2
70 – 79 8 25,8 11 35,5
60 – 69 7 22,6 6 19,4
50 – 59 6 19,4 2 6,5
40 – 49 3 9,7 - -
< 39 - - - -
Ketuntasan
Belajar 48,4 % 74,2 %
Klasikal
21
Discovery Learning terbukti dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik
pada materi zat aditif dan zat adiktif di kelas VIII SMP Al Mas’udiyyah
Bandungan tahun ajaran 2022/2023.
22
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian pada hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat
ditarik kesimpulan bahwasannya model pembelajaran Discovery Learning
dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik pada materi zat aditif dan zat
adiktif di kelas VIII SMP Al Mas’udiyyah Bandungan tahun ajaran
2022/2023.
B. Saran
Berdasarkan simpulan tersebut, peneliti memberikan beberapa saran
antara lain sebagai berikut:
1. Peserta didik hendaknya selalu bersemangat melaksanakan aktivitas
pembelajaran di dalam kelas dengan berbagai metode dan media
pembelajaran yang diterapkan guru karena hal tersebut dapat
mempermudah peserta didik dalam memahami materi pembelajaran .
2. Guru hendaknya selalu mengikuti perubahan perkembangan dalam dunia
pendidikan dan bersemangat untuk melakukan inovasi-inovasi baik dalam
penggunakan media, metode, maupun pendekatan pembelajaran agar
menarik minat peserta didik sehingga mereka dapat dengan mudah
memahami materi pembelajaran.
3. Kepala sekolah hendaknya senantiasa memotivasi para guru untuk
mengembangkan inovasi pembelajaran sehingga dapat meningkatkan
prestasi peserta didik.
23
DAFTAR RUJUKAN
24
LAMPIRAN 1
A. Kompetensi Inti
KI-1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.
KI-2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab,
peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam
jangkauan pergaulan dan keberadaannya.
KI-3. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural)
berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi,
seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata.
KI-4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan,
mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak
(menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai
dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam
sudut pandang/teori.
25
4.6. Membuat karya tulis 4.6.1. Melakukan pengamatan zat aditif
tentang dampak pada makanan dan minuman
penyalahgunaan zat aditif kemasan.
dan zat adiktif bagi 4.6.2. Menyajikan hasil pengamatan zat
kesehatan. aditif pada makanan zan minuman
kemasan.
4.6.3. Mempresentasikan hasil pengamatan
zat aditif pada makanan dan
minuman kemasan.
C. Tujuan Pembelajaran
1. Melalui studi literasi, peserta didik dapat menyebutkan pengertian zat
aditif dengan tepat.
2. Melalui studi literasi, peserta didik dapat menyebutkan jenis-jenis zat
aditif dengan tepat.
3. Melalui studi literasi, peserta didik dapat menjelaskan jenis-jenis zat
aditif dengan benar.
4. Setelah melakukan studi literasi, peserta didik dapat memberikan contoh
zat aditif alami dan buatan dengan benar.
5. Melalui kegiatan pengamatan pada komposisi makanan dan minuman
kemasan, peserta didik dapat menganalisis jenis zat aditif dengan tepat.
6. Setelah melakukan pengamatan, peserta didik dapat menyajikan hasil
pengamatan zat aditif pada makanan dan minuman kemasan dengan jujur.
7. Setelah menyajikan hasil pengamatan, peserta didik dapat
mempresentasikan hasil pengamatan zat aditif pada makanan dan
minuman kemasan dengan percaya diri.
D. Materi Pembelajaran
a. Materi Reguler
Faktual
Zat aditif dalam makanan dan minuman
Konseptual
Jenis-jenis zat aditif
Prosedural
Langkah-langkah pengamatan zat aditif dalam makanan dan
minuman kemasan
b. Materi remedial
Jenis-jenis zat aditif
c. Materi pengayaan
Zat aditif dalam makanan dan minuman kemasan
26
a. Metode : Literasi, tanya jawab dan pengamatan
b. Model : Discovery Learning
c. Pendekatan : Saintifik TPACK
G. Sumber Belajar
a. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2018. Buku Guru Ilmu
Pengetahuan Alam SMP/MTsKelas VIII. Jakarta: Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan. Hal: 257-280
b. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2018. Buku Siswa Ilmu
Pengetahuan Alam SMP/MTsKelas VIII. Jakarta: Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan. Hal: 262-263
c. Sumber dari Media Online :
1. https://blog.ruangguru.com/apa-sih-zat-aditif-itu
2. https://www.youtube.com/watch?v=hvlhLSF-AB0
H. Langkah-langkah Pembelajaran
Alokas
Sintaks Kegiatan Awal i
Waktu
27
(Pedagogical-TPACK )
Guru memberikan motivasi kepada peserta
didik tentang manfaat mempelajari zat aditif
dalam kehidupan sehari-hari.
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang
akan dicapai
Guru menyampaikan model pembelajaran yang
akan digunakan. (Pedagogical-TPACK )
Alokas
Kegiatan Inti Kegiatan Inti i
Waktu
28
untuk menganalisis hasil pengamatan tentang
zat aditif pada makanan dan minuman kemasan
serta menghubungkannya dengan: 20
1. Bahan ajar zat aditif dan media menit
pembelajaran zat aditif yang telah diamati.
2. Berbagai referensi dari buku, salah satunya
adalah materi zat aditif dan video tentang zat
aditif yang ditayangkan oleh guru:
https://blog.ruangguru.com/apa-sih-zat-
aditif-itu
https://www.youtube.com/watch?
v=hvlhLSF-AB0
(PPK: Teliti dan Percaya Diri)
Verifikasi
Guru meminta beberapa perwakilan peserta
didik untuk menyajikan dan mempresentasikan
hasil pengamatan atas temuan dan analisisnya
mengenai zat aditif yang terdapat dalam
makanan dan minuman kemasan (PPK :
Percaya diri, Saintifik : Communication) 15
menit
Menarik Guru membimbing peserta didik menarik
kesimpulan kesimpulan tentang:
1. Pengertian zat aditif
2. Jenis-jenis zat aditif dan penjelasannya
3. Zat aditif alami dan buatan pada makanan
dan minuman kemasan.
(PPK: percaya diri, Communication,
Collaboration - 4C) 15
menit
Alokas
Kegiatan
Penutup i
Penutup
Waktu
29
materi pada pertemuan berikutnya yaitu tentang
dampak zat aditif bagi kesehatan. (PPK :
Disiplin, Tekun)
Guru mempersilahkan peserta didik untuk
berdoa dan mensyukuri segala nikmat yang
diberikan Tuhan YME dan mengucapkan salam.
(PPK : Religius)
I. Penilaian
Penilaian Proses dan Hasil Belajar :
Aspek Indikator Teknik Bentuk Instrumen
Keterampilan Pengamatan Penilaian Rubrik penilaian
kinerja kinerja
Pengetahuan Tes tertulis Tugas Soal Essay/Pilihan
Harian Ganda
Sikap Menunjukka Observasi Jurnal Perkembangan
n Perilaku Sikap, Penilaian Diri
yang (Instrumen terlampir)
Tampak
(Aspek
Pendidikan
Karakter)
30
RENCANA PERANGKAT PEMBELAJARAN
A. Kompetensi Inti
KI-1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.
KI-2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab,
peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam
jangkauan pergaulan dan keberadaannya.
KI-3. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural)
berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi,
seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata.
KI-4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan,
mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak
(menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai
dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam
sudut pandang/teori.
31
minuman. (C4) HOTS
4.6 Membuat karya tulis tentang 4.6.4. Melakukan pengamatan video
. dampak penyalahgunaan zat mengenai zat pewarna pada
aditif dan zat adiktif bagi makanan dan minuman.
kesehatan. 4.6.5. Menyajikan hasil pengamatan
zat pewarna pada makanan
dan minuman.
4.6.6. Mempresentasikan hasil
pengamatan zat pewarna pada
makanan dan minuman.
C. Tujuan Pembelajaran
1. Melalui studi literasi, peserta didik dapat menyebutkan jenis-jenis
pewarna alami dan pewarna buatan dengan benar.
2. Melalui studi literasi, peserta didik dapat menjelaskan perbedaan
pewarna alami dan pewarna buatan dengan benar.
3. Melalui kegiatan diskusi dan literasi, peserta didik dapat menentukan
pewarna buatan yang layak ditambahkan pada makanan dengan benar.
4. Melalui pengamatan tayangan video dan literasi, peserta didik dapat
menganalisis bahaya penggunaan pewarna buatan pada makanan dan
minuman dengan benar.
5. Setelah melakukan diskusi dan literasi, peserta didik dapat
menyajikanhasil pengamatan dan analisis berupa bahaya penggunaan
pewarna buatan pada makanan dan minuman dengan jujur.
6. Setelah menyajikan hasil pengamatan dan analisis, peserta didik dapat
mempresentasikan hasil pengamatan dengan percaya diri.
D. Materi Pembelajaran
a. Materi Reguler
Faktual
Pewarna alami dan buatan
Konseptual
Perbedaan dan jenis pewarna alami dan buatan
Prosedural
Langkah-langkah pengamatan zat pewarna pada makanan dan
minuman
b. Materi remedial
Perbedaan pewarna alami dan buatan pada makanan dan minuman
c. Materi pengayaan
Bahaya pewarna buatan yang ditambahkan pada makanan
32
E. Metode, Model dan Pendekatan Pembelajaran
a. Metode : Literasi, diskusi, tanya jawab, dan pengamatan
b. Model : Discovery Learning
c. Pendekatan : Saintifik TPACK
G. Sumber Belajar
a. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2018. Buku Guru Ilmu
Pengetahuan Alam SMP/MTsKelas VIII. Jakarta: Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan. Hal: 257-280
b. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2018. Buku Siswa Ilmu
Pengetahuan Alam SMP/MTsKelas VIII. Jakarta: Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan. Hal: 262-263
c. Sumber dari Media Online :
https://www.berpendidikan.com/2015/12/macam-macam-bahan-pewarna-
alami-dan-buatan-pada-makanan.html
H. Langkah-langkah Pembelajaran
Alokasi
Sintaks Kegiatan Awal
Waktu
33
menambahkan saos saat makan bakso?
Menurut kalian saos tersebut berwarna merah
secara alami atau ditambah bahan pewarna?
(Critical Thinking)
Guru memberikan motivasi kepada peserta
didik tentang manfaat mempelajari zat aditif
dalam kehidupan sehari-hari.
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang
akan dicapai
Guru menyampaikan model pembelajaran yang
akan digunakan. (Pedagogical-TPACK )
Kegiatan Alokasi
Kegiatan Inti
Inti Waktu
34
Guru memberikan arahan kepada peserta didik
untuk menganalisis hasil studi literasi tentang
Pengolaha 15 menit
zat pewarna pada makanan dan minuman serta
n Data
menghubungkannya dengan:
1. Bahan ajar dan media pembelajaran zat
pewarna pada makanan yang sudah diamati.
2. Berbagai referensi dari buku, salah satunya
adalah materi dan video zat pewarna pada
makanan yang ditayangkan oleh guru:
https://www.berpendidikan.com/
2015/12/macam-macam-bahan-pewarna-
alami-dan-buatan-pada-makanan.html
https://www.youtube.com/watch?
v=1mPde8Cr2wI (PPK: Teliti dan Percaya
Diri)
Kegiatan Alokasi
Penutup
Penutup Waktu
35
(Pedagogical-TPACK )
Guru menugaskan Peserta didik membaca
materi pada pertemuan berikutnya yaitu tentang
zat adiktif. (PPK : Disiplin, Tekun)
Guru mempersilahkan peserta didik untuk
berdoa dan mensyukuri segala nikmat yang
diberikan Tuhan YME dan mengucapkan
salam. (PPK : Religius)
I. Penilaian
Penilaian Proses dan Hasil Belajar :
36
Lampiran 2
Jenis
No Nama Keterangan
Kelamin
1 AFDATUL LATIFAH P S01
2 AISYAH AYU KHUSNUM HANIFAH P S02
3 ALIFA SAFIRA LUTFIANA P S03
4 ALMIRA PUTRI KHAIRUNNISA P S04
5 AMELLIA AGUSTIN P S05
6 ANIS FITRIANA P S06
7 ARINA KHUSNA AMALIA P S07
8 ASMA NUR ROFIFAH P S08
9 AULIA FATHIN MAULIDA P S09
10 CAISYA FLOWRISKA HERDIYANA P S10
11 DESTIA DWI AMELIA P S11
12 EFI NURJANAH P S12
13 ELENA NAFCHATUN NAFISAH P S13
14 FADYA NUR KAILA P S14
15 FATHONAH INDRIATI P S15
16 HILYA AULIYA MAZAYA P S16
17 INDANA NADHRIYATUS SA'ADAH P S17
18 KAREENA HUMAERA P S18
19 KHAELA MUNADYA AZZAHRO P S19
20 LAILATUL MAFTUKHAH P S20
21 LUTFIANA MILLATA ZULFAH P S21
22 MAZIDATUR RISDA NAFI'AH P S22
23 NABILA LUTVIANA P S23
24 NADIYYA ANIFA LAILA KHUSNA P S24
25 NAISYILA INTAN ASSIFA P S25
26 NEVSHA FIORENZHA P S26
27 RAKHMA NURALIFAH P S27
28 RISMA AYU WULANDARI P S28
29 RIVA ZULIA NINGSEH P S29
30 ROCHMATUL NUR IZZAH P S30
31 SEPTIARA RAMADHANI P S31
37
Lampiran 3
Posttes
No Nama Pretest Keterangan Keterangan
t
1 AFDATUL LATIFAH 40 Belum Tuntas 70 Tuntas
2 AISYAH AYU KHUSNUM HANIFAH 30 Belum Tuntas 50 Belum Tuntas
3 ALIFA SAFIRA LUTFIANA 40 Belum Tuntas 60 Belum Tuntas
4 ALMIRA PUTRI KHAIRUNNISA 40 Belum Tuntas 50 Belum Tuntas
5 AMELLIA AGUSTIN 50 Belum Tuntas 70 Tuntas
6 ANIS FITRIANA 60 Belum Tuntas 80 Tuntas
7 ARINA KHUSNA AMALIA 10 Belum Tuntas 50 Belum Tuntas
8 ASMA NUR ROFIFAH 30 Belum Tuntas 60 Belum Tuntas
9 AULIA FATHIN MAULIDA 50 Belum Tuntas 70 Tuntas
10 CAISYA FLOWRISKA HERDIYANA 70 Tuntas 90 Tuntas
11 DESTIA DWI AMELIA 50 Belum Tuntas 70 Tuntas
12 EFI NURJANAH 40 Belum Tuntas 80 Tuntas
13 ELENA NAFCHATUN NAFISAH 30 Belum Tuntas 40 Belum Tuntas
14 FADYA NUR KAILA 40 Belum Tuntas 70 Tuntas
15 FATHONAH INDRIATI 30 Belum Tuntas 40 Belum Tuntas
16 HILYA AULIYA MAZAYA 40 Belum Tuntas 70 Tuntas
17 INDANA NADHRIYATUS SA'ADAH 60 Belum Tuntas 80 Tuntas
18 KAREENA HUMAERA 30 Belum Tuntas 60 Belum Tuntas
19 KHAELA MUNADYA AZZAHRO 50 Belum Tuntas 80 Tuntas
20 LAILATUL MAFTUKHAH 30 Belum Tuntas 50 Belum Tuntas
21 LUTFIANA MILLATA ZULFAH 60 Belum Tuntas 70 Tuntas
22 MAZIDATUR RISDA NAFI'AH 60 Belum Tuntas 80 Tuntas
23 NABILA LUTVIANA 30 Belum Tuntas 60 Belum Tuntas
24 NADIYYA ANIFA LAILA KHUSNA 30 Belum Tuntas 40 Belum Tuntas
25 NAISYILA INTAN ASSIFA 40 Belum Tuntas 60 Belum Tuntas
26 NEVSHA FIORENZHA 40 Belum Tuntas 60 Belum Tuntas
27 RAKHMA NURALIFAH 50 Belum Tuntas 70 Tuntas
28 RISMA AYU WULANDARI 20 Belum Tuntas 50 Belum Tuntas
29 RIVA ZULIA NINGSEH 80 Tuntas 100 Tuntas
30 ROCHMATUL NUR IZZAH 30 Belum Tuntas 50 Belum Tuntas
31 SEPTIARA RAMADHANI 30 Belum Tuntas 60 Belum Tuntas
Rata-rata 41,6 64,2
38
No Nama Posttest Keterangan
1 AFDATUL LATIFAH 70 Tuntas
2 AISYAH AYU KHUSNUM HANIFAH 50 Belum Tuntas
3 ALIFA SAFIRA LUTFIANA 70 Tuntas
4 ALMIRA PUTRI KHAIRUNNISA 90 Tuntas
5 AMELLIA AGUSTIN 70 Tuntas
6 ANIS FITRIANA 90 Tuntas
7 ARINA KHUSNA AMALIA 60 Belum Tuntas
8 ASMA NUR ROFIFAH 60 Belum Tuntas
9 AULIA FATHIN MAULIDA 90 Tuntas
10 CAISYA FLOWRISKA HERDIYANA 100 Tuntas
11 DESTIA DWI AMELIA 80 Tuntas
12 EFI NURJANAH 90 Tuntas
13 ELENA NAFCHATUN NAFISAH 60 Belum Tuntas
14 FADYA NUR KAILA 70 Tuntas
15 FATHONAH INDRIATI 70 Tuntas
16 HILYA AULIYA MAZAYA 90 Tuntas
17 INDANA NADHRIYATUS SA'ADAH 90 Tuntas
18 KAREENA HUMAERA 70 Tuntas
19 KHAELA MUNADYA AZZAHRO 90 Tuntas
20 LAILATUL MAFTUKHAH 70 Tuntas
21 LUTFIANA MILLATA ZULFAH 90 Tuntas
22 MAZIDATUR RISDA NAFI'AH 90 Tuntas
23 NABILA LUTVIANA 70 Tuntas
24 NADIYYA ANIFA LAILA KHUSNA 70 Tuntas
25 NAISYILA INTAN ASSIFA 70 Tuntas
26 NEVSHA FIORENZHA 60 Belum Tuntas
27 RAKHMA NURALIFAH 60 Belum Tuntas
28 RISMA AYU WULANDARI 50 Belum Tuntas
29 RIVA ZULIA NINGSEH 100 Tuntas
30 ROCHMATUL NUR IZZAH 60 Belum Tuntas
31 SEPTIARA RAMADHANI 70 Tuntas
Rata-rata 74,8
39