Anda di halaman 1dari 144

PENERAPAN METODE COOPERATIVE LEARNING UNTUK UPAYA

MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR PESERTA DIDIK PADA


MATERI INDAHNYA KALIMAT TAYYIBAH
(Penelitian Tindakan Kelas pada Mata Pelajaran Akidah Akhlak di kelas IV MIS
Baitul Huda Kecamatan Baleendah Kabupaten Bandung)

PENELITIAN TINDAKAN KELAS(PTK)

Oleh:

Nama : Syarifa Noor, S.Pd.I


NPK : 2912760143052

YAYASAN ASY-SYUKUR
MIS BAITUL HUDA
BALEENDAH BANDUNG
2019
LEMBAR PENGESAHAN

Yang bertanda tangan di bawah ini menerangkan bahwa mahasiswa berikut:

Nama : Syarifa Noor, S.Pd.I

NPK :
Mata Pelajaran : Akidah Akhlak
Tempat Penelitian : MIS Baitul Huda Kecamatan Baleendah Kabupaten Bandung

Telah melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) di MISBaitul Huda Kecamatan


Baleendah Kabupaten Bandung dari tanggal 25 Oktober 2019 s.d 20 November 2029
yang berjudul “Penerapan Metode Cooperatvie Learning Untuk Upaya
Meningkatkan Aktivitas Belajar Peserta Didik Pada Mata Pelajaran Akidah
Akhlak”.

Laporan PTK ini telah disetujui dan disahkan oleh:

Bandung, 20 November 2019

Nia Yunia, S. Pd.I

ii
PENERAPAN METODE COOPERATIVE LEARNING UNTUK UPAYA
MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR PESERTA DIDIK PADA
MATERI INDAHNYA KALIMAT TAYYIBAH
(Tahun 2019, 145 Halaman)

Syarifa Noor

ABSTRAK
Penelitian tindakan kelas ini dilatarbelakangi karena masih rendahnya aktivitas
belajar peserta didik dalam proses belajar mengajar, khususnya dalam mata
pelajaran Akidah Akhlak, peserta didik masih kurang berani, bahkan takut dan
kurang percaya diri untuk berbicara dan mengemukakan pendapat dalam
pembelajaran. Penelitian ini memiliki tujuan untuk meningkatkan aktivitas belajar
peserta didik dengan menggunakan metode cooperative learning. Penelitian
tindakan kelas ini dilaksanakan pada bulan Oktober sampai November 2019,
bertempat di kelas IV MIS Baitul Huda Kecamatan Baleendah Kabupaten Bandung.
Untuk jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas dengan dua siklus yang
terdiri dari satu kali pertemuan dalam satu siklus, setiap siklus terdiri dari:
perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Teknik dan alat pengumpulan
data pada penelitian ini menggunakan teknik analisis deskriptif terhadap data berupa
dokumen hasil pekerjaan peserta didik, daftar nilai dan lembar observasi. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa dengan metode cooperative learning tejadi suasana
pembelajaran yang menyenangkan sehingga aktivitas belajar peserta didik
meningkat, yaitu dari hasil siklus I ke Siklus II terdapat peningkatan, pada siklus
pertama jumlah peserta didik yang mendapat skor dengan kategori tinggi adalah 2
peserta didik atau 13,13 %, skor dengan kategori sedang adalah 12 peserta didik atau
80,00 %, dan skor dengan kategori rendah adalah 1 orang atau 6,67 %, sedangkan
pada siklus kedua terjadi peningkatan skor dengan kategori tinggi yaitu menjadi 14
peserta didik atau 93,33 % dan skor dengan kategori sedang adalah 1 peserta didik
atau 6,67 %. Disimpulkan bahwa metode cooperative learning dapat meningkatkan
aktivitas belajar peserta didik pada Mata Pelajaran Akidah Akhlak tentang Indahnya
Kalimat Tayyibah.

Kata kunci: Aktivitas Belajar, Metode Cooperative Learning

iii
APPLICATION OF COOPERATIVE LEARNING METHODS TO
IMPROVE STUDENTS' LEARNING ACTIVITIES IN THE BEAUTIFUL
MATERIALS OF TAYYIBAH SENTENCES
(Year 2019, 145 Pages)

Syarifa Noor

ABSTRACT
This classroom action research is motivated by the low learning activity of students
in the teaching and learning process, especially in the subject of Akidah Akhlak,
students are still less brave, even afraid and lack confidence to speak and express
opinions in learning. This study has the aim of increasing students' learning
activities by using cooperative learning methods. This classroom action research
was carried out from October to November 2020, located in class IV MIS Baitul Huda,
Baleendah District, Bandung Regency. For this type of research is Classroom Action
Research with two cycles consisting of one meeting in one cycle, each cycle consists
of: planning, implementation, observation and reflection. Data collection techniques
and tools in this study used descriptive analysis techniques to data in the form of
documents from students' work, list of values and observation sheets. The results
showed that with the cooperative learning method there was a pleasant learning
atmosphere so that students' learning activities increased, namely from the results
of the first cycle to the second cycle there was an increase, in the first cycle the
number of students who scored in the high category was 2 students or 13, 13%, the
score in the medium category is 12 students or 80.00%, and the score in the low
category is 1 person or 6.67%, while in second cycle there is an increase in the score
in the high category, which is 14 students or 93.33 % and the score in the medium
category is 1 student or 6.67%. It was concluded that the cooperative learning
method could improve the learning activities of students in the Akhlak Akidah
Subjects about the Beauty of the Tayyibah sentence.

Keywords: Learning Activities, Cooperative Learning Method

iv
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala
limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulisan Penelitian Tindakan Kelas
yang berjudul “Penerapan Metode Cooperative Learning Untuk Upaya
Meningkatkan Aktivitas Belajar Peserta Didik Pada Materi Indahnya Kalimat
Tayyibah” dapat terselesaikan sesuai dengan yang diharapkan. Sholawat serta salam
semoga tetap senantiasa dilimpahkan kepada junjungan dan uswatun hasanah kita
Rosulullah SAW. Beserta keluarga, sahabat, dan kita semua senantiasa mendapatkan
syafa’at sampai hari kiamat, Aamiin.

Dalam penulisan Penelitian Tindakan Kelas ini, penulis banyak


mendapatkan bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada
kesempatan ini dengan segala ketulusan hati penulis menyampaikan rasa terima
kasih kepada:

1. Nia Yunia S.Pd.I selaku Kepala MIS Baitul Huda Kecamatan Baleendah
Kabupaten Bandung yang telah memberikan izin kepada penulis untuk
mengadakan Penelitian Tindakan Kelas ini.
2. Semua guru dan staff MIS Baitul Huda Kecamatan Baleendah Kabupaten
Bandung yang telah berpartisipasi dalam penyusunan PTK ini.
3. Peserta didik kelas IV MIS Baitul Huda Kecamatan Baleendah Kabupaten
Bandung.
4. Semua pihak yang tidak penulis sebut satu persatu yang telah membantu
dalam penyusunan penelitian tindakan kelas ini.

Penulis menyadari sepenuhnya keterbatasan ilmu yang dimiliki, sehingga


mungkin terdapat kesalahan dan kekurangan dalam penulisan Penelitian Tindakan
Kelas ini. Untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca sangat
diharapkan.

Semoga segala kebaikan yang telah diberikan akan mendapat ridho Alloh
SWT. Akhir kata semoga penelitian ini dapat berguna bagi semua pihak. Aamiin.

v
Bandung, 20 November 2019

Penulis

vi
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN .......................................................................... ii
ABSTRAK ..................................................................................................... iii
KATA PENGANTAR ................................................................................... v
DAFTAR ISI ........................................................................................................ vii
DAFTAR TABEL ......................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... x
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian....................................................... 1
B. Pembatasan Masalah .............................................................. 5
C. Rumusan Masalah ................................................................. 5
D. Tujuan Penelitian ................................................................... 6
E. Manfaat Penelitian ................................................................. 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN TEORI


A. Landasan Teori....................................................................... 8
1. Metode Cooperative Learning ......................................... 8
a. Pengertian Metode Cooperative Learning ................. 8
b. Unsur-usnur Penting dalam Pembelajaran Cooperative
Learning ...........................................................................13
c. Jenis-jenis Model Cooperative Learning..........................15
d. Langkah-langkah dalam Pembelajaran Cooperative
Learning ...........................................................................25
e. Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Cooperative
Learning ...........................................................................27
2. Aktivitas Belajar.....................................................................28
a. Pengertian Aktivitas Belajar.............................................28

vii
b. Macam-macam Aktivitas Belajar Siswa .................... 32
c. Nilai Aktivitas dalam Pembelajaran........................... 36
B. Penelitian yang Relevan......................................................... 37
C. Hipotesis Tindakan................................................................. 39

BAB III METODE PENELITIAN


A. Jenis Penelitian....................................................................... 40
B. Setting Penelitian ................................................................... 41
C. Subjek Penelitian ................................................................... 41
D. Fokus Tindakan...................................................................... 41
E. Rancangan Penelitian............................................................. 42
F. Teknik Pengumpulan Data..................................................... 46
G. Teknik Analisis Data.............................................................. 47
H. Instrumen Penelitian............................................................... 49

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


A. Hasil Penelitian ...................................................................... 50
1. Deskripsi Tahap Studi Awal ............................................ 50
2. Deskripsi Hasil Penelitian................................................ 55
a. Siklus I ........................................................................ 55
b. Siklus II....................................................................... 64
B. Pembahasan Hasil Penelitian ................................................. 74

BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................ 80
B. Implikasi................................................................................. 81
C. Saran ...................................................................................... 82

DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................84


LAMPIRAN-LAMPIRAN .................................................................................. 87

viii
DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 2.1 Perbandingan Empat Pendekatan Dalam Pembelajaran Kooperatif 16
Tabel 2.2 Langkah-Langkah Pembelajaran Cooperative Learning ........................26
Tabel 4.1 Kategori Aktivasi Belajar Peserta Didik ................................................51
Tabel 4.2 Hasil Observasi Aktivitas belajar Peserta didik Pra Siklus ....................52
Tabel 4.3 Rekapitulasi Data Aktivitas Belajar Peserta didik Pra Siklus ................54
Tabel 4.4 Hasil Observasi Aktivitas belajar Peserta didik Siklus I ........................60
Tabel 4.5 Rekapitulasi Data Aktivitas Belajar Peserta didik Siklus I ....................61
Tabel 4.6 Hasil Observasi Aktivitas belajar Peserta didik Siklus II .......................70
Tabel 4.7 Rekapitulasi Data Aktivitas Belajar Peserta didik Siklus II ...................71
Tabel 4.8 Peningkatan Hasil Skor Aktivitas belajar Peserta didik Berdasarkan
Hasil Observasi pada Skor Awal, Siklus I, dan Siklus II .......................................75

ix
DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 3.1 Penelitian Tindakan Kelas Model Spiral ............................................ 43
Gambar 4.1 Grafik Peningkatan Aktivitas Belajar Peserta Didik .......................... 78

x
DAFTAR LAMPIRAN

Halaman
Lampiran 1 Instrumen Observasi Aktivasi Belajar Peserta Didik ......................... 88
Lampiran 2 Instrumen Observasi Guru .................................................................. 90
Lampiran 3 Pedoman Wawancara .......................................................................... 91
Lampiran 4 KI KD Akidah Akhlak Kelas IV KMA 183 Tahun 2019 ........................92
Lampiran 5 RPP Kegiatan 1 ................................................................................... 94
Lampiran 6 Data Observasi Pra Siklus................................................................. 106
Lampiran 7 RPP Kegiatan 2 ................................................................................. 107
Lampiran 8 Data Observasi Siklus I..................................................................... 119
Lampiran 9 RPP Kegiatan 3 ................................................................................. 120
Lampiran 10 Data Observasi Siklus II ................................................................. 133
Lampiran 11 Dokumentasi Kegiatan .................................................................... 134

xi
1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan salah satu faktor yang dapat menunjang kemajuan

suatu bangsa dan Negara. Sebagaimana ditetapkan oleh pemerintah dalam

Undang-Undang tentang Standar Nasional Pendidikan sebagai berikut:

“Pendidikan nasional adalah pendidikan yang berdasarkan pancasila


dan undang-undang dasar Negara Republic Indonesia Tahun 1945 yang
berakar pada nilai-nilai agama, kebudayaan nasional Indonesia dan
tanggap terhadap tuntutan perubahan zaman”.1

Dalam meningkatkan mutu pendidikan yang sesuai cita-cita bangsa

Indonesia yakni mewujudkan kesejahteraan umum dan mencerdaskan

kehidupan bangsa adalah sangat diharapkan pada lembaga-lembaga pendidikan

di Indonesia.

Untuk mencapai mutu pendidikan yang benar-benar berkualitas maka

diperlukan adanya metode belajar mengajar, dan belajar mengajar merupakan

keseluruhan prosedur yang harus ditempuh oleh guru dan siswa, yang

memungkinkan dalam memberikan kesempatan kepada guru dan siswa untuk

melakukan kegiatan belajar mengajar dalam rangka mencapai tujuan tertentu.

Metode apa yang dipilih dan digunakan, pada hakekatnya bergantung pada

kemampuan guru sendiri dengan ditandai oleh tingkat pengetahuan,

1
Departemen Pendidikan Nasional, 2005. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005,
tentang Standar Nasional Pendidikan, Jakarta: Depdiknas.
2

keterampilan sikap dan pengalamannya, serta bertalian dengan ruang lingkup

proses belajar mengajar umumnya dan strategi belajar mengajar khususnya. 2

Di dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar, khususnya mata

pelajaran Akidah Akhlak seorang pendidik dituntut untuk menggunakan

metode dalam menyampaikan mata pelajaran yang akan yang akan disajikan

agar peserta didik merasa tertarik dengan mata pelajaran tersebut. Dan setiap

penggunaan metode sangatlah membantu pendidik untuk mempermudah

tugasnya dalam menyampaikan mata pelajaran Akidah Akhlak.

Sebagian besar kegiatan belajar mengajar mata pelajaran Akidah Akhlak

selama ini terkesan monoton yang akan menimbulkan tingkat kebosanan bagi

peserta didik dan berimbas pada hasil belajar peserta didik yang kurang

maksimal. Ini dikarenakan kurang keterlibatan peserta didik dalam kegiatan

belajar mengajar yang dilaksanakan. Out put dari lembaga pendidikan yang

masih tergolong rendah saat ini salah satunya adalah akibat dari kurangnya

motivasi peserta didik untuk belajar yang dikarenakan kurang efektifnya

metode pembelajaran yang digunakan. Adapun salah satu usaha untuk

menciptakan kondisi yang efektif dan kondusif adalah dengan adanya

kreativitas dari guru dalam memilih dan menentukan suatu metode

pembelajaran.

Dalam upaya meningkatkan kegiatan belajar mengajar yang efektif,

seorang guru di samping menguasai metode yang digunakan juga harus bisa

2 Muhaimin dkk, 1996. Strategi Belajar Mengajar (Penerapannya dalam Pembelajaran


Pendidikan Islam). Surabaya: CV.Citra Media. hal. 3
3

menguasai teknik pengelolaan kelas, penguasaan materi pembelajaran,

penguasaan media pembelajaran dan beberapa aspek yang dapat menunjang

tercapainya kegiatan pembelajaran yang efektif dan kondusif.

Adapun upaya untuk dapat meningkatkan aktivitas belajar peserta didik

serta tercapainya kualitas pembelajaran yang lebih baik dari peserta didik, maka

perlu diupayakan pengembangan metode pembelajaran dengan memperhatikan

tingkat keaktifan dan kreativitas peserta didik. Dalam pembelajaran Akidah

Akhlak selain menjadikan lebih menarik, perlu juga diperhatikan beberapa

aspek seperti bagaimana metode yang digunakan dapat menjadikan peserta

didik lebih aktif, kreatif dan prestasinya dalam kegiatan pembelajaran lebih

baik.

Dari apa yang telah dipaparkan tersebut maka dalam upaya mencapai

kegiatan pembelajaran yang lebih baik, perlu sekiranya memperhatikan aspek-

aspek yang dapat menjadikan kegiatan pembelajaran yang dilakukan lebih

menarik bagi peserta didik, meningkatkan kreativitas peserta didik, dan dapat

memberikan hasil belajar peserta didik lebih baik. Hal ini tentunya dengan

penggunaan metode yang bisa menjembatani tujuan yang ingin dicapai

tersebut.

Terkait dengan hal itu, maka peneliti ingin melakukan penelitian lebih

lanjut tentang " Penerapan Metode Cooperative Learning Untuk Upaya

Meningkatkan Aktivitas Belajar Peserta Didik Pada Materi Indahnya Kalimat

Tayyibah (Penelitian Tindakan Kelas pada Mata Pelajaran Akidah Akhlak di

kelas IV MISBaitul Huda Kecamatan Baleendah Kabupaten Bandung)".


4

Salah satu metode yang peneliti gunakan yaitu metode Cooperative

Learning atau yang lebih dikenal dengan metode gotong royong. Penggunaan

metode ini sangat membantu peserta didik untuk meningkatkan minat

belajarnya dalam mempelajari mata pelajaran Akidah Akhlak serta

menanamkan sikap gotong royong dalam kehidupan mereka.

Metode Cooperative Learning ini dapat dikatakan hampir sama dengan

metode kelompok, namun dalam dalam aplikasi pengelompokannya tidak ada

pengklasifikasian antara peserta didik yang pandai dan yang kurang mampu,

karena hal tersebut akan menimbulkan suasana persaingan dan pengisolasian

peserta didik. Peserta didik yang lebih pintar akan lebih mendominasi kelas,

sedangkan peserta didik yang kurang mampu akan akan meras terkucilkan atau

terisolasi daari teman-temannya yang pintar, suasana seperti ini dirasa sangat

tidak efektif dalam proses belajar mengajar dengan metode Cooperative

Learning.3

Alasan penting penggunaan metode Cooperative Learning yaitu untuk

lebih menyiapkan peserta didik dengan keterampilan-keterampilan baru untuk

bisa berpartisipasi dalam dunia yang berubah dan berkembang pesat.

Untuk menarik minat belajar peserta didik dalam membangun pribadi

yang bergotong royong, maka metode Cooperative Learning sanat mendukung

peserta didik agar dapat mengerjakan tugas dari guru dengan pasangan

kelompoknya yang mana masing-masing anggota mempunyai rasa tanggung

jawab yang diberikan oleh guru. Dan dengan penerapan metode ini diharapkan

3
Anita Lea, Cooperative Learning (Jakarta : PT. Grasindo, 2002) hal. 27
5

dapat memberikan pengaruh positif dalam meningkatkan hasil belajar peserta

didik khususnya dalam meningkatkan kemampuan dan sikap gotong royong

peserta didik.

B. Pembatasan Masalah

Dari hasil latar belakang masalah diatas, agar masalah yang dikaji lebih

terarah dan mendalam maka masalah dalam penelitian ini dibatasi pada

peningkatan aktivitas belajar peserta didik dalam pembelajaran akidah akhlak

kelas IV MISBaitul Huda Kecamatan Baleendah Kabupaten Bandung.

C. Rumusah Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi dan Batasan masalah

diatas, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana aktivitas belajar peserta didik pada mata pelajaran akidah akhlak

materi indahnya kalimat tayyibah peserta didik di kelas IV MIS Baitul Huda

sebelum diterapkannya Metode Cooperative Learning ?

2. Bagaimana penerapan Metode Cooperative Learning untuk meningkatkan

aktivitas belajar peserta didik pada mata pelajaran akidah akhlak materi

indahnya kalimat tayyibah peserta didik di kelas IV MIS Baitul Huda ?

3. Bagaimana aktivitas belajar peserta didik pada mata pelajaran akidah akhlak

materi indahnya kalimat tayyibah peserta didik di kelas IV MIS Baitul Huda

setelah diterapkannya Metode Cooperative Learning ?

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan beberapa permaslahan tersebut, maka tujuan dari penelitian

yang dilakukan ini adalah sebagai berikut:


6

1. Untuk mengetahui aktivitas belajar peserta didik pada mata pelajaran akidah

akhlak materi indahnya kalimat tayyibah peserta didik di kelas IV MIS

Baitul Huda sebelum diterapkannya Metode Cooperative Learning

2. Untuk mengetahui penerapan Metode Cooperative Learning untuk

meningkatkan aktivitas belajar peserta didik mata pelajaran akidah akhlak

materi indahnya kalimat tayyibah pada peserta didik di kelas IV MISBaitul

Huda

3. Untuk mengetahui aktivitas belajar peserta didik pada mata pelajaran akidah

akhlak materi indahnya kalimat tayyibah peserta didik di kelas IV MIS

Baitul Huda setelah diterapkannya Metode Cooperative Learning ?

E. Manfaat Penelitian

Dalam penelitian berikut ini ada beberapa manfaat yang dapat diambil,

antara lain:

1. Lembaga

a. Masukan terhadap sekolah untuk dijadikan pertimbangan dalam

penggunaan metode untuk melaksanakan kegiatan belajar mengajar

agar dapat berjalan efektif.

b. Membantu sekolah dalam pelaksanaan kurikulum dan kegiatan belajar

mengajar yang lebih baik.

2. Guru

a. Memberikan wacana dalam pemilihan metode untuk meningkatkan

aktivitas belajar peserta didik.


7

b. Memberikan alternatif bagi guru dalam menilai tingkat keaktifan dan

kreativitas peserta didik dalam proses belajar mengajar.

3. Peserta didik

a. Membantu memudahkan peserta didik dalam memahami dan

penguasaan terhadap materi pelajaran Akidah Akhlak

b. Menumbuhkan semangat belajar peserta didik agar memberikan hasil

belajar yang lebih baik dengan ikut berperan aktif dalam kegiatan

pembelajaran.

4. Peneliti

a. Memberikan wacana tentang ilmu pengetahuan dalam pemilihan

metode pembelajaran yang efektif dan efisien.

b. Motivasi untuk lebih banyak belajar dalam mengetahui tentang sejarah

dan wawasan di dalam dunia pendidikan.


8

BAB II
KAJIAN PUSTAKA DAN TEORI

A. Landasan Teori

1. Metode Cooperative Learning

a. Pengertian Metode Cooperative Learning

Cooperative Learning berasal dari kata cooperative yang artinya

mengerjakan sesuatu secara bersama-sama dengan saling membantu

satu sama lainnya sebagai satu kelompok atau satu tim. 4 Slavin

mengemukakan, “In cooperation learning method, students work

together in four member teams to master material initially presented by

the teacher (dalam metode pembelajaran kooperatif, para siswa akan

duduk bersama dalam kelompok yang beranggotakan empat orang untuk

menguasai materi yang akan disampaikan oleh guru). 5

Pembelajaran kooperatif merupakan pembelajaran yang

berkelompok untuk memecahkan suatu permasalah dengan cara saling

membantu sesama anggotanya agar masalah tersebut terpecahkan

dengan didampingi oleh guru.

Menurut Isjoni dalam bukunya Cooperative Learning mengutip

pendapat Slavin menyebutkan bahwa Cooperative Learning merupakan

model pembelajaran yang telah dikenal sejak lama, dimana pada saat itu

4
Isjoni. 2010. Cooperative learning efektifitas pembelajaran kelompok. Bandung : Alfabeta,
hal. 15
5
Robert E. Slavin, Cooperative Learning : Theory, Research, Practice (London : Allymand
Bacon, 2005), (terjemahan, cooperative learning : Teori, Riset dan Praktik (Bandung: Penerbit Nusa
Media, 2009), hal. 8
9

guru mendorong para siswa untuk melakukan kerja sama dalam

kegiatan-kegiatan tertentu seperti diskusi atau pengajaran oleh teman

sebaya (peer teaching). Dalam melakukan proses belajar mengajar guru

tidak lagi mendominasi seperti lazimnya pada saat ini, sehingga siswa

dituntut untuk berbagai informasi dengan siswa yang lainnya dan saling

belajar mengajar sesama mereka.6

Selama belajar secara kooperatif siswa tetap tinggal dalam

kelompoknya selama beberapa kali pertemuan. Mereka diajarkan

keterampilan-keterampilan khusus agar dapat bekerja sama dengan baik

didalam kelompoknya, seperti menjadi pendengar aktif, berdiskusi, dan

sebagainya. Agar terlaksana dengan baik, siswa diberi lembar kegiatan

yang berisi pertanyaan atau tugas yang direncanakan. Selama bekerja

dalam kelompok, tugas anggota kelompok adalah mencapai ketuntasan

materi yang disajikan guru dan saling membantu diantara teman

sekelompoknya untuk mencapai ketuntasan materi. Belajar belum

selesai jika salah satu anggota kelompok ada yang belum menguasai

materi pelajaran.7

Cooperative Learning ini bukan bermaksud untuk menggantikan

pendekatan kompetitif (persaingan). Nuansa kompetitif dalam kelas

akan sangat baik bila diterapkan secara sehat. Pendekatan kompetitif ini

adalah sebagai alternatif pilihan dalam mengisi kelemahan kompetisi,

6
Isjoni, Op. Cit., hal. 17
7
Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif. Jakarta: Kencana, hal.
56-57
10

yakni hanya sebagaian siswa saja yang akan bertambah pintar, sementara

yang lainnya semakin tenggelam kompetisi, yakni hanya lainnya

semakin tenggelam dalam ketidak tahuannya. Tidak sedikit siswa yang

kurang pengetahuannya merasa malu bila kekurangannya diekspose.

Kadang-kadang motivasi persaingan akan menjadi kurang sehat bila

tidak mampu, katakanlah dalam menjawab soal yang diberikan guru.

Sikap mental inilah yangn dirasa perlu untuk mengalami improvement

(perbaikan).8

Dengan pendekatan kelompok diharapkan dapat ditumbuh

kembangkan rasa sosial yang tinggi pada diri setiap anak didik. Mereka

dibina untuk mengendalikan rasa egoisme dalam diri mereka masing-

masing, sehingga terbina sikap kesetiakawanan sosial di kelas. Mereka

sadar bahwa hidup ini saling ketergantungan seperti ekosistem dalam

mata rantai kehidupan. Tidak ada makhluk hidup yang terus menerus

berdiri sendiri tanpa keterlibatan makhluk lain, langsung atau tidak

langsung, disadari tidak disadari, makhluk lain ikut ambil bagian dalam

kehidupan makhluk tertentu.9

Anak didik dibiasakan hidup bersama, bekerja sama dalam

kelompok, akan menyadari bahwa dirinya ada kekurangan dan

kelebihan. Yang mempunyai kelebihan dengan ikhlas mau membantu

yang kekurangan. Sebaliknya yang kekurangan dengan rela hati mau

8
Isjoni, Op. Cit., hal. 18
9
Syaiful Bahri Djamrah, Guru dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif (Jakarta : Rineka
Cipta, 2000), hal. 7
11

belajar dari yang berlebihan, tanpa ada rasa minder. Persaingan yang

positif pun terjadi di kelas dalam rangka untuk mencapai prestasi belajar

yang optimal. Inilah yang diharapkan, yakni anak didik yang aktif,

kreatif, dan mandiri.10

Model pembelajaran ini akan membantu anak/siswa dalam

pembelajaran atau materi yang belum dikuasainya. Dengan adanya

saling bantu membatu anak/ siswa yang mempunyai kelebihan dalam

dirinya dapat membantu temanya yang mempunyai kekurangan dalam

memahami pelajaran atau ketika guru memberikan suatu permasalahan

materi dan diajak untuk memecahkan materi sangat lamban.

Beberapa ahli menyatakan bahwa model Cooperative Learning tidak

hanya unggul dalam membantu siswa memahami konsep yang sulit,

tetapi juga sangat berguna untuk menumbuhkan kemampuan berfikir

kritis, bekerja sama, dan membantu teman. Dalam Cooperative

Learning, siswa terlibat aktif pada proses pembelajaran sehingga

memberikan dampak positif terhadap kualitas interaksi dan komunikasi

yang berkualitas, dapat memotivasi siswa untuk meningkatkan prestasi

belajarnya.11

Dalam model Cooperative Learning, terdapat beberapa ciri dari

Cooperative Learning :12

10
Syaiful Bahri Djamrah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar (Jakarta : Rineka Cipta,
1997), hal. 63
11
Ibid, hal 13
12
Isjoni, Op.Cit, hal. 20
12

a. Setiap anggota memiliki peran.


b. Terjadi hubungan interaksi langsung diantara siswa.
c. Setiap anggota kelompok bertanggung jawab atas belajarnya dan
juga teman sekelompoknya.
d. Guru membantu keterampilan-keterampilan interpersonal
kelompok.
e. Guru hanya berinteraksi dengan kelompok saat diperlukan.
Pelaksanaan model Cooperative Learning membutuhkan partisipasi

dan kerja sama dalam kelompok pembelajaran. Cooperative Learning

dapat meningkatkan cara belajar siswa menuju belajar lebih baik, sikap

tolong menolong dalam perilaku sosial. Tujuan utama dalam penerapan

model belajar mengajar Cooperative Learning adalah agar peserta didik

dapat belajar secara berkelompok bersama teman-temannya dengan cara

saling menghargai pendapat dan memperbaiki kesempatan kepada orang

lain untuk mengemukakan pendapat mereka secara berkelompok. 13

Dalam pembelajaran kooperatif yang pada dasarnya untuk

membantu dalam menyelesaikan masalah secara bersama-sama, maka

tanpa disadari pada diri anak/siswa sebenarnya mereka melakukan suatu

hubungan interaksi sosial dalam pembelajaran hal itu ditandai adanya

saling menghargai hasil pemikiran atau pendapat setiap siswa dengan

teman-temannya.

Berdasarkan pemahaman ini, maka peranan guru di kelas haruslah

jelas tampak. Misalnya, dalam menjamin terlaksananya pembelajaran

13
Ibid, hal. 21
13

kooperatif seyogyanya guru harus membantu siswa memahami

dinamika dalam bekerja sama dalam kelompok, membantu siswa agar

memahami bahwa mereka menghadapi kepentingan serta tujuan sama,

terampil untuk berpartisipasi atau berbagi tugas, bertanggung jawab dan

saling menghargai dalam pembelajaran kooperatif.14

b. Unsur Penting Dalam Pembelajaran Cooperative Learning

Menurut Anita Lie dalam bukunya Cooperative Learning:

Mempraktikkan Cooperative Learning Di Ruang-Ruang Kelas

mengutip pendapatnya roger dan david Johnson mengatakan bahwa

tidak semua kerja kelompok bisa dianggap Cooperative Learning.15

Oleh karena itu, ada beberapa unsur-unsur dalam pembelajaran

Cooperative Learning.

Menurut Isjoni mengutip pendapatnya menurut Lundgren, unsur-

unsur dasar dalam Cooperative Learning adalah sebagai berikut :16

a. Para siswa harus memiliki persepsi bahwa mereka “tenggelam atau


berenang bersama”.
b. Para siswa memiliki tanggung jawab terhadap tiap siswa lain dalam
kelompoknya, disamping tanggung jawab terhadap diri sendiri,
dalam mempelajari materi yang dihadapi.
c. Para siswa harus berpandangan bahwa mereka semuanya memiliki
tujuan yang sama.

14
Isjoni, dkk, Pembelajaran Visioner : Perpaduan Indonesia-Malaysia (Yogyakarta : Pustaka
Pelajar, 2007), hal. 68
15
Anita Lie, Cooperative Learning : Mempraktikkan Cooperative Learning Di Ruang-Ruang
Kelas (Jakarta : PT Grasindo, 2004), hal. 31
16
Ibid, hal. 32
14

d. Para siswa harus membagi tugas dan berbagi tanggung jawab sama
besarnya diantara anggota kelompok.
e. Para siswa akan diberikan suatu evaluasi atau penghargaan yang
akan ikut berpengaruh terhadap evaluasi seluruh anggota kelompok.
f. Para siswa berbagi kepemimpinan sementara mereka memperoleh
keterampilan bekerja sama selama belajar.
g. Para siswa akan diminta mempertanggung jawabkan secara
individual materi yang ditangani dalam kelompok kooperatif.
Sedangkan menurut Johnson & Johnson dan Sutton dalam bukunya

Trianto “Mendesaian Model Pembelajaran Inovatif Progresif”, terdapat

lima unsur penting dalam belajar kooperatif:17

1. Pertama, Saling ketergantungan yang bersifat positif antara siswa.

Dalam belajar kooperatif siswa merasa bahwa mereka sedang

bekerja sama untuk mencapai satu tujuan dan terikat satu sama lain.

Seoranng tidak akan sukses kecuali semua anggota kelompoknya

sukses.

2. Kedua, Interaksi antara siswa yang semakin meningkat. Belajar

kooperatif akan meningkan interaksi antara siswa. Hal ini, terjadi

dalam hal seoranng siswa akan membantu siswa lain untuk sukses

sebagai anggota kelompok. Saling memberikan bantuan ini akan

berlangsung secara alamiah karena kegagalan seseorang dalam

kelompok memengaruhi suksesnya kelompok.

17
Trianto, Op. Cit., hal. 60
15

3. Ketiga, Tanggung jawab individual. Tanggung jawab individual

dalam belajar kelompok dapat berupa tanggung jawab siswa dalam

hal :

a. Membantu siswa yang membutuhkan bantuan.


b. Siswa tidak hanya sekedar “membonceng” pada hasil kerja
teman jawab siswa dan teman sekelompoknya.
4. Keempat, Keterampilan interpersonal dan kelompok kecil. Dalam

belajar kooperatif, selain dituntut untuk mempelajari materi yang

diberikan seorang siswa dituntut untuk belajar bagaimana

berinteraksi dengan siswa lain dalam kelompoknya.

5. Kelima, Proses kelompok. Belajar kooperatif tidak akan berlangsung

tanpa proses kelompok. Proses kelompok terjadi jika anggota

kelompok mendiskusikan bagaimana mereka akan mencapai tujuan

dengan baik dan membuat hubungan kerja yang baik.

c. Jenis-Jenis Model Cooperative Learning

Jenis-jenis model pembelajaran kooperatif, sangat banyak sekali dan

bervariasi. Dalam bukunya Trianto menjelaskan bahwa ada beberapa

variasi dari model pembelajaran kooperatif. Yaitu : STAD, JIGSAW,

Investigasi Kelompok (Teams Games Tournaments atau TGT), dan

Pendekatan Struktural yang meliputi Think pair Share (TPS) dan

Numbered Head Together (NHT). Berikut ini mengikhtisarkan dan

membandingkan empat pendekatan dalam pembelajaran kooperatif :18

18
Ibid., hal. 67-68
16

Table 2.1
Perbandingan Empat Pendekatan Dalam Pembelajaran Kooperatif

Pendekata
Investigasi
STAD JIGSAW n
Kelompok
Struktural
Informasi
akademik
Informasi Informasi Informasi
Tujuan tingkat tinggi
akademik akademik akademik
Kognitif sederhana sederhana
&
sederhana
keterampilan
inkuiri
Keterampila
Kerja Kerja Kerja sama
n kelompok
Tujuan kelompok kelompok dalam
&
Sosial dan kerja dan kelompok
keterampila
sama kerja sama kompleks
n sosial
Kelompok
belajar
heterogen
dengan 5-6 Kelompok Bervariasi,
Kelompok
orang belajar berdua,
belajar
anggota heterogen bertiga,
Struktur heterogen
menggunaka dengan 5-6 kelompok
Tim dengan 4-5
n orang dengan 4-5
orang
pola anggota orang
anggota
kelompok homogen anggota
„asal‟ &
kelompok
„ahli‟
Pemilihan Biasanya Biasanya Biasanya Biasanya
Topik guru guru siswa guru
Siswa
Mempelajari
Siswa dapat
materi
Menggunaka
dalam Siswa
n lembar
kelompok Siswa menerjakan
kegiatan &
„ahli‟ menyelesaika Tugas-tugas
Tugas saling
kemudian n Yang
Utama membantu
membantu Inkuiri diberikan
untuk
anggota kompleks secara sosial
menuntaskan
kelompok dan kognitif
materi
asal
belajarnya
mempelajari
materi itu
Bervariasi Menyelesaika
Tes dapat berupa n
Penilain mingguan tes proyek dan
Bervariasi
mingguan menulis
17

laporan,
dapat
menggunakan
tes essay
Lembar
Lembar
Pengakua pengetahuan Publikasi
pengakuan & Bervariasi
n & publikasi lain
publikasi lain
lain

Sedangkan dalam bukunya Isjoni, menyebutkan bahwa dalam

Cooperative Learning terdapat beberapa model yang dapat diterapkan,

yaitu diantaranya : Student Team Achievement Division (STAD), Jigsaw,

Group Investigation (GI), Rotating Trio Exchange, dan Group Resume,

berikut penjelasannya :19

1. Student Team Achievement Division (STAD)


Pada proses pembelajarannya, belajar kooperatif tipe STAD

melalui lima tahapan yang meliputi :

a. Tahap penyajian materi, yang mana guru memulai dengan

menyampaikan indikator yang harus dicapai hari itu dan

memotivasi rasa ingin tahu siswa tentang materi yang akan

dipelajari.

b. Tahap kegiatan kelompok, pada tahap ini setiap siswa diberi

lembar tugas sebagai bahan yang akan dipelajari. Dalam kerja

kelompok siswa saling berbagi tugas, saling membantu

memberikan penyelesaian agar semua anggota kelompok dapat

memahami materi yang akan dibahas, dan satu lembar

dikumpulkan sebagai hasil kerja kelompok.

19
Isjoni, Op. Cit.,, hal. 50
18

c. Tahap tes individual, yaitu untuk mengetahui sejauh mana

keberhasilan belajar telah dicapai, diadakan tes secara

individual, mengenai materi yangn akan dibahas.

d. Tahap penghitungan skor perkembangan individu, dimaksudkan

untuk memperoleh prestasi terbaik sesuai dengan

kemampuannya. Perhitungan skor kelompok dilakukan dengan

cara menjumlahkan masing-masing perkembangan skor individu

dan hasilnya dibagi sesuai jumlah anggota kelompok.

e. Tahap pemberian penghargaan kelompok, berdasarkan

perolehan skor rata-rata yang dikategorikan menjadi kelompok

baik, kelompok hebat, kelompok super.

Dari tinjauan pembelajaran kooperatif tipe STAD

menunjukkan bahwa pembelajaran ini merupakan model

pembelajaran yang sederhana. Hal ini adanya kegiatan pembelajaran

yang dilakukan masih dekat dengan pembelajaran model

konvensional. Hal ini terbukti adanya tahap pertama pada tipe STAD

yaitu tahap penyajian materi. Hanya saja perbedaanya terletak pada

adanya pemberian penghargaan kelompok.

2. Jigsaw
Dalam Jigsaw ini setiap anggota kelompok ditugaskan untuk

mempelajari materi tertentu. Kemudian siswa-siswa atau perwakilan

dan kelompoknya masing-masing bertemu dengan anggota-anggota

dan kelompok lain yang mempelajari materi yangn sama.

Selanjutnya materi tersebut didiskusikan mempelajari serta


19

memahami setiap masalah yang dijumpai sehingga perwakilan

tersebut dapat memahami dan menguasai materi tersebut. Lalu,

masing-masing perwakilan tersebut kembali kekelompok masing-

masing atau kelompok asalnya. Selanjutnya masing-masing anggota

tersebut menjelaskan pada teman atau kelompoknya sehingga teman

satu kelompoknya dapat memahami materi yang ditugaskan guru.

Dalam tipe Jigsaw ini keterlibatan guru hanya sebagai

fasilitator saja yang bertugas untuk mengarahkan dan juga

memotivasi siswa untuk belajar. Guru bukan lagi menjadi pusat

kegiatan kelas, tetapi disini siswa yang menjadi pusat kegiatan kelas

atau lebih aktif dari pada guru.

3. Group Investigation (GI)


Pada model ini siswa dibagi kedalam kelompok yang

beranggotaka 4-5 orang. Kelompok dapat dibentuk berdasarkan

perkawanan atau berdasarkan pada keterkaitan akan sebuah materi

tanpa melanggar ciri-ciri Cooperative Learning. Pada model ini

siswa memilih sub topik yang ingin mereka pelajari dan topik yang

biasanya telah ditentukan guru, selanjutnya siswa dan guru

merencanakan tujuan, langkah-langkah belajar berdasarkan sub

topik dan materi yang dipilih.

Investigasi kelompok merupakan model pembelajaran

kooperatif yang sangat komplek dan paling sulit unttuk diterapkan.

Berbeda degan STAD dan Jigsaw, siswa terlibat dalam perencanaan

baik topik yang dipelajari dan bagaimana jalannya penyelidikan


20

mereka. Pendekatan model Group Investigation memerlukan norma

dan struktur kelas yang lebih rumit dari pada pendekatan yang lebih

terpusat pada guru. Pendekatan ini memerlukan mengajar siswa

keterampilan komunikasi dan proses kelompok yang baik.

4. Rotating Trio Exchange


Pada model ini, kelas dibagi kedalam beberapa kelompok

yang terdiri dari 3 orang, kelas ditata sehingga setiap kelompok dapat

melihat kelompok lainnya di kiri dan di kanannya, berikan pada

setiap trio tersebut pertanyaan yang sama untuk didiskusikan.

Setelah selesai berilah nomor untuk setiap anggota trio tersebut. Lalu

berikan pertanyaan-pertanyaan baru untuk didiskusikan,

tambahkanlah sedikit tingkat kesulitan. Rotasikan kembali siswa

seusai setiap pertanyaan yang telah disiapkan.

Rotating Trio Exchange ini hampir sama dengan Jigsaw

hanya saja model ini setiap kelompok hanya terdiri dari 3 orang saja

kemudian adanya pertukaran dengan kelompok lain kemudian guru

memberikan pertanyaanpertanyaan yang berbeda dari sebelumnya.

Dan ini akan mengakibatkan adanya timbul trio baru.

5. Group Resume
Model ini akan menjadikan interaksi antar siswa lebih baik,

kelas dibagi kedalam kelompok-kelompok, setiap kelompok terdiri

dari 3-6 orang siswa. Berikan penekanan bahwa mereka adalah

kelompok yang bagus, baik bakat atau pun kemampuannya di kelas.

Biarkan kelompok-kelompok tersebut membuat kesimpulan yang


21

didalamnya terdapat data-data latar belakang pendidikan,

pengetahuan akan isi kelas, pengalaman kerja, kedudukan yang

dipegang sekarang, keterampilan, hobby, bakat dan lain-lainnya.

Kemudian setiap kelompok diminta untuk mempresentasikan

kesimpulan kelompok mereka.

Group Resume ini merupakan pendekatan model yang

mengidentifikasi dan menunjukkan kelebihan yang dimiliki kelas

dengan cara membuat resume kelompok, yang mana resume tersebut

harus mencakup informasi yang dapat menarik kelompok secara

keseluruhan.

Agus Suprijono dalam bukunya “Cooperative Learning Teori Dan

Aplikasi Paikem”, menyatakan bahwa metode – metode pembelajaran

kooperatif terdiri dari 12 (dua belas) macam, yaitu :20

a. Jigsaw, yaitu pembelajaran yang diawali dengan pengenalan topik

yang akan dibahas oleh guru. Selanjutnya guru membagi kelas

menjadi kelompok lebih kecil. Kemudian siswa-siswa atau

perwakilan dan kelompoknya masing-masing bertemu dengan

anggota-anggota dan kelompok lain yang mempelajari materi yangn

sama. Selanjutnya materi tersebut didiskusikan mempelajari serta

memahami setiap masalah yang dijumpai sehingga perwakilan

tersebut dapat memahami dan menguasai materi tersebut. Lalu,

20
Agus suprijono, Cooperative Learning Teori Dan Aplikasi Paikem (Yogyakarta : Pustaka
Pelajar, 2010) hal. 89
22

masing-masing perwakilan tersebut kembali kekelompok masing-

masing atau kelompok asalnya. Selanjutnya masing-masing anggota

tersebut menjelaskan pada teman atau kelompoknya sehingga teman

satu kelompoknya dapat memahami materi yang ditugaskan guru.

b. Think pair share, yaitu pembelajaran yang diawali dengan guru

mengajukan pertanyaan, kemudian guru meminta peserta didik

berpasang-pasangan untuk berdiskusi, setelah itu hasil dari diskusi

intersubyektif di tiap-tiap pasangan hasilnya dibicarakan dengan

pasangan seluruh kelas.

c. Numbered head together, yaitu pembelajaran yang diawali dengan

numbering. Guru membagi kelas menjadi kelompok-kelompok kecil.

Jumlah kelompok sebaiknya mempertimbangkan jumlah konsep

yang dipelajari. Jika jumlah peserta didik dalam satu kelas terdiri dari

40 orang dan terbagi menjadi 5 kelompok berdasarkan jumlah konsep

yang dipelajari, maka tiap-tiap kelompok diberi nomer 1-8. Guru

mengajukan beberapa pertanyaan yang harus dijawab oleh tiap-tiap

kelompok. Lalu, guru memberi kesempatan kepada tiap-tiap

kelompok untuk menemukan jawaban dengan cara berdiskusi dari

pertanyaan yang diajukan guru. Langkah selanjutnya, guru

memanggil siswa yang memiliki nomor yang sama dari tiap- tiap

kelompok untuk maju kedepan (hal ini dilakukan terus menurus

hingga semua siswa dengan nomor yang sama dari masing-masing


23

kelompok mendapat giliran memaparkan jawaban atas pertanyaan

guru).

d. Group Investigation, yaitu pembelajaran yang dimulai dengan

pembagian kelompok. Dilanjutkan dengan memilih topik-topik yang

akan dibahas oleh guru beserta peserta didik. Setelah itu menentukan

metode penelitian yang dikembangkan untuk memecahkan

masalahnya. Langkah selanjutnya adalah presentasi hasil diskusi

masing-masing kelompok.

e. Two stay two stray, yaitu metode dua tinggal dua tamu.

Pembelajaran ini diawali dengan pembagian kelompok selajutnya

memberi tugas yang harus didiskusikan jawabanya. Setelah itu guru

meminta setiap perwakilan 2 orang dari masing-masing kelompok

untuk meninggalkan kelompoknya untuk berdiskusi ke kelompok

yang lain. Sedangkan 2 orang yang tidak bertugas menyajikan hasil

kerja kelompoknya kepada 2 orang dari dari kelompok lain (tamu).

f. Make a match, hal-hal yang yang perlu disiapkan dalam

pembelajaran ini adalah kartu. Kartu-kartu tersebut diberi

pertanyaan-pertanyaan dan kartu-kartu lainnya diberi jawaban dari

pertanyaan-pertanyaan tersebut.

g. Listening team, pembelajaran ini diawali dengan pemaparan materi

pembelajaran oleh guru. Selanjutnya guru membentuk kelas menjadi

4 kelompok. Kelompok pertama, bertugas sebagai kelompok

penanya. Kelompok kedua, merupakan kelompok orang yang


24

menjawab berdasarkan perspektif tertentu. Kelompopk ketiga,

kumpulan orang yang menjawab dengan perspektif yang berbeda

dengan kelompok kedua. Sementara kelompok keempat, kelompok

yang bertugas untuk mereview dan membuat kesimpulan dari hasil

diskusi.

h. Inside – outside circle, pembelajaran ini diawali dengan

pembentukan kelompok. Jika dalam kelas terdapat 40 siswa, maka

dibentuk menjadi 2 kelompok besar. Tiap-tiap kelompok besar

terdiri menjadi 2 kelompok lingkaran dalam dengan jumlah anggota

10 orang dan kelompok lingkaran luar terdiri dari 10 orang.

Kemudian atur sedemikian rupa pada masing-masing kelompok

besar yaitu anggota kelompok ligkaran dalam berdiri melingkar

menghadap keluar dan anggota kelompok lingkaran luar berdiri

menghadap kedalam. Setelah itu, diberikan tugas kepada pasangan

asal yang sesuai dengan indikator-indikator pembelajaran yang telah

dirumuskan. Selanjutnya beri kesempatan untuk berdikusi tiap-tiap

pasangan. Setelah itu anggota kelompok lingkaran dalam bergerak

berlawanan arah dengan anggota kelompok lingkaran luar. Setiap

pergerakan itu akan terbentuk pasangan-pasangan baru. Pasangan-

pasangan ini wajib memberikan informasi berdasarkan hasil

diskusinya.

i. Bamboo dancing, pembelajaran dengan metode ini serupa dengan

metode inside outside circle.


25

j. Point counter point, metode pembelajaran ini dipergunakan untuk

mendorong peserta didik berfikir dalam berbagai perspektif. Jika

metode pembelajaran ini dikembangkan, maka yang harus

diperhatikan adalah materi pembelajaran.

k. The power of two, seperti pada pembelajaran kooperatif lainnya,

praktik pembelajaran dengan metode the power of two diawali

dengan mengajukan pertanyaan. Diharapkan pertanyaan yang

dikembangkan adalah pertanyaan yang membutuhkan pemikiran

kritis.

l. Listening team, dalam pembelajaran ini ada beberapa langkah yaitu;

bagilah peserta didik menjadi 4 tim dan berilah tim-tim ini dengan

tugas-tugas (penanya, pendukung, penentang, dan penarik

kesimpulan), dan setelah itu penyaji memaparkan laporan hasil

penelitiannya, setelah beri waktu kepada tiap kelompok untuk

menyelesaikan tugas sesuai dengan perannya masing-masing.

d. Langkah-langkah Pembelajaran Cooperative Learning

Pembelajaran dengan menggunakan metode Cooperative Learning,

aktivitas yang akan dilakukan oleh guru selama mengajar adalah

melakukan beberapa langkah. Pembelajaran kooperatif ini terdapat 6

langkah utama di dalam pelajaran yang menggunakan pembelajaran

kooperatif. Adapun langkah-langkah pembelajaran Cooperative

Learning adalah sebagai berikut :


26

Tabel 2.2
Langkah-Langkah Pembelajaran Cooperative Learning21

No Fase Tingkah Laku Guru


Guru menyampaikan semua tujuan
Fase-1
pelajaran yang ingin dicapai pada
1. Menyampaikan tujuan
pelajaran tersebut dan memotivasi
dan motivasi siswa
siswa belajar
Guru menyajikan informasi kepada
Fase-2
2. siswa dengan jalan demonstrasi atau
Menyajikan informasi
lewat bahan bacaan
Guru menjelaskan kepada siswa
Fase-3
bagaimana caranya membentuk
Mengorganisasikan
3. kelompok belajar dan membantu
siswa kedalam
setiap kelompok agar melakukan
kelompok kooperatif
transisi secara efisien
Fase-4
Guru membimbing kelompok-
Membimbing
4. kelompok belajar pada saat mereka
kelompok bekerja dan mengerjakan tugas mereka
belajar
Guru mengevaluasi hasil belajar
Fase-5 tentang materi yang telah dipelajari
5.
Evaluasi atau masingmasing kelompok
mempresentasikan hasil kerjanya
Fase-6 Guru mencari-cari cara untuk
6. Memberikan menghargai baik upaya maupun hasil
penghargaan belajar individu dan kelompok

Dalam fase pertama, guru menyampaikan semua tujuan

pembelajaran dalam materi yang akan dibahas lalu, guru juga

memotivasi siswa yang ada hubungannya dengan materi yang akan

dibahas. Fase kedua, guru menginformasi kepada siswa atau mentranser

keilmuannya kepada siswa tentang memateri yang dibahas melalui

beberapa sumber bacaan. Fase ketiga, guru menjelaskan kepada siswa

terkait masalah pembentukan kelompok belajar dan juga bagaimana

berdiskusi dalam hal ini yaitu transisi efisien. Fase keempat, yaitu guru

21
Trianto, Op.Cit., hal. 66-67
27

membimbing dan juga mengarahkan siswa dalam mengerjakann tugas

atau dalam memecahkan masalah yang harus dipecahkan bersama-sama

dengan satu dan lainnya dalam kelompok belajar. Fase kelima, yaitu

guru mengevaluasi siswa dengan tujuan untuk mengetahui seberapa jauh

pemahaman atau kawasan mereka dalam menguasai materi pelajaran

atau masing-masing kelompok mempresentasikan hasil diskusi atau

hasil belajar bersama mereka. Fase keenam, yaitu guru memberikan

penghargaan kepada siswa. Dalam hal ini guru mencari- banyak cara

untuk menghargai hasil kerja kelompok siswa. Penghargaan dapat

bervariasi, diantaranya penghargaan berupa nilai, penghargaann berupa

sanjungan, penghargaan berupa hadiah.

e. Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Cooperative Learning

Setiap segala sesuatu pasti ada kelebihan dan juga kekurangan.

Termasuk model pembelajaran, seperti model pembelajaran dengan

metode pembelajaran Cooperative Learning ini, mempunyai kelebihan

dan juga kekurangan. Adapun kelebihan dan kekurangan Cooperative

Learning :

a. Kelebihan Cooperative Learning


Jarolimek & Parker dalam bukunya Isjoni, mengatakan

keunggulan yang diperoleh dalam pembelajaran ini adalah:22

1) Saling ketergantungan yang positif,


2) Adanya pengakuan dalam merespon perbedaan individu,
3) Siswa dilibatkan dalam perencanaan dan pengelolaan kelas,

22
Isjoni, Op.cit., hlm 24
28

4) Suasana kelas rileks dan menyenangkan,


5) Terjalin hubungan yang hangat dan bersahabat antara siswa
dengan guru,
6) Memiliki banyak kesempatan untuk mengekspresikan
pengalaman serta emosi yang menyenangkan.
b. Kekurangan Cooperative Learning
Menurut Isjoni, kelemahan atau kekurangan Cooperative

Learning bersumber dari dua faktor yaitu dari dalam (intern) dan

faktor dari luar (ekstern).23 Akan tetapi, dalam hal ini Isjoni hanya

menyebutkan faktor dari dalam saja. Berikut keterangannya :

1) Guru harus mempersiapkan pembelajaran secara matang,


disamping itu memerlukan lebih banyak tenaga, pemikiran dan
waktu,
2) Agar proses pembelajaran berjalan dengan lancar maka
dibutuhkan dukungan fasilitas, alat dan biaya yang cukup
memadai,
3) Selama kegiatan diskusi kelompok berlangsung, ada
kecenderungan topik permasalahan yang sedang dibahas meluas
sehingga banyak yang tidak sesuai dengan waktu yang telah
ditentukan,
4) Saat diskusi kelas, terkadang didominasi seseorang, hal ini
mengakibatkan siswa yang lain menjadi pasif.

2. Aktivitas Belajar

a. Pengertian Aktivitas Beajar

Menurut Anton M.Mulyono aktivitas artinya kegiatan atau

keaktifan. Jadi segala sesuatu yang dilakukan atau kegiatan-kegiatan

23
Ibid., hlm. 25
29

yang terjadi baik fisik maupun non-fisik, merupakan suatu

aktivitas.Sedangankan menurut Sriyono aktivitas adalah segala kegiatan

yang dilaksanakan baik secara jasmani atau rohani. Aktivitas belajar

merupakan segala kegiatan yang dilakuakan dalam proses interaksi

(guru dan siswa) dalam rangka mencapai tujuan belajar.

Aktivitas belajar adalah penekanannya pada siswa, sebab dengan

adanya aktivitas siswa dalam proses pembelajaran terciptalah situas

belajar aktif. Rochman Natawijaya dalam Depdiknas belajar aktif adalah

suatu aitem belajar mengajar yang menekankan keaktifan siswa secara

fisik, mental intelektual dan emosional guna memperoleh hasil belajar

berupa perpaduan antara aspek kognitif, akfektif dan psikomotor.24

Keaktifan siswa selama proses belajar mengajar merupakan salah

satu indikator adanya keinginan atau motivasi siswa untuk belajar. Siswa

dikatan diberikan guru, mampu mejawab pertanyaan, senang diberi

tugas belajar, dan lain sebaginya.

Aktivitas belajar terjadi dalam suatu konteks perencanaan untuk

mencapai suatu perubahan tertentu. Aktivitas belajar menggunakan

seluruh potensi individu sehingga akan terjadi perubahan perilaku

tertentu. Dalam pembelajaran, siswa perlu mendapatkan kesempatan

untuk melakukan aktivitas. Ada beberapa temuan baru dalam psikologi

perkembangan dan psikologi belajar yang mengemukakan pandangan

24
Rusman, Belajar dan Pembelajaran Berbasis Komputer, Jakarta: Alfabet 2013, hal. 96
30

bahwa siswa dalam belajar harus mendapatkan kesempatan untuk

melakukan aktivitas.25

Belajar pada hakekatnya adalah proses perubahan tingkah laku

berkat pengalaman dan latihan. Perubahan tingkah laku sebagai hasil

dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan-

kebutuhan hidupnya.26 Menurut Tohirin dilakukan individu untuk

memperoleh suatu perubahan prilaku baru yang secara keseluruhan

sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan

lingkungannya.27

Aktivitas belajar dapat dilihat dari kegiatan siswa selama

pembelajaran. Dalam interaksi belajar mengajar, guru berperan sebagai

pembimbing. Guru harus berusaha menghidupkan dan memberikan

motivasi agar terjadi interaksi yang kondusif, guru harus siap sebagai

mediator dalam segala situasi proses belajar mengajar, sehingga guru

merupakan tokoh yang akan dilihat dan akan ditiru tingkah lakunya oleh

siswa. Guru sebagai fasilitator akan memimpin terjadinya interaksi

belajar mengajar.28

Proses belajar itu berbeda dengan proses kematangan. Kematangan

adalah proses di mana tingkatan laku dimodifikasi sebagai akibat dari

pertumbuhan dan perkembangan strukur serta fungsi jasmani, dengan

demikian, tidak setiap perubahan tingkah laku pada diri individu adalah

25
Ibid. hal. 97
26
Tohirin, Psikologi Belajar Pendidikan Agama Islam, Pekanbaru: 2000, hal. 60
27
Ibid, . hal. 61
28
Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta: Rajawali Pers, 2011, hal. 96
31

merupakan hasil aktivitas belajar siswa. 29 Jadi aktivitas belajar siswa

dalam belajar dapat merangsang dan mengembangkan bakat yang

dimilikinya, berfikir kritis, dan dapat memecahkan permasalahan-

permasalahan dalam kehidupan sehari-hari. Aktivitas belajar dapat

diidefinisikan sebagai berbagai aktivitas yang diberikan pada pembelajar

dalam situasi belajar-mengajar. Aktivitas belajar ini didesain agar

memungkinkan siswa memperoleh muatan yang ditentukan, sehingga

berbagai tujuan yang ditetapkan, terutama maksud dan tujuan

kurikulum, dapat tercapai.30

Berkaitan dengan aktivitas belajar, harus diperhatikan pula strategi

belajar mengajar-mengajar yang efektif, yang dapat dikelompokkan

sebagai berikut:

1) Pengajaran expository

Pengajaran expository atau penjelasan rinci ini melibatkan

pengiriman informasi dalam arah tunggal, dari suatu sumber ke

pembelajaran. Contohnya dari pengajaran ini adalah ceramah,

demontrasi, tugas membaca dan presentasi audio visual.

2) Pengajaran interaktif

Hakitnya, pengajaran ini sama dengan pengajaran expository.

Perbedaannya, dalam pengajaran interaktif terdapat dorongan yang

disengaja ketika terjadi interaksi antara guru dan pembelajaran yang

29
Wasty Soemanto, Psikologi Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta, 2012, hal. 105
30
Oemar Hamalik, Dasar-Dasar Pengembagan Kurikulum, Bandung, PT Remaja Rosdakarya
hal.179
32

biasanya berbentuk pemberian pertanyaan. Pada dasarnya, dalam

pendekatan ini pembelajar lebih aktif, dan keterampilan berpikir

ditingkatkan melalui unsure interaktif.

3) Pengajaran atau diskusi kelompok kecil

Karakteritis pokok dari strategi ini melibatkan pembagaian kelas

dalam kelompok-kelompok kecil yang berkerja relative bebas, untuk

mencapaikan suatu tujuan.

4) Pengajaran inkuir atau pemecahan masalah.

Ciri utama strategi ini adalah aktifnya pembelajaran dalam

penentuan jawaban dari berbagai pertanyaan serta pemecahan

masalah.

5) Strategi belajar-mengajar

Staregi belajar mengajar lainnya yang relative lebih baru adalah

Cooperative Learning, community service project, mastered

learning, dan project approach.31

Penjelasan diatas menunjukkan bahwa terdapat berbagai kegiatan

siswa dalam proses pembelajaran salah satunya yaitu membaca.

Membaca sangat diperlukan oleh siswa, karena dengan membaca siswa

akan memperoleh banyak ilmu pengetahuan.

b. Macam-macam Aktivitas Belajar Siswa

Aktivitas belajar itu banyak sekali macamnya maka para ahli

mengadakan klasifikasi atas macam-macam aktivitas tersebut. Menurut

31
Ibid hal.180
33

Ramayulis aktivitas mencakup aktivitas jasmani dan rohani. 32 Paul D.

Dierich membagi kegiatan belajar dalam 8 kelompok yaitu:

1) Kegiatan-kegiatan visual contohnya: Membaca, melihat


gambargambar, mengamati eksperimen, demontrasi, pemeran, dan
mengamati orang lain bekerja atau bermain.
2) Kegiatan-kegiatan lisan (oral) contohnya: Mengemukakan suatu
fakta atau prinsip menghubungkan suatu kejadian mengajukan
pertanyaan, memberi saran, mengemukakan pendapat, wawancara,
diskusi,dan interupsi.
3) Kegiatan-kegiatan mendengarkan contohnya: Mendengarkan
penyajian bahan, mendengarkan percakapan atau diskusi kelompok,
mendengarkan suatu permainan, mendengarkan radio.
4) Kegiatan-kegiatan menulis contohnya: Menulis cerita, menulis lapor,
memeriksa karangan, bahan-bahan kopi, membuat rangkuman,
mengerjakan tes, dan mengisi angket.
5) Kegiatan-kegiatan mengambar contohnya: Menggambar, membuat
grafik, chart, diagaram peta, dan pola.
6) Kegiatan-kegiatan metrik contohnya: Melakukan percobaan,
memilih alat-alat, melaksanakan pemeran, membuat model,
menyelenggarakan permainan, menari, dan berkebun.
7) Kegiatan-kegiatan mental contohnya: Merenungkan, mengingat,
memecahkan masalah, menganalisis, factor-faktor, melihat,
hubungan-hubungan, dan membuat keputusan.
8) Kegiatan-kegiatan emosional contohnya: Minat, membedakan,
berani, tenang, dan lain-lain. Kegiatan-kegiatan dalam kelompok ini
terdapat dalam semua jenis kegiatan dan overlap satu sama lain.33

Selanjutnya menurut Getrude M.Whipple membagi kegiatan-

kegiatan siswa sebagai berikut:

a. Bekerja dengan alat-alat visual


1) Mengumpulkan gambar-gambar dan bahan-bahan ilustrasi
lainnya.
2) Mempelajari gambar-gambar, stereograph slide flim, khusus
mendengarkan penjelasan, mengajukan pertanyaan-pernyataan.
3) Mengurangi pameran.
4) Mencatat pernyataan-pernyataan yang menarik minat, sambil
mengamati bahan-bahan visual.
5) Memilih alat-alat visual ketika memberikan laporan lisan.
6) Menyusun pameran, menulis tabel.

32
Martinis Yamin. Kiat Membelajar Siswa, Jakarta: Gaung Persada Press. hal. 85
33
Oemar Hamalik, Kurikulum Dan Pembelajaran, Jakarta: PT. Bumi Aksara,2007. hal. 90
34

7) Mengatur file material untuk mengunakan kelak.34

b. Ekskursi dan trip


1) Mengujungi museum, akuarium, dan kebun binatang.
2) Mengundang lembaga-lembaga/ jawatan-jawatan yang dapat
memberikan keterangan dan bahan-bahan.
3) Menyasikan demontrasi, seperti proses produksi di pabrik sabun,
proses penerbitan surat kabar, dan proses penyiaran televisi.

c. Mempelajari masalah-masalah
1) Mencari informasi mendalam menjawab pertanyaan-pertanyaan
penting.
2) Mempelajari ensiklopedi dan referensi.
3) Membawa buku-buku dari rumah dan perpustakaan umum untuk
melengkapi seleksi sekolah.
4) Mengirim surat kepada badan-badan bisnis untuk memperoleh
informasi dan bahan-bahan.
5) Melaksanakan petunjuk-petunjuk yang diberikan oleh guidence
yang telah disiarkan oleh guru.
6) Membuat catatan-catatan sebagai persiapan diskusi dan laporan.
7) Menafsirkan peta, menentukan lokasi-lokasi.
8) Melakukan eksperimen, misalnya membuat sabun.
9) Menilai informasi dari berbagai sumber, menetukan kebenaran
atas pertanyaan-pertanyaan yang bertentangan.
10) Mengorganisasi bahan bacaan sebagai persiapan diskusi atau
laporan lisan.
11) Mempersiapkan dan memberikan lapoaran-laporan lisan yang
menarik dan bersifat formatif.
12) Membuat rangkuman, menulis laporan dengan maksud tertentu.
13) Mempersiapakan daftar bacaan yang digunakan dalam belajar.
14) Men-skin bahan untuk menyusun subjek yang menarik untuk
studi lebih lanjut.35

d. Mengapresiasi literatur
1) Membaca cerita-cerita menarik.
2) Mendengarkan bacaan untuk kesenagan dan informasi.

e. Ilustrasi dan konstruksi


1) Membuat blue print.
2) Menggambar dan membuat peta, relief map, pictorial map.
3) Membuat poster.

34
Ibid. hal. 87
35
Ibid. hal. 88
35

4) Membuat ilustrasi, peta, diagaram untuk sebuah buku.


5) Menyusun rencana permainan.
6) Menyiapkan suatu frieze.
7) Membuat artikel untuk pameran

f. Bekerja menyajikan informasi


1) Menyarahkan cara-cara penyajian informasi yang menarik.
2) Menyensor bahan-bahan dan buku-buku.
3) Menyusun bulletin board secara up to date.
4) Merencanakan dan melaksanakan suatu program assembly.
5) Menulis dan menyajiakan dramatisasi.

g. Cek dan tes


1) Mengerjakan informasi dan standardize test.
2) Meyiapkan tes-tes untuk murid lain.
3) Menyusun grafik perkembagan.3613

Terdapat 9 aspek untuk menumbuhkan aktivitas peserta didik dalam

kegiatan pembelajaran yaitu:37

1) Memberikan motivasi pada peserta didik untuk aktif dalam kegiatan


pembelajaran.
2) Memberikan penjelasan pada peserta didik mengenai tujuan yang
akan dicapai dalam pembelajaran.
3) Mengingatkan kompetensi prasyarat.
4) Memberikan topik atau permasalahan sebagai stimulus peserta didik
untuk berpikir terkait dengan materi yang akan dipelajari.
5) Memberikan petunjuk kepada peserta didik cara mempelajarinya
6) Memunculkan aktivitas dan partisipasi peserta didik dalam kegiatan
pembelajaran.
7) Memberikan umpan balik (feedback).
8) Memantau pengetahuan peserta didik dengan memberikan tes.
9) Menyimpulkan setiap materi yang disampaikan di akhir pelajaran.

36
Oemar Hamalik, OP Cit. hal. 173
37
Martinis Yamin, 2007. Kiat Membelajarkan Siswa. Jakarta. Gaung Persada Press dan
Center for Learning Innovation (CLI). hal. 84
36

Beberapa cara di atas yang dilakukan untuk menumbuhkan aktivitas

belajar peserta didik. Tentunya, dalam hal ini guru menjadi pendorong

bagi peserta didik dalam belajar. Guru mampu melaksanakan perannya

terhadap peserta didik dalam belajar, membimbing, mengarahkan

bahkan memberikan tes untuk mengukur seberapa besar kemampuan

peserta didik dalam pembelajaran.

c. Nilai Aktivitas dalam Pembelajaran

Aktivitas peserta didik dalam kegiatan pembelajaran merupakan hal

yang penting. Adanya aktivitas peserta didik dalam kegiatan belajar

membawa nilai yang besar bagi pembelajaran. Aktivitas belajar yang

maksimal akan menunjukkan bahwa pembelajaran berlangsung dengan

baik dan optimal, sehingga pembelajaran lebih berkualitas.

Menurut Oemar Hamalik, penggunaan asas aktivitas memberikan

nilai yang besar bagi pembelajaran. Hal tersebut dikarenakan oleh: 38

1) Peserta didik mencari pengalaman sendiri dan langsung mengalami


sendiri dalam belajar.
2) Berbuat sendiri akan mengembangkan seluruh aspek pribadi peserta
didik secara integral.
3) Memupuk kerja sama antar peserta didik sehingga peserta didik
mampu bekerjasama dengan baik dan harmonis.
4) Peserta didik bekerja menurut minat dan kemampuan sendiri.
5) Memupuk terciptanya disiplin kelas dan suasana belajar menjadi
demokratis.
6) Mempererat hubungan sekolah dengan masyarakat, dan hubungan
antara orang tua dengan guru.

38
Hamalik, Oemar. 2011. Proses Belajar Mengajar. Jakarta. PT Bumi Aksara. hal. 175
37

7) Pengajaran diselenggarakan untuk mengembangkan pemahaman


dan berpikir kritis peserta didik.
8) Pengajaran di sekolah menjadi hidup dengan aktivitas peserta didik.

Nilai-nilai aktivitas tersebut memberikan pengaruh positif. Bukan

hanya dalam kegiatan pembelajaran saja, tetapi juga memberikan

pengaruh bagi hubungan antara orang tua dengan sekolah. Hal-hal

konkrit yang menjadi bahan kajian juga menuntun peserta didik menjadi

lebih kritis dalam berpikir dan bertindak.

B. Penelitian yang Relevan

Pengkajian serta kontektualisasi mengenai Metode Cooperative

Learning telah banyak dijadikan obyek studi dalam penelitian. Penelitian

tentang Metode Cooperative Learning telah dilakukan diantaranya adalah:

1. Penelitian dari Diyah Kurniasih yang berjudul "Penerapan Model

Cooperative Learning Untuk Meningkatkan Keaktifan Peserta Didik Pada

Mata Pelajaran Ipa Kelas V Sd Negeri 2 Glagah Tahun Pelajaran 2019/2020

Temon". Dari penelitian ini disimpulkan bahwa Setelah dilakukan

penelitian diperoleh hasil yang menunjukkan adanya peningkatan

keaktifan siswa kelas V SD Negeri 2 Glagah pada Mata Pelajaran IPA

dengan persentase pada siklus pertama 52% pda kategori sedang kemudian

mengalami peningkatan pada siklus kedua dengan prosentase 61% pada

kategori tinggi. Selain keaktifan siswa yang mengalami peningkatan, hasil

belajar yang diperoleh peserta didik pun juga meningkat yaitu dengan

prosentase pada siklus pertama 65% termasuk kategori tinggi dan pada

siklus kedua meningkat menjadi 81%


38

termasuk pada kategori sangat tinggi. Berdasarkan hasil yang diperoleh

oleh peneliti dapat disimpulkan bahwa pembelajaraan kooperatif mampu

meningkatkan keaktifan dan hasil belajar peserta didik.

2. Penelitian dari Sari Astuti yang berjudul "Upaya Meningkatkan Keaktifan

Belajar Siswa Melalui Cooperative Learning Jigsaw Pada Mata Pelajaran

IPS Kelas VIII Smp Negeri 1 Puring Kabupaten Kebumen". Dari penelitian

ini disimpulkan bahwa melalui Cooperative Learning Jigsaw dapat

meningkatkan keaktifan serta hasil belajar siswa. Data awal menunjukan

jumlah persentase keaktifan belajar siswa sebelum diadakan penelitian

sebesar 60,00%, jumlah tersebut dinilai belum memenuhi indikator

keberhasilan. Pada siklus I, persentase keaktifan siswa meningkat menjadi

73,125%, dan pada siklus II meningkat menjadi 93,125%. Hasil belajar

siswa juga mengalami peningkatan, data yang diperoleh menunjukan rata-

rata hasil belajar siswa sebelum diadakan penelitian adalah 73,25 dengan

ketuntasan belajar sebesar 59,375%. Pada siklus I dan siklus II mengalami

peningkatan yakni: pada siklus I rata-rata meningkat menjadi 76,56 dengan

ketuntasan belajar sebesar 71,875%, sedangkan pada siklus II meningkat

menjadi 85,94 dengan ketuntasan belajar sebesar 87,50%.

3. Penelitian dari Istiyani yang berjudul "Penerapan Model Pembelajaran

Cooperative Learning Tipe Giving Question And Getting Answer Untuk

Meningkatkan Keaktifan Belajar Ipa Pada Peserta Didik Kelas IV Min 2

Bandar Lampung". Dari penelitian ini disimpulkan bahwa keaktifan


39

belajar peserta didik mengalami peningkatan dari tiga aspek sebesar siklus

I 64,14%, siklus II rata-rata kekatifan belajar peserta didik sebesar 72,52%

dan pada siklus III sebesar 85,52%. Pada akhir Siklus penelitian ini

dikatakan berhasil karena telah memenuhi kriteria keberhasilan yaitu 80%.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran

Cooperative Learning tipe giving question and getting answer di kelas IV

MIN 2 Bandar Lampung dapat meningkatkan kekatifan belajar peserta

didik pada mata pelajaran IPA pada tema: peduli lingkungan hidup,

berbagai pekerjaan, pahlawanku.

C. Hipotesis Tindakan

Penerapan metode Cooperative Learning pada mata pelajaran Akidah

Akhlak dapat meningkatkan aktivitas belajar peserta didik di kelas IV MIS

Baitul Huda Kecamatan Baleendah Kabupaten Bandung pada materi

Indahnya Kalimat Tayyibah.


40

BAB III
METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Bentuk penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (classroom action

research). Penelitian tindakan dalam bidang pendidikan yang dilaksanakan

dalam kawasan kelas dengan tujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan

kualitas pembelajaran. Penelitian tindakan kelas merupakan suatu bentuk

penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu

untuk memperbaiki atau meningkatkan praktik-praktik pembelajaran di kelas

secara lebih professional penelitian tindakan kelas berupaya meningkatkan dan

mengembangkan profesionalisme guru dalam menunaikan kewajibannya.39

Menurut Kemmis dan Mc. Taggart dalam, PTK adalah studi yang

dilakukan untuk memperbaiki diri sendiri, pengalaman kerja sendiri, yang

dilaksanakan secara sistematis, terencana dan dengan sikap mawas diri. 40

Arikunto menyatakan bahwa penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang

dilakukan di kelas dengan tujuan memperbaiki atau meningkatkan mutu

praktek pembelajaran dikelas.41

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) disusun untuk mengembangkan

kemampuan dalam mendeteksi dan memecahkan masalah-masalah pendidikan

dan pembelajaran melalui tindakan bermakna yang diperhitungkan dapat

39
Mahmud, 2011. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Pustaka Setia.Muchlis, hal. 199
40
Mansur, Ahmad. 2009, Metode Penelitian dan Teknik Penulisan Laporan Karya Ilmiah,
Universitas Padjajaran, Bandung. hal. 8
41
Arikunto, Suharsimi. dkk. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara. hal.2
41

memecahkan masalah atau memperbaiki situasi dan kemudian secara cermat

mengamati pelaksanaannya untuk mengukur tingkat keberhasilannya.

Penelitian tindakan kelas secara hakiki adalah mewujudkan proses

penelitian yang memiliki daya guna dan manfaat ganda. Peneliti akan

memperoleh informasi yang berkaitan dengan permasalahan pendidikan dan

pembelajaran. Sementara subjek yang diteliti akan mendapatkan manfaat

langsung dari adanya tindakan nyata. Penelitian tindakan kelas ini dilakukan

untuk meningkatkan aktivitas belajar peserta didik dalam pembelajaran akidah

akhlak.

B. Setting Penelitian

Penelitian ini dilakukan di MIS Baitul Huda Kecamatan Baleendah

Kabupaten Bandung. Waktu penelitian dilakukan dari tanggal 25 Oktober

sampai dengan tanggal 20 November 2019 pada semester 1 (satu) Tahun

Pelajaran 2019/2020.

C. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah peserta didik kelas IV MIS Baitul Huda

Kecamatan Baleendah Kabupaten Bandung yang terdiri dari 7 laki-laki dan 8

perempuan.

D. Fokus Tindakan

1. Kinerja Guru

a. Meningkatkan kemampuan guru membuat Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP) dalam penerapan metode diskusi untuk

meningkatkan aktivitas belajar peserta didik tentang materi Kalimat


42

Tayyibah pada mata pelajaran akidah akhlak di Kelas IV MIS Baitul

Huda Kecamatan Baleendah Kabupaten Bandung.

b. Meningkatkan kemampuan guru mengelola pembelajaran dalam hal

memfungsikan penerapan metode diskusi.

c. Meningkatkan kemampuan guru mengelola pembelajaran terutama

dalam hal p]enerapan metode diskusi untuk meningkatkan aktivitas

belajar peserta didik tentang materi Kalimat Tayyibah pada mata

pelajaran akidah akhlak di Kelas IV MIS Baitul Huda Kecamatan

Baleendah Kabupaten Bandung.

2. Aktivitas Peserta didik

a. Meningkatkan respon dan keberanian peserta didik untuk bertanya

dalam pembelajaran akidah akhlak melalui penerapan metode diskusi.

b. Meningkatkan aktivitas belajar peserta didik pada pembelajaran akidah

akhlak pada materi Kalimat Tayyibah melalui metode diskusi.

E. Rancangan Penelitian

Ada beberapa ahli yang mengemukakan model penelitian tindakan

dengan bagan yang berbeda, namun secara garis besar terdapat empat tahapan

yang lazim dilalui, yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan (observasi),

dan refleksi. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan model Kemmis dan

Taggart, dimana penelitian dilakukan dalam dua siklus yang terdiri dari empat

komponen dalam setiap siklus, yaitu tahap perencanaan (planning), tindakan

(acting), observasi (observing) dan refleksi (reflecting). Setelah implementasi

satu siklus, kemudian diikuti dengan adanya perencanaan ulang dengan


43

melanjutkan ide utama dalam siklus tersendiri sampai beberapa siklus.42 Secara

sederhana prinsip pelaksanaan penelitian tindakan kelas menurut Kemmis &

Mc Taggart dapat digambarkan sebagai berikut:43

Gambar 3.1 Penelitian Tindakan Kelas Model Spiral

Secara rinci prosedur pelaksanaan rancangan penelitian tindakan kelas

untuk setiap siklus dapat diuraikan sebagai berikut:

Siklus I

1. Perencanaan

Pada tahap ini peneliti merumuskan dan mempersiapkan: rencana jadwal

pelaksanaan tindakan, rencana pelaksanaan pembelajaran, materi/bahan

pelajaran sesuai dengan pokok bahasan, lembar tugas peserta didik, lembar

42
Nur Hamim dan Husniyatus S. 2009. Penelitian Tindakan Kelas, Surabaya: Revka Petra
Media. hal. 68
43
Kemmis dan Taggrat 1990. Model Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.
44

penilaian hasil belajar, instrumen lembar observasi, dan mempersiapkan

kelengkapan lain yang diperlukan dalam rangka analisis data.

2. Pelaksanaan

Pelaksanaan tindakan disesuaikan dengan setting tindakan yang telah

ditetapkan dalam rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).

3. Pengamatan/Observasi

Pengamatan saat proses pembelajaran berlangsung dilakukan pengamatan

terhadap perilaku peserta didik. Pengamatan dilakukan untuk mengetahui

sikap dan perilaku peserta didik terhadap pembelajaran Akidah Akhlak

materi asmaul husna dengan metode diskusi. Pelaksanaan pengamatan mulai

awal pembelajaran ketika guru melakukan apersepsi sampai akhir

pembelajaran dengan menggunakan lembar pengamatan.

4. Refleksi

Refleksi merupakan kegiatan menganalisis semua data atau informasi yang

dikumpulkan dari penelitian tindakan yang dilaksanakan, sehingga dapat

diketahui berhasil atau tidaknya tindakan yang telah dilaksanakan dengan

tujuan yang diharapkan.

Siklus II

Berdasarkan refleksi pada siklus I, diadakan kegiatan - kegiatan untuk

memperbaiki rencana dan tindakan yang telah dilakukan. Langkah - langkah

kegiatan pada siklus II pada dasarnya sama seperti langkah - langkah pada

siklus I, tetapi ada beberapa perbedaan kegiatan pembelajaran pada siklus II

sebagai bentuk evaluasi pada siklus I.


45

1. Perencanaan

Sebagai tindak lanjut siklus I, dalam siklus II dilakukan perbaikan. Peneliti

mencari kekurangan dan kelebihan pada pembelajaran membuat ringkasan

wacana pada siklus I. Kelebihan yang ada pada siklus I dipertahankan pada

siklus II, sedangkan kekurangannya diperbaiki. Peneliti memperbaiki

rencana pelaksanaan pembelajaran berdasarkan siklus I. peneliti juga

menyiapkan lembar observasi untuk mengetahui kemampuan peserta didik

memahami materi khitan dengan metode diskusi.

2. Pelaksanaan Tindakan

Proses tindakan pada siklus II dengan melaksanakan proses pembelajaran

berdasarkan pada pengalaman hasil dari siklus I. Dalam tahap ini peneliti

melaksanakan proses pembelajaran berdasarkan Tindakan pada siklus I,

perbedaannya adalah pada siklus II dilaksanakan dengan cara

menyederhanakan materi pembelajaran.

3. Pengamatan

Adapun yang diobservasi pada siklus II sama seperti siklus I, meliputi: hasil

tes dan nontes. Pedoman pengamatan pada siklus II memperhatikan

instrumen serta kriteria seperti pada siklus I.

4. Refleksi

Refleksi merupakan kegiatan menganalisis semua data atau informasi yang

dikumpulkan dari penelitian tindakan yang dilaksanakan, sehingga dapat

diketahui berhasil atau tidaknya tindakan yang telah dilaksanakan pada

siklus II dengan tujuan yang diharapkan.


46

F. Teknik Pengumpulan Data

1. Jenis Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data

kualitatif dan kuantitatif yang terdiri dari:

a. Data tentang keaktifan peserta didik.


b. Data tentang kerjasama peserta didik.
c. Data tentang pelaksanaan pembelajaran oleh guru.
d. Data tentang evaluasi hasil belajar peserta didik.

2. Teknik Pengumpulan Data

a. Metode Observasi

Dalam menggunakan metode observasi cara yang paling efektif adalah

melengkapinya dengan format atau blangko pengamatan sebagai

instrumen. Dapat dikemukakan pengamatan yang dilakukan oleh

peneliti adalah untuk mengetahui proses belajar mengajar di kelas.

Aspek yang akan diamati adalah aktivitas peserta didik dan guru dalam

pembelajaran.

Dalam observasi penelitian juga mencatat setiap gejala perubahan

selama pembelajaran dan disesuaikan dengan konsep atas

indikatornya. Pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi

selama pembelajaran berlangsung yaitu dengan:

1) Melaksanakan tes berupa evaluasi proses dan hasil belajar serta

membuat rentang nilai hasil ulangan.

2) Membandingkan rata-rata hasil tes, yaitu: dari nilai rata-rata prasiklus,

siklus I, siklus II, dan siklus berikutnya.

3) Menyimpulkan temuan-temuan hasil observasi, yaitu catatancatatan

lapangan
47

b. Wawancara

Pengunaan metode interviu (wawancara) merupakan pertanyaan pertanyaan

yang diajukan secara verbal kepada orang-orang yang dianggap dapat

memberikan informasi atau penjelasan hal-hal yang dianggap perlu. Dalam

hal ini, orang-orang yang diwawancarai dapat termasuk beberapa orang

peserta didik dan guru. Mereka disebut informan kunci atau key informants.

Pada pelaksanaannya kegiatan wawancara ini merupakan wawancara

terstruktur yang pada awalnya peneliti sudah mempersiapkan bahan yang

akan dipertanyakan terlebih dahulu. Sehingga pada saat proses wawancara

tersebut berlangsung maka peneliti tidak ragu untuk mengungkapkannya.

c. Tes Unjuk Kerja

Tes unjuk kerja yang digunakan untuk menjaring data mengenai

peningkatan hasil belajar peserta didik khususnya mengenai penggunaan

metode diskusi ialah dengan tes lisan yang merupakan tes kemampuan

berbicara dengan mengomentari persoalan faktual, tes ini berbentuk diskusi

kelompok yang hasil diskusi tersebutkemudian disampaikan secara lisan

serta bersifat kreatif. Alat tes ini digunakan untuk mengumpulkan data

berupa wacana yang ditulis oleh subyek penelitian.

G. Teknik Analisis Data

Analisis data dilakukan pada setiap siklus pembelajaran dengan

menggunakan tahapan sebagai berikut:


48

1. Teknik Triangulasi

Menurut Hermawan, yaitu “Suatu cara untuk mendapatkan keakuratan data

dengan menggunakan berbagai cara/prosedur/metode, agar data yang

diperoleh dapat dipercaya kebenarannya”. Triangulasi yang dipilih adalah

instrumental triangulation, yaitu menggunakan berbagai alat atau instrumen

agar data yang terkumpul lebih akurat. Dalam hal ini, peneliti menggunakan

pedoman observasi dan pengukuran hasil belajar.44

2. Teknik Saturasi (Kejenuhan)

Menurut Hopkin dalam Kanda dalam Titim, ‘Karena keterbatasan waktu

dalam penelitian waktu dalam penelitian, saturasi juga dijadikan salah satu

teknik validasi data’. Dengan teknik ini peneliti memastikan bahwa tindakan

dan hasil penelitian ditetapkan batas optimal keberhasilan tindakan yang

realistis dan pragmatis.45

3. Teknik Coding/Labeling

Menurut Hopkin dalam Kanda, yaitu ‘Penetapan atau pengelompokkan jenis

kinerja yang diobservasi dan direfleksi pada setiap siklus tindakan meliputi

kinerja merancang rencana dan instrumen pembelajaran. Dalam coding ini

kinerja yang dipilih untuk diimplementasikan alat peraga adalah instrumen

aktivitas peserta didik, instrumen kinerja guru, wawancara, catatan lapangan

dan hasil belajar peserta didik.46

44
Hermawan, dkk. (2007). Metode penelitian Pendidikan SD. Bandung: UPI Press. hal. 115
45
Kanda. (2001). Penelitian Tindakan Kelas. Dirjen Dikti. Proyek Pendidikan Guru Sekolah
Dasar. hal. 35
46
Ibid.
49

H. Instrument Penelitian

1. Instrument pengumpulan data adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh

peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan

hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, dan sistematis sehingga lebih

mudah diolah. Dalam penelitian ini, untuk kepentingan mengumpulkan data

digunakan beberapa instrument, antara lain:

2. Lembar instrumen observasi Lembar observasi berisi catatan yang

menggambarkan aktivitas peneliti dan peserta didik dalam kegiatan

pembelajaran yang dilakukan di kelas. Format lembar observasi yang

digunakan adalah format observasi sistematis yang berbentuk isian untuk

mengetahui tindakan selama proses pembelajaran.

3. Lembar instrument wawancara Wawancara dilakukan tidak terstruktur

kepada peserta didik, artinya wawancara hanya dilakukan kepada peserta

didik yang dipilih tentang aktivitas, tanggapan, dan sikap peserta didik

terhadap pembelajaran akidah akhlak.

4. Lembar instrument tes unjuk kerja Lembar tes unjuk kerja diberikan pada

setiap akhir pembelajaran pada masing-masing siklus dan bertujuan untuk

mengetahui pencapaian kemampuan kognitif peserta didik terhadap suatu

materi yang telah diberikan.


50

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di kelas IV MISBaitul Huda

Kecamatan Baleendah Kabupaten Bandung. Penelitian tindakan kelas ini

dilakukan dalam 2 siklus untuk menentukan bagaimana cara meningkatkan

aktivitas belajar peserta didik melalui metode Cooperative Learning dalam

pembelajaran Akidah Akhlak pada materi Indahnya Kalimat Tayyibah bagi

peserta didik kelas IV MIS Baitul Huda Kecamatan Baleendah Kabupaten

Bandung. Berdasarkan penelitian yang dilaksanakan, mulai dari pemeriksaan

tahap studi awal sampai pada siklus kedua diperoleh data sebagaiberikut:

1. Deskripsi Tahap Studi Awal

Data yang diperoleh dari observasi dengan guru kelas diperoleh

penjelasan bahwa masih ada beberapa peserta didik yang mendapatkan nilai

Akidah Akhlak yang belum memenuhi standar Kriteria Ketuntasan Minimal

(KKM) Akidah Akhlak yang ditetapkan di MIS Baitul Huda Kecamatan

Baleendah Kabupaten Bandung yaitu 75. Selain itu peserta didik juga

memiliki aktivitas belajar yang rendah dalam mengikuti pembelajaran

Akidah Akhlak.

Adapun kegiatan pembelajaran adalah sebagai berikut:


51

a. Kegiatan awal

Kegiatan awal dimulai dengan berdoa bersama, apersepsi guru

memberikan pertayaan tentang materi, selanjutnya guru menjelasakn

kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan.

b. Kegiatan inti

1) Guru menyuruh membuka buku paket Akidah Akhlak, buku paket

yang digunakan saat itu adalah buku Akidah Akhlak kelas IV

Madrasah Ibtidaiyah kemudian peserta didik mendengarkan

penjelasan dari guru.

2) Guru mencatatkan rangkuman dari apa yang dijelaskan di papan tulis,

kemudian peserta didik mencatatnya di buku tulis.

c. Kegiatan akhir

1) Pada akhir pembelajaran peserta didik diberi tugas mengerjakan LKS.


2) Guru membahas tugas yang dikerjakan peserta didik.
3) Guru menutup pelajaran dengan memberikan pekerjaan rumah (PR)
Dari hasil pengamatan yang dilakukan peneliti dengan menggunakan

lembar observasi aktivitas belajar peserta didik dapat diperoleh data dengan

rata-rata tertinggi adalah 4 dan skor terendah 1. Pengkategoriannya terdapat

pada tabel berikut:

Tabel 4.1
Kategori Aktivasi Belajar Peserta Didik

Rentang Skor Kategori


1,00 – 2,00 Rendah
2,10 – 3,00 Sedang
3,10 – 4,00 Tinggi
52

Dari hasil observasi tahap awal yang dilakukan pada tanggal 25

Oktober 2020 diperoleh gambaran aktivitas belajar peserta didik sebagai

berikut:

1) Pembelajaran masih berpusat pada guru. Guru kurang melibatkan

peserta didik dalam pembelajaran.

2) Pendekatan dalam pembelajaran yang digunakan oleh guru kurang

variatif. Pendekatan yang digunakan lebih kepada pemberian informasi

atau metode ceramah.

3) Peserta didik kurang disiplin dalam menikuti pembelajaran

4) Peserta didik masih sering berbicara sendiri saat guru sedang

menerangkan maupun saat pelajaran berlangsung.

5) Peserta didik masih tampak malu-malu dan takut untuk menyampaikan

pendapat atau bertanya kepada guru jika belum memahami materi.

6) Saat mengerjakan tugas individu, peserta didik masih tampak kurang

bersungguh-sungguh dan seringkali menanyakan jawaban kepada

peserta didik lain.

Skor aktivitas yang diperoleh dari observasi tahap awal terdapat pada

tabel 4.2 sebagai berikut:

Tabel 4.2
Hasil Observasi Aktivitas belajar Peserta didik Pra Siklus

Aktivitas Peserta Didik


No Nama Peserta Didik Kriteria
Skor Rata-rata %
1. Adila Rahma Maulida 8 1,60 40% Rendah
2. Amanda Maulida 11 2,20 55% Sedang
3. Azzura Tohary Putra 11 2,20 55% Sedang
4. Jayidah Masyhuroh 8 1,60 40% Rendah
53

5. Moch. Royyan 8 1,60 40% Rendah


Muhammad Alfian
6. 8 1,60 40% Rendah
Azhari Rojabi
Muhammad Fahad
7. 7 1,40 35% Rendah
Kautsar Ramdhan
Muhammad Syauqi
8. 7 1,40 35% Rendah
Ebany Alzam
Nazwan Muhamad Fikri
9. 9 1,80 45% Rendah
Al Qudsi
10. Novi Oktaviani 8 1,60 40% Rendah
11. Putri Novianti Bengkalis 11 2,20 55% Sedang
12. Risni Amelia 7 1,40 35% Rendah
13. Siti Nur Azizah 8 1,60 40% Rendah
14. Syifa Kamilatunnisa 8 1,60 40% Rendah
15. Yoga Aditya 6 1,20 30% Rendah
Jumlah Skor 125 25,00
Rata-rata 8,33 1,67 41,67

Dari data tersebut, dapat diperoleh bahwa skor rata-rata aktivitas

belajar peserta didik adalah 1,67 (Rendah). Ada 12 peserta didik yang

termasuk dalam kategori rendah, 3 peserta didik yang berkategori sedang

dan tidak ada peserta didik yang berkategori tinggi.

Secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa rata-rata aktivitas

belajar peserta didik kelas IV MIS Baitul Huda Kecamatan Baleendah

Kabupaten Bandung termasuk ke dalam kategori “Rendah”. Hal ini

disebabkan oleh pendekatan pembelajaran yang monoton dan

membosankan.

Dari kriteria Aktivitas belajar peserta didik pada kategori “tinggi”,

“sedang”, dan “rendah” pada pra siklus dapat dilihat melalui tabel

rekapitulasi aktivitas belajar belajar di bawa ini:


54

Tabel 4.3
Rekapitulasi Data Aktivitas Belajar Peserta didik Pra Siklus

Aktivitas Belajar Peserta Didik


No Kategori Pra Siklus Siklus
% % %
Siklus I II
1. Rendah 12 80,00%
2. Sedang 3 20,00%
3. Tinggi 0 0,00%

Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa permasalahan

yang dihadapi oleh guru dalam pembelajaran Akidah Akhlak adalah

kurangnya aktivitas belajar peserta didik dalam pembelajaran karena

penggunaan pendekatan pembelajaran yang kurang variatif sehingga

berdampak pada rendahnya kemampuan peserta didik dalam memahami

materi yang disampaikan guru.

Untuk mengatasi permasalahan tersebut, peneliti berusaha

memecahkannya dengan mencoba menerapkan pendekatan pembelajaran

yang dapat melibatkan peserta didik secara aktif dalam pembelajaran, yaitu

dengan menerapkan pembelajaran Akidah Akhlak dengan menggunakan

metode Cooperative Learning. Pembelajaran Akidah Akhlak dengan

menggunakan metode Cooperative Learning ini dipilih karena guru dapat

melihat secara langsung aktivitas belajar peserta didik dalam melaksanakan

kegiatan pembelajaran sehingga akan meningkatkan pemahaman peserta

didik terhadap materi pelajaran yang disampaikan oleh guru.


55

2. Deskripsi Hasil Penelitian

a. Siklus I

1) Perencanaan

Tahap pertama dalam penelitian tindakan kelas ini adalah

perencanaan. Peneliti dan guru menyamakan persepsi terhadap

permasalahan peserta didik, yaitu masih rendahnya aktivitas belajar

peserta didik pada pembelajaran Akidah Akhlak. Peneliti dan guru

selanjutnya merancang pelaksanaan pemecahan masalah dalam

kegiatan pembelajaran Akidah Akhlak. Berikut ini hasil dari

perencanaan siklus I:

a) Peneliti dan guru sepakat untuk menggunakan metode Cooperative

Learning kelompok dalam pembelajaran Akidah Akhlak untuk

meningkatkan kecerdasan aktivitas belajar peserta didik.

b) Peneliti dan guru sepakat untuk melaksanakan diskusi dalam

kelompok kecil, setiap kelompok terdiri dari 3-5 orang agar

pelaksanaan diskusi dapat maksimal dan setiap anggota kelompok

dapat berpartisipasi aktif.

c) Peneliti dan guru menetapkan waktu pelaksanaan penelitian

tindakan kelas. Penelitian dilaksanakan sesuai dengan jadwal mata

pelajaran Akidah Akhlak di MIS Baitul Huda Kecamatan Baleendah

Kabupaten Bandung.
56

d) Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), yang akan

digunakan oleh guru sebagai acuan dalam melaksanakan kegiatan

pembelajaran di kelas.

e) Menyiapkan sarana dan prasarana dalam kegiatan belajar mengajar

sesuai dengan materi dan metode yang akan dilaksanakan

f) Menyiapkan media (alat peraga) yang diperlukan dan sesuai dengan

materi yang akan diajarkan.

g) Menyusun dan menyiapkan instrumen penelitian.

2) Pelaksanaan

Tahap kedua dari penelitian ini adalah pelaksanaan tindakan.

Guru melaksanakan tindakan sesuai dengan rencana pembelajaran

yang telah disusun oleh peneliti yang sebelumnya telah

dikonsultasikan dengan guru kelas. Berikut deskripsi pelaksanaan

pembelajaran Akidah Akhlak dengan metode Cooperative Learning

dalam siklus pertama:

a) Kegiatan Pendahuluan

Pada kegiatan pendahuluan, Guru melakukan pembukaan

dengan salam pembuka dan berdoa bersama sebelum memulai

pembelajaran dipimpim oleh peserta didik dengan penuh khidmat.

Guru memeriksa kehadiran peserta didik dan memerikasa

kerapihan pakaian, posisi, dan tempat duduk disesuaikan dengan

egiatan pembelajaran. Guru menyiapkan fisik dan psikis peserta

didik dalam memulai pembelajaran. Guru mengaitkan materi


57

pembelajaran yang akan dipelajari dengan pengalaman peserta

didik. Guru mengajukan pertanyaan yang ada kaitannya dengan

materi yang akan dipelajari. Guru memberikan gambaran tentang

manfaat mempelajari materi yang akan dipelajari tentang Indahnya

Kalimat Tayyibah Subhaanallah. Guru menyampaikan Kompetensi

inti, kompetensi dasar dan tujuan pembelajaran yang akan

dilakukan. Guru memberitahukan materi yang akan dibahas pada

pertemuan saat ini. membagi peserta didik dalam kelompok belajar.

Guru menyampaikan mekanisme pelaksanaan pembelajarn sesuai

dengan langkah-langkah pembelajaran yang akan dilakukan.

b) Kegiatan Inti

Pada kegiatan ini, guru menyajikan media pembelajaran

menggunakan power point, Peserta didik mengamati gambar/video

yang guru tampilkan di layar proyektor; Setelah itu, Peserta didik

mendengarkan serta melihat penjelasan guru mengenai materi

tentang Indahnya Kalimat Tayyibah: Subhaanalah yang guru

sajikan dalam bentuk presentasi slide show pada layar proyektor.

Pada saat menjelasakan materi, masih terdapat pesereta didik yang

gaduh, lalu Guru mengkondisikan peserta didik. Lalu, Peserta didik

membaca lembaran bacaan “Indahnya bertasbih” yang dibagikan

oleh guru.

Mela stimulus guru, peserta didik menanyakan materiyang

berkaitan dengan Indahnya Kalimat Tayyibah: Subhaanalah.


58

Peserta didik memberi umpan balik tentang materi yang berkaitan

dengan Indahnya Kalimat Tayyibah: Subhaanalah. Ada dua peserta

didik yang bertanya, pertama dari Ananda Amanda, bertanya "Apa

hukum mengucapkan Kalimat Subhaanallah?", guru memberikan

kesempatan kepada peserta didik lainnya untuk menjawab, lalu

guru menambahkan jawabannya. Pertanyaan kedua dari Anandar

Fahad, bertanya "Apakah Assalamu'alaikum juga termasuk

Indahnya Kalimat Tayyibah?", guru memberikan kesempatan

kepada peserta didik lainnya untuk menjawab, lalu guru

menambahkan jawabannya.

Setelah itu, Guru membantu peserta didik membentuk

kelompok belajar 3-4 kelompok. Secara berkelompok, Peserta didik

berdiskusi tentang waktu mengucapkan Kalimat Subhaanallah dan

Hikmahnya sesuai arahan dalam LKPD. Masing-masing kelompok

menggali makna/arti, bukti dan hikmah Kalimat Subhaanallah.

Peserta didik Melakukan koreksi secara berkelompok terhadap

hasil kerja diskusi dari materi yang dibahas. Dibawah bimbingan

guru, peserta didik menganalisis, mengoreksi, dan memperbaiki

hasil diskusi mengenai waktu mengucapkan Kalimat Subhaanallah

dan Hikmahnya. Serta, Mengidentifikasi dan menganalisis hasil

diskusi mengenai waktu mengucapkan Kalimat Subhaanallah dan

Hikmahnya. Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil

kerja kelompok. Menyajikan paparan hasil


59

diskusi tentang waktu mengucapkan Kalimat Subhaanallah dan

Hikmahnya. Menunjukkan / memaparkan hasil diskusi tentang

waktu mengucapkan Kalimat Subhaanallah dan Hikmahnya.

Menyusun kesimpulan hasil diskusi dengan bimbingan guru. Pada

presentasi kali ini, peserta didik sudah sedikit berani untuk

berbicara dan berpendapat, walaupun masih ada beberapa peserta

didik yang pasif. Setelah selesai presentasi, Guru memberikan

reward berupa pujian kepada tiap kelompok atas hasil diskusinya.

c) Kegiatan Penutup

Pada Penutup pembelajaran, dibawah bimbingan guru,

peserta didik menyimpulkan materi pembelajaran secara

demokratis. Dan Bersama-sama melakukan refleksi terhadap

pembelajaran yang telah dilaksanakan. Guru memberikan reward

kepada kelompok “terbaik”, yakni : Kelompok yang benar dalam

mengidentifikasi waktu mengucapkan Kalimat Subhaanallah dan

Hikmahnya dan Kelompok yang paling baik dalam mengutarakan

pendapat dalam kerja kelompok. Selanjutnya, Guru menjelaskan

materi yang akan dipelajari pada pertemuan berikutnya dan

menyampaikan tugas mandiri terstruktur. Dan diakhiri, Guru

Mengajak peserta didik untuk berdo’a akhir kegiatan pembelajaran

dilanjutkan dengan salam penutup.


60

3) Observasi (Pengamatan)

Tahap ketiga dari penelitian ini adalah observasi atau

pengamatan yang dilakukan bersamaan dengan dilaksanakannya

tindakan. Observasi dilakukan terhadap peserta didik pada saat

pembelajaran dengan metode Cooperative Learning berlangsung

dengan menggunakan lembar observasi yang telah disiapkan oleh

peneliti. Observasi ini dilakukan untuk mengetahui aktivitas belajar

peserta didik selama mengikuti pembelajaran dengan menggunakan

metode Cooperative Learning. Hasil observasi pembelajaran Akidah

Akhlak pada materi Indahnya Kalimat Tayyibah dengan menggunakan

metode Cooperative Learning pada siklus I dapat dilihat pada tabel di

bawah ini:

Tabel 4.4
Hasil Observasi Aktivitas belajar Peserta didik Siklus I

Nama Peserta Aktivitas Peserta Didik


No Kriteria
Didik Skor Rata-rata %
Adila Rahma
1. 13 2,60 65% Sedang
Maulida
2. Amanda Maulida 16 3,20 80% Tinggi
3. Azzura Tohary Putra 14 2,80 70% Sedang
4. Jayidah Masyhuroh 13 2,60 65% Sedang
5. Moch. Royyan 13 2,60 65% Sedang
Muhammad Alfian
6. 15 3,00 75% Sedang
Azhari Rojabi
Muhammad Fahad
7. 13 2,60 65% Sedang
Kautsar Ramdhan
Muhammad Syauqi
8. 14 2,80 70% Sedang
Ebany Alzam
Nazwan Muhamad
9. 15 3,00 75% Sedang
Fikri Al Qudsi
10. Novi Oktaviani 13 2,60 65% Sedang
61

Putri Novianti
11. 16 3,20 80% Tinggi
Bengkalis
12. Risni Amelia 13 2,60 65% Sedang
13. Siti Nur Azizah 13 2,60 65% Sedang
14. Syifa Kamilatunnisa 15 3,00 75% Sedang
15. Yoga Aditya 10 2,00 50% Rendah
Jumlah Skor 206 41,20
Rata-rata 13,73 2,75 68,67

Dari tabel di atas dapat diketahui terjadi peningkatan aktivitas

peserta didik dalam proses pembelajaran akidah akhlak dengan

metode Cooperative Learning dengan rata-rata 2,75 (sedang). Item

kategori rendah awalnya berjumlah 12 berkurang menjadi 1, item

kategori sedang awalnya berjumlah 3 meningkat menjadi 12, dan item

kategori tinggi awalnya 0 meningkat menjadi 2.

Dari kriteria aktivitas belajar peserta didik pada kategori

“tinggi”, “sedang”, dan “rendah” pada pra siklus dapat dilihat melalui

tabel rekapitulasi aktivitas belajar belajar di bawa ini:

Tabel 4.5
Rekapitulasi Data Aktivitas Belajar Peserta didik Siklus I

Aktivitas Belajar Peserta Didik


No Kategori Pra Siklus Siklus
% % %
Siklus I II
1. Rendah 12 80,00% 1 6,67%
2. Sedang 3 20,00% 12 80,00%
3. Tinggi 0 0,00% 2 13,33%

Selain peningkatan tersebut beberapa kekurangan muncul pada

saat pelaksanaan tindakan dengan metode Cooperative Learning ini


62

sehingga tujuan penelitian belum tercapai. Kekurangan tersebut

adalah:

a) Pembentukan kelompok pada siklus I kurang efektif. Pada

pertemuan pertama peserta didik tidak mau kelompoknya dibentuk

secara urut absen, sehingga suasana kelas menjadi riuh, peserta

didik cenderung ramai dan asyik bermain sendiri karena

berkelompok dengan teman akrabnya.

b) Peserta didik masih belum melaksanakan diskusi dengan baik,

masih ada yang peserta didik mengerjakan secara individu

sedangkan yang lainnya hanya mengikuti.

c) Sebagian besar peserta didik masih malu untuk berpendapat dan

berdiskusi dengan kelompoknya.

d) Peserta didik merasa malu ketika harus melakukan presentasi di

depan kelas.

e) Presentasi belum melibatkan peserta diskusi secara aktif dan masih

terlihat beberapa peserta didik yang masih pasif. Hal ini

dikarenakan peserta didik kurang mengerti bagaimana cara

melakukan diskusi dengan baik.

4) Refleksi

Tahap keempat dari penelitian ini adalah refleksi. Peneliti dan

guru melakukan refleksi dengan mengevaluasi proses pembelajaran

Akidah Akhlak yang telah dilakukan untuk mengetahui peningkatan

aktivitas belajar peserta didik.


63

Hasil observasi aktivitas belajar pada siklus I mengalami

peningkatan dari hasil penilaian pada pratindakan, namun peningkatan

tersebut belum memenuhi kriteria keberhasilan yang telah ditentukan.

Selain peningkatan aktivitas belajar, proses pembelajaran juga

mengalami peningkatan. Sebagian peserta didik sudah mulai berani

mengemukakan pendapatnya, peserta didik berani berbicara di depan

kelas walaupun masih malu-malu. Peningkatan tersebut dirasa belum

maksimal dan belum memenuhi kriteria keberhasilan yang telah

ditentukan, oleh karena itu guru dan peneliti sepakat untuk

melanjutkan penelitian pada siklus yang kedua dengan melakukan

perbaikan-perbaikan.

Berdasarkan observasi yang telah dilakukan, guru dan peneliti

sepakat untuk melakukan perubahan dan perbaikan dalam

pembelajaran yang akan dilaksanakan pada siklus kedua. Perbaikan

tersebut adalah:

a) Melakukan perubahan dalam pembentukan kelompok.


b) Meningkatkan bimbingan dan pengarahan agar seluruh anggota
kelompok dapat bekerjasama dengan baik.
c) Menciptakan suasana diskusi yang menyenangkan namun tetap
terkontrol.
d) Memberikan motivasi agar peserta didik lebih percaya diri untuk
berpendapat maupun berbicara di depan kelas.
64

b. Siklus II

Tahap pelaksanaan siklus II meliputi:

1) Perencanaan

Tahap pertama dalam siklus II adalah perencanaan. Peneliti

menyusun rencana pembelajaran yang akan dilaksanakan pada siklus

II, yaitu:

a) Kelompok dibentuk secara heterogen dengan memperhatikan

peserta didik yang aktif dan peserta didik yang pasif. Setiap

kelompok terdiri dari peserta didik aktif dan peserta didik pasif.

Diharapkan peserta didik aktif dapat membantu peserta didik yang

pasif untuk bekerjasama dalam kelompok.

b) Menciptakan suasana diskusi yang menyenangkan namun tetap

terkontrol agar peserta didik dapat berdiskusi dengan baik. Guru

menjadi fasilitator dan memberikan bimbingan pada pelaksanaan

kegiatan diskusi tersebut dengan terus memberiak motivasi supaya

peserta didik tidak terlalu tegang saat melakukan diskusi.

c) Meningkatkan bimbingan dan pengarahan agar seluruh anggota

kelompok dapat bekerjasama dengan baik.

d) Semakin sering menunjuk peserta didik yang pemalu atau pasif

untuk menjawab pertanyaan maupun berpendapat dengan

memberikan stimulus.
65

e) Memberikan reward kepada kelompok yang dapat

mempresentasikan hasil diskusi dengan baik dan benar serta penuh

pencaya diri di depan kelas.

f) Menyusun skenario pembelajaran beserta perlengkapannya, media

dan LKPD.

g) Menyiapkan lembar observasi dan lembar angket kecerdasan

interpersonal.

2) Pelaksanaan Tindakan Siklus II

Guru melaksanakan proses pembelajaran sesuai dengan

rencana pembelajaran yang telah disusun sebelumnya. Berikut ini

deskripsi pelaksanaan pembelajaran pada siklus kedua:

a) Kegiatan Pendahuluan

Pada kegiatan pendahuluan, Guru melakukan pembukaan

dengan salam pembuka dan berdoa bersama sebelum memulai

pembelajaran dipimpim oleh peserta didik dengan penuh khidmat.

Guru memeriksa kehadiran peserta didik dan memerikasa

kerapihan pakaian, posisi, dan tempat duduk disesuaikan dengan

egiatan pembelajaran. Guru menyiapkan fisik dan psikis peserta

didik dalam memulai pembelajaran. Guru mengaitkan materi

pembelajaran yang akan dipelajari dengan pengalaman peserta

didik. Guru mengajukan pertanyaan yang ada kaitannya dengan

materi yang akan dipelajari. Guru memberikan gambaran tentang

manfaat mempelajari materi yang akan dipelajari tentang Indahnya


66

Kalimat Tayyibah Maasyaa Allah. Guru menyampaikan

Kompetensi inti, kompetensi dasar dan tujuan pembelajaran yang

akan dilakukan. Guru memberitahukan materi yang akan dibahas

pada pertemuan saat ini. membagi peserta didik dalam kelompok

belajar. Guru menyampaikan mekanisme pelaksanaan pembelajarn

sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran yang akan dilakukan.

b) Kegiatan Inti

Pada kegiatan ini, guru menyajikan media pembelajaran

menggunakan power point, Peserta didik mengamati gambar/video

yang guru tampilkan di layar proyektor. Setelah itu, Peserta didik

mendengarkan serta melihat penjelasan guru mengenai materi

tentang Indahnya Kalimat Tayyibah: Maasyaa Allah yang guru

sajikan dalam bentuk presentasi slide show pada layar proyektor.

Pada saat menjelasakan materi, masih terdapat pesereta didik yang

gaduh, lalu Guru mengondisikan peserta didik. Dilanjutkan dengan

menyimak dan mendengarkan video yang guru putar/tampilkan di

layar proyektor tentang perbedaan Perbedaan Subhanallah dan

Masya Allah (Penggunaan Kata Subhanallah dan MasyaAllah)

pada link : https://www.youtube.com/watch?v=-

npmx5EQVYI&t=226s. Peserta didik membaca lembaran bacaan

“Segala Sesuatu Terjadi atas Kehendak Allah Swt” yang dibagikan

oleh guru.
67

Melalui stimulus guru, peserta didik menanyakan materi

yang berkaitan dengan Indahnya Kalimat Tayyibah: Maasyaa

Allah. Peserta didik memberi umpan balik tentang materi yang

berkaitan dengan Indahnya Kalimat Tayyibah: Maasyaa Allah. Ada

dua peserta didik yang bertanya, pertama dari Ananda Azzura,

bertanya "Apa hukum mengucapkan Kalimat Maasyaa Allah?",

guru memberikan kesempatan kepada peserta didik lainnya untuk

menjawab, lalu guru menambahkan jawabannya. Pertanyaan kedua

dari Anandar Putri, bertanya "Bagaiama jika kita lupa

mengucapkan kaliamat Maasyaa Allah pada saat waktu yang

diharuskan?", guru memberikan kesempatan kepada peserta didik

lainnya untuk menjawab, lalu guru menambahkan jawabannya.

Setelah itu, Guru membantu peserta didik membentuk

kelompok belajar 3-4 kelompok. Secara berkelompok, Peserta didik

berdiskusi tentang waktu mengucapkan Kalimat Maasyaa Allah

dan Hikmahnya sesuai arahan dalam LKPD. Masing-masing

kelompok menggali makna/arti, bukti dan hikmah Kalimat

Maasyaa Allah. Peserta didik Melakukan koreksi secara

berkelompok terhadap hasil kerja diskusi dari materi yang dibahas.

Dibawah bimbingan guru, peserta didik menganalisis, mengoreksi,

dan memperbaiki hasil diskusi mengenai waktu mengucapkan

Kalimat Maasyaa Allah dan Hikmahnya. Serta, Mengidentifikasi

dan menganalisis hasil diskusi mengenai waktu mengucapkan


68

Kalimat Maasyaa Allah dan Hikmahnya. Masing-masing

kelompok mempresentasikan hasil kerja kelompok. Menyajikan

paparan hasil diskusi tentang waktu mengucapkan Kalimat

Maasyaa Allah dan Hikmahnya. Menunjukkan / memaparkan hasil

diskusi tentang waktu mengucapkan Kalimat Maasyaa Allah dan

Hikmahnya. Menyusun kesimpulan hasil diskusi dengan

bimbingan guru. Pada presentasi kali ini, peserta didik sudah sedikit

berani untuk berbicara dan berpendapat, walaupun masih ada

beberapa peserta didik yang pasif. Setelah selesai presentasi, Guru

memberikan reward berupa pujian kepada tiap kelompok atas hasil

diskusinya.

c) Kegiatan Penutup

Pada Penutup pembelajaran, dibawah bimbingan guru,

peserta didik menyimpulkan materi pembelajaran secara

demokratis. Dan Bersama-sama melakukan refleksi terhadap

pembelajaran yang telah dilaksanakan. Guru memberikan reward

kepada kelompok “terbaik”, yakni : Kelompok yang benar dalam

mengidentifikasi waktu mengucapkan Kalimat Maasyaa Allah dan

Hikmahnya dan Kelompok yang paling baik dalam mengutarakan

pendapat dalam kerja kelompok. Selanjutnya, Guru menjelaskan

materi yang akan dipelajari pada pertemuan berikutnya dan

menyampaikan tugas mandiri terstruktur. Dan diakhiri, Guru


69

Mengajak peserta didik untuk berdo’a akhir kegiatan pembelajaran

dilanjutkan dengan salam penutup.

3) Observasi (Pengamatan)

Observasi dilakukan bersamaan dengan dilaksanakannya

kegiatan pembelajaran dengan menggunakan metode Cooperative

Learning pada siklus II. Observasi dilakukan terhadap peserta didik

dengan menggunakan lembar observasi diskusi yang telah disiapkan

oleh peneliti.

Hasil pengamatan pada siklus II yang dilakukan oleh observer

dan peneliti selama pelaksanaan perbaikan pembelajaran melalui

penelitian tindakan kelas dengan menggunakan metode cooerative

leraning pada pembelajaran Akidah akhlak dengan materi Indahnya

Kalimat Tayyibah, diperoleh catatan bahwa pada siklus II peningkatan

aktivitas belajar dengan optimal sehingga tidak tampak kesulitan

dalam menyelenggarakan kegiatan diskusi. Hal tersebut dikarenakan

peserta didik mulai terbiasa untuk membagi tugas dengan teman dalam

satu kelompoknya. Selain itu peserta didik juga sudah tumbuh

perasaan bertanggung jawab terhadap kesuksesan kelompoknya dalam

menyelesaikan tugas yang diberikan guru.

Berikut ini hasil observasi pembelajaran Akidah Akhlak pada

materi Indahnya Kalimat Tayyibah dengan menggunakan metode

Cooperative Learning pada siklus II:


70

Tabel 4.6
Hasil Observasi Aktivitas belajar Peserta didik Siklus II

Nama Peserta Aktivitas Peserta Didik


No Kriteria
Didik Skor Rata-rata %
Adila Rahma
1. 17 3,40 85% Tinggi
Maulida
2. Amanda Maulida 20 4,00 100% Tinggi
3. Azzura Tohary Putra 20 4,00 100% Tinggi
4. Jayidah Masyhuroh 16 3,20 80% Tinggi
5. Moch. Royyan 18 3,60 90% Tinggi
Muhammad Alfian
6. 17 3,40 85% Tinggi
Azhari Rojabi
Muhammad Fahad
7. 16 3,20 80% Tinggi
Kautsar Ramdhan
Muhammad Syauqi
8. 18 3,60 90% Tinggi
Ebany Alzam
Nazwan Muhamad
9. 18 3,60 90% Tinggi
Fikri Al Qudsi
10. Novi Oktaviani 16 3,20 80% Tinggi
Putri Novianti
11. 20 4,00 100% Tinggi
Bengkalis
12. Risni Amelia 16 3,20 80% Tinggi
13. Siti Nur Azizah 17 3,40 85% Tinggi
14. Syifa Kamilatunnisa 18 3,60 90% Tinggi
15. Yoga Aditya 15 3,00 75% Sedang
Jumlah Skor 262 52,40
Rata-rata 17,47 3,49 87,33

Dari tabel di atas dapat diketahui terjadi peningkatan aktivitas

belajar peserta didik yang signifikan dalam proses pembelajaran siklus

II. Aktivitas belajar peserta didik dari kategori rendah dan sedang

semakin meningkat menjadi kategori sedang dan tinggi.

Dari rata-rata skor juga terlihat peningkatan dari skor 2,75 pada

siklus I menjadi 3,49 pada siklus II dari skor maksimal 4,00.

Peningkatan aktivitas belajar pada siklus II ditunjukkan dengan


71

perubahan aktivitas belajar peserta didik dalam proses pembelajaran.

Peserta didik sudah dapat melakukan kerja kelompok dengan baik.

Peserta didik berani untuk berpendapat, bertanya maupun menjawab

pertanyaan dari guru, berani berbicara di depan kelas serta dapat

berbicara dengan bahasa yang halus terhadap teman-temannya.

Dari tabel hasil observasi terhadap aktivitas belajar peserta

didik dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran Akidah Akhlak

siklus II tampak pada indikator aktivitas belajar indra, aktivitas belajar

akal, aktivitas belajar, ingatan, dan aktivitas belajar emosi. Pengaruh

siklus II yang diawali dengan meninjau ulang hasil refleksi siklus I dan

optimalisasi dengan perencanaan yang lebih matang, tindakan, dan

observasi terhadap kondisi peserta didik dapat dilihat dari peningkatan

aktivitas belajar peserta didik.

Data kriteria aktivitas belajar peserta didik pada kategori

“tinggi”, “sedang”, dan “rendah” dapat dilihat melalui tabel

rekapitulasi aktivitas belajar di bawah ini:

Tabel 4.7
Rekapitulasi Data Aktivitas Belajar Peserta didik Siklus II

Aktivitas Belajar Peserta Didik


No Kategori Pra Siklus Siklus
% % %
Siklus I II
1. Rendah 12 80,00% 1 6,67% 0 0,00%
2. Sedang 3 20,00% 12 80,00% 1 6,67%
3. Tinggi 0 0,00% 2 13,33% 14 93,33%
72

4) Refleksi

Hasil yang diperoleh sebagian besar peserta didik

menunjukkan aktivitas belajar yang lebih baik dibandingkan dengan

aktivitas belajar peserta didik pada saat pelaksaaan kegiatan

pembelajaran Akidah Akhlak tentang Indahnya Kalimat Tayyibah

pada siklus I. Hal ini menunjukkan bahwa aktivitas belajar peserta

didik kelas IV meningkat dan mampu memperoleh nilai persentase

aktivitas belajar yang ditargetkan dalam mengikuti pembelajaran

Akidah Akhlak tentang Indahnya Kalimat Tayyibah.

Berdasarkan hasil observasi terhadap aktivitas belajar peserta

didik dalam mengikuti kegiatan pembelajaran Akidah Akhlak tentang

Indahnya Kalimat Tayyibah melalui penerapan metode Cooperative

Learning pada siklus II, adalah sebagai berikut:

a) Proses pembelajaran Akidah Akhlak tentang Indahnya Kalimat

Tayyibah sudah sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran

yang sudah dirancang. Peserta didik tampak sudah mampu

melakukan kegiatan pembelajaran dengan baik, menunjukkan

aktivitas belajar dan berusaha untuk menyelesaikan semua tugas

yang diberikan oleh guru.

b) Pembelajaran Akidah Akhlak tentang Indahnya Kalimat Tayyibah

melalui penerapan metode Cooperative Learning sudah

dilaksanakan dengan baik dan sistematis. Hasil observasi aktivitas

belajar peserta didik meningkat dibandingkan dengan aktivitas


73

belajar sebelum menggunakan penerapan metode Cooperative

Learning.

c) Sebagian besar anggota kelompok sudah tampak aktif, anggota

kelompok yang semula (pada siklus I) belum mampu berpartisipasi

secara aktif sudah terbiasa dengan metode Cooperative Learning

sehingga tampak menunjukkan aktivitas belajarnya.

d) Proses pembelajaran lebih interaktif antara guru dengan peserta

didik. Terlihat dari data aspek aktifitas peserta didik meningkat

dibanding sebelum menggunakan pendekatan keterampilan proses.

Peserta didik juga sudah tidak tampak canggung untuk bertanya

ataupun menggukakan pendapatnya.

Hasil yang diperoleh sebagian besar peserta didik

menunjukkan aktivitas belajar yang lebih baik dibandingkan dengan

aktivitas belajar pada siklus I. Penemuan masalah dalam tindakan

yaitu permasalahan yang berasal dari guru dan peserta didik, sudah

dapat diantisipasi. Adapun permasalahan yang muncul dari peserta

didik berasal dari peserta didik yang partisipasinya rendah

dikarenakan memang anak tersebut pendiam dan lamban.

Hasil yang diperoleh sebagian besar peserta didik

menunjukkan kemampuan akhir yang lebih baik dibandingkan dengan

kemampuan awal sebelum tindakan dengan ditunjukkan hasil

observasi terhadap aktivitas belajar peserta didik dalam mengikuti

kegiatan pembelajaran melalui penerapan metode Cooperative


74

Learning. Dari hasil pelaksanaan perbaikan pembelajaran dan refleksi

siklus II maka dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan tindakan

pembelajaran untuk meningkatkan aktivitas belajar peserta didik

dalam mengikuti kegiatan pembelajaran Akidah Akhlak tentang

Indahnya Kalimat Tayyibah dapat diakhiri pada siklus II.

B. Pembahasan Hasil Penelitian

Penelitian tindakan kelas yang dilakukan melalui dua siklus ini

dilakukan untuk mengetahui apakah penerapan metode Cooperative Learning

dapat meningkatkan aktivitas belajar Akidah Akhlak tentang Indahnya Kalimat

Tayyibah pada peserta didik kelas IV di MIS Baitul Huda Kecamatan

Baleendah Kabupaten Bandung.

Berdasarkan hasil penelitian mulai dari pra siklus, siklus I, sampai

siklus II dapat dijelaskan bahwa aktivitas belajar peserta didik meningkat

setelah dilaksanakannya pembelajaran Akidah Akhlak tentang Indahnya

Kalimat Tayyibah dengan menggunakan metode Cooperative Learning.

Peningkatan aktivitas belajar terlihat dari skor rerata yang diperoleh sebesar

1,67 pada pra siklus, meningkat menjadi 2,75 pada siklus I dan meningkat lagi

menjadi 3,49 pada siklus II.

Adapun peningkatan skor aktivitas belajar peserta didik berdasarkan

hasil observasi awal, siklus I dan siklus II sebagai berikut:


75

Tabel 4.8
Peningkatan Hasil Skor Aktivitas belajar Peserta didik Berdasarkan Hasil
Observasi pada Skor Awal, Siklus I, dan Siklus II

Rata-rata Skor Aktivitas Belajar


No Nama Peserta Didik Pra
Siklus I Siklus II
Siklus
1 Adila Rahma Maulida 1,60 2,60 3,40
2 Amanda Maulida 2,20 3,20 4,00
3 Azzura Tohary Putra 2,20 2,80 4,00
4 Jayidah Masyhuroh 1,60 2,60 3,20
5 Moch. Royyan 1,60 2,60 3,60
Muhammad Alfian Azhari
6 1,60 3,00 3,40
Rojabi
Muhammad Fahad Kautsar
7 1,40 2,60 3,20
Ramdhan
Muhammad Syauqi Ebany
8 1,40 2,80 3,60
Alzam
Nazwan Muhamad Fikri Al
9 1,80 3,00 3,60
Qudsi
10 Novi Oktaviani 1,60 2,60 3,20
11 Putri Novianti Bengkalis 2,20 3,20 4,00
12 Risni Amelia 1,40 2,60 3,20
13 Siti Nur Azizah 1,60 2,60 3,40
14 Syifa Kamilatunnisa 1,60 3,00 3,60
15 Yoga Aditya 1,20 2,00 3,00
Jumlah 25,00 41,20 52,40
Rata-rata 1,67 2,75 3,49
Kategori Rendah Sedang Tinggi

Pada pra siklus, aktivitas belajar peserta didik belum terlihat dalam

pembelajaran Akidah Akhlak. Hasil observasi menunjukan bahwa aktivasi

belajar peserta didik berada pada kategori rendah yaitu 1,67. Peserta didik masih

malu bertanya kepada guru, enggan disuruh maju ke depan kelas, mengobrol

sendiri ketika guru menjelaskan serta ada yang mengganggu temannya

sehingga suasana menjadi riuh, ada pula anak yang senang berkata
76

kotor terhadap teman-temannya. Melihat hal ini guru dan peneliti sepakat untuk

aktivitas belajar peserta didik dan memperbaiki praktek pembelajaran terutama

penggunaan metode pembelajaran. Metode yang akan digunakan adalah

metode Cooperative Learning.

Pada siklus I, hasil observasi aktivitas belajar mengalami peningkatan

dari hasil penilaian pada pra siklus, namun peningkatan tersebut belum

memenuhi kriteria keberhasilan yang telah ditentukan.

Peningkatan aktivitas peserta didik pada siklus I terlihat dalam

melaksanakan kegiatan diskusi. Peserta didik sudah mau bertanya dan

menjawab pertanyaan dari guru, berani untuk berbicara didepan kelas walaupun

masih malu-malu, dan dapat mengutarakan pendapatnya. Dibalik peningkatan

tersebut, pelaksanaan siklus I juga masih memiliki kekurangan. Kekurangan itu

adalah, jalannya diskusi masih dikuasai peserta didik yang aktif, ada beberapa

peserta didik yang masih pasif, peserta didik masih malu- malu dalam

melaksanakan diskusi dan presentasi belum melibatkan partisipasi aktif seluruh

peserta diskusi. Melihat hal tersebut, guru dan peneliti menyusun rencana

perbaikan yang akan dilaksanakan dalam siklus II.

Pada siklus II, hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 14 peserta

didik (93,33%) sudah mencapai kriteria keberhasilan yang telah ditentukan.

Guru melaksanakan pembelajaran berdasarkan perbaikan yang telah

direncanakan sebelumnya. Guru menciptakan pembelajaran yang

menyenangkan namun tetap terkontrol. Pembelajaran diselingi dengan lelucon-

lelucon yang bertujuan untuk menarik perhatian peserta didik. Peserta didik
77

menjadi lebih antusias mengikuti pembelajaran. Mereka juga tidak tegang

ataupun malu untuk bertanya pada guru dalam proses diskusi. Aktivitas peserta

didik meningkat, peserta didik yang pasif sudah ikut berpartisipasi aktif dan

terlihat kerjasama yang baik dalam setiap kelompok. Peserta didik dapat

mengeluarkan pendapatnya, menghargai pendapat temannya, bertukar

pendapat dan sudah terjadi interaksi dengan peserta diskusi dalam melakukan

presentasi. Peserta didik juga dapat bergabung dengan teman lain selain teman

akrabnya.

Disamping peningkatan aktivitas belajar peserta didik, hasil belajar

peserta didik juga mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II walaupun

disini peneliti tidak meneliti hasil belajar peserta didik. Peningkatan ini dirasa

sangat baik karena selain berupaya untuk meningkatkan aktivasi belar peserta

didik, kemampuan akademik peserta didik juga tidak terlupakan.

Berdasar pada hasil observasi dan refleksi mulai dari skor awal (Pra

Siklus) sebelum dilakukan tindakan dan setelah dilakukan tindakan pada Siklus

I dan siklus II, peningkatan aktivasi belajar peserta didik dapat dilihat pada

grafik dibawah ini:


78

GRAFIK AKTIVITAS
BELAJAR
PESERTA DIDIK
4
3
RATA-RATA

2
1
0
Pra Siklus I Siklus
Sko Siklus 2,75 II

KATEG

Gambar 4.1
Grafik Peningkatan Aktivitas Belajar Peserta Didik

Dari data pada grafik diatas, maka dapat dilihat peningkatan Skor

Aktivitas belajar peserta didik dalam perbaikan pembelajaran dari awal

sebelum dilakukan tindakan yaitu 1,67 dan termasuk pada kategori kurang,

meningkat pada siklus I menjadi 2,75 dengan kategori sedang, dan terjadi

peningkatan kembali pada siklus II menjadi 3,49 dan berada pada kategori

tinggi.

Dari hasil yang terdapat pada tabel di atas menunjukkan peningkatan

aktivitas belajar peserta didik kelas IV MIS Baitul Huda Kecamatan Baleendah

Kabupaten Bandung dalam pembelajaran Akidah Akhlak tentang Indahnya

Kalimat Tayyibah. Terbukti sesuai dengan teori tentang prinsip- prinsip yang

perlu dipegangi dalam pembelajaran kooperatif yaitu sebagai berikut:

a. Prinsip ketergantungan positif (positive interdependence), yaitu dalam

pembelajaran kooperatif, keberhasilan dalam penyelesaian tugas

tergantung pada usaha yang dilakukan oleh kelompok tersebut.


79

Keberhasilan kerja kelompok ditentukan oleh kinerja masing-masing

anggota kelompok. Oleh karena itu, semua anggota dalam kelompok akan

merasakan saling ketergantungan.

b. Tanggung jawab perseorangan (individual accountability), yaitu

keberhasilan kelompok sangat tergantung dari masing-masing anggota

kelompoknya. Oleh karena itu, setiap anggota kelompok mempunyai tugas

dan tanggung jawab yang harus dikerjakan dalam kelompok tersebut.

c. Interaksi tatap muka (face to face promotion interaction), yaitu

memberikan kesempatan yang luas kepada setiap anggota kelompok untuk

bertatap muka melakukan interaksi dan diskusi untuk saling memberi dan

menerima informasi dari anggota kelompok lain.

d. Partisipasi dan komunikasi (participation communication), yaitu melatih

siswa untuk dapat berpartisipasi aktif dan berkomunikasidalam kegiatan

pembelajaran.

e. Evaluasi proses kelompok, yaitu menjadwalkan waktu khusus bagi

kelompok untuk mengevaluasi proses kerja kelompok dan hasil kerjasama

mereka, agar selanjutnya bisa bekerja sama dengan lebih efektif.47

47
Rusman, Model-model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru, Jakarta, PT
Raja Grafindo Persada, 2011, hal. 212
80

BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil penelitian tindakan kelas yang

telah dilaksanakan dalam dua siklus pada upaya meningkatkan aktivasi belajar

peserta didik melalui metode Cooperative Learning pada peserta didik kelas IV

MIS Baitul Huda Kecamatan Baleendah Kabupaten Bandung Tahun Pelajaran

2019/2020, dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan aktivasi belajar

Akidah Akhlak tentang Indahnya Kalimat Tayyibah pada peserta didik kelas IV

MISBaitul Huda Kecamatan Baleendah Kabupaten Bandung setelah

dilaksanakannya pembelajaran dengan menggunakan metode Cooperative

Learning.

Hal tersebut terlihat pada peningkatan rata-rata kelas serta jumlah peserta

didik yang mencapai kriteria keberhasilan pada setiap siklusnya, yaitu rata-rata

pada pra siklus 1,67 meningkat menjadi 2,75 pada siklus I dan meningkat

menjadi 3,49 pada siklus II. Peningkatan aktivasi belajar Akidah Akhlak tentang

Indahnya Kalimat Tayyibah pada pra siklus peserta didik dengan kategori

rendah adalah 12 peserta didik dengan persentase 80,00%, sedangkan peserta

didik masuk dalam kategori sedang sebanya 3 peserta didik dengan presentase

20,00%, pada siklus I peserta didik dengan kategori rendah adalah 1 peserta

didik dengan persentase 6,67%, sedangkan peserta didik masuk dalam kategori

sedang meningkat menjadi sebanyak 12 peserta didik dengan presentase

80,00%, ditambah dengan kategori tinggi 2 peserta didik dengan


81

persentase 13,13%, dan pada siklus II aktivitas belajar peserta didik meningkat

dengan signifikan yaitu dengan tidak adanya peserta didik yang termasuk dalam

kategori rendah sedangkan peserta didik dengan kategori sedang sebanyak 1

peserta didik dengan persentase 6,67% dan kategori tinggi berjumlah 14 peserta

didik dengan persentase 93,33%.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa metode Cooperative

Learning dapat meningkatkan aktivasi belajar Akidah Akhlak tentang Indahnya

Kalimat Tayyibah pada peserta didik kelas IV MIS Baitul Huda Kecamatan

Baleendah Kabupaten BandungTahun Pelajaran 2019/2020.

B. Implikasi

Pembelajaran Akidah Akhlak tentang Indahnya Kalimat Tayyibah

dengan metode diskusi dapat dijadikan sebagai bahan acuan untuk mengadakan

penelitian selanjutnya dari sudut permasalahan yang berbeda. Selain itu dapat

diimplementasikan sebagai bahan kajian pendekatan pembelajaran bagi guru

untuk diterapkan di MIS Baitul Huda Kecamatan Baleendah Kabupaten

Bandung sebagai alternatif model pembelajaran mata pelajaran yang lain selain

Mata Pelajaran Akidah Akhlak. Berdasarkan dari hasil penelitia dan

kesimpulan, maka peneliti sampaikan beberapa implikasi sebagai berikut:

1. Bagi peserta didik, Pembelajaran dengan menggunakan metode diskusi

ternyata mampu meningkatkan kemampuan prestasi belajar dan

menambahkembangkan pemahaman belajar Akidah Akhlak. Hal ini

dibuktikan dengan peningkatan rata-rata aktivasi belajar peserta didik tiap

siklusnya.
82

2. Bagi guru, Pembelajaran melalui metode diskusi dalam kegiatan

pembelajaran Akidah Akhlak bisa dijadikan alternatif pilihan

pembelajaran dalam upaya meningkatkan aktivasi belajar peserta didik.

3. Bagi sekolah, penerapan metode diskusi yang dapat meningkatkan aktivasi

belajar sekaligus prestasi belajar peserta didik dapat digunakan sebagai

salah cara untuk meningkatkan mutu sekolah sebagai pembanding dengan

sekolah lain secara umum.

C. Saran

Pendidikan merupakan salah satu faktor yang dapat menunjang kemajuan

suatu bangsa dan Negara. Sebagaimana ditetapkan oleh pemerintah dalam

Undang-Undang tentang Standar Nasional Pendidikan sebagai berikut:

Berdasarkan kesimpulan di atas, beberapa saran yang dapat disampaikan

sebagai bahan pertimbangan dan sekaligus sebagai bahan uraian penutupan

skripsi ini adalah:

1. Bagi Madrasah

Pihak sekolah hendaknya mengupayakan fasilitas dan

mengupayakan berbagai media pembelajaran yang memadai dan

penerapan berbagai metode dalam pelajaran Akidah Akhlak, khususnya di

kelas IV. Diharapkan dengan adanya pemenuhan kelengkapan fasilitas dan

penerapan berbagai metode tersebut dapat lebih menunjang dalam

pemahaman peserta didik secara lebih nyata sekaligus meningkatkan

aktivitas dan prestasi belajar peserta didik.


83

2. Bagi Guru

Guru hendaknya mempersiapkan semua sarana yang dapat

menunjang proses pembelajaran baik metode yang sesuai ataupun

penggunaan dan pemanfaatan teknologi supaya pembelajaran Akidah

Akhlak dapat menarik motivasi peserta didik sehingga pembelajaran akan

berjalan dengan bervariasi, yang tentunya akan mempengaruhi pada

prestasi belajar peserta didik terutama pada pelajaran Akidah Akhlak.

3. Bagi Peserta didik

Peserta didik hendaknya lebih berperan aktif dalam proses

pembelajaran, selalu mengerjakan tugas-tugas yang diberikan guru, dan

juga selalu berusaha untuk meningkatkan usaha belajar sehingga dapat

memperoleh hasil belajar yang optimal.

4. Bagi Peneliti

Peneliti perlu menjelaskan kepada peserta didik tentang langkah-

langkah dan tujuan pelaksanaan metode diskusi, agar peserta didik tidak

mengalami kebingungan dalam mengikuti proses pembelajaran Akidah

Akhlak, sehingga proses pembelajaran akan lancar dan dapat

meningkatkan Aktivitas belajar peserta didik.


84

DAFTAR PUSTAKA

Agus suprijono. 2010. Cooperative Learning Teori Dan Aplikasi Paikem,

Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Anita Lea. 2002. Cooperative Learning. Jakarta: PT. Grasindo.

Anita Lea. 2004. Cooperative Learning : Mempraktikkan Cooperative Learning Di

Ruang-Ruang Kelas. Jakarta : PT Grasindo.

Arikunto, Suharsimi. dkk. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.

Departemen Pendidikan Nasional. 2005. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun

2005, tentang Standar Nasional Pendidikan, Jakarta: Depdiknas.

Hamalik, Oemar. 2011. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Hamalik, Oemar. 2000. Dasar-Dasar Pengembagan Kurikulum. Bandung: PT

Remaja Rosdakarya.

Hamalik, Oemar. 2007. Kurikulum Dan Pembelajaran. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Hermawan, dkk. 2007. Metode penelitian Pendidikan SD. Bandung: UPI Press.

Isjoni, dkk. 2007. Pembelajaran Visioner : Perpaduan Indonesia-Malaysia

Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Isjoni. 2010. Cooperative Learning Efektifitas Pembelajaran Kelompok. Bandung:

Alfabeta.
85

Kanda. 2001. Penelitian Tindakan Kelas. Dirjen Dikti. Proyek Pendidikan Guru

Sekolah Dasar.

Kemmis dan Taggrat. 1990. Model Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi

Aksara.

Mahmud, 2011. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Pustaka Setia.

Mansur, Ahmad. 2009. Metode Penelitian dan Teknik Penulisan Laporan Karya

Ilmiah. Universitas Padjajaran, Bandung.

Martinis Yamin. 2007. Kiat Membelajarkan Siswa. Jakarta. Gaung Persada Press

dan Center for Learning Innovation (CLI).

Martinis Yamin. 2007. Kiat Membelajar Siswa. Jakarta: Gaung Persada Press.

Muhaimin dkk, 1996. Strategi Belajar Mengajar (Penerapannya dalam

Pembelajaran Pendidikan Islam). Surabaya: CV.Citra Media.

Nur Hamim dan Husniyatus S. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Surabaya: Revka

Petra Media.

Robert E. Slavin. 2005. Cooperative Learning : Theory, Research, Practice

(London : Allymand Bacon, 2005), (terjemahan, cooperative learning : Teori,

Riset dan Praktik). Bandung: Penerbit Nusa Media, 2009.

Rusman. 2013. Belajar dan Pembelajaran Berbasis Komputer, Jakarta: Alfabet.

Rusman. 2011. Model-model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme

Guru. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.


86

Sardiman. 2011. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali Pers,.

Syaiful Bahri Djamrah dan Aswan Zain. 1997. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta:

Rineka Cipta.

Syaiful Bahri Djamrah. 2000. Guru dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif.

Jakarta : Rineka Cipta.

Tohirin. 2000. Psikologi Belajar Pendidikan Agama Islam. Pekanbaru

Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif. Jakarta:

Kencana

Wasty Soemanto. 2012. Psikologi Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta.


Lampiran 1

INSTRUMEN OBSERVASI
AKTIVITAS BELAJAR PESERTA DIDIK

Mata Pelajaran : Akidah Akhlak


Materi Pelajaran : Indahnya Kalimat Tayyibah
Kelas / Semester : IV (Empat) / Ganjil

1. Lembar Observasi Aktivitas Belajar Peserta Didik

Penilaian
No Indikator
4 3 2 1
1 Disiplin
2 Kepemimpinan
3 Aktivitas belajar indvidu
4 Aktivitas belajar kelompok
5 Menghargai pendapat orang lain

Keterangan:
4 = Semua dilaksanakan
3 = Hanya dua yang dilaksanakan
2 = Hanya satu yang dilaksanakan
1 = Tidak dilaksanakan semua

2. Deskriptor Panduan Lembar Observasi Peserta Didik


No Indikator Aspek Pengamatan
A. Mempelajari materi dengan serius
B. Ketetapan waktu menyelesaikan
1 Disiplin
lembar kerja
C. Tidak mengobrol
A. Membagi tugas
2 Kepemimpinan B. Memimpin diskusi
C. Mengajukan saran serta pendapat
A. Menyelesaikan tes individu
dengan percaya diri
B. Melaksanakan tugas penuh
3 Aktivitas belajar indvidu
tanggungjawab
C. Aktif memberikan masukan
dalam kelompok
A. Memberikan bantuan terhadap
teman
4 Aktivitas belajar kelompok B. Melaksanakan tugas dengan
penuh kebersamaan
C. Aktif peran serta dalam kelompok
A. Mendengarkan pendapat orang
lain
Menghargai pendapat orang
5 B. Tidak mentertawakan pendapat
lain
orang lain
C. Tidak memotong pembicaraan
Lampiran 2

INSTRUMEN OBSERVASI GURU

Penilaian
No Aspek yang diobservasi
A B C D
1 Persiapan Pembelajaran
2 Keterampilan menjelaskan
3 Keterampilan memotivasi
Keterampilan bertanya jawab dengan
4
peserta didik
Keterampilan mengkontruksi
5
pengetahuan dan materi
Keterampilan membimbing belajar
6
peserta didik
7 Keterampilan dalam mengevaluasi
8 Keterampilan mengelola kelas

Keterangan:
4 = Baik Sekali
3 = Baik
2 = Cukup
1 = Kurang
Lampiran 3
PEDOMAN WAWANCARA
1. Pedoman Wawancara dengan Peserta didik

No Aspek yang ditanyakan Tanggapan


Apakah kamu menyenangi
1
pelajaran Akidah Akhlak?
Apakah kamu suka jika guru
2
memberikan tugas?
Bagaimana perasaanmu apabila
3 guru memberikan tugas
berdiskusi?
Menurut pendapat kamu jika
4 pelajaran Akidah Akhlak dengan
diskusi itu sulit atau mudah?
Mana yang lebih kamu sukai
5 belajar tanpa atau dengan diskusi
kelompok?
2. Pedoman Wawancara dengan Guru

No Aspek yang ditanyakan Tanggapan


Apakah bapak/ibu pernah
menerapkan metode cooperative
1
learning dalam proses
pembelajaran?
Apakah penerapan metode
cooperative learning dapat
2
meningkatkan prestasi belajar
peserta didik?
Apakah penerapan metode
cooperative learning dapat
3
meningkatkan aktivitas belajar
peserta didik?
Apakah metode cooperative
4 learning cocok diterapkan pada
pembelajaran Akidah Akhlak?
Apakah kekurangan metode
5 cooperative learning pada
pembelajaran Akidah Akhlak?
Apakah kelebihan metode
6 cooperative learning pada
pembelajaran Akidah Akhlak?
RENCANA PELAKSANAAN
PEMBELAJARAN( R P P )

Satuan Pendidikan : MIS Baitul Huda


Mata Pelajaran : Akidah Akhlak
Kelas / Semester : IV (Empat) / Ganjil
Materi Pokok : Indahnya Kalimat Tayyibah
Sub Materi : Subhaanallah
Alokasi Waktu : 1 pertemuan (2 x 35 menit)

Kompetensi Inti :
(KI-1) Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya;
(KI-2) Menunjukkan perilaku jujur,disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya
diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman dan guru tetangganya serta
tanah air;
(KI-3) Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati (mendengar, melihat,
membaca) dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk
ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah,
di sekolah dan tempat bermain;
(KI-4) Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas dan logis dalam karya
yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam
tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.

A. KOMPETENSI DASAR dan INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI :

NO. KOMPETENSI DASAR INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI

1.1 Menerima kebesaran Allah


Swt. Melalui kalimat
1
Subhaanallaah, Maasyaa
Allah dan Allahu Akbar
2.1 Menunjukkan sikap
hormat dan
2
berterimakasih sebagai
dalam kehidupan
3.1 Memahami makna dan 3.1.1 Menjelaskan makna dan ketentuan
ketentuan penerapan penerapan kalimat: Allahu Akbar
kalimat: Subhanallah, 3.1.2 Menunjukkan waktu yang tepat
3 Maasyaa Allah dan Allahu mengucapkan kalimat:
Akbar. Subhanallah
3.1.3 Menerjemahkan kalimat:
Subhanallah
4.1 Mempraktikkan contoh
4.1.1 Mempresentasikan contoh
penerapan kalimat
penerapan kalimat Subhanallah
Subhaanallaah, Maasyaa
4 4.1.2 Mengimplementasikan kalimat
Allah dan Allahu Akbar
Subhanallah dalam kehidupan
dalam kehidupan sehari
hari sehari hari

TUJUAN PEMBELAJARAN :
Setelah selesai mengikuti pembelajaran dengan melakukan diskusi dan
menggali informasi:

1. Peserta didik mampu menjelaskan makna dan ketentuan penerapan kalimat


Subhaanallah dengan tepat.
2. Peserta didik mampu menunjukkan waktu yang tepat mengucapkan kalimat
Subhaanallah dengan benar.
3. Peserta didik mampu menerjemahkan kalimat Subhaanallah dengan baik.
4. Peserta didik mampu mempresentasikan contoh penerapan kalimat Subhaanallah
dengan penuh percaya diri.
5. Peserta didik mampu mengimplementasikan kalimat Subhaanallah dalam
kehidupan sehari hari dengan baik dan benar.

B. MATERI PEMBELAJARAN :
1. Kalimat Tayyibah Subhaanallah
a. Pengertian Kalimat Subhaanallah
b. Dalil mengucapkan Kalimat Subhaanallah
2. Waktu Mengucapan Kalimat Subhaanallah
3. Hikmah Mengucapkan Kalimat Subhaanallah

C. METODE PEMBELAJARAN :
1. Pendekatan : Scientific
2. Model pembelajaran : Cooperative Learning
3. Metode : Diskusi

D. SUMBER BELAJAR
1. Al-Quran dan terjemahannya
2. Buku Akidah AKhlak Kelas IV (Empat) MI Pegangan Siswa Halaman 1 – 7 (Cetakan
ke-1 - Kementerian Agama Republik Indonesia)
3. Buku lain yang relevan
4. Materi dari Internet yang relevan

E. MEDIA, ALAT, dan BAHAN PEMBELAJARAN


1. Media
a. Media Audio Visual - Slide Show Materi Pembelajaran (Power Point)
2. Alat
a. Laptop
b. Infocus
c. Layar Projector
d. Sound System
3. Bahan
a. LKPD

F. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN

Alokasi
Kegiatan Deskripsi
Waktu

Pendahuluan a. Orientasi 10
1) Melakukan pembukaan dengan salam pembuka menit
dan berdoa bersama sebelum memulai
pembelajaran dipimpim oleh peserta didik dengan
penuh khidmat;
2) Memeriksa kehadiran peserta didik dan memerikasa
kerapihan pakaian, posisi, dan tempat duduk
disesuaikan dengan egiatan pembelajaran;
3) Menyiapkan fisik dan psikis peserta didik dalam
memulai pembelajaran.

b. Apersepsi
1) Mengaitkan materi pembelajaran yang akan
dipelajari dengan pengalaman peserta didik;
2) Mengajukan pertanyaan yang ada kaitannya
dengan materi yang akan dipelajari.

c. Motivasi
1) Memberikan gambaran tentang manfaat
mempelajari materi yang akan dipelajari tentang
Kalimat Tayyibah Subhaanallah;
2) Menyampaikan Kompetensi inti, kompetensi dasar
dan tujuan pembelajaran yang akan dilakukan.

d. Pemberian acuan
1) Memberitahukan materi yang akan dibahas pada
pertemuan saat ini;
2) Membagi peserta didik dalam kelompok belajar;
3) Menyampaikan mekanisme pelaksanaan
pembelajarn sesuai dengan langkah-langkah
pembelajaran yang akan dilakukan.

Inti a. Mengamati 50
1) Peserta didik mengamati gambar/video yang guru menit
tampilkan di layar proyektor;
2) Peserta didik mendengarkan serta melihat
penjelasan guru mengenai materi tentang Kalimat
Tayyibah: Subhaanalah yang guru sajikan dalam
bentuk presentasi slide show pada layar proyektor;
3) Peserta didik membaca lembaran bacaan “Indahnya
bertasbih” yang dibagikan oleh guru.

b. Menanya
1) Melalui stimulus guru, peserta didik menanyakan
materi yang berkaitan dengan Kalimat Tayyibah:
Subhaanalah;
2) Peserta didik memberi umpan balik tentang materi
yang berkaitan dengan Kalimat Tayyibah:
Subhaanalah;

c. Eksperimen/explore
1) Guru membantu peserta didik membentuk
kelompok belajar 3-4 kelompok;
2) Secara berkelompok, Peserta didik berdiskusi
tentang waktu mengucapkan Kalimat
Subhaanallah dan Hikmahnya sesuai arahan dalam
LKPD;
3) Masing-masing kelompok menggali makna/arti,
bukti dan hikmah Kalimat Subhaanallah.

d. Asosiasi
1) Melakukan koreksi secara berkelompok terhadap
hasil kerja diskusi dari materi yang dibahas;
2) Menganalisis, mengoreksi, dan memperbaiki hasil
diskusi mengenai waktu mengucapkan Kalimat
Subhaanallah dan Hikmahnya;
3) Mengidentifikasi dan menganalisis hasil diskusi
mengenai waktu mengucapkan Kalimat
Subhaanallah dan Hikmahnya.

e. Komunikasi
1) Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil
kerja kelompok;
2) Menyajikan paparan hasil diskusi tentang waktu
mengucapkan Kalimat Subhaanallah dan
Hikmahnya;
3) Menunjukkan / memaparkan hasil diskusi tentang
waktu mengucapkan Kalimat Subhaanallah dan
Hikmahnya;
4) Menyusun kesimpulan hasil diskusi dengan
bimbingan guru;
5) Guru memberikan reward berupa pujian kepada
tiap kelompok atas hasil diskusinya.

Penutup a. Dibawah bimbingan guru, peserta didik menyimpulkan 10


materi pembelajaran secara demokratis; menit
b. Bersama-sama melakukan refleksi terhadap
pembelajaran yang telah dilaksanakan;
c. Guru memberikan reward kepada kelompok “terbaik”,
yakni :
1) Kelompok yang benar dalam mengidentifikasi
hukum bacaan mad waktu mengucapkan Kalimat
Subhaanallah dan Hikmahnya;
2) Kelompok yang paling baik dalam mengutarakan
pendapat dalam kerja kelompok.
d. Guru menjelaskan materi yang akan dipelajari pada
pertemuan berikutnya dan menyampaikan tugas
mandiri terstruktur.
e. Guru Mengajak peserta didik untuk berdo’a akhir
kegiatan pembelajaran dilanjutkan dengan salam
penutup.

G. PENILAIAN
1. Sikap spiritual
a. Teknik Penilaian : Penilaian diri
b. Bentuk Instrumen : Lembar penilaian diri
c. Kisi-kisi :

No. Sikap/nilai Butir Instrumen


Aku mengucapkan kalimat Subhaanallah ketika melihat
1. bencana alam Terlampir
Aku berzikir mengucapkan kalimat Subhaanallah
2. Terlampir
sesudah solat Fardhu
Aku mengucapkan kalimat Subhaanallah ketika
3. Terlampir
mendengan suara petir yang keras
4. Aku selalu membacakan kalimat Tayyibah Terlampir
Aku mengucapkan kalimat Subhaanallah ketika melihat
5. imam salah dalam gerakan sholat berjama’ah Terlampir

2. Sikap sosial
a. Teknik Penilaian : Penilaian Antar Teman
b. Bentuk Instrumen : Lembar Penilaian
c. Kisi-kisi :

No. Sikap/nilai Butir Instrumen

1. Suka menghormati teman sekelas Terlampir


Selalu berterima kasih kepada teman yang memberikan
2. bantuan atau pertolongan Terlampir
Mengajarkan teman untuk bersikap hormat kepada orang
3. yang lebih tua Terlampir
Tidak sombong kepada teman sekelas dimana pun
4. berada Terlampir
Suka mengajarkan untuk selalu mengucapkan terima kasih
5. Terlampir
kepada siapapun

3. Pengetahuan
a. Teknik Penilaian : Tes Lisan
b. Bentuk Instrumen : Lembar penilaian tes lisan
c. Kisi-kisi :

No. Indikator Butir Instrumen


Peserta didik mampu
menjelaskan makna dan Coba jelaskan makna dari kalimat
1.
ketentuan penerapan kalimat Tayyibah Subhaanallah !
Subhanallah dengan tepat.
Peserta didik mampu
Kapan saja waktu yang tepat untuk
menunjukkan waktu yang tepat
2. mengucapkan kalimat Tayyibah
mengucapkan kalimat
Subhaanalloh ?
Subhanallah dengan benar.
Peserta didik mampu
Coba terjemahkan kalimat Tayyibah
3. menerjemahkan kalimat
Subhanallah dengan baik. “Subhaanalloh” !

Instrumen : Terlampir

4. Keterampilan
a. Teknik Penilaian : Performance
b. Bentuk Instrumen : Praktik
c. Kisi-kisi :

No. Keterampilan Butir Instrumen

Coba presentasikan makna


Peserta didik mampu mempresentasikan dan contoh penerapan dari
1. contoh penerapan kalimat Subhanallah kalimat Subhaanallah
dengan penuh percaya diri. menggunakan bahasa sendiri
di depan kelas !
Coba praktikkan penerapan
Peserta didik mampu
kalimat Subhaanallah ! (Peserta
mengimplementasikan kalimat
2. didik nantinya diberi beberapa
Subhanallah dalam kehidupan sehari hari
gambar/video yang berkaitan
dengan baik dan benar. dengan kalimat Subhaanallah)

Instrumen: Terlampir

Mengetahui Bandung, 25 Oktober 2019


Kepala Madrasah Guru Akidah Akhlak,

Nia Yunia,S.Pd.I Syarifa Noor,S.Pd.I


NIP. --- NIP. ---
Lampiran 1: Instrumen Penilaian Aspek Sikap Spiritual

Madrasah : MIS Baitul Huda


Tahun Ajaran : 2019/2020
Semester : Ganjil
Mata Pelajaran : Akidah Akhlak
Nama : ……………………..
Kelas : IV (Empat)
Sikap yang dinilai : Spiritual

Petunjuk:

Berilah tanda cek (V) pada kolom Selalu, Kadang-kadang atau Tidak Pernah sesuai sikap
spiritual yang ada pada dirimu !

Alternative Jawaban
No Aspek Pengamatan Kadang- Tidak
Selalu kadang Pernah
Aku mengucapkan kalimat Subhaanallah ketika
1 melihat bencana alam
Aku berzikir mengucapkan kalimat Subhaanallah
2 sesudah solat Fardhu
Aku mengucapkan kalimat Subhaanallah ketika
3
mendengan suara petir yang keras
4 Aku selalu membacakan kalimat Tayyibah
Aku mengucapkan kalimat Subhaanallah ketika
5 melihat imam salah dalam gerakan sholat
berjama’ah
Jumlah Skor Perolehan

Pedoman Penilaian:
 Jika jawaban Selalu diberi skor 2, jika jawaban Kadang-kadang diberi skor 1, dan jika
jawaban Tidak Pernah diberi skor 0
 Skor tertinggi adalah 2 (Selalu) x 5 (aspek pengamatan ) = 10
 Perhitungan skor akhir menggunakan rumus

Skor Perolehan
x 100 = Skor akhir
Skor Tertinggi

Mengetahui Bandung, 25 Oktober 2019


Kepala Madrasah Guru Akidah Akhlak,

Nia Yunia,S.Pd.I Syarifa Noor,S.Pd.I


NIP. --- NIP. ---
Lampiran 2: Instrumen Penilaian Aspek Sikap Sosial

Madrasah : MIS Baitul Huda


Tahun Ajaran : 2019/2020
Semester : Ganjil
Mata Pelajaran : Akidah Akhlak
Nama : ……………………..
Nama Teman : ……………………..
Kelas : IV (Empat)
Sikap Sosial yang diamati : Horamt

Daftar Penilaian Antar Peserta Didik

Petunjuk :

Beri tanda cek (V) pada kolom skor sesuai sikap santun atau sopan yang ditampilkan oleh
temanmu, dengan kriteria sebagai berikut :

4 = Selalu, apabila selalu melakukan sesuai pernyataan.


3 = Sering, apabila sering melakukan sesuai pernyataan dan kadang-kadang tidak
melakukan.
2 = Kadang-kadang, apabila kadang-kadang melakukan dan sering tidak melakukan.
1 = Tidak pernah, apabila tidak pernah melakukan

Skor
No Aspek Pengamatan
1 2 3 4
1. Suka menghormati teman sekelas
2. Selalu berterima kasih kepada teman yang memberikan bantuan
atau pertolongan
3. Mengajarkan teman untuk bersikap hormat kepada orang yang
lebih tua
4. Tidak sombong kepada teman sekelas dimana pun berada
5. Suka mengajarkan untuk selalu mengucapkan terima kasih
kepada siapapun

Pedoman Penilaian :

 Skor tertinggi 4 x 5 (aspek pengamatan) = 20


 Perhitungan skor akhir menggunakan rumus

Skor perolehan
x 100 = Skor akhir
Skor tertinggi

Mengetahui Bandung, 25 Oktober 2019


Kepala Madrasah Guru Akidah Akhlak,

Nia Yunia,S.Pd.I Syarifa Noor,S.Pd.I


NIP. --- NIP. ---
Lampiran 3: Instrumen Penilaian Aspek Pengetahuan

a. Teknik Penilaian : Tes Tertulis


b. Bentuk Instrumen : Uraian
c. Instrumen :

No Indikator Instrumen

Peserta didik mampu


1. menjelaskan makna dan Coba jelaskan makna dari kalimat
ketentuan penerapan kalimat Tayyibah Subhaanallah !
Subhanallah dengan tepat.
Peserta didik mampu
Kapan saja waktu yang tepat untuk
2. menunjukkan waktu yang
mengucapkan kalimat Tayyibah
tepat mengucapkan kalimat
Subhaanalloh ?
Subhanallah dengan benar.
Peserta didik mampu
Coba terjemahkan kalimat Tayyibah
3. menerjemahkan kalimat
Subhanallah dengan baik. “Subhaanalloh” !
No Jawaban
Kalimat Subhanallah disebut juga bacaan tasbih. Kalimat tasbih adalah
ungkapan untuk memuji Allah Swt. Zat yang paling suci di alam semesta ini
hanyalah Allah Swt, maka sesuai dengan artinya, kalimat ini mengandung
1.
makna penyucian nama dan Zat Allah Swt. Nama Allah harus tetap suci
dari segala bentuk kemusyrikan dan kekurangan. Karena Allah-lah pemilik
segala kesempurnaan.
Kalimat tayyibah Subhanallah juga diucapkan ketika mengingatkan imam
2. dalam shalat ketika lupa bacaan atau gerakan salat bagi makmum laki-
laki, berzikir sesudah shalat fardhu, dan mendengar kejadian luar biasa.
3. Kalimat “Subhanallah” yang mempunyai arti Maha Suci Allah
Rubrik Penilaian Nilai Akhir
 Jika peserta didik dapat
menjawab dengan benar dan
sempurna, skor 15
Skor perolehan
 Jika peserta didik dapat
X 100 = skor akhir
menjawab tapi kurang
Skor maksimal
sempurna, skor 10
 Jika peserta didik menjawab,
tapi tidak benar, skor 5.

Mengetahui Bandung, 25 Oktober 2019


Kepala Madrasah Guru Akidah Akhlak,

Nia Yunia,S.Pd.I Syarifa Noor,S.Pd.I


NIP. --- NIP. ---
Lampiran 4: Instrumen Penilaian Aspek Keterampilan

a. Teknik Penilaian : Tes Praktik


b. Bentuk Instrumen : Uji Petik Kinerja
c. Instrumen :

No Indikator Instrumen
Peserta didik mampu Coba presentasikan makna dan contoh
mempresentasikan contoh penerapan dari kalimat Subhaanallah
1.
penerapan kalimat Subhanallah menggunakan bahasa sendiri di depan
dengan penuh percaya diri. kelas !
Peserta didik mampu
mengimplementasikan kalimat Coba praktikkan penerapan kalimat
Subhaanallah ! (Peserta didik nantinya
2. Subhanallah dalam kehidupan
diberi beberapa gambar/video yang
sehari hari dengan baik dan
berkaitan dengan kalimat Subhaanallah)
benar.
Rubrik Penilaian
Kriteria
No Aspek Penilaian Sangat Kurang Tidak
Baik
Baik Baik Baik
mempresentasikan contoh
1. penerapan kalimat Subhanallah
dengan penuh percaya diri.
mengimplementasikan kalimat
2. Subhanallah dalam kehidupan
sehari hari dengan baik dan benar.
Jumlah Skor
Pedoman Penilaian
Sangat Baik =4 Nilai
Baik =3 Skor yang diperoleh X 100 = skor akhir akhir
Kurang Baik =2 Skor maksimal
Tidak Baik =1

Mengetahui Bandung, 25 Oktober 2019


Kepala Madrasah Guru Akidah Akhlak,

Nia Yunia,S.Pd.I Syarifa Noor,S.Pd.I


NIP. --- NIP. ---
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD)

Mata Pelajaran : Akidah Akhlak


Kelas : IV (Empat)
Materi Pelajaran : Kalimat Tayyibah
Sub Tema : Subhanalloh

Nama Kelompok : ………………………………………


Anggota : 1. …………………………………
2. …………………………………
3. …………………………………
4. …………………………………

Kompetensi Dasar
3.1 Memahami makna dan ketentuan penerapan kalimat: Subhanallaah, Masya Allah
dan Allahu Akbar.

Indikator Pencapaian Kompetensi Tujuan Pembelajaran


3.1.1 Menjelaskan makna dan Setelah melakukan diskusi dan menggali
ketentuan penerapan kalimat informasi:
thayyibah: Subhanallah 1. Peserta didik mampu menjelaskan
makna dan ketentuan penerapan
3.1.2 Menunjukkan waktu yang tepat
kalimat Subhanallah dengan tepat.
mengucapkan kalimat thayyibah: 2. Peserta didik mampu menunjukkan
Subhanallah waktu yang tepat mengucapkan
3.1.3 Menerjemahkan kalimat kalimat Subhanallah dengan benar.
thayyibah: Subhanallah 3. Peserta didik mampu
menerjemahkan kalimat Subhanallah
dengan baik.

Langkah-Langkah Pembelajaran:

1. Buatlah kelompok terdiri dari 4 orang.


2. Perhatikan penjelasan guru mengenai aktifitas pembelajaran hari ini.
3. Simaklah video/PPT yang ditayangkan oleh guru.
4. Secara berkelompok, lakukan aktifitas berdasarkan intruksi dari guru.
5. Bacalah narasi tentang “Indahnya Bertasbih” (terlampir).
6. Lakukan diskusi dengan teman sekelompok, lalu presntasikan di depan kelas.
Diskusikan dengan kelompokmu setelah selesai presentasikan ke depan kelas!

Kapan kamu harus mengucapkan kalimat tayyibah subhanallah?

Mengapa kamu harus mengucapkan kalimat tayyibah subhanallah?

Apa akibatnya jika kalian terbiasa mengucapkan kalimat tayyibah subhanallah?

Bandung, .............................................. 2019


Guru Mapel Akidah Akhlak

Syarifa Noor S.Pd.I


Lampiran Bacaan (Buku Akidah Akhlak Kelas IV – Halaman 5-6)

Indahnya Bertasbih
Kalimat “Subhanallah” yang mempunyai arti Maha Suci Allah. Secara bahasa
ungkapan subhanallah berarti aku menyucikan Allah dari sifat-sifat yang tidak layak
untuk-Nya.

Sayyidah „Aisyah dalam sebuah riwayat menyebutkan bahwa orang Arab ketika
mendapati sesuatu yang tidak mereka inginkan dan mereka berkeinginan untuk
mengangungkan Allah Swt mereka mengucapkan “subhan”.

Ketika seseorang menyaksikan atau mendengarkan sesuatu yang tidak sesuai


dengan keagungan Allah Swt. maka seseorang dianjurkan untuk mengungkapkan
“Subhanallah”. Tujuannya adalah untuk menyucikan Allah dari berkurangnya
keagungan-Nya, atau menyucikan Allah dari sifat-sifat kekurangan.

Kalimat Subhanallah disebut juga bacaan tasbih. Kalimat tasbih adalah ungkapan
untuk memuji Allah Swt. Zat yang paling suci di alam semesta ini hanyalah Allah Swt,
maka sesuai dengan artinya, kalimat ini mengandung makna penyucian nama dan
Zat Allah Swt. Nama Allah harus tetap suci dari segala bentuk kemusyrikan dan
kekurangan. Karena Allah-lah pemilik segala kesempurnaan.

Semua yang ada di langit dan di bumi bertasbih kepada Allah Swt, memuji
kebesaran Allah Swt. Firman Allah dalam surah al-Jumuah:1

Artinya:

"Apa yang ada di langit dan apa yang ada dibumi senantiasa bertasbih kepada
Allah. Maharaja, Yang Maha Suci, Yang Maha perkasa,Maha Bijaksana. (Q.S. Al-
Jumu'ah: 1)

Bertasbih artinya mengakui keagungan Allah Swt. tidak ada yang berkuasa selain
Allah Swt dan mengakui kelemahan serta keterbatasan kita sebagai manusia yang
tidak memiliki daya dan kekuatan.

Kalimat tayyibah Subhanallah juga diucapkan ketika mengingatkan imam dalam


salat ketika lupa bacaan atau gerakan salat bagi makmum laki-laki, berzikir sesudah
salat fardhu, dan mendengar kejadian luar biasa. Dengan bertasbih akan
mendekatkan diri kepada Allah Swt, menambah keimanan kepada Allah Swt,
menambah pahala, dan menjauhkan diri dari perbuatan syirik.
Lampiran 6

DATA AKTIVITAS BELAJAR PESERTA DIDIK


HASIL OBSERVASI PRA SIKLUS

Aspek
Pengamatan Rata-
No Nama Peserta Didik Jumlah %
rata
A B C D E
1 Adila Rahma Maulida 2 1 1 2 2 8 1,60 40%
2 Amanda Maulida 2 2 2 3 2 11 2,20 55%
3 Azzura Tohary Putra 1 3 2 3 2 11 2,20 55%
4 Jayidah Masyhuroh 1 1 2 2 2 8 1,60 40%
5 Moch. Royyan 1 2 2 1 2 8 1,60 40%
Muhammad Alfian
6 2 2 1 1 2 8 1,60 40%
Azhari Rojabi
Muhammad Fahad
7 1 2 1 2 1 7 1,40 35%
Kautsar Ramdhan
Muhammad Syauqi
8 2 2 1 1 1 7 1,40 35%
Ebany Alzam
Nazwan Muhamad Fikri
9 3 2 2 1 1 9 1,80 45%
Al Qudsi
10 Novi Oktaviani 1 1 2 2 2 8 1,60 40%
Putri Novianti
11 2 3 2 2 2 11 2,20 55%
Bengkalis
12 Risni Amelia 2 1 1 2 1 7 1,40 35%
13 Siti Nur Azizah 2 2 1 1 2 8 1,60 40%
14 Syifa Kamilatunnisa 2 1 2 1 2 8 1,60 40%
15 Yoga Aditya 1 1 1 1 2 6 1,20 30%
Jumlah 125 25,00
Rata-rata 8,33 1,67 41,67%

Keterangan:
A = Kedisiplinan
B = Kepemimpinan
C = Aktivitas belajar individu
D = Aktivitas belajar kelompok
E = Menghargai Pendapat Orang Lain

Bandung, Oktober 2019


Observer

Syarifa Noor, S.Pd.I


RENCANA PELAKSANAAN
PEMBELAJARAN( R P P )

Satuan Pendidikan : MIS Baitul Huda


Mata Pelajaran : Akidah Akhlak
Kelas / Semester : IV (Empat) / Ganjil
Materi Pokok : Indahnya Kalimat Tayyibah
Sub Materi : Maasyaa Allah
Alokasi Waktu : 1 Pertemuan (2 x 35 menit)

Kompetensi Inti :
(KI-1) Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya;
(KI-2) Menunjukkan perilaku jujur,disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya
diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman dan guru tetangganya serta
tanah air;
(KI-3) Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati (mendengar, melihat,
membaca) dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk
ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah,
di sekolah dan tempat bermain;
(KI-4) Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas dan logis dalam karya
yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam
tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.

A. KOMPETENSI DASAR dan INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI :

NO. KOMPETENSI DASAR INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI

1.1 Menerima kebesaran Allah


Swt. Melalui kalimat
1
Subhaanallaah, Maasyaa
Allah dan Allahu Akbar
2.1 Menunjukkan sikap
hormat dan
2
berterimakasih sebagai
dalam kehidupan
3.1 Memahami makna dan 3.1.1 Menjelaskan makna dan ketentuan
ketentuan penerapan penerapan kalimat: Maasyaa Allah
kalimat: Subhanallah, 3.1.2 Menunjukkan waktu yang tepat
3 Maasyaa Allahdan Allahu mengucapkan kalimat: Maasyaa
Akbar. Allah
3.1.3 Menerjemahkan kalimat: Maasyaa
Allah
4.1 Mempraktikkan contoh
4.1.1 Mempresentasikan contoh
penerapan kalimat
penerapan kalimat Maasyaa Allah
Subhaanallaah, Maasyaa
4 4.1.2 Menganalisis waktu yang tepat
Allah dan Allahu Akbar
mengucapkan kalimat: Maasyaa
dalam kehidupan sehari
hari Allah dalam kehidupan sehari hari

B. TUJUAN PEMBELAJARAN :
Setelah selesai mengikuti pembelajaran dengan melakukan diskusi dan menggali
informasi:

1. Peserta didik mampu menjelaskan makna dan ketentuan penerapan kalimat


Maasyaa Allah dengan tepat.
2. Peserta didik mampu menunjukkan waktu yang tepat mengucapkan kalimat
Maasyaa Allah dengan benar.
3. Peserta didik mampu menerjemahkan kalimat Maasyaa Allah dengan baik.
4. Peserta didik mampu mempresentasikan contoh penerapan kalimat Maasyaa Allah
dengan penuh percaya diri.
5. Peserta didik mampu menganalisis waktu yang tepat mengucapkan kalimat:
Maasyaa Allah dalam kehidupan sehari hari dengan baik dan benar.

C. MATERI PEMBELAJARAN :
1. Fakta
a. Maasyaa Allah merupakan salah satu dari kalimat tayyibah yang yang
diucapkan ketika seseorang melihat hal yang baik atau indah sebagai
ekspresi penghargaan sekaligus pengingat bahwa semua itu bisa terjadi
hanya karena kehendak-Nya.
b. Kalimat “Maasyaa Allah” yang artinya Allah Swt telah berkehendak akan hal
itu.
c. Dalil Naqli tentang kalimat Maasyaa Allah, terdapat dalam al-Qur'an surah
Al-Kahfi ayat 39.
2. Konsep
a. Kalimat Maasyaa Allah diucapkan ketika melihat sesuatu atau kejadian yang
indah maupun menakjubkan, Contohnya, ketika melihat bangunan yang
indah dan megah, memasuki kebun yang cantik, teknologi yang canggih,
prestasi yang membanggakan, fisik yang kuat, melihat keindahan
pemandangan alam, orang yang cantik atau tampan, serta mukjizat-
mukjizat, dan karomah.
b. Kalimat Maasyaa Allah diungkapkan untuk menunjukkan kekaguman
seseorang atau kejadian yang digunakan sebagai ekspresi penghargaan.
Sementara dalam waktu yang sama juga sebagai pengingat bahwa semua
pencapaian bisa terjadi karena kehendak Allah Swt.
c. Hikmah mengucapkan kalimat Maasyaa Allah dinataranya Mendapatkan
pahala dari Allah, Dijauhkan dari perbuatan maksiat oleh Allah, Menjauhkan
diri dari sifat iri dan dengki, mengagungkan nama Allah , mengingat kuasa
Allah, menyerahkan suatu keadaan kepada Allah, mendekatkan diri dengan
Allah SWT, dan hati dan pikiran manusia bisa lebih tenang.

D. METODE PEMBELAJARAN :
1. Pendekatan : Scientific
2. Model pembelajaran : Cooperative Learning
3. Metode : Diskusi

E. SUMBER BELAJAR
1. Al-Quran dan terjemahannya
2. Buku Akidah AKhlak Kelas IV (Empat) MI Pegangan Siswa Halaman 7 – 9 (Cetakan
ke-1 - Kementerian Agama Republik Indonesia)
3. Buku lain yang relevan
4. Materi dari Internet yang relevan:
a. Vidio Youtube: https://www.youtube.com/watch?v=-npmx5EQVYI&t=226s
b. Artikel : https://www.fimela.com/lifestyle/read/4558795/arti-masya-allah-menurut-
al-quran-dan-manfaat-mengucapkannya

F. MEDIA, ALAT, dan BAHAN PEMBELAJARAN


1. Media
a. Media Audio Visual - Slide Show Materi Pembelajaran (Power Point)
2. Alat
a. Laptop
b. Infocus
c. Layar Proyektor
d. Sound System
3. Bahan
a. LKPD
G. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN

Alokasi
Kegiatan Deskripsi
Waktu

Pendahuluan a. Orientasi 10
1) Melakukan pembukaan dengan salam pembuka menit
dan berdoa bersama sebelum memulai
pembelajaran dipimpim oleh peserta didik dengan
penuh khidmat;
2) Memeriksa kehadiran peserta didik dan memerikasa
kerapihan pakaian, posisi, dan tempat duduk
disesuaikan dengan kegiatan pembelajaran;
3) Menyiapkan fisik dan psikis peserta didik dalam
memulai pembelajaran.

b. Apersepsi
1) Mengulas materi pembelajaran pertemuan
sebelumnya;
2) Mengaitkan materi pembelajaran yang akan
dipelajari dengan pengalaman peserta didik;
3) Mengajukan pertanyaan yang ada kaitannya
dengan materi yang akan dipelajari.

c. Motivasi
1) Memberikan gambaran tentang manfaat
mempelajari materi yang akan dipelajari tentang
Kalimat Tayyibah Maasyaa Allah;
2) Menyampaikan Kompetensi inti, kompetensi dasar
dan tujuan pembelajaran yang akan dilakukan.

d. Pemberian acuan
1) Memberitahukan materi yang akan dibahas pada
pertemuan saat ini;
2) Membagi peserta didik dalam kelompok belajar;
3) Menyampaikan mekanisme pelaksanaan
pembelajarn sesuai dengan langkah-langkah
pembelajaran yang akan dilakukan.

Inti a. Mengamati 50
1) Peserta didik mengamati gambar yang guru menit
tampilkan di layar proyektor;
2) Peserta didik mendengarkan serta melihat
penjelasan guru mengenai materi tentang Kalimat
Tayyibah: Maasyaa Allah yang guru sajikan dalam
bentuk presentasi slide show pada layar proyektor;
3) Peserta didik menyimak dan mendengarkan video
yang guru putar/tampilkan di layar proyektor
tentang perbedaan Perbedaan Subhanallah dan
Masya Allah (Penggunaan Kata Subhanallah dan
MasyaAllah) pada link :
https://www.youtube.com/watch?v=-
npmx5EQVYI&t=226s ;
4) Peserta didik membaca lembaran bacaan “Segala
Sesuatu Terjadi atas Kehendak Allah Swt” yang
dibagikan oleh guru.

b. Menanya
1) Melalui stimulus guru, peserta didik menanyakan
materi yang berkaitan dengan Kalimat Tayyibah:
Maasyaa Allah;
2) Peserta didik memberi umpan balik tentang materi
yang berkaitan dengan Kalimat Tayyibah: Maasyaa
Allah;

c. Eksperimen/explore
1) Guru membantu peserta didik membentuk
kelompok belajar 3-4 kelompok;
2) Secara berkelompok, Peserta didik berdiskusi
tentang waktu mengucapkan Kalimat Maasyaa
Allah dan Hikmahnya sesuai arahan dalam LKPD;
3) Masing-masing kelompok menggali makna/arti dan
hikmah Kalimat Maasyaa Allah.

d. Asosiasi
1) Melakukan koreksi secara berkelompok terhadap
hasil kerja diskusi dari materi yang dibahas;
2) Menganalisis, mengoreksi, dan memperbaiki hasil
diskusi mengenai waktu mengucapkan Kalimat
Maasyaa Allah dan Hikmahnya;
3) Mengidentifikasi dan menganalisis hasil diskusi
mengenai waktu mengucapkan Kalimat Maasyaa
Allah dan Hikmahnya.

e. Komunikasi
1) Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil
kerja kelompok;
2) Menyajikan paparan hasil diskusi tentang waktu
mengucapkan Kalimat Maasyaa Allah dan
Hikmahnya;
3) Menunjukkan / memaparkan hasil diskusi tentang
waktu mengucapkan Kalimat Maasyaa Allah dan
Hikmahnya;
4) Menyusun kesimpulan hasil diskusi dengan
bimbingan guru;
5) Guru memberikan reward berupa pujian kepada
tiap kelompok atas hasil diskusinya.

Penutup a. Dibawah bimbingan guru, peserta didik menyimpulkan 10


materi pembelajaran secara demokratis; menit
b. Bersama-sama melakukan refleksi terhadap
pembelajaran yang telah dilaksanakan;
c. Guru memberikan reward kepada kelompok “terbaik”,
yakni :
1) Kelompok yang benar dalam mengidentifikasi
waktu mengucapkan Kalimat Maasya Allah dan
Hikmahnya;
2) Kelompok yang paling baik dalam mengutarakan
pendapat dalam kerja kelompok.
d. Guru menjelaskan materi yang akan dipelajari pada
pertemuan berikutnya dan menyampaikan tugas
mandiri terstruktur.
e. Guru Mengajak peserta didik untuk berdo’a akhir
kegiatan pembelajaran dilanjutkan dengan salam
penutup.
H. PENILAIAN
1. Sikap spiritual
a. Teknik Penilaian : Penilaian diri
b. Bentuk Instrumen : Lembar penilaian diri (Terlampir)
c. Kisi-kisi :

No. Sikap/nilai Butir Instrumen


1. Saya percya bahwa Allah SWT Maha Besar Terlampir
2. Allah Swt berkuasa atas segala sesuatu Terlampir
Kekuasaan dan kerajaan Allah Swt itu sempurna dan
3. tidak terbatas Terlampir
Kekuasaan-Nya tidak dapat disentuh dan dipengaruhi
4. oleh siapa pun Terlampir
Sebagai hamba Allah Swt manusia harus bersikap
5. rendah hati dan tidak sombong Terlampir

2. Sikap sosial
a. Teknik Penilaian : Penilaian Antar Teman
b. Bentuk Instrumen : Lembar Penilaian (Terlampir)
c. Kisi-kisi :

No. Sikap/nilai Butir Instrumen

1. Selalu hormat apapun keputusan yang diterima dari guru Terlampir


Bersikap sopan dan santun kepada siapapun yang lebih
2. tua dari pada kita Terlampir
Selalu mengucapkan terima kasih terhadap pertolongan
3. orang teman Terlampir
Berbiaca baik terhadap teman, tanpa membeda-
4. bedakan Terlampir

5. Selalu berbuat baik kepada teman di kelas Terlampir

3. Pengetahuan
a. Teknik Penilaian : Tes Tulis
b. Bentuk Instrumen : Uraian (Terlampir)
c. Kisi-kisi :

No. Indikator Butir Instrumen


Peserta didik mampu
menjelaskan makna dan Coba jelaskan makna dari kalimat
1.
ketentuan penerapan kalimat Tayyibah Maasyaa Allah!
Maasyaa Allah dengan tepat.
Peserta didik mampu
Kapan saja waktu yang tepat untuk
menunjukkan waktu yang tepat
2. mengucapkan kalimat Tayyibah
mengucapkan kalimat Maasyaa
Maasyaa Allah?
Allah dengan benar.
Peserta didik mampu
Coba terjemahkan kalimat Tayyibah
3. menerjemahkan kalimat
“Maasyaa Allah” !
Maasyaa Allah dengan baik.

4. Keterampilan
a. Teknik Penilaian : Performance
b. Bentuk Instrumen : Praktik (Terlampir)
c. Kisi-kisi :

No. Keterampilan Butir Instrumen

Peserta didik mampu mempresentasikan Coba presentasikan di depan


contoh penerapan kalimat Maasyaa Allah kelas makna serta penerapan
1.
dalam kehidupan sehari hari dengan kalimat Maasyaa Allah
penuh percaya diri. menggunakan bahasa sendiri !
Coba analisis apa perbedaan
Peserta didik mampu menganalisis waktu
antara waktu mengucapkan
yang tepat mengucapkan kalimat:
2. kalimat Maasyaa Allah dengan
Maasyaa Allah dalam kehidupan sehari
waktu mengucapkan kalimat
hari dengan baik dan benar. Subhaanallah !

Mengetahui Bandung, 1 November 2019


Kepala Madrasah Guru Akidah Akhlak,

Nia Yunia,S.Pd.I Syarifa Noor,S.Pd.I


NIP. --- NIP. ---
Lampiran 1: Instrumen Penilaian Aspek Sikap Spiritual

Madrasah : MIS Baitul Huda


Tahun Ajaran : 2019/2020
Semester : Ganjil
Mata Pelajaran : Akidah Akhlak
Nama : ……………………..
Kelas : IV (Empat)
Sikap yang dinilai : Spiritual

Petunjuk:

Berilah tanda cek (V) pada kolom Selalu, Kadang-kadang atau Tidak Pernah sesuai sikap
spiritual yang ada pada dirimu !

Alternative Jawaban
No Aspek Pengamatan Kadang- Tidak
Selalu kadang Pernah
1 Saya percya bahwa Allah SWT Maha Besar
2 Allah Swt berkuasa atas segala sesuatu
Kekuasaan dan kerajaan Allah Swt itu sempurna dan
3 tidak terbatas
Kekuasaan-Nya tidak dapat disentuh dan
4 dipengaruhi oleh siapa pun
Sebagai hamba Allah Swt manusia harus bersikap
5 rendah hati dan tidak sombong
Jumlah Skor Perolehan

Pedoman Penilaian:
 Jika jawaban Selalu diberi skor 2, jika jawaban Kadang-kadang diberi skor 1, dan jika
jawaban Tidak Pernah diberi skor 0
 Skor tertinggi adalah 2 (Selalu) x 5 (aspek pengamatan ) = 10
 Perhitungan skor akhir menggunakan rumus

Skor Perolehan
x 100 = Skor akhir
Skor Tertinggi

Mengetahui Bandung, 1 November 2019


Kepala Madrasah Guru Akidah Akhlak,

Nia Yunia, S.Pd.I Syarifa Noor,S.Pd.I


NIP. --- NIP. ---
Lampiran 2: Instrumen Penilaian Aspek Sikap Sosial

Madrasah : MIS Baitul Huda


Tahun Ajaran : 2019/2020
Semester : Ganjil
Mata Pelajaran : Akidah Akhlak
Nama : ……………………..
Nama Teman : ……………………..
Kelas : IV (Empat)
Sikap Sosial yang diamati : Hormat, Sopan dan Santun

Daftar Penilaian Antar Peserta Didik

Petunjuk :

Beri tanda cek (V) pada kolom skor sesuai sikap santun atau sopan yang ditampilkan oleh
temanmu, dengan kriteria sebagai berikut :

4 = Selalu, apabila selalu melakukan sesuai pernyataan.


3 = Sering, apabila sering melakukan sesuai pernyataan dan kadang-kadang tidak
melakukan.
2 = Kadang-kadang, apabila kadang-kadang melakukan dan sering tidak melakukan.
1 = Tidak pernah, apabila tidak pernah melakukan

Skor
No Aspek Pengamatan
1 2 3 4
1. Selalu hormat apapun keputusan yang diterima dari guru
2. Bersikap sopan dan santun kepada siapapun yang lebih tua dari
pada kita
3. Selalu mengucapkan terima kasih terhadap pertolongan orang
teman
4. Berbiaca baik terhadap teman, tanpa membeda-bedakan
5. Selalu berbuat baik kepada teman di kelas

Pedoman Penilaian :

 Skor tertinggi 4 x 5 (aspek pengamatan) = 20


 Perhitungan skor akhir menggunakan rumus

Skor perolehan
x 100 = Skor akhir
Skor tertinggi

Mengetahui B a n d u n g 1 November 2019


Kepala Madrasah Guru Akidah Akhlak,

Nia Yunia,S.Pd.I Syarifa Noor,S.Pd.I


NIP. --- NIP. ---
Lampiran 3: Instrumen Penilaian Aspek Pengetahuan

a. Teknik Penilaian : Tes Tertulis


b. Bentuk Instrumen : Uraian
c. Instrumen :

No Indikator Instrumen

Peserta didik mampu


1. menjelaskan makna dan
Coba jelaskan makna dari kalimat Tayyibah
ketentuan penerapan
Maasyaa Allah!
kalimat Maasyaa Allah
dengan tepat.
Peserta didik mampu
2. menunjukkan waktu
yang tepat Kapan saja waktu yang tepat untuk mengucapkan
mengucapkan kalimat kalimat Tayyibah Maasyaa Allah?
Maasyaa Allah dengan
benar.
Peserta didik mampu
3. menerjemahkan kalimat Coba terjemahkan kalimat Tayyibah “Maasyaa
Maasyaa Allah dengan Allah” !
baik.
No Jawaban
Kalimat “Masya Allah” yang artinya Allah Swt telah berkehendak akan hal itu.
1. Kalimat terebut diucapkan ketika melihat sesuatu atau kejadian yang indah
maupun menakjubkan.
Contohnya, ketika melihat bangunan yang indah dan megah, memasuki
kebun yang cantik, teknologi yang canggih, prestasi yang membanggakan,
2.
fisik yang kuat, melihat keindahan pemandangan alam, orang yang cantik
atau tampan, serta mukjizat-mukjizat, dan karomah.
Kalimat “Maasyaa Allah” yang mempunyai arti Allah Swt telah berkehendak
3. akan hal itu.
Nilai
Rubrik Penilaian
Akhir
 Jika peserta didik
dapat menjawab
dengan benar dan
sempurna, skor 15
 Jika peserta didik
dapat menjawab tapi Skor yang diperoleh x 100 = skor akhir
kurang sempurna, skor Skor maksimal
10
 Jika peserta didik
menjawab, tapi tidak
benar, skor 5.

Mengetahui Bandung, 1 November 2019


Kepala Madrasah Guru Akidah Akhlak,

Nia Yunia,S.Pd.I Syarifa Noor,S.Pd.I


NIP. --- NIP. ---
Lampiran 4: Instrumen Penilaian Aspek Keterampilan

a. Teknik Penilaian : Tes Praktik


b. Bentuk Instrumen : Uji Petik Kinerja
c. Instrumen :

No Indikator Instrumen
Peserta didik mampu
Coba presentasikan di depan kelas
mempresentasikan contoh
makna serta penerapan kalimat
1. penerapan kalimat Maasyaa
Maasyaa Allah menggunakan bahasa
Allah dalam kehidupan sehari
sendiri !
hari dengan penuh percaya diri.
Peserta didik mampu
menganalisis waktu yang tepat Coba analisis apa perbedaan antara
mengucapkan kalimat: waktu mengucapkan kalimat Maasyaa
2.
Maasyaa Allah dalam kehidupan Allah dengan waktu mengucapkan
sehari hari dengan baik dan kalimat Subhaanallah !
benar.
Rubrik Penilaian
Kriteria
No Aspek Penilaian Sangat Kurang Tidak
Baik
Baik Baik Baik
Kelengkapan dalam menjelaskan
1. Makna Kalimat Maasyaa Allah
Pelafalan Kalimat Maasyaa Allah
2. sudah sesuai dan benar
Pembawaan prensentasi sudah
3.
baik dan percaya diri
Tepat dalam mengemukakan
4. analisis waktu pengucapanan
kalimat Maasyaa Allah
Jelas dalam menjelaskan
perbedaan waktu mengucapkan
5.
kalimat Maasyaa Allah dengan
Subhaanallah
Jumlah Skor
Pedoman Penilaian
Sangat Baik =4 Nilai
Baik = 3 Skor yang diperoleh x 100 = skor akhir akhir
Kurang Baik =2 Skor maksimal
Tidak Baik =1

Mengetahui Bandung, 1 November 2019


Kepala Madrasah Guru Akidah Akhlak,

Nia Yunia,S.Pd.I Syarifa Noor,S.Pd.I


NIP. --- NIP. ---
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD)
Mata Pelajaran : Akidah Akhlak
Kelas : IV (Empat)
Materi Pelajaran : Kalimat Tayyibah
Sub Tema : Maasyaa Allah

Nama Kelompok : ………………………………………


Anggota : 1. …………………………………
2. …………………………………
3. …………………………………
4. …………………………………

Kompetensi Dasar
3.1 Memahami makna dan ketentuan penerapan kalimat: Subhanallaah, Masya Allah
dan Allahu Akbar.

Indikator Pencapaian Kompetensi Tujuan Pembelajaran


3.1.1 Menjelaskan makna dan Setelah melakukan diskusi dan menggali
ketentuan penerapan kalimat informasi:
thayyibah: Maasyaa Allah 1. Peserta didik mampu menjelaskan
makna dan ketentuan penerapan
3.1.2 Menunjukkan waktu yang tepat
kalimat Maasyaa Allah dengan tepat.
mengucapkan kalimat thayyibah: 2. Peserta didik mampu menunjukkan
Maasyaa Allah waktu yang tepat mengucapkan
3.1.3 Menerjemahkan kalimat kalimat Maasyaa Allah dengan
thayyibah: Maasyaa Allah benar.
3. Peserta didik mampu
menerjemahkan kalimat Maasyaa
Allah dengan baik.

4.1.1 Mempresentasikan contoh 4. Peserta didik mampu


penerapan kalimat Maasyaa Allah mempresentasikan contoh
4.1.2 Menganalisis waktu yang tepat penerapan kalimat Maasyaa Allah
mengucapkan kalimat: Maasyaa dengan penuh percaya diri.
Allah dalam kehidupan sehari hari 5. Peserta didik mampu menganalisis
waktu yang tepat mengucapkan
kalimat: Maasyaa Allah dalam
kehidupan sehari hari dengan baik
dan benar.

Langkah-Langkah Pembelajaran:

1. Buatlah kelompok terdiri dari 4 orang.


2. Perhatikan penjelasan guru mengenai aktifitas pembelajaran hari ini.
3. Simaklah video/PPT yang ditayangkan oleh guru.
4. Secara berkelompok, lakukan aktifitas berdasarkan intruksi dari guru.
5. Bacalah narasi tentang “Segala Sesuatu Terjadi atas Kehendak Allah Swt”
(terlampir).
6. Lakukan diskusi dengan teman sekelompok, lalu presntasikan di depan kelas.

Diskusikan dengan kelompokmu setelah selesai presentasikan ke depan kelas!

Kapan kamu mengucapkan kalimat tayyibah Maasya Allah?

Mengapa ketika melihat suatu yang indah dan menakjubkan dianjurkanmengucapkan


Maasya Allah?

Apakah hikmah ketika mengucapkan kalimat tayyibah Masya Allah?

Bandung, .............................................. 2019


Guru Mapel Akidah Akhlak

Syarifa Noor, S.Pd.I


Lampiran Bacaan (Buku Akidah Akhlak Kelas IV – Halaman 8-9)

Segala Sesuatu Terjadi atas Kehendak Allah Swt


Kalimat “Maasya Allah” yang artinya Allah Swt telah berkehendak akan hal itu.
Kalimat terebut diucapkan ketika melihat sesuatu atau kejadian yang indah
maupun menakjubkan, Contohnya, ketika melihat bangunan yang indah dan
megah, memasuki kebun yang cantik, teknologi yang canggih, prestasi yang
membanggakan, fisik yang kuat, melihat keindahan pemandangan alam, orang
yang cantik atau tampan, serta mukjizat-mukjizat, dan karomah..

Allah berfirman dalam al-Qur‟an surah Al-Kahfi ayat 39:

Artinya:
“Mengapa kamu tidak mengatakan waktu kamu memasuki kebunmu “Maasya
Allaah, laa quwwata illaa billaah (sungguh atas kehendak Allah semua ini terwujud,
tiada kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah).” QS. al-Kahfi (18:39).

Dalil tersebut dipahami dengan penjelasan yang sudah disebutkan di atas. Dalam
ayat di atas obyek dari ucapan “Maasya Allah” adalah kebun. Sedangkan adanya
sebuah kebun itu tadi, selain tanaman-tanaman di dalamnya tumbuh atas izin Allah
Swt, juga ada usaha dari si pemilik kebun dengan menanamnya, menyirami,
memupuk dan seterusnya.

Kalimat Maasya Allah diungkapkan untuk menunjukkan kekaguman seseorang atau


kejadian yang digunakan sebagai ekspresi penghargaan. Sementara dalam waktu
yang sama juga sebagai pengingat bahwa semua pencapaian bisa terjadi karena
kehendak Allah Swt.
Lampiran 8

DATA AKTIVITAS BELAJAR PESERTA DIDIK


HASIL OBSERVASI SIKLUS I

Aspek
Pengamatan Rata-
No Nama Peserta Didik Jumlah %
rata
A B C D E
1 Adila Rahma Maulida 3 2 2 3 3 13 2,60 65%
2 Amanda Maulida 4 3 3 3 3 16 3,20 80%
3 Azzura Tohary Putra 2 4 3 2 3 14 2,80 70%
4 Jayidah Masyhuroh 3 2 3 3 2 13 2,60 65%
5 Moch. Royyan 2 3 3 2 3 13 2,60 65%
Muhammad Alfian
6 3 4 3 3 2 15 3,00 75%
Azhari Rojabi
Muhammad Fahad
7 3 3 2 3 2 13 2,60 65%
Kautsar Ramdhan
Muhammad Syauqi
8 3 3 3 2 3 14 2,80 70%
Ebany Alzam
Nazwan Muhamad Fikri
9 3 3 3 3 3 15 3,00 75%
Al Qudsi
10 Novi Oktaviani 3 3 2 3 2 13 2,60 65%
Putri Novianti
11 3 3 3 4 3 16 3,20 80%
Bengkalis
12 Risni Amelia 3 3 2 3 2 13 2,60 65%
13 Siti Nur Azizah 3 3 3 2 2 13 2,60 65%
14 Syifa Kamilatunnisa 3 3 3 3 3 15 3,00 75%
15 Yoga Aditya 2 2 2 2 2 10 2,00 50%
Jumlah 206 41,20
Rata-rata 13,73 2,75 68,67%

Keterangan:
A = Kedisiplinan
B = Kepemimpinan
C = Aktivitas belajar individu
D = Aktivitas belajar kelompok
E = Menghargai Pendapat Orang Lain

Bandung, November 2019


Observer

Syarifa Noor S.Pd.I


RENCANA PELAKSANAAN
PEMBELAJARAN( R P P )

Satuan Pendidikan : MIS Baitul Huda


Mata Pelajaran : Akidah Akhlak
Kelas / Semester : IV (Empat) / Ganjil
Materi Pokok : Indahnya Kalimat Tayyibah
Sub Materi : Allahu Akbar
Alokasi Waktu : 1 Pertemuan (2 x 35 menit)

Kompetensi Inti :
(KI-1) Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya;
(KI-2) Menunjukkan perilaku jujur,disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya
diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman dan guru tetangganya serta
tanah air;
(KI-3) Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati (mendengar, melihat,
membaca) dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk
ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah,
di sekolah dan tempat bermain;
(KI-4) Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas dan logis dalam karya
yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam
tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.

A. KOMPETENSI DASAR dan INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI :

NO. KOMPETENSI DASAR INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI

1.1 Menerima kebesaran Allah


Swt. Melalui kalimat
1
Subhaanallaah, Maasyaa
Allah dan Allahu Akbar
2.1 Menunjukkan sikap
hormat dan
2
berterimakasih sebagai
dalam kehidupan
3.1 Memahami makna dan 3.1.1 Menjelaskan makna dan ketentuan
ketentuan penerapan penerapan kalimat Allahu Akbar.
kalimat: Subhanallah, (C2)
Maasyaa Allah dan Allahu 3.1.2 Menunjukkan waktu yang tepat
3
Akbar. mengucapkan kalimat Allahu
Akbar. (C2)
3.1.3 Menguraikan Hikmah mengucapkan
kalimat Allahu Akbar. (C4)
4.1 Mempraktikkan contoh 4.1.1 Mendemonstrasikan pengucapan
penerapan kalimat kalimat Allahu Akbar. (C3) & (P2)
Subhaanallaah, Maasyaa 4.1.2 Menganalisis waktu yang tepat
4
Allah dan Allahu Akbar mengucapkan kalimat Allahu
dalam kehidupan sehari Akbar dalam kehidupan sehari hari.
hari (C4)

B. TUJUAN PEMBELAJARAN :
Setelah selesai mengikuti pembelajaran dengan melakukan diskusi dan menggali
informasi:

1. Peserta didik mampu menjelaskan makna dan ketentuan penerapan kalimat Allahu
Akbar dengan baik dan benar.
2. Peserta didik mampu menunjukkan waktu yang tepat mengucapkan kalimat Allahu
Akbar dengan benar.
3. Peserta didik mampu menguraikan Hikmah mengucapkan kalimat Allahu Akbar
dengan baik.
4. Peserta didik mampu mendemonstrasikan pengucapan kalimat Allahu Akbar
dengan penuh percaya diri.
5. Peserta didik mampu menganalisis waktu yang tepat mengucapkan kalimat Allahu
Akbar dalam kehidupan sehari hari dengan baik dan benar.

C. MATERI PEMBELAJARAN :
1. Fakta
a. Allahu Akbar artinya Allah Maha Besar yang disebut juga bacaan takbir.
Allah Swt adalah Zat Yang Maha besar. Penciptaan alam semesta dan
seluruh isinya telah cukup menjadi bukti kebesaran Allah Swt.
Mengagungkan kebesaran Allah Swt menjadi kewajiban setiap muslim.
Mengingat kebesaran Allah Swt dapat menghindarkan manusia dari sifat
sombong.
b. Salah satu cara mengingat kebesaran Allah Swt adalah dengan
membiasakan diri mengucapkan Allahu Akbar. Allah Swt sanggup
menjadikan segala hal yang tidak mungkin menurut kita menjadi mungkin.
Bagi Allah Swt, sangatlah mudah menjadikan hal tersebut.
c. Dalil Naqli tentang Kalimat Allahu Akbar terdapat dalam Surah Yasin ayat 82.
2. Konsep
a. Apabila kita mau berfikir tentunya banyak bukti yang menunjukkan bahwa
Allah Swt itu Maha Besar. Misalnya, penciptaan alam semesta dengan
seluruh isinya, penciptakan matahari dan bulan, keduanya berfungsi
berjalan pada orbitnya masingmasing dan tidak pernah berbenturan. Allah
Swt menciptakan langit dan bumi. Bumi diciptakan sebagai hamparan dan
langit diciptakan di atas bumi tanpa memiliki tiang penyangga.
b. Allahu Akbar juga sering diteriakkan oleh pahlawan yang berjuang
menegakkan agama Allah Swt, misalnya para pahlawan yang melawan
penjajah Belanda. Teriakan Allahu Akbar dapat membangkitkan semangat
juang melawan kezaliman. Di penghujung puasa Ramadan, pada malam
Hari Raya Idul Fitri seluruh umat Islam berama-sama mengagungkan
kebesaran Allah Swt dengan gema takbir. Selain itu kalimat tayyibah Allahu
Akbar juga diucapkan ketika mengumandangkan azan dan iqomah.
c. Hikmah mengucapkan kalimat Allahu Akbar atau Takbir adalah selalu
mengingat kebesaran Allah, terhindar dari sifat sombong, dan mendapat
pahala.

D. METODE PEMBELAJARAN :
1. Pendekatan : Scientific
2. Model pembelajaran : Cooperative Learning
3. Metode : Diskusi

E. SUMBER BELAJAR
1. Al-Quran dan terjemahannya
2. Buku Akidah Akhlak Kelas IV (Empat) MI Pegangan Siswa Halaman 10 – 16 (Cetakan
ke-1 - Kementerian Agama Republik Indonesia)
3. Buku lain yang relevan
4. Penelitian/Jurnal: Skripsi dari MAULIDA yang berjudul "RANGKAIAN LAFAL TAKBIR DUA
HARI RAYA (Perspektif Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah)" Halaman 25-26, link:
https://repository.ar-raniry.ac.id/id/eprint/9753/1/FULL%20SKRIPSI%20MAULIDA.pdf
5. Materi dari Internet yang relevan:
a. Vidio Youtube: https://www.youtube.com/watch?v=of3vTOrt6nQ
b. Artikel : http://files1.simpkb.id/guruberbagi/rpp/48101-1591849098.pdf

F. MEDIA, ALAT, dan BAHAN PEMBELAJARAN


1. Media
a. Media Audio Visual - Slide Show Materi Pembelajaran (Power Point)
2. Alat
a. Laptop
b. Infocus
c. Layar Proyector
d. Sound System
3. Bahan
a. LKPD
b. Latihan Soal berbasis Online Google Form, link:
https://tinyurl.com/LatihanSoalKalimatTayyibah

G. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN

Alokasi
Kegiatan Deskripsi
Waktu

Pendahuluan a. Orientasi 10
1) Melakukan pembukaan dengan salam pembuka menit
dan berdoa bersama sebelum memulai
pembelajaran dipimpim oleh peserta didik dengan
penuh khidmat;
2) Memeriksa kehadiran peserta didik dan memerikasa
kerapihan pakaian, posisi, dan tempat duduk
disesuaikan dengan kegiatan pembelajaran;
3) Menyiapkan fisik dan psikis peserta didik dalam
memulai pembelajaran.

b. Apersepsi
1) Mengaitkan materi pembelajaran yang akan
dipelajari dengan pengalaman peserta didik;
2) Mengajukan pertanyaan yang ada kaitannya
dengan materi yang akan dipelajari.

c. Motivasi
1) Memberikan gambaran tentang manfaat
mempelajari materi yang akan dipelajari tentang
Kalimat Tayyibah Allahu Akbar;
2) Menyampaikan Kompetensi dasar dan tujuan
pembelajaran yang akan dilakukan.

d. Pemberian acuan
1) Memberitahukan materi yang akan dibahas pada
pertemuan saat ini;
2) Membagi peserta didik dalam kelompok belajar;
3) Menyampaikan mekanisme pelaksanaan
pembelajarn sesuai dengan langkah-langkah
pembelajaran yang akan dilakukan.

Inti a. Mengamati 50
1) Peserta didik mengamati gambar yang guru menit
tampilkan di layar proyektor;
2) Peserta didik mendengarkan serta melihat
penjelasan guru mengenai materi tentang Kalimat
Tayyibah: Allahu Akbar yang guru sajikan dalam
bentuk presentasi slide show pada layar proyektor;
3) Peserta didik mendengarkan dan menyimak vidio
tentang Memahami Kalimat Allahu Akbar Dengan
Sepenuh Hati & Jiwa
(https://www.youtube.com/watch?v=of3vTOrt6nQ )
yang guru tampilkan pada layar proyektor
4) Peserta didik membaca lembaran bacaan “Maha
Besar Engkau Ya Allah” yang dibagikan oleh guru.

b. Menanya
1) Melalui stimulus guru, peserta didik menanyakan
materi yang berkaitan dengan Kalimat Tayyibah:
Allahu Akbar;
2) Peserta didik memberi umpan balik tentang materi
yang berkaitan dengan Kalimat Tayyibah: Allahu
Akbar;

c. Eksperimen/explore
1) Guru membantu peserta didik membentuk
kelompok belajar 3-4 kelompok;
2) Secara berkelompok, Peserta didik berdiskusi
tentang waktu mengucapkan Kalimat Allahu Akbar
dan Hikmahnya sesuai arahan dalam LKPD;
3) Masing-masing kelompok menggali makna/arti dan
hikmah Kalimat Allahu Akbar.

d. Asosiasi
1) Melakukan koreksi secara berkelompok terhadap
hasil kerja diskusi dari materi yang dibahas;
2) Menganalisis, mengoreksi, dan memperbaiki hasil
diskusi mengenai waktu mengucapkan Kalimat
Allahu Akbar dan Hikmahnya;
3) Mengidentifikasi dan menganalisis hasil diskusi
mengenai waktu mengucapkan Kalimat Allahu
Akbar dan Hikmahnya.

e. Komunikasi
1) Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil
kerja kelompok;
2) Menyajikan paparan hasil diskusi tentang waktu
mengucapkan Kalimat Allahu Akbar dan
Hikmahnya;
3) Menunjukkan / memaparkan hasil diskusi tentang
waktu mengucapkan Kalimat Allahu Akbar dan
Hikmahnya;
4) Menyusun kesimpulan hasil diskusi dengan
bimbingan guru;
5) Guru memberikan reward berupa pujian kepada
tiap kelompok atas hasil diskusinya.

Penutup a. Dibawah bimbingan guru, peserta didik menyimpulkan 10


materi pembelajaran secara demokratis; menit
b. Bersama-sama melakukan refleksi terhadap
pembelajaran yang telah dilaksanakan;
c. Guru memberikan reward kepada kelompok “terbaik”,
yakni :
1) Kelompok yang benar dalam mengidentifikasi
waktu mengucapkan Kalimat Allahu Akbar dan
Hikmahnya;
2) Kelompok yang paling baik dalam mengutarakan
pendapat dalam kerja kelompok.
d. Guru menjelaskan materi yang akan dipelajari pada
pertemuan berikutnya dan menyampaikan tugas
mandiri terstruktur berbasis online pada link:
https://tinyurl.com/LatihanSoalKalimatTayyibah
e. Guru Mengajak peserta didik untuk berdo’a akhir
kegiatan pembelajaran dilanjutkan dengan salam
penutup.

H. PENILAIAN
1. Sikap spiritual
a. Teknik Penilaian : Penilaian diri
b. Bentuk Instrumen : Lembar penilaian diri (Terlampir)
c. Kisi-kisi :

No. Sikap/nilai Butir Instrumen


Allah Swt merupakan sumber dari segala kekuatan yang
1. ada. Terlampir
Kekuatan Allah Swt melebihi serta mengatasi segala
2. Terlampir
kekuatan yang ada di alam semesta ini.
Allah telah menciptakan alam dan seluruh isinya tanpa
3. Terlampir
bantuan siapa pun.
4. Allah dapat berbuat sesuai dengan kehendak-Nya. Terlampir
5. Allah Maha Besar atas segala keagungannya. Terlampir

2. Sikap sosial
a. Teknik Penilaian : Penilaian Antar Teman
b. Bentuk Instrumen : Lembar Penilaian (Terlampir)
c. Kisi-kisi :

No. Sikap/nilai Butir Instrumen


Saya memiliki sikap tegar dalam menghadapi segala
1. masalah. Terlampir
2. Saya selalu sabar jika mendapatkan tugas dari guru Terlampir
3. Saya siap menerima resiko dari setiap perbuatan Terlampir
4. Saya berani tampil presentasi didepan kelas Terlampir
5. Saya berani mengungkapkan pendapat dalam berdiskusi Terlampir

3. Pengetahuan
a. Teknik Penilaian : Tes Tulis
b. Bentuk Instrumen : Uraian (Terlampir)
c. Kisi-kisi :

No. Indikator Butir Instrumen


Peserta didik mampu
menjelaskan makna dan Coba jelaskan makna dari kalimat
1.
ketentuan penerapan kalimat Tayyibah Allahu Akbar!
Allahu Akbar dengan tepat.
Peserta didik mampu Kapan saja waktu yang tepat untuk
2. menunjukkan waktu yang tepat mengucapkan kalimat Tayyibah Allahu
mengucapkan kalimat Allahu Akbar?
Akbar dengan benar.

Peserta didik mampu


menguraikan Hikmah Coba uraikan Hikmah dari menguapkan
3.
mengucapkan kalimat Allahu kalimat Allahu Akbar !
Akbar dengan baik.

4. Keterampilan
a. Teknik Penilaian : Tes Praktik
b. Bentuk Instrumen : Praktik (Terlampir)
c. Kisi-kisi :

No. Keterampilan Butir Instrumen

Coba demonstrasikan
Peserta didik mampu mendemonstrasikan
pengucapan kalimat Allahu
1. pengucapan kalimat Allahu Akbar dengan
Akbar dengan memperhatikan
penuh percaya diri.
makhraj dan tajwidnya!
Coba analisis perbedaan
Peserta didik mampu menganalisis waktu
waktu yang tepat
yang tepat mengucapkan kalimat Allahu
2. mengucapkan kalimat Allahu
Akbar dalam kehidupan sehari hari
Akbar dengan kalimat
dengan baik dan benar.
Maasyaa Allah !

Mengetahui Bandung, 8 November 2019


Kepala Madrasah Guru Akidah Akhlak,

Nia Yunia,S.Pd.I Syarifa Noor,S.Pd.I


NIP. --- NIP. ---
Lampiran 1: Instrumen Penilaian Aspek Sikap Spiritual

Madrasah : MIS Baitul Huda


Tahun Ajaran : 2019/2020
Semester : Ganjil
Mata Pelajaran : Akidah Akhlak
Nama : ……………………..
Kelas : IV (Empat)
Sikap yang dinilai : Spiritual

Petunjuk:

Berilah tanda cek (V) pada kolom Selalu, Kadang-kadang atau Tidak Pernah sesuai sikap
spiritual yang ada pada dirimu !

Alternative Jawaban
No Aspek Pengamatan Kadang- Tidak
Selalu kadang Pernah
Allah Swt merupakan sumber dari segala kekuatan
1
yang ada.
Kekuatan Allah Swt melebihi serta mengatasi segala
2
kekuatan yang ada di alam semesta ini.
Allah telah menciptakan alam dan seluruh isinya
3
tanpa bantuan siapa pun.

4 Allah dapat berbuat sesuai dengan kehendak-Nya.

5 Allah Maha Besar atas segala keagungannya.

Jumlah Skor Perolehan

Pedoman Penilaian:
 Jika jawaban Selalu diberi skor 2, jika jawaban Kadang-kadang diberi skor 1, dan jika
jawaban Tidak Pernah diberi skor 0
 Skor tertinggi adalah 2 (Selalu) x 5 (aspek pengamatan ) = 10
 Perhitungan skor akhir menggunakan rumus

Skor Perolehan
x 100 = Skor akhir
Skor Tertinggi

Mengetahui Bandung, 8 November 2019


Kepala Madrasah Guru Akidah Akhlak,

Nia Yunia S.Pd.I Syarifa Noor,S.Pd.I


NIP. --- NIP. ---
Lampiran 2: Instrumen Penilaian Aspek Sikap Sosial

Madrasah : MIS Baitul Huda


Tahun Ajaran : 2019/2020
Semester : Ganjil
Mata Pelajaran : Akidah Akhlak
Nama : ……………………..
Nama Teman : ……………………..
Kelas : IV (Empat)
Sikap Sosial yang diamati : Hormat, Sopan dan Santun

Daftar Penilaian Antar Peserta Didik

Petunjuk :

Beri tanda cek (V) pada kolom skor sesuai sikap santun atau sopan yang ditampilkan oleh
temanmu, dengan kriteria sebagai berikut :

4 : Selalu, apabila selalu melakukan sesuai pernyataan.


3 : Sering, apabila sering melakukan sesuai pernyataan dan kadang-kadang tidak
melakukan.
2 : Kadang-kadang, apabila kadang-kadang melakukan dan sering tidak
melakukan.
1 : Tidak pernah, apabila tidak pernah melakukan

Skor
No Aspek Pengamatan
1 2 3 4
1. Saya memiliki sikap tegar dalam menghadapi segala masalah.

2. Saya selalu sabar jika mendapatkan tugas dari guru

3. Saya siap menerima resiko dari setiap perbuatan

4. Saya berani tampil presentasi didepan kelas

5. Saya berani mengungkapkan pendapat dalam berdiskusi

Pedoman Penilaian :

 Skor tertinggi 4 x 5 (aspek pengamatan) = 20


 Perhitungan skor akhir menggunakan rumus

Skor perolehan
x 100 = Skor akhir
Skor tertinggi
Mengetahui Bandung, 8 November 2019
Kepala Madrasah Guru Akidah Akhlak,

Nia Yunia S.Pd.I Syarifa Noor,S.Pd.I


NIP. --- NIP. ---
Lampiran 3: Instrumen Penilaian Aspek Pengetahuan

a. Teknik Penilaian : Tes Tertulis


b. Bentuk Instrumen : Uraian
c. Instrumen :

No Indikator Instrumen

Peserta didik mampu


1. menjelaskan makna dan
Coba jelaskan makna dari kalimat Tayyibah Allahu
ketentuan penerapan
Akbar!
kalimat Allahu Akbar
dengan tepat.
Peserta didik mampu
2. menunjukkan waktu
yang tepat Kapan saja waktu yang tepat untuk mengucapkan
mengucapkan kalimat kalimat Tayyibah Allahu Akbar?
Allahu Akbar dengan
benar.
Peserta didik mampu
3. menguraikan Hikmah
Coba uraikan Hikmah dari menguapkan kalimat
mengucapkan kalimat
Allahu Akbar !
Allahu Akbar dengan
baik.
No Jawaban
Allahu Akbar artinya Allah Maha Besar yang disebut juga bacaan takbir. Allah
Swt adalah Zat Yang Maha besar. Penciptaan alam semesta dan seluruh isinya
1. telah cukup menjadi bukti kebesaran Allah Swt. Mengagungkan kebesaran
Allah Swt menjadi kewajiban setiap muslim. Mengingat kebesaran Allah Swt
dapat menghindarkan manusia dari sifat sombong.
Para pahlawan yang melawan penjajah Belanda. Teriakan Allahu Akbar dapat
membangkitkan semangat juang melawan kezaliman. Di penghujung puasa
Ramadan, pada malam Hari Raya Idul Fitri seluruh umat Islam berama-sama
2.
mengagungkan kebesaran Allah Swt dengan gema takbir. Selain itu kalimat
tayyibah Allahu Akbar juga diucapkan ketika mengumandangkan azan dan
iqomah.
Hikmah mengucapkan kalimat Allahu Akbar atau Takbir adalah selalu
3. mengingat kebesaran Allah, terhindar dari sifat sombong, dan mendapat
pahala.
Nilai
Rubrik Penilaian
Akhir
 Jika peserta didik
dapat menjawab
dengan benar dan
sempurna, skor 15
 Jika peserta didik
dapat menjawab tapi Skor yang diperoleh x 100 = skor akhir
kurang sempurna, skor Skor maksimal
10
 Jika peserta didik
menjawab, tapi tidak
benar, skor 5.
Lampiran 4: Instrumen Penilaian Aspek Keterampilan

a. Teknik Penilaian : Tes Praktik


b. Bentuk Instrumen : Praktik
c. Instrumen :

No Indikator Instrumen
Peserta didik mampu
mendemonstrasikan Coba demonstrasikan pengucapan
1. pengucapan kalimat Allahu kalimat Allahu Akbar dengan
Akbar dengan penuh percaya memperhatikan makhraj dan tajwidnya!
diri.
Peserta didik mampu
menganalisis waktu yang tepat Coba analisis perbedaan waktu yang
2. mengucapkan kalimat Allahu tepat mengucapkan kalimat Allahu
Akbar dalam kehidupan sehari Akbar dengan kalimat Maasyaa Allah !
hari dengan baik dan benar.
Rubrik Penilaian
Kriteria
No Aspek Penilaian Sangat Kurang Tidak
Baik
Baik Baik Baik
Makhraj dalam mengucapkan
1. kalimat Allahu Akbar
Tajwid dalam mengucapkan
2. kalimat Allahu Akbar
Tepat dalam mengemukakan
3. analisis waktu pengucapanan
kalimat Maasyaa Allah
Jelas dalam menjelaskan
perbedaan waktu mengucapkan
4.
kalimat Maasyaa Allah dengan
Subhaanallah
Jumlah Skor
Pedoman Penilaian
Sangat Baik =4 Nilai
Baik = 3 Skor yang diperoleh x 100 = skor akhir akhir
Kurang Baik =2 Skor maksimal
Tidak Baik =1

Mengetahui Bandung, 8 November 2019


Kepala Madrasah Guru Akidah Akhlak,

Nia Yunia, S.Pd.I Syarifa Noor,S.Pd.I


NIP. --- NIP. ---
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD)
DISKUSI KELOMPOK
Mata Pelajaran : Akidah Akhlak
Kelas : IV (Empat)
Materi Pelajaran : Kalimat Tayyibah
Sub Tema : Allahu Akbar

Nama Kelompok : ………………………………………


Anggota : 1. …………………………………
2. …………………………………
3. …………………………………
4. …………………………………

Kompetensi Dasar
3.1 Memahami makna dan ketentuan penerapan kalimat: Subhanallaah, MaasyaaAllah
dan Allahu Akbar.

4.1 Mempraktikkan contoh penerapan kalimat Subhaanallaah, Maasyaa Allah dan


Allahu Akbar dalam kehidupan sehari hari

Indikator Pencapaian Kompetensi Tujuan Pembelajaran


3.1.1 Menjelaskan makna dan Setelah melakukan diskusi dan menggali
ketentuan penerapan kalimat informasi:
Allahu Akbar. 1. Peserta didik mampu menjelaskan
makna dan ketentuan penerapan
3.1.2 Menunjukkan waktu yang tepat
kalimat Maasyaa Allah dengan tepat.
mengucapkan kalimat Allahu 2. Peserta didik mampu menunjukkan
Akbar. waktu yang tepat mengucapkan
3.1.3 Menguraikan Hikmah kalimat Maasyaa Allah dengan
mengucapkan kalimat Allahu benar.
Akbar. 3. Peserta didik mampu menguraikan
Hikmah mengucapkan kalimat
Allahu Akbar dengan baik.

4.1.1 Mendemonstrasikan pengucapan 1. Peserta didik mampu


kalimat Allahu Akbar. mendemonstrasikan pengucapan
4.1.2 Menganalisis waktu yang tepat kalimat Allahu Akbar dengan penuh
mengucapkan kalimat Allahu percaya diri.
Akbar dalam kehidupan sehari 2. Peserta didik mampu menganalisis
hari. waktu yang tepat mengucapkan
kalimat Allahu Akbar dalam
kehidupan sehari hari dengan baik
dan benar.
Langkah-Langkah Pembelajaran:

1. Buatlah kelompok terdiri dari 5 orang.


2. Perhatikan penjelasan guru mengenai aktifitas pembelajaran hari ini.
3. Simaklah video/PPT yang ditayangkan oleh guru.
4. Secara berkelompok, lakukan aktifitas berdasarkan intruksi dari guru.
5. Bacalah narasi tentang “Maha Besar Engkau Ya Allah” (terlampir).
6. Lakukan diskusi dengan teman sekelompok, lalu presntasikan di depan kelas.

Diskusikan dengan kelompokmu setelah selesai presentasikan ke depan kelas!

Kapan kita harus mengucapkan kalimat tayyibah Allahu Akbar?

Setelah kami berdiskusi dengan kelompok saya, maka dapat disimpulkan waktu
untuk mengucapkan kalimat tayyibah Allahu akbar diantaranya Berdzikir ketika
sesudah sholat fardhu, Melihat keagungan Alloh SWT, Takbiran dimalam hari ketika

Apa hikmahnya mengucapkan kalimat tayyibah Allahu Akbar?

Setelah kami berdiskusi dengan kelompok saya, maka dapat disimpulkan Hikmah
dari mnegucapkan kalmat Tayyibah Allahu Akbar adalah Mengingat kebesaran
Allah, Terhindar dari sifat sombong, Mendapat pahala, dan Menjadi penyemangat
bagi kita.

Bagaimana caranya agar kamu selalu mengingat kebesaran Allah Swt?

Setelah kami berdiskusi dengan kelompok saya, maka dapat disimpulkan cara
mengingat kebesaran Allah adalah dengan kita bertafakur dan membiasakan diri
mengucapkan atau berdizikir Allahu Akbar.

Bandung, .............................................. 2021


Guru Mapel Akidah Akhlak

Syarifa Noor, S.Pd.I


Lampiran Bacaan (Buku Akidah Akhlak Kelas IV – Halaman 11-12)

Maha Besar Engkau Ya Allah


Allahu Akbar artinya Allah Maha Besar yang disebut juga bacaan takbir. Allah Swt
adalah Zat Yang Maha besar. Penciptaan alam semesta dan seluruh isinya telah
cukup menjadi bukti kebesaran Allah Swt. Mengagungkan kebesaran Allah Swt
menjadi kewajiban setiap muslim. Mengingat kebesaran Allah Swt dapat
menghindarkan manusia dari sifat sombong.

Salah satu cara mengingat kebesaran Allah Swt adalah dengan membiasakan diri
mengucapkan Allahu Akbar. Allah Swt sanggup menjadikan segala hal yang tidak
mungkin menurut kita menjadi mungkin. Bagi Allah Swt, sangatlah mudah
menjadikan hal tersebut. Allah Swt berfirman dalam Surah Yasin ayat 82:

Artinya: “Sesungguhnya urusan-Nya apabila Dia menghendaki sesuatu Dia hanya


berkata kepadanya, “Jadilah!” Maka jadilah sesuatu itu.” QS. Yasin. (36:82)

Adanya kejadian-kejadian yang menakjubkan seharusnya membuat kalian ingat


akan kebesaran Allah Swt. Sesungguhnya semua hal yang terjadi di dunia ini dapat
terwujud atas kehendak Allah Swt.

Apabila kita mau berfikir tentunya banyak bukti yang menunjukkan bahwa Allah Swt
itu Maha Besar. Misalnya, penciptaan alam semesta dengan seluruh isinya,
penciptakan matahari dan bulan, keduanya berfungsi berjalan pada orbitnya
masingmasing dan tidak pernah berbenturan. Allah Swt menciptakan langit dan
bumi. Bumi diciptakan sebagai hamparan dan langit diciptakan di atas bumi tanpa
memiliki tiang penyangga.

Allahu Akbar juga sering diteriakkan oleh pahlawan yang berjuang menegakkan
agama Allah Swt, misalnya para pahlawan yang melawan penjajah Belanda.
Teriakan Allahu Akbar dapat membangkitkan semangat juang melawan kezaliman.
Di penghujung puasa Ramadan, pada malam Hari Raya Idul Fitri seluruh umat Islam
berama-sama mengagungkan kebesaran Allah Swt dengan gema takbir. Selain itu
kalimat tayyibah Allahu Akbar juga diucapkan ketika mengumandangkan azan dan
iqomah.
Lampiran 10

DATA AKTIVITAS BELAJAR PESERTA DIDIK


HASIL OBSERVASI SIKLUS II

Aspek
Pengamatan Rata-
No Nama Peserta Didik Jumlah %
rata
A B C D E
1 Adila Rahma Maulida 3 4 3 4 3 17 3,40 85%
2 Amanda Maulida 4 4 4 4 4 20 4,00 100%
3 Azzura Tohary Putra 4 4 4 4 4 20 4,00 100%
4 Jayidah Masyhuroh 4 3 3 3 3 16 3,20 80%
5 Moch. Royyan 3 3 4 4 4 18 3,60 90%
Muhammad Alfian
6 4 3 4 3 3 17 3,40 85%
Azhari Rojabi
Muhammad Fahad
7 3 3 3 4 3 16 3,20 80%
Kautsar Ramdhan
Muhammad Syauqi
8 4 4 3 4 3 18 3,60 90%
Ebany Alzam
Nazwan Muhamad Fikri
9 4 4 3 4 3 18 3,60 90%
Al Qudsi
10 Novi Oktaviani 3 3 3 4 3 16 3,20 80%
Putri Novianti
11 4 4 4 4 4 20 4,00 100%
Bengkalis
12 Risni Amelia 4 3 3 3 3 16 3,20 80%
13 Siti Nur Azizah 3 3 4 4 3 17 3,40 85%
14 Syifa Kamilatunnisa 4 3 3 4 4 18 3,60 90%
15 Yoga Aditya 3 3 3 4 2 15 3,00 75%
Jumlah 262 52,40
Rata-rata 17,47 3,49 87,33%

Ket
A = Kedisiplinan
B = Kepemimpinan
C = Aktivitas belajar individu
D = Aktivitas belajar kelompok
E = Menghargai Pendapat Orang Lain

Bandung, November 2019


Observer

Syarifa Noor, S.Pd.I


Lampiran 11

DOKUMENTASI KEGITAN

Anda mungkin juga menyukai