Anda di halaman 1dari 37

LAPORAN BEST PRACTICE

MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING DENGAN


MENERAPKAN LITERASI, PPK, 4C DAN HOTS PADA SISWA KELAS
X POKOK BAHASAN HUKUM DASAR KIMIA

Oleh
NIGITA ARIYANI M. Pd

YAYASAN PENDIDIKAN MIFTAHUL HUDA


SMK PELAYARAN TAYU
TAHUN PELAJARAN 2019/2020

0
HALAMAN PENGESAHAN

Naskah Karya Tulis ini :


Judul : Model Pembelajaran Discovry Learning dengan Menerapkan Literasi, PPK,
4C dan HOTS Pada Siswa Kelas X Pokok Bahasan Hukum Dasar Kimia
SMK Salafiyah Tahun Pelajaran 2019/2020

Penulis : Nigita Ariyani,S.Pd.


Jabatan : Guru Kimia SMK Pelayaran Tayu Kabupaten Pati Propinsi Jawa Tengah
adalah benar-benar merupakan karya asli saya dan tidak merupakan plagiasi.
Apabila di kemudian hari terbukti bahwa karya ini merupakan hasil plagiasi,
maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.

Pati, 21 November 2019


Menyetujui, Penulis
Kepala Sekolah

Agung Triwanto, S. Pd. Nigita Ariyani, M. Pd


NIP. - NIP. -

1
BIODATA PENULIS

NAMA : NIGITA ARIYANI


TEMPAT TANGGAL LAHIR : PATI, 26 NOPEMBER 1990
ALAMAT : DS. NGABLAK RT 2 RW X CLUWAK, PATI
TEMPAT MENGAJAR : SMK PELAYARAN TAYU
ALAMAT TEMPAT MENGAJAR : TAYU, PATI

2
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami haturkan ke hadirat Allah Subhanahu Wa Ta’ala, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyusun laporan
Best Practice DIKLAT PKP KIMIA tahun 2019.
Berdasarkan surat tugas dari Cabang Dinas Pendidikan Wilayah III Peemerintah
Provinsi Jawa Tengah Nomor 005/0.4018 yang menugaskan guru mata pelajaran Kimia
yang ditunjuk guna mengikuti Diklat Peningkatan Kompetensi Pembelajaran bagi Guru
SMK mata pelajaran Kimia. Sehubungan dengan hal tersebut guru mata pelajaran Kimia
perlu menyusun laporan Best Practice guna memberikan wawasan kepada guru Kimia
yang lain tentang model pembelajaran terbaru.
Penyusunan laporan ini didahului dengan mengikuti diklat selama 5 kali pertemuan
dan praktek pemberian layanan dengan menggunakan layanan bimbingan klasikal dan
kelompok, kemudian dipilih salah satu yang menurut penulis yang terbaik. Pada
kesempatan ini ijinkanlah kami mengucapkan terima kasih kepada:
1. Agung Triwanto, S. Pd., selaku kepala sekolah SMK PELAYARAN TAYU
2. Bapak Suharto, ST, MPd. Selaku pengawas/pendamping PKP Kimia
3. Ibu Yeni Khomaria, S. Pd., M. Farm selaku Guru Inti PKP Kimia
4. Bapak/Ibu Guru dan Karyawan SMK PELAYARAN TAYU
5. Seluruh siswa SMK PELAYARAN TAYU
6. Teman-teman guru Kimia peserta Diklat PKP Zonasi Tayu.
Penulis juga mengucapkan banyak-banyak terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu, mudah-mudahan Allah membalas kebaikan tersebut dengan kebaikan.
Penulis berharap laporan ini dapat berguna bagi guru ilmu pengetahuan alam yang lain.
Kritik dan saran sangat penulis harapkan dari teman-teman untuk peningkatan mutu
penulis.
Pati, 21 November 2019
Hormat Kami

Penyusun
DAFTAR ISI
3
LEMBAR JUDUL………………………………………..……………….….…...0

LEMBAR PENGESAHAN..…………………………………….………….........1

BIODATA PENULIS….....…………………………………………….…...........2

KATA PENGANTAR………………………………………………………........3

DAFTAR ISI... …………………………………………………………………...4

BAB I PENDAHULUAN

1. Latar Belakang……………………………………….……………….......

2. Jenis Kegiatan...………………………………………………………......

3. Manfaat kegiatan…..……………………………………………………...

Bab II. PELAKSANAAN KEGIATAN

1. Tujuan dan sasaran….……………………………………………….….....

2. Materi kegiatan..………………………………………….........................

3. Metode …………..………………………………….................................

4. Alat ……………..…………………………………….......................…...

5. Waktu dan tempat……..……………………………….....................…....

BAB III. HASIL KEGIATAN…………………..………………………………...

BAB IV. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

1. Kesimpulan ………….……………………....……………………............

2. Saran / Rekomendasi………………………...……………………….........

DAFTAR PUSTAKA……………………………….…………………....…….....

LAMPIRAN………………………………....…………………….......

BAB I
4
PNDAHULUAN

1. Latar Belakang Masalah

Proses pembelajaran saat ini adalah terpusat dalam mengintegrasikan Penguatan


Pendidikan Karakter (PPK) di dalam pembelajaran. Karakter yang diperkuat terutama 5
karakter, yaitu: religius, nasionalis, mandiri, gotong royong, dan integritas. Selain PPK pada
pembelajaran perlu juga diintegrasikan literasi; keterampilan abad 21 atau diistilahkan
dengan 4C (Creative, Critical thinking, Communicative, dan Collaborative); dan HOTS
(Higher Order Thinking Skill).
Dalam praktik pembelajaran Kurikulum 2013 yang penulis lakukan selama ini, penulis
menggunakan model-model pembelajaran inquiry based learning, discovery learning, project
based learning dan problem based learning. Pada setiap model tersebut dapat dikembangkan
sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
Untuk menghadapi era Revolusi Industri siswa harus dibekali keterampilan berpikir
tingkat tinggi (higher order thinking skills). Salah satu model pembelajaran yang berorientasi
pada HOTS dan disarankan dalam implementasi Kurikulum 2013 adalah model pembelajaran
Discovery Learning.Metode penemuan (discovery) diartikan sebagai prosedur mengajar yang
mementingkan pengajaran, perseorangan, manipulasi obyek dan percobaan, sebelum sampai
kepada generalisasi. Sehingga metode penemuan (discovery) merupakan komponen dari
praktik pendidikan yang meliputi metode mengajar yang memajukan cara belajar aktif,
berorientasi pada proses, mengarahkan sendiri, mencari sendiri, dan reflektif (Suryosubroto
2009:178). Menurut Hanafiah metode penemuan (discovery) merupakan suatu rangkaian
kegiatan pembelajaran yang melibatkan seluruh kemampuan siswa secara maksimal untuk
mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, dan logis sehingga siswa dapat menemukan
sendiri pengetahuan, sikap, dan keterampilan sebagai wujud adanya perubahan tingkah laku
(2009: 77).
Setelah melaksanakan pembelajaran dengan model Discovery Learning, penulis
menemukan bahwa proses dan hasil belajar siswa meningkat. Lebih bagus dibandingkan
pembelajaran sebelumnya. Praktik pembelajaran Discovery Learning yang berhasil baik ini
penulis simpulkan sebagai sebuah best practice (praktik baik) pembelajaran berorientasi
HOTS.
2. Jenis Kegiatan

5
Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan melalui Peningkatan
KompetensiPembelajaran Berbasis Zonasi merupakan salah satu upaya Kementerian
Pendidikan danKebudayaan melalui Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
(Ditjen GTK) untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dan meningkatkan kualitas lulusan.
Program ini dikembangkan mengikuti arah kebijakan Kemendikbud yang menekankan pada
pembelajaran berorientasi pada keterampilan berpikir tingkat tinggi atau Higher Order
Thinking Skills (HOTS).
Keterampilan berfikir tingkat tinggi adalah proses berfikir kompleks dalam menguraikan
materi, membuat kesimpulan, membangun representasi, menganalisis dan membangun
hubungan dengan melibatkan aktifitasmental yang paling dasar yang sebaiknya dimiliki oleh
seorang guru professional. Unit Pembelajaran yang sudah tersusun diharapkan dapat
meningkatkan pembelajaran.
Unit Pembelajaran yang dikembangkan dikhususkan untuk jenjang SMK yang dalam hal
ini akan melibatkan guru kimi di SMK. Kami ucapkan terima kasih dan penghargaan yang
setinggi-tingginya kepada seluruh tim penyusun yang berasal dari PPPPTK, LPMP, maupun
panitia penyelenggara kegiatan dan berbagai pihak yang telah bekerja keras dan berkontribusi
positif dalam mewujudkan penyelesaian Unit Pembelajaran ini

3. Manfaat Kegiatan

Untuk meningkatkan efisiensi, efektifitas, serta pemerataan mutu pendidikan, maka


pelaksanaan Program PKP mempertimbangkan pendekatan kewilayahan, atau dikenal dengan
istilah zonasi. Melalui langkah ini, pengelolaan Pusat Kegiatan musyawarah guru mata
pelajaran (MGMP) SMK yang selama ini dilakukan melalui Gugus atau Rayon dalam
zonasinya, dapat terintegrasi melalui zonasi pengembangan dan pemberdayaan guru.
Zonasi memperhatikan keseimbangan dan keragaman mutupendidikan di lingkungan
terdekat, seperti status akreditasi sekolah, nilai kompetensi guru,capaian nilai rata-rata
UN/USBN sekolah, atau pertimbangan mutu lainnya.Semoga Unit Pembelajaran ini bisa
menginspirasi guru untuk mengembangkan materidan melaksanakan pembelajaran dengan
berorientasi pada kemampuan berpikir tingkat tinggi.

6
BAB II
PELAKSANAAN KEGIATAN

1. Tujuan dan sasaran

Tujuan pada Pelaksanaan PKP berbasis zonasi ini adalah untuk meningkatkan efisiensi,
efektivitas, serta pemerataan mutu pendidikan, makapelaksanaan Program PKP
mempertimbangkan pendekatan kewilayahan, atau dikenaldengan istilah
zonasi.Menginspirasi guru untuk mengembangkan materi dan melaksanakan pembelajaran
dengan berorientasi pada kemampuan berpikir tingkat tinggi.
Adapun sasaran dalam pelaksanaan kegiatan ini melalui pengelolaan Pusat Kegiatan
musyawarah guru mata pelajaran (MGMP) SMK yang selama ini dilakukan melaluiGugus
atau Rayon dalam zonasinya, Semoga Unit Pembelajaran ini bisa menginspirasi guru
untukmengembangkan materi dan melaksanakan pembelajaran dengan berorientasi pada
kemampuanberpikir tingkat tinggi. Semoga Allah SWT senantiasa meridhoi upaya yang kita
lakukan.

1. Sasaran

Sasaran layanan ini adalah Siswa kelas X Pelayaran Tayu berjumlah 38 anak
2. Bahan/Materi Kegiatan

Bahan yang digunakan dalam praktik baik pembelajaran ini adalah materi kelas X untuk
Materi Hukum Dasar Kimia
3. Metode/Cara Melaksanakan Kegiatan

Cara yang digunakan dalam pelaksanaan praktik baik ini adalah menerapkan model
pembelajaran Discovery Learning (DL).
Berikut ini adalah langkah-langkah pelaksanaan praktik baik yang telah dilakukan
penulis :
1) Pemetaan KD
Pemetaan KD dilakukan untuk menentukan KD yang dapat diterapkan dalam
pembelajaran. Berdasarkan hasil telaah KD yang ada di kelas X, penulis memilih Materi
Hukum Dasar Kimia (KD 3.5) di kelas X semester 1.
2) Analisis Target Kompetensi
Hasil analisis target kompetensinya sebagai berikut.
3) Perumusan Indikator Pencapaian Kompetesi
7
INDIKATOR PENCAPAIAN
No KOMPETENSI DASAR
KOMPETENSI
1. KD Pengetahuan IPK Penunjang:
3.5 Menerapkan hukum-hukum 1. Menjelaskan hukum Lavoisier, Proust
dasar dan 2. Memahami hukum Lavoisier, Proust
Persamaankimia IPK Kunci:
Menerapkan hukum Lavoisier, Proust
IPK Pengayaan:
Menganalisis hukum Lavoisier, Proust

2. KD Ketrampilan IPK Penunjang:


4.5 Menyelesaikan Menerapkan hukum Lavoisier, Proust
Permasalahanyang IPK Kunci:
berkaitan dengan Menyajikan hukum Lavoisier, Proust
hukum-hukum dasar
danpersamaan kimia

4) Pemilihan Model Pembelajaran


Model pembelajaran yang dipilih adalah discovery learning (DL)
5) Merencanakan kegiatan Pembelajaran sesuai dengan Model Pembelajaran
Pengembangan desain pembelajaran dilakukan dengan merinci kegiatan pembelajaran
yang dilakukan sesuai dengan sintak DL.
6) Penyusunan Perangkat Pembelajaran
Berdasarkan hasil kerja 1 hingga 5 di atas kemudian disusun perangkat pembelajaran
meliputi RPP, bahan ajar, LKS, dan instrumen penilaian. RPP disusun dengan
mengintegrasikan kegiatan literasi, penguatan pendidikan karakter (PPK), dan kecakapan
abad 21.

4. Media dan Instrumen

Media pembelajaran yang digunakan dalam praktik terbaik ini adalah vidio, lembar kerja
peserta didik (LKPD).
Instrumen yang digunakan dalam praktik baik ini ada 2 macam yaitu (a) instrumen untuk
mengamati proses pembelajaran berupa lembar observasi dan (b) instrumen untuk melihat
hasil belajar siswa dengan menggunakan (a) tes tulis pilihan ganda dan uraian singkat.

1. Waktu dan Tempat Kegiatan

Kegiatan ini dilaksanakan pada hari Selasa, 12 November 2019 bertempat di kelas X
NKN SMK Pelayaran Tayu.

8
9
BAB III
HASIL DAN KEGIATAN

1. Hasil
Hasil yang dapat dilaporkan dari praktik baik ini diuraikan sebagai berikut.
1) Proses pembelajaran yang dilakukan penulis dengan menerapkan model pembelajaran
DL yang berintegrasi HOTS. Penulis mencoba self-learning pada siswa (belajar
sendiri), sehingga situasi belajar mengajar berpindah dari situasi teacher dominate
learning menjadi situasi student dominated learning.

2) Dengan menggunakan discovery learning, proses mengajar melibatkan siswa dalam


proses kegiatan mental melalui tukar pendapat, dengan diskusi, presentasi, membaca
sendiri dan mencoba sendiri.

3) Melatih peserta didik untuk mengeksplorasi atau memanfaatkan lingkungan sebagai


informasi yang tidak akan pernah tuntas digali.

4) Mengembangkan sikap, keterampilan, kepercayaan peserta didik dalam memutuskan


sesuatu secara tepat dan objektif.

5) Mengembangkan kemampuan berfikir peserta didik agar lebih tanggap, cermat dan
melatih daya nalar (kritis, analis dan logis).

2. Masalah yang Dihadapi


1) Siswa harus memiliki kesiapan dan kematangan mentai.
2) Siswa harus berani dan berkeinginan untuk mengetahui keadaan sekitarnya dengan
baik.
3) Metode ini kurang berhasil digunakan di kelas besar
4) Dengan menggunakan metode penemuan (discovery) ini proses mental terlalu
mementingkan proses pengertian saja atau pembentukan sikap dan keterampilan
siswa.
3. Cara Mengatasi Masalah
1) Guru lebih aktif lagi membantu siswa dalam mengembangkan atau memperbanyak
penguasaan ketrampilan dan proses kognitif siswa. Sehingga nantinya siswa akan
semakin semangat belajar.

10
2) Guru memberikan kesempatan yang seluas-luasnya pada siswa untuk bergerak lebih
maju sesuai dengan kemampuannya sendiri, sehingga kepercayaan dirinya akan lebih
muncul.
3) Kekurangmampuan guru dalam membuat video pembelajaran dapat diatasi dengan
mengunduh video sesuai dengan KD yang akan diberikan baik dari youtube maupun
dari Rumah Belajar. Dengan demikian, selain menerapkan kegiatan literasi baca =
tulis, siswa juga dapat meningkatkan literasi digitalnya.

11
BAB IV
SIMPULAN DAN REKOMENDASI
1. Simpulan
Berdasarkan uraian di atas dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut.
1) Pembelajaran tematik dengan model pembelajaran DL layak dijadikan praktik baik
pembeljaran berorientasi HOTS karena dapat meingkatkan kemampuan siswa dalam
melakukan transfer pengetahuan, berpikir kritis, dan pemecahan masalah.
2) Dengan penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) secara sistematis dan
cermat, pembelajaran tematik dengan model pembelajaran DL yang dilaksanakan
tidak sekadar berorientasi HOTS, tetapi juga mengintegrasikan PPK, literasi, dan
kecakapan abad 21.

2. Rekomendasi
Berdasarkan hasil praktik baik pembelajaran tematik dengan model pembelajaran
discovery learning (DL), berikut disampaikan rekomendasi yang relevan.
1) Guru harus memberikan kesempatan muridnya untuk menjadi seorang problem solver,
seorang scientis, historis, atau ahli matematika. Bahan ajar tidak disajikan dalam bentuk
akhir, tetapi siswa dituntut untuk melakukan berbagai kegiatan menghimpun informasi,
membandingkan, mengkategorikan, menganalisis, mengintegrasikan, mereorganisasikan
bahan serta membuat kesimpulan-kesimpulan.

2) Siswa diharapkan untuk menerapkan kemampuan berpikir tingkat tinggi dalam belajar,
tidak terbatas pada hafalan teori. Kemampuan belajar dengan cara ini akan membantu
siswa menguasai materi secara lebih mendalam dan lebih tahan lama (tidak mudah lupa).
3) Sekolah, terutama kepala sekolah dapat mendorong guru lain untuk ikut melaksanakan
pembelajaran berorientasi HOTS. Dukungan positif sekolah, seperti penyediaan sarana
dan prasarana yang memadai dan kesempatan bagi penulis utuk mendesiminasikan
praktek baik ini akan menambah wawasan guru lain tentang pembelajaran HOTS.

DAFTAR PUSTAKA

12
“model-pembelajaran-discovery-learning”.bagawan abiyasa.wordpress.com, 8 Januari 2016,
https://bagawanabiyasa.wordpress.com/2016/01/08/model-pembelajaran-discovery-
learning/diakses 28 Oktober 2019.

Djony P., Suswanto dan Siti Naqiyah.2018. Kimia untuk SMK/MAK Kelas X Bidang
Keahlian Teknologi Informasi dan Komunikasi. Jakarta:Erlangga.

LAMPIRAN

1. LAMPIRAN PRAKTIK MENGAJAR

13
2. LAMPIRAN RPP

14
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Satuan Pendidikan : SMK SALAFIYAH


Mata Pelajaran : Kimia
Kelas/ Semester : X / Gasal
Materi Pokok : Hukum–hukum dasar kimia dan stoikiometri
Alokasi Waktu : 3 x 45 menit

A. Kompetensi Inti (KI)


1. Memahami, menerapkan, menganalisis, dan mengevaluasi tentang
pengetahuan faktual, konseptual, operasional dasar, dan metakognitif sesuai
dengan bidang dan lingkup Simulasi dan Komuniksasi Digital, dan Dasar
BidangTeknologi dan Rekayasa pada tingkat teknis, spesifik, detil, dan
kompleks, berkenaan dengan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan
humaniora dalam konteks pengembangan potensi diri sebagai bagian dari
keluarga, sekolah, dunia kerja, warga masyarakat nasional, regional, dan
internasional.
2. Melaksanakan tugas spesifik dengan menggunakan alat, informasi, dan
prosedur kerja yang lazim dilakukan serta memecahkan masalah sesuai
dengan lingkup Simulasi dan Komuniksasi Digital, dan Dasar Bidang
Teknologi dan Rekayasa. Menampilkan kinerja di bawah bimbingan dengan
mutu dan kuantitas yang terukur sesuai dengan standar kompetensi kerja.
Menunjukkan keterampilan menalar, mengolah, dan menyaji secara efektif,
kreatif, produktif, kritis, mandiri, kolaboratif, komunikatif, dan solutif dalam
ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di
sekolah, serta mampu melaksanakan tugas spesifik di bawah pengawasan
langsung.
Menunjukkan keterampilan mempersepsi, kesiapan, meniru, membiasakan,
gerak mahir, menjadikan gerak alami dalam ranah konkret terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah, serta mampu melaksanakan
tugas spesifik di bawah pengawasan langsung.

B. Kompetensi Dasar (KD), Indikator Pencapaian Kompetensi

No KOMPETENSI DASAR INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI


Kompetensi Pengetahuan 3. Menjelaskan hukum Lavoisier, Proust, Dalton,
3.5 Menerapkan hukum-hukum dasar Gay-Lussac, dan hipotesis Avogadro
dan persamaan kimia 4. Memahami hukum Lavoisier, Proust, Dalton,
Gay-Lussac, dan hipotesis Avogadro dalam
persamaan kimia
5. Menerapkan hukum- hukum dasar
6. Menerapkan persamaan kimia
7. Menganalisis hukum-hukum dasar
8. Menganalisis persamaan kimia
Kompetensi Keterampilan 1. Menerapkan hukum-hukum dasar
15
4.5 Menyelesaikan permasala-han 2. Menerapkan persamaan kimia
yang berkaitan dengan hukum- 3. Menyajikan hukum-hukum dasar
hukum dasar dan persamaan 4. Menyajikan persamaan kimia
kimia

C. Tujuan Pembelajaran
Melalui pendalaman materi dan diskusi, diharapkan siswa mampu :
3.5.1 Menjelaskan hukum Lavoisier, Proust, Dalton, Gay-Lussac, dan hipotesis Avogadro dengan
percaya diri;
3.5.2 Memahami hukum Lavoisier, Proust, Dalton, Gay-Lussac, dan hipotesis Avogadro dalam
persamaan kimia dengan percaya diri;
3.5.3 Menerapkan hukum- hukum dasar dengan percaya diri;
3.5.4 Menerapkan persamaan kimia dengan percaya diri;
3.5.5 Menganalisis hukum-hukum dasar dengan percaya diri;
3.5.6 Menganalisis persamaan kimia dengan percaya diri
4.5.1 Menerapkan hukum-hukum dasar
4.5.2 Menerapkan persamaan kimia
4.5.3 Menyajikan hukum-hukum dasar
4.5.4 Menyajikan persamaan kimia

D. Materi Pembelajaran
1.Hukum dasar kimia
 Hukum Lavoisier
 Hukum Proust
 Hukum Dalton
 Hukum Gay Lussac
 Hukum Avogadro
2.Persamaan kimia

E. Pendekatan, model, dan metode


Pendekatan pembelajaran : Saintifik (scientific).
Model Pembelajaran : Koperatif (cooperative learning)
Metode : Diskusi yang berbasis masalah (problem-based learning)

F. Media Pembelajaran
1. Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD);
2. Alat tulis;
3. Laptop dan LCD;
4. Bahan tayang/video pembelajaran;
5. Buku Paket Kimia SMK

16
G. Sumber belajar
1. Buku Paket Kimia kelas X SMK Suswanto Djony P/ Siti Naqiyah Erlangga;
2. Benda yang ada di lingkungan sekitar;
3. Internet

H. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran

Pertemuan Ke 1

ALOKASI
TAHAP PEMBELAJARAN KEGIATAN PEMBELAJARAN
WAKTU

A. Kegiatan Pendahuluan
Pendahuluan 1. Guru memberikan salam dan mengajak semua siswa berdoa
(persiapan/orientasi) 2. Guru mengecek kehadiran siswa
5’

Apersepsi 1. Guru menyampaikan tema materi


2. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
3. Guru menyampaikan rencana kegiatan yang
akan dilaksanakan yaitu bertanya jawab, berkelompok dan
diskusi. 2’
4. Guru membagi kelompok diskusi, setiap
kelompok terdiri dari 4 siswa
5. Guru menyampaikan rencana
penilaian pengetahuan dan keterampilan
Motivasi Memberi tayangan video yang berkaitan dengan 3’
hukum kekekalan massa

B. Kegiatan Inti
Sintak Model 1. Pemberian Stimulus terhadap Peserta Didik: 20’
Pembelajaran
a. Meminta peserta didik mengamati kumpulan benda-
benda ( 1 lusin, 1 rim, 1 kodi)
b. Meminta peserta didik menyebutkan jumlah dari
masing-masing kumpulan benda tersebut ( 1 lusin =
12 biji, 1 rim = 500 lembar, 1 kodi = 20 buah)
17
c. Peserta didik diminta untuk menimbang kumpulan
benda-benda tersebut
d. Guru menyampaikan tujuan mempelajari hukum
kekekalan massa dan hukum perbandingan tetap

2. Identifikasi Masalah

Memberikan pertanyaan tantangan untuk menggali


potensi/pola pikir peserta didik, seperti: “Apakah
5’
massa kertas sebelum dan sesudah, adalah sama?”

3. Pengumpulan Data

a. Guru memberikan informasi tentang hukum


kekekalan massa dan hukum perbandingan tetap
b. Membagikan LKPD kepada peserta didik
c. Peserta didik berdiskusi untuk menyelesaikan
LKPD tentang hukum kekekalan massa dan hukum
perbandingan tetap
d. Guru berkeliling untuk membantu peserta didik
yang merasa kesulitan mengerjakan LKPD hukum
kekekalan massa dan hukum perbandingan tetap (jika
diperlukan)
30’

4. Pengolahan Data

Peserta didik mengolah dan menganalisis data


hasil diskusi tentang hukum kekekalan massa dan
hukum perbandingan tetap yang diberikan

5. Pembuktian

a. Peserta didik berdiskusi tentang hasil analisis data


b. Meminta peserta didik untuk memeriksa kembali
jawaban hasil diskusi kelompok dan
memverifikasi jawaban dengan sumber belajar
yang lain.
c. Mempresentasikan hasil analisis data tentang 20’
hukum kekekalan massa dan hukum perbandingan
tetap berdasarkan hasil diskusi

6. Menarik Kesimpulan

18
a. Memperbaiki hasil presentasi dan membuat
kesimpulan tentang hukum kekekalan massa dan
30’
hukum perbandingan tetap

C. Kegiatan Penutup
1. Siswa merangkum materi pembelajaran 5’
2. Siswa menyampaikan pendapatnya tentang pembelajaran yang telah diikuti
3. Guru memberikan umpan balik pembelajaran
4. Guru menutup dengan berdoa

19
I. Penilaian

a. Teknik Penilaian

No Aspek Teknik Bentuk Instrumen


1 Sikap Observasi Lembar Pengamatan
2 Pengetahuan  Penugasan  LKS (terlampir)

 Tes tertulis  Uraian (terlampir)


3 Keterampilan  Tes tertulis  Uraian (terlampir)

b. Pembelajaran Remedial dan Pengayaan


a. Remidial diberikan pada peserta didik yang nilai ulangan belum mencapai SKM dengan
memberikan stimulus materi yang kurang dipahami , kemudian memberikan soal
remidial
Kegiatan Pembelajaran Jika Peserta
< 20% 20% - 50% > 50%
IPK Penilaian
Tugas Tugas Pembelajaran
Individu Kelompok Ulang
Menganalisis Tugas Tugas Menjelaskan soal-soal
hukum Lavoisier, membaca membaca kembali materi setara dengan
Proust materi materi ulangan
harian utama

Menyajikan Tugas Tugas


hukum Lavoisier, membaca membaca
Proust materi materi

b. Pengayaan : diberikan pada peserta didik yang nilainya telah melampaui SKM dengan
cara peserta didik mempelajari mengintegrasikan konsep mol dalam perhitungan

Nilai Peserta Didik Kegiatan Pembelajaran Keterangan


(x)
NSKM ≤N ≤ NMakx Diberikan materi masih dalam NKB = Nilai
cakupan KD dengan pendalaman Ketuntasan
sebagai pengetahuan tambahan Belajar

20
N= NMaks Diberikan materi melebihi cakupan KD NMaks = Nilai
dengan pendalaman sebagai pengetahuan maksimal ideal
tambahan. N = Nilai yang
dicapai peserta
didik

J. Bahan Ajar
1. Lembar Kerja Peserta Didik
2. Tayangan Power Point dari berbagai sumber
3. Video literasi
4. Buku Kimia Kelas X SMK

Mengetahui Pati 7 November 2019

Kepala SMK Salafiyah Guru Mata Pelajaran

H. Ubaidillah Wahab, SH., M.Si. Khida Efti Nely Ifada,


S.Pd.

21
LAMPIRAN MATERI

Hukum – Hukum Dasar Kimia

Hukum dasar kimia adalah hukum yang menjelaskan tentang dasar – dasar perhitungan kimia
dalam aplikasi kimia, dikarenakan dalam setiap reaksi kimia yang kita buat dan tentukan
berdasarkan atas hukum – hukum dasar kimia. Berikut ini akan saya jabarkan dan saya
jelaskan mengenai hukum – hukum dasar kimia.

A. Hukum Kekekalan Massa ( Hukum Lavoiser)

Hukum kekelan massa ini pertama kali diamati dan dikemukakan oleh Antoine Laurent
Lavoiser pada tahun 1785 menemukan fakta bahwasanya pada reaksi kimia tidak terjadi
perubahan massa suatu zat, massa zat sebelum dan sesuadah reaksi adalah sama dan selalu
tetap.

Perubahan materi yang kita amati umumnya berlangsung dalam wadah terbuka. Jika hasil
reaksi ada yang berupa gas (seperti pembakaran kertas) maka zat yang tertinggal menjadi
lebih kecil daripada massa semula dan begitu pula sebaliknya.

Untuk lebih jelasnya perhatikan table pengamatan dibawah ini reaksi antara besi dan sulfur
yang menghasilkan besi (II) sulfide
Massa Zat yang bereaksi ( gr) Massa Zat hasil Reaksi Besi (II) Sulfida (gr)

Massa Besi Massa Sulfur

14 8 22

28 16 44

42 24 66

56 32 88

Dari percobaan diatas maka dapat disimpulkan bahwasanya massa zat sebelum dan sesudah
reaksi adalah sama ini dinamakan dengan hukum kekelan massa (hukum lavoiser)

Cotoh Soal 1 :
Dalam wadah tertutup 4 gram logam Natrium dibakar denagn oksigen menghasilkan natrium
oksida, jika massa natrium oksida yang dihasilkan adalah 5,6 gram, berapakah massa oksigen
yang dibutuhkan?
22
Solusi :
mNa = 4 gram
mNaO = 5,6 gram
berdasarkan hukum kekekalan massa maka
Massa sebelum reaksi = Massa sesudah reaksi
mNa + mO2 = mNaO
mO2 = mNaO – mNa
= (5,6 – 4) gram = 1,6 gram
Contoh soal 2 :
Pada pembakaran 2,4 gram magnesium di udara dihasilkan 4 gram oksida magnesium, berapa
gram oksigen yang terpakai dalam reaksi itu ?
Solusi:
mMg = 2,4 gram
mMgO = 4 gram
Massa sebelum reaksi = Massa sesudah reaksi
m Mg + m O2 = m MgO
m O2 = m MgO – m Mg
= (4 – 2,4) gram
= 1,6 gram

B. Hukum Proust ( Hukum Perbandingan Tetap )

Hukum proust pertama kali dikemukakan oleh Joseph Louis Proust pada tahun 1799
menyatakan bahwa perbandingan massa unsure – unsure dalam suatu senyawa adalah tertentu
dan tetap.

Bagaimanakah dengan proses pembentukkan senyawa? Apakah perbandingan zat – zat yang
beraksi juga tetap?perhatikan data pembentukkan senyawa air dari gas hidrogen dan oksigen
pada table berikut.
Massa unsur – unsur pembentuk (gram)
Massa senyawa air (gram)
Massa Hidrogen Massa Oksigen

1,0 8,0 9

1,5 12 13,5

2,0 16 18,0
2,5 20 22,5
3,0 24 27,0

23
Dari data diatas di dapatkan rumus antara lain
Massa B dalam AxBy = y x Ar B x Massa AxBy
MrAxBy
% B dalam AxBy = y x Ar B x % AxBy
MrAxBy
% Zat dalam campuran = Banyaknya zat x 100 %
Banyaknya Campuran

Contoh soal 1 :

Pada reaksi antara logam magnesium sebanyak 10 gram dengan 6 gram oksigen sesuai
persamaan reaksi :

2 Mg (s) + O2 (g) ——– > 2 MgO (s)

Ternyata dari percobaan dihasilkan 15 gram magnesium oksida dan sisa logam magnesium
sebanyak 1 gram, berapakah massa oksigen dan massa Magnesium pada magnesium oksida ?
( Ar Mg = 24, Ar O = 16)
Solusi :
Dari persamaan reaksi diatas maka kita bisa tentukan menggunakan rumus hukum proust
yaitu.
Massa O dalam MgO = Ar O)/(Mr MgO) x massa MgO
= 16/40 x 15 gram
= 6 gram
MassaMg dalam MgO = (Ar Mg) / (Mr MgO) x massa MgO
= 24/40 x 15 gram
= 9 gram
Jadi massa magnesium yang bereaksi adalah 9 gram (tersisa 1 gram) dan massa oksigen yang
bereaksi adalah 6 gram
Contoh soal 2 :
Suatu senyawa oksida besi (FeO) memiliki perbandingan massa besi dan oksigen sebesar 7 :
2. Tentukan persen massa dari besi dan oksigen dalam senyawa tersebut.

Solusi :
Total perbandingan 7 + 2 = 9
Persen massa besi = (perbandingan Besi) / (total perbandingan) x 100 %
= 7/9 x 100 %
= 77,8 %

Persen massa oksigen = (perbandingan oksigen) ∕ (total perbandingan) x 100 %


= 2/9 x 100 %
24
= 22,2 %

Contoh Soal 3 :

Perbandingan massa carbon terhadap oksigen dalam karbon dioksida adalah 3 : 8. Berapa
gram karbon dioksida dapat dihasilkan apabila 6 gram karbon dengan 16 gram oksigen ?
Solusi :
Reaksi yang terjadi adalah C + 2 O ——– > CO2
Maka massa zat sebelum dan sesudah reaksi adalah sama
C : 2 O = 6 : 16 sehingga C : O = 6 : 8
Oksigen berlebih sehingga karbon habis bereaksi
Massa karbon yang bereaksi ( C ) = 6 gram
Massa oksigen yang bereaksi ( O ) = 8/3 x 6 gram
= 16 gram
Maka karbon dioksida yang dapat dihasilkan adalah 6 gram C + 16 gram O2 = 22 gram

C. Hukum Dalton (Hukum Perbandingan Berganda )

Hukum dalton berbunyi jika dua unsure membentuk dua macam senyawa atau lebih, untuk
massa salah satu unsure yang sama banyaknya, maka massa unsure ke dua dalam senyawa –
senyawa itu akan berbanding sebagai bilangan bulat sederhana.
Menurut teori atom Dalton senyawa terbentuk dari gabungan atom – atom dalam
perbandingan sederhana. Misalkan unsure X dan Y membentuk dua jenis senyawa XY dan
X2Y3. Jika massa unsure X dibuat sama ( berarti jumlah atomnya sama) maka rumus
senyawa XY dapat ditulis sebagai X2Y2.

XY X2Y2

X2Y2 tetap sebagai X2Y3


Berarti perbandingan unsure Y dalam senyawa I dan II adalah 2 : 3
Untuk lebih jelas bisa perhatikan contoh soal dibawah ini.

Contoh 1 :
Karbon dapat bergabung denganhidrogen dengan perbandingan 3 : 1 membentuk gas metana
berapa massa hidrogen yang diperlukan untuk bereaksi dengan 900 gram C pada metana ?
Solusi :
C:H=3:1
Maka massa H = 1/3 x 900 gram
= 300 gram.

Contoh 2 :
25
Unsur A dan unsure B membentuk 2 senyawa yaitu X dan Y. Massa unsure A dalam senyawa
X dan Y berturut – turut adalah 46,7 % dan 30,4 %. Tunjukkanlah bahwa hukum Dalton
berlaku pada kedua senyawa tersebut ?
Solusi :
Senyawa % A % B = 100 – % A

X 46,7 % 100 – 46,7 % = 53,3 %

Y 30,4 % 100 – 30,4 % = 69,6 %

Agar persentase A sama maka senyawa X dikalikan factor 2,14 dan senyawa Y dikalikan
factor 3,28 sehingga diperoleh perbandingan massa X dan Y sebagai berikut :
Senyawa Massa X (gr) Massa Y (gr)

X 46,7 x 2,14 = 100 53,3 x 2,14 = 114,06

Y 30,4 x 3,28 = 100 69,6 x 3,28 = 228,28

Jadi dapat diketahui perbandingannya X : Y = 114,06 : 228,28 = 1 : 2

Berdasarkan tiga hukum diatas yaitu hukum kekelan massa, hukum perbandingan tetap,
hukum kelipatan perbandingan maka pada tahun 1803 Jhon Dalton mengemukakan suatu
teori yang kita kenal dengan teori atom Dalton. Antara lain postulatnya sebagai berikut :

 Materi terdiri dari partikel yang sudah tidak terbagi, yaitu atom
 Atom – atom dari unsure yang sama adalah identik tetapi berbeda dengan atom unsure lain.

 Reaksi kimia adalah penggabungan, pemisahan atau penataan ulang dari atom – atom dalam
jumlah sederhana.

D. Hukum Gay – Lussac ( Hukum Perbandingan Volume )

Hukum ini menjadi dasar bagi stoikiometri raeksi – reaksi gas. Yaitu yang berbunyi Volume
gas – gas yang bereaksi dan volume gas hasil reaksi , jika diukur dalam tekanan dan suhu
yang sama maka akan berbanding lurus sebagai bilangan – bilangan bulat sederhana.

Perbandingan volume gas sesuai dengan perbandingan koefisien reaksinya.

Maka akan di dapatkan rumus seperti berikut ini.

Volume gas yg dicari = (koefisien yang dicari)/(koefisien yang diketahui) X volume yang
diketahui
26
Untuk lebih jelasnya perhatikan contoh soal dibawah ini.

Contoh 1 :
Sebanyak 8 L C3H8 dibakar habis dengan oksigen sesuai dengan persamaan reaksi
C3H8 + 5O2 3CO2 + 4 H2O pada suhu dan tekanan yang sama volume gas CO 2 yang
dihasilkan adalah ?

Solusi :
Volume CO2 = (koefisien CO2) / (koefisien C3H8) X volume C3H8
= 3/1 X 8 L
= 24 L

Contoh 2 :
Jika 50 mL gas CxHy dibakar dengan 250 mL oksigen, dihasilkan 150 mL karbon dioksida
dan sejumlah uap air. Semua gas diukur pada suhu dan tekanan yang sama. Tentukan rumus
CxHy.
Solusi :
Perbandingan volume gas sesuai dengan perbandingan koefisiennya.Perbandingan volume
yang ada disederhanakan, kemudian dijadikan sebagai koefisien. Perhatikan reaksi berikut
ini.

CxHy + O2 ———– > CO2 + H2O


50 mL 250 mL 150 mL
1 2 3

Karena koefisien H2O belum diketahui , dimisalkan koefisien H2O adalah z maka didapatkan
persamaan reaksi
CxHy + 5 O2 ———- > 3 CO2 + z H2O
∑ atom ruas kiri = ∑ atom ruas kanan
Berdasarakan jumlah atom O, 10 = 6 + z
z = 10 – 6 = 4
Sehingga persamaan reaksinya menjadi :

CxHy + 5 O2 ———- > 3 CO2 + 4 H2O

Untuk menentukan x dan y dilakukan penyetaraan jumlah atom C dan H


∑ atom ruas kiri = ∑ atom ruas kanan
Jumlah atom C = x =3
Jumlah atom H = y = 8
Jadi didapati rumus CxHy adalah C3H8

Contoh 3 :

27
Suatu campuran yang terdiri dari metana (CH 4) dan etena (C2H4) dibakar sempurna
menghasilkan karbon dioksida dan air. Pada suatu percobaan pembakaran 10 mL (T,P)
campuran menghasilkan 16 mL (T,P) karbon dioksida. Tentukanlah susunan campuran
tersebut.

Solusi :
Dari soal diatas pertama kita buat persaman reaksinya terlebih dahulu
CH4 + O2 —————– > CO2 + 2 H2O
C2H4 + 3 O2 —————– > 2 CO2 + 2 H2O
Lalu kita misalkan :
V C2H4 = x mL
V CH4 = ( 10 – x ) mL
Maka x mL C2H4 akan menghasilkan gas CO2 sebanyak = 2/1 . x mL = 2x mL
Sedangkan (10 – x ) mL CH4 akan menghasilkan gas CO2 sebanyak (10 – x)mL, dikarenakan
hasil pembakaran kedua jenis gas adalah 16 mL maka akan didapatkan persamaan sebagai
berikut :
2x mL – (10 – x) mL = 16 mL
2x mL – x mL = 16 – 10
x = 6 mL
Jadi campuran tadi akan menghasilkan gas antara lain 6 mL C 2H4 dan 4 mL CH4 ( didapatkan
dengan memasukkan harga x kedalam persamaan tiap gas yang telah dibuat di awal ).

E. Hukum Avogadro ( Hipotesis Avogadro )

Pada tahun 1811 seorang ilmuan dari Italia Amedeo Avogadro mengemukakan bahwasanya
partikel unsur tidak harus berupa atom yang berdiri senidri akan tetapi dapat juga berupa
gabungan dari beberapa atom yang disebut dengan molekul unsure.
Avogadro mengemukakan suatu hipotesis sebagai berikut “ Pada suhu dan tekanan yang
sama, semua gas bervolume sama mengandung jumlah molekul yang sama pula.”
Sebagai contoh saya asumsikan sebagai berikut apabila saya mempunyai 2 buah tempe dan
satu buah minyak goreng maka yang terbentuk adalah dua buah tempe goreng. Hipotesis ini
menyerupai seperti yang dilakukan oleh Avogadro
Berdasarakan analogi diatas maka Avogadro mengemukakan rumusan tentang hukum
Avogadro seperti berikut ini.
(Jumlah molekul x) / (Jumlah molekul y) = (Volume gas x ) / (volume gas y)
Pada suhu dan tekanan yang sama, perbandingan volume gas sesuai dengan perbandingan
jumlah molekul dan sesuai dengan perbandingan koefisien reaksinya.
Dari pernyataan diatas maka didapatkan rumus
Volume yang dicari = (koefisien yang dicari) / (koefisien yang diketahui) X volume yang
diketahui
28
Jumlah molekul yg dicari = (koefisien yang dicari) / (koefisien yang diketahui) X Jumlah
molekul yang diketahui
Agar lebih jelas perhatikan contoh soal berikut ini :

Contoh soal 1 :
Sebanyak 35 L gas karbon dioksida mengandung 4,5 x 1023 molekul pada suhu dan tekanan
yang sama, tentukan :
1. Jumlah molekul 7 L gas hidrogen
2. Volume gas amoniak yang mengandung 9 x 10 23 molekul
Solusi :
1. Jumlah molekul H2 = (volume H2) / (Volume CO2) X jumlah molekul CO2
= (7 L) / (35 L) X 4,5 x 1023 molekul
= 0,9 x 1023 molekul
= 9 x 1022 molekul
Jadi 7 L hidrogen mengandung 9 x 1022 molekul
2. Volume NH3 = (jumlah molekul NH3) / (jumlah molekul CO2) x volume CO2
= 9 x 1023 molekul / 4,5 x 1023 molekul x 35 L
= 70 L
23
Jadi 9 x 10 molekul gas amoniak memiliki volume sebesar 70

29
LKPD 1 Hukum Kekekalan Massa (Hukum Lavoisier)
Tujuan A. Lembar Kerja Peserta Didik
Setelah melakukan aktivitas ini diharapkan peserta didik mampu:
Lembar Kerja Pesert Didik 1
Menjelaskan hukum kekekalan massa (hukum Lavoisier) dengan benar

Membandingkan banyaknya zat yang bereaksi dengan hasil reaksi berdasarkan hukum
kekekalan massa

Dasar Teori

Peristiwa pembakaran kertas secara tertutup merupakan contoh sederhana untuk


emmbuktikan hukum kekekalan massa (hukum Lavoisier).

Perhatikan gambar berikut ini.

Neraca
Benang
Penutup
Tabung erlenmeyer

Larutan Y
Larutan X

30
Tabung Reaksi
Pernahkah kalian melakukan percobaan menggunakan alat-alat seperti gambar di
atas ? GambarGambar
tersebut akan membantu Saudara untuk menjelaskan hukum
Alat percobaan hukum kekekalam massa
kekekalan Massa (hukum Lavoisier). Bagaimana massa zat sebelum bereaksi
Sumber: elearning
( pereaksi) dengan massa zat sesudah bereaksi (hasil reaksi) ?

B. Kegiatan

1. Dengan memperhatikan gambar alat percobaan hukum kekekalan massa tersebut,


Kemukakan hipotesis (dugaan sementara) mengenai massa zat sebelum bereaksi dan
massa zat sesudah bereaksi, dan berikan alasannya.

………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………

2. Setelah menuliskan hipotesis (dugaan sementara), maka untuk membuktikan


kebenarannya silahkan melihat dan menganalisis tayangan video pembelajaran
tentang hukum kekekalan massa (hukum Lavoisier) yang sudah disiapkan oleh guru.
3. Tuliskan alat dan bahan yang digunakan pada percobaan berdasarkan video yang
ditayangkan

………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………

31
4. Buatlah prosedur percobaan/langkah-langkah percobaan berdasarkan video
pembelajaran hukum kekekalan massa tersebut
……………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………

C. Lengkapi tabel berikut berdasarkan video pembelajaran yang sudah


ditayangkan

Percobaan 1

Larutan Massa Sebelum Massa Setelah


Bereaksi Bereaksi

BaCl2

Na2SO4

32
Percobaan 2

Larutan Massa Sebelum Massa Setelah


Bereaksi Bereaksi

AgNO3

NaCl

D. Jawablah pertanyaan berikut

1. Berapakah massa zat sebelum dan sesudah bereaksi pada percobaan 1 dan 2 ?
………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
2. Bagaimana massa zat sebelum dan sesudah bereaksi sama ?
………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………..……...............................................................................…

E. Tuliskan kesimpulan hasil percobaan dari video pembelajaran yang sudah


ditayangkan
………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………

33
A. Lembar Kerja Peserta Didik 2

LKPD 2 Hukum Perbandingan Tetap (Hukum Proust)


A. Tujuan
Setelah melakukan kegiatan ini diharapkan peserta didik mampu:
1. Menentukan unsur-unsur yang membentuk senyawa
2. Menganalisis perbandingan unsur-unsur dalam senyawa berdasarkan data
percobaan
3. Siswa dapat menyebutkan bunyi hukum Perbandingan Tetap (Hukum Proust).

B. Dasar Teori
Natrium klorida atau lebih dikenal dengan garam dapur secara sederhana
diperoleh dari evaporasi air laut. Beberapa daerah menghasilkan garam dapur
dengan komposisi yang berbeda-beda. Berikut ini disajikan data komposisi
garam dapur dari beberapa daerah

Kota Asal Massa garam Massa Natrium Massa Klor


Garam
Indramayu 0,2925 gram 0,1150 gram 0,1775 gram
Cirebon 1,8149 gram 0,5975 gram 1,2174 gram
Madura 0,8775 gram 0,3450 gram 0,5325 gram

34
C. Kegiatan

Perhatikan data hasil pemeriksaan garam dapur dari beberapa daerah. Jawablah

pertanyaan berikut

1. Tuliskan unsur-unsur penyusun garam dapur beserta lambang unsurnya!

………………………………………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………………..

2. Bagaimanakah perbandingan massa natrium dengan massa klor pada garam

sesuai data tersebut ?

………………………………………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………………..

Amati dan analisislah data percobaan yang disajikan pada tabel berikut ini

Massa hidrogen Massa oksigen Massa air


No. Sisa pereaksi
(gram) (gram) (gram)

1. 1 8 9 -
2. 1 10 9 2 gram oksigen
3. 3 8 9 2 gram hidrogen
4. 2 16 18 -
5. 2 20 18 4 gram oksigen
6. 16 16 18 14 gram hidrogen

35
Buatlah kesimpulan berdasarkan dua data hasil eksperimen tersebut

………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………

Anda mungkin juga menyukai