MODUL PELATIHAN
untuk Meningkatkan Kualitas
Pelaksanaan PPL di LPTK
JULI 2016
SMP/
MTs
www.prioritaspendidikan.org
Daftar Isi
Halaman
Kata Pengantar
Modul pelatihan ini dikemas dalam bentuk unit-unit/topik-topik. Modul ini dikembangkan
untuk digunakan dalam pelatihan dosen untuk meningkatkan kualitas pelaksanaan Praktik
Pengalaman Lapangan (PPL) di LPTK. Berikut adalah gambaran singkat tentang masing-masing
unit dari tiap modul tersebut.
Unit 1: Jurnal Reflektif. Salah satu ’alat’ untuk memperbaiki kinerja kita adalah refleksi:
kita merefleksi diri tentang apa yang kita kerjakan; apa yang sudah baik dan belum baik. Unit
ini melatih peserta bagaimana membuat catatan reflektif tentang tugas mereka: Guru
Pembimbing dan dosen pembimbing lapangan terkait bagaimana kinerja pembimbingan
mereka kepada mahasiswa praktikan. Selesai pelatihan, peserta diharapkan dapat
melaksanakan pembimbingan kepada mahaiswa praktik secara lebih baik.
Unit 2: Konferensi. Salah satu model pembimbingan kepada mahasiswa praktikan adalah
Konferensi. Konferensi adalah kegiatan bertemunya guru pamong, dosen pembimbing
lapangan, dan praktikan secara bersama-sama untuk melihat progress yang dicapai praktikan
dalam kegiatan PPLnya. Pertemuan menekankan kepada capaian dan kesulitan praktikan serta
bantuan yang dapat diberikan oleh guru pamong dan dosen pembimbing terhadap praktikan.
Pada unit ini, dengan melihat tayangan video Konferensi, peserta akan diperkenalkan pada
model tersebut dan mensimulasikannya dalam pelatihan dan akan mempraktikannya lagi nanti
setelah peserta berpraktik membimbing mahasiswa dalam praktik mengajar di sekolah.
Dengan model ini, para guru pembimbing dan dosen pembimbing diharapkan mampu
meningkatkan kompetensi praktikan PPL PPG dan mampu menyajikan penilaian yang obyektif
dan transparan.
Unit 3: Observasi Sekolah dan Kelas. Dalam pelaksanaan PPL PPG, mahasiswa
praktikan terlebih dahulu harus memahami konteks sekolah sebelum PPL PPG di sekolah
itu dilaksanakan; dan hal tersebut diperoleh melalui kegiatan observasi sekolah. Penyusunan
rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) tanpa memanfaatkan hasil observasi bisa tidak
sesuai dengan karakteristik dan kemampuan siswa, tidak memanfaatkan lingkungan sekolah,
dan tidak sesuai antara peralatan laboratorium yang dibutuhkan dengan peralatan
laboratorium yang tersedia. Pada unit ini, dengan mengamati tayangan video, peserta akan
meihat bagaimana observasi sekolah/kelas dilaksanakan sekaligus bagaimana guru
pembimbing dan dosen pembimbing berperan dalam kegiatan observasi tersebut.
Unit 7: Penilaian PPL. Penilaian dalam kegiatan PPL bertujuan untuk mengumpulkan
informasi sejauh mana kompetensi praktikan sesuai dengan tujuan. Hal terpenting dari
penilaian adalah untuk memberikan umpan balik kepada praktikan agar kompetensinya
menjadi lebih baik. Dosen pembimbing lapangan (DPL) sebaiknya dapat memanfaatkan alat
penilaian dengan sebaik-baiknya, serta melakukan penilaian dari awal sampai dengan akhir
kegiatan. Pada unit ini, peserta akan berpraktik menilai hasil-hasil PPL antara lain perangkat
pembelajaran yang dibuat mahasiswa praktikan dan hasil siswa yang sudah diberi komentar
oleh praktikan.
Unit 8: Penyusun Rencana Tindak Lanjut. Suatu pelatihan akan sangat kurang
bermanfaat bahkan sia-sia apabila tidak ditindaklanjuti dengan langkah nyata penerapan
gagasan yang diperoleh dalam pelatihan tersebut. Unit ini memfasilitasi peserta dalam
membuat Rencana Tindak Lanjut apa saja yang akan dilakukan di kampus segera setelah
pelatihan berakhir khususnya terkait PPL. Rencana tindak lanjut merupakan awal
komitmen/keseriusan peserta untuk menerapkan apa yang diperoleh dalam pelatihan.
HARI 2
08.00 – 10.30 150’ Mengajar Mandiri Pleno
10.30 – 10.45 15’ Istirahat
10.45 – 12.15 90’ Penilaian Pelaksanaan PPL Pleno
12.00 – 13.00 60’ ISHOMA
13.00 – 17.00 240’ Persiapan Praktik di Sekolah Group
HARI 3
07.00 – 11.30 120’ Perjalanan ke Sekolah, Praktik Mengajar Group
11.30 – 13.30 15’ Perjalanan dari Sekolah, Ishoma
13.30 – 14.30 60’ Praktik Konferensi Group
14.30 – 15.30 60’ Rencana Tindak Lanjut Group
15.30 – 16.30 30’ Penutupan, penyelesaian administrasi dan keuangan Pleno
UNIT 1
MENULIS JURNAL REFLEKTIF
Pendahuluan
Humans are good at copying: ...what is critical for student teachers (and for practising
teachers) is the skill of reflecting on what they see and do (Monk, M. & Dillon J., 1995).
Salah satu sarana yang dapat membantu melakukan refleksi adalah Jurnal Reflektif. Jurnal
Reflektif merupakan kumpulan catatan perenungan dan analisis tentang proses kinerja serta
rencana tindak lanjut untuk hal-hal yang ditemukan dalam perenungan tersebut. Pada waktu
diminta berefleksi dan menuliskan hasil refleksi, seseorang cenderung hanya mendeskripsikan
apa yang terjadi dan menilai peristiwa-peristiwa pada kulitnya saja.
Dalam unit ini terdapat latihan berefleksi dan menuliskan hasil refleksi dalam Jurnal Reflektif.
Dengan mempelajari cara berefleksi dan mempraktikkannya selama dan sesudah beraktivitas,
kemampuan berefleksi tentang proses dan hasil belajar diharapkan dapat terus diperbaiki
bahkan ditingkatkan.
Tujuan
Setelah mengikuti sesi ini, para peserta mampu:
1. Memahami siklus jurnal reflektif;
2. Menulis jurnal reflektif tentang pengalaman mendampingi PPL.
Petunjuk Umum
Kegiatan dilaksanakan secara pleno, namun peserta duduk berdasarkan kelompok rumpun
mata pelajaran yang dibina di program studi.
Waktu
Waktu yang digunakan untuk unit ini adalah 60 menit. Perincian alokasi penggunaan waktu
tersebut dapat dilihat pada setiap tahapan dari sesi ini.
Ringkasan Sesi
Introduction Connection Application Reflection Extension
5 menit 15 menit 35 menit 5 Menit
Membiasakan
Menjelaskan Urun gagasan Membaca contoh teks Peserta menilai menulis jurnal
latar belakang, tentang ciri- jurnal serta mengkajinya diri sendiri reflektif dalam
tujuan, dan ciri jurnal dengan bahan siklus refleksi seberapa jauh pembimbingan
langkah- reflektif dan yang benar (Jika peserta tujuan unit ini (bagi DPL dan
langkah siklus jurnal belum pernah ikut pelatihan tercapai Guru Pamong)
kegiatan sesi refleksi. Jurnal Reflektif, jika sudah
langsung ke langkah ke 2 )
Menulis jurnal relektif Menuliskan hal-
mengenai pengalaman hal yang masih
mendampingi mahasiswa membingungkan
PPL (DPL & guru Pamong)
Membahas jurnal refleksi
yang dibuat dan merivisinya
Catatan reflektif tersebut bisa juga dilampirkan pada RPP yang telah lewat
sehingga setiap RPP yang telah digunakan memiliki catatan proses
pelaksanaannya. Hal ini akan sangat berguna sebagai masukan ketika
mahasiswa calon guru menyusun dan melaksanakan ulang RPP tersebut.
RPP dapat diperbaiki dan menjadi lebih baik sehingga pelaksanaan proses
belajar mengajar lebih efektif, karena guru sudah belajar dari kelebihan dan
kekurangan proses yang telah lewat. Hal ini bisa menjadi sumber gagasan
untuk Penelitian Tindakan Kelas (PTK) .
Jurnal reflektif yang ditulis oleh Instruktur PPG atas kinerjanya akan
menunjukkan catatan proses tersebut secara lebih akurat/objektif dan
memberi inspirasi untuk melakukan Penelitian Tindakan Sekolah (PTS).
Jurnal reflektif yang dibuat instruktur ataupun dosen akan memberi
inspirasi bagi mahasiswa calon guru, terutama ketika mereka menuliskan
hasil refleksinya yang dapat digunakan sebagai bahan renungan untuk
merancang tindak lanjut perbaikannya.
C
Connection (15 menit)
Urun Gagasan/Pengetahuan
1. Fasilitator mengajukan pertanyaan berikut satu per satu.
Apa yang Bapak/Ibu ketahui tentang jurnal reflektif?
Apa saja komponen dalam jurnal reflektif?
2. Fasilitator menayangkan ‘Siklus Jurnal Reflektif’ untuk penguatan.
3. Fasilitator menyampaikan bahwa yang penting dari jurnal reflektif adalah adanya
evaluasi kebermanfaatan, kelebihan, kelemahan, dan rencana untuk yang akan datang,
karena orientasi jurnal reflektif adalah semakin meningkatnya kualitas kinerja.
A
Application (35 menit)
Kegiatan 1: Membaca contoh jurnal dan membahasnya dengan Siklus Refleksi
1. Fasilitator menyampaikan bahwa beberapa jurnal yang ada kebanyakan masih berupa
deskripsi perisiwa saja. Jurnal yang bermanfaat bagi perkembangan profesionalisme guru,
kepala sekolah, dan pengawas adalah jurnal yang mengandung unsur refleksi.
2. Fasilitator menayangkan/membagikan "contoh jurnal pembimbingan", sebagian bersifat
deskriptif dan yang lain lebih reflektif (Handout Peserta 1.1: Untuk guru pamong
dibagikan jurnal pembimbingan guru pamong; untuk dosen dibagikan jurnal
pembimbingan DPL). Secara berpasangan, peserta diminta membaca, menemukan, dan
membahas perbedaan di antara contoh jurnal tersebut dengan menemukan
kata/frase/kalimat yang menunjukkan berpikir reflektif.
3. Fasilitator membagikan Handout Peserta 1.3 yang berisi diagram siklus refleksi dan
meminta peserta untuk membaca dan mendiskusikannya. Wakil kelompok
menyampaikan hal-hal yang sebaiknya dilakukan seseorang ketika melakukan refleksi.
4. Fasilitator meminta peserta untuk menggunakan siklus refleksi untuk menilai contoh-
contoh tersebut.
5. Setelah berpasangan, kelompok menyimpulkan jurnal manakah yang lebih reflektif yang
memberikan inspirasi perbaikan pembelajaran. Fasilitator meminta setiap wakil
kelompok untuk menyampaikan kesimpulannya.
6. Fasilitator menyampaikan bahwa yang penting dari jurnal reflektif adalah adanya evaluasi
kebermanfaatan/kelebihan-kelemahan dan rencana untuk yang akan datang karena
orientasi jurnal reflektif adalah semakin meningkatnya kemampuan guru.
R
Reflection (5 menit)
Fasilitator memeriksa pemahaman peserta terkait Jurnal Reflektif dengan mengajukan
pertanyaan berikut.
1. Bagaimanakah ‘siklus jurnal reflektif?’
2. Apa sajakah hal penting dari jurnal reflektif?
E
Extension & Penguatan
1. Fasilitator menyampaikan kepada peserta bahwa:
a. Penulisan jurnal reflektif yang dilakukan secara teratur akan meningkatkan mutu
kinerja seseorang dan sekaligus profesionalismenya;
b. Jurnal reflektif dapat menjadi sumber gagasan untuk melakukan penelitian tindakan
kelas (PTK) bagi dosen dan mahasiswa.
2. Fasilitator menyarankan kepada peserta untuk menuliskan Jurnal Reflektif terkait
pendampingan kepada mahasiswa dalam PPL agar pendampingan dapat ditingkatkan
kualitasnya secara terus menerus.
RPP biasanya diberikan kepada saya sehari sebelum mahasiswa PPL melakukan
praktik di dalam kelas. Selain kelengkapannya, saya juga memeriksa apakah
langkah-langkah pembelajarannya sudah sesuai dengan tujuan pembelajaran. Saya
juga memeriksa kesesuaian media pembelajaran yang digunakan. Mahasiswa saya
minta memperbaiki hal-hal yang kurang tepat. Tidak jarang mahasiswa salah
tangkap dengan masukan-masukan yang saya berikan. Mahasiswa sering
menganggap bahwa saya mempersulit dia padahal hal tersebut demi kepentingan
mahasiswa sendiri supaya bisa membuat RPP yang baik karena RPP yang baik akan
sangat membantu dalam pelaksanaan pembelajaran di kelas.
Hari ini saya berdiskusi dan memberikan bimbingan kepada seorang mahasiswa
PPL sesudah dia selesai melakukan praktik mengajar di kelas 3. Saya sampaikan
kepada mahasiswa tersebut bahwa langkah-langkah pembelajaran yang dilakukan di
kelas tidak sesuai dengan RPP yang diberikan kepada saya. Media yang digunakan
juga berbeda dengan yang disampaikan kepada saya sehari sebelumnya. Para siswa
kelihatan sekali tidak memahami yang dia ajarkan dan banyak siswa yang tidak
mengerjakan tugas yang diberikan. Saya tegaskan kepada mahasiswa PPL tersebut
bahwa dia tidak akan menjadi guru yang baik dan professional jika cara
mengajarnya adalah seperti yang dia lakukan hari ini.
Dia mengaku agak gugup hari ini karena merasa persiapannya kurang matang dan
berjanji akan memperbaikinya pada pelaksanaan praktik mengajar selanjutnya.
Semester ini saya mempunyai 3 orang mahasiswa bimbingan dari PGSD UNM.
Saya bertanggungjawab untuk membimbing mereka dalam pengembangan RPP dan
melakukan praktik mengajar di kelas.
Hari ini saya memberikan bimbingan kepada mahasiswa PPL berkaitan dengan
pengamatan daya dalam kegiatan praktik mengajarnya yang dilakukan di kelas 4
pada jam ke 2 dan jam ke 3. Mahasiswa tersebut mengajarkan tentang subtema
kebersamaan dalam keberagaman. Untuk menghemat waktu, sesudah jam sekolah
selesai, saya mengajak mahasiswa tersebut untuk masuk ke ruangan dan berdiskusi
bersama-sama dengan 2 mahasiswa yang lain karena saya belum sempat
memberikan bimbingan kepada 2 mahasiswa lain tersebut yang melakukan praktik
mengajar minggu yang lalu.
Kepada 2 mahasiswa yang lain saya juga minta untuk menyampaikan hal-hal yang
dirasa masih perlu ditingkatkan. Kedua mahasiswa tersebut menyatakan bahwa
semua sudah bisa dijalankan dengan baik. Nampak sekali bahwa kedua mahasiswa
tersebut tidak bisa mengingat dengan rinci hal-hal apa saja yang sudah baik dana pa
saja yang masih perlu ditingkatkan. Karena pelaksanaan praktik mengajar mereka
sudah dilakukan minggu yang lalu dan saya tidak mempunyai catatan maka saya juga
tidak bisa ingat secara rinci kinerja mereka dalam praktik mengajar sehingga saya
tidak bisa memberikan masukan secara lengkap.
Hari ini saya memberikan bimbingan kepada 4 orang mahasiswa bimbingan saya
pada kunjungan saya yang ke 5 di sekolah mitra tempat para mahasiswa melakukan
PPL. Saya mengumpulkan mereka di ruangan yang disediakan oleh sekolah mitra
yang dipakai sebagai ruangan khusus untuk mahasiswa PPL. Bimbingan saya fokus
pada pembelajaran di kelas.
Semua mahasiswa menyampaikan bahwa Kepala Sekolah dan para guru pamong
bersifat sangat baik dan sangat membantu. Guru pamong bersedia untuk
menunjukkan RPP yang selama ini dipakai oleh mereka untuk mengajar dan juga
bersedia memberikan masukan-masukan serta bimbingan baik dalam
pengembangan RPP maupun dalam pelaksanaan praktik mengajar.
Saya berikan arahan kepada para mahasiswa untuk selalu berkoordinasi dan
berkomunikasi dengan para guru pamong dan kepala sekolah dan jika ada kesulitan
untuk berkonsultasi dengan saya.
Saya minta para mahasiswa juga bisa menjaga nama baik Universitas. Tidak hanya
melaksanakan tugas PPL dengan baik tapi juga bisa mempunyai perilaku yang bisa
menjadi tauladan bagi para siswa.
Saya kemudian memberi arahan agar ia tidak terlalu banyak menjelaskan teori
tentang menulis surat pribadi, tetapi menunjukkan contoh surat pribadi ke siswa
untuk memberi pemahaman mengenai konsep pribadi itu pada siswa. Selain itu,
saya meminta mahasiswa PPL ini untuk lebih rinci dalam memberikan penguatan
tentang ciri-ciri surat pribadi, serta terlibat dalam membimbing siswa saat
memeriksa ketepatan surat pribadi yang dibuat oleh temannya.
Akhirnya saya menyadari bahwa kefakuman mahasiswa itu ketika saya arahkan
lebih disebabkan oleh cara saya yang langsung mengomentari kekurangannya tanpa
memberi apresiasi terhadap hal yang telah dilakukan. Selain itu, saya tidak memberi
kesempatan kepadanya untuk mengungkapkan sendiri apa yang dirasakan,
kekuatan dan kekurangan yang dilakukannya, serta hal yang sebaiknya dilakukannya
sebagai perbaikan (refleksi diri). Ke depan, saya akan mengubah cara saya dalam
membimbing mahasiswa PPL dampingan saya seperti yang dilakukan oleh guru
pamong. Saya akan memulai dengan memberi penghargaan, melakukan sendiri
refleksi kritis, merencanakan sendiri perbaikan. Setelah itu, saya akan memberi
usul, saran atau mendiskusikan hal-hal yang dapat meningkatkan kualitas
pembelajaran.
1. Deskripsi
Deskripsikan apa yang
terjadi / apa yang Anda
lihat / apa yang Anda alami
/apa yang Anda lakukan
Contoh:
Minggu ini saya belajar tentang teks deskripsi. Sulit. Saya tidak betul-betul ngerti bagaimana sih
menulis teks deskripsi. Saya tahu kata bu guru pokoknya nulis ciri-ciri binatang. Warnanya,
besarnya, berapa kakinya, dll. Tapi dapat kata-katanya dari mana. Bu guru sudah
menerangkan tapi saya tetep ndak ngerti karena Bu Diah bicara terlalu banyak bhs. Inggrisnya
dan cepaaaat sekali. Yang diterangkan banyak lagi. Bingung ah. Saya akan minta Bu Diah
menerangkan lagi dalam bahasa Indonesia. Saya juga akan minta contoh. Dapat kata-katanya
itu dari mana.
Kebiasaan menulis Jurnal Refleksi oleh Instruktur PPG atau mahasiswa (biasa disebut sebagai
Jurnal Belajar) memiliki beberapa manfaat. Pertama, dengan adanya tradisi menulis Jurnal
Refleksi Instruktur PPG atau mahasiswa akan terbiasa menuangkan pikiran dan perasaannya
secara tertulis. Dengan demikian kemampuan menulis mereka mendapatkan sarana untuk
berkembang secara alami.
Kedua, dengan membaca Jurnal Refleksi, Instruktur PPG atau mahasiswa bisa lebih
memahami pikiran dan perasaan masing-masing tentang proses belajar yang diikutinya.
Sebagai pendidik, dosen perlu lebih banyak memahami mahasiswanya dengan baik dengan
cara mengamati dan mendengarkan mahasiswa, serta membaca perasaan dan proses berpikir
mereka seperti yang tertuang dalam Jurnal Reflektif. Pengetahuandosen tentang mahasiswa
akan membimbing dosen menghasilkan pembelajaran yang lebih tepat sasaran, cocok dengan
keadaan riil yang dibutuhkan mahasiswa.
Ketiga, dengan menulis jurnal reflektif, mahasiswa belajar mengevaluasi proses belajar yang
sedang dia alami. Jurnal Refleksi membantu mahasiswa mengidentifikasi apa yang sudah dia
ketahui / pahami, apa yang belum dan seharusnya masih perlu dia ketahui, serta bagaimana
merencanakan langkah-langkah untuk mendapatkan apa yang seharusnya dia ketahui.
Ketika merasa bingung, misalnya, mahasiswa tidak sekedar larut dalam kebingungannya tapi
juga mencoba mencari sebab mengapa dia bingung dan jalan keluar apa yang bisa dia
usahakan atau pertolongan apa yang dia butuhkan dan kemana atau kepada siapa dia bisa
meminta tolong. Ketika membaca jurnal reflektif mahasiswa, dosen bisa memberikan bantuan
yang tepat.
Kapankah mahasiswa menulis Jurnal Reflektif? Apakah di saat selesai pembelajaran setiap
mapel? Ataukah setiap minggu untuk setiap mapel? Hal ini bisa dibicarakan dalam rapat
dosen. Sebagai langkah awal, dosen bisa mencoba untuk meminta mahasiswa menulis Jurnal
Reflektif seminggu sekali. Mahasiswa tidak perlu menulis untuk setiap mapel, kecuali jika
semua pihak menyetujuinya. Namun, sebaiknya Jurnal Reflektif tidak menjadi sesuatu yang
membebani. Dosen membaca Jurnal Reflektif dan memberikan tanggapan terhadap isinya. Jika
dipandang perlu, dosen dapat menyampaikan permasalahan pembelajaran mahasiswa kepada
yang bersangkutan. Tanggapan dilandasi tujuan untuk memotivasi, membantu mencari jalan
keluar, dan memberikan layanan pendidikan terbaik.
UNIT 2
KONFERENSI : Alternatif Strategi
Pembimbingan PPL PPG
UNIT 2
KONFERENSI:
Alternatif Strategi Pembimbingan PPL PPG
Pendahuluan
Proses pembimbingan PPL PPG
semestinya dapat menemukan
kelebihan dan kekurangan
praktikan PPL PPG. Apabila
dosen pembimbing/guru pamong
dapat menemukan kekurangan
praktikan, diharapkan dosen
pembimbing/guru pamong dapat
memberikan dukungan untuk
memperbaiki kelemahan
praktikan PPL PPG. Demikian
juga apabila dosen
pembimbing/guru pamong dapat Proses pembimbingan PPL PPG semestinya dilakukan melalui
aktivitas diskusi reflektif yang mempertemukan antara dosen
menemukan kelebihan praktikan
pembimbing, guru pamong dan praktikan secara bersama-sama.
maka diharapkan kelebihan
praktikan dapat lebih
dioptimalkan. Oleh karena itu, proses pembimbingan PPL PPG semestinya dilakukan melalui
aktivitas diskusi reflektif yang mempertemukan antara dosen pembimbing, guru pamong dan
praktikan secara bersama-sama. Pada kegiatan tersebut, praktikan dapat mengutarakan
pencapaian yang sudah berhasil diraih sekaligus kekurangan yang masih dimilikinya.
Berikutnya dosen pembimbing/guru pamong dapat menawarkan berbagai bentuk dukungan
agar praktikan dapat berkembang lebih baik dalam praktik mengajar di kelas.
Dosen Pembimbing seharusnya melakukan penilaian kompetensi peserta PPL PPG secara
obyektif dan transparan. Melalui proses pembimbingan yang intensif, proses penilaian
performa praktikan juga diharapkan lebih transparan dan dapat dipertanggungjawabkan. Salah
satu alternatif model pembimbingan yang diharapkan mampu meningkatkan kompetensi
praktikan PPL PPG dan mampu menyajikan penilaian yang obyektif dan transparan adalah
melalui kegiatan Konferensi.
Konferensi merupakan salah satu strategi yang dilakukan di Michigan State University dalam
kegiatan PPL. Konferensi adalah kegiatan bertemunya guru pamong, dosen pembimbing
lapangan, dan praktikan secara bersama-sama untuk melihat progress yang dicapai praktikan
dalam kegiatan PPLnya. Pertemuan menekankan kepada capaian dan kesulitan praktikan serta
bantuan yang dapat diberikan oleh guru pamong dan dosen pembimbing terhadap praktikan.
Tema-tema yang dibahas ditentukan berdasarkan diskusi antara guru pamong dan dosen
pembimbing lapangan, misalnya: 1) Kompetensi sosial dan kepribadian, 2) Kompetensi
membuka pembelajaran, 3) Kompetensi menfasilitasi kegiatan inti pembelajaran, 4)
Penggunaan strategi/pendekatan pembelajaran, 5) Pemanfaatan sumber belajar/media
pembelajaran, 6) Pembelajaran yang memicu dan memelihara keterlibatan siswa, 7)
Permasalahan yang dapat diselesaikan dengan PTK, dll.
Tujuan
Setelah mengikuti sesi ini, peserta dapat:
1. memahami mekanisme konferensi sebagai salah satu cara pembimbingan reflektif untuk
meningkatkan kompetensi peserta PPL PPG secara berkelanjutan.
2. mengidentifikasi langkah-langkah konferensi.
3. merancang Strategi implementasi konferensi dalam Program Pembimbingan PPL PPG.
Petunjuk Umum
1. Sesi ini dilaksanakan secara pleno;
2. Untuk menjalankan slide presentasi, fasilitator disarankan untuk menggunakan wireless
mouse/pointer.
Waktu
Waktu yang disediakan untuk kegiatan ini adalah 90 menit. Rincian alokasi waktu dapat
dilihat pada Perincian Langkah-langkah Kegiatan.
C
Connection (10 menit)
Kegiatan 1: Urun Gagasan/Pengalaman (5’)
1. Fasilitator mengajak peserta untuk ber-URUN GAGASAN/PENGALAMAN berpandu
pada pertanyaan:
Selama proses pembimbingan, berapa kali Bapak/Ibu bisa bertemu secara bersama-
sama dengan Guru Pamong dan praktikan PPL PPG?
Apa sajakah yang dibicarakan/dilakukan saat Bapak/Ibu bertemu secara bersama-sama
dengan Guru Pamong dan praktikan PPG?
Bagaimana bentuk komunikasi antara Dosen Pembimbing, Guru Pamong, dan
praktikan PPL PPG yang biasa Bapak/Ibu lakukan selama proses pembimbingan?
Bagaimana cara Bapak/Ibu membimbing praktikan PPL PPG agar kompetensi mereka
terus meningkat dari waktu ke waktu?
3. Fasilitator menyampaikan berbagai tema yang dapat dibahas dalam kegiatan konferensi,
antara lain:
Kompetensi sosial dan kepribadian
Kompetensi membuka pembelajaran
Kompetensi menfasilitasi kegiatan inti pembelajaran
Penggunaan strategi/pendekatan pembelajaran
Pemanfaatan sumber belajar/media pembelajaran
Pembelajaran yang memicu dan memelihara keterlibatan siswa
PTK
A
Application (60 menit)
Kegiatan 1: Mengamati Video Model Konferensi (25’)
1. Fasilitator meminta peserta, secara perseorangan untuk mengamati video model
pelaksanaan konferensi dengan fokus pengamatan:
- Apa sajakah aktivitas dosen pembimbing, guru pamong, dan mahasiswa praktikan?
(Gunakan LKP 2.1: Lembar Pengamatan Video Konferensi;
2. Peserta, secara berkelompok, diminta untuk menyepakati apa saja aktivitas dosen
pembimbing, guru pamong, dan mahasiswa praktikan;
3. Fasilitator meminta peserta untuk membaca Informasi Tambahan IT 2.1: Konferensi
4. Fasilitator memberikan penguatan tentang ‘Pola 3-2-1’ sebagai berikut.
c. Urutan Penyampaian
3 hal yang baik diselesaikan dulu semua (baik dari mhs. praktikan, DPL, maupun guru
pamong) baru melangkah ke 2 pertanyaan dari DPL maupun guru pamong. Sesudah 2
pertanyaan baru dilanjut ke saran dari DPL dan guru pamong dan mhs. praktikan
memberikan tanggapan saran tersebut berupa rencana tindak lanjut.
d. Mengapa 3-2-1?
DPL/GP sebaiknya lebih banyak memberi feedback positif daripada feedback negatif.
Modifikasi 3-2-1 dapat dilakukan sepanjang feedback positif selalu lebih banyak. Hal ini
bertujuan untuk meningkatkan kepercayaan diri praktikan.
Hasil diskusi ditulis dalam kertas plano dengan format sebagai berikut.
Peluang Tantangan
Contoh : Contoh :
Tersedianya teknologi komunikasi Jadwal DPL, GP dan Praktikan tidak
yang mempermudah komunikasi cocok
antara DPL, GP dan Praktkan
Strategi Implementasi
Contoh : Memanfaatkan tekonologi informasi secara optimal untuk
mengomunikasikan penjadwalan konferensi pada celah waktu yang memungkinkan
2. salah satu kelompok mempresentasikan dan dikomentari kelompok lain terutama dalam
hal ketepatan strategi implementasi dikaitkan dengan peluang dan hambatan;
3. Peserta menempelkan hasil diskusi di dinding.
R
Reflection (5 menit)
Fasilitator memeriksa ketercapaian tujuan sesi ini dengan mengajukan pertanyaan:
Apa sajakah langkah-langkah konferensi?
Apa sajakah yang perlu diperhatikan agar Konferensi dapat dilaksanakan dalam proses
pembimbingan PPL?
Bisakah pola 3-2-1 diterapkan untuk semua aktifitas pembimbingan mahasiswa,
seperti membimbing skripsi, tugas proyek perkuliahan dll?
E
Extension dan Penguatan (5 menit)
1. Fasilitator menyampaikan penguatan bahwa proses membimbing sebaiknya ditekankan
pada upaya untuk membantu praktikan dalam meningkatkan kemampuan daripada
mencari kesalahan/kelemahan;
2. Fasilitator menyampaikan himbauan kepada peserta untuk:
membuat Rencana Program Pembimbingan PPL PPG agar kegiatan bimbingan dapat
lebih efektif dalam meningkatkan kompetensi praktikan;
melakukan kegiatan Konferensi untuk:
- membantu praktikan dalam menemukan kelebihan, kekurangan, dan tindak lanjut
yang harus dilakukan;
- menghasilkan penilaian yang transparan dan dapat dipertanggungjawabkan.
3 Aktivitas Praktikan
Konferensi dilaksanakan selama tiga kali selama satu semester (16 minggu). Pada tiap
kegiatan konferensi dapat dipilih fokus/tema diskusi sesuai kebutuhan. Setidaknya ada empat
fokus/tema diskusi reflektif yang dapat dipilih, yakni 1) Kompetensi Kepribadian, 2)
Kompetensi Sosial, 3) Kompetensi pedagogik, dan 4 ) Kompetensi Profesional.
Konferensi 1 dan 2 lebih bersifat sebagai refleksi untuk perbaikan kompetensi praktikan.
Kalaupun ada kegiatan penilaian pada konferensi 1 dan 2, hasil penilaian tersebut tidak perlu
digunakan untuk menentukan nilai akhir. Konferensi 1 fokus pada diskusi reflektif mengenai
kompetensi sosial dan kepibadian praktikan. Konferensi 2 fokus diskusi pada merefleksikan
kompetensi profesional dan pedagogik praktikan.
Alternatif formula konferensi yang dapat diterapkan adalah 3-2-1. Praktikan menyampaikan 3
hal positif yang telah dilakukan/dikuasai, 2 pertanyaan hal yang ingin diketahui, dan 1 tindakan
perbaikan yang akan dilakukan. Guru pamong dan dosen pembimbing juga menggunakan
formula 3-2-1 untuk menyampaikan 3 hal positif yang dilakukan praktikan, mengajukan 2
pertanyaan dan 1 saran kepada praktikan untuk perbaikan pembelajaran yang akan datang.
Konferensi dapat dimanfaatkan juga sebagai tahap refleksi pada siklus PTK yang dilakukan
oleh praktikan. Hasil konferensi dapat digunakan sebagai dasar penyusunan rencana
pembelajaran berikutnya. Jurnal reflektif yang telah dibahas dalam konferensi ditandatangani
oleh praktikan, dosen pembimbing, dan guru pamong. Setiap hasil konferensi dan rencana
kegiatan yang telah disepakati pada saat bimbingan, dapat dikompilasi menjadi portofolio
praktikan. Dengan demikian, progres praktikan dapat diketahui.
Bimbingan Minggu
No Fokus Bimbingan Tagihan
Ke ke
1 1 1 Penetapan materi yang akan diajarkan, Hasil rencana
Rencana program bimbingan, dan kegiatan
permasalahan yang akan diselesaikan selama PPL
melalui PTK dan masalah
yang akan
dipecahkan
melalui PTK
2 Review perangkat pembelajaran Hasil
hasil workshop secara bersama- Observasi
sama oleh guru pamong dan Pembelajaran
praktikan PPG Praktik mengajar di Kelas
terbimbing Hasil revisi
Guru mengajar100% : Praktikan perangkat
PPL PPG mengobervasi di dalam pembelajaran
kelas
*Guru mengajar dengan menggunakan
perangkat (RPP, LKPD, Media,
Intrumen penilaian) hasil workshop
PPG
2 2 3 s.d 4 Review perangkat pembelajaran Jurnal Refleksi
hasil workshop secara bersama- Perangkat
sama oleh guru pamong dan prakt Pembelajaran
kan PPL PPG Hasil revisi
Praktik mengajar terbimbing perangkat
Guru 75% : Praktikan PPL PPG 25% pembelajaran
3 3 4 s.d 6 Review perangkat pembelajaran Jurnal Refleksi
hasil workshop secara bersama- Perangkat
sama oleh guru pamong, DPL, dan Pembelajaran
praktikan PPL PPG (Kaitkan juga Hasil revisi
dengan permasalahan yang akan perangkat
dipecahkan melalui PTK) pembelajaran
Praktik mengajar terbimbing Rancangan
Guru 50% : Praktikan PPL PPG 50% PTK
Konferensi 1
o Menggali pencapaian
kompetensi sosial dan
kepribadian praktikan PPL PPG
Bimbingan Minggu
No Fokus Bimbingan Tagihan
Ke ke
4 4 7 s.d 8 Review perangkat pembelajaran Jurnal Refleksi
hasil workshop secara bersama- Perangkat
sama oleh guru pamong, DPL, dan Pembelajaran
praktikan PPL PPG
Penyusunan instrumen PTK Hasil revisi
Praktik mengajar terbimbing perangkat
Guru 25% : Praktikan PPL PPG 75% pembelajaran
Instrumen
untuk
mengambil
data PTK
5 5 9 s.d 10 Review perangkat pembelajaran Jurnal Refleksi
hasil workshop secara bersama- Perangkat
sama oleh guru pamong, DPL, dan Pembelajaran
praktikan PPL PPG (Kaitkan juga Hasil revisi
dengan permasalahan yang akan perangkat
dipecahkan melalui PTK) pembelajaran
Praktik mengajar mandiri (Guru Data PTK
pamong tetap mendampingi) siklus 1
(sambil mengambil data PTK siklus
1)
Konferensi 2
o Menggali pencapaian
kompetensi Pedagogik dan
Profesional praktikan PPL PPG
6 6 11 s.d 12 Review perangkat pembelajaran Jurnal Refleksi
hasil workshop secara bersama- Perangkat
sama oleh guru pamong dan Pembelajaran
praktikan PPL PPG (sesuaikan juga Hasil revisi
dengan hasil PTK Siklus 1) perangkat
Praktik mengajar mandiri (Guru pembelajaran
pamong tetap mendampingi) Karya siswa
(sambil mengambil data PTK siklus Data PTK
2) siklus 2
7 7 13 s.d 14 Review perangkat pembelajaran Jurnal Refleksi
hasil workshop secara bersama- Perangkat
sama oleh guru pamong dan Pembelajaran
praktikan PPL PPG (sesuaikan juga Hasil revisi
dengan hasil PTK Siklus 2) perangkat
Praktik mengajar mandiri (Guru pembelajaran
pamong tetap mendampingi) Karya siswa
(sambil mengambil data PTK siklus Data PTK
3) siklus 3
Bimbingan Minggu
No Fokus Bimbingan Tagihan
Ke ke
Konferensi 3
o Menggali pencapaian ke empat
(Sosial, kepribadian,
professional, pedagogi)
kompetensi praktikan PPL PPG
8 8 15 s.d 16 Penialain portofolio
Laporan PTK
Uji Kinerja
Dll
Catatan:
Pelaksanaan PTK disesuaikan dengan kesiapan praktikan
UNIT 3
OBSERVASI SEKOLAH DAN
KELAS
UNIT 3
Pendahuluan
Dalam pelaksanaan PPL PPG peserta terlebih dahulu harus memahami konteks sekolah
tempat PPL PPG; dan hal tersbut diperoleh melalui kegiatan observasi sekolah. Penyusunan
rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) tanpa memanfaatkan hasil observasi bisa jadi tidak
sesuai dengan karakteristik dan kemampuan siswa, tidak memanfaatkan lingkungan sekolah,
dan tidak sesuai antara peralatan laboratorium yang dibutuhkan dengan peralatan
laboratorium yang tersedia.
Data hasil observasi yang diperoleh dengan berbagai cara perlu dianalisis sebelum
dimanfaatkan untuk penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran. Sebagai contoh, data
hasil pengamatan lingkungan sekolah dan ketersediaan jumlah dan jenis alat laboratorium IPA
dapat digabung dan dirangkai untuk memenuhi kebutuhan media dalam perencanaan
pelaksanaan pembelajaran IPA. Data jumlah siswa per rombongan belajar dapat dimanfaatkan
untuk pengelompokan siswa, penyediaan jumlah lembar kerja dan media pembelajaran.
Tujuan
Setelah mengikuti sesi ini, peserta dapat:
1. Mengidentifikasi jenis data yang perlu dikumpulkan pada saat observasi sekolah dan kelas;
2. Menentukan sumber dan cara pengumpulan data
3. Menjelaskan pemanfaatan data untuk menyusun rencana kegiatan pembelajaran dan non
pembelajaran
Petunjuk Umum
1. Sesi ini dilaksanakan secara pleno atau kelompok
2. Untuk menjalankan slide presentasi, fasilitator disarankan untuk menggunakan wireless
mouse/pointer.
Waktu
Waktu yang disediakan untuk kegiatan ini adalah 90 menit. Rincian alokasi waktu dapat dilihat
pada Perincian Langkah-langkah Kegiatan.
I
Introduction (5 menit)
Fasilitator menyampaikan latar belakang, tujuan, dan garis besar kegiatan yang akan dilakukan
pada unit ini.
C
Connection (10 menit)
Urun Gagasan/Pengalaman terkait Observasi Sekolah (10’)
Fasilitator mengajak peserta untuk URUN GAGASAN terkait observasi sekolah berpandu
pada pertanyaan berikut:
1. Apa sajakah DATA yang dikumpulkan mahasiswa praktikan saat melakukan observasi
sekolah dan kelas selama ini?
2. Bagaimana CARA mahasiswa praktikan mengumpulkan DATA tersebut?
3. Apa yang dilakukan dosen pembimbing dan guru pamong SEBELUM dan SESUDAH
mahasiswa praktikan melakukan observasi sekolah?
A
Application (65 menit)
Kegiatan 1: Mengamati Video Obervasi Sekolah dan Lingkungannya (20’)
1. Fasilitator menjelaskan cara mengisi format pengamatan LKP 3.1
2. Peserta, secara individual diminta untuk mengamati video dengan menggunakan LKP 3.1.
3. Fasilitator meminta peserta dalam kelompok untuk berdiskusi melengkapi hasil
pengamatan.
1. Fasilitator membagikan informasi tambahan 3a, 3b, dan 3c yang berisi tentang data hasil
pengamatan, wawancara, dan dokumen sekolah dan lingkungannya (Asumsikan bahwa
deskripsi data ini adalah hasil observasi yang dilakukan mahasiswa praktikan).
R
Reflection ( 5 menit)
E
Extension (5 menit)
1. Fasilitator memberikan penguatan dengan menyampaikan bahwa:
a. Observasi sekolah/kelas sangat penting untuk memahami keadaan sekolah;
b. Hasil observasi sekolah/kelas perlu didiskusikan bersama oleh praktikan, GP dan
DPL, terutama pemanfaatnya dalam penyiapan perangkat pembelajaran;
2. Fasilitator meminta kepada peserta untuk melakukan diskusi sebelum dan sesudah
observasi.
No Kegiatan Deskripsi
1
2
3
4
dst
Informasi Tambahan 3a
Data Hasil Pengamatan
1. Kultur sekolah
a. Tata tertib
Kepala sekolah berdiri di gerbang sekolah dan setiap siswa yang masuk
gerbang memberi salam sambil berjabat tangan dengan kepala sekolah.
c. Budaya baca
2. Lingkungan sekolah
4. Pembelajaran
Siswa duduk dalam kelompok tetapi tidak semua anggota aktif dalam belajar
Guru mengajukan pertanyaan dan siswa memjawabnya secara bersama (koor)
Beberapa siswa menyajikan hasil kerja kelompoknya di depan kelas.
Informasi Tambahan 3b
Data Hasil Wawancara
Informasi Tambahan 3c
Data Hasil Pencermatan Dokumen
1. Organisasi Sekolah
Kepala Sekolah bernama Bpk. Sumantri
Dibantu oleh dua orang wakil, Ibu Umi dan Bpk. Suratman
Seorang Kepala Tata Usaha, Ibu Sunarmi
Dua orang guru BP: Bu Ida dan Bpk Romli
Beberapa guru pembimbing kegiatan kokurikuler
Seorang guru pembimbing OSIS, bapak Haryono
2. Perangkat Pembelajaran
a. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
RPP mengikuti format Kuriulum 2013.
Indikator yang dipilih paling tinggi sesuai dengan KD.
Beberapa RPP menerapkan pembelajaran projek, tetapi sebagian besar
menerapkan model pembelajaran Discoveri.
Alat penilaian sebagian besar berupa soal uraian, hanya beberapa yang
menggunakan tes soal pilihan ganda.
b. Lembar Kerja
LKPD melengkapi setiap RPP yang dibuat.
Sebagian LKPD merupakan inplementasi dari model pembelajaran Discoveri,
sebagian lainnya berupa pertanyaan-pertanyaan.
c. Media
Media yang digunakan guru terbatas pada mata pelajaran IPA dan Matematika.
Jumlah Kit IPA yang terbatas menyebabkan jumlah angota kelompok besar
sekitar 7 – 8 orang tiap kelompok.
Pemanfaatan Data
(Misal)
Jumlah siswa per Perencanaan PTK
- Untuk pengelompokan siswa
rombel 32 siswa
- Penyiapan jumlah LK
UNIT 4
MENGAJAR TERBIMBING
UNIT 4
PRAKTIK MENGAJAR TERBIMBING
Modul Pelatihan untuk Meningkatkan Kualitas Pelaksanaan PPL di LPTK
52
UNIT 44
UNIT
Mengajar Terbimbing
Pendahuluan
Di dalam unit ini akan dipaparkan tahapan program praktik mengajar terbimbing yang terdiri
atas (1) pemodelan guru pamong, (2) guru pamong mengajar dan peserta PPG membantu
mengajar, (3) peserta PPG dan guru pamong mengajar bersama-sama, serta (4) peserta PPG
mengajar dan guru pamong membantu.
Tujuan
Setelah mengikuti sesi ini, peserta mampu:
1. Memahami kegiatan setiap tahapan praktik mengajar terbimbing;
2. Mengidentifikasi kegiatan pembelajaran yang muncul pada setiap tahapan praktik mengajar
terbimbing;
3. Mengidentifikasi peran praktikan, guru Pamong, dan DPL pada setiap tahapan praktik
mengajar terbimbing.
Petunjuk Umum
1. Sesi ini dilaksanakan secara pleno atau kelompok mata pelajaran;
2. Untuk menjalankan slide presentasi, fasilitator disarankan untuk menggunakan wireless
mouse/pointer.
Waktu
Waktu yang disediakan untuk kegiatan ini adalah 165 menit. Rincian alokasi waktu dapat
dilihat pada Perincian Langkah-langkah Kegiatan.
I
Introduction (5 menit)
Fasilitator menyampaikan latar belakang, tujuan, dan garis besar kegiatan yang akan dilakukan
pada unit ini.
C
Connection (20 menit)
Guru Pamong (GP) diminta untuk menuliskan jawabannya pada kertas post-it pink.
Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) diminta untuk menuliskan jawabannya pada
kertas post-it hijau.
Catatan:
Dalam judul kegiatan 2 ini, kata ‘kembali’ dimaksudkan untuk mewadahi peserta yang
mungkin sudah mengenal tahapan mengajar terbimbing sebelumnya.
A
Application (125 menit)
(1) Fasilitator meminta peserta untuk menyimak video mengajar terbimbing dan
mengamati hal-hal berikut:
a) kegiatan yang dilakukan guru pamong mengajar pada tahap 1 (Peran Guru Pamong
100% dan Praktikan mengamati) dan tahap II (Peran Guru Pamong ±75% dan
Peran Praktikan ±25% dari keseluruhan kegiatan pembelajaran) terkait
pengelolaan kelas, strategi yang digunakan, media yang digunakan, atau hal
menarik lainnya);
b) kegiatan yang dilakukan praktikan PPL PPG ketika guru pamong mengajar pada
tahap I dan tahap II (terkait apa yang praktikan amati).
(2) Saat selesai menonton video 1, setiap kelompok menuliskan hasil amatan pada
kertas plano dan mendiskusikannya (50’) berpandu pada pertanyaan:
a) Kompetensi mengajar apa saja yang teramati dari guru pamong pada mengajar
terbimbing tahap I ?
b) Kompetensi mengajar apa saja yang teramati dari guru pamong dan praktikan
pada mengajar terbimbing tahap II ?
c) Bagaimana kegiatan/ pembagian peran guru pamong dan praktikan pada praktik
mengajar terbimbing tahap I dan II?
(3) Salah satu kelompok diminta melaporkan hasil amatannya dan kelompok lain
memberikan komentar.
(1) Fasilitator meminta peserta untuk menyimak video mengajar terbimbing dan
mengamati hal-hal berikut:
a) kegiatan yang dilakukan pada pemodelan praktikan dan guru pamong di tahap III
dan IV terkait pengelolaan kelas, strategi yang digunakan, media yang digunakan,
atau hal menarik lainnya;
b) kegiatan yang dilakukan guru pamong dan praktikan dalam kegiatan praktik
mengajar terbimbing tahap III dan IV;
c) kegiatan yang dilakukan DPL;
d) aspek pembelajaran yang menjadi fokus pembimbingan.
(2) Saat selesai menonton video 2, setiap kelompok menuliskan hasil amatan pada kertas
plano dan mendiskusikannya (45’) berpandu pada pertanyaan:
a) Kompetensi mengajar apa saja yang teramati dari peran guru pamong dan
praktikan pada mengajar terbimbing tahap III dan IV?
b) Bagaimana pembagian peran Guru Pamong dan praktikan pada praktik mengajar
terbimbing tahap III dan IV?
(3) Salah satu kelompok diminta melaporkan hasil amatannya dan kelompok lain
memberikan komentar.
(4) Bacalah Informasi Tambahan 4.1 Praktik Mengajar Terbimbing untuk memahami detail
aktivitas DPL/GP pada tiap tahap mengajar terbimbing
Video II berisi:
a. Praktik Mengajar Terbimbing Tahap 3: praktikan dan guru pamong
mengajar bersama dengan menggunakan RPP praktikan (team teaching
R
Reflection (10 menit)
Fasilitator memeriksa ketercapaian tujuan sesi ini dengan pertanyaan sebagai berikut.
‘Mengapa Mengajar Terbimbing penting dilaksanakan di Program PPL?’
Fasilitator merespons jawaban peserta.
E
Extension (5 menit)
Fasilitator memberikan penguatan dengan menyampaikan hal-hal sebagai berikut.
1. Fasilitator meminta para peserta pelatihan untuk mempraktikkan tahapan Mengajar
Terbimbing pada saat membimbing praktikan PPL.
2. Keterampilan mengajar yang berkualitas membutuhkan proses panjang, bertahap,
dan berkelanjutan.
3. Komitmen dari semua pihak sangat diperlukan agar praktikan/calon guru benar-
benar memiliki kompetensi yang diharapkan. Komitmen tersebut sebaiknya dimulai
dari kita.
4. Mengajar terbimbing merupakan sarana bagi praktikan, GP, dan DPL untuk saling
mendalami proses pembelajaran, sehingga praktikan memiliki keterampilan
mengajar yang berkualitas.
Petunjuk:
Deskripsikanlah setiap komponen yang diamati kedalam kolom berdasarkan fakta-
fakta yang ditemukan selama pengamatan pembelajaran.
Keterangan:
1: Belum Tampak
2: Tampak tetapi belum maksimal
3: Tampak Bagus
tahap ini menggunakan RPP guru pamong dan alur pembelajaran masih dikendalikan oleh
guru pamong.
UNIT 5
MENGAJAR MANDIRI
UNIT 5
MENGAJAR MANDIRI
Pendahuluan
Setiap selesai pelaksanaan praktik mengajar mandiri, dilakukan konferensi yang dimaksudkan
untuk merefleksi dan memberi umpan balik terhadap pelaksanaan praktik mengajar mandiri.
Konferensi diikuti oleh praktikan, GP, DPL, dan dapat pula disertakan praktikan yang lain.
Materi konferensi didasarkan pada hasil pengamatan terhadap pembelajaran yang telah
berlangsung dengan semangat meningkatkan kualitas pembelajaran. Diupayakan dari hasil
konferensi tersebut dapat dirumuskan pelajaran berharga bagi praktikan, mahasiswa
pengamat, maupun bagi Guru Pamong di sekolah latihan untuk meningkatkan kompetensinya
dalam mengajar.
Tujuan
Petunjuk Umum
1. Sesi ini dilaksanakan secara pleno, meskipun ada kegiatan dalam kelompok kecil;
2. Untuk menjalankan slide presentasi, fasilitator disarankan untuk menggunakan wireless
mouse/pointer.
Waktu
Waktu yang disediakan untuk kegiatan ini adalah 150 menit. Rincian alokasi waktu dapat
dilihat pada Perincian Langkah-langkah Kegiatan.
I
Introduction (5 menit)
Fasilitator menyampaikan latar belakang, tujuan, dan garis besar kegiatan yang akan dilakukan
pada unit ini.
C
Connection (25 menit)
Kegiatan 1: Urun Gagasan/Pengalaman terkait Pelaksanaan Pembelajaran
Mandiri … (10’)
1. Fasilitator mengajak peserta untuk URUN GAGASAN/PENGALAMAN terkait dengan:
Bagaimana pelaksanaan praktik mengajar mandiri yang selama ini dilakukan dalam
pelaksanaan PPL PPG di lembaga Bapak/Ibu?”
Bagaimana DPL dan GP melaksanakan bimbingan kepada praktikan dalam praktik
mengajar mandiri?
A
Application (110 menit)
Kegiatan 1: Pengamatan Pembelajaran - Video … (25’)
1. Fasilitator meminta peserta untuk menyimak video dan membuat catatan terkait
KUALITAS pelaksanaan pembelajaran (Menggunakan LKP 5.1: Format Pengamatan
Praktik Mengajar Mandiri) dan peran GP dan DPL;
Mengingat aspek yang perlu diamati cukup banyak, jika perlu, ada
pembagian aspek pengamatan yang berbeda untuk kelompok yang
berbeda (Lihat file pembagian kelompok unit 5)
1
Peserta disarankan membuat catatan pada kertas kosong terlebih dahulu
FAKTA/apa saja yang dilakukan guru/praktikan, baru kemudian setelah
selesai pengamatan, catatan ‘dipindahkan’ ke format LKP 5.1;
Setelah video ditayangkan beberapa detik, kalau perlu distop dulu,
fasilitator perlu menunjukkan yang mana Praktikan (Berkerudung
coklat), Guru Pamong (Berbaju dinas krem), dan Dosen Pembimbing
Lapangan (Berkerudung hitam)
Catatan terkait peran GP dan DPL dibuat pada kertas kosong terpisah;
Video ditayangkan hanya sampai SEBELUM diskusi pasca pembelajaran.
Pembelajaran
Refleksi
(b) DPL meminta praktikan untuk menyampaikan refleksinya dengan ‘model’ 3-2-1: 3 hal
yang dianggap sudah BAIK, 2 PERTANYAAN (hal yang masih menjadi tanda-
tanya/ingin diketahui, dan 1 SARAN/TINDAK LANJUT.
(c) DPL meminta GP untuk menyampaikan hasil amatannya dengan model 3-2-1 juga.
(d) DPL menyampaikan hasil amatan dengan model 3-2-1 juga.
(e) DPL menutup konferensi.
3. Fasilitator meminta salah satu tim untuk menampilkan simulasi pelaksanaan konferensi
secara pleno, peserta yang lain menjadi pengamat dengan menggunakan LKP 5.2 Format
Pengamatan Konferensi.
2. Secara pleno, satu atau dua kelompok mempresentasikan hasil karyanya. Kelompok lain
memberi tanggapan.
3. Peserta menyimak tayangan lanjutan video yang memperlihatkan konferensi pasca
pembelajaran mandiri antara P, GP, dan DPL;
4. Fasilitator meminta peserta untuk memberikan komentar terkait tampilan konferensi di
video dibandingkan dengan simulasi mereka.
R
Reflection (5 menit)
Fasilitator meminta peserta untuk mengungkapkan:
1. Hal apa sajakah yang penting diperhatikan oleh DPL dan GP dalam proses bimbingan
terhadap pelaksanaan praktik mengajar mandiri?
(Jawaban yang diharapkan:
Komentar DPL dan GP SPESIFIK;
Komentar DPL dan GP TIDAK MEMATAHKAN SEMANGAT bahkan sebaiknya
MENGINSPIRASI praktikan untuk melakukan peningkatan kualitas pembelajaran)
2. Apa yang seharusnya dilakukan GP dan/atau DPL ketika praktikan melaksanakan praktik
mengajar mandiri?
E
Extension (5 menit)
Fasilitator memberikan penguatan dengan menyampaikan bahwa:
a. Praktik mengajar mandiri seyogyanya masih dalam pengamatan GP dan DPL;
b. Komentar DPL dan GP sebaiknya SPESIFIK dan menginspirasi mahasiswa untuk
melakukan peningkatan kualitas pembelajaran;
c. Jadwal pelaksanaan praktik mengajar perlu diatur agar GP dan DPL dapat mendampingi
praktikan secara bersama-sama.
----------------------------
Petunjuk Pengamatan
1. Amatilah proses pembelajaran yang dilakukan oleh praktikan yang tampak dalam video,
mulai dari awal sampai pembelajaran selesai!
2. Pada kolom 2, berilah tanda centang (√) apabila aspek yang diamati pada kolom 1
terlaksana/tampak dalam video dan berilah tanda silang (x) jika aspek itu tidak
terlaksana/tampak dalam video.
3. Pada kolom 3, deskripsikan hasil pengamatan Saudara terkait dengan cara pelaksanaannya!
Kegiatan Pendahuluan
1 Menggali pengetahuan
prasyarat (materi yang
sudah dibahas) untuk
membangun pengetahun
baru (materi yang akan
dibahas)
2 Mengajukan pertanyaan
menantang.
3 Menyampaikan manfaat
materi pembelajaran.
Penyampaian Kompetensi
dan Rencana Kegiatan
5 Menyampaikan kemampuan
yang akan dicapai peserta
didik.
6 Menyampaikan rencana
kegiatan misalnya, individual,
kerja kelompok, dan
melakukan observasi.
Kegiatan Inti
7 Kemampuan menyesuiakan
materi dengan indikator
pembelajaran.
8 Kemampuan mengkaitkan
materi dengan pengetahuan
lain yang relevan,
perkembangan Iptek , dan
kehidupan nyata.
9 Menyajikan pembahasan
materi pembelajaran dengan
tepat.
Penerapan Strategi
Pembelajaran yang Mendidik
11 Melaksanakan pembelajaran
sesuai dengan kompetensi
yang akan dicapai.
13 Melaksanakan pembelajaran
secara runtut.
15 Melaksanakan pembelajaran
yang bersifat kontekstual.
16 Melaksanakan pembelajaran
yang memungkinkan
tumbuhnya kebiasaan positif
(nurturant effect).
17 Melaksanakan pembelajaran
sesuai dengan alokasi waktu
yang direncanakan.
Penerapan Pendekatan
scientific
18 Memberikan pertanyaan
efektif.
19 Memfasilitasi/memancing
peserta didik untuk
mengamati
20 Memfasilitasi /memancing
Pemanfaatan Sumber
Belajar/Media dalam
Pembelajaran
24 Menunjukkan keterampilan
dalam penggunaan sumber
belajar pembelajaran.
25 Menunjukkan keterampilan
dalam penggunaan media
pembelajaran.
29 Menumbuhkan partisipasi
aktif peserta didik melalui
interaksi guru, peserta didik,
sumber belajar.
32 Menunjukkan hubungan
antar pribadi yang kondusif.
33 Menumbuhkan keceriaan
atau antuisme peserta didik
dalam belajar.
Melaksanakan Penilaian
otentik
36 Pelaksanakan penilaian
pengetahuan, sikap, dan
keterampilan
37 Memberikan tes
lisan/tertulis
Kegiatan Penutup
Keterlaksanaan
Catatan Hasil
Aspek yang Diamati (√ = ya),
Pengamatan
(x = tidak)
Refleksi Praktikan
1 Menyampaikan 3 hal yang
dianggap sudah baik
2 Mengajukan 2 pertanyaan
5 Mengajukan 2 pertanyaan
6 Menyampaikan 1 saran
Komentar DPL
7 Menyampaikan 3 hal yang
dianggap sudah baik
8 Mengajukan 2 pertanyaan
9 Menyampaikan 1 saran
UNIT 6
PRAKTIK MENGAJAR
TERBIMBING DI SEKOLAH
UNIT 6
PRAKTIK MENGAJAR TERBIMBING DI SEKOLAH
Pendahuluan
Unit ini memberikan kesempatan kepada
peserta untuk mempraktikkan ‘mengajar
terbimbing’ di kelas nyata dan dengan
mahasiswa praktikan yang sebenarnya,
mempraktikkan konferensi, dan menulis
jurnal reflektif khususnya terkait
pembimbingan melalui konferensi; setelah
mereka mempelajari ‘mengajar terbimbing’
dan konferensi melalui video pada unit-unit Peserta PPG melaksanakan praktik mengajar
sebelumnya dan melalui praktik nyata di terbimbing di kelas didampingi guru pamongnya,
sekolah. Praktik pada situasi nyata diharapkan dan atau Dosen Pembimbing Lapangan (DPL).
dapat melengkapi pengetahuan ‘teori’ sehingga peserta lebih siap untuk
mempraktikkannya di kampus masing-masing, khususnya dalam program praktik
pengalaman lapangan (PPL) – pendidikan profesi guru (PPG).
Tujuan
Waktu
Sesi ini membutuhkan waktu 510 menit. Perincian alokasi waktu dapat dilihat pada
setiap tahapan penyampaian sesi ini.
C
Connection (15 menit)
A
Application (470 menit)
Peserta (P, GP, dan DPL) mendiskusikan pelaksanaan simulasi dengan urutan langkah
sebagai berikut.
Praktikan mengungkapkan:
• 2 pertanyaan (ingin tahu bagaimana cara ….? mengapa suatu hal terjadi?)
• 2 pertanyaan (mempertanyakan)
• 1 saran perbaikan
Selain itu, peserta diminta membawa 3 karya siswa (baik, sedang, kurang) untuk salah
satu bahan konferensi;
Kegiatan 5: Praktik Konferensi di Tempat Pelatihan (40 menit)
1. Fasilitator mengingatkan kembali tentang konferensi: Apa sajakah yang telah mereka
pelajari/petik materi Konferensi? (Terkait langkah-langkah konferensi);
2. Terkait praktik pembelajaran terbimbing di sekolah, fasilitator meminta tim untuk
mengidentifikasi hal berikut.
Praktikan:
• 3 hal yang dianggap sudah baik
• 2 pertanyaan (ingin tahu bagaimana cara ….? mengapa suatu hal terjadi?)
• 1 rencana perbaikan jika praktik diulang
GP dan DPL:
• 3 hal yang dianggap sudah baik
• 2 pertanyaan (mempertanyakan)
• 1 saran perbaikan
3. Tim melakukan konferensi dengan membahas hal yang sudah teridentifikasi di atas
(Beri kesempatan pertama kepada praktikan untuk mengemukakan hasil identifikasinya)
1. Fasilitator mengingatkan kembali Siklus Jurnal Reflektif, dan hal penting dari jurnal
reflektif, yaitu adanya evaluasi (kekuatan dan kelemahan) dan rencana ke depan dari
tindakan yang dilakukan, karena orientasi jurnal reflektif adalah semakin meningkatnya
kualitas kinerja. Jurnal praktikan terkait kinerja ‘mengajar’ sedangkan GP dan DPL
terkait kinerja pembimbingan;
2. Peserta diminta untuk membaca contoh jurnal mengajar (bagi mahasiswa praktikan)
atau jurnal pembimbingan (bagi DPL dan GP)
3. Peserta diminta menulis jurnal reflektif berpandu pada siklus tersebut;
Praktikan menulis jurnal reflektif terkait ‘mengajar’. GP dan DPL menulis jurnal reflektif
terkait ‘pembimbingan melalui konferensi’.
R
Reflection (5 menit)
E
Extension/Penguatan (5 menit)
Nama praktikan :
Hari / tanggal :
Kelas :
Materi Pokok :
Praktik : Terbimbing
Ke : 1,2,3, dst
Petunjuk:
Deskripsikanlah setiap komponen yang diamati kedalam kolom berdasarkan fakta-
fakta yang ditemukan selama pengamatan pembelajaran.
Kegiatan Inti
Penguasaan Materi Pelajaran
7 Kemampuan menyesuiakan materi
dengan tujuan pembelajaran.
8 Kemampuan mengkaitkan materi
dengan pengetahuan lain yang
relevan, perkembangan Iptek , dan
kehidupan nyata.
9 Menyajikan pembahasan materi
pembelajaran dengan tepat.
10 Menyajikan materi secara sistematis
(mudah ke sulit, dari konkrit ke
abstrak)
Penerapan Strategi Pembelajaran
yang Mendidik
11 Melaksanakan pembelajaran sesuai
dengan kompetensi yang akan
dicapai.
12 Menfasilitasi kegiatan yang memuat
komponen eksplorasi, elaborasi dan
konfirmasi.
13 Melaksanakan pembelajaran secara
runtut.
14 Menguasai kelas.
15 Melaksanakan pembelajaran yang
bersifat kontekstual.
16 Melaksanakan pembelajaran yang
memungkinkan tumbuhnya kebiasaan
positif (nurturant effect).
17 Melaksanakan pembelajaran sesuai
dengan alokasi waktu yang
direncanakan.
Modul Pelatihan untuk Meningkatkan Kualitas Pelaksanaan PPL di LPTK – SMP/MTs 101
UNIT C
UNIT 6 Praktik Mengajar Terbimbing di Sekolah
Modul Pelatihan untuk Meningkatkan Kualitas Pelaksanaan PPL di LPTK – SMP/MTs 103
UNIT C
UNIT 6 Praktik Mengajar Terbimbing di Sekolah
UNIT 7
PENILAIAN HASIL PPL PPG
UNIT 7
Pendahuluan
Selama ini, proses penilaian yang dilakukan dalam kegiatan PPL PPG dirasa belum dapat
dilaksanakan secara optimal. Beberapa hal yang menyebabkan adalah banyaknya instrumen
yang harus digunakan, beberapa aspek dalam penilaian sikap dan kepribadian membutuhkan
waktu yang cukup lama dalam mengamatinya, sedangkan waktu yang harus diluangkan DPL
untuk ke sekolah terbatas.
Proses penilaian kompetensi praktikan dari waktu ke waktu akan efektif jika dilakukan oleh
DPL dan Guru Pembimbing Lapangan (GPL) secara berkesinambungan. Di awal kegiatan PPL
di sekolah misalnya, DPL bersama GPL secara kolaboratif melakukan pengamatan
pelaksanaan praktik pembelajaran yang dilakukan praktikan di kelas, dilanjutkan melakukan
penilaian bersama. Setelah itu, hasil penilaian GPL dan DPL digunakan sebagai bahan diskusi
dalam komferensi. GPL, DPL, beserta praktikan mengemukakan berbagai kelebihan,
kelemahan, dan kendala yang dihadapi selama proses praktik pembelajaran di kelas sebagai
kegiatan refleksi secara terbuka dan transparan. Kegiatan refleksi dapat memunculkan sikap
untuk mau menerima kritik dan memperbaiki diri, baik hasil karya maupun sikapnya. Di
dalam kegiatan ini, DPL dan GPL dapat memberikan saran dan berbagai bentuk dukungan
sesuai kebutuhan praktikan untuk peningkatan kompetensi praktikan.
Bertolak dari paparan di atas, pada unit ini akan belajar bersama bagaimana menilai
kompetensi praktikan dalam kegiatan PPL berdasarkan penilaian proses dan hasil, bagaimana
mengemukakan hasil penilaian dan alasannya dalam konferensi secara terbuka dan
transparan, serta bagaimana merumuskan saran perbaikan untuk peningkatan kompetensi
praktikan dalam kegiatan PPL PPG.
Tujuan
Setelah mengikuti sesi ini, peserta mampu:
1. menilai kompetensi praktikan dalam kegiatan PPL berdasarkan penilaian portofolio,
2. merumuskan saran perbaikan dan berbagai bentuk dukungan untuk peningkatan
kompetensi praktikan;
3. mengemukakan hasil penilaian, saran perbaikan, dan berbagai bentuk dukungan secara
spesifik dalam konferensi.
Petunjuk Umum
1. Sesi ini dilaksanakan secara pleno atau kelompok;
2. Untuk menjalankan slide presentasi, fasilitator disarankan untuk menggunakan wireless
mouse/pointer.
Waktu
Waktu yang disediakan untuk kegiatan ini adalah 90 menit. Rincian alokasi waktu dapat
dilihat pada Perincian Langkah-langkah Kegiatan.
Kegiatan 4:
Diskusi simulasi
C
Connection (10 menit)
Kegiatan Urun Gagasan/Pengalaman terkait Penilaian PPL PPG … (10’)
(d) apa saja yang dapat dimanfaatkan sebagai penilaian portofolio praktikan?
2. Fasilitator menuliskan jawaban peserta di flipchart/white board.
Penilaian PPL PPG terdiri atas aspek proses dan produk. Adapun komponen
penilaian proses dan produk sebagai berikut.
ASPEK SUBKOMPONEN RINCIAN
Proses Praktik Mengajar - Ikuti Pedoman PPL
Kompetensi Sosial dan Sesuaikan dengan
Kepribadian serta Permendiknas ttg SKG
Kegiatan Non Mengajar
Produk Portofolio - Perangkat: RPP, Bahan Ajar,
Media, karya siswa yang
sudah diberi komentar,
jurnal reflektif praktikan,
(dengan penyempurnaan
saat PPL)
Laporan Kegiatan PPL Sejak Observasi hingga akhir
A
Application (65 menit)
Kegiatan 1: Menilai Produk Praktikan (PORTOFOLIO) (Diskusi Kelompok) (15’)
1. Fasilitator menyiapkan contoh PORTOFOLIO praktikan (RPP, Jurnal refleksi, karya
siswa yang sudah diberi komentar)
2. Fasilitator mengelompokkan peserta menjadi beberapa kelompok yang terdiri atas 3-4
orang (dalam 1 meja ada 2 kelompok, kelompok A dan kelompok B).
3. Kelompok A dan B mendapatkan PORTOFOLIO yang berbeda.
4. Peserta mencermati dan menilai PORTOFOLIO dengan menggunakan LKP 7.1: Lembar
Penilaian Portofolio (Jelaskan terlebih dahulu LKP 7.1, jika diperlukan)
5. Kelompok A dan B saling bertukar hasil penilaian dan memberikan masukan terhadap
hasil penilaian.
2. Fasilitator meminta kepada peserta untuk merumuskan saran perbaikan dan berbagai
bentuk dukungan terhadap hasil penilaian PORTOFOLIO (Gunakan LKP 7.2);
Fasilitator memberi penegasan bahwa saran yang diberikan harus objektif dan
memperhatikan kemampuan praktikan.
R
Reflection (5 menit)
1. Fasilitator memeriksa ketercapaian tujuan sesi ini dengan pertanyaan sebagai berikut.
a. Apakah sudah dapat menilai kompetensi praktikan dalam menyusun portofolio
b. Apakah sudah dapat memberikan saran yang spesifik untuk meningkatkan kompetensi
praktikan?
c. Apakah sudah dapat mengemukakan hasil penilaian, alasan, saran perbaikan, dan
berbagai bentuk dukungan secara terbuka dan transparan dalam konferensi.
2. Fasilitator merespons jawaban peserta dan memberikan tambahan apabila dibutuhkan.
E
Extension (5 menit)
Fasilitator memberikan penguatan dengan menyampaikan bahwa:
- penilaian selama proses PPL PPG membutuhkan komitmen tinggi dari DPL dan GPL
agar semua komponen penilaian PPL PPG yang terdiri atas penilaian proses
(keterampilan mengajar, kompetensi sosial, kepribadian, serta kegiatan persekolahan)
dan produk (portofolio, laporan PPL, dan laporan PTK) dapat dilaksanakan dengan
baik.
- Konferensi sebaiknya dilaksanakan untuk mendiskusikan hasil penilaian sebagai bagian
dari kegiatan refleksi, sehingga memunculkan sikap untuk mau menerima kritik dan
memperbaiki diri, baik hasil karya maupun sikapnya.
- Kembangkan kemampuan menilai Anda melalui pencarian referensi yang relevan.
- Proses penilaian portofolio titik tekannya pada assessment for learning, tidak pada
judging.
----------------------
Skor
Komponen yang Dinilai
3 2 1
Kesimpulan penilaian:
Skor total ≤ 5 = perlu banyak perbaikan untuk portofolio berikutnya
5 < Skor total ≤ 7 = perlu sedikit perbaikan untuk portofolio berikutnya
7 < Skor total ≤ 9 = bagus, perlu dipertahankan untuk portofolio berikutnya
Komponen yang
Saran Perbaikan
Dinilai
- Kegiatan inti disesuaikan dengan
RPP model/metode pembelajaran yang
digunakan
- ............................
- ............................
Jurnal Reflektif
Praktik Mengajar
Contoh komentar
praktikan terhadap
karya siswa
PENYUSUNAN RENCANA
TINDAK LANJUT
UNIT C
UNIT 8 Penyusunan Rencana Tindak Lanjut
UNIT 8
PENYUSUNAN RENCANA TINDAK LANJUT
Pendahuluan
RENCANA TINDAK LANJUT merupakan
faktor yang penting dan harus menjadi bagian
integral dari suatu pelatihan dosen. Rencana
tersebut harus dibuat realistis didasarkan
pada kemampuan peserta dan disesuaikan
dengan kondisi LPTK sehingga peserta
merasa yakin bahwa rencana tersebut akan
DAPAT dilaksanakan, bukan ‘rencana tinggal
rencana, tidak ada realisasi’
Perencanaan harus menggunakan pedoman Pembuatan rencana tindak lanjut harus berpedoman
“apa yang akan dilakukan”, bukan “apa yang pada ‘apa yang akan dilakukan’.
ingin dilakukan”. Maksudnya, kita sering
merencanakan banyak hal didasarkan pada ‘keinginan’ tetapi kemampuan terbatas sehingga
rencana tidak terlaksana. Bisa saja kita tidak mampu melaksanakan karena kesibukan atau
lingkungan dan sumber-sumber kurang mendukung. Juga gunakanlah panduan ‘Mulailah dari
dirimu, tidak menunggu orang lain lain’. Slogan ‘seeing is believing’ (Melihat dulu, baru percaya)
perlu ‘dibalik’ menjadi ‘Believing and let us see’ (Yakini dulu, baru lihat hasilnya)
Dengan adanya rencana tindak lanjut yang konkret, peserta pelatihan mempunyai “ikatan”
untuk mengimplementasikan hal-hal yang diperoleh selama pelatihan, sehingga akan
menimbulkan perubahan ke arah yang lebih baik dalam perkuliahan. Rencana tersebut harus
dituliskan dan didokumentasikan supaya dapat dipakai untuk mengukur realisasi dan
kemajuannya.
Tujuan
Setelah mengikuti sesi ini, para peserta :
1. Memiliki keinginan kuat untuk melaksanakan kegiatan tersebut.
2. Menuliskan kegiatan yang akan dilakukan secara individual sebagai penerapan gagasan yang
diperoleh dari pelatihan.
3. Menuliskan rencana diseminasi kepada rekan sejawat, sesuai dengan kewenangannya.
Waktu
Unit ini membutuhkan waktu 60 menit. Perincian alokasi waktu dapat dilihat pada setiap
tahapan penyampaian unit ini.
C
Connection (10 menit)
Urun Pengalaman
(1) Fasilitator meminta peserta menyebutkan materi apa saja yang telah dibahas selama
pelatihan. Setelah itu fasilitator menayangkan daftar materi pelatihan untuk menguatkan
jawaban peserta.
(2) Setelah peserta dianggap telah mengenali apa yang telah dipelajari, fasilitator meminta
beberapa peserta menyebutkan pengetahuan dan keterampilan apa yang telah diperoleh
untuk setiap unit materii. Beberapa peserta diminta mengemukakan pendapatnya.
(3) Setelah beberapa peserta menyebutkan pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh
selama pelatihan, fasilitator menanyakan apakah pengetahuan dan keterampilan tersebut
dapat diterapkan di sekolah dan di kampus. Fasilitator menunjuk beberapa peserta
menyebutkan contoh penerapan itu.
A
Application (35 menit)
Kegiatan 1: Menyusun Rencana Tindak Lanjut (10 menit)
Fasilitator meminta peserta, sebagai guru atau dosen, menuliskan RTL setelah yang
bersangkutan kembali bertugas di sekolah atau LPTK. Diingatkan bahwa RTL harus spesifik
dan konkret serta yakin dapat dilaksanakan sesuai dengan kemampuan dan kondisi sekolah
atau LPTK.
(Gunakan LKP 8.1: Rencana Tindak Lanjut – Individual).
R
Reflection (5 menit)
Fasilitator meminta peserta untuk:
1. Menyebutkan pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh selama pelatihan.
2. Menyebutkan pengetahuan dan keterampilan yang dapat diterapkan di sekolah atau LPTK
tempat bekerja.
E
Extension/Penguatan (5 menit)
Pada akhirnya pelatihan bertujuan untuk meningkatkan mutu PPL. Oleh karena itu
pelatihan tidak bermanfaat optimal jika hasilnya tidak ditindaklanjuti ketika peserta
kembali ke tempat kerja.
Peserta diminta mengidentifikasi pengetahuan dan keterampilan penting untuk
meningkatkan kualitas PPL tetapi tidak dibahas dalam pelatihan ini.
Peserta diminta membaca referensi yang memuat pengetahuan dan keterampilan
tersebut.
Peserta diminta berupaya mendiseminasikan pengetahuan dan keterampilan yang
diperoleh kepada teman di sekolah atau LPTK tempat atau tempat lain yang memerlukan.
Jangan takut memulai hal baru. Mulailah dari hal yang Ibu/Bapak MAMPU, bukan dari yang
Ibu/Bapak INGINKAN.
Ketika kita dihadapkan pada anjuran menerapkan suatu pembaharuan, dalam pikiran kita
sering berkecamuk ‘bisikan-bisikan’ seperti:
Bisikan-bisikan seperti itu membuat kita jadi ragu untuk menerapkan gagasan-gagasan
pembaharuan. Seakan-akan keinginan kita ‘digembok’ oleh bisikan tersebut. Oleh
karena itu, bukalah ‘gembok’ itu alias abaikanlah bisikan atau pikiran-pikiran tersebut.
Mulailah pembaharuan dikerjakan; karena kalau bukan kita, siapa lagi; dan kalau bukan
sekarang kapan lagi. Jangan tunggu orang lain memulai baru kita mengikutinya, nanti
saling menunggu. MULAILAH DARI KITA.
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
*)