Oleh:
DESY LESTARI
OLEH :
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas VIII menggunakan
Model Discovery Learning.
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) yang
bertujuan untuk mengatasi permasalahan yang terdapat di kelas. Subjek penelitian adalah siswa
kelas VIII A semester ganjil tahun ajaran 2020/2021 yang berjumlah 13 siswa. Penelitian
dilakukan dalam tiga siklus dan setiap akhir siklus dilakukan refleksi terhadap tindakan yang
diberikan. Teknik pengumpulan data dalam penelitian menggunakan lembar pretest dan post test
google form.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam
secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang
berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu
proses penemuan. Pendidikan IPA diarahkan untuk inkuiri dan berbuat sehingga dapat
membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang
alam sekitar.
Pembelajaran IPA sebaiknya dilaksanakan dengan media pembelajaran yang
inovatif untuk menumbuhkan kemampuan berpikir, bekerja dan bersikap ilmiah serta
mengkomunikasikannya sebagai aspek penting kecakapan hidup. Oleh karena itu
pembelajaran IPA di SMP/MTs menekankan pada pemberian pengalaman belajar secara
langsung melalui penggunaan dan pengembangan keterampilan proses dan sikap ilmiah.
Dalam kenyataannya, proses belajar mengajar di SMP Unggulan Ar-Rahman saat
ini masih cenderung menggunakan metode tradisional, aktivitas pembelajaran masih
didominasi oleh metode ceramah, sehingga hasil belajar peserta didik secara umum
masih rendah. Berdasarkan data, masih banyak peserta didik Kelas VIII A yang belum
mampu mencapai nilai yang dipersyaratkan, yaitu nilai 75. Peserta didik Kelas VIII A
SMP Unggulan Ar-Rahman dinyatakan telah tuntas belajar Ilmu Pengetahuan Alam
apabila peserta didik mampu mencapai nilai 75.
Melihat kenyataan ini, penulis selaku guru berupaya meningkatkan hasil belajar
peserta didik dengan mengoptimalkan aktivitas pembelajaran dan mendesain skenario
pembelajaran yang dapat meningkatkan keaktifan peserta didik dalam belajar.
Pada masa sekarang ini, baik guru maupun peserta didik harus mempunyai
kemampuan abad 21. Salah satu diantaranya adalah guru maupun peserta didik harus
mempunyai kemampuan dalam menggunakan teknologi informasi dalam pembelajaran
di kelas. Terlebih lagi sejak pandemi Covid-19 melanda, memaksa peserta didik dan guru
melakukan aktivitas pembelajaran secara on line (dalam jaringan) dengan segala
problematika dan dinamikanya. Hal tersebut yang mendasari penulis untuk untuk
5
meningkatkan hasil belajar siswa kelas VIIIA menggunakan metode pembelajaran
discovery learning pada pokok bahasan Sistem Pencernaan Pada Manusia.
B. IDENTIFIKASI MASALAH
C. RUMUSAN MASALAH
D. TUJUAN
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bahwa model pembelajaran
discovery learning mampu menjadi salah satu solusi untuk meningkatkan hasil belajar
siswa kelas VIII A terhadap mata pelajaran IPA, khususnya mengenai pokok bahasan
Sistem Pencernaan Pada Manusia, sehingga siswa tertarik dan merasa senang untuk
memahami dan mempelajarinya.
6
E. MANFAAT PENELITIAN
Segala sesuatu kegiatan yang dilakukan tentu mempunyai manfaat yang dapat
diambil. Demikian pula dengan penelitian ini. Manfaat bermanfaat bagi siswa, guru dan
lembaga.
1) Manfaat bagi siswa, hasil penelitian ini memudahkan siswa dalam menerima materi
pelajaran;
2) Manfaat bagi guru untuk menambah wawasan dan disiplin ilmu terutama dalam
merancang dan memilih media pembelajaran yang dapat mengotimalkan potensi,
kompetensi dan kreativitas yang dimiliki siswa;
3) Sebagai bahan masukan yang positif dalam pembinaan profesi guru dengan
mempertimbangkan tingkat kreativitas guru dalam merancang sistem pembelajaran
yang aktif, kreatif dan menyenangkan.
7
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. PEMBELAJARAN IPA
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam
secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang
berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu
proses penemuan. Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik
untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut
dalam menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari. Proses pembelajarannya
menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi
agar menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah. Pendidikan IPA diarahkan
untuk inkuiri dan berbuat sehingga dapat membantu peserta didik untuk memperoleh
pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar.
Secara umum Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) di SMP/MTs, meliputi mata pelajaran
fisika, bumi antariksa, biologi, dan kimia yang sebenarnya sangat berperan dalam
membantu anak untuk memahami fenomena alam. Carin dan Sund (1993) mendefinisikan
IPA sebagai “pengetahuan yang sistematis dan tersusun secara teratur, berlaku umum
(universal), dan berupa kumpulan data hasil observasi dan eksperimen”.
Merujuk pada pengertian IPA itu, maka dapat disimpulkan bahwa hakikat IPA
meliputi empat unsur utama yaitu:
1) sikap: rasa ingin tahu tentang benda, fenomena alam, mahluk hidup, serta hubungan
sebab akibat yang menimbulkan masalah baru yang dapat dipecahkan melalui
prosedur yang benar; IPA bersifat open ended;
2) prosedur pemecahan masalah melalui metode ilmiah; metode ilmiah meliputi
penyusunan hipotesis, perancangan eksperimen atau percobaan, evaluasi,
pengukuran, dan penarikan kesimpulan
3) produk: berupa fakta, prinsip, teori, dan hukum;
4) aplikasi: penerapan metode ilmiah dan konsep IPA dalam kehidupan sehari-hari.
Keempat unsur itu merupakan ciri IPA yang utuh yang sebenarnya tidak dapat
dipisahkan satu sama lain. Dalam proses pembelajaran IPA keempat unsur itu diharapkan
8
dapat muncul, sehingga peserta didik dapat mengalami proses pembelajaran secara utuh,
memahami fenomena alam melalui kegiatan pemecahan masalah, metode ilmiah, dan
meniru cara ilmuwan bekerja dalam menemukan fakta baru.
Abad 21 ditandai oleh pesatnya perkembangan IPA dan teknologi dalam berbagai
bidang kehidupan di masyarakat, terutama teknologi informasi dan komunikasi. Oleh
karena itu, diperlukan cara pembelajaran yang dapat menyiapkan peserta didik untuk
melek IPA dan teknologi, mampu berpikir logis, kritis, kreatif, serta dapat berargumentasi
secara benar. Dalam kenyataan, memang tidak banyak peserta didik yang menyukai mata
pelajaran IPA, karena dianggap sukar, keterbatasan kemampuan peserta didik, atau karena
mereka tak berminat menjadi ilmuwan atau ahli teknologi. Namun demikian, mereka tetap
berharap agar pembelajaran IPA disajikan secara menarik, efisien, dan efektif, terlebih
dalam situasi pandemic saat ini.
Dalam belajar IPA peserta didik diarahkan untuk membandingkan hasil prediksi
peserta didik dengan teori melalui eksperimen dengan menggunakan metode ilmiah.
Pendidikan IPA di sekolah diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk
mempelajari diri sendiri dan alam sekitarnya, serta prospek pengembangan lebih lanjut
dalam menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari, yang didasarkan pada metode ilmiah.
Pembelajaran IPA menekankan pada pengalaman langsung untuk mengembangkan
kompetensi agar peserta didik mampu memahami alam sekitar melalui proses “mencari
tahu” dan “berbuat”, hal ini akan membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman
yang lebih mendalam. Keterampilan dalam mencari tahu atau berbuat tersebut dinamakan
dengan keterampilan proses penyelidikan atau “enquiry skills” yang meliputi mengamati,
mengukur, menggolongkan, mengajukan pertanyaan, menyusun hipotesis, merencanakan
eksperimen untuk menjawab pertanyaan, mengklasifikasikan, mengolah, dan
menganalisis data, menerapkan ide pada situasi baru, menggunakan peralatan sederhana
serta mengkomunikasikan informasi dalam berbagai cara, yaitu dengan gambar, lisan,
tulisan, dan sebagainya. Melalui keterampilan proses dikembangkan sikap dan nilai yang
meliputi rasa ingin tahu, jujur, sabar, terbuka, tidak percaya tahyul, kritis, tekun, ulet,
cermat, disiplin, peduli terhadap lingkungan, memperhatikan keselamatan kerja, dan
bekerja sama dengan orang lain.
Oleh karena itu pembelajaran IPA di sekolah sebaiknya: (1) memberikan pengalaman
pada peserta didik sehingga mereka kompeten melakukan pengukuran berbagai besaran
fisis, (2) menanamkan pada peserta didik pentingnya pengamatan empiris dalam menguji
9
suatu pernyataan ilmiah (hipotesis). Hipotesis ini dapat berasal dari pengamatan terhadap
kejadian sehari-hari yang memerlukan pembuktian secara ilmiah, (3) latihan berpikir
kuantitatif yang mendukung kegiatan belajar matematika, yaitu sebagai penerapan
matematika pada masalah-masalah nyata yang berkaitan dengan peristiwa alam, (4)
memperkenalkan dunia teknologi melalui kegiatan kreatif dalam kegiatan perancangan
dan pembuatan alat-alat sederhana maupun penjelasan berbagai gejala dan keampuhan
IPA dalam menjawab berbagai masalah.
11
c. Langkah-langkah Discovery Learning
Menurut Veerman (2003) langkah-langkah pembelajaran dalam model
discovery learning antara lain Orientation, Hypothesis Generation, Hypothesis
Testing, Conclusion dan Regulation, yang secara rinci dijelaskan sebagai berikut:
1) Orientation
Guru memberikan fenomena yang terkait dengan materi yang diajarkan
untuk memfokuskan siswa pada permasalahan yang dipelajari. Fenomena
yang ditampilkan oleh guru membuat guru mengetahui kemampuan awal
siswa. Tahap orientation melibatkan siswa untuk membaca pengantar dan
atau informasi latar belakang, mengidentifikasi masalah dalam fenomena,
menghubungkan fenomena dengan pengetahuan yang didapat sebelumnya.
Sintaks orientation melatihkan kemampuan interpretasi, analisis dan evaluasi
pada aspek kemampuan berpikir kritis. Produk dari tahapan orientation dapat
digunakan untuk tahapan yang lainya terutama tahapan hypothesis generation
dan conclusion.
2) Hypothesis Generation
Informasi mengenai fenomena yang didapatkan pada tahapan
orientation digunakan pada tahapan hypothesis generation. Tahapan
hypothesis generation membuat siswa merumuskan hipotesis terkait
permasalahan. Siswa merumuskan masalah dan mencari tujuan dari proses
pembelajaran. Sintaks hypothesis generation melatihkan kemampuan
interpretasi, analisis, evaluasi dan inferensi. Masalah yang telah dirumuskan
diuji pada tahapan hypothesis testing.
3) Hypothesis Testing
Hipothesis yang dihasilkan pada tahapan hypothesis generation tidak
dijamin kebenaranya. Pembuktian terhadap hipotesis yang dibuat oleh siswa
dibuktikan pada tahapan hypothesis testing. Tahapan pengujian hipotesis
siswa harus merancang dan melaksanakan eksperimen untuk membuktikan
hipotesis yang telah dirumuskan, mengumpulkan data dan
mengkomunikasikan hasil dari eksperimen. Sintaks hypothesis testing
12
melatihkan kemampuan regulasi diri, evaluasi, analisis, interpretasi dan
penjelasan.
4) Conclusion
Kegiatan siswa pada tahapan conclusion adalah meninjau hipotesis yang
telah dirumuskan dengan fakta-fakta yang telah diperoleh dari pengujian
hipotesis. Siswa memutuskan fakta-fakta hasil pengujian hipotesis apakah
sesuai dengan hipotesis yang telah dirumuskan atau siswa mengidentifikasi
ketidaksesuaian antara hipotesis dengan fakta yang diperoleh dari pengujian
hipotesis. Tahapan conclusion membuat siswa merevisi hipotesis atau
mengganti hipotesis dengan hipotesis yang baru. Sintaks conclusion
melatihkan kemampuan menyimpulkan, analisis, interpretasi, evaluasi dan
penjelasan.
5) Regulation
Tahapan regulation berkaitan dengan proses perencanaan, monitoring
dan evaluasi. Perencanaan melibatkan proses menentukan tujuan dan cara
untuk mencapai tujuan tersebut. Monitoring merupakan sebuah proses untuk
mengetahui kebenaran langkah-langkah dan tindakan yang diambil oleh
siswa terkait waktu pelaksanaan dan hasil berdasarkan perencanaan yang
telah dibuat sebelumnya. Guru mengkonfirmasi kesimpulan dan
mengklarifikasi hasil-hasil yang tidak sesuai untuk menemukan konsep
sebagai produk dari proses pembelajaran. Sintaks regulation melatihkan
kemampuan evaluasi, regulasi diri, analisis, penjelasan, interpretasi dan
menyimpulkan.
Wabah Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) yang telah melanda 215 negara di dunia,
memberikan tantangan tersendiri bagi lembaga pendidikan, mulai dari level pendidikan
dasar, menengah hingga perguruan tinggi. Untuk melawan Covid-19 Pemerintah telah
melarang untuk berkerumun, pembatasan sosial (social distancing) dan menjaga jarak
13
fisik (physical distancing), memakai masker dan selalu cuci tangan. Melalui Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan Pemerintah telah melarang satuan pendidikan untuk
melaksanakan kegiatan tatap muka (konvensional) dan memerintahkan untuk
menyelenggarakan pembelajaran secara daring. Satuan pendidikan dituntut untuk dapat
menyelenggarakan pembelajaran secara daring atau on line (Firman, F., & Rahayu, S.,
2020). Tidak sedikit satuan pendidikan dengan cepat merespon intruksi pemerintah, tidak
terkecuali SMP Unggulan Ar-Rahman Sukabumi yang dengan sigap mengeluarkan surat
instruksi tentang pencegahan penyebaran corona virus diesease (Covid-19) di lingkungan
sekolah. Jamaluddin, D., Ratnasih, T., Gunawan, H., & Paujiah, E. (2020) menyatakan
bahwa pembelajaran daring memiliki kekuatan, tantangan dan hambatan tersendiri. Untuk
mencegah penyebaran Covid-19, WHO memberikan himbauan untuk menghentikan
acara-acara yang dapat menyebabkan massa berkerumun. Maka dari itu, pembelajaran
tatap muka yang mengumpulkan banyak siswa di dalam kelas ditinjau ulang
pelaksanaanya. Kegiatan belajar mengajar (KBM) harus diselenggarakan dengan skenario
yang mampu mencegah berhubungan secara fisik antara siswa dengan guru atau antara
siswa dengan siswa (Firman, F., & Rahayu, S., 2020). Menurut Milman (2015)
penggunaan teknologi digital dapat memungkinkan siswa dan guru melaksanakan proses
pembelajaran walaupun mereka ditempat yang berbeda. Bentuk KBM yang dapat
dijadikan solusi dalam masa pandemi covid-19 adalah pembelajaran daring.
Menurut Moore, Dickson-Deane, & Galyen (2011) Pembelajaran daring merupakan
pembelajaran yang menggunakan jaringan internet dengan aksesibilitas, konektivitas,
fleksibilitas, dan kemampuan untuk memunculkan berbagai jenis interaksi pembelajaran.
Penelitian yang dikakukan oleh Zhang et al., (2004) menunjukkan bahwa penggunaan
internet dan teknologi multimedia mampu merombak cara penyampaian pengetahuan dan
dapat menjadi alternatif pembelajaran yang dilaksanakan dalam kelas tradisional.
Pembelajaran daring adalah pembelajaran yang mampu mempertemukan siswa dan guru
untuk melaksanakan interaksi pembelajaran dengan bantuan internet (Kuntarto, E. (2017).
Pada tataran pelaksanaanya pembelajaran daring memerlukan dukungan perangkat
perangkat mobile seperti smarphone atau telepon adroid, laptop, komputer, tablet, dan
iphone yang dapat dipergunakan untuk mengakses informasi kapan saja dan dimana saja
(Gikas & Grant, 2013). Satuan pendidikan pada masa WFH perlu melaksanakan
penguatan pembelajaran secara daring dan menjadi tuntutan dunia pendidikan sejak
beberapa tahun terakhir (He, Xu, & Kruck, 2014). Pembelajaran daring dibutuhkan dalam
14
pembelajaran di era revolusi industri 4.0 (Pangondian, R. A., Santosa, P. I., & Nugroho,
E., 2019). Penggunaan teknologi mobile mempunyai sumbangan besar dalam lembaga
pendidikan, termasuk di dalamnya adalah pencapaian tujuan pembelajaran jarak jauh
(Korucu & Alkan, 2011).
Berbagai media juga dapat digunakan untuk mendukung pelaksanaan pembelajaran
secara daring. Misalnya kelas-kelas virtual menggunakan layanan Google Classroom,
Edmodo, dan Schoology (Enriquez, 2014; Sicat, 2015; Iftakhar, 2016), dan applikasi pesan
instan seperti WhatsApp (So, 2016). Pembelajaran secara daring bahkan dapat dilakukan
melalui media social seperti Facebook dan Instagram (Kumar & Nanda, 2018).
Pembelajaran daring menghubungkan peserta didik dengan sumber belajarnya (database,
pakar/instruktur, perpustakaan) yang secara fisik terpisah atau bahkan berjauhan namun
dapat saling berkomunikasi, berinteraksi atau berkolaborasi (secara langsung/synchronous
dan secara tidak langsung/asynchronous). Pembelajaran daring adalah bentuk
pembelajaran jarak jauh yang memanfaatkan teknologi telekomunikasi dan informasi,
misalnya internet, CD-ROOM (Molinda, 2005).
Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman
belajarnya. Proses penilaian terhadap hasil belajar dapat memberukan informasi kepada
guru tentang kemajuan siswa dalam upaya mencapai tujuan-tujuan belajarnya. Hasil
belajar menurut Chatarina (2006:5) merupakan perubahan perilaku yang diperoleh
pembelajar setelah mengalami aktivitas belajar. Perolehan aspek-aspek perubahan
perilaku tersebut tergantung pada apa yang dipelajari oleh pembelajar. Hasil belajar ini
sering dicerminkan sebagai prestasi belajar yang menentukan berhasil tidaknya peserta
didik belajar. Berdasarkan uraian di atas maka prestasi belajar IPA yang dimaksud dalam
penelitian ini adalah hasil tes yang meliputi ranah kognitif dalam pelajaran IPA peserta
didik kelas VIII A SMP Unggulan Ar-Rahman Sukabumi.
15
BAB III
METODE PENELITIAN
A. SUBYEK PENELITIAN
Subyek utama dalam penelitian ini adalah kegiatan pembelajaran konsep Sistem
Pencernaan dengan menggunakan metode Discovery Learning pada siswa Kelas VIII A
SMP Unggulan Ar-Rahman Sukabumi.
16
Tabel 1.1 Rencana Kegiatan PTK
No Rencana Kegiatan Waktu dan Tempat Pihak yang
Terlibat
1 Membuat proposal Tempat: Lokasi - Dosen Instruktur
dan intrumen peneliti - Guru Pamong
observasi PTK Waktu : 11-13
2 Melaksanakan pembelajaran Oktober 2020
Tempat: SMP Unggulan - Kepala Sekolah
untuk RPP 1 (makanan dan Ar-Rahman - Wakasek
kandungan nutrisi) dan Waktu : 16 Oktober 2020 Kurikulum
pelaksanaan PTK siklus I - Guru Pamong
17
10 Pembuatan laporan PTK Tempat: Lokas peneliti - Dosen Instruktur
Waktu : 11-12 Nopember - Guru Pamong
2020
Penelitian siklus I terdiri dari satu pertemuan yang masing-masing dilaksanakan pada
bulan Oktober tahun 2020. Dengan rincian rencana kegiatan sebagai berikut:
a. Perencanaan Siklus I
Peneliti mempersiapkan semua kebutuhan pelaksanaan tindakan dalam
penelitian dengan melakukan kegiatan sebagai berikut:
1) Menganalisis Kompetensi Dasar (KD), IPK dan Tujuan pembelajarann yang
akan digunakan dalam penelitian
2) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sebagai pedoman
guru (peneliti) dalam melaksanakan proses pembelajaran. Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) disusun guru (peneliti) berikut dengan
perangkat pendukung seperti bahan ajar, media pembelajaran dan instrument
evaluasi.
3) Menautkan bahan pembelajaran digital pada Google Class Room berikut
dengan bahan lain yang relevan seperti link youtube, alamat web dan lain-
lain.
4) Menyusun instrumen penilaian pengetahuan, keterampilan dan sikap yang
digunakan untuk mendapatkan data penelitian
5) Menyusun Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) sebagai panduan bagi
peserta didik dalam mengembangkan keterampilan proses sains. LKPD
memuat materi, prosedur, dan informasi mengenai hal-hal yang akan
dipelajari dalam pembelajaran terutama ketika pengamatan mengunakan
virtual lab dan kegiatan diskusi.
18
6) Menyiapkan sarana pendukung virtual lab seperti laptop/PC dan software
laboratorium maya di rumah bekerja sama dengan wali murid
7) Mengondisikan siswa dengan cara berkomunikasi melalui whatsapp grup,
dan bersinergi dengan walikelas jika dirasa perlu terlait kesiapan jaringa
internet, kuota internet dan hal teknis lain
8) Menyusun desain kehadiran berdasarkan googleform
9) Merancang/mengedit laman Google Class Room (GCR) yang akan
digunakan untuk media pembelajaran
[https://classroom.google.com/c/MTQ2NzIwMDgyODMx?cjc=iahrdxa]
10) Satu hari sebelum jadwal, guru memberi pengingat pada WA grup agar
peserta didik:
a) Mengintruksikan peserta didik agar join ke GCR lalu mengunduh bahan
ajar dan mempelajarinya
b) Satu hari sebelum jadwal, guru memberi pengingat pada WA grup agar
peserta didik:
untuk menginstall aplikasi zoom
menyepakati waktu dimulainya daring via WA grup
peserta didik diarahkan untuk menginstal aplikasi pembaca dile swf
seperti flash game player
mengintruksikan peserta didik agar mengunduh handout/modul sistem
pencernaan pada GCR dan mempelajarinya terrlebih dahulu
pada LMS GCR peserta didik mengunduh aplikasi laboratorium virtual
uji makanan berbasis swf pada gadget masing-masing
mengunjungi portal rumah belajar kemdikbud lalu mendaftar pada
alamat berikut :
b. Pelaksanaan Siklus I
Penelitian tindakan dilaksanakan oleh guru yang juga sekaligus menjadi
peneliti. Adapun kompetensi dasar yang digunakan adalah KD 3.5. Menganalisis
sistem pencernaan pada manusia dan memahami gangguan yang berhubungan
dengan sistem pencernaan, serta upaya menjaga kesehatan sistem pencernaan dan
KD 4.5 Menyajikan hasil penyelidikan tentang pencernaan mekanis dan kimiawi
”. Pada kegiatan asinkron Guru menugaskan setiap peserta didik untuk
menyelidiki jenis makanan berikut kandungan nutrisinya dan melalakukan
praktikum mandiri yaitu uji kandungan gula, MSG maupun kandungan kalori pada
beberapa produk makanan.
20
Setelah melakukan pengamatan mandiri, siswa melakukan verifikasi dengan
menyaksikan tayangan video pada laman youtube
21
c. Pengamatan
Tahapan pengamatan dilakukan selama pembelajaran melalui beberapa
instrumen, diantaranya:
1) Pada tahapan asinkron, peneliti akan melakukan observasi pada saat peserta didik
menggunakan virtual lab melalui Google Class Room dan dokumentasi video
setiap peserta didik. Selain itu, melalui tes tertulis, hasil peserta didik secara
otomatis akan terekam di Google Class Room
2) Pada tahapan sinkron, peneliti akan melakukan observasi pada saat peserta didik
melakukan interaksi berupa presentasi dan diskusi dengan guru
d. Refleksi Siklus I
Setelah melakukan pengamatan, hal yang terakhir dalam proses penelitian di
siklus I ialah refleksi. Hal yang akan dilakukan ialah menelaah hasil tes peserta
didik, menelaah hasil observasi, menelaah kekurangan selama pelaksanaan
siklus I dan menentukan rencana perbaikan.
2. Siklus II
Pada siklus II, peneliti memperbaiki proses pembelajaran sesuai dengan hasil refleksi
pada siklus I terdiri dari satu pertemuan yang masing-masing dilaksanakan pada bulan
Oktober tahun 2020. Dengan rincian rencana kegiatan sebagai berikut:
a. Perencanaan Siklus II
Peneliti mempersiapkan semua kebutuhan pelaksanaan tindakan dalam penelitian
dengan melakukan kegiatan sebagai berikut:
1) Menganalisis kekurangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pada siklus I
2) Memperbaiki instrumen penilaian pengetahuan, keterampilan dan sikap yang
digunakan untuk mendapatkan data penelitian
3) Memperbaiki Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)
4) Mengecek kembali sarana pendukung seperti laptop/PC dan
software Augmented Reality di rumah bekerja sama dengan wali murid.
5) Membuat WA group yang beranggotakan seluruh peserta didik
6) Menyusun desain kehadiran berdasarkan googleform
7) Merancang/mengedit laman Google Class Room (GCR) yang akan digunakan untuk
22
media pembelajaran
[https://classroom.google.com/c/MTQ2NzIwMDgyODMx?cjc=iahrdxa]
8) Guru membuat peta kelompok peserta didik masing-masing terdiri atas 5 orang
9) Satu hari sebelum jadwal, guru memberi pengingat pada WA grup agar peserta didik:
a. untuk menginstall aplikasi zoom dan Curiscope Virtuali-tee (pada android),
tutorial penggunaan Aplikasi Curiscope ada pada laman Channel Desy
Lestari Alamku (https://youtu.be/dBPBFnJWEu0)
b. menyepakati waktu dimulainya daring via WAgrup
c. mengingatkan peserta didik untuk menyiapkan kuota internet dan signal yang
memadai untuk zoom meeting/google meet (GM)
d. mengintruksikan peserta didik agar mengunduh handout/modul sistem
pencernaan pada GCR dan mempelajarinya terrlebih dahulu
e. membagikan link video tutorial cara menggunggah video pada channel
youtube pribadi
f. guru membagikan alamat link https://www.curiscope.com/pages/augmented-
reality-classroom-demo-free agar peserta didik mengunjungi laman tersebut
b. Pelaksanaan Siklus II
Penelitian tindakan dilaksanakan oleh guru yang juga sekaligus menjadi peneliti.
Adapun kompetensi dasar yang digunakan masih sama dengan siklus I adalah KD 3.5.
Menganalisis sistem pencernaan pada manusia dan memahami gangguan yang
berhubungan dengan sistem pencernaan, serta upaya menjaga kesehatan sistem
pencernaan dan KD 4.5 Menyajikan hasil penyelidikan tentang pencernaan mekanis
dan kimiawi. Pada kegiatan asinkron Guru menugaskan setiap peserta didik untuk
menyelidiki organ pencernaan menggunakan aplikasi Curiscope Virtuali-tee
23
Gambar 1.7. Tampilan Aplikasi Augmented Reality Cueiscope Virtualitee
d. Refleksi Siklus II
Setelah melakukan pengamatan, hal yang terakhir dalam proses penelitian di siklus II
ialah refleksi. Hal yang akan dilakukan ialah menelaah hasil tes peserta didik,
menelaah hasil observasi, menelaah kekurangan selama pelaksanaan siklus II dan
menentukan rencana perbaikan.
3. Siklus III
Pada siklus III, peneliti memperbaiki proses pembelajaran sesuai dengan hasil
refleksi pada siklus II terdiri dari satu pertemuan yang masing-masing dilaksanakan
pada bulan Oktober tahun 2020. Dengan rincian rencana kegiatan sebagai berikut:
a. Perencanaan Siklus III
Peneliti mempersiapkan semua kebutuhan pelaksanaan tindakan dalam
penelitian dengan melakukan kegiatan sebagai berikut:
1. Menganalisis kekurangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pada
siklus III
2. Memperbaiki instrumen penilaian pengetahuan, keterampilan dan sikap
25
yang digunakan untuk mendapatkan data penelitian
3. Memperbaiki Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)
4. Mengecek kembali sarana pendukung seperti laptop di rumah bekerja
sama dengan wali murid.
5. Menyusun desain kehadiran, pretest dan post tes menggunakan google form
6. Merancang/mengedit laman Google Class Room (GCR) yang akan
digunakan untuk media pembelajaran
7. Guru membuat peta kelompok peserta didik masing-masing terdiri atas 4
orang
8. Satu hari sebelum jadwal, guru memberi pengingat pada WA grup agar
peserta didik:
a. menyepakati waktu dimulainya daring via WAgrup
b. peserta didik diarahkan untuk mengakses GCR dan mempelajari video
tayangan dan bahan ajar digital yang sudah ditautkan
c. membagikan handout/modul sistem pencernaan agar dipelajari terlebih
dahulu
d. memastikan agar peserta didik mempunyai kuota internet yang cukup untuk
melakukan zoom meeting dan telah menginstal aplikasi jamboardpada
gadget masing-masing
26
Gambar 1.10. Tampilan Video tentang Gangguan sistem pencernaan di Youtube
Pada kegiatan sinkron pembelajaran diisi dengan kegiatan diskusi hasil pengamatan. Guru
menilai hasil pengamatan peserta didik dan juga mengamati semua aktifitas peserta didik
ketika bertanya, menanggapi, berkomentar termasuk meminta salah satu peserta didik yang
bersedia untuk mempresentasikan hasil pengamatannya.
c. Pengamatan
Tahapan pengamatan dilakukan selama pembelajaran melalui beberapa instrumen,
diantaranya:
1. Pada tahapan asinkron, peneliti akan melakukan observasi pada saat peserta didik
memanfaatkan video youtube melalui Google Class Room dan dokumentasi
video setiap peserta didik. Selain itu, melalui tes tertulis, hasil peserta didik
secara otomatis akan terekam di edmodo.
2. Pada tahapan sinkron, peneliti akan melakukan observasi pada saat peserta didik
melakukan interaksi dan diskusi dengan guru
27
D. TEKNIK PENGUMPULAN DATA
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan tes tertulis dan observasi.
1) Tes tertulis digunakan untuk mendapatkan data hasil evaluasi pengetahuan melalui
teknis pre test dan post test. Kedua data akan dibandingkan untuk mengetahui
perbandungan hasil belajar siswa sebelum dan sesudah melakukan pembelajaran
inovatif berbasis daring dengan menggunakan media pembelajaran interaktif.
Sehingga di tiap siklus akan dilihat berapa besar presentase kenaikan hasil tes
siswa dan di akhir siklus diharapkan peserta didik dapat mencapai nilai di atas
KKM yaitu 75.
2) Lembar observasi digunakan untuk mendapatkan data keterampilan siswa
melakukan praktikum meskipun dilaksanakan di rumah masing-masing tanpa
pengawasan dari guru.
Dalam penelitian ini, instrument yang digunakan adalah tes, observasi, dan
dokumentasi. Test dalam penelitian ini adalah test dengan bentuk soal Pilihan Ganda
menggunakan flatform Googleform yang diberikan untuk mengetahui tingkat daya serap
siswa terhadap materi pembelajaran konsep sistem pencernaan. Kriteria penilaian yang
digunakan adalah setiap soal mempunyai bobot nilai 10 jika siswa menjawab benar dan
kosong jika siswa tidak dapat menjawab soal dengan benar. Jumlah soal 5 buah masing-
masing soal mempunyai skor 20, jadi total skor 100.
Kegiatan observasi dilakukan untuk mengamati secara seksama setiap aktivitas guru
dan siswa dalam pembelajaran IPA. Kegiatan observasi ini dilakukan secara langsung
terhadap objek dan subjek penelitian untuk mendapatkan gambaran yang nyata tentang
aktivitas pembelajaran yang dilaksanakan.
Dokumentasi pada pelaksanaannya adalah mendokumentasikan kegiatan
pembelajaran melalui video kegiatan pembelajaran. Untuk itu, dalam penelitian ini penulis
menggunakan perangkat laptop berikut aplikasi rekam layar pada zoom, faststone,
bandicam dll untuk mendokumentasikan kegiatan yang berlangsung. Video kegiatan
pembelajaran akan memperlihatkan secara visual aktivitas siswa pada saat pembelajaran
IPA berlangsung.
28
E. Indikator Keberhasilan
29
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Hasil Penelitian
1. Deskripsi Responden
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII A yang hasil belajarnya untuk mata
pelajaran IPA. Hal ini terbukti dari hasil ulangan harian pada pokok bahasan bab
sebelumnya masih banyak siswa mendapatkan nilai di bawah rata-rata. Hanya 6 siswa
yang mencapai nilai di atas dinlai KKM, selebihnya 7 siswa masih berada di bawah
rata-rata (KKM).
2. Proses Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini berlangsung dari tanggal 14 Oktober sampai dengan 18
Oktober 2020 yaitu Siklus I dilakukan dalam 1 kali pertemuan dengan waktu 2 x 40
menit uintuk pertemuan pertama dilakukan pada tangggal 17 Oktober selama 2 x 40
menit. kegiatan ini di laksanakan pada hari Sabtu dengan materi Makanan dan
Kandungan Nutrisi, kegiatan pembelajaran pada hari itu di putarkan video mengenai
jenis-jenis makanan, kandungan serta fungsi nutrisi.
Aspek pengamatan yang di amati terhadap aktivitas siswa dalam proses
pembelajaran yaitu :
1) Keaktifan peserta didik saat diskusi
2) Antusiasme peserta didik dalam mengikuti seluruh tahapan
pembelajaran
3) Keaktifan peserta didik untuk bertanya saat pemaparan materi
pembelajaran
4) Keaktifan dalam memberikan pendapat terkait dengan presentasi
kelompok yang sedang dilakukan oleh kelompok lain
5) Keaktifan dalam menjawab pertanyaan dari guru setelah model
pembelajaran selesai dilakukan
6) Kemampuan menjawab soal-soal evaluasi yang telah diberikan oleh
guru.
Setelah melakukan observasi dilakukan refleksi yang bertujuan untuk
menganalisis hasil kerja siswa. Analisis dilakukan untuk mengukur baik
kelebihan maupun kekurangan yang terdapat pada siklus I, kemudian
menganalisa hasil tersebut untuk di adakan perbaikan pada siklus II.
30
B. Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian pada siklus I dapat dikatakan bahwa dalam proses
pembelajaran menggunakan model discovery learning belum dapat meningkatkan aktivitas
siswa dan hasil belajar siswa. Pembahasan hasil penelitian ini didasarkan pada hasil
pengamatan yang disertai refleksi tindakan pada setiap akhir siklus.
32
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah melakukan tindakan dan pengolahan data pada siklus I, II dan III, dengan
menerapkan model Discovery Learning pada pembelajaran IPA berbasis daring pada siswa
kelas VII terdapat peningkatan hasil belajar pada siklus I sebesar 69,23 %. Lalu pada siklus
II sebesar 84,61% . Terakhir pada siklus III hasil belajar siswa meningkat secara signifikan
hingga mencapai 92,30% sudah mencapai nilai di atas kriteria ketuntasan minimum pada
KD ini.
Selain itu, siswa menjadi terampil melakukan praktikum secara mandiri di rumah
dengan memanfaatkan media seperti video youtube dan aplikasi seperti laboratorium maya
dan aplikasi Augmented Reality. Selain itu siswa juga terampil berdiskusi menggunakan
aplikasi whatssap grup maupun fitur edit dokumen berupa google jamboard. Sehingga
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian penerapan media interaktif pada pembelajaran IPA
berbasis daring pada siswa kelas VIII, maka peneliti dapat mengajukan saran sebagai berikut.
1) Kegiatan praktikum mandiri harus lebih ditingkatkan lagi baik secara sinkronus
maupun asinkronus
penguasaan materi saja, namun juga perlu memberikan kesempatan pada siswa untuk
33
belajar menemukan sendiri konsep yang dipelajari melalui pemanfaatan teknologi
berbasis web dan media digital, sehingga hasil belajar siswa baik proses maupun
34
DAFTAR PUSTAKA
Hosnan, M. 2014. Pendekatan Saintifik dan Kontekstual dalam Pembelajaran Abad 21.
Bogor: Ghalia Indonesia.
https://www.kajianpustaka.com/2017/09/metode-pembelajaran-penemuan-discovery-learning.html [akses
pada 6 Oktober 2020]
Veerman, k. 2003. Intelligent Support for Discovery Learning. Twente: Twente University
Press
35
LAMPIRAN
Lampiran I
Sukabumi, September
2020
Guru Mata Pelajaran
36
Lampiran 2
Siklus I
Lembar Observasi Siswa
Petunjuk pengisian :
1. Pusatkan perhatian pada perilaku siswa di kelas
2. Tulislah hasil pengamatan dengan memberikan tanda (v) pada setiap
indikator sesuai penilaian
Antusiasme peserta
1 84.
2 didik dalam v
1 61
mengikuti seluruh
tahapan pembelajaran
Keaktifan peserta
didik untuk bertanya 1 84.
3 v
saat pemaparan materi 1 61
pembelajaran
Keaktifan dalam
memberikan pendapat
terkait dengan
1 76.
4 presentasi kelompok v
0 92
yang sedang dilakukan
oleh kelompok lain
Keaktifan dalam
menjawab pertanyaan 46.
5 6 v
dari guru setelah model 15
pembelajaran selesai
dilakukan
Kemampuan
menjawab soal-soal
53.
6 evaluasi yang telah 7 v
84
diberikan oleh guru.
37
67.
Rata-rata
94
Keterangan :
Sangat Baik : 90-100%
Baik : 70-89%
Cukup : 50-69%
Kurang : 30-50%
38
Lampiran 3 HASIL BELAJAR TES EVALUASI MATA PELAJARAN IPA
SIKLUS I
KELAS VIIII A
TAHUN PELAJARAN 2020/2021
Skor Total
No Nama Siswa Keterangan
1 2 3 4 5 Skor
1 Anasya 20 20 15 15 10 80 Tuntas
2 Aufa Aulia Rahman 20 20 10 15 20 85 Tuntas
3 Devi Raisa 20 15 10 20 10 75 Tuntas
4 Hendar Jati 20 20 10 20 10 80 Tuntas
Tidak
5 Karib Lazuardi 5 10 10 10 20 55 Tuntas
Tidak
6 M. Aden Azriel 5 15 10 10 10 50 Tuntas
Tidak
7 M. Al Barry 10 10 10 10 10 50 Tuntas
8 M. Kevin Ammar 20 20 20 10 20 90 Tuntas
9 M. Raksa 20 15 15 20 15 85 Tuntas
Tidak
10 M. Zacky Aolia 5 10 10 10 20 55 Tuntas
11 Nayla Dhara 20 20 20 20 10 90 Tuntas
12 Rifky Nazriel 15 20 15 20 15 85 Tuntas
13 Rony Soehendro 10 20 20 20 20 90 Tuntas
Jumlah Nilai 970
Nilai rata-rata 74,61
Siswa Yang Tuntas 9
Siswa Yang Tidak Tuntas 4
Nilai Tertinggi 90
Nilai Terendah 50
Persentase Tuntas 69,23
Persentase Tidak Tuntas 30,77
39
Tingkat Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Pada Siklus I
80%
70%
60%
50%
40%
30%
20%
10%
0%
tuntas tidak tuntas
40
Lampiran 3
Siklus II
Lembar Observasi Siswa
Petunjuk pengisian :
1. Pusatkan perhatian pada perilaku siswa di kelas
2. Tulislah hasil pengamatan dengan memberikan tanda (v) pada setiap indikator
sesuai penilaian
Antusiasme peserta
2 didik dalam 12 92.30 v
mengikuti seluruh
tahapan pembelajaran
Keaktifan peserta
didik untuk bertanya
3 12 92.30 v
saat pemaparan materi
pembelajaran
Keaktifan dalam
memberikan pendapat
terkait dengan
4 presentasi kelompok 11 84,61 v
yang sedang dilakukan
oleh kelompok lain
Keaktifan dalam
5 menjawab pertanyaan 8 61.53 v
dari guru setelah model
pembelajaran selesai
dilakukan
Kemampuan
menjawab soal-soal
6 evaluasi yang telah 9 69.23 v
diberikan oleh guru.
Rata-rata 79,48
41
Keterangan :
Sangat Baik : 90-100%
Baik : 70-89%
Cukup : 50-69%
Kurang : 30-50%
42
Lampiran 4
43
Lampiran 5
44
Prosentase ketuntasan
90,00%
80,00%
70,00%
60,00%
50,00%
40,00%
30,00%
20,00%
10,00%
0,00%
Tuntas Tidak Tuntas
45
Lampiran 6
Siklus III
Lembar Observasi Siswa
Petunjuk pengisian :
1. Pusatkan perhatian pada perilaku siswa di kelas
2. Tulislah hasil pengamatan dengan memberikan tanda (v) pada setiap indikator
sesuai penilaian
Antusiasme peserta
2 didik dalam 13 100 v
mengikuti seluruh
tahapan pembelajaran
Keaktifan peserta
didik untuk bertanya
3 13 100 v
saat pemaparan materi
pembelajaran
Keaktifan dalam
memberikan pendapat
terkait dengan
4 presentasi kelompok 11 84,61 v
yang sedang dilakukan
oleh kelompok lain
Keaktifan dalam
5 menjawab pertanyaan 12 92.30 v
dari guru setelah model
pembelajaran selesai
dilakukan
Kemampuan
menjawab soal-soal
6 evaluasi yang telah 12 92.30 v
diberikan oleh guru.
Rata-rata 92.30
Keterangan :
46
Sangat Baik : 90-100%
Baik : 70-89%
Cukup : 50-69%
Kurang : 30-50%
47
Lampiran 7
HASIL BELAJAR TES EVALUASI MATA PELAJARAN IPA
SIKLUS III
KELAS 8A
TAHUN PELAJARAN 2020/2021
Skor Total
No Nama Siswa Keterangan
1 2 3 4 5 Skor
1 Anasya 20 15 20 15 15 85 Tuntas
Aufa Aulia
20 20 15 20 20 95
2 Rahman Tuntas
3 Devi Raisa 20 15 20 20 15 90 Tuntas
4 Hendar Jati 20 20 20 20 20 100 Tuntas
5 Karib Lazuardi 20 15 15 10 15 80 Tuntas
Tidak
20 15 10 10 10 75
6 M. Aden Azriel Tuntas
Tidak
20 10 15 10 10 65
7 M. Al Barry Tuntas
M. Kevin
20 20 20 20 20 100
8 Ammar Tuntas
9 M. Raksa 15 20 20 20 15 90 Tuntas
M. Zacky
20 20 20 15 15 90
10 Aolia Tuntas
11 Nayla Dhara 20 20 20 20 20 100 Tuntas
12 Rifky Nazriel 20 20 20 20 20 100 Tuntas
Rony
20 20 20 20 20 100
13 Soehendro Tuntas
Jumlah Nilai 1070
Nilai rata-rata 82.30
Siswa Yang Tuntas 11
Siswa Yang Tidak Tuntas 2
Nilai Tertinggi 95
Nilai Terendah 60
Persentase Tuntas 84.61
Persentase Tidak Tuntas 15.38
48
Prosentase ketuntasan
100,00%
90,00%
80,00%
70,00%
60,00%
50,00%
40,00%
30,00%
20,00%
10,00%
0,00%
Tuntas Tidak Tuntas
49
Lampiran 8
Prosentase ketuntasan
100,00%
90,00%
80,00%
70,00%
60,00%
50,00%
40,00%
30,00%
20,00%
10,00%
0,00%
Prasiklus Siklus I Siklus II Siklus III
50
Lampiran 9
= 50,01 %
51
C. Perhitungan peningkatan hasil belajar siswa dari siklus II ke siklus III
Hasil Belajar :
a. Siklus II : 84,61%
b. Siklus III : 92,30%
Maka, presentase kenaikan dari siklus II ke siklus III menggunakan rumus :
Hasil belajar = Persentase Siklus III – Persentase Siklus II X 100%
Persentase Siklus II
= 92.30– 84.61 X 100%
84.61
= 9.08 %
52
Lampiran 10. Perangkat Pembelajaran RPP Daring Materi Sistem Pencernaan
A. Kompetensi Inti
3 Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual, dan
prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian
tampak mata.
4 Mengolah, menyaji, dan menalar dalam ranah konkret
(menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat)
dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar,
dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan
sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori.
C. Tujuan Pembelajaran
Melalui tayangan video, praktikum mandiri dan diskusi peserta didik dapat :
Mengidentifikasi jenis-jenis zat makanan yang dibutuhkan oleh manusia sedikitnya
5 macam dengan tepat
Menganalisis Menganalisis fungsi jenis-jenis zat makanan bagi manusia sedikitnya
tiga fungsi dengan rinci
Mengidentifikasi kandungan zat makanan pada makanan minimal 2 jenis zat yaitu
karbohidrat dan lemak dengan tepat
53
D. Pendekatan dan Model Pembelajaran
1. Pendekatan : Scientifik
2. Metode : Pratikum mandiri
3. Model : Discovery learning
54
Deskripsi Kegiatan (Tahapan Model Discovery Alokasi
Learning) waktu TPACK
Pendahuluan
Motivasi
Guru menyampaikan bahwa pertemuan ini
merupakan pertemuan pertama pada KD sistem
pencernaan
55
akan bertemu pada forum WA kelompok dan Zoom meeting ID
kembali ke forum zoom/GM dan password
Mengamati
Menanya
56
Guru mempersilahkan peserta didik untuk
mengajukan pertanyaan terkait kondisi/gejala
tersebut
Mengidentifikasi Masalah
Guru memfokuskan kepada beberapa pertanyaan
yang mengarah yaitu :
a. Mengapa kita harus makan makanan yang
beraneka ragam?
b. Apakah jenis dan warna makanan berpengaruh
terhadap nutrisi yang dikandungnya?
c. Apa yang akan terjadi jika kita tidak makan yang
mengandung gizi seimbang
Pengolahan data
57
https://youtu.be/8
WQHKD8-ooc
2. Uji kandungan bahan makanan (uji
karbohidrat dan lemak)
Pembuktian / Verifikasi
Peserta didik diminta untuk menyimak video
tayangan youtube):
https://youtu.be/y3
opm8wvWvY
58
Peserta didik diminta untuk menuangkan hasil
analisis tayangan video tersebut dalam kolom
LKPD yang telah disediakan
Guru mengintruksikan agar semua peserta didik
kembali ke forumZoom (kelas besar) https://youtu.be/9
15 ywtyq_Q7cI
Pada forum Zoom/GM kelas besar menit
Ice Breaking Lagu Isi piringku
Guru membagikan teks lagu Jenis makanan dan
nutrisinya
Mengomunikasikan
Guru meminta perwakilan peserta didik untuk
mempresentasikan hasil analisi sambil
memotivasi agar peserta didik lebih percaya diri
dengan hasil diskusinya, guru menginformasikan
poin tambahan jika aktif berdiskusi
Guru mengapresiasi peserta didik yang sudah
mencoba memaparkan dan mempersilakan
peserta didik lain untuk menanggapi
Guru memusatkan perhatian dengan yel-yel
Guru memberi pertanyaan HOTS (Tanya jawab)
:
59
Vs
Vs
Vs
VS
Vs
VS
60
Lalu mengarahkan peserta didik untuk
mengamati dan mencoba
b. Guru mendemonstrasikan aplikasi
penghitung kalori Fatsecret
Kegiatan akhir 10
menit
Menarik kesimpulan
Guru mengucapkan yel-yel
Peserta didik diarahkan oleh guru untuk
menyimpulkan bersama hasil diskusi yang telah
dilakukan terkait jenis makanan dan fungsinya serta
hasil uji kandungan bahan makanan (lihat kembali
tujuan pembelajaran di awal)
Metakognitif/refleksi
Guru menanyakan tentang kesan pengalaman belajar
menggunakan Aplikasi virtual lab saat mempelajari
Nutrisi pada makanan dengan mengarahkan peserta
didik mengisi google form
61
Guru mengingatkan pelajaran yang akan dipelajari
pada pertemuan berikutnya
2. Penilaian Remidial
Bagi peserta didik yang belum memenuhi kriteria ketuntasan minimal (KKM), maka
guru bisa memberikan soal remedial.
3. Penilaian Pengayaan
Guru memberikan nasihat agar tetap rendah hati, karena telah mencapai KKM (Kriteria
Ketuntasan Minimal). Guru memberikan soal pengayaan.
Mengetahui
Kepala Guru Mata Pelajaran
SMP Unggulan Ar-Rahman
62
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
A. Kompetensi Inti
3 Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural)
berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni,
budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata.
63
Menganalisis proses pencernaan pada manusia minimal empat tahap pencernaan
dengan rinci
Menentukan fungsi organ-organ sistem pencernaan pada proses pencernaan pada
manusia minimal 9 fungsi organ dengan tepat
Menganalisis proses dan hasil pencernaan secara mekanik pada manusia sebanyak 3
proses mekanik dengan tepat
Menganalisis proses dan hasil pencernaan secara kimiawi pada manusia sebanyak 4
proses mekanik dengan tepat
64
Deskripsi Kegiatan (Tahapan Model Discovery Alokasi
Learning) waktu TPACK
Pendahuluan
Motivasi
Guru menanyakan materi pada pertemuan
sebelumnya
65
Guru mengonfirmasi kegiatan yang sudah
diintruksikan oada satu hari sebelumnya via WA
grup
Stimulus (rangsangan)
Apersepsi
Guru mengajukan pertanyaan siapa yang baru- 15 menit Video Mie
baru ini mengonsumsi mie instan? Dapatkah Instant Vs Mie
dicerna? Lalu menayangkan video tentang Olahan
kondisi mie instan didalam usus dibandingkan
mie olahan (home made)
Mengamati
Menanya
Mengidentifikasi Masalah
66
a. APA yang terjadi dengan makanan yang kita
makan?
b. Apa sajakah organ pencernaan itu?
c. Apakah fungsi dari organ pencernaan?
d. Mengapa makanan harus dicerna?
e. Mengapa ada air liur (enzim)?
f. Bagaimana proses pencernaan yang terjadi?
Pengolahan data
Pembuktian / Verifikasi
Peserta didik diminta untuk menyimak video
tayangan youtube):
https://www.y
outube.com/w
atch?v=4SrVv
RYdaOc
67
https://www.you
tube.com/watch
?v=1_qJOwgpQ
K
https://www.yo
utube.com/watc
h?v=g_yPf-
f2v5A
https://www.
youtube.com
Guru mendorong peserta didik untuk /watch?v=g9
menggunakan semua sumber lietarsi baik dari LvjUavRMg
buku maupun internet
Guru mengarahkan peserta didik untuk mencoba
aplikasi AR
68
https://www.curi
scope.com/page
s/augmented-
reality-
classroom-
demo-free
Peserta didik diminta untuk menuangkan hasil
analisis tayangan video tersebut dalam kolom
LKPD yang telah disediakan sambil didiskusikan
bersama kelompoknya pada grup WA kecil
Peserta didik mengisi LKPD dan menyepakati
siapa yang akan mempresentasikan
Guru mengintruksikan agar semua peserta didik
kembali ke forumZoom (kelas besar)
Mengomunikasikan
Guru meminta perwakilan masing-masing
kelompok untuk mempresentasikan hasil analisi
sambil memotivasi agar peserta didik lebih
percaya diri dengan hasil diskusinya, guru
menginformasikan poin tambahan jika aktif
berdiskusi
Guru mengapresiasi peserta didik yang sudah 15 menit
mencoba memaparkan dan mempersilakan
kelompok lain menanggapi
Guru memusatkan perhatian dengan yel-yel
Guru memberi pertanyaan HOTS (Tanya jawab):
69
Guru mempersilakan peserta didik untuk
mejawab
Guru memberi penguatan
Guru memberikan apresiasi kepada semua
kelompok diskusi
Kegiatan akhir
Menarik kesimpulan
Guru mengucapkan yel-yel 10 menit
Peserta didik diarahkan oleh guru untuk
menyimpulkan bersama hasil diskusi yang telah
dilakukan terkait materi proses pencernaan/
pencernaan mekanis dan kimiawi/ upaya menjaga
kesehatan sistem pencernaan (lihat kembali tujuan
pembelajaran di awal)
70
Metakognitif/refleksi
Guru menanyakan tentang kesan pengalaman belajar
menggunakan Aplikasi Augmented Reality dan
kesulitan yang dihadapi peserta didik saat
mempelajari sistem pencernaan dengan
mengarahkan peserta didik mengisi google form
71
Guru mengingatkan pelajaran yang akan dipelajari
pada pertemuan berikutnya
G. Sumber Belajar
1. Buku IPA Kelas VIIII Kurikulum 13 Kemdikbud
Wahono, dkk. 2017. Ilmu Pengetahuan Alam SMP/MTs Kelas VIIII Semester 1 Buku
Guru. Jakarta: Kementrian pendidkan dan Kebudayaan
2. Bahan ajar berupa rangkuman materi (Daftar Referensi Terlampir)
3. LKPD
2. Penilaian Remidial
Bagi peserta didik yang belum memenuhi kriteria ketuntasan minimal (KKM), maka
guru bisa memberikan soal remedial.
3. Penilaian Pengayaan
Guru memberikan nasihat agar tetap rendah hati, karena telah mencapai KKM (Kriteria
Ketuntasan Minimal). Guru memberikan soal pengayaan
Mengetahui
Kepala Guru Mata Pelajaran
SMP Unggulan Ar-Rahman
72
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
A. Kompetensi Inti
3 Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural)
berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni,
budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata.
4.5 Menyajikan hasil penyelidikan tentang 4.5.1. Meyajikan hasil penyelidikan tentang
pencernaan mekanis dan kimiawi pencernaan mekanis dan kimiawi
73
E. Media, Alat dan Baha Pembelajran
1. Media : LKPD, Video tayangan youtube
2. Alat : HP. Kuota Internet, WA grup, Google
Jamboard
3. Bahan :-
74
Guru menyapa dan menanyakan kabar
peserta didik dan mengingatkan protocol
covid
Guru memotivasi peserta didik dan
mengajak berdoa
Motivasi
Guru menanyakan materi pada pertemuan
sebelumnya
Stimulus (rangsangan)
15 menit
Apersepsi
Guru bertanya kepada peserta didik
“apakah kalian pernah merasakan terkena
diare? Menurut kalian apa yang
menyebabkan hal tersebut dapat terjadi?’’
75
Mengamati
Peserta didik diberi rangsangan untuk
memusatkan perhatian pada topik materi
proses pencernaan manusia dengan cara
menyaksikan tayangan video :
https://www.youtube.com/
watch?v=fKPe2ERefPA
Menanya
76
Pada Forum Google Jamboard
77
Peserta didik diminta untuk mengamati
tayangan video gangguan sistem
pencernaan yag ada pada GCR dan
mencocokan hasil diskusi dengan
pengamatan pada video https://youtu.be/Idclxv0LH
fM
https://youtu.be/wDbkVI6
Kelompok OCO mengamati video tentang nVak
diare berikut :
https://youtu.be/sx7heUIE
gZ8
Kelompok Minecraft mengamati video
tentang sakit maag berikut :
78
Kelompok Talking Tom mengamati video
tentang Hepatitis berikut :
79
Guru meminta perwakilan masing-masing
kelompok untuk mempresentasikan hasil
diskusi sambil memotivasi agar peserta
didik lebih percaya diri dengan hasil
diskusinya, guru menginformasikan poin
tambahan jika aktif berdiskusi
80
telah dilakukan terkait materi gangguan 10menit
sistem pencernaan (lihat kembali tujuan
pembelajaran di awal)
Metakognitif/refleksi
Guru menanyakan tentang kesan pengalaman
belajar dan kesulitan yang dihadapi peserta
didik saat mempelajari gangguan pada sistem
pencernaan dengan mengarahkan peserta
didik mengisi google form
G. Sumber Belajar
1. Buku IPA Kelas VIIII Kurikulum 13 Kemdikbud
81
Wahono, dkk. 2017. Ilmu Pengetahuan Alam SMP/MTs Kelas VIIII Semester 1 Buku
Guru. Jakarta: Kementrian pendidkan dan Kebudayaan
2. Bahan ajar berupa rangkuman materi (Daftar Referensi Terlampir)
3. LKPD
2. Penilaian Remidial
Bagi peserta didik yang belum memenuhi kriteria ketuntasan minimal (KKM), maka
guru bisa memberikan soal remedial.
3. Penilaian Pengayaan
Guru memberikan nasihat agar tetap rendah hati, karena telah mencapai KKM (Kriteria
Ketuntasan Minimal). Guru memberikan soal pengayaan
Mengetahui
Kepala SMP Unggulan Ar-Rahman Guru Mata Pelajaran
82
Lampiran 10 dokumetasi kegiatan pembelajaran daring
83
2. Proses Pembelajaran SIklus II
Proses pembelajaran dapat diamati melalui youtube.
Link: https://youtu.be/qP3kkDSZ9oY
84
Gambar visualisasi kegiatan penyelidikan
menggunakan aplikasi AR
85
Gambar visualisasi diskusi menggunakan google
jamboard
86
Dokumentasi Kegiatan Seminar Desiminasi PTK di Kampus SMP Unggulan Ar-Rahman
Dokumentasi Penyerahan Serifikat Seminar oleh Kepala SMP Unggulan Ar-Rahman