Anda di halaman 1dari 36

PROPOSAL PENELITIAN TINDAKAN KELAS

DAMPAK NEGATIF COVID 19 TERHADAP PRESTASI BELAJAR


PESERTA DIDIK KELAS VI SD INPRES HOLOTULA
TAHUN PELAJARAN
2022/2023

Nama : DAMARIS SOLUKH


NIM :-

KABUPATEN SUMBA BARAT DAYA


NUSA TENGGARA TIMUR
Tahun 2022
LEMBARAN PERSETUJUAN

Proposal Penelitian Oleh :


Nama : Damaris Solukh
Nim : -

JUDUL PROPOSAL : Dampak Negatif Covid-19 Terhadap Prestasi Belajar Peserta


Didik SD Inpres Holotula, Tahun Pelajaran 2022/2023..
Telah memenuhi persyaratan untuk ditindakl anjuti dalam pelaksanaan penelitian.

Waikarya, 03 September 2022


Mengetahui
Penyusun Kepala Sekolah

Damaris Solukh Orias Loweni, S. Pd


NIM : - NIP. 19650704 200501 1 011
MOTTO

“SiapaMencintai Didikan, Mencintai Pengetahuan,


Tetapi Siapa Membenci Teguran Adalah Dungu”
ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui adalah untuk mengetahui sejauh mana
dampak positif Covid-19 terhadap hasil belajar peserta didik tahun pelajaran 2022/2023, pada
SD Inpres Holotula, Kecamatan Loaholu, Nusa tenggara Timur.
Metode yang akan digunakan adalah metode penelitian tindakan kelas (PTK). Metode
PTK digunakan, sebab melalui metode ini maka guru yang lebih mengenal keadaan kelasnya
dapat melakukan penelitian secara langsung untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas
pembelajaran Pendidikan Agama Kristen. Dengan penelitian ini pula diharapkan guru dapat
memperbaiki kinerjanya agar dapat mencapai tujuan pendidikan secara ideal. Penelitian tindakan
kelas (PTK) adalah cara suatu kelompok atau seseorang dalam mengorganisasi suatu kondisi
sehingga mereka dapat mempelajari pengalaman mereka dan membuat pengalaman mereka
dapat diakses oleh orang lain.
Populasi dalam penelitian Tindakan Kelas adalah siswa/siswi SD Inpres Holotula Kelas
VI/a Tahun Pelajaran 2022/2023. Teknik sampel yang digunakan dalam penelitian ini
menggunakan Data yang di peroleh dalam Penelitian Tindakan Kelas ini adalah Observasi.
Observasi dapat diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap gejala
yang tampak pada objek penelitian (Margono, 2004:158). Observasi kelas dilakukan untuk
melihat proses pembelajaran yang sedang berlangsung. Melalui kegiatan ini diharapkan
diperoleh informasi mengenai gambaran pembelajaran yang berlangsung seperti suasana kelas,
pola interaksi, aktivitas siswa dan kejadian-kejadian lain yang dianggap penting. Observasi yang
dilakukan dalam penelitian ini adalah observasi terbuka. Observasi terbuka ialah apabila
observer mencatat segala sesuatu yang terjadi di kelas dalam kertas yang telah disediakan
sebelumnya. Tujuan membuat catatan demikian adalah untuk menggambarkan situasi kelas
selengkapnya sehingga urutan-urutan kejadian tercatat semuanya (Wiriaatmadja, 2005: 110-111).
Dari seluruh uraian Penulis dapat menyimpulkan bahwa covid 19 membawa Dampak
Pembelajaran Online Melalui Media Whatsapp Bagi Guru dan Peserta Didik Pada Mata
Pelajaran Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti Kelas VI SD Inpres Holotula. karena hasil
dari kegiatan belajar yang dilakukan secara BDR On Line lebih baik jika dibandingkan dengan
hasil dari kegiatan belajar dari rumah BDR Of Line. Hal ini di akibatkan oleh karena metode
yang dipakai dalam kegiatan Belajar Dari Rumah BDR yang dilakukan adalah metode On Line
(Daring) sehingga membuat para peserta didik lebih senang dalam memanfaatkan waktu
belajarnya di rumah masing-masing.
KATA PENGANTAR

Segala Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa yang atas kasih-
Nya telah menuntun dan memberi hikmat sehingga Penulis dapat menyelesaikan
Penulisan Penelitian Tindakan kelas ini dengan judul “Dampak Negatif Covid 19
Terhadap Prestasi Belajar Peserta Didik Kelas VI SD Inpres Holotula Tahun
Pelajaran 2022/2023”. Hanya berkat pertolongan dan rahmat-Nya maka Penulis
mampu menyelesaikan penyusunan Penulisan Penelitian Tindakan Kelas sebagai
salah satu syarat untuk menambah wawasan dan pengetahuan selama pelaksanaan
PPG Daljab 2021/2022.
Dalam penyusunan Penulisan Penelitian Tindakan Kelas tidak terlepas
bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak
langsung yang tidak dapat Penulis sebutkan satu per satu. Oleh karena itu, dalam
kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima kasih kepada:
1. Dr.Agustinus.C.W.Gasperz Sebagai Dosen pengampu yang di percayakan
IAKAN Ambon, yang telah membimbing Penulis dengan Penuh perhatian
sehingga penulisan penelitian tindakan kelas ini dapat terselesai
2. Teman-teman Rombel 4 Lokakarya yang telah memberikan masukan, saran,
semangat dan motivasi sampai terselesaikannya Penulisan peneltian tindakan
kelas.
3. Seluruh siswa SD Inpres Holotula, Khususnya kelas VI yang telah bersedia
untuk dijadikan sampel pada penelitian tindakan kelas.
4. Semua pihak terkait yang telah membantu dalam penulisan maupun penelitian
Penulisan penelitian tindakan kelas.
Semoga semua kebaikan tersebut mendapatkan balasan dari Tuhan Yang Maha
Kuasa. Akhirnya penulis berharap agar Penulisan penelitian tindakan kelas
bermanfaat bagi pembaca.

Penulis
DAFTAR ISI

Halaman Judul ………………………………………………………………………... i


Lembaran Persetujuan ………………………………………………………………… ii
Motto ………………………………………………………………………………….. iii
Abstraks ………………………………………………………………………………. iv
Kata Pengantar ………………………………………………………………………... v
Daftar Isi ……………………………………………………………………………… vi
Bab I Pendahuluan ………………………………………………………………….. 7
A. Latar Belakang Masalah …………………………………………………………. 7
B. Rumusan Masalah ………………………………………………………………... 10
C. Tujuan Penelitian ………………………………………………………………… 10
D. Manfaat Penelitian ……………………………………………………………….. 10
BAB II LANDASAN TEORI ……………………………………………………... 11
A. Belajar dan Pembelajaran ………………………………………………………… 11
B. Pembelajaran Daring……………………………………………………………… 13
C. Dampak Pembelajaran Daring..………………………………………................... 17
D. Prestasi Belajar……………………………………………………………………. 20
BAB III METODE PENELITIAN ………………………………………………... 23
A. Meode Penelitian ………………………………………………………………….. 23
B. Variable (Prosedur) Penelitian ……………………………………………………. 23
C. Populasi dan Sampel ………………………………………………………………. 24
D. Teknik Pengumpulan Data ………………………………………………………… 24
Bab IV Hasil Penelitian ………………………………………………………………. 27
A. Gambara Umum …………………………………………………………………… 27
B. Deskripsi Hasil Penelitian …………………………………………………………. 28
C. Analisa atau pengujian Hipotesi …………………………………………………… 29
D. Pembahasan ………………………………………………………………………… 29
Bab V Penutup ………………………………………………………………………... 32
A. Kesimpulan ………………………………………………………………………… 32
B. Implikasi dan Rekomendasi ………………………………………………………... 32
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Belajar adalah suatu proses atau upaya yang dilakukan setiap individu untuk
mendapatkan perubahan tingkah laku baik dalam bentuk pengetahuan, keterampilan, sikap
dan nilai positif sebagai suatu pengalaman dari berbagai materi yang telah dipelajari.
Definisi belajar dapat juga diartikan sebagai segala aktivitas psikis yang dilakukan oleh
setiap individu sehingga tingkah lakunya berbeda antara sebelum dan sesudah belajar.
Perubahan tingkah laku atau tanggapan karena adanya pengalaman baru, memiliki
kepandaian/setelah belajar, dan aktivitas berlatih. Arti belajar adalah suatu proses perubahan
kepribadian seseorang dimana perubahan tersebut dalam bentuk peningkatan kualitas
perilaku, seperti peningkatan pengetahuan, keterampilan, daya pikir, pemahaman, sikap, dan
berbagai kemampuan lainnya.
Menurut undang-undang No 20 Tahun 2003 tentang sistim Pendidikan nasional,
pembelajaran adalah “proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar
pada suatu lingkungan belajar”. Pembelajaran pada dasarnya berfungsi sebagai perangsang
eksternal untuk membantu seseorang belajar, mengorganisasi dan mengintegrasikan
sejumlah pengalaman baru kedalam skema secara bermakna, sehingga terbentuk struktur
kognitif yang dapat digunakan sebagai pegiat informasi pada kegiatan belajar.
Pembelajaran merupakan kegiatan yang tidak dapat lepas dari kehidupan manusia.
Setiap manusia harus belajar, karena segala sesuatu yang ingin dilakukan butuh ilmu untuk
melakukan. Jadi kegiatan yang dapat menambah pengetahuan dari tidak tahu menjadi tahu,
tidak mampu menjadi mampu bisa dikatakan sebagai belajar. Hal ini sesuai dengan
pengertian belajar menurut Bell-Gredler yang mengatakan bahwa belajar adalah proses yang
dilakukan oleh manusia untuk mendapatkan beragam kemampuan, ketrampilan, dan sikap
yang diperoleh secara bertahap dan berkelanjutan. Cronbach juga mengatakan bahwa
learning Is Shown by change in behavior as result of experience. Belajar sebagai suatu
aktivitas yang di tunjukkan oleh perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman.
Namun pada Tahun 2019 sampai dengan sekarang, dunia sedang diguncang dengan
merebaknya virus corona atau yang kerap dikenal dengan Covid-19 termasuk dunia
Pendidikan sangat terganggu. Virus ini di duga pertama kali muncul dari kota wuhan, China
sejak akhir tahun 2019 yang lalu. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mendeklarasikan
Wabah Corona Virus 2019 sebagai Kesehatan Masyarakat Darurat Internasional (Pheic)
pada 30 Januari 2022 dan Pandemi pada 11 Maret 2022. Hingga saat ini covid-19 belum
berhenti dan masih banyak korban yang meninggal akibat terpapar virus tersebut oleh
karena itu, pemerintah setempat masih menerapkan Physical distanting atau pembatasan
jarak fisik. Hal ini diharapkan agar bisa meminimalisir terjadinya penularan covid 19.
Salah satu physical distancing juga terjadi pada sistim pembelajaran di sekolah.
Berdasarkan surat edaran no 4 tahun 2020 tentang pelaksanaan kebijakan Pendidikan dalam
masa darurat penyebaran virus, Mendikbud menghimbau agar semua Lembaga Pendidikan
tidak melakukan proses belajar mengajar secara langsung atau tatap muka, melainkan harus
di lakukan secara jarak jauh. Sehingga dengan adanya kebijakan tersebut seluruh aktivitas
yang dulu di lakukan di luar rumah dengan berkumpul dan berkelompok, kini harus
diberhentikan sejenak dan di ganti dengan beraktivitas di luar rumah masing-masing serta
mengganti metode pembelajaran yang di gunakan menjadi online atau dalam jaringan
(Daring).
Sebanarnya pembelajaran online bukan hal yang baru baru bagi Indonesia, model
pembelajaran ini telah dikembangkan sejak tahun 2013 sebagai alternative pembelajaran,
dengan kata lain sebelum adanya wabah virus ini, Indonesia telah mengaplikasikan metode
tersebut. Tetapi tidak semua Lembaga Pendidikan mengaplikasikannya, terutama sekolah
yang berada di pedesaan.
Inovasi-inovasi selalu dikembangkan oleh para pegiat Pendidikan dan pembelajaran
sesuai dengan tuntutan zaman pada saat adanya situasi tertentu, seperti saat Pandemi covid
19 yang menghantui umat manusia di dunia, oleh karena itu pembelajaran online muncul
sebagai satu-satunya pilihan seluruh elemen Pendidikan. Peralihan pembelajaran ini
mengharuskan berbagai pihak untuk mengikuti alur yang sekiranya bisa di tempuh agar
pembelajaran dapat berlangsung dengan cara memanfaatkan teknologi sebagai media
pembelajaran online dengan seiringnya waktu, saat ini sudah ada beberapa Lembaga
Pendidikan yang melakukan pembelajaran secara online dengan syarat tetap memperhatikan
protocol kesehatan.
Pembelajaran online secara umum memiliki makna yang sedikit berbeda dari
pembelajaran offline (tatap muka). Pembelajaran online memanfaatkan jaringan internet
sebagai salah satu sarana pembelajaran dan lebih mengutamakan pada aspek ketelitian,
keaktifan, kejelian peserta didik untuk dapat menerima, mengolah dan memfilter informasi
yang disampaikan atau disajikan melaluai media online. Pembelajaran online merupakan
pembelajaran yang berlangsung di dalam jaringan dimana pengajar dan yang diajar tidak
bertatap muka secara langsung.
Pembelajaran online secara umum memiliki makna yang sedikit berbeda dari pembelajaran
offline (Tatap Muka). Pembelajaran online memanfaatkan jaringan internet sebagai salah
satu sarana pembelajaran dan lebih mengutamakan pada aspek ketelitian, keaktifan, atau
kejelian peserta didik untuk dapat menerima, mengelola dan memfilter informasi yang
disampaikan atau disajikan melalui media online.
Pembelajaran online merupakan pemebelajaran berlangsung di dalam jaringan dimana
pengajar dan di ajar tidak tatap muka secara langsung. Menurut pendapat Meidawati,
pembelajaran online merupakan sebuah pembelajaran Pendidikan formal yang di
selenggarakan oleh sekolah yang peserta didik dan instrukturnya berada di lokasi terpisah,
sehingga memerlukan system telekomunikasi interaktif untuk menghubungkan keduanya
dan berbagai sumber daya yang diperlukan di dalamnya.
Bedasarkan penjelasan di atas dapat dipahami bahwa pembelajaran online merupaka
sebuah kegiatan pembelajaran yang menggunakan manfaat teknologi dengan menggunakan
internet untk melakukan proses kegiatan belajar mengajar, dan pembelajaran yang dilakukan
tidak secara tatap muka langsung tetapi secara virtual, dan kegiatan pembelajarannya dapat
dilakukan dimana saja dan kapan saja.
Dalam proses pembelajaran online materi pembelajaran disampaikan melalui media
seperti computer, Handphone dengan internetnya. Namun guru dan peserta didik tetap dapat
melakukan interaksi secara langsung walaupun berada di tempat yang berbeda.
Pendidikan agama Kristen dan budi pekerti merupakan wahana pembelajaran yang
memfasilitasi peserta didik untuk mengenal Allah melalui karya-Nya serta mewujudkan
pengenalannya akan Allah Tritunggal melalui sikap hidup yang mengacu pada nilai-nilai
kristiani. Dengan demikian, melalui PAK peserta didik mengalami perjumpaan dengan
Allah yang dikenal, dipercaya dan diimaninya. Perjumpaan itu diharapkan mampu
mempengaruhi peserta didik untuk bertumbuh menjadi garam dan terang kehidupan. Secara
khusus buku PAK memfasilitasi peserta didik untuk tidak hanya memahami makna hidup
sebagai orang beriman namun mewujudkan nilai-nilai iman dalam berbagai bentuk
tanggung jawab sosial pada lingkup keluarga, gereja dan masyarakat. Pendidikan Agama
Kristen merupakan rumpun mata pelajaran yang bersumber dari Alkitab yang dapat
mengembangkan berbagai kemampuan dan kecerdasan peserta didik. Antara lain dalam
memperteguh iman kepada Tuhan Allah, memiliki budi pekerti luhur, menghormati serta
menghargai semua manusia dengan segala persamaan dan perbedaannya termasuk agree in
disagreement setuju untuk tidak setuju.
Namun dengan adanya virus ini membuat seluruh sekolah, perguruan tinggi, dan
Lembaga Pendidikan lainnya harus menggunakan metode pembelajaran online tanpa
terkecuali, dengan tujuan agar proses pembelajaran tetap berjalan meskipun harus dilakukan
di rumah masing-masing (BDR) maka sangat berpengaruh terhadap hasil belajar peserta
didik.
Berdasarkan observasi awal di SD Inpres Holotula, covid 19 sangat meresahkan
berbagai kalangan, termasuk peserta didik, guru, serta orang tua paserta didik karena
menghambat segala aktifitas yang biasa di lakukan sebelum masa pandemic. Bagi guru dan
peserta didik SD Inpres Holotula, pembelajaran online merupakan hal yang baru. Berbagai
sarana dan prasarana harus dipersiapkan dengan baik, seperti handphone, computer, laptop
dan yang paling utama kuota atau jaringan internet serta sarana yang lain untuk menunjang
keberlangsungan pembelajaran. Penggunaan teknologi ini juga sebenarnya memiliki
beberapa masalah seperti penguasaan teknologi yang masih rendah, keterbatasan sarana dan
prasarana, serta jaringan internet yang kadang tidak memadai.
Pada saat observasi di SD Inpres Holotula penulis melihat beberapa peserta didik
tidak memerhatikan serta kurang aktif dalam proses pembelajaran Pendidikan Agama
Kristen dan Budi Pekerti. Peserta didik yang dulunya rajin dan aktif pada saat pembelajaran
offline atau tatap muka tapi berubah menjadi kurang semangat saat pembelajaran online di
terapkan.
Dari hasil pengamatan penulis, saat kebijakan pembelajaran online di terapkan
Penulis mulai kesulitan dalam mengukur minat serta sikap peserta didik dalam proses
pembelajaran, Penulis hanya bisa melihat antusias peserta didik dalam melakukan
penyetoran tugas yang diberikan melalui media pembelajaran salah satu contohnya media
whattapp.
Dengan adanya Covid-19 sehingga proses pembelajaran siswa kelas VI SD Inpres
Holotula diberlakukan untuk mereka belajar sendiri di rumah (BDR) sehingga sangat
berpengaruh terhadap hasil belajar peserta didik.
Berdasarkan kenyataan seperti uraian di atas maka Penulis ingin mengangkat
masalah ini untuk melakukan Penelitian Tindakan Kelas dengan Judul: “Dampak Negatif
Covid-19 Terhadap Prestasi Belajar Peserta Didik Kelas VI (Suatu Studi Pada SD Inpres
Holotula, Kecamatan Loaholu, Kabupaten Rote Ndao , Tahun Pelajaran 2022/2023)”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka yang menjadi rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah: Dampak Negatif Covid 19 terhadap hasil belajar peserta didik pada
Tahun 2022, khususnya peserta didik kelas VI Inpres Holotula?
C. Tujuan Penelitian
Mengkaji dengan adanya dampak negatif Covid 19 terhadap hasil belajar peserta
didik pada Tahun 2022, khususnya peserta didik kelas VI SD Inpres Holotula, maka tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauh mana dampak Negatif Covid-19 terhadap
hasil belajar peserta didik kelas VI SD Inpres Holotula?
D. Manfaat Penelitian
1) Manfaat Teori
Sebagai sarana untuk menambah referensi dan bahan kajian dalam khasanah
ilmu pengetahuan di bidang pendidikan dan untuk penelitian lanjutan mengenai dampak
negatif Covid-19 terhadap hasil belajar peserta didik khususnya Pendidikan Agama
Kristen pada SD Inpres Holotula.
2) Manfaat Praktis:
a. Siswa Inpres Holotula.
Dapat memberikan sumbangan bagi peserta didik terhadap dampak negatif
Covid-19 terhadap hasil belajar peserta didik khususnya Pendidikan Agama Kristen
pada SD Inpres Holotula.
b. SD Inpres Holotula
Memberikan sumbangsi bagi pihak sekolah untuk mengetahui dampak
negatif Covid-19 terhadap hasil belajar Peserta Didik pada SD Inpres Holotula
Tahun Pelajaran 2022/2023.
BAB II
LANDASAN TEORI

A. Belajar dan Pembelajaran


1. Pengertian belajar
Sejak lahir manusia sudah mulai melakukan kegiatan belajar agar dapat memenuhi
kebutuhan sekaligus mengembangkan potensi dirinya. Belajar ialah suatu proses yang
di sengaja dan dilakukan oleh manusia agar terjadi perubahan kemampuan diri, dengan
belajar anak yang mulanya tidak mampu mengerjakan
sesuatu, menjadi mampu mengerjakan sesuatu, atau anak yang mulanya tidak ahli
menjadi ahli (Ruhimat, 2011). Mengutip Gagne (Ruhimat, 2011) belajar adalah suatu
rangkaian proses dimana suatu organisme berganti perilakunya sebagai akibat dari
suatu pengalaman pengalaman. Belajar, pada hakikatnya adalah suatu upaya interaksi
terhadap semua suasana yang ada di sekitar individu. Belajar bisa dipandang seperti
upaya yang diarahkan untuk tujuan dan upaya bertindak melalui berbagai pengalaman.
Adapun Bell-Gredler (Winataputra, 2007) mengemukakan bahwa belajar adalah usaha
yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh aneka ragam competencies, skills,
and attitudes. Kemampuan (competencies), keterampilan (skills), dan sikap (attitudes)
tersebut didapatkan secara bertahap dan berkelanjutan bermula dari sejak lahir hingga
menjadi dewasa atau tua melalui rentetan proses belajar sepanjang hayat. Rangkaian
proses belajar itu dilakukan dalam wujud keterlibatannya dalam pendidikan informal,
keikut sertaannya dalam Pendidikan formal dan/atau pendidikan nonformal.
Kemampuan belajar inilah yang menjadikan manusia berbeda antara satu dengan yang
lainnya.
Mardika (2020) menjelaskan ada tiga aliran teori belajar yang melandasi sistem
pembelajaran daring ialah psikologi perilaku (behaviorism), kognitivisme
(cognitivsm), dan konstruktivisme (constructivism), Berikut merupakan
penjelasannya:
a) Behavioristik
Behavoristik yang menganggap pikiran seperti “kotak hitam” sepenuhnya
membiarkan proses berpikir yang terjadi dalam otak dan semata-mata menganggap
perubahan tingkah laku yang bisa diamati dan diukur seperti indikator bahwa telah
terjadi proses belajar pada peserta didik. Hal ini berimplikasi pada belajar online
berupa (1) peserta didik mesti memahami outcome belajar. (2) ujian dilaksanakan
agar memahami outcome belajar. (3) urutan materi yang tepat untuk meningkatkan
kualitas belajar. (4) umpan balik untuk melakukan koreksi pada peserta didik.
b) Kognitivism
Dalam belajar online, pandangan kognitif menganggap pentingnya mengenal
perbedaan individu sehingga mampu memanfaatkan berbagai strategi belajar untuk
menyikapi perbedaan tersebut. Gaya belajar (learning style) mampu menunjukkan
bagaimana peserta didik merasa, berinteraksi dan merespon lingkungan belajarnya.
Salah satu bagian gaya kognitif yang memiliki implikasi terhadap belajar online
adalah perbedaan antara kepribadian field-dependent dan field-independent
(Mardika, 2020). kepribadian field independent mengamalkan pendekatan
lingkungan dalam suatu manuver analitis. Kepribadian field-independent akan
belajar secara lebih efektif di bawah kondisi motivasi intrinsic (misalnya, belajar
sendiri) dan penguatan sosial yang tidak mempengaruhinya.
peristiwa yang lebih luas dialami pribadi yang field dependent. Kepribadian
Fielddependent memiliki jiwa orientasi sosial yang lebih besar, jika dibandingkan
dengan kepribadian field-independent.
c) Konstruktivisme
Teori Kontruktivisme, pada teori ini peserta didik berperan sebagai pusat dalam
pembelajaran dan pendidik hanya sebagai fasilitator sehingga menjadikan proses
pembelajaran menjadi aktif. Peserta didik diberi kebebasan untuk mengekspresikan
sendiri pengetahuannya, menyalurkan informasi, menafsirkan suatu pengetahuan
yang didapatkan dari luar. Dampak teori kontruktivisme pada pembelajaran online
antara lain; (1) menjadikan proses pembelajaran sebagai suatu proses yang aktif.
(2) memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mengeksplor sendiri
pengetahuannya. (3) pembelajaran yang bersifat kolaboratif dan kooperatif,
sehingga membuat peserta didik dapat memanfaatkan keterampilan kognitifnya.
(4) peserta didik berkesempatan menentukan sendiri tujuan belajarnya. (5) peserta
didik dapat menggambarkan dan menginternalisasi informasi. (6) menjadikan
pembelajaran sebagai sesuatau yang bermakna. (7) proses pembelajaran harus
interaktif, ditandai dengan adanya proses transformasinya berupa adanya interaksi
antara peserta didik dengan isi materi, peserta dengan peserta didik dan pengajar.
Ertmer dan Newby (Wall, 2004) menyimpulkan bahwa ketiga aliran psikologi
tersebut dapat dipandang sebagai suatu taksonomi belajar. Strategi pembelajaran
yang didapatkan dari psikologi perilaku dapat digunakan untuk memahamkan
fakta, psikologi kognitif menjadi strategi pembelajaran yang dapat digunakan
untuk mengajarkan proses dan prinsip, sedangkan psikologi konstruktif dapat
digunakan untuk mengajarkan pemikiran tingkat tinggi yang menghasilkan
pandangan personal serta hasil belajar yang konstektual dan tersituasi.
Berdasarkan uraian di atas, terkait dengan teori behaviorisme,
kognitivisme, dan konstruktivisme maka penulis menyimpulkan bahwa belajar
adalah suatu proses perubahan tingkah laku dan perubahan tingkat pemahaman,
yang pada mulanya seseorang belum memiliki kemampuan, kemudian setelah
terjadinya proses belajar maka seseorang berubah tingkah laku dan pemahamannya
semakin bertambah.
2. Pembelajaran
Dalam kamus besar Bahasa Indonesia, makna pembelajaran merupakan proses,
menjadikan manusia sebagai makhluk belajar. Warsita (Rusman, 2012)
mengemukakan pembelajaran terjadi ketika pendidik mampu mendorong peserta didik
untuk belajar. Sejalan dengan pernyataan tersebut menurut Rusman (2012)
pembelajaran merupakan usaha untuk mewujudkan terjadi kegiatan belajar.
Sedangkan dalam Undang-Undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional, dikemukakan bahwa proses pembelajaran dapat
dikatakan pembelajaran ketika terjadi interkasi antar peserta didik dengan pendidik
dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.
Menurut Ruhimat (2011) pembelajaran merupakan perubahan, dan perubahan
tersebut akibat adanya kegiatan merespons terhadap lingkungan.
Ruhimat (2011) juga mengemukakan bahwa dari banyaknya pembahasan mengenai
pembelajaran, terdapat beberapa kesamaan substansi tentang belajar, yaitu pada
dasarnya adalah perubahan perilaku yang meliputi pengetahuan, sikap, dan
keterampilan sebagai akibat dari adanya interaksi antara peserta didik dengan
lingkungan belajar.
Berdasarkan pengertian tersebut, pembelajaran memiliki dua unsur penting
yaitu perubahan perilaku dan hasil interaksi. Dapat disimpulkan, bahwa seseorang
yang telah belajar ditandai dengan adanya perubahan perilaku. Selanjutnya bahwa
perubahan yang terjadi itu, harus melalui proses, yaitu interaksi yang direncanakan
antara siswa dengan lingkungan belajar untuk terjadinya kegiatan pembelajaran.
B. Pembelajaran Daring
Mengacu pada Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) daring merupakan akronim
dari kata dalam dan jaringan yang artinya terhubung melalui jejaring komputer, internet,
dan sebagainya. Sedangkan jejaring mengartikan system komputer terminal dan pangkalan
data yang dihubungkan dengan saluran telekomunikasi untuk pertukaran data. Adapun
internet adalah jaringan computer terbesar yang mampu mengkoneksikan jutaan komputer
yang tersebar di seluruh penjuru dunia (Munir, 2009).
Dapat diartikan internet merupakan suatu media untuk berbagi informasi dan
berinteraksi kapan dan di mana saja. Maka, dapat disimpulkan makna dari kata daring
adalah suatu kondisi terhubung melalui jaringan komputer yang dihubungkan oleh saluran
telekomunikasi sehingga dapat diakses tanpa dibatasi oleh jarak dan waktu.
Dapat diartikan internet merupakan suatu media untuk berbagi informasi dan
berinteraksi kapan dan di mana saja. Maka, dapat disimpulkan makna dari kata daring
adalah suatu kondisi terhubung melalui jaringan komputer yang dihubungkan oleh saluran
telekomunikasi sehingga dapat diakses tanpa dibatasi oleh jarak dan waktu.
Menurut Dimyati (2004) mengungkapkan bahwa pembelajaran daring atau yang
biasa disebut juga dengan istilah e-learning merupakan kegiatan belajar mengajar jarak
jauh dengan memanfaatkan teknologi sebagai pendukungnya. Hal ini dapat meningkatkan
gaya belajar. Berikut pengertian e-learning dalam berbagai sudut pandang para ahli :
Pengertian e-learning menurut (Mutia, 2013) dalam jurnalnya mengemukakan bahwa
bahwa e-learning berasal dari dua kata yaitu “e” dan “learning”. “e” merupakan singkatan
dari electronic dan learning berarti pembelajaran. Jadi e-learning proses merupakan
pembelajaran yang menggunakan teknologi dengan memanaatkan media elektronik seperti
Komputer, laptop ataupun handphone selama proses pembelajaran.
Pembelajaran daring menurut (Rigianti, 2020) adalah inovasi baru dalam
pembelajaran dengan memanfaatkan perangkat elektronik berupa handphone atau dan
peserta didik selama masa darurat pandemic covid-19 ini. Sementara itu, menurut (Made
Yeni Suranti, 2020) Pembelajaran jarak jauh atau daring ialah pemanfaatan teknologi,
dimana selama proses pembelajaran berlangsung menggunakan akses internet untuk
mengerjakan berbagai tugas yang telah diberikan oleh pendidik.
Berdasarkan pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran daring
merupakan sebuah cara terbaru dengan bentuk pembelajaran dilakukan secara konvensional
dan memanfaatkan berbagai perangkat elektronik sebagai media pembelajaran serta
ditunjang oleh akses jaringan internet.
1. Prinsip - Prinsip Pembelajaran Daring
Prinsip-prinsip pembelajaran daring merupakan landasan dasar yang dijadikan
syarat pada pelaksanaan pembelajaran proses pembelajaran daring. Sejala dengan
Permen 109/2013 tentang Penyelenggaraan Pendidikan Jarak Jauh di Perguruan
Tinggi, menjelaskan bahwa pendidikan jarak jauh di Indonesia memiliki
karakteristik: bersifat terbuka, belajar mandiri, belajar tuntas, memanfaatkan
teknologi informasi dan komunikasi, serta memanfaatkan teknologi Pendidikan atau
menerapkan pembelajaran terpadu di perguruan tinggi.
Prinsip - prinsip pembelajaran daring berdasarkan (Kemenristekdikti, 2019)
tentang Panduan Proses Pembelajaran Daring SPADA 2019 menjelaskan bahwa
Prinsip pembelajaran dalam konteks SPADA dilandasi oleh prinsip pendidikan
terbuka, sehingga menyediakan kemudahan belajar bagi peserta didik yang terkendala
ruang dan waktu, serta prinsip keterpaduan dalam penyelenggaraan pembelajaran,
terutama pembelajaran daring, yang memprioritaskan standar mutu capaian
pembelajaran sehingga memungkin-kan sistem pengakuan kredit antar perguruan
tinggi.
Prinsip-prinsip pembelajaran daring tersebut diterapkan dalam lima aspek
proses pembelajaran daring, yaitu (1) perancangan pembelajaran, (2) kegiatan
pembelajaran, (3) strategi pengantaran/penyampaian, (4) media dan teknologi
pembelajaran, (5) serta layanan bantuan belajar. Kelima aspek tersebut saling
mempengaruhi satu sama lain. (Kemenristekdikti, 2019). Adapun tujuan proses
pembelajaran daring menurut Kemenristekdikti pada tahun 2019 yaitu sebagai
berikut:
1) Membantu mahasiswa dalam memecahkan berbagai masalah belajar melalui
tambahan penjelasan, tambahan informasi, diskusi dan kegiatan lainnya secara
daring
2) Meningkatkan motivasi mahasiswa untuk belajar dan menyelesaikan masalah
melalui beragam interaksi daring dan luring
3) Menumbuhkembangkan kemampuan belajar mandiri mahasiswa
4) Memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk secara otonom berpartisipasi
dalam berbagai kegiatan belajar
5) Memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk melakukan refleksi melalui
“self-assessment”.
2. Fungsi Pembelajaran Daring
Ada 3 (tiga) fungsi pembelajaran daring terhadap kegiatan pembelajaran di dalam
kelas (Classroom instruction), yaitu sebagai suplemen yang sifatnya pilihan
pelengkap (komplemen), atau pengganti (substitusi) menurut Purwanti (2014) yaitu:
a. Suplemen
Dikatakan berfungsi sebagai supplemen (tambahan), artinya dalam hal apakah
akan memanfaatkan materi pelajaran elektronik atau tidak peserta didik diberikan
kebebasan untuk memilih. Dalam hal ini, peserta didik tidak diharuskan untuk
mengakses materi pembelajaran elektronik. Walaupun sifatnya opsional, peserta
didik yang memilih memanfaatkannya tentu akan memperoleh tambahan
pengetahuan atau wawasan.
b. Komplemen (Tambahan)
Dikatakan berfungsi sebagai komplemen (pelengkap) ketika materi pembelajaran
elektronik dirancang untuk melengkapi materi pembelajaran yang diterima peserta
didik di dalam kelas. Sebagai komplemen artinya dapat dijadikan sebagai
reinforcement atau materi pembeljaran eletronik dirancang untuk menjadi
(pengayaan) atau remedial bagi peserta didik. Materi pembelajaran elektronik
juga disebut sebagai enrichment, yang diperuntukkan kepada peserta didik yang
dapat dengan cepat menguasai materi pelajaran yang disampaikan pendidik secara
tatap muka (fast leaners) maka mereka memperoleh kesempatan untuk
mendapatkan materi pembelajaran elektronik yang dikembangkan khusus untuk
mereka.yang bertujuan agar penguasaan peserta didik terhadap materi yang di
sampaiakan oleh pengajar di dalam kelas menjadi semakin baik. Dikatakan
sebagai program remedial, apabila kepada peserta didik yang mengalami kesulitan
memahami materi pelajaran yang disajikan guru secara tatap muka di kelas (slow
learners) maka diberikan kesempatan untuk memanfaatkan materi pembelajaran
elektronik yang dirancang untuk mereka.
c. Pengganti (Substitusi)
Perguruan-perguruan tinggi di negara maju telah melakukan inovasi model
pembelajaran kepada para siswanya. Dimana hal ini bertujuan agar para siswa
dapat secara fleksibel menyesuaikan kegiatan perkuliahannya sesuai dengan
waktu dan aktivitas lain sehari-hari siswa.
3. Manfaat Pembelajaran Daring
Pemanfaatan pembelajaran daring tidak terlepas dari akses internet. Karena teknik
pembelajaran yang ada di internet begitu lengkap, maka hal ini dapat mempengaruhi
tugas guru dalam proses pembelajaran. Sedangkan kelebihan dari pembelajaran
daring Rusman (2012) bahwa terdapat 5 kelebihan pada pembelajaran berbasis web
yaitu :
1) Access is available anytime, anywhere, around the globe (akses tersedia kapan
pun, dimana pun, dan di seluruh dunia)
2) Prestudent equipment costs are affordable (biaya operasional siswa mengikuti
kegiatan pembelajaran menjadi lebih terjangkau)
3) Student tracking is made easy (pengawasan terhadap perkembangan siswa jadi
lebih mudah)
4) Possible “learning object” architecture supports on demand personalized
learning (rancangan pembelajaran berbasis web memungkinkan dilakukannya
kegiatan pembelajaran yang sudah terpersonalisasi)
5) Contentisealy update (materi pembelajaran bisa diperbaharui secara lebih
mudah)
Menurut Yazdi (2012) manfaat pembelajaran menggunakan media internet adalah :
a. Tersedianya fasilitas e-moderating di mana guru dan peserta didik dapat dengan
mudah berinteraksi melalui internet tanpa terkendala oleh jarang dan waktu.
b. Guru dan siswa dapat mengakses bahan ajar atau pedoman belajar yang
terstruktur dan terjadwal yang terdapat di internet, sehingga guru dan siswa sama-
sama mengetahui sudah seberapa jauh materi yang dipelajari
c. Siswa dapat dengan mudah mempelajari kembali materi yang telah diajarkan,
mengingat Salinan materi bisa di simpan di komputer.
d. Siswa juga bisa mencari tambahan informasi atau materi melalui akses internet
dengan mudah.
e. Guru dan siswa dapat berdiskusi melalui internet, dengan jumlah peserta yang
banyak sehingga dapat menambah pengetahuan peserta didik.
f. Dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran
4. Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Daring
Menurut Munir (2009) pembelajaran daring digunakan karena memiliki beberapa
kelebihan yaitu:
1) Interaksi pembelajaran meningkat
2) Interaksi pembelajaran menjadi lebih mudah yang bisa dilakukan dari mana dan
kapan saja
3) Memiliki jangkauan yang lebih luas
4) Memudahkan penyempurnaan dan penyimpanan materi pembelajaran
Adapun kekurangan yang dikemukakan Munir (2009) adalah sebagai berikut:
a. Kurangnya interaksi antara peserta didik yang satu dengan yang lainnya yang bisa
menghambat pembentukan aspek pembelajaran sikap, moral atau sosial
b. Teknologi lebih cenderung memperhatikan aspek teknis daripada aspek
pendidikan yang bertujuan untuk mengubah kemampuan akademik, perilaku,
sikap, sosial atau keterampilan dari peserta didik
c. Proses pembelajarannya lebih menekankan kearah pelatihan dari pada aspek
pengetahuan atau psikomotor dan kurang memperhatikan aspek afektif.
d. Pendidik dituntuk untuk bisa menguasai teknologi sehingga bisa mengaplikasikan
berbagai strategi, metode atau teknik pembelajaran yang belum dikuasianya
selama pembelajaran konvensional.
e. Jika peserta didik kurang aktif selama proses pembelajaran atau tidak
mempertanyakan kepada pengajar terkait hal –hal yang belum dipahami,
sementara peserta didik juga belum bisa be;lajar mandiri dan motivasi belajarnya
tergolong rendah maka proses belajarnya akan mengalami kegagalan.
f. Kelemahan dari aspek teknis, yaitu tidak semua peserta didik dapat
memanfaatkan fasilitas internet karena terbatasnya akses internet di beberapa
daerah.
g. Adanya keterbatas pada perangkat lunak yang biayanya masih relatif mahal.
h. Masih minimnya pengetahuan dan keterampilan (skill dan knowledge) untuk
mengoperasikan dan memanfaatkan internet secara optimal.
5. Faktor faktor yang Mempengaruhi Pembelajaran Daring
Untuk menjadikan pembelajaran daring berjalan sukses maka kuncinya adalah
efektivitas, berdasarkan studi yang dilakukan sebelumnya menunjukkan bahwa
terdapat 3 hal yang dapat memberikan efek terkait pembelajaran secara daring yaitu :
a. Teknologi, secara khusus pengaturan jaringan harus memungkinkan untuk
terjadinya pertukaran sinkronisasi dan asinkronisasi; siswa harus memiliki akses
yang mudah (misalnya melalui akses jarak jauh); dan jaringan seharusnya
membutuhkan waktu minimal untuk pertukaran dokumen.
b. Karakteristik pengajar, pengajar memainkan peran sentral dalam efektivitas
pembelajaran secara daring, bukan hanya sebuah teknologi yang penting tetapi
penerapan instruksional teknologi dari pengajar yang menentukan efek pada
pembelajaran, siswa yang hadir dalam kelas yang memiliki motivasu belajar yang
baik dan lebih memahami penggunaan sebuah teknologi akan cenderung
menghasilkan suatu pembelajaran yang lebih positif. Dalam lingkungan belajar
konvensional siswa cenderung terisolasi karena mereka tidak memiliki
lingkungan khusus untuk berinteraksi dengan pendidik.
c. Karakteristik siswa, Leidner mengungkapkan bahwa pembelajaran daring akan
mudah diterapkan pada peserta didik yang memiliki sikap disiplin dan rasa
percaya diri yang tinggi sedangkan siswa yang tidak memiliki keterampilan dasar
dan disiplin yang tinggi akan lebih cocok untuk mengikuti pembelajaran secara
konvensional (Pangondian, Santosa, & Nugroho, 2019).
C. Dampak Pembelajaran Daring
a. Dampak Pembelajaran Daring di Indonesia
Beberapa tahun terakhir di Dunia menyelenggarakan sekolah daring. Hal ini
disebabkan oleh virus corona atau covid-19. Tak terkecuali Indonesia. Indonesia sudah
melangsungkan sekolah online hamper dua tahun lamanya. Banyak orang tua yang
setuju dengan agenda ini, namun tidak sedikit juga tidak setuju.
Beberapa orang tua mengatakan jika sekolah online berdampak baik bagi anaknya.
Karena dengan pembelajaran daring, siswa dapat belajar dimana saja. Dengan bekal
gadget, siswa sudah bisa mengakses pelajaran yang diperoleh dari sekolah. Siswa
hanya perlu mengakses layanan zoom atau google meet. Siswa dapat mengikuti
pembelajaran dengan kualitas tinggi.
Tidak hanya itu, pembelajaran daring mempermudah siswa belajar kapan saja.
Kelebihan pembelajaran daring adalah waktu yang efisien. Selain itu, siswa dapat
mengulang video atau materi kapan saja. Siswa juga bisa mengatur kecepatan waktu
belajar mereka. Siswa juga bisa merefleksikan materi sebelum melangkah ke materi
berikutnya. Pembelajaran online juga membuat siswa dan guru memiliki interaksi yang
dinamis. Pasalnya dengan pembelajaran online, mereka dapat berinteraksi dan saling
berbagi gagasan dari beberapa sumber. Tidak hanya semua siswa juga dapat urun
pendapat pada setiap materi yang diberikan guru.
Membangun diskusi berkualitas tinggi adalah salah satu dampak positif bagi
pembelajaran daring. Dsikusi secara online memungkinkan siswa berefleksi atas
komentar guru atau siswa lain sebelum meresponnya. Siswa dapat melatih respon
komentar secara terstruktur.
Tidak hanya itu, siswa dapat mengakses pembelajaran dengan lebih mudah. Siswa
dapat mengakses dengan mudah pelajaran dimana dan kapanpun. Siswa dapat
mengakses buku di perpustakan online dengan buku digital. Google juga menjadi
alternatif bagi siswa.
Dengan pembelajaran daring, membuat siswa belajar dengan mandiri. Tanpa
pengawasan dari guru secara terus-menerus membuat siswa lebih memiliki sifat
kemandirian. Dalam hal menghitung,menjabarkan dan lain hal. Namun tak sedikit pula
orang tua yang beropini bahwa pembelajaran daring memiliki dampak negatif. Hal ini
mengakibatkan siswa tidak bisa maksimal menyerap pelajaran dengan baik. Ini dipicu
karena siswa masih belum terbiasa dengan pembelajaran online. Pembelajaran online
memang mengaruskan orang tua untuk mengawasi anak-anaknya saat belajar. Namun
karena lemahnya pengawasan dari orang tua, hal ini mengakibatkan siswa menjadi
malas untuk sekolah. Dan yang paling parah adalah siswa tidak pernah mengerjakan
tugas yang diberikan oleh guru.
Keterbatasan sarana pendukung juga menjadi pemicu kemalasan siswa. Kuota
yang habis, jaringan yang terkadang lemot. Sehingga siswa enggan untuk mengikuti
zoom atau mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru. Tidak hanya itu, hubungan
antara guru dan siswa juga menjadi korbannya. Hubungan antara guru dan siswa
menjadi dingin. Hal ini terjadi lantaran siswa tidak pernah bertemu dengan gurunya.
Angka putus sekolah yang ada di Indonesia juga semakin meningkat. Banyak siswi
yang memilih untuk menikah daripada melanjutkan sekolahnya. Hal ini lagi-lagi
dikarenakan kurangnya sarana dan prasarana terutama di pedesaan. Pembelajaran
daring juga mengakibatkan kesehatan mental anak menjadi menurun. Pasalnya anak-
anak menjadi stress dengan tugas yang diberikan. Namun pembahasan materi yang
sedikit. Hal itu bisa memicu kesehatan mental anak menjadi terganggu.
Dari beberapa pendapat orang tua ini, sebenarnya memiliki dampak sendiri-
sendiri. Bagi orang tua yang menganggap daring itu lebih baik, mereka akan
mendukung penuh kegiatan anaknya. Namun, jika beberapa orang tua menganggap
daring tidak efisien, maka mereka akan mencari solusi agar buah hatinya mendapat
pembelajaran yang maksimal. Tidak sedikit juga akhirnya orang tua memutuskan untuk
mendaftarkan anaknya les. Beberapa orang tua beralasan bahwa dengan les, anaknya
mendapatkan materi yang belum sempat diajarkan di sekolah. Dengan cara seperti ini
juga dapat memaksimalkan belajar seorang siswa. Sehingga dia tidak tertinggal materi
pelajaran di sekolah. Namun terdapat juga orang tua yang pasrah dengan hal ini.
Mereka lebih memilih anaknya putus sekolah. Alasannya adalah biaya yang mahal
karena harus membeli hp dan kuota. Hal ini biasa terjadi di pedesaan. Orang tua disana
lebih memilih untuk menikahkan anaknya daripada harus membiayai anaknya sekolah.
Memang pembelajaran daring ini memiliki dampak positif dan negatinya masing-
masing. Namun alangkah baiknya sebagai orang tua harus terus mengawasi dan
menyemangati anaknya agar tuntas dibangku sekolah hingga menjadi mahasiswa.
Karena pandemi bukan alasan untuk anak-anak putus sekolah. Beberapa orang tua
berharap agar pandemi segera berakhir. Sehingga pembelajaran dapat dilakukan seperti
sedia kala. Agar anak-anak mereka mendapat fasilitas pembelajaran dengan maksimal.
b. Dampak Pembelajaran Daring bagi Murid Sekolah Dasar
Sekarang ini, banyak diterapkan pembelajaran melalui daring. Daring "dalam
jaringan" merupakan bentuk istilah lain dari online. Pembelajaran daring adalah
pembelajaran yang dilakukan secara online melalui platform pendidikan atau media
sosial. Pembelajaran daring dilakukan tanpa tatap muka secara langsung. Pemberian
tugas, materi hingga ujian dilakukan secara online. Oleh karena itu, pembelajaran
daring diterapkan pada saat pandemi seperti sekarang ini.
Pandemi menyebabkan sekolah ditutup sementara untuk menghindari
kerumunan. Dengan begitu, kegiatan sekolah tetap berjalan meskipun dengan
pembelajaran daring. Setiap jenjang sekolah menerapkan pembelajaran daring, tak
terkecuali jenjang SD (Sekolah Dasar).
Setiap kegiatan pasti berdampak kepada yang melakukan kegiatan tersebut,
sama hal nya dengan pembelajaran daring. Berikut adalah beberapa dampak
diterapkannya pembelajaran daring bagi murid SD :
1. Lebih sering bermain daripada belajar. Tidak efektifnya pembelajaran melalui
daring membuat murid enggan belajar dan memilih untuk bermain. Hal ini terjadi
karena pembelajaran daring tidak dilakukan tatap muka secara langsung dan tidak
dilakukan di sekolah. Selain itu, bagi para murid yang orang tuanya bekerja kurang
mendapat pengawasan ketika pembelajaran daring.
2. Sering kali materi yang diajarkan tidak dapat dipahami dengan baik. Keterbatasan
interaksi guru dengan murid, jaringan yang kurang stabil dapat menganggu
konsentrasi murid sehingga murid tidak fokus dengan materi yang diajarkan dan
materi yang disampaikan tidak dapat dipahami dengan baik.
3. Lebih banyak pengeluaran. Pembelajaran daring banyak melalui aplikasi meeting.
Seperti google meet, zoom dll. Aplikasi tersebut banyak menggunakan kuota
seluler. Harga kuota seluler termasuk lumayan mahal. Selain itu, pembayaran uang
sekolah masih tetap berjalan meskipun kegiatan sekolah berjalan di rumah.
Dampak-dampak tersebut sekarang terminimalisir dengan adanya bantuan kuota
kemendikbud, pemotongan uang pembayaran sekolah, dan guru - guru terus
berinovasi untuk menciptakan pembelajaran yang menyenangkan dengan sistem
daring. (Kompasiana Indonesia).
D. Prestasi Belajar
Prestasi belajar adalah sesuatu hasil yang telah dicapai oleh seorang murid setelah
melakukan perubahan cara belajar baik di dalam sekolah ataupun di luar sekolah.
Prestasi adalah sebuah standar dari tes untuk mengukur pengetahuan dan kecakapan bagi
seorang siswa dalam satu atau lebih pengetahuan dalam pelajaran. Dalam kamus yang lebih
populer, prestasi adalah sesuatu yang telah dicapai.
Prestasi tidak mungkin didapatkan dari orang yang tidak melakukan usaha apapun. Usaha
yang dilakukan juga harus dalam upaya yang serius. Hasil yang didapatkan akan sebanding
dengan apa yang telah dilakukan. Sehingga prestasi bisa menjadi bentuk nyata dan
representatif atas apa yang telah diusahakan.
Faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar. Jika membahas tentang prestasi belajar yang
diperoleh siswa, maka itu bukanlah sesuatu yang sederhana untuk dijabarkan. Ada
beberapa faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa itu sendiri. Faktor-faktor
tersebut ialah :
1. Faktor dari dalam
a. Intelegensi
Menurut Winkel, intelegensi adalah sebuah kemampuan untuk bertindak untuk
mendapatkan pencapaian atau sesuatu dengan tujuan untuk berpikir secara rasional
dan mampu berhubungan dengan lingkungan yang ada di sekitarnya secara
memuaskan. Dengan pengertian ini, faktor intelegensi seorang siswa dalam proses
belajar mengajar dapat mencapai prestasi belajar yang diinginkan.
b. Motivasi
Motivasi belajar adalah sebuah motor penggerak yang dapat mengaktifkan
semangat siswa dalam meraih prestasi. Motivasi adalah penggerak dalam diri siswa
yang bisa membangkitkan semangat belajar dan memberi arah pada kegiatan
belajar. Sehingga tujuan yang diinginkan akan mudah dicapai. Jadi jelas, adanya
motivasi dalam diri siswa akan membuat siswa tersebut mencapai prestasi belajar.

c. Sikap
Sikap adalah kecenderungan seseorang untuk bertingkah laku tertentu sesuai
dengan apa yang sedang dihadapinya. Seseorang akan memiliki sikap tertentu baik
secara positif atau negatif. Sikap yang positif dalam diri seorang siswa dapat
dikembangkan untuk mengoptimalkan prestasi belajar yang diinginkan.
d. Minat
Seorang siswa yang memiliki minat jadi salah satu faktor penentu dalam prestasi
belajar siswa. Para pakar juga setuju dengan pendapat ini. Menurut mereka, minat
adalah sebuah kecenderungan yang tepat agar bisa memperhatikan dan memegang
kegiatan yang diamati oleh siswa yang disertai dengan rasa senang dan
memperoleh kepuasan. Seseorang yang menyukai sesuatu atas dorongan minat
akan merasa senang dalam belajar dan bisa menghasilkan prestasi belajar yang
optimal.
e. Bakat
Bakat adalah sebuah kapasitas atau potensi seseorang untuk dapat melakukan suatu
tugas yang sebelumnya hanya diperoleh dari sedikit belajar atau latihan atau
bahkan tidak perlu mengalami proses belajar tersebut. kesimpulannya adalah bakat
merupakan potensi alami pada sesuatu yang dikerjakan. Jika diolah dengan baik,
potensi akan berkembang dan menjadi sebuah prestasi belajar yang baik.
f. Konsentrasi
Konsentrasi merupakan pemusatan dalam pikiran atas sesuatu yang ada pada suatu
situasi. Konsentrasi ini dapat dikembangkan melalui latihan.
2. Faktor dari luar
1) Faktor Keluarga
Faktor dari keluarga bisa mempengaruhi perkembangan dari prestasi belajar siswa.
Keluarga akan jadi sumber bagi anak untuk belajar. Jika pelajaran yang didapat
oleh siswa di rumah tidak baik, ada kemungkinan di luar rumah siswa akan
menjadi nakal dan begitu juga dengan sebaliknya.
2) Faktor Sekolah
Faktor lain yang menyangkut proses belajar siswa adalah dari lingkungan sekolah.
Metode belajar yang diberikan guru bisa menentukan bagaimana siswa itu belajar
secara mandiri dengan baik. Guru yang baik adalah guru yang mampu menguasai
kelas, dan mampu memilih alat bantu pembelajaran sesuai untuk menciptakan
situasi dan kondisi belajar yang kondusif. Dengan metode yang tepat, guru bisa
menarik minat siswa dalam belajar. Seperti halnya yang dilakukan oleh Global
Prestasi School. Tenaga didik yang berkualitas siap membantu dan menuntun
setiap mahasiswa dalam belajar. Setiap guru memotivasi anak untuk berprestasi
sesuai dengan bidang yang diinginkan baik akademik maupun non-akademik. Guru
juga menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dan memacu daya pikir dan
kreativitas anak. Global Prestasi School (GPS) adalah sekolah yang dikelola oleh
Yayasan Harapan Global Mandiri yang didirikan pada 2005. GPS menggunakan
kurikulum 2013 dan berafiliasi dengan kurikulum Cambridge. GPS telah
dianugerahi nilai akreditasi “A” sejak tahun 2007 dan secara resmi diakui sebagai
“Sekolah Model” oleh Dinas Pendidikan Bekasi.
3) Faktor Masyarakat
Masyarakat jadi tempat belajar ketiga setelah keluarga dan sekolah. Faktor
lingkungan yang baik dapat membuat siswa mencapai prestasi belajar yang baik
juga. Seorang anak harus dapat berinteraksi dengan masyarakat sekitarnya untuk
memperoleh ilmu yang berguna.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Berdasarkan kajian dari permasalahan penelitian, metode yang akan digunakan


adalah metode penelitian tindakan kelas (PTK). Metode PTK digunakan sebab melalui
metode ini maka guru yang lebih mengenal keadaan kelasnya dapat melakukan penelitian
secara langsung untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran Pendidikan
Agama Kristen. Dengan penelitian ini pula diharapkan guru dapat memperbaiki kinerjanya
agar dapat mencapai tujuan pendidikan secara ideal.
Penelitian tindakan kelas (PTK) adalah cara suatu kelompok atau seseorang dalam
mengorganisasi suatu kondisi sehingga mereka dapat mempelajari pengalaman mereka dan
membuat pengalaman mereka dapat diakses oleh orang lain. Sedangkan Rochiati
Wiriaatmadja (2005:13) mendefinisikan penelitian tindakan kelas adalah bagaimana
sekelompok guru dapat mengorganisasi kondisi praktek pembelajaran mereka, dan belajar
dari pengalaman mereka sendiri. Mereka dapat mencobakan suatu gagasan perbaikan
dalam praktek pembelajaran mereka, dan melihat pengaruh nyata dari
upaya itu. Menurut Sukardi (2004: 211) Karakteristik penelitian tindakan kelas sebagai
berikut;
1. Masalah yang dipecahkan merupakan persoalan praktis yang dihadapi peneliti dalam
kehidupan profesi sehari-hari.
2. Peneliti memberikan perlakuan atau treatment berupa tindakan yang terencana untuk
memecahkan permasalahan dan sekaligus meningkatkan kualitas yang dapat
dirasakan implikasinya oleh subjek yang diteliti.
3. Langkah-langkah penelitian yang direncanakan selalu dalam bentuk siklus, tingkatan
atau daur yang memungkinkan terjadinya kerja kelompok maupun kerja mandiri
secara intensif.
4. Adanya langkah berpikir reflektif atau reflectif thinking dari peneliti baik sesudah
maupun sebelum tindakan.
B. Variable/Prosedur Penelitian
Kurt Lewin dalam Arikunto (2006 : 16), prosedur kerja dalam penelitian tindakan
kelas terdiri atas empat komponen, yaitu perencanaan (planing), pelaksanaan (action),
pengamatan (Observing), dan refleksi (Reflecting). Hubungan keempat komponen tersebut
dipandang sebagai suatu siklus yang disusun dan dilaksanakan sesuai dengan perubahan
yang ingin dicapai. Prosedur kerja dalam penelitian tindakan kelas ini dirancang dalam 2
(dua) siklus, setiap siklus ada 4 (empat) tahap, yaitu perencanaan, pelaksanaan,
pengamatan, dan refleksi. Penelitian ini dilakukan oleh peneliti yang dibantu oleh guru
Pendidikan Agama Kristen SD Inpres Holotula sebagai pengajar.
Memicu percepatan transformasi pendidikan yang lebih positif terhadap kegiatan
belajar peserta didik di rumah (BDR) diakibatkan karena banyak muncul aplikasi
pembelajaran online, jumlah kursus online gratis, munculnya kreativitas tanpa batas,
kolaborasi orang tua dan guru, penerapan ilmu dalam keluarga, guru menjadi akrab dan
melek teknologi, internet sebagai sumber informasi positif dan peserta didik dapat diawasi
oleh orang tua secara langsung.
C. Populasi dan Sampel
a. Populasi
Yang menjadi populasi dalam penelitian tindakan kelas adalah siswa kelas VI SD
Inpres Holotula yang berjumlah 20 orang Siswa/siswi pada SD Inpres Holotula,
Kecamatan Loaholu, Kabupaten Rote Ndao, Provinsi Nusa Tenggara Timur.
b. Sampel
Mengingat penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang berlangsung di SD
Inpres Holotula, Kecamatan LOaholu, Kabupaten Rote Ndao, Nusa Tenggara Timur,
maka populasi dijadikan sampel sehingga disebut penelitian populasi.
D. Teknik Pengumpulan Data dan Analisa Data

1. Instrumen penelitian
Data penelitian yang dibutuhkan adalah hasil belajar peserta didik pada pra penelitian
maupun pada saat tindakan. Oleh karena itu dalam mengumpulkan semua data yang
ada di lapangan dibutuhkan beberapa instrumen atau perangkat penelitian. Adapun
perangkat penelitian yang dibutuhkan diantaranya yaitu:
a) Angket
Angket yaitu suatu alat pengumpul informasi dengan cara
menyampaikan sejumlah pertanyaan tertulis untuk menjawab secara tertulis
pula oleh responden (Margono, 2004:167). Angket ini digunakan untuk
mengukur sikap dan tanggapan siswa terhadap metode pembelajaran yang
digunakan oleh guru. Kelebihan Angket dari pada wawancara adalah sifatnya
yang praktis, hemat waktu, tenaga dan biaya.
b) Lembar Panduan Observasi
Lembar panduan observasi merupakan perangkat yang digunakan untuk
mengumpulkan data mengenai aktivitas guru dan siswa baik pada saat pra penelitian
maupun selama pelaksanaan tindakan dalam pembelajaran Pendidikan Agama
Kristen.
2. Teknik Pengumpulan Data
Data yang di peroleh dalam Penelitian Tindakan Kelas ini adalah Observasi.
Observasi dapat diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan secara sistematik
terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian (Margono, 2004:158). Observasi
kelas dilakukan untuk melihat proses pembelajaran yang sedang berlangsung. Melalui
kegiatan ini diharapkan diperoleh informasi mengenai gambaran pembelajaran yang
berlangsung seperti suasana kelas, pola interaksi, aktivitas siswa dan kejadian-
kejadian lain yang dianggap penting. Observasi yang dilakukan dalam penelitian ini
adalah observasi terbuka. Observasi terbuka ialah apabila observer mencatat segala
sesuatu yang terjadi di kelas dalam kertas yang telah disediakan sebelumnya. Tujuan
membuat catatan demikian adalah untuk menggambarkan situasi kelas selengkapnya
sehingga urutan-urutan kejadian tercatat semuanya (Wiriaatmadja, 2005: 110-111).
Observasi terbuka dalam penelitian ini memfokuskan pada hal- hal yang
merupakan sumber data yang diperlukan yaitu untuk melihat hasil belajar Peserta
Didik Semester 1 Tahun Pelajaran 2020/2021. Hasil observasi yang dicatat dalam
catatan lapangan tersebut, dibahas bersama antara peneliti dengan mitra peneliti
dalam sebuah diskusi balikkan. Hasil diskusi balikan dijadikan sebagai refleksi untuk
tindakan berikutnya. Catatan lapangan ini merupakan data yang penting bagi peneliti
untuk mengetahui hasil belajar peserta didik pada saat Pandemic Covod-19.
BAB IV
HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum
1. Pengertian Covid -19

Covid -19 adalah penyakit yang disebabkan oleh turunan coronavirus baru
“CO” diambil dari corona “VI” virus, dan “D” disease (penyakit). Sebelumnya,
penyakit ini disebut “2019 novel coronavirus” atau “2019-nCoV.” Virus covid-19
adalah virus baru yang terkait dengan keluarga virus yang sama dengan severre acute
respiratory syndrome (SARS) dan beberapa virus flu biasa (WHO 2020). Corona
virus 2019 (covid-19) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh sindrom
pernafasan akut corona virus 2 (Sars-CoV-2). Penyakit ini pertama kali ditemukan
pada Desember 2019 di Wuhan, ibu kota provinsi Hubei Cina dan sejak itu
menyebar secara global di seluruh dunia, mengakibatkan pandemi corona virus
2019-2022. Organisasi kesehatan dunia (WHO) mendeklarasikan wabah corona
virus 2019-20122 sebagai kesehatan masyarakat darurat internasional (pheic) pada
30 Januari 2020 dan pandemi pada 11 Maret 2022.
Pandemi COVID-19 merupakan musibah yang memilukan seluruh penduduk
bumi. Seluruh segmen kehidupan manusia di bumi terganggu, tanpa kecuali
pendidikan. Banyak negara memutuskan menutup sekolah, perguruan tinggi maupun
universitas, termasuk Indonesia. Krisis benar-benar datang tiba-tiba, pemerintah di
belahan bumi manapun termasuk Indonesia harus mengambil keputusan yang pahit
menutup sekolah untuk mengurangi kontak orang-orang secara masif dan untuk
menyelamatkan hidup atau tetap harus membuka sekolah dalam rangka survive para
pekerja dalam menjaga keberlangsungan ekonomi. Ada dua dampak bagi
keberlangsungan pendidikan yang disebabkan oleh pandemi Covid-19.
a. Dampak jangka pendek: yang dirasakan oleh banyak keluarga di Indonesia baik
di kota maupun di desa. Di Indonesia banyak keluarga yang kurang familier
melakukan sekolah di rumah. Bersekolah di rumah bagi keluarga Indonesia
adalah kejutan besar khususnya bagi produktivitas orang tua yang biasanya sibuk
dengan pekerjaannya di luar rumah. Demikian juga dengan problem psikologis
anak-anak peserta didik yang terbiasa belajar bertatap muka langsung dengan
guru-guru mereka. Seluruh elemen pendidikan secara kehidupan sosial
“terpapar” sakit karena covid-19. Pelaksanaan pengajaran berlangsung dengan
cara online. Proses ini berjalan pada skala yang belum pernah terukur dan teruji
sebab belum pernah terjadi sebelumnya. Tak Pelak di desa-desa terpencil yang
berpenduduk usia sekolah sangat padat menjadi serba kebingungan, sebab
infrastruktur informasi teknologi sangat terbatas. Penilaian siswa bergerak online
dan banyak trial and error dengan sistem yang tidak ada kepastian, malah banyak
penilaian yang banyak dibatalkan.
b. Dampak jangka Panjang: Banyak kelompok masyarakat di Indonesia yang akan
terpapar dampak jangka panjang dari covid-19 ini. Dampak pendidikan dari sisi
waktu jangka Panjang adalah aspek keadilan dan peningkatan ketidak setaraan
antar kelompok masyarakat dan antar daerah di Indonesia.
2. Dampak Covid-19 Terhadap Proses Pembelajaran di Sekolah
Proses pembelajaran di sekolah merupakan alat kebijakan publik terbaik
sebagai upaya peningkatan pengetahuan dan skill. Selain itu banyak peserta didik
menganggap bahwa sekolah adalah kegiatan yang sangat menyenangkan, mereka
bisa berinteraksi satu sama lain. Sekolah dapat meningkatkan keterampilan sosial
dan kesadaran kelas sosial peserta didik. Sekolah secara keseluruhan adalah media
interaksi antar peserta didik dan guru untuk meningkatkan kemampuan integensi,
skill dan rasa kasih sayang diantara mereka. Tetapi sekarang kegiatan yang bernama
sekolah berhenti dengan tiba-tiba karena gangguan Covid-19. Sejauh mana
dampaknya bagi proses Belajar di sekolah? Khusus untuk Indonesia banyak bukti
ketika sekolah sangat mempengaruhi produktivitas dan pertumbuhan ekonomi.

B. Deskripsi Hasil Penelitian


Ketika proses penelitian berlangsung, peneliti juga melakukan beberapa
pengamatan. Dan hasil dari pengamatan peneliti ketika melakukan pengambilan data
melalui skala quisioner adalah bahwa peran revolusi industri 4.0 terhadap proses
pembelajaran peserta didik terdampak positif.

Tabel 1.1
Perbandingan nilai peserta didik sebelum Covid-19 dan pada masa Covid-19

Nilai
Nama Peserta Didik
No NISN / NIS Sebelum Masa
Covid-19 Covid-19
01 0105403222 / 1218 Adiva Wungo 85 80
02 0118577856 / 1324 Adrian Aren Bani 80 75
03 0091145767 / 1219 Adriana Ina Buku 80 70
04 0062388736 / 1027 Agriati Kondo 80 75
05 0035960604 / 792 Agustinus Jaka Dana 80 75
06 0092281094 / 1327 Albina Ina Gono 75 50
07 0082614174 / 1175 Aleksius Bulu 90 80
08 0086067986 / 1230 Aristo Praing Hodi 90 80
09 0082786161 / 1113 Aristoyanto Kondo 85 80
10 0102324408 / 1231 Arson Aldion Mone 90 75
11 0104794750 / 1247 Asri Ina Dawa 80 85
12 0095909530 / 1238 Delsiana Angelina Kaka 90 75
13 0098861985 / 1335 Denis Holo 90 80
14 0097755850 / 1239 Dominggus Japa Ole 90 80
15 0088705146 / 1181 Dominggus Ngata 95 80
16 0094884877 / 1340 Dorkas Dengi Walu 95 85
17 0088371183 / 1342 Efrianus Katoda 90 80
18 0084050458 / 1124 Ferdianus Daha Dewa 90 80
19 0128907990 / 1344 Gabriel Juniyanto Adi Putra 80 80
20 0119857169 / 1350 Jerikson Mone 85 75
21 0071157650 / 1266 Lewi Loghe Hakola 75 60
22 0081563784 / 1268 Lukas Loghe Bela 90 80

Berdasakan tabel diatas bahwa perbandingan nilai sebelum Covid-19 dan pada
masa Covid-19 yang diperoleh peserta didik SD Inpres Holotula, Kecamatan Loaholu,
Kabupaten Rote Ndao, khususnya kelas VI menunjukan bahwa pada saat sebelum Covid-
19 peserta didik memperoleh nilai lebih rendah dibandikan dengan pada masa Covid-19
peserta didik memperoleh nilai tinggi.
Hal ini disebabkan karena pada masa Covid-19 peserta didik selalu diawasi oleh
orang tua, serta menggunakan bantuan internet, sehingga mengalami peningkatan yang
sangat signifikan.
C. Analisa atau Pengujian Hipotesis
Dari tabel di atas, peserta didik yang berjumlah 20 orang dalam 1 rombel, maka
terdapat terdapat 11 peserta didik yang mengalami penigkatan yang sangat signifikan.
Sementara ada 6 peserta didik yang mengalami peningkatan, namun tidak terlalu
signifikan, dan aa 3 peserta didik yang tidak mengalami peningkatan.
Hal ini bisa dikatakn bahwa pengaruh revolusi industri 4.0 sangat berdampak
positif terhadap pendidikan peserta didik yang melakukan proses pembelajaran jarak jauh
(PJJ).
D. Pembahasan
Sebagaimana telah dipaparkan pada ulasan bagian ini, maka proses pembelajaran
yang dilaksanakan melalui BDR atau PJJ pada peserta didik pada SD Inpres Holotula,
Penulis akan memaparkan beberapa intrumen yang di jawab oleh responden.
1) Menurut anda, apakah kegiatan belajar of line (Luring) menyenangkan?
a. Jika ya, berikan alasannya!
b. Jika tidak, berikan alasannya!
Dari hasil wawancara dengan para responden terhadap pertanyaan nomor 1
mengenai kegiatan belajar Off line atau Luring (Tatap Muka), dapat diperoleh
jawaban bahwa dapat menyenagkan, karena mereka mendapatkan belajar secara
langsung dan guru dapat menerangkan setiap materi yang di terima atau diajarkan
sehingga pada saat guru memberikan tugas untuk mengerjakan di rumah tidak
mengalami kesulitan dalam mengerjakannya.
2) Menurut anda, apakah kegiatan Belajar Dari Rumah (BDR) on line (daring)
menyenangkan?
a. Jika ya, berikan alasannya!
b. Jika tidak, berikan alasannya!
Dari hasil wawancara dengan para responden terhadap pertanyaan nomor 2
mengenai kegiatan belajar On line atau Daring, dapat diperoleh jawaban bahwa
“tidak” menyenangkan, karena mereka dapat mengerjakan tugas yang diberikan
oleh guru dengan bantuan internet sehingga peserta didik dapat mengerjakannya.
Kedua melalui daring siswa tidak berbuat apa-apa karena hampir semua siswa tidak
dapat mengoperasionalkan HP dan disamping itu tidak mempunyai uang untuk
membeli Pulsa Paket
3) Hasil belajar peserta didik (Daftar nilai) sebelum Covid-19
4) Hasil belajar peserta didik (Daftar nilai) pada masa Covid-19

Perbandingan nilai peserta didik sebelum Covid-19 dan pada masa Covid-19

Nilai
Nama Peserta Didik
No NISN / NIS Sebelum Masa
Covid-19 Covid-19
01 0105403222 / 1218 Adiva Wungo 85 80
02 0118577856 / 1324 Adrian Aren Bani 80 75
03 0091145767 / 1219 Adriana Ina Buku 80 70
04 0062388736 / 1027 Agriati Kondo 80 75
05 0035960604 / 792 Agustinus Jaka Dana 80 75
06 0092281094 / 1327 Albina Ina Gono 75 50
07 0082614174 / 1175 Aleksius Bulu 90 80
08 0086067986 / 1230 Aristo Praing Hodi 90 80
09 0082786161 / 1113 Aristoyanto Kondo 85 80
10 0102324408 / 1231 Arson Aldion Mone 90 75
11 0104794750 / 1247 Asri Ina Dawa 80 85
12 0095909530 / 1238 Delsiana Angelina Kaka 90 75
13 0098861985 / 1335 Denis Holo 90 80
14 0097755850 / 1239 Dominggus Japa Ole 90 80
15 0088705146 / 1181 Dominggus Ngata 95 80
16 0094884877 / 1340 Dorkas Dengi Walu 95 85
17 0088371183 / 1342 Efrianus Katoda 90 80
18 0084050458 / 1124 Ferdianus Daha Dewa 90 80
19 0128907990 / 1344 Gabriel Juniyanto Adi Putra 80 80
20 0119857169 / 1350 Jerikson Mone 85 75
21 0071157650 / 1266 Lewi Loghe Hakola 75 60
22 0081563784 / 1268 Lukas Loghe Bela 90 80
Untuk pertanyaan nomor 3 dan 4 terlampir pada tabel di atas.

5) Berapa lamakah waktu belajar yang anda pakai untuk belajar dari rumah pada setiap
hari?
Untuk pertanyaan nomor 5 selama masa Covid responden menjawab bahwa waktu
yang mereka gunakan untuk belajar dirumah berkisar sekitar 30 menit sampai
dengan jam, selebihnya mereka bermain di dalam rumah.
6) Berapa lamakah waktu belajar yang anda pakai untuk belajar dari sekolah selama
proses pembelajaran Luring pada setiap hari selama masa Covid?
Untuk pertanyaan nomor 5 selama masa Covid responden menjawab bahwa waktu
yang mereka gunakan untuk belajar di sekolah berkisar masuk 7.30 sampai dengan
jam 10.30, selebihnya mereka disuruh pulang di rumah.
7) Ketika anda belajar dari rumah (BDR), apakah tugas yang diberikan oleh bapak/ ibu
guru dikerjakan oleh anda sendiri ataukah dibantu oleh orang tua?
Untuk pertanyaan nomor responden menjawab bahwa untuk menjawab tugas yang
diberikan oleh Bapak/Ibu guru dapat dikerjakan sendiri dengan bantuan orang tua,
dan apabila mengalami kesulitan dapat dilihat di internet.
Nilai yang dicapai oleh peserta didik pada SD Inpres Holotula, Kecamatan
LOaholu, Kabupaten Rote Ndao sangat bervariasi dan bahkan ada sebagiam kecil
peserta didik mengalami peningkatan yang tidak signifikan.
Hal ini disebabkan karena kekurangan media penunjang serta ada beberapa
peserta didik yang tidak diawasi secara baik oleh orang tua. Namun hal ini bias dapat
dikatakan bahwa dengan adanya bantuan serta perkembangan revolusi industri 4.0,
maka dampak Covid-19 terhadap prestasi peserta didik sangat menurun.
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Penulis dalam penelitian tindakan kelas ini,
maka pada bab ini yang merupakan akhir dari seluruh rangkaian penelitian ini, penulis dapat
menyimpulkan bahwa Covid 19 membawa dampak Negatif bagi peserta didik kelas VI, SD
Inpres Holotula karena hasil dari kegiatan belajar yang dilakukan secara Luring (Tatap muka)
lebih baik jika dibandingkan dengan hasil dari kegiatan belajar di sekolah secara tatap muka,
siswa masih jauh lebih bagus dalam pengontrolan pada saat mereka terima mata pelajaran di
kelasnya. Hal ini di akibatkan oleh karena metode yang dipakai dalam kegiatan Belajar di
Sekolah (Luring) yang dilakukan adalah metode Tatap Muka (Luring) sehingga membuat
para peserta didik lebih senang dalam memanfaatkan waktu belajar di kelas dan mereka
belajar sendiri dan mandiri.

B. Implikasi dan Rekomendasi

Berdasarkan pembahasan hasil penelitian dan kesimpulan di atas, maka pada bagian ini
penulis akan memberikan masukan sebagai saran yang harus diperhatikan oleh kepala SD
Inpres Holotula untuk memilih metode tatap muka (Luring) yang akan digunakan dalam
melakukan kegiatan Belajar disekolah sehingga dapat meningkatkan kemampuan peserta
didik jika mereka belajar di rumah yang hanya belajar cuma beberapa menit, dan kebanyakan
siswa bermain di dalam rumah atau dengan teman sebayanya.
Dokumentasi

Kegiatan KBM Kelas 6

Kegiatan KBM Kelas 5

Kegiatan KBM Kelas 4

Kegiatan KBM Kelas 3

Kegiatan KBM Kelas 2


Kegiatan KBM Kelas 1
DAFTAR PUSTAKA

Bariah, S. (2019). Rancangan Pengembangan Instrumen Penilaian Pembelajaran Berbasis


Daring. Jurnal Petik, 5 (1), 31-47.
Hikmat, E. H. (2020). EfektivitasPembelajaran Daring Selama Masa Pandemi Covid-19: Sebuah
Survey Online. Karya Tulis Ilmiah (KTI) Masa Work From Home (WFH) Covid-19.
Hutomo Atman Maaulan, M. H. (2020). Persepsi Mahasiswa terhadap Dampak Pembelajaran
Daring di Indonesia, Jurnal Kompasiana Kemenristekdikti. (2019). Panduan Proses
Pembelajaran Daring SPADA 2019. Jakarta.
Komalasari, K. (2010). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Penerbit Cerdas Jaya.
Mardika, I. N. (n.d.). Dasar-dasar Teori Pendidikan untuk Online Learning di unduh pada 25
Januari 2020.
Mudjiono, D. &. (2004). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Munir. (2009). Pembelajaran Jarak Jauh : Berbasis teknologi Informasi dan Komunikasi.
Bandung: Alfabeta.
Pangondian, R. A., Santosa, P. I., & Nugroho, E. (2019). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Kesuksesan Pembelajaran Daring Dalam Revolusi Industri 4.0. Seminar Nasional Teknologi
Komputer dan Sains, 56-60.
Pangondian, R. S. (2019). Faktor- faktor yang memepengaruhi kesuksesan pembelajaran daring
dalam revolusi industri 4.0. In Seminar Nasional Teknologi Komputer & Sains (SAINTEKS),
(Vol. 1, No. 1).
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 109 Tahun 2013
tentang Penyelenggaraan Pendidikan Jarak Jauh Pada Pendidikan Tinggi. (n.d.).
Purwanti, D. P. (2014). Efektivitas Pembelajaran E-LearningBerbasis Goesmart Terhadap
Minat dan Hasil Belajar Siswa Pada Mata PelajaranTeknologi Informasi dan Komunikasi :
Penelitian Eksperimen Terhadap Siswa Kelas
Rigianti, H. A. (2020). Kendala Pembelajaran Daring Guru Sekolah Dasar Di
Rusman. (2012). Model-model Pembelajaran. Depok: PT Rajagrafindo Persada.
Sagala, S. (2011). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.
Sanjaya, R. (. (2020). 21 Refleksi Pembelajaran Daring di Masa Darurat. SCU Knowledge
Media.
Prospective Teachers During the Covid -19 Pancemic Period . Indonesian Journal of Teacher
Education, 1 (2) 61-70.
Surat Edaran Dirjen Dikti Nomor 262/E.E2/KM2020 Tentang Pembelajaran Selama Masa
Darurat Pandemi Covid-19. (n.d.). Jakarta: Kemendikud.
Suwandi, B. d. (2008). Memahami penelitian kualitatif . Jakarta: Rineka Cipta.
Syarifuddin, A. S. (2020). Implementasi Pembelajaran Daring Untuk Meningkatkan Mutu
Pendidikan Sebagai Dampak di Terapkannya Social Distancing. Jurnal Pendidikan Bahasa dan
Sastra Indonesia Metalingua, 5 (1), 31-34.
Wahyudin Darmalaksana, R. Y. (2020). Analisis Pembelajaran Online Masa WFH Pandemi
Covid-19 sebagai Tantangan Pemimpin Digital Abad 21.
Wall, J. d. (2004). E-Learning & Pedagogical Challanges In Construction Management.
Widiyono, A. (2020). Efektivitas Perkuliahan Daring (Online) pada Mahasiswa PGSD di Saat
Pandemi Covid 19. Jurnal Pendidikan, Vol.8, No. 2.
Yazdi, M. (2012). E-Learning sebagai media pembelajaran interaktif berbasis teknologi
informasi. Jurnal ilmiah foristek, 2 (1).
Modul Pembelajaran Penelitian Tindakan Kelas. PPG Daljab Tahun 2022. IAKAN Ambon
Margono, 2004 Objek Penelitian
Wiriaatmadja,, 2005, Penelitian tindakan kelas
Robert, 2014 Teori Behavioristik
Thorndike, schunk, 2012. Pembelajaran Kurikulum.
Kurt Lewin dalam Arikunto, 2006, Prosedur Kerja Dalam Penelitian Tindakan Kelas
Schlechtendahl dkk, 2015 Revolusi Industry.

Anda mungkin juga menyukai