Anda di halaman 1dari 25

TUGAS PPG DALAM JABATAN UIN BUKIT TINGGI SUMATRA BARAT

PENELITIAN TINDAK KELAS (PTK)

MOTIVASI BELAJAR PADA


MATA PELAJARAN AL-QUR’AN HADIST
DI MADRASAH IBTIDAIYAH NURUL JADID KARANGANYAR
KARANGANYAR-BANTARAN-PROBOLINGGO

Di susun oleh :
SUKIP, S.Pd.I
MATA KULIAH PPG AL- QUR’AN HADIST KELAS 6

TAHUN 2022

1
LEMBAR PENGESAHAN

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang berjudul “Motivasi Belajar Pada Mata Pelajaran Al-
Qur’an Hadist Di MI Nurul Jadid ” yang disusun oleh:
Nama : SUKIP, S.PdI
Pekerjaan : Guru Al-Qur’an Hadist
Unit Kerja : MI Nurul Jadid Karanganyar

Telah diuji dalam seminar PTK yang diadakan pada di MI Nurul Jadid Karanganyar Bantaran
Probolingo pada hari Jum’at Tgl 18 Nopember 2022 dan dinyatakan telah dapat diterima sebagai
salah satu karya ilmiah.

Mengetahui, Probolinggo, 18 Nopember 2022


Kepala Madrasah Guru Al-Qur’an Hadist

SUKIP, S.Pd.I SUKIP, S.Pd.I

2
Pernyataan Keaslian

Saya yang bertandatangan di bawah ini:


Nama : SUKIP, S.PdI
TTL : Probolinggo, 10 Februari 2022
Pekerjaan : Guru Al-Qur’an Hadist

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa Penelitian Tindakan Kelas(PTK) yang berjudul “Motivasi
Belajar Pada Mata Pelajaran Al-Qur’an Hadist Di MI Nurul Jadid” adalah benar-benar karya asli
saya, kecuali yang dicantumkan sumbernya. Apabila di kemudian hari terdapat di dalamnya
kesalahan dan kekeliruan, hal tersebut sepenuhnya menjadi tanggung jawab saya. Demikianlah
pernyataan ini saya buat dengan sesungguhya untuk dapat dipergunakan seperlunya.

Probolinggo, 18 Nopember 2022


Saya Yang Mentakan

SUKIP, S.Pd.I

3
ABSTRAK

Pendidikan bertujuan untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas peserta didik. Dalam proses
pembelajaran pemilihan metode pembelajaran yang tepat sangat mempengaruhi tinggi rendahnya
hasil belajar peserta didik. metode pembelajaran merupakan cara yang dapat dilakukan oleh pendidik
agar proses belajar mengajar berjalan dengan efektif. Permasalahan dalam penelitian ini adalah
rendahnya hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam. karena metode
pembelajaran yang digunakan masih kurang bervariasi. Untuk mengatasi permasalahan tersebut
peneliti menerapkan metode Saintifik Learning dengan tujuan untuk meningkatkan hasil belajar Al-
Qur’an Hadist pada peserta didik kelas VI MI Nurul Jadid Karanganyar . Penelitian ini
menggunakan jenis penelitian tindakan kelas (PTK). Subjek dalam penelitian ini adalah peserta didik
kelas VI MI Nurul Jadid Karanganyar yang berjumlah 20 peserta didik yang terdiri dari 4 peserta
didik laki-laki dan 3 peserta didik perempuan. Penelitian tindakan kelas dilaksanakan dalam tiga
siklus, setiap siklus terdiri dari satu kali pertemuan. Dalam penelitian ini terdapat empat tahap yaitu
perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Pengumpulan data dilakukan dengan
menggunakan observasi dan tes tertulis. Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa, rata-rata
hasil belajar peserta didik mengalami peningkatan. Diketahui bahwa nilai KKM yang telah
ditentukan dari sekolah sebesar 70. Pada pra penelitian diketahui sebanyak 5 peserta didik belum
tuntas dengan presentase 25% dan 2 peserta didik yang telah tuntas dengan presentase 75%. Pada
siklus I mengalami peningkatan sebanyak 4 peserta didik yang tuntas dengan presentase 55% dan 3
peserta didik yang belum tuntas dengan presentase 45%. Selanjutnya pada siklus II mengalami
peningkatan sebanyak 6 peserta didik dengan presentase 75% dan 1 peserta didik yang belum tuntas
dengan presentase 25%. Selanjutnya pada siklus III juga mengalami peningkatan sebanyak 7 peserta
didik mencapai Al-Qur’an Hadist nilai tuntas dengan presentase 100%. Dengan demikian metode
Saintifik Learning dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran AL-QUR’AN
HADIST di MI Nurul Jadid Karanganyar

4
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karuniaNya kepada penulis,
sehingga penulis dapat menyelesaikan PTK AL-QUR’AN HADIST ini dengan baik. Shalawat dan
salam senantiasa tercurah kepada Rasulullah SAW yang mengantarkan manusia dari zaman
kegelapan ke zaman yang terang benderang ini. Penyusunan PTK Al-Qur’an Hadist ini dimaksudkan
untuk memenuhi sebagian syarat-syarat guna mencapai PPG Dalam Jabatan di UIN BUKITTINGGI
SUMATRA BARAT.
Penulis menyadari bahwa PTK Al-Qur’an Hadist ini tidak dapat terselesaikan tanpa
dukungan dari berbagai pihak baik moril maupun materil. Oleh karena itu, penulis ingin
menyampaikan ucapan terima kasih kepada beberapa pihak yang telah membantu dalam penyusunan
PTK Al-Qur’an Hadist ini terutama kepada:
1. Keluarga yang telah memberikan dukungan baik moril maupun materil serta doa yang tiada
henti-hentinya kepada saya.
2. Teman-teman seperjuangan dalam PPG di UIN Bukittinggi Sumtra Barat yang telah
menyemangati dan membantu penyelesaian PTK Al-Qur’an Hadist ini.
3. Bapak /Ibu Rektor UIN BUKITTINGGI SUMATRA BARAT.
4. Ibu Dekan, Bapak / Ibu Dosen di UIN BUKITTINGGI SUMATRA BARAT
5.
Penulis menyadari bahwa PTK Al-Qur’an Hadist ini masih jauh dari sempurna dikarenakan
terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki penulis.Oleh karena itu, penulis
mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang membangun dari berbagai
pihak. Semoga PTK Al-Qur’an Hadist ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan semua pihak
khususnya dalam bidang pendidikan.

Probolinggo, 18 Nopember 2022


Penulis,

SUKIP, S.Pd.I

5
Daftar Isi

LEMBAR PENGESAHAN ……………………………………………… 1


PERNYATAAN KEASLIAN ……………………………………………… 2
ABSTRAK ……………………………………………… 3
KATA PENGANTAR ……………………………………………… 4
DAFTAR ISI ……………………………………………… 5
BAB I : PENDAHULUAN …………………………………………… 6
1. LATAR BELAKANG ……………………………………………… 6
2. IDENTIFIKASI MMASALAH ……………………………………………… 9
3. BATASAN MASALAH ……………………………………………… 9
4. RUMUSAN MASALAH ……………………………………………… 9
5. MANFAAT PENELITIAN ……………………………………………… 9
6. SISTIMATIKA PENULISAN ……………………………………………… 10
BAB II : KAJIAN PUSTAKA ……………………………………………… 12
1. Deskripsi Teori ……………………………………………… 12
2. Kedudukan metode dalam Belajar
Mengajar ……………………………………………… 14
3. Prinsip-prinsip Penentuan Metode ……………………………………………… 14
4. Macam-Macam MetodeMengajar ……………………………………………… 15
5. Metode Saintifik ……………………………………………… 16
6. Langkah-langkah Metode Saintifik
Learning ……………………………………………… 16
BAB III : METODE PENELITIAN ……………………………………………… 18
1. Jenis Penelitian ……………………………………………… 18
BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN ……………………………………………… 22
1. Hasil Penelitian ……………………………………………… 22
2. Deskripsi Penelitian ……………………………………………… 22
BAB V : PENUTUP ……………………………………………… 24
1. Kesimpulan ……………………………………………… 24
2. Saran ……………………………………………… 24
DAFTAR PUSTAKA

6
BAB I
PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG MASALAH


Pendidikan ditinjau dari tujuan dan hakikatnya secara umum dapat dimaknai sebagai suatu upaya
untuk mengantarkan seorang manusia menuju kedewasaan yaitu dengan cara mengembangkan secara
optimal segala potensi yang ada pada dirinya, sehingga pada akhirnya ia mendapat kepuasan diri, bisa
menyesuaikan diri dengan baik terhadap kondisi masyarakat dan lingkungannya.
Pada prinsipnya, pendidikan bermuara pada interaksi antara pendidik dan peserta didik untuk
membantu peserta didik mencapai tujuan pendidikan. Tujuan pendidikan bearti apa yang dicapai
dengan pendidikan. Di dalam pasal 3 Undang- Undang No. 20 Tahun 2003 ditetapkan bahwa Tujuan
Pendidikan Nasional untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman
dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri,
dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab. Jadi, tujuan pendidikan adalah
untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam mengoptimalkan potensi kognitif, afektif, psikomotorik,
dan mendorong siswa mengembangkan sikap bertanggungjawab terhadap kehidupan pribadi dan
sosialnya. (I.G.A.K Wardani, Perspektif Pendidikan SD, (Tangerang Selatan: Universitas Terbuka,
2014)

Pendidikan merupakan usaha sadar yang dilakukan masyarakat dan pemerintah melalui kegiatan
bimbingan, pengajaran dan atau latihan, yang berlangsung di sekolah dan di luar sekolah sepanjang
hayat untuk mempersiapkan peserta didik untuk dapat memainkan peranan dalam berbagai lingkungan
hidup secara tepat pada masa yang akan datang.
Mengajar merupakan kegiatan yang sangat kompleks.Mengajar dengan sukses tidak dapat
dilakukan menurut suatu pola tertentu yang diikuti secara rutin.Agar berhasil, mengajar memerlukan
kecakapan, pemahaman, inisiatif dan kreativitas dari guru.

Kegiatan belajar mengajar merupakan kegiatan yang bertujuan, yang banyak melibatkan aktivitas
siswa dan aktivitas guru. Untuk mencapai tujuan pembelajaran tersebut diperlukan suatu metode yang
fungsinya sebagai alternatif cara dalam mencapai tujuan pembelajaran tersebut. Metode yang
digunakan harus bervariasi sehingga tidak menimbulkan kejenuhan aktivitas dalam proses
pembelajaran. Salah satu metode yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran yaitu
metode Saintifik Learningatau mencari informasi. Metode Saintifik Learning merupakan metode
pembelajaran yang menuntut siswa untuk aktif dalam mencari informasi baik melalui majalah, koran,
internet, dan sumber informasi lainnya. Selain itu juga, metode Saintifik Learning bisa disamakan
dengan ujian open book. Secara berkelompok peserta didik mencari informasi (biasanya tercakup
dalam pelajaran) yang menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diberikan kepada mereka.Metode ini
sangat membantu pembelajaran untuk lebih menghidupkan materi yang dianggap tidak menarik.
(Hisyam Zaini, Strategi Pembelajaran Aktif, (Yokyakarta: Pustaka Insan Madani, 2008)
Penggunaan metode pada saat melakukan proses pembelajaran terkhusus pada mata pelajaran PPKn
guru harus dapat menguasai dan memahami metode serta menggunakannya sehingga sesuai dengan
tujuan pembelajaran PPKn. Seperti yang diketahui bahwa pembelajaran PPKn merupakan bidang studi
yang mempelajari, menelaah dan menganalisis gejala dan masalah sosial di masyarakat yang ditinjau
dari berbagai aspek kehidupan secara terpadu. Selain itu juga, sebagai seorang tenaga pendidik
diharapkan mampu mendorong peserta didik untuk menggunakan akal pikirannya dalam usaha
menelaah dan mempelajari suatu yang berada disekitarnya.

7
Cara mengajarkan atau menyampaikan bahan bidang studi itu bermacam- macam sesuai dengan
sifatnya. Pada umumnya banyak pengajar yang tidak mengenal jenis bahan bidang studi, padahal kalau
dilihat dari sifatnya, bahan bidang studi itu akan selalu mempengaruhi cara menyampaikannya. Pada
umumnya penyajian bahan bidang studi itu menggunakan metode mengajar berdasarkan tujuan yang
hendak dicapainya.Jarang sekali pengajar menentukan metode mengajar berdasarkan jenis bahan
bidang studi.Hal ini dapat dilihat dari kegiatan pembelajaran didalam kelas yang selalu didominasi oleh
guru. Dalam penyampaian materi, biasanya guru menggunakan metode ceramah, dimana siswa hanya
duduk, mencatat dan mendengarkan apa yang disampaikannya dan sedikit peluang bagi siswa untuk
bertanya.
Suasana pembelajaran menjadi kondusif sehingga siswa menjadi pasif.Dengan metode
pembelajaran perlu dipahami guru agar dapat melaksanakanpembelajaran secara efektif meningkatkan
motivasi dalam pembelajaran.Penerapannya metode pembelajaran memiliki tujuan, prinsip, dan
tekanan utama yang berbeda-beda.
Berdasarkan hasil observasi pra penelitian yang dilakukan pada tanggal 17 Nopember di Kelas VI
peneliti melihat dari awal sampai berakhirnya pembelajaran guru menyampaikan materi hanya
menggunakan metode ceramah saja. Setelah menyampaikan materi, guru kemudian memberikan
latihan-latihan kepada siswa mengenai materi yang telah diajarkannya. Melihat hasil yang diperoleh
siswa, peneliti melihat masih banyak siswa yang belum begitu memahami apa yang disampaikan oleh
guru tersebut. Kemudian peneliti melakukan wawancara kepada wali Kelas VI yang menyatakan
bahwa “Tingkat pemahaman konsep siswa terkhusus pada mata pelajaran Al-Qur’an Hadist masih
tergolong rendah yang disebabkan oleh tidak menggunakan media pembelajaran, minimnya waktu,
serta kurangnya pemahaman dalam memilih metode yang akan digunakan”.
Pemahaman konsep merupakan kemampuan seseorang untuk mengerti dan memahami sesuatu setelah
sesuatu itu diketahui dan diingat.Sebagaimana menurut Ismail bahwa peserta didik tidak hanya hafal
secara verbal, tetapi anak didik diminta untuk memahami arti atau konsep, situasi serta fakta yang
diketahui. Dengan kata lain, memahami adalah mengetahui tentang sesuatu dan dapat melihatnya dari
berbagai segi.
Pemahaman konsep erat kaitannya dengan guru karena guru yang mengarahkan peserta didik agar
menguasai materi pelajaran.Seorang guru dalam mengajar dapat menggunakan metode pembelajaran
yang ada agar pemahaman peserta didik bisa tercapai. Dalam penerapan metode Saintifik Learning
peserta didik dituntut untuk belajar mandiri dengan cara Melihat, Menalar, Menanya, Mengidentifikasi
dan Mendeskripsikan atas materi yang sedang dipelajari. Jadi, dari penerapan metode Saintifik
Learning peserta didik mampu menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diberikan guru mengenai
materi pembelajaran dari sumber informasi berupa buku pelajaran dengan menggunakan bahasa
sendiri.
Bagi Peneliti pemahaman konsep siswa di MI Nurul Jadid Karanganyar masih tergolong
rendah karena disebabkan penyampaian materi pembelajaran masih bersifat monoton, dimana guru
hanya menggunakan metode ceramah dari awal sampai akhir pembelajaran. Selain itu, dalam proses
pembelajaran guru hanya terfokus pada buku teks tanpa memperhatikan kegiatan peserta didik di
dalam kelas sehingga tujuan pembelajaran tidak tercapai.

8
Berdasarkan ilustrasi mengenai kadar pemahaman konsep siswa, maka penulis tertarik untuk
mengambil judul tentang “Motivasi Belajar Pada Mata Pelajaran Al-Qur’an Hadist Di MI Nurul
Jadid MI Kelas VI.”
2. IDENTIFIKASI MASALAH

Berdasarkan latar belakang di atas, serta harapan penulis yang dengan menggunakan metode Saintifik
Learning dalam proses KBM diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa dari
sebelumnya, maka penulis mengidentifikasikan masalah sebagai berikut:
a. Penggunaan metode pembelajaran dengan ceramah kurang memotivasi siswa untuk
belajar sehingga hal tersebut mempengaruhi hasil belajar siswa.
b. Metode Saintifik Learning dalam mata pelajaran AL-Qur’an Hadist mungkin belum
banyak diterapkan.
c. Faktor dari luar diri yang mempengaruhi hasil belajar siswa salah satunya adalah
pemilihan metode pembelajaran dan proses pembelajaran yang dilaksanakan.
3. BATASAN MASALAH
Pada penelitian kali ini, agar pembahasan tidak teralu luas, maka masalah hanya dibatasi pada upaya
peningkatan hasil belajar pada mata pelajaran Al-Qur’an Hadist MI Nurul Jadid Karanganyar melalui
metode Saintifik Learning.
4. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka rumusan masalah penelitian ini adalah sebagai
berikut:
a. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran Al-Qur’an Hadist dengan menggunakan metode
belajar Saintifik Learning di kelas VI MI Nurul Jadid tahun ajaran 2022 – 2023?
b. Bagaimana peningkatan hasil belajar siswa dengan menggunakan metode belajar Saintifik
Learning di kelas VI MI Nurul Jadid tahun ajaran 2022 - 2023?
5. TUJUAN PENILITIAN
Adapun tujuan penelitian ini adalah:
a. Untuk mengetahui tingkat pemahaman konsep siswa sebelum diterapkannya metode
Saintifik Learning pada mata pelajaran Al- Qur’an Hadist Kelas VI MI Nurul Jadid Tahun
Pelajaran 2022 / 2023
b. Untuk mengetahui tingkat pemahaman konsep siswa sesudah diterapkannya metode
Saintifik Learning pada mata pelajaran Al- Qur’an Hadist Kelas VI MI Nurul Jadid Tahun
Pelajaran 2022 / 2023
Untuk mengetahui pengaruh metode Saintifik Learning terhadap pemahaman konsep siswa
pada mata pelajaran Al- Qur’an Hadist Kelas VI MI Nurul Jadid Tahun Pelajaran 2022 / 2023
6. MANFAAT PENELITIAN
a. SecaraTeoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkokoh dan mendukung teori yang sudah ada
terkait dengan metode Saintifik Learning dalam rangka meningkatkan pemahaman konsep
siswa.

b. Secara Praktis

9
1) Bagi Guru
Sebagai acuan untuk lebih meningkatkan kreativitas pembelajaran melalui
pengunaan variasi metode pembelajaran yang menarik dan menyenangkan, khususnya
pada mata pelajaran Al-Qur’an Hadist sebagai salah satu usaha untuk meningkatkan
pemahaman konsep siswa.
2) Bagi Siswa
Dengan mengetahui berbagai cara belajar dapat memberikan pengalaman belajar
yang menarik melalui metode Saintifik Learning karena siswa dilibatkan secara
langsung dalam kegiatan pembelajaran, sehingga dapat meningkatkan pemahaman
konsep siswa.
3) BagiSekolah
Memberikan informasi bagi sekolah dalam melakukan peningkatan dan perbaikan
pada mata pelajaran Al-Qur’an Hadist dalam menggunakan metode pembelajaran yang
tepat.
4) Bagi Peneliti
Penelitian ini menambah wawasan dan kemampuan serta keterampilan peneliti sehingga saat nanti
menjadi seorang guru profesional dapat menciptakan proses belajar mengajar yang sangat baik disekolah
tempatnya mengajar.
7. SISTIMATIKA PENULISAN
Untuk mempermudah melihat dan mengetahui pembahasan yang ada pada proposal ini secara
menyeluruh, maka perlu dikemukakan sistematika yang merupakan kerangka dan merupakan
pedoman penulisan proposal, Adapun sistematika penulisan proposal ini adalah sebagai berikut:
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B. Identifikasi Masalah
C. Pembatasan Masalah
D. Rumusan Masalah
E. Tujuan Penelitian
F. Manfaat Penelitian
G. Sistematika Penulisan

BAB II. KAJIAN PUSTAKA


A. Landasan Teori I
B. Landasan Teori II
C. Landasan Teori III
D. Penelitian yang Relevan
E. Kerangka Pemikiran Penelitian
F. Hipotesis Tindakan

BAB III. METODE PENELITIAN


A. Jenis Penelitian
B. Subyek Penelitian
C. Lokasi Penelitian
D. Prosedur Penelitian/Tindakan
1. Rancangan Penelitian Siklus I
a. Perencanaan (planning)
b. Pelaksanaan tindakan (acting)
c. Observasi (observing)
d. Refleksi (reflecting)
2. Rancangan Penelitian Siklus II
a. Perencanaan (planning)

10
b. Pelaksanaan tindakan (acting)
c. Observasi (observing)
d. Refleksi (reflecting)
3. Rancangan Penelitian Siklus III
a. Perencanaan (planning)
b. Pelaksanaan tindakan (acting)
c. Observasi (observing)
d. Refleksi (reflecting)
E. Instrumen Penelitian
F. Teknik Analisis Data

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


A. Hasil Penelitian
1. Rancangan Penelitian Siklus I
a. Perencanaan (planning)
b. Pelaksanaan tindakan (acting)
c. Observasi (observing)
d. Refleksi (reflecting)
2. Rancangan Penelitian Siklus II
a. Perencanaan (planning)
b. Pelaksanaan tindakan (acting)
c. Observasi (observing)
d. Refleksi (reflecting)
3. Rancangan Penelitian Siklus III
a. Perencanaan (planning)
b. Pelaksanaan tindakan (acting)
c. Observasi (observing)
d. Refleksi (reflecting)

B. Pembahasan

BAB V. PENUTUP
A. Simpulan
B. Saran/Rekomendasi

DAFTAR KEPUSTAKAAN

11
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1 Deskripsi Teori


2.1.1 Hasil belajar
a. Pengertian belajar

“Belajar adalah proses perubahan tingkah laku sebagai akibat pengalaman atau latihan.”
Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 2007) Selain itu juga belajar
dapat diartikan sebagai “tahapan perubahan seluruh tingkah laku individu yang relatif menetap
sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang melibatakan proses kognitif.”
Muhibin Syah, Psikologi Pendidikan dan Pendekatan Baru, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2004)
Dalam deifinisi lain menyatakan bahwa “belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan
seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai
hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.” Slameto, Belajar dan Faktor-
faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta, 2003)

Dari beberapa definisi di atas, penulis dapat menyimpulkan bahwa belajar adalah perubahan
tingkah laku yang menyeluruh, yang berbeda dari tingkah laku sebelumnya melalui usaha nyata,
dan perubahan itu cenderung menetap atau tidak mudah hilang.Perubahan tingkah lakuyang
dimaksud menyeluruh itu adalah perubahan mulai dari pengetahuan atapun sikap nyatanya.
Sehingga dengan kata lain, apabila seseorang yang belajar dan tidak mengalami perubahan dari segi
pengetahuan ataupun sikapnya maka dapat dikatakan orang itu tidak belajar.

b. Tujuan belajar

Dari definisi belajar, belajar itu merupakan suatu usaha nyata yang menimbulkan perubahan,
dengannya dapat dipastikan bahwa belajar itu memiliki tujuan.Dalam buku Psikologi Pendidikan
Bapak Drs. Alisuf Sabri dipaparkan beberapa tujuan dari belajar menurut Taksonomi Bloom, bahwa
pencapaian pada ranah yuang mencakup kognitif (Pengetahuan), afektif (sikap), dan psikomotor
(keterampilan).
Menurut winarno Surachmad, tujuan belaajr di sekolah itu ditujukan untuk mencapai:
1) Pengumpulanpengetahuan

2) Penanaman konsep dankecekatan.keterampilan

3) Pembentukan sikap danperbuatan


c. Aspek – aspek yang mempengaruhi hasilbelajar

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi belajar, baik dari dalam diri maupun dari luar
diri.Yang merupakan faktor dari dalam diri itu seperti motivasi, fisiologis (prilaku), dan psikologis
(kejiwaan). Faktor – faktor yang mempengaruhi belajar dapat dibagi antara lain:

1. Faktor – faktorlingkungan

Faktor lingkungan yang dimaksud di sini mencakup dua hal, yaitu lingkungan non sosial atau
yang biasa kita sebut lingkungan alam dan lingkungan sosial.

2. Faktor Instrumental

12
Faktor instrumental ini meliputi gedung/sarana dan prasarana berbentuk fisik yang mendukung
kegiatan pendidikan dan mempengaruhi proses dan hasil belajar siswa.

3. Faktor – faktor kondisi internalsiswa

Faktor ini meliputi kondisi kesehatan dan kebugaran fisik dan kondisi panca inderanya terutama
penglihatan dan pendengarannya.
d. Pengertian Hasil Belajar
“Penilaian hasil belajar dicatat dalam bentuk angka yang didapat sesuai dengan pencapaian
dari tugas akademik.” Agustina, IQ, Prestasi Belajar, dan EQ, (Jurnal Provitae), Vol. 2, No. 2,
November 2006. Menurut Arikunto, “hasil belajar adalah hasil yang dicapai seseorang setelah
melakukan kegitan belajar dan merupakan penilaian yang dicapai seorang siswa untuk
mengetahui sejauh mana bahan pelajaran atau materi yang sudah diajarkan siswa.” Arikunto,
Suharsimi, dkk, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Bumi Aksara, 2006). Hasil belajar yang
diharapkan dari proses belajar yang utama adalah adanya perubahan baik pengetahuan, sikap
maupun keterampilan, yang pada akhirnya bermuara pada pencapaian pendidikannasional.

Menurut KBBI, hasil itu berarti sesuatu yang diadakan dengan usaha. Dan dapat disimpulkan
bahwa hasil belajar itu adalah sesuatu yang diadakan dengan suatu usaha nyata, sesuatu yang
diadakan itu dapat berupa nilai berupa angka, pengetahuan baru, serta karakteristik dan prilaku yang
sebelumnya belumada.

e. Metode Saintifik learning


1. Metode

Metode dapat diartikan sebagai “jalan yang dipilih untuk mengimplementasikan rencana
yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan
pembelajaran.” Lif Khoiru Ahmadi, dkk, Pembelajara Akselarasi, (Jakarta Prestasi Pustaka,
2011), hl 85. Menurut Pupuh Fathurrohman dan M. Sobry Sutikno, strategi Belajar Mengajar
Mengajar, (Jakarta:Rineka Cipta, 1997), hl 15 “metode merupakan suatu cara yang
dipergunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.” Sedangkan menurut Syaiful Bahri
Djamarah, “metode adalah satu cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan.” Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta:
Rineka Cipta, 1997), hl 53
Selain itu pula ada pendapat yang dikemukakan oleh Thoifuri yang mengartikan
“metode yaitu berasal dari bahasa Greeka – Yunani, yaitu metha yang melalui atau melewati,
dan hados (jalan atau cara).” Thoifuri, Menjadi Guru Inisiator, (Semarang: Rasail Media
Group, 2007), hl 156 Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa metode adalah cara yang
digunakan dalam mencapai suatu tujuan tertentu dan dalam pembelajaran tujuan itu adalah
tidak lain yaitu merupakan pencapaian dalam ranah kognitif, afektif, danpsikomotorik.
Dalam menerapkan metode-metode dalam pembelajaran harus memperhatikan prinsip-
prinsip KBM seperti yang dinyatakan oleh Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran,
(Bandung: Remaja Rosda Karya, 2005), yaitu:
a. Berpusat kepada anak didik (studentoriented).
b. Belajar dengan melakukan (learning bydoing).

13
c. Mengembangkan kemampuan sosisal yang berarti bahwa pembelajaran tidak hanya
untuk memperoleh pengetahuan tetapi juga untuk dapat berinteraksi sosial (learning
to livetogether)
d. Mengembangkan keingintahuan.
e. Mengembangkan kreatifitas dan keterampilan dalam pemecahan suatumasalah.
Banyak yang menyatakan metode dengan teknik itu adalah sama. Akan tetapi, metode
pembelajaran berbeda dengan teknik pembelajaran. “Metode pembelajaran lebih bersifat
prosedural yang berisi tahapan, sedangkan teknik adalah cara yang digunakan, yang bersifat
implementatif.” Menurutnya metode ini masuk ke dalam bagian model pembelajaran.Oleh
karena itu saya juga memaparkan sedikit mengenai model pembelajaran.“Model pembelajaran
itu adalah serangkaian konseptual yang melukiskan prosedur dalam pembelajaran untuk
mencapai tujuan tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi perancang pembelajaran entah
itu sekolah ataupunguru.”
Model pembelajaran yang baik memiliki ciri – ciri sebagai berikut:
1. Valid, yaitu model pembelajaran berhubungan dengan rasional teoritik dan
memiliki konsistensiinternal.
2. Praktis, apa yang dikembangkan memang benar – benarditerapkan.
3. Efektif, yaitu model pembelajaran harus memberi hasil sesuai dengan yang
diharapkan.
2. Kedudukan metode dalam Belajar Mengajar

Menurut Syaiful Bahri dan Aswan Zain, metode memiliki kedudukan:


a. Sebagai alat motivasi ekstrinsik dalamKBM.
b. Menyiasati perbedaan individual anak didik, sebagai strategi pengajaran.
c. Sebagai alat untuk mencapaitujuan.

Jadi, metode itu merupakan hal yang sangat penting dalam proses belajar mengajar.
Metode yang tepat dapat senantiasa mentransfer ilmu kepada peserta didik yang memiliki
perbedaan antara individu satu dengan individu lainnya.Serta dengan metode juga dapat
menarik perhatian siswa dalam pembelajaran.Keefektifan pembelajaran dapat ditentukan
dengan bagaimana guru menggunakan metode pembelajaran dan juga bagaimana pelaksanaan
guru dalam menerapkannya.Jadi kedua faktor yaitu guru profesional dan metode mengajar tidak
dapat dipisahkan.
3. Prinsip-prinsip Penentuan Metode

Telah disinggung sebelumnya, metode yang tepat dapat menentukan keefektifan proses
belajar mengajar. Oleh karena itu, dalam memilih metode hendaklah memperhatikan prinsip-
prinsip sebagai berikut:
a. Prinsip motivasi dan tujuan belajar. Pilihlah metode yang kiranya dapat memotivasi
siswa dalam kegiatanbelajar.
b. Prinsip kematangan dan perbedaanindividu.
c. Prinsip penyediaan peluang dan pengalaman. Jadi dalam pembelajaran berikanlah
peluang peserta didik untuk berbuat, bukan hanyamendengarkan.

14
d. Integrasi pemahaman dan pengalaman. Dalam pembelajaran, penyatuan
pemahaman dan pengalaman menghendaki suatu proses pembelajaran yang mampu
menerapkan pengalaman nyata dalam suatupembelajaran.
e. Prinsip fungsional. Artinya bahwa belajar itu merupakan kegiatan yang benar-benar
bermanfaat untuk kehidupanberikutnya.
f. Prinsip menggembirakan. Prinsip ini dekat dengan prinsip yang pertama yaitu
prinsip motivasi dan tujuan belajar, dalam kegiatan belajar mengajar yang
menggembirakan dapat senantiasa memotivasi siswa pada kegiatan belajar
selanjutnya karena belajar merupakan proses lanjut tanpahenti.
4. Macam-Macam MetodeMengajar

Ada beberapa faktor yang harus diperhatikan dalam memilih suatu metode belajar, yaitu:
1. Tujuan yang hendak di capai.

2. Kemampuan guru.

3. Anakdidik.

4. Situasi dan kondisi pengajaran, pembelajaran berlangsung.

5. Fasilitas

6. Waktu yangtersedia

Macam – macam metode mengajar antara lain:

1. Metode Proyek

2. Metode Eksperimen

3. Metode Saintifik

4. Metode Diskusi

5. Metode Sosiodrama

6. Metode Demonstrasi

7. Metode Problem Solving

8. Metode Karya wisata

9. Metode Tanya Jawab

10. Metode Latihan

11. Metode Ceramah

15
5. Metode Saintifik

Menurut Kemendikbud (2014), pendekatan saintifik (scientific approach) adalah


model pembelajaran yang menggunakan kaidah-kaidah keilmuan yang memuat serangkaian
aktivitas pengumpulan data melalui observasi, menanya, eksperimen, mengolah informasi
atau data, kemudian mengkomunikasikan.

Menurut Majid (2014), proses pembelajaran dengan menggunakan pendekatan


saintifik diarahkan agar peserta didik mampu merumuskan masalah (dengan banyak
menanya), bukan hanya menyelesaikan masalah dengan menjawab saja. Proses
pembelajaran diharapkan diarahkan untuk melatih berpikir analitis (peserta didik diajarkan
bagaimana mengambil keputusan) bukan berpikir mekanistis (rutin dengan hanya
mendengarkan dan menghafal semata.

Sedangkan menurut Hosnan (2014), pendekatan saintifik adalah suatu proses


pembelajaran yang dirancang supaya peserta didik secara aktif mengkonstruksi konsep,
hukum, atau prinsip melalui kegiatan mengamati, merumuskan masalah,
mengajukan/merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai teknik,
menganalisis data, menarik kesimpulan, dan mengkomunikasikan.

Dari penjelasan menurut beberapa ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa metode
pembelajaran saintifik adalah pembelajaran yang menggunakan pendekatan saintifik seperti
kemampuan observasi, menanya, eksperimen, mengolah informasi atau data, menarik
kesimpulan dan mengomunikasikan hasilnya. Serangkaian hal tersebut nantinya diharapkan
mampu mendorong kemampuan berpikir kritis, analitis, dan sistematis siswa.

6. Langkah-langkah Metode Saintifik Learning

Dalam penerapan metode Saintifik Learning, langkah- langkahnya adalah sebagai berikut:

1) Guru Menyiapkan sumber materi yang bisa mencakup:

a) Selebaran

b) Dokumen

c) BukuTeks

d) Buku Panduan

e) Android mengakses informasi

2) Guru membagi siswa dalam kelompok-kelompok kecil

3) Guru memberikan materi yang berkaitan dengan topic

4) Peserta didik diberikan waktu untuk melihat, menalar, dari pembahasan materi
tersebut

5) Peserta didik mencari informasi dari sumber materi yang telah diberikan, untuk
menjawab pertanyaan-pertanyaan yang telah diberikan oleh guru.
Dalam referensi lain juga saya menemukan langkah-langkah dalam menerapkan
metode Saintifik Learning, sebagai berikut:
a. Guru menentukan topik. Bagikan teks (materi Pelajaran)

16
b. Siswa membaca secara berkelompok
c. Guru memberikan pertanyaan untuk dijawab siswa
d. Kelompok siswa membuat jawaban
e. Presentaasi
2.1.2 Hasil Penelitian Yang Relevan

Neneng Husnul Hotimah, dengan skripsinya yang berjudul “Peningkatan Hasil Belajar
Siswa Dengan Metode Jigsaw Pelajaran PPKN Melalui Pemahaman Konsep Pada Siswa
Kelas IV Madrasah Ibtidaiyah (MI) Mathlaul Anwar Cibitung Kaum Tahun Pelajaran
2011/2012.” Dalam penelitian ini juga sama-sama berupaya meningkatkan hasil belajar
siswa, perbedaanya adalah pada metode yang digunakan yaitu menggunakan metode Jigsaw
Learning sedangkan penulis menggunakan metode Saintifik Learning.
Raisyah Nisfafera, dengan skripsinya yang berjudul “Penerapan Metode Kolaboratif
Murder dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Sosiologi.” Dalam
penelitian ini juga berupaya meningkatkan hasil belajar siswa dengan melakukan Penelitian
Tindakan Kelas.Perbedaan dengan penelitian penulis disini adalah pada metode belajar yang
digunakannya yaitu metode kolaboratif Murder sedangkan penulis menggunakan metode
Saintifik Learning.
Penelitian relevan lainnya adalah yang ditulis oleh Mahfuzdindengan judul “Pengaruh
Strategi Active Learning (Belajar Aktif) teknik Saintifik Learning/Mencari Informasi
Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa”.

2.1.3Hipotesis Tindakan

Dari uraian latar belakang dan rumusan masalah sebelumnya, serta hasil penelitian-
penelitian yang berhubungan yang pernah ada, penulis dapat mengambil kesimpulan
sementara (hipotesis) bahwa dengan diterapkannya metode Saintifik Learning dalam
pembelajaran Al-Qur’an Hadist dapat meningkatkan hasil belajar siswa

17
BAB III.
METODE PENELITIAN

1. Jenis Penelitian
Sesuai dengan penelitian tindakan kelas, maka masalah penelitian yang dipecahkan
berasal dari masalah praktek pembelajaran di kelas secara lebih profesional. Prosedur
pelaksanaannya mengikuti prinsip-prinsip dasar penelitian tindakan yang umum. Menurut
Daryanto (2014:30) “Prosedur penelitian hendaknya dirinci mulai dari perencanaan,
pelaksanaan tindakan, obsevasi dan evaluasi, hingga analisis dan refleksi yang bersifat daur
ulang atau siklus tindakan”. Pelaksanaan penelitian tindakan kelas dapat dilakukan dalam
empat tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Di bawah ini
peneliti uraikan kegiatan yang dilakukan pada setiap tahap.

Metode secara harfiah (Method) berarti cara. Dalam pemakaian yang umum, “metode diartikan
sebagai cara melakukan sesuatu kegiatan atau cara melakukan pekerjaan dengan menggunakan fakta
dan konsep – konsep secara sistematis.” Muhibin Syah. Psikologi Pendidikan dan Pendekatan Baru.
(Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004), Sedangkan dalam konteks pembelajaran, “metode juga diartikan
sebagai cara yang digunakan guru dalam menjalankan fungsinya merupakan alat untuk mencapai tujuan
pembelajaran.” Hamzah B Uno, Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar Mengajar Kreatif dan
Efektif, (Jakarta: Bumi Aksara, 2007)
Sedangkan penelitian dapat diartikan sebagai kegiatan mencermati suatu obyek. Jadi, metode
penelitian dapat diartikan secara singkat menjadi suatu cara yang digunakan untuk mencermati suatu
obyek. Dalam penulisan ini, penulis menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas dalam penelitian
yang akan dilakukan. Ide penelitian tindakan kelas pertama dikembangkan oleh Kurt Lewin setelah
perang dunia kedua, sebagai suatu cara penanganan masalah sosial. “Kurt Lewin mengemukakan
adanya empat frase dalam melaksanakan penelitian tindakan, yaitu perencanaan, tindakan, observasi,
dan refleksi.” M. Djunaidi Ghony, Penelitian Tindakan Kelas, (Malang: UIN-Malang Press, 2008)
Penelitian jenis inilah yang penulis gunakan dalam penelitianini.
Penelitian ini juga termasuk penelitian deskriptif, karena juga menggambarkan bagaimana metode
pembelajaran ini diterapkan di kelas dan bagaimana pula hasil yang dicapai dari penelitian ini.PTK ini
membantu seseorang dalam mengatasi persoalan dan membantu pencapaian tujuan dalam kerangka
etika yang disepakati bersama antara guru, siswa, dan peneliti.
Secara garis besar terdapat empat tahapan yang lazim dilalui, yaitu perencanaan, pelaksanaan,
pengamatan, dan refleksi. Empat kegiatan utama yang ada pada tiap siklusnya yaitu:
a. Perencanaan(Planning)

Perencanaan terbagi menjadi dua yaitu umum dan khusus. Adapaun perencanaan umum yaitu
meliputi keseluruhan penelitian yang akan dilakukan, sedangkan perencanaan khusus meliputi
perencaan tiap siklus yang akan dilaksanakan. Peneliti merencanakan tindakan yang akan dilakukan
selama proses belajar mengajar berlangsung. Peneliti menyiapkan rencana pelaksanaan
pembelajaran, lembar observasi, lembar pengamatan, dan lembar penilaian siswa.
b. Tindakan(Acting)

Pada tahap tindakan ini peneliti melaksanakan apa yang telah dirancangkan pada tahap
perencanaan. Tahap tindakan ini juga bisa meliputi tindakan perbaikan terhadap situasi dan kondisi
pembelajaran yang telah dilakukan.

18
c. Pengamatan(Observation)

Peneliti melakukan pengamatan pada siswa selama proses belajar mengajar berlangsung
dengan lembar observasi. Pengamatan juga dapat dilakukan oleh kolaborator dengan mencatat
semua peristiwa atau semua hal yang terjadi di kelas penelitian. Misalnya, mengenai kinerja guru,
situasi kelas, prilaku dan sikap siswa, penyajian atau pembahasan materi, penyerapan siswa
terhadap materi yang diajarkan, dan sebagainya
d. Refleksi

Pada tahap ini peneliti beserta guru menganalisis data yang diperoleh dari kegiatan belajar
mengajar yang dilaksanakan sesuai dengan tujuan yang direncanakan. Hasil ini kemudian dianalisis
dan akan digunakan untuk merencanakan tindakanselanjutnya.

Gambar 3.1

Rancangan siklus penelitian

Perencanaan

Refleksi SIKLUS I Pelaksanaan

Pengamatan
Perencanaan

Refleksi SIKLUS II Pelaksanaan

Pengamatan

Jadi sebelum menerapkan metode Saintifik Learning untuk meneliti, penulis mempersiapkan
langkah – langkah yang akan dilakukan. Setelah itu penulis terapkan di dalam kelas sambil
mengamati kelangsungan proses KBM. Dan membiaskan atau memikirkan kegiatan yang telah
dilakukan.Karena dalam penelitian penulis adalah bertujuan untuk mengetahui efektivitas
pembelajaran dengan metode Saintifik Learning ini, maka penulis menggunakan perhitungan
statistik yang hasilnya mengenai peningkatan hasil belajar siswa setelah diterapkannya metode
Saintifik Learning dalam pembelajaran. Dengan demikian, penulis akan mendapatkan hasil apakah
metode ini dapat meningkatkan atau malah sebaliknya. Kelebihan dan Kekurangan PTK
(Penelitian TIndakanKelas)

1.5 Kelebihan dan kekurangan Penelitian Tindakan Kelas seperti dijelaskan berikut
ini (Shumsky,1982)
a. Tumbuhnya rasa memiliki melalui kerja sama dalamPTK.
b. Tumbuhnya kreativitas dan pemikiran kritis lewat interaksi terbuka yang berifat
refleki/evaluatif dalamPTK.
c. Dalam kerja sama ada saling merangsang untukberubah.

19
d. Meningkatnya kesepakatan lewat kerja sama demokratis dan diologis dalamPTK.
2.5 PTK Anda juga memiliki kelemahan (M. Mega N. dan Kania Islami Dewi)
a. Kurangnya pengetauhan dan keterampilan dalam teknik dasar penelitian pada Anda
sendiri karena terlalu banyak berurusan dengan hal-halpraktis.
b. Rendahnya efesiensi waktu karena Anda harus punya komitmen peneliti untuk
terlibat dalam prosesnya sementara Anda masih harus melakukan tugasrutin.
c. Konsepsi proses kelompok yang menuntut pemimpin kelompok yang demokratis
dengan kepekaan tinggi terhadap kebutuhan dan keinginan anggota-anggota
kelompoknya dalam situasi tertentu, padahal tidak mudah untuk mendapatkan
pemimpindemikian.
Dari pernyatan kelebihan PTK di atas, penulis kira bahwa dengan melakukan Penelitian
Tindakan Kelas penulis bersama dengan kolaborator dapat bekerjasama dalam menciptakan
pembelajaran kreatif melalui pemikiran kritis dan menciptakan suatu perubahan dalam proses
pembelajaran di kelas. Karena hal itu pula peneliti memilih metode penelitian ini.Namun dari pada itu,
disamping memiliki kelebihan, PTK juga memiliki kekurangan. Kekurangan yang penulis temukan
selain di lapangan, juga terdapat teori yang mengemukakan kekurangan PTK, yaitu antara lain adalah
penelitian ini lazimnya dilakukan oleh praktisi seperti guru, kepala sekolah, pengelola, pengawas yang
selalu peduli terhadap ketimpangan atau kekurangan yang ada pada situasi kerjanya dan bertindak
umtuk memperbaikinya. Selain itu juga Penelitian Tindakan Kelas memerlukan komitmen peneliti
untuk terlibat dalam prosesnya, artinya benar – benar fokusdalam penelitian, sedangangkan seorang
praktisi seperti guru juga perlu memenuhi pemberkasan dan hal – hal lain yang harus dipenuhi dan
diserahkan kepada sekolah, sehingga hal tersebut bisa terhambat karena sedang dilakukannya
Penelitian Tindakan Kelas. Kekurangan yang ketiga adalah kesulitan orang melakukan suatu
perubahan.Mulai dari siswa/i sampai kepada suatu lembaga, karena masih banyaknya pandangan
bahwa melakukan suatu perubahan itu memerluan usaha yang tidak mudah dan memerlukan waktu
tambahan, sedangkan tugas – tugas yang merupakan hal pokok yang wajib dikerjakan masih
menunggu untukdikerjakan.

3.1 Instrumen PengumpulanData

Instrumen yang digunakan dalam penelitian initerdiri atas dua jenis yaitu:

3.1.1 InstrumenTes

Tes tertulis ini berupa tes awal (pretes) dan tes akhir (postes). Tes awal (prestes) adalah tes
yang dilaksanakan sebelum bahan pelajaran diberikan kepada peserta didik untuk mengetahui
sejauh mana pemahaman siswa tentang materi yang akan diajarkan. Sedangkan tes akhir
(postes) adalah bahan-bahan pelajaran yang telah di ajarkan kepada para peserta didik dan
biasanya naskah tes akhir ini dibuat sama dengan naskah tes awal.

3.1.2 Instrumen NonTes

Dalam instrumen non tes yang digunakan adalah sebagai berikut:

4. Lembarobservasi

Lembar observasi ini terdiri dari tiga, yaitu lembar observasi guru dalam belajar
mengajar, lembar observasi aktifitas siswa dan lembar observasi aktivitas pembelajaran.

20
Lembar observasi proses kegiatan belajar mengajar yaitu untuk mengadakan pencatatan
secara sistematis mengenai aktivitas belajar siswa, aktifitas guru dan proses pembelajaran
dengan menggunakan metode pembelajaran Saintifik Learning.

5. Lembarwawancara

Wawancara pada saat observasi dilakukan untuk mengetahui kondisi siswa serta untuk
mengetahui gambaran umum mengenai pelaksanaan pembelajaran dan masalah-masalah yang
dihadapi di kelas. Wawancara tindakan dilakukan untuk mengetahui pengaruh penggunaan
metode Saintifik Learning terhadap siswa.

6. Studikepustakaan

Yaitu “teknik pengumpulan data yang diperoleh dari buku-buku yang ada kaitannya
dengan objek yang diteliti serta yang menunjang pelakasanaan penelitian.” Studi ini
merupakan teknik analisis terhadap berbagai sumber informasi termasuk bahan cetak (buku,
artikel, novel, koran, majalah, dan sebagainya) dan bahan non cetak (benda-benda
dansebagainya).
7. Dokumentasi

Yaitu teknik pengumpulan data atau informasi dengan mengambil foto-foto pada saat
pembelajaran.

3.2 Teknik Pengumpulan Data

Teknik yang digunakan untuk pengumpulan data penelitian adalah:

3.2.1 Observasi/Pengamatan

Observasi dilakukan sebelum dan pada saat tindakan dilakukan.

3.4.2 Wawancara

Wawancara dilakukan untuk mengetahui respons/tanggapan guru dan siswa mengenai


pelaksanaan metode Saintifik Learningdalam pembelajaran. Disamping itu juga untuk triangulasi
data yang didapat pada saat penelitian.
3.4.3 Tes

Tes yang berupa soal pilihan ganda dilakukan untuk mengetahui prestasi belajar PPKn siswa
sebelum dan sesudah dilaksanakan tindakan.

3.3 Teknik Pemeriksaan Kepercayaan

Sebelum tes tersebut dijadikan sebagai instrumen penelitian, terlebih dahulu dilakukan
peninjauan instrumen oleh observer serta dosen pembimbing bahwa instrumen yang telah dibuat layak
untuk dijadikan instrumen penelitian.Setelah dilakukan peninjauan oleh observer dan dosen
pembimbing dan dinyatakan valid dan layak untuk dijadikan instrumen penilaian, barulan instrumen
penilaian diberikan pada responden penelitian yaitusiswa.

21
BAB IV.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

1. Hasil Penelitian
Pelaksanaan penelitian ini dilaksanakan MI Nurul Jadid Karanganyar . Penelitian ini terdiri
atas 3 siklus dengan setiap siklusnya dilaksanakan 1 kali pertemuan dengan alokasi waktu 4 jam (4x35
menit) pada Sub Tema puasa di bulan ramadhan untuk meningkatkan hasil belajar siswa di kelas VI
dengan menggunakan metode Santifik Learning . Setiap siklus akan diketahui apakah dengan
menggunakan metode Santifik Learning dapat meningkatkan hasil belajar siswa atau tidak melalui tes
yang digunakan oleh peneliti, maka dari itu peneliti menggunakan langkah-langkah dari PTK.
2. Deskripsi Penelitian
Subjek penelitian tindakan ini adalah siswa MI Nurul Jadid Karanganyar Kelas VI .
Berdasarkan hasil observasi baik melalui pengamatan langsung maupun hasil wawancara
dengan siswa Kelas VI , penelitian menyimpulkan bahwa pembelajaran Al-Qur’an Hadist di
MI Nurul Jadid Karanganyar selama ini cenderung lebih banyak mengembangkan kemampuan
mendengar materi pelajaran. Siswa belum dibiasakan untuk belajar mandiri dan
menghubungkan dengan kehidupan sehari-hari. Pembelajaran Al-Qur’an Hadist masih
berpusat pada guru yang masih menggunakan metode konvensional yaitu Pembelajaran yang
cenderung lebih menempatkan siswa pada aktivitas mencatat, mendengar, atau menjawab
pertanyaan guru, serta hanya mengerjakan LKS. Pembelajaran yang diajukan hanya berkisar
pada pengetahuan yang ada di buku LKS. Siswa jarang diberi kesempatan berpikir tentang
masalah-masalah agama yang ada disekitar kehidupan mereka. Pembelajaran Al-Qur’an Hadist
yang dikembangkan guru di MI Nurul Jadid Karanganyar belum mampu membuat siswa
bekerja sama dengan keadaan sekitar yang berguna untuk membangun mood para siswa. Guru
juga tidak mengajarkan para siswa untuk membedah/menelaah suatu materi dengan baik.
Siswa juga tidak membiasakan untuk mengembangkan suatu permasalahan dalam materi
pembelajaran.
Berdasarkan masalah-masalah tersebut peneliti mencoba menerapkan metode yang
belum pernah digunakan oleh guru mata pelajaran Al-Qur’an Hadist di MI Nurul Jadid , yakni
metode pembelajaran dengan mencari informasi secara mandiri yang merupakan salah satu
metode yang dapat digunakan dalam proses belajar mengajar Al-Qur’an Hadist . Sesuai
dengan namanya, metode pembelajaran information search memfokuskan siswa untuk belajar
mandiri dengan mencari informasi-informasi yang ada pada referensi buku mereka ataupun
internet yang berkaitan dengan materi pelajaran. Penelitian dilakukan sebanyak dua siklus,
masing-masing siklus terdiri dari kegiatan perencanaan, pelaksanaan, observasi atau
pengamatan dan refleksi. Pada tahap perencanaan, peneliti dan guru mata pelajaran yang
menjadi kolaborator dan observer, mengembangkan rencana tindakan berdasarkan hasil
pengamatan awal terhadap proses pembelajaran Al-Qur’an Hadist dan meningkatkan hasil
belajar siswa. Sebelum melakukan tindakan, pada tahapan ini peneliti dan guru mata pelajaran
fiqih membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) berkarakter, membuat hand out
terkait dengan materi yang akan diajarkan sebagai media pembelajaran siswa, menyiapkan
instrumen, (tes, lembar observasi, catatan lapangan, angket) dan melakuan uji coba instrumen.

22
Selanjutnya adalah tahap pelaksanaan tindakan, yaitu tindakan yang dilakukan secara sadar
dan terkendali yang bertujuan untuk memperbaiki keadaan proses pembelajaran Al-Qur’an
Hadist . Pada tahap pelaksanaan tindakan ini dalam satu siklus terdiri dari satu kali pertemuan.
Pada siklus pertama, proses pembelajaran diawali dengan pretes selama ±10 menit,
tujuannya adalah untuk mengukur seberapa jauh siswa telah memiliki kemampuan mengenai
hal-hal yang akan dipelajari. Setelah pretest diberikan guru memulai pelajaran dengan doa dan
pertanyaan yang berkaitan tentang materi pelajaran. Tak lupa guru juga menyampaikan
manfaat dan tujuan mempelajari makanan dan minuman halal dan haram serta kompetensi
yang harus dicapai oleh siswa selepas dari pelajaran yang telah dipelajari Langkah berikutnya
adalah guru memberikan pembahasan singkat mengenai materi dengan menggunakan slide dan
siswa sambil melihat buku pedoman belajar mereka. Setelah sedikit pembahasan dan
pengantar diberikan oleh guru, siswa diberikan hand out yang akan dikerjakan oleh siswa
secara individu.

23
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian pada tgl 18 Nopember 2022 di MI Nurul Jadid tentang pengembangan
Metode Pembelajaran dengan mengambil sample Mata pelajaran Al- Qur’an Hadist sebagai bahan
penelitian PTK maka dapat ditarik sebuah kesimpulan sebagai berikut:
a. Bahwa pembelajaran Al-Qur’an Hadist menggunakan metode Saintifik Learning terbukti dapat
meningkatkan hasil belajar siswa kelas VI MI Nurul Jadid pelajaran 2022/2023, ini dapat dilihat
dari hasil belajar siswa yang meningkat pada saat proses belajar mengajar juga ketika mengerjakan
tes yang diberikan peneliti.
b. Langkah-langkah pembelajaran metode Saintifik Learning dapat meningkatkan hasil belajar siswa
dimana siswa diajak aktif dan berperan dalam pembelajaran, belajar bukan hanya tentang
mendengarkan ceramah namun belajar juga bisa melalui metode yang menyenangkan dengan
konsep teori dapat tersampaikan dengan baik

24
DAFTAR PUSTAKA
I.G.A.K Wardani, Perspektif Pendidikan SD,
(Tangerang Selatan: Universitas Terbuka, 2014)
Hisyam Zaini, Strategi Pembelajaran Aktif,
(Yokyakarta: Pustaka Insan Madani, 2008)
Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan,
(Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 2007)
Muhibin Syah, Psikologi Pendidikan dan Pendekatan Baru,
(Bandung: Remaja Rosda Karya, 2004)
Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya,
(Jakarta: Rineka Cipta, 2003)

25

Anda mungkin juga menyukai